Professional Documents
Culture Documents
Qorina Fairuz Zerlita Fitryanti-FKIK
Qorina Fairuz Zerlita Fitryanti-FKIK
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep)
Oleh :
JAKARTA
2017M/1438H
i
vi
Effectiveness of Massage Effleurage by Husband for Labor Pain during 1st Stage to
Latent Phase in Setu District
ABSTRACT
Maternal pain is subjective experience felt by the delivery mother because of uterine
contractions which is the physiological process of the human body when facing
childbirth. Non-pharmacological method is an alternative method in reducing labor pain
during the latent phase of the 1st stage. One kind of non-pharmacological treatment in the
management of labor pain is a massage effleurage applied by the husband, a light touch
of the stomach that can cause relaxation effects and will stimulate the brain to release
hormone endorphin. The purpose of this study to determine the effectiveness of massage
effleurage conducted by the husband to the pain of labor 1st stage latent phase in Setu
district. The research used quasy experiments with two pre test-post test design. The
sampling technique used was non probability sampling with purposive sampling method
30 respondents consisted of 15 respondents of intervention group and 15 respondents of
control group. The data collection technique used an observation sheet of massage
effleurage action by husband and NRS pain scale. Wilcoxon test is used for data analysis.
The results showed that the scale of pain of respondents in the intervention group before
being given a massage effleurage by the husband an average is 9.47 and after being given
a massage effleurage by the husband averaged 7.13, while in the control group before
doing relaxation of breath in accompanied by the husband- Average of 9.20 and after
doing relaxation of breath in accompanied by husband got an average of 8.47. The results
of the data analysis further obtained statistically significant results for the intervention
group p = 0,000; α = 0.05 and in the control group 0.001; α = 0.05. Conclusion: effective
massage effleurage to decrease labor pain 1st stage latent phase in Setu district.
Suggestions: The results of this study can be used as an alternative therapy in the
management of labor pain during the stage I latent phase.
Keyword: Massage Effleurage, Labor Pain 1st Stage of Latent Phase, Childbirth
vi
vii
ABSTRAK
Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif yang dirasakan oleh ibu bersalin
karena adanya kontraksi uterus yang merupakan proses fisiologis tubuh manusia ketika
menghadapi persalinan. Penanganan non farmakologi merupakan penanganan alternatif
dalam mengurangi nyeri persalinan kala I fase laten. Salah satu penanganan non
farmakologi dalam manajemen nyeri persalinan adalah massage effleurage yang
dilakukan suami, berupa sentuhan ringan dari perut yang dapat menimbulkan efek
relaksasi dan akan merangsang otak untuk mengeluarkan hormon endorphin. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui efektivitas massage effleurage yang dilakukan oleh
suami terhadap nyeri persalinan kala I fase laten di Kecamatan Setu. Jenis penelitian yang
digunakan quasy eksperimen dengan rancangan two group pretest-posttest. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan non probability sampling dengan
metode purposive sampling sebanyak 30 responden yang terdiri 15 responden kelompok
intervensi dan 15 responden kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan
lembar observasi tindakan massage effleurage oleh suami dan skala nyeri NRS. Analisa
data menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala nyeri
responden pada kelompok intervensi sebelum diberikan massage effleurage oleh suami
rata-rata 9,47 dan setelah diberikan massage effleurage oleh suami rata-rata 7,13,
sedangkan pada kelompok kontrol sebelum melakukan relaksasi nafas dalam didampingi
oleh suami rata-rata 9,20 dan sesudah melakukan relaksasi nafas dalam didampingi oleh
suami didapatkan rata-rata 8,47. Hasil analisis data selanjutnya didapatkan hasil statistik
signifikan untuk kelompok intervensi p=0,000; α=0,05 dan pada kelompok kontrol 0,001;
α=0,05. Kesimpulan: massage effleurage efektif untuk menurunkan nyeri persalinan kala
I fase laten di Kecamatan Setu. Saran: hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
alternatif terapi dalam manajemen nyeri persalinan kala I fase laten.
