ID Studi Pencemaran Limbah Cair Dengan Parameter Bod5 Dan PH Di Pasar Ikan Tradisio

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

STUDI PENCEMARAN LIMBAH CAIR DENGAN PARAMETER BOD5


DAN PH DI PASAR IKAN TRADISIONAL DAN PASAR MODERN DI
KOTA SEMARANG
M.T Oktafeni Atur Pamungkas
Email : mariateresaemte31@yahoo.co.id

Abstract

Because of its location at the coast, most of the population at Semarang city have
a profession as fishermen. Demand for marine products consumption, especially
fish have led to a flow of trade between fishermen and buyers. Production process
of fish industry requires extensive water thus resulting large amount of
wastewater discharged into the surrounding environment. The waste water is
contaminating because it contains harmful chemicals, organic and inorganic
compounds, either dissolved or suspended and additional compounds that are
formed during the production process. Preliminary study of wastewater inspection
at the Traditional Fish Market obtained BOD5 level at 1098.25 mg / l. The result
exceeds the quality standard established by Central Java Local Regulation
Number 5 on 2012, thus further study of fish waste water contamination is
needed. The purpose of this study is to determine BOD5 and pH differences at
traditional fish market and modern market in Semarang City. The research type is
descriptive analytic with purposing sampling method. Sample in this study are
waste water from the traditional fish market and modern fish market in Semarang
City. Statistical analysis uses Wilcoxon and Mann Whitney test. The result shows
there is significant difference between the mean values of BOD5 waste water in
the traditional fish market and modern market (p=0,043). There are 10 samples at
the traditional market that exceed the BOD5 level of waste water standard quality.
For the modern market, there are 6 samples that exceed the BOD5 level of waste
water standard quality. The waste water pH level at both market are all still
conform the standard quality. Traditional fish market and modern fish market
merchants should process the waste water in order not to cause pollution in the
surrounding environment.

Keywords : pollution, BOD5, pH, traditional market, modern market

Pendahuluan kawasan pesisir pantai utara Jawa. Kota


Industri perikanan di Indonesia kini Semarang yang berada di pesisir pantai ini
telah mengalami perkembangan yang menempatkan sebagian penduduknya
sangat pesat dan tersebar di berbagai memiliki profesi sebagai nelayan.
daerah di Indonesia seperti Jawa Timur, Kebutuhan akan konsumsi produk laut,
Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, serta khususnya ikan telah memunculkan suatu
beberapa daerah lainnya di luar pulau alur perdagangan antara nelayan dan
Jawa. Semarang merupakan ibu kota pembeli. Kegiatan ini merupakan bagian
Provinsi Jawa Tengah yang berada pada dari perekonomian kota.(1) Lokasi
166
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