Kata kunci: massage effleurage, nyeri persalinan kala I fase laten, ibu melahirkan
vii
viii
Agama : Islam
Telepon : 081513683515
E-mail : Qorinafairuzzefity@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
viii
ix
KATA PENGANTAR
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, hidayah, serta anugerahNya
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga proposal ini dapat
diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu saya ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Arif Sumantri, S.KM., M.kes., selaku dekan Fakultas kedokteran dan
2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp., M.Sc., selaku Ketua Program Studi Ilmu
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Ernawati, S.Kp., M.Kep., Sp.KMB., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yenita Agus, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat., Ph.D selaku pembimbing I yang
ix
x
6. Bapak Karyadi, M.Kep., Ph.D selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
bangku perkuliahan.
7. Orang tua saya, Bapak Sri Maryanto dan Ibu Ety Yuheni, S.Pd yang telah
maupun materiil, serta kepada adikku tercinta Inneztia Amanda juga keluarga
besar saya yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada saya tiada
henti.
dan Muna Mushoffa yang telah memberikan motivasi dan selalu ada di saat
keperawatan.
10. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu.
Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh
dari kata sempurna, penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi
penulis maupun kepada yang membaca. Atas bantuan dan segala dukungan yang
x
xi
telah diberikan, penulis berdoa semoga semua kebaikan yang telah diberikan
Penulis
xi
xii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 7
xii
xiii
xiii
xiv
xiv
xv
DAFTAR TABEL
xv
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Diagram Perubahan Fisiologis yang Menyertai Nyeri Bersalin .......... 27
Bagan 2.2 Mekanisme Peranan Massage Effleurage yang dilakukan oleh Suami
terhadap Nyeri Persalinan ..................................................................... 43
Bagan 2.3 Kerangka Teori .................................................................................... 47
Bagan 3.1 Kerangka Konsep ................................................................................. 48
xvi
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
xviii
DAFTAR GAMBAR
xviii
xix
DAFTAR SINGKATAN
L1, L2 : Lumbal 1, 2
TD : Tekanan Darah
POMC : Prooploidmelanocortin
xix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Bobak, 2006).
dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan janin
2005). Sedangkan faktor psikologis merupakan rasa takut dan cemas yang
berlebihan, rasa cemas yang berlebihan ini akan mempengaruhi rasa nyeri
(Hartanti, 2005). Respon fisiologis yang tidak teratasi dengan baik akan
1
2
aliran darah ibu ke janin menurun, janin akan mengalami hipoksia sedangkan
ibu akan mengalami persalinan lama dan dapat meningkatkan tekanan sistolik
dan diastolik (Manuaba, 2010). Nyeri pada saat persalinan mulai timbul pada
kala I fase laten dan fase aktif. Pada fase laten, nyeri dirasa kuat dan teratur
fase ini, seiring bertambahnya frekuensi dan intensitas kontraksi uterus, nyeri
yang dirasakan semakin bertambah kuat dan memuncak pada fase aktif,
dimana pada fase ini pembukaan lengkap berlangsung sekitar 4,6 jam bagi
primipara dan 2,5 jam bagi multipara (Reeder, 2012 dalam Pane, 2014).
Banyak upaya yang dilakukan untuk mengurangi nyeri saat persalinan baik
tidak memerlukan biaya yang terlalu mahal, lebih sederhana dan tanpa efek
sentuhan yang ringan dapat merangsang jalur saraf ke otak dan membuat
Massage effleurage adalah pijat lambat dari perut atau bagian tubuh lain
hanya dilakukan untuk manajemen nyeri pada persalinan saja, namun juga
bisa digunakan untuk manajemen nyeri lainnya seperti nyeri post operasi,
kecemasan, dan low back pain (Beckett, dkk, 2010). Massage effleurage
dapat menimbulkan efek relaksasi pada ibu inpartu. Ketika ibu inpartu
dalam Wahyuni & Wahyuningsih, 2015). Hal ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Wulandari dan Nur Hiba di Semarang pada tahun 2015,
effleurage rata-rata 3,78 dengan nyeri berat dan yang sudah diberikan
massage effleurage 2,96 dengan nyeri sedang. Hasil penelitian Sri dan
dengan tingkat nyeri sedang dan rata-rata nyeri persalinan sesudah dilakukan
massage effleurage sebesar 2 dengan tingkat nyeri ringan. Salah satu yang
persalinan merasa aman, nyaman, dan berbesar hati sehingga kelahiran akan
berjalan lancar dan normal, selain itu kehadiran suami juga dapat
Disebutkan oleh Grossman (1980) dalam Indrayani (2011) bahwa suami yang
yang dilahirkan ibu, dan juga akan mempermudah persalinan. Pernyataan ini
bahwa rata-rata lama persalinan pada ibu primigravida yang didampingi oleh
suami adalah 212,15 menit, sedangkan rata-rata lama persalinan pada ibu
lebih cepat. Penelitian Mahmudah, dkk pada bulan April tahun 2016 di Pleret
moril kepada istri-istri mereka dalam proses persalinan tinggi, sebanyak 81,
3%.