perdagangan ikan di daerah pesisir pantai nilai nitrat dan amoniak yang cukup tinggi.
utara kota Semarang sekarang ini berpusat Proses ini akan menyebabkan turunnya
di Tambak Lorok yang terletak di Sungai kandungan oksigen terlarut dalam air,
Banger, Kelurahan Tanjung Mas. Salah sehingga ketersediaan oksigen bagi
satu tempat perdagangan ikan segar di organisme di lingkungan tersebut
Kota Semarang yang sifatnya tradisional berkurang, bahkan dapat menyebabkan
terdapat di pasar Rejomulyo yang kematian bagi organisme tersebut.(4)
masyarakat mengenalnya dengan nama Limbah perikanan, khususnya
Pasar Kobong. Lokasi perdagangan ikan limbah cair biasanya langsung dibuang ke
yang ada tersebut masih bersifat lingkungan, dalam hal ini adalah sungai.
tradisional, becek karena drainase yang Limbah tersebut dapat menyebabkan
buruk, serta tidak higienis dari segi tempat pencemaran atau gangguan lingkungan
penjualan. Saluran yang seringkali mampat seperti merancang pertumbuhan tanaman
karena tersumbat oleh limbah ikan, pengganggu, muncul toksisitas terhadap
menjadikan citra kumuh di pasar ikan kehidupan air, menurunkan kadar DO
tradisional Rejomulyo.(2) Seiring dengan (oxygen demand) pada lingkungan
berkembangnya waktu, pasar modern juga perairan, membahayakan kesehatan
menyediakan tempat untuk penyediaan dan masyarakat, serta dapat menimbulkan bau
pengolahan ikan segar. Pengolahan ikan di yang mengganggu estetika lingkungan.(5)
pasar modern sangat dijaga kebersihannya Seperti yang terjadi pada Pasar ikan
karena berkaitan dengan standar mutu Rejomulyo Semarang, limbah cair ikan
produk. dari kegiatan yang dilakukan di pasar
Bahan organik yang terkandung tersebut sehari-harinya langsung dibuang
dalam limbah cair dapat menghabiskan melalui saluran kecil menuju ke Sungai
oksigen terlarut dalam limbah, serta Pengampon tanpa pengolahan terlebih
menimbulkan bau yang tidak sedap, dan dahulu. Berdasarkan permasalahan yang
akan berbahaya apabila bahan tersebut dikemukakan oleh Kepala Pasar
merupakan bahan yang beracun.(3) Rejomulyo tahun 2009 hingga sekarang,
Terjadinya proses oksidasi bahan organik bahwa saluran di Pasar Rejomulyo secara
oleh mikroorganisme dalam air limbah, umum kondisinya sangat memprihatinkan,
akan mengakibatkan air limbah berubah air tidak bisa mengalir dengan maksimal.
warna menjadi coklat kehitaman atau Kondisi Pasar Rejomulyo sekarang lebih
berbau busuk. Apabila air limbah ini rendah kurang lebih 40cm dari jalan raya
meresap ke dalam tanah yang dekat Pengapon. Pada saat turun hujan, pada saat
dengan sumur, maka sumur akan air laut pasang atau ROB genangan air
berpotensi tercemar. Sedangkan apabila mencapai ketinggian 40cm.(6)
limbah ikan cair ini dialihkan ke sungai Parameter BOD5 merupakan
maka akan menimbulkan penyakit gatal, parameter utama untuk mengetahui jumlah
diare, dan pencemaran lingkungan.(3) oksigen yang diperlukan oleh
Setiap operasi pengolahan ikan akan mikroorganisme untuk menguraikan bahan
menghasilkan cairan yang berasal dari organik yang terlarut dan tersuspensi
proses pemotongan, pencucian, dan dalam air buangan secara biologi, dan
pengolahan ikan atau produk lainnya. dinyatakan dengan BOD5 hari pada suhu
Cairan ini banyak mengandung darah, 20oC dalam mg/liter atau ppm.(7)
potongan daging ikan, kulit serta isi perut. Menurut Peraturan Daerah Provinsi
Limbah cair yang mengandung banyak Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang
protein dan lemak ini akan mengakibatkan baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau
167
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kegiatan pengolahan hasil perikanan yang Pencemaran Air, beban pencemaran adalah
melakukan lebih dari satu jenis kegiatan jumlah suatu unsur pencemaran yang
pengolahan, kadar pH maksimum yang terkandung dalam air atau air limbah.(10)
diijinkan adalah 6,0 – 9,0 mg/l. Kadar Tabel 2.1 Baku Mutu Limbah Cair
BOD5 limbah cair maksimum yang Industri Ikan
diijinkan adalah 100mg/l. Berdasarkan No Parameter Kadar Maksimal (mg/l)
hasil observasi secara langsung di lokasi 1. TSS 100
dan hasil pengukuran yang telah dilakukan 2. Sulfida 1
sebelumnya melalui studi awal 3. Amonia 5
pendahuluan, diketahui kadar BOD5 yang 4. Klor bebas 1
5. BOD5 100
melebihi kadar maksimum yang telah
6. COD 200
ditetapkan yaitu sebesar 1098,25 mg/L.
7. Minyak Lemak 15
Kadar BOD5 dan pH yang tinggi akan
8. pH 6,0-9,0
mempengaruhi kualitas dan kualitas air di
Sumber : Perda Jateng No 5 Tahun 2012.(10)
sekitarnya, sehingga perlu adanya studi
tentang pencemaran limbah cair ikan.(8) C. Biological Oxygen Demand (BOD5)
. BOD5 dapat mencerminkan tingkat
Tinjauan Pustaka pencemaran suatu badan air oleh buangan
A. Tinjauan Tentang Limbah organik, semakin tinggi nilai BOD5 berarti
Air limbah industri cenderung semakin besar tingkat pencemaran.
mengandung zat-zat berbahaya bagi Pemeriksaan BOD5 diperlukan untuk
lingkungan, oleh karena itu harus dicegah menentukan beban pencemaran akibat air
agar tidak dibuang sembarangan ke saluran buangan penduduk atau industri, serta
umum. Dibuangnya limbah ke lingkungan untuk mendesain sistem-sistem
air menyebabkan terjadinya pencemaran. pengolahan biologis yang tepat untuk air
Limbah cair industri perikanan yang tercemar tersebut. Penguraian zat
mengandung banyak protein dan lemak, organik merupakan peristiwa ilmiah, jika
sehingga mengakibatkan nilai nitrat dan sewaktu-waktu badan air dicemari oleh zat
amonia yang cukup tinggi. Produk organik maka bakteri dapat menghabiskan
perikanan, sebagaimana produk pertanian, oksigen terlarut dalam air selama proses
mudah membusuk disebabkan oleh oksidasi tersebut, yang dapat
dekomposisi protein, lemak, dan mengakibatkan kematian pada ikan-ikan
karbohidrat jaringan tubuh biota perikanan dalam air dan keadaan menjadi anaerobik
oleh bakteri pengurai (dekomposer). dan dapat menimbulkan bau busuk pada
Bagian atau organ tubuh biota perikanan air tersebut.(28)
yang paling cepat membusuk adalah
insang dan jeroan.(25) Sisa-sisa makanan D. Derajat Keasaman (pH)
dan kotoran ikan dari perikanan juga dapat Secara umum nilai pH air
menimbulkan masalah di dalam perairan menggambarkan keadaan seberapa besar
khususnya dapat menyebabkan tingkat keasaman atau kebasaan suatu
eutropikasi.(24) perairan. Perairan dengan nilaii pH=7
berarti kondisi air bersifat netral, pH<7
B. Beban Pencemaran berarti kondisi air bersifat asam,
Berdasarkan Peraturan Pemerintah sedangkan pH>7 berarti kondisi air
No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan bersifat basa.(30)
Kualitas Air dan Pengendalian