Bersalin kecamatan Setu, dari hasil wawancara kepada 10 ibu yang pernah
pergantian posisi miring kanan dan kiri seperti yang di intruksikan oleh
bidan. Peran suami kepada 8 ibu diatas saat merasakan nyeri persalinan yaitu
mengusap ringan pada bagian punggung dan abdomen ibu, namun tidak
dorongan dan juga sentuhan ringan dapat menurunkan rasa nyeri dan stress
yang dialami ibu dalam bersalin, serta dapat memberikan kenyamanan dan
rasa bangga atas support atau dorongan yang diberikan oleh sang suami. 2
dari 10 ibu mengatakan suami yang mendampingi ibu saat persalinan tidak
terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Laten Di Kecamatan Setu ini perlu untuk
penelitian ini menggunakan karakteristik ibu inpartu kala I fase laten dan
B. Rumusan Masalah
1984 dalam (Mander, 2006). Intensitas nyeri persalinan pada setiap orang
rasa takut dan kecemasan yang tinggi, budaya melahirkan, posisi melahirkan,
6
2005). Dengan adanya dukungan dari suami, seorang ibu yang akan
melahirkan akan merasa percaya diri dan tidak takut akan menghadapi proses
menurunkan tingkat nyeri pada saat persalinan, salah satunya yaitu dengan
perut atau bagian tubuh lain selama kontraksi, sentuhan ringan ini dapat
dilakukan oleh ibu saat merasakan nyeri atau bergantian dengan pasangannya
kenyataannya masih banyak para ibu yang merasa takut untuk melahirkan
secara normal atau spontan, ketakutan ini terjadi karena mendengar cerita-
pada klinik atau rumah sakit tertentu. Berdasarkan fenomena yang terjadi
Kecamatan Setu.
7
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
effleurage yang dilakukan oleh suami terhadap nyeri persalinan kala 1 fase
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
I fase laten, dan dimasukkan dalam daftar intervensi asuhan kebidanan dan
nyeri pada saat menghadapi persalinan. Dan bagi profesi keperawatan dapat
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Persalinan
a. Pengertian
yang telah cukup bulan atau dapat hidup kedunia luar dari rahim
maupun diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan
yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bilan atau hampir
hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan
sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks dan diakhiri
dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap
dan setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat.
9
10
istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung
1) Teori Prostaglandin
(Manuaba, 2010).
4) Teori Keregangan
(Winkjosastro, 2012).
c. Tahapan Persalinan
1) Kala I
karena his : kontraksi uterus yang teratur makin lama, makin kuat,
lendir yang tidak lebih banyak dari darah haid. Berakhir pada
fase, yaitu:
a) Fase Laten
antara 3 dan 5cm. karakteristik nyeri pada kala I fase laten yaitu
b) Fase Aktif
fase transisi. Pada fase ini, integritas ego lebih serius dan
2) Kala II
fleksus frankenhauser.
e) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu
3) Kala III
tanda:
bawah rahim
c) Terjadi perdarahan
(Manuaba, 2010)
4) Kala IV
d. Tanda-tanda Persalinan
1) Terjadi Lightening
penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas
yang lebih sering sebagai his palsu. Sifat his palsu antara lain: rasa
e. Faktor-faktor Persalinan
dari rongga panggul, dasar pangul, serviks, dan vagina. Syarat agar
janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa adanya rintangan
Ilmi, 2015).
2) Power
terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga mengedan dari ibu.
rotundum
(Manuaba, 2010)
3) Passanger
a) Janin
b) Sikap (habitual)
c) Letak janin
2013).
d) Presentasi
e) Posisi
f) Plasenta
4) Psikis (psikologis)
5) Penolong
terjadi pada ibu dan janin. Proses ini tergantung dari kemampuan
f. Mekanisme Persalinan
1) Engagement
(Pilliteri, 2007).
2) Penurunan
bermolase.
2007).
3) Fleksi
dalam dimulai pada bidang tinggi spina iskiadika, tetapi putaran ini
(Pilliteri, 2007).