168
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

E. Pasar ikan yaitu pasar tradisional dan pasar modern.


Pasar merupakan tempat dimana Variabel terikatnya adalah parameter kadar
pembeli dan penjual tertentu dan BOD5 dan pH. Sedangkan variabel
berfungsi, barang atau jasa bersedia untuk pengganggunya adalah suhu. Pengumpulan
dijual, dan terjadi perpindahan hak milik. data primer diperoleh dari hasil pemeriksaan
kadar BOD5 dan pH sampel air limbah yang
Menurut Jaya WK (1994), pasar terdiri
dilakukan di Laboratorium BPIK Semarang.
atas satu kelompok penjual dan pembeli Analisis data yang digunakan dalam penelitian
yang mempertemukan barang dapat ini yaitu analisis univariat dan analisis bivariat
disubstitusikan. Dibedakan dari jenisnya menggunakan softare SPSS. Analisis data
yaitu pasar tradisional dan pasar modern. dalam penelitian ini menggunakan uji
(31)
Wilcoxon dan uji Mann Whitney.
F. Industri Ikan Wilayah Pesisir
Dalam pola pemasaran produk Hasil
perikanan berdasarkan tingkat pembelinya, 1. Ada perbedaan rerata nilai BOD5 yang
seorang pengusaha perikanan seperti bermakna pada limbah cair antara titik
nelayan atau pembudidaya ikan dapat perendaman dan setelah pencucian di
menjual hasil panennya ke berbagai pasar ikan tradisional. (p=0,043)
tingkat pedagang. Pertama, pedagang 2. Ada perbedaan rerata nilai BOD5 yang
pengecer, umumnya memasarkan barang- bermakna pada limbah cair di titik
barang yang dibelinya di pasar-pasar lokal setelah pencucian dan titik effluent di
yang masih dalam satu kabupaten. Kedua, pasar ikan tradisional. (p=0,043)
pedagang pengumpul, baik pengumpul 3. Ada perbedaan rerata nilai BOD5 yang
lokal maupun pengumpul antar kabupaten. bermakna pada limbah cair di titik
Ketiga, pedagang pengumpul besar. perendaman dan titik effluent di pasar
Penjualan ke pedagang pengumpul besar ikan tradisional. (p=0,043)
dapat dilakukan oleh pembudidaya bila 4. Ada perbedaan rerata nilai BOD5 yang
volume hasil panennya cukup besar. bermakna pada limbah cair antara titik
Keempat, institutional market. Kelima, perendaman dan setelah pencucian di
pasar swalayan, yang berfungsi sebagai pasar modern. (p=0,043)
pedangang eceran.(33) 5. Ada perbedaan rerata nilai BOD5 yang
bermakna pada limbah cair di titik
Metode setelah pencucian dan titik effluent di
Metode yang digunakan dalam pasar modern. (p=0,043)
penelitian ini adalah metode observasi 6. Ada perbedaan rerata nilai BOD5 yang
dengan jenis penelitian observasional bermakna pada limbah cair di titik
analitik dan rancangan penelitian cross perendaman dan titik effluent di pasar
sectional. Sampel dalam penelitian ini modern. (p=0,043)
adalah limbah cair ikan dari pasar ikan 7. Tidak ada perbedaan rerata nilai
tradisional dan limbah cair ikan dari salah BOD5 yang bermakna pada limbah
satu pasar modern di Kota Semarang. cair antara titik perendaman di pasar
Pengambilan sampel dilakukan di ikan tradisional dan pasar modern.
daerah sebelum ada kegiatan yang (p=0,175)
memberikan beban pancemaran yaitu 3 titik di 8. Ada perbedaan rerata nilai BOD5 yang
titik perendaman, di titik setelah pencucian,
bermakna pada limbah cair antara titik
dan di titik effluent dengan 5 kali pengulangan
sehingga didapatkan 30 sampel. Variabel setelah pencucian di pasar ikan
bebas dalam penelitian ini adalah jenis pasar