5) Ekstensi
(Pilliteri, 2007).
yang sama dengan saat ia memasuki pintu atas. Gerakan ini dikenal
dapat terlihat berputar lebih lanjut. Putaran paksi luar terjadi saat
7) Ekspulsi
pubis ibu dan badan bayi dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral
bayi selesai. Ini merupakan akhir tahap kedua persalinan dan waktu
(Pilliteri, 2007).
2. Nyeri Persalinan
a. Pengertian
24
Berman, dkk (2011) nyeri adalah sensasi yang tidak menyenangkan dan
dan segmen bawah uterus dan distensi korpus uteri (Bonica &
Chadwick, 1989 dalam Mander, 2006). Intensitas nyeri sekama kala ini
spinalis yang sama dengan segmen yang menerima input nosiseptif dari
yang lama pada awal kala I dan terbatas pada dermatom torasikus 11
dermatom T10 dan L1. Penurunan kepala janin memasuki pelvis pada
L2, bagian bawah punggung dan juga pada paha dan tungkai. Nyeri
juga dapat disebarkan dari pelvis ke area umbilikus (Patree, 2007 dalam
Pane, 2014).
dan robekan jaringan, misalnya pada perineum dan tekanan pada otot
Beberapa wanita dapat mengalami nyeri pada paha dan tungkai mereka,
digambarkan sebagai nyeri tumpul yang lama, terbakar atau kram. Hal
sensitive nyeri dan yang menyebabkan nyeri ringan yang dialihkan pada
c. Respon Tubuh
(Mander, 2006).
27
Nyeri
Cemas
Stress
Peningkatan pelepasan B
endorphin, B lipotropin
Alkalosis Peningkatan
respiratorik pelepasan kortisol
Peningkatan
aktivitas otonom
Inhibisi Peningkatan curah
gaster jantung dan TD
Lipolisis Gangguan
kontraksi uterus
Peningkatan
Peningkatan pelepasan
katekolamin Peningkatan
asam lemak
pelepasan
bebas
gastrin
Penurunan
Asidosis metabolik perfusi
Meningkatnya
keasaman
Asidosis janin lambung
1) Internal
a) Pengalaman Nyeri
b) Usia
dan nyeri yang dirasakan lebih berat. Usia merupakan salah satu
c) Persiapan Persalinan
d) Emosi
2) Eksternal
a) Agama
b) Budaya
ketakutan.
d) Sosial Ekonomi
e) Komunikasi
ibu dan keluarga tidak tahu bagaimana yang harus dilakukan jika
ini.
garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
numerik, yaitu:
0 : tidak nyeri
Klien menilai nyeri dari dari skala 0-10. Skala intensitas nyeri ini
1) Aromaterapi
nyaman serta relaksasi pada tubuh dan fikiran ibu akan mereduksi nyeri
2) Relaksasi
a) Relaksasi Progresif
b) Relaksasi Terkendali
berelaksasi.
Teknik ini dilakukan pada saat ibu berdiri dan mengambil nafas
3) Massage
Massage adalah penekanan oleh tangan pada otot atau ligamen tanpa
(Henderson & Jones, 2006). Dasar teori massage ini berdasarkan teori
gate control yang dikatakan oleh Melzak dan Wall bahwa sinaps
34
Hidayat, 2008).
usapan yang lembut dapat membuat ibu merasa nyaman dan rileks
a) Effleurage
pasien dalam posisi setengah duduk atau supine, lalu letakkan kedua
3. Massage Effleurage
Massage effleurage adalah pijatan lambat perut atau bagian tubuh lain
lembut dan ringan tanpa tekanan kuat, melibatkan interaksi yang kuat antara
pikiran, tubuh dan jiwa (van der Riet, 2011). Massage effleurage dapat
dikaitkan dengan teori gate control, dimana teori ini mengatakan bahwa
berjalan ke otak dan menutup pintu gerbang pada otak, sehingga ada
pembatasan persepsi pada nyeri. Sentuhan ringan ini juga mempunyai efek
ujung jari yang tidak putus-putus dari permukaan kulit, usapan dilakukan
dengan ringan dan tanpa tekanan yang kuat. Seorang pendamping persalinan
ujung jari telapak tangan dengan gerak arah membentuk pola gerakan seperti
2014).