169
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

tradisional dan pasar modern. tradisional dan pasar modern.


(p=0,021) (p=0,347)
9. Tidak ada perbedaan rerata nilai
BOD5 yang bermakna pada limbah Pembahasan
cair antara titik effluent di pasar ikan
tradisional dan pasar modern. 1. Biological Oxygen Demand (BOD5)
(p=0,090) Berdasarkan Peraturan Daerah
10. Tidak ada perbedaan rerata nilai pH Propinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012
yang bermakna pada limbah cair tentang baku mutu air limbah cair ikan,
antara titik perendaman dan setelah hasil analisa laboratorium mengenai
pencucian di pasar ikan tradisional. kualitas BOD5 limbah cair di pasar ikan
(p=0,138) tradisional dari 3 titik sampel dengan 5
11. Tidak ada perbedaan rerata nilai pH kali pengulangan menunjukkan bahwa 15
yang bermakna pada limbah cair sampel yang diambil terdapat 10 sampel
antara titik setelah pencucian dan titik yang melebihi nilai baku mutu dan 5
effluent di pasar ikan tradisional. sampel lainnya berada dibawah nilai baku
(p=0,686) mutu. Sedangkan hasil analisa
12. Tidak ada perbedaan rerata nilai pH laboratorium mengenai kualitas BOD5
yang bermakna pada limbah cair limbah cair di pasar modern dari 3 titik
antara titik perendaman dan titik sampel dengan 5 kali pengulangan
effluent di pasar ikan tradisional. menunjukkan bahwa 15 sampel yang
(p=0,138) diambil terdapat 6 sampel yang melebihi
13. Tidak ada perbedaan rerata nilai pH baku mutu dan 9 sampel lainnya berada
yang bermakna pada limbah cair dibawah nilai baku mutu.
antara titik perendaman dan setelah Hasil analisa juga menunjukkan
pencucian di pasar modern. (p=0,686) bahwa kadar BOD5 pada setiap sampel
14. Tidak ada perbedaan rerata nilai PH yang diambil menunjukkan perbedaan, hal
yang bermakna pada limbah cair tersebut dipengaruhi oleh banyaknya ikan
antara titik setelah pencucian dan titik ada dalam produksi untuk proses
effluent di pasar modern. (p=0,345) pencucian maupun proses perendaman.
15. Tidak ada perbedaan rerata nilai PH Faktor-faktor lain yang mempengaruhi
yang bermakna pada limbah cair nilai BOD5 meliputi: jenis limbah, suhu
antara titik perendaman dan titik air, derajat keasaman (pH) dan kondisi air
effluent di pasar modern. (p=0,893) secara keseluruhan. Kandungan senyawa
16. Tidak ada perbedaan rerata nilai PH organik yang tinggi pada air limbah
yang bermakna pada limbah cair menyebabkan terjadinya peningkatan nilai
antara titik perendaman di pasar ikan zat padat tersuspensi.(21) Hal itu
tradisional dan pasar modern. ditunjukkan pada hasil pemeriksaan yang
(p=0,600) menghasilkan kandungan BOD tinggi.
17. Tidak ada perbedaan rerata nilai PH Menurut penelitian yang dilakukan
yang bermakna pada limbah cair oleh Deazy Rahmawati pada tahun 2011,
setelah pencucian antara pasar ikan hasil analisa kegiatan industri terhadap
tradisional dan pasar modern. kualitas air sungai Diwak Bergas
(p=0,076) Kabupaten Semarang, menunjukkan
18. Tidak ada perbedaan rerata nilai PH konsentrasi BOD5, pH, COD dan TSS
yang bermakna pada limbah cair di masih melebihi baku mutu.(36) Pada
titik effluent antara pasar ikan penelitian Rosidah tahun 2000
170
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

menunjukkan p<0.05 yang menunjukkan mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi
ada perbedaan yang bermakna pada kadar beberapa bahan di dalam air. Rata-rata
BOD5 di sungai daerah industri dengan nilai pH pada pemeriksaan sampel air
sungai daerah pemukiman Kotamadya dan limbah di pasar ikan tradisional didapatkan
Kabupaten Semarang.(37) Ari Rubianto hasil 7,28 di titik perendaman, 7,12 di titik
tahun 2009 menunjukkan nilai BOD5 pada setelah pencucian, dan 7,08 setelah titik
air limbah tempe sebesar 9200 mg/l.(38) effluent. Sedangkan rata-rata nilai pH pada
Uji pendahuluan yang dilakukan oleh pemeriksaan sampel air limbah di pasar
Widya Pangesti di tahun 2009 pada modern didapatkan hasil 7,28 di titik
limbah industri batik menunjukkan nilai perendaman, 7,35 di titik setelah
BOD5 sebesar 202,9 mg/l.(39) Penelitian pencucian, dan 7,24 setelah titik effluent.
yang dilakukan Suyata pada tahun 2005 Berdasarkan Peraturan Daerah
menunjukkan nilai BOD5 sebelum diolah Propinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012
berada diatas baku mutu.(40) tentang baku mutu air limbah cair ikan,
Jenis limbah akan menentukan besar hasil analisa laboratorium mengenai
kecilnya BOD5, jenis limbah cair yang kualitas pH limbah cair di pasar ikan
dihasilkan dari proses produksi ikan di tradisional dan di pasar modern, dari 3 titik
pasar ikan tradisional maupun di pasar sampel dengan 5 kali pengulangan
modern mempunyai bahan organik yang menunjukkan bahwa kadar pH dari 30
cukup tinggi sehingga mudah membusuk. sampel yang diambil semua masih sesuai
Nilai BOD5 dipengaruhi oleh faktor baku mutu, baik di pasar ikan tradisional
lingkungan yang mempengaruhi aktifitas maupun di pasar modern.
mikro-organisme itu sendiri, untuk itu Menurut penelitian yang dilakukan
maka sebelum uji BOD5 dilakukan oleh Estri Aurorina pada tahun 1996, nilai
identifikasi terhadap limbah yang diduga pH pada limbah pemotongan RPH
mengandung bahan toxic.(41) Semakin Semarang sebesar 6,7-7,1 dan masih
mudah terjadi pembusukan/ dekomposisi, memenuhi baku mutu Perda Jateng nomor
maka nilai BOD5 akan semakin besar. 5 tahun 2012.(42) Penelitian Komariah
Proses dekomposisi bahan organik dalam tahun 2011 terhadap limbah lateks pada
limbah cair sangat dipengaruhi oleh suhu industri karet menunjukkan nilai pH 3,5-
air karena aktivitas mikroorganisme 4,5 yang menunjukkan tidak memenuhi
semakin tinggi pada suhu yang semakin baku mutu Perda Jateng nomor 5 tahun
meningkat. Limbah cair yang dihasilkan 2012.(43)
pasar ikan tradisional langsung dibuang Uji statistik yang digunakan yaitu uji
ke badan sungai tanpa adanya pengolahan Wilcoxon pada sampel berpasangan dan uji
limbah terlebih dahulu. Limbah yang Mann Whitney pada sampel tidak
berada dalam kondisi terbuka dan terkena berpasangan. Hasil penghitungan dengan
paparan sinar matahari memungkinkan uji Wilcoxon pada tabel 4.24, tabel 4.26,
suhu air limbah tinggi sehingga aktivitas tabel 4.28, tabel 4.30, tabel 4.32, dan tabel
mikroorganisme semakin meningkat dan 4.34 menunjukkan tidak ada perbedaan
terjadi proses dekomposisi bahan organik rerata nilai pH yang bermakna pada limbah
secara cepat. cair di pasar ikan tradisional dan pasar
modern. Sedangkan hasil perhitungan
2. Derajat Keasaman (pH) dengan uji Mann Whitney pada tabel 4.36,
tabel 4.38, dan tabel 4.40 juga
Pengukuran pH ini sangat penting
menunjukkan tidak ada perbedaan rerata
sebagai parameter kualitas air karena bisa
171
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