(Klossner, 2006).
simfisis pubis
ujung jari tangan dengan tekanan yang ringan, tegas dan konstan ke
fundus uteri.
kedua ujung jari tangan tersebut menuju perut bagian bawah diatas
sinyal nyeri dari area tubuh yang sama atau area lainnya. Stimulasi
serabut taktil kulit dapat dilakukan dengan teknik massage (Erb et al.,
2008).
4. Dukungan Suami
orang lain dalam situasi pembuat keputusan. Dukungan juga dapat berupa
persiapan segala kebutuhan yang disiapkan oleh orang lain. Dukungan adalah
adalah kekerabatan yang kuat, dapat dilihat dari ketika ada anggota keluarga
40
informasi atau nasihat verbal dan non verbal, bantuan nyata atau tindakan
yang diberikan oleh keakraban sosial dan didapat karena kehadiran mereka
dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima
penggunaan alat bantu persalinan seperti forsep atau vacum karena dukungan
nyeri serta memberikan efek yang baik terhadap kemajuan persalinan (Harry,
(2012) yaitu :
41
1) Mengatur posisi ibu, dengan membantu ibu tidur miring atau sesuai
2) Mengatur nafas ibu, dengan cara membimbing ibu mengatur nafas saat
ibu mengalihkan perhatian dari rasa nyeri yang mulai muncul. Misalnya
bisa mengajak ibu berbicara sambil memberi pujian bila ibu berhasil
tubuh ibu ketika ibu mulai lelah. Seorang pendamping persalinan juga
ibu untuk tetap dalam posisi nyaman, bila bayi mulai terlihat keluar,
lebih lanjut seputar tindakan operasi. Pada kala III persalinan, ibu dan
(Musbikin, 2012).
43
Kontraksi
otot uterus
Diteruskan ke
amigdala Menstimulasi
serabut taktil
Merespon dikulit
hipotalamus melalui
HPAaxis Sinyal nyeri dihambat
oleh serabut A-δ
Sekresi CRF
Korteks serebri tidak Korteks serebri
Mempengaruhi menerima sinyal nyeri menerima sinyal nyeri
kelenjar pituitary
Gerbang tertutup
Menghambat (closing the gate) Nyeri pada
pelepasan ACTH persalinan
Nyeri
Medulla adrenal berkurang
menurunkan sekresi
katekolamin
B. Penelitian Terkait
Kala I Fase Aktif oleh Triani Yuliastanti dan Novita Nurhidayati pada
nyeri persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin di bangsal bersalin RSU
Uterus pada Parturien Kala I fase Aktif di RSIA Melinda Kediri oleh
hasil analisis MC Nemar’s Test diketahui nilai X2 hitung sebesar 2,25 dengan
45
nilai X2tabel sebesar 3,841, yang artinya tidak ada pengaruh dalam
Masoumi dan Farideh Kazemi pada tahun 2016 menyatakan bahwa terapi
dan Prasita Dwi Nur Hiba pada tahun 2015 menunjukkan hasil tingkat
value (0,000) ≤ α (0,05) dan nilai z hitung: -4,359 yang artinya ada
aktif.
46
Putri Salisi Ayu dan Magfiroh pada tahun 2014 menunjukkan bahwa
penelitian ini karakteristik ibu melahirkan yang diambil adalah ibu yang
melahirkan pada kala I fase laten dan yang melakukan perlakuan massage
C. Kerangka Teori
Faktor yang
mempengaruhi nyeri
persalinan:
Skala nyeri
Nyeri
1. Internal NRS
a. Pengalaman nyeri
b. Usia
c. Persiapan persalinan Manajemen nyeri persalinan
d. Emosi non-farmakologis
2. Eksternal
a. Agama Massage Relaksasi nafas
b. Budaya effleurage dalam
c. Dukungan sosial dan
keluarga
d. Sosial ekonomi
Penurunan intensitas
e. Komunikasi
nyeri persalinan pada
kala I fase laten
Dukungan suami sebagai
pendamping persalinan
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI
OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Wasis, 2008).
yang dilakukan suami dan variabel dependen adalah nyeri persalinan kala I
yang dilakukan suami dan selanjutnya akan dinilai skala nyeri persalinan
Variabel Confounding
1. Usia
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
48
49
B. Hipotesis
Kecamatan Setu.
di Kecamatan Setu.
C. Definisi Operasional
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
dilakukan oleh suami terhadap nyeri persalinan kala I fase laten pada ibu
01 X 02
01 - 02
02 : Post test dilakukan pada kelompok intervensi oleh ibu inpartu yang
mengalami nyeri persalinan sesudah dilakukan massage effleurage
oleh suami.