nilai pH yang bermakna pada limbah cair mengukur parameter suhu, TSS, COD, dan
di pasar ikan tradisional dan pasar modern. parameter-parameter lainnya. Terbatasnya
Pengukuran pH ini sangat penting informasi mengenai kualitas air yang ada
sebagai parameter kualitas air karena bisa di pasar ikan tradisional maupun yang ada
mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi di pasar modern, termasuk diantaranya
beberapa bahan di dalam air. Hasil analisa belum adanya pemeriksaan kualitas air
laboratorium terhadap kualitas air pada sumur artetis di pasar ikan tradisional,
saluran pembuangan di lokasi Industri ikan pemeriksaan kualitas limbah cair tidak
pada semua titik pengambilan sampel dilakukan secara terus-menerus terutama
menunjukkan pH suatu perairan yang pada pasar ikan tradisional, dan dari sekian
bersifat netral yaitu antara 7,0-8,0. banyak pasar modern di Kota Semarang
Perairan dengan nilai pH=7 bersifat netral, hanya satu tempat yang dijadikan satu
pH<7 dikatakan kondisi perairan bersifat lokasi pengambilan sampel, serta data
asam, sedangkan pH>7 dikatakan kondisi mengenai jumlah pedagang ikan basah di
perairan bersifat basa. Setiap spesies pasar ikan tradisional yang tidak/belum
memiliki toleransi yang berbeda terhadap terdaftar sebagai pedagang aktif.
pH. Nilai pH ideal bagi kehidupan Proses perizinan yang lama dan tidak
organisme akuatik termasuk plankton pada mudah, seperti pengajuan surat izin
umumnya berkisar 7 sampai 8,5.(44) Derajat penelitian, penyerahan proposal penelitian
keasaman (pH) pada kondisi alkalinitas terutama di pasar modern. Selain faktor
tinggi > 9 dapat menyebabkan aktifitas diatas, keterbatasan waktu dan dana juga
mikroorganisme meningkat. (45) mempengaruhi pengambilan hasil dan
Derajat keasaman mempunyai sampel dari penelitian ini, karena peneliti
pengaruh yang besar terhadap tumbuh- membatasi jumlah sampel dengan kriteria
tumbuhan dan hewan air, sehingga sering kapasitas besar, dengan asumsi bahwa di
digunakan untuk menyatakan baik lokasi tersebut menghasilkan limbah cair
buruknya keadaan air. Adanya karbonat, lebih banyak dan berpotensi memiliki
bikarbonat dan hidroksida akan menaikkan kontribusi lebih tinggi terhadap
kebasaan air, sementara adanya asam-asam pembuangan limbah ke lingkungan.
mineral bebas dan asam karbonat
menaikkan keasaman suatu perairan. Kesimpulan
Limbah buangan industri dan rumah a) Rata-rata nilai BOD5 di pasar ikan
tangga dapat mempengaruhi nilai pH tradisional didapatkan hasil 39,66 mg/l
perairan. Derajat keasaman (pH) air akan di titik perendaman, 664,20 mg/l di titik
sangat menentukan aktivitas setelah pencucian, dan 6.134,37 mg/l di
mikroorganisme, pada pH antara 6,5-8,3 titik effluent. Sedangkan rata-rata nilai
aktivitas mikroorganisme sangat baik. BOD5 pada pemeriksaan sampel air
Pada pH yang sangat kecil atau sangat limbah di pasar modern didapatkan
besar, mikroorganisme tidak aktif, atau hasil 16,96 mg/l di titik perendaman,
bahkan akan mati.(44) 110,57 mg/l di titik setelah pencucian,
dan 3.014,47 mg/l di titik effluent.
3. Keterbatasan Penelitian b) Rata-rata nilai pH di pasar ikan
Penelitian ini belum sempurna, tradisional didapatkan hasil 7,28 di titik
karena dalam penelitian ini masih perendaman, 7,12 di titik setelah
didapatkan adanya keterbatasan. pencucian, dan 7,08 di titik effluent.
Keterbatasan tersebut adalah peneliti tidak Sedangkan rata-rata nilai pH pada