52
53
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu inpartu kala I fase
2. Sampel
responden.
3. Teknik Sampling
Rachmawati, 2014).
1) Ibu multigravida
proposal pada bulan Oktober sampai Desember 2016 dan dilanjutkan pada
D. Instrument Penelitian
1. Kuesioner Demografi
metode massage effleurage yang akan dilakukan oleh suami kepada ibu
yang merasakan nyeri pada kala I fase laten dan selanjutnya diobservasi
dari 0-10 yang diberikan kepada ibu inpartu kala I fase laten sebelum
E. Prosedur Penelitian
2. Pengambilan Data
tiap 10 menit sekali selama 20-30 detik, maka pasien masih dalam
ibu multípara dan tidak terjadi his palsu atau komplikasi lainnya
langsung menandatanganinya.
e. Peneliti mengisi lembar data demografi yang terdiri dari inisial nama,
sendiri yang akan memilih ada ditingkat berapa nyeri kontraksi yang
massage effleurage.
tabel.
59
F. Pengolahan Data
setelah pengumpulan data. Data yang masih mentah (raw data) perlu
antara lain:
1. Editing
terjawab dengan lengkap, apakah catatan sudah jelas dan mudah dibaca,
dan apakah coretan yang ada sudah diperbaiki (Wasis, 2008). Selain itu,
2. Coding
3. Processing
(Hastono, 2007).
60
4. Cleaning
G. Analisa Data
1. Analisis Univariat
deviasi, inter kuartil range dan minimal maksimal. Pada data kategorik
2. Analisis Bivariat
(Hastono, 2007).
yaitu jika data <50 maka digunakan uji normalitas Saphiro Wilk dan
H. Etika Penelitian
2007).
2007).
62
3. Kerahasiaan (confidentiality)
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Analisis Univariat
1. Karakteristik Responden
usia rata-rata 29,67 tahun dan standar deviasi 3,039. Distribusi tingkat
(93,3%).
63
64
Karakteristik Responden
Usia (tahun) Min-Max X SD
24-37 28,33 4,082
Pendidikan N %
5. SD 2 13,3
6. SMP 3 20
7. SMA 9 60
8. Sarjana 1 6,7
Total 15 100
Pekerjaan
3. Bekerja 2 13,3
4. Tidak bekerja 13 86,7
Total 15 100
(86,7%).
Hasil penelitian ini berupa skala tingkat nyeri responden sebelum dan
sebagai berikut:
65
adalah 9,47 dengan standar deviasi 0,51. Sedangkan rata-rata tingkat nyeri
sebelum dan sesudah relaksasi nafas dalam yang didampingi oleh suami.
sebelum relaksasi nafas dalam adalah 9,20 dengan standar deviasi 0,67.
menjadi 0,83.
B. Analisis Bivariat
normalitas terhadap data yang telah diperoleh. Hasil dari uji normalitas
data tidak normal (<0,05), uji yang digunakan adalah uji Wilcoxon
<0,05) sedangkan data normal memiliki nilai p-value >0,05. Data yang
wilcoxon.
68
Hasil uji normalitas untuk tingkat nyeri persalinan sebelum tarik nafas
dalam adalah 0,004 dan tingkat nyeri persalinan sesudah tarik nafas
dalam adalah 0,034. Hal ini menunjukkan bahwa data tersebut tidak
terhadap nyeri persalinan kala I fase laten. Hasil uji wilcoxon yang
intervensi.
70
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian yang diperoleh tentang
persalinan kala I fase laten di Kecamatan Setu. Hasil penelitian ini kemudian akan
A. Analisis Univariat
Kontrol
a. Usia
71
72
tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk pria. Secara teori, usia
yang relatif aman yaitu masih dalam rentang usia yang optimal
b. Pendidikan
nyeri.
c. Pekerjaan .
A. Analisis Bivariat
nyeri persalinan kala I fase laten sebesar 0,73. Dilihat dari signifikansi,
relaksasi nafas dalam direspon oleh otak melalui korteks serebri lalu
Hal ini sesuai dengan teori gate control dalam (Wulandari & Hiba,
77
sensasi sentuhan berjalan ke otak dan menutup gerbang dalam otak dan
2016).
nyeri persalinan kala I fase laten, juga pada kelompok kontrol dalam
laten, hal ini terbukti dari hasil analisis data yang menunjukkan bahwa
endogen. Potter & Perry (2005) mengatakan bahwa salah satu hal yang
dilakukan oleh tenaga medis bisa juga dilakukan oleh orang terdekat
dilakukan oleh orang yang dipercayai oleh ibu inpartu, akan timbul
79
dengan didampingi oleh suami, rasa cemas ibu berkurang, ibu merasa
diperhatikan dan diberikan kasih sayang yang tinggi oleh suami. Hasil
untuk menurunkan nyeri persalinan kala I fase aktif. Sama pun dengan
effleurage terhadap tingkat nyeri persalinan kala I fase aktif. Selain itu,
nyeri pada persalinan kala I fase aktif. Penelitian lain yang dilakukan
persalinan yang sangat kuat di kala I fase aktif, dan menunjukkan hasil
yang signifikan pada relaksasi nafas dalam karena pada fase aktif ini
3. Keterbatasan Penelitian
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan data yang diperoleh, dapat
disimpulkan bahwa massage effleurage yang dilakukan oleh suami terhadap nyeri
persalinan kala I fase laten di Kecamatan Setu efektif dalam penurunan nyeri
persalinan kala I fase laten. Nilai rata-rata penurunan nyeri persalinan tertinggi
terdapat pada kelompok intervensi yaitu yang diberi perlakuan massage effleurage
oleh suami, sedangkan pada kelompok kontrol yang melakukan relaksasi nafas
dalam yang didampingi oleh suami mendapatkan hasil penurunan namun tidak
massage effleurage. Ibu inpartu yang mengalami nyeri persalinan kala I fase laten
B. Saran
yang dapat disarankan untuk pengembangan dari hasil penelitian ini. Saran
82
83
persalinan.
tingkat nyeri yang lebih tinggi dibandingkan dengan ibu multigravida yang
nyeri persalinan.
4. Bagi Masyarakat
menurunkan nyeri persalinan dan mempererat ikatan suami dan istri dalam
DAFTAR PUSTAKA
Adams, R., White, B., & Beckett, C. (2010). No Title. The Effects of Massage
Therapy on Pain Management in the Acute Care Setting.
Arifin, A., Kundre, R., & Rompas, S. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga
dengan Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Proses Persalinan di Puskesmas
Budilatama Kecamatan Gadung Kabupaten Buol Propinsi Sulawesi Tengah,
3.
Bare, S. &. (2008). Medical Surgical Nursing. Philadelpia: Lippincot & Wilkins.
Danuatmadja, B., & Meiliasari, M. (2008). Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit.
Jakarta: Puspa Swara.
Erb, K., Berman, & Snyder. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses & Praktik. Jakarta: EGC.
Hartanti. (2005). Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Skala Nyeri Pada Pasien
85
Haseli, A., Jahdi, F., Egdampour, F., Naysanisamani, L., & Haghani, H. (2014).
Effects of Effleurage Massage Plus Breathing Techniques on Childbirth
Satisfaction in Primiparous Women Referring to Lolagar Hospital in Tehran,
12(6), 44–46.
Henderson, C., & Jones, K. (2006). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.
Judha, S. (2012). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., & Cashion, K. (2010). Maternity Nursing (8th
ed.). United States of America: Mosby Elsevier.
Musrifatul, U., & Hidayat, A. (2008). Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Oktarina, M. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
86
van der Riet, P. (2011). Effleurage and petrissage: Holistic practice in Thailand.
Contemporary Nurse, 37(2), 227–228.
Varney, H. (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan (4th ed.). Jakarta: EGC.
Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC.
Yuliastanti, T., & Nurhidayati, N. (2013). Pendampingan Suami dan Skala Nyeri
pada Persalinan Kala I Fase Aktif. Bidan Prada: Jurnal Ilmiah Kebidanan,
4(1), 1–14.
LAMPIRAN
89
A. DATA DEMOGRAFI
3. Usia :
4. Status Pekerjaan :
5. Pendidikan :
( ) SD
( ) SMP
( ) SMA
( ) Diploma
( ) Sarjana
( ) Lainnya….
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skala diisi oleh peneliti setelah ibu menunjukkan intensitas nyeri yang
dirasakan ibu dengan skala nyeri numerik 0-10, yaitu:
0 : Tidak nyeri
1-2 : Nyeri ringan (terasa keram pada perut bagian bawah, masih dapat
ditahan, masih dapat melakukan aktifitas, masih bisa konsentrasi).