172
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

pemeriksaan sampel air limbah di pasar industri ikan terhadap kelestarian


modern didapatkan hasil 7,28 di titik sungai dan laut, serta melakukan
perendaman, 7,35 di titik setelah penelitian lebih lanjut mengenai
pencucian, dan 7,24 di titik effluent. dampak limbah cair industri ikan
c) Berdasarkan Perda Jateng No.5 Tahun terhadap kualitas air tanah.
2012, hasil analisa parameter BOD5
pada semua sampel di pasar ikan Daftar Pustaka
tradisional maupun di pasar modern 1. Mudzakir AK. Laporan Hasil
masih melebihi baku mutu. Pada pasar Penelitian Analisis Potensi dan
ikan tradisional terdapat 10 sampel Upaya Pengembangan Sumberdaya
yang melebihi baku mutu yaitu dari Perikanan. Jawa Tengah: 2003
saluran akhir dan ketika proses 2. Rahmanditya T. Pasar Ikan
produksi. Sedangkan kualitas BOD5 di Higienis Kota Semarang. 2011.
Pasar Modern terdapat 6 sampel yang (Online).
masih melebihi baku mutu. Hasil (http://eprints.undip.ac.id/33528/
analisa pH dari sampel yang diambil diakses pada tanggal 22 Maret
dari pasar ikan tradisional dan pasar 2014)
modern semua sesuai baku mutu. 3. Sugiharto. Dasar-dasar
d) Industri ikan di Pasar ikan tradisional Pengelolaan Air Limbah. UI-Press:
maupun di pasar modern berpotensi 1987
tinggi dalam pencemaran air sebab 4. Anonim. Penanganan Limbah
sebagian besar konsentrasi BOD5 Hasil Perikanan secara
melebihi baku mutu. Mikrobiologis. 2009. (Online)
(www.scribd.com/doc/43617742
Saran diakses pada tanggal 22 Maret
1. Untuk pengelola di Pasar Ikan 2014)
Tradisional maupun di Pasar modern 5. Rahayu W.P dan Jennie.
sebaiknya melakukan pengolahan Penanganan Limbah Industri
terlebih dahulu terhadap air limbah Pangan, Pusat Antar Universitas
yang dihasilkan agar tidak Pangan dan Gizi IPB. Bogor:
menimbulkan pencemaran di Penerbit Kanisiun,184 halaman,
lingkungan sekitar lokasi produksi. 1993.
2. Untuk pemerintah, UPT / Dinas Pasar 6. Barodin. Profil Permasalahan
merencanakan instalasi pengolahan air Pasar Rejomulyo Semarang.
limbah, melakukan pengawasan dan Semarang: 2009
pemeriksaan kualitas limbah cair yang 7. Ginting. Sistem Pengelolaan
berada di wilayah industri ikan secara Lingkungan dan Limbah Industri,
berkala serta mengontrol kadar cetakan ke tiga. Bandung: Yrama
pencemaran dari limbah cair industri Widya, 2007
ikan sesuai kebijakan/peraturan yang 8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa
ada. Tengah Nomor 5 Tahun 2012
3. Untuk peneliti selanjutnya yaitu dengan tentang Baku Mutu Air Limbah
membuat suatu desain pengolahan air bagi Kegiatan Industri.
limbah yang efektif, melakukan 9. Kristianto, P. Ekologi industri.
penelitian lebih lanjut mengenai Yogyakarta, Penerbit ANDI, 2004.
evaluasi pencemaran limbah cair 10 Kementrian Lingkungan Hidup.

173
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Peraturan Pemerintah Republik Draft Final Sekretariat Tkpsda.