3-5 : Nyeri sedang (terasa keram pada perut bagian bawah, nyeri
menyebar ke pinggang, kurang nafsu makan, aktifitas terganggu).
6–7 : Nyeri berat (terasa keram berat pada perut bagian bawah, nyeri
menyebar ke pinggang, paha, punggung, tidak ada nafsu makan, mual,
badan lemas, tidak kuat beraktifitas).
8 – 10 : Nyeri sangat berat (terasa keram yang sangat berat sekali pada
perut bagian bawah, nyeri menyebar ke pinggang, kaki, punggung, tidak
mau makan, mual muntah, sakit kepala, badan tidak ada tenaga, tidak bisa
berdiri atau bangun dari tempat tidur, tidak dapat beraktifitas).
91
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skala diisi oleh peneliti setelah ibu menunjukkan intensitas nyeri yang
dirasakan ibu dengan skala nyeri numerik 0-10, yaitu:
0 : Tidak nyeri
1-2 : Nyeri ringan (terasa keram pada perut bagian bawah, masih dapat
ditahan, masih dapat melakukan aktifitas, masih bisa konsentrasi).
3-5 : Nyeri sedang (terasa keram pada perut bagian bawah, nyeri
menyebar ke pinggang, kurang nafsu makan, aktifitas terganggu).
6–7 : Nyeri berat (terasa keram berat pada perut bagian bawah, nyeri
menyebar ke pinggang, paha, punggung, tidak ada nafsu makan, mual,
badan lemas, tidak kuat beraktifitas).
8 – 10 : Nyeri sangat berat (terasa keram yang sangat berat sekali pada
perut bagian bawah, nyeri menyebar ke pinggang, kaki, punggung, tidak
mau makan, mual muntah, sakit kepala, badan tidak ada tenaga, tidak bisa
berdiri atau bangun dari tempat tidur, tidak dapat beraktifitas).
92
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skala diisi oleh peneliti setelah ibu menunjukkan intensitas nyeri yang
dirasakan ibu dengan skala nyeri numerik 0-10, yaitu:
0 : Tidak nyeri
1-2 : Nyeri ringan (terasa keram pada perut bagian bawah, masih dapat
ditahan, masih dapat melakukan aktifitas, masih bisa konsentrasi).
3-5 : Nyeri sedang (terasa keram pada perut bagian bawah, nyeri
menyebar ke pinggang, kurang nafsu makan, aktifitas terganggu).
6–7 : Nyeri berat (terasa keram berat pada perut bagian bawah, nyeri
menyebar ke pinggang, paha, punggung, tidak ada nafsu makan, mual,
badan lemas, tidak kuat beraktifitas).
8 – 10 : Nyeri sangat berat (terasa keram yang sangat berat sekali pada
perut bagian bawah, nyeri menyebar ke pinggang, kaki, punggung, tidak
mau makan, mual muntah, sakit kepala, badan tidak ada tenaga, tidak bisa
berdiri atau bangun dari tempat tidur, tidak dapat beraktifitas).
93
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skala diisi oleh peneliti setelah ibu menunjukkan intensitas nyeri yang
dirasakan ibu dengan skala nyeri numerik 0-10, yaitu:
0 : Tidak nyeri
1-2 : Nyeri ringan (terasa keram pada perut bagian bawah, masih dapat
ditahan, masih dapat melakukan aktifitas, masih bisa konsentrasi).
3-5 : Nyeri sedang (terasa keram pada perut bagian bawah, nyeri
menyebar ke pinggang, kurang nafsu makan, aktifitas terganggu).
6–7 : Nyeri berat (terasa keram berat pada perut bagian bawah, nyeri
menyebar ke pinggang, paha, punggung, tidak ada nafsu makan, mual,
badan lemas, tidak kuat beraktifitas).
8 – 10 : Nyeri sangat berat (terasa keram yang sangat berat sekali pada
perut bagian bawah, nyeri menyebar ke pinggang, kaki, punggung, tidak
mau makan, mual muntah, sakit kepala, badan tidak ada tenaga, tidak bisa
berdiri atau bangun dari tempat tidur, tidak dapat beraktifitas)
94
Nomor Hp : 081513683515
Tanggal :
Tanda tangan :
96
ANALISIS BIVARIAT