Indonesia Nomor 82 tahun 2001 Jakarta, 2003
Tentang Pengelolaan Kualitas Air 24. Asmadi dan Suharno. Dasar-dasar
dan Pengendalian Pencemaran Air. Tekologi Pengelolaan Air Limbah.
Jakarta: 2002 Pontianak: Gosyen Publishing,
11. Ginting, Perdana. Mencegah Dan 2012
Mengendalikan Pencemaran 25. Effendi I dan Wawan. Manajemen
Industri. Jakarta, Pustaka Sinar Agribisnis Perikanan. Jakarta:
Harapan, 1992. Penebar Swadaya, 2006
12. Ryadi, Slamet. Pencemaran Air. 26. Effendi, Hefni. Telaah Kualitas Air
Surabaya, Karya Anda, 1984. Bagi Pengelolaan Sumber Daya
13. Arya Wardhana, Wisnu. Dampak dan Lingkungan Perairan.
Perencanaan Lingkungan (Edisi Yogyakarta: Kanisius, 2003
Revisi). Yogyakarta: ANDI offset. 27. Raharjo Mursid. Manajemen
2001 Kesehatan Lingkungan.
14. Sary. Manajemen Kualitas Air. Departemen Pendidikan Nasional
Politehnik vedca. Cianjur. 2006 Universitas Diponegoro Lembaga
15. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Pusat Penelitian
Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Kependudukan dan Kebijakan
Rineka Cipta, 2010 Publik: 2010
16. Thcobanoglous. G. Theisen. H dan 28. Alaerts. Sri Sumestri. Metoda
Vigil. S.A. Integrated Solid Waste Penelitian Air. Surabaya: Usaha
Management. Engineering Nasional, 1984
Principles and Management Issues. 29. Notoatmodjo S. Metodologi
New York: McGraw-Hill Penelitian Kesehatan. Jakarta:
International Edition, 1993 Rineka Cipta, 2010
17. Azwar A. Pengantar Ilmu 30. Effendi, Hefni. Telaah Kualitas Air
Kesehatan Lingkungan. Cetakan ke Bagi Pengelolaan Sumber Daya
empat. Jakarta: Mutiara Sumber dan Lingkungan Perairan, Penerbit
Widya, 1989 Kanisius, Yogyakarta. 2003
18. Keputusan Menteri Negara 31. Nursanyoto, H. Ilmu Gizi, Zat Gizi
Lingkungan Hidup No. 51 Tahun Utama. PT Golden Terayon Press,
1995 Tentang Baku Mutu Limbah Jakarta. 1992.
Cair Bagi Kegiatan Industri 32. Riawan, S. Kimia Organik. Bina
19. Keputusan Gubernur Kepala Rupa Aksara. Jakarta. 1990.
Daerah Tingkat I Jawa Tengah No. 33. Rahardi, Regina dan Nazaruddin.
660.1/02/1997 Agribisnis Perikanan. Jakarta:
20. Daryanto. Masalah Pencemaran. Penebar Swadaya, 2006
Bandung: Tarsito, 1995 34. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun
21. Tebbut. TH. Principles of Water 2002 yang mengatur mengenai
Quality Control (4rd edition). perizinan
Oxford: Pergamon Press, 251p; 35. SNI 6989.72:2009. Air dan Air
1992 Limbah – Bagian 72: Cara Uji
22. Palar, H. Pencemaran dan Kebutuhan Oksigen Biokimia
Toksikologi Logam Berat. Rineke (BOD/ Biological Oxygen Demand)
Cipta: Jakarta. 2008 36. Rahmawati Deazy. Pengaruh
23. Direktorat Pengairan Dan Irigasi. Kegiatan Industri Terhadap
174
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Kualitas Air Sungai Diwak di pH dan Jumlah Bakteri pada


Bergas Kabupaten Semarang dan Daging Sapi Hasil Pemotongan
Upaya Pengendalian Pencemaran RPH Semarang dengan
Air Sungai. Tesis. Semarang: Pemotongan Bukan RPH Semarang
Universitas Diponegoro. 2011 yang Dijual di Wilayah Kodya
37. Rosidah. Studi Tentang Perbedaan Semarang. Skripsi. Semarang:
Kadar Biochemical Oxygen Universitas Diponegoro. 1996
Demand (BOD) dan Total 44. Komariah. Pengaruh Isolat Fungsi
Dissolved Solid (TDS) di Sungai Trichoderma sp Terhadap Kadar
Daerah Industri dengan Sungai di COD dan BOD Limbah Lateks
Daerah Pemukiman Kotamadya dan pada Industri Karet.
Kabupaten Semarang. Skripsi. 45. Junaidi, Bima dan Patria Dwi
Semarang: Universitas Diponegoro. Hatmanto. Analisis Teknologi
2000 Pengolahan Limbah Cair Pada
38. Rubianto Ari. Efisiensi Penggunaan Industri Tekstil Studi Kasus PT
Reaktor Anaerobik Biofilter dalam Iskandar Indah Printing Textile
Penurunan Kadar BOD5 Air Surakarta. Tesis. Semarang:
Limbah Tempe. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro, 2006
Universitas Diponegoro. 2009
39. Pangesti Widya. Efektivitas Metode
Elektrokoagulasi dengan Berbagai
Variasi Jumlah Lempeng Besi
dalam Menurunkan Kandungan
BOD5, COD dan TSS pada Air
Limbah Industri Batik “CV Batik
Indah Raradjonggrang”
Yogyakarta. Skripsi. Semarang:
Universitas Diponegoro. 2009
40. Suyuta,dkk. Penurunan BOD dan
COD Limbah Cair Industri Tapioka
di kabupaten Purbalingga dengan
Metode Pelapisan Tanah Berganda.
Jurnal MIPA Unsoed. 2006.
(Online) diakses pada tanggal 14
Maret 2016
41. Soetrisno, Yudhi. Uji BOD
Indikator Kekuatan Limbah yang
Masih Bermasalah. Jurnal Teknik
Lingkungan. Januari 2000. (Online)
diakses pada tanggal 14 Maret 2016
42 Medawaty, Ida. Sanitasi Taman
Salah Satu Alternatif Sistem
Pengolahan Air Limbah. Jurnal
Pemukiman Volume 4 No. 1 Mei
2009. (Online) diakses pada tanggal
14 Maret 2016
43. Aurorina Estri. Pemeriksaan warna,
175

You might also like