Professional Documents
Culture Documents
Effect of Massage On Sleep Quality and Motor Development in Infant Aged 3-6 Months
Effect of Massage On Sleep Quality and Motor Development in Infant Aged 3-6 Months
Effect of Massage On Sleep Quality and Motor Development in Infant Aged 3-6 Months
ABSTRACT
Background: In theory, infant massage is beneficial for improving sleep quality, gross and fine
motor development. Infants aged 3-6 months are able to receive stimulation that may help develop
gross and fine motor development. Massage may improve brain function and raise the release of
growth hormone, and strengthen muscle. This study aimed to determine of the effect of massage on
sleep quality, gross and fine motor development among infant aged 3-6 months.
Subjects and Method: This was a randomized controlled trial, conducted in Magelang, Central
Java, from 1 August to 16 September 2016. A total of 60 infants in Azza Momby Spa, Magelang was
selected for this study by simple random sampling. This sample was then allocated at random into
massage group (n1=30) and control group (n2=30). The independent variable was infant massage.
The dependent variables were sleep quality, gross and fine motor development. The data was
collected by using questionnaire. The difference of dependent variables between the two groups
were tested by Mann-Whitney.
Results: After intervention, infants in the massage group (median=2.00; SD=1.80) slept better
than the control group (median=0.00; SD=0.95), and it was statistically significant (p<0.001).
Infants in the massage group (median=0.00; SD=0.81) had better gross motor development than
the control group (median=0.00; SD=0.72), and it was statistically significant (p=0.043). Infants
in the massage group (median=0.00; SD=0.81) had better fine motor development than in the
control group (median=0.00; SD=0.48), and it was statistically significant (p=0.018).
Conclusion: Massage is effective to improve sleep quality, gross and fine motor development, in
infants aged 3-6 months.
Keywords: massage, sleep quality, gross and fine motor development, infants
Correspondence:
Nurry Ayuningtyas Kusumastuti. Masters Program in Public Health, Sebelas Maret University,
Surakarta. Email: nurry0067@yahoo.com.
asupan nutrisi yang cukup, serta stimulasi tyono, 2012; Schoefer et al., 2007; Widi-
yang baik untuk mendukung proses per- yanti et al., 2008).
tumbuhan dan perkembangannya. Pada Orang tua paling mudah melihat
masa ini perkembangan otak bayi yang perkembangan pada bayinya, yaitu pada
mempunyai sifat plastisitas akan berlang- perkembangan gerak tubuh yang meliputi
sung (Kemenkes, 2009; Zero to Three, motorik kasar (gross motoric) dan motorik
2012). halus (fine motoric) (Kemenkes, 2010).
Bayi adalah individu yang lemah dan Pijat bayi memberikan stimulus dalam per-
memerlukan adaptasi, sehingga jika bayi kembangan motoriknya karena gerakan
mengalami kesulitan dalam proses adap- remasan pada pijat bayi dapat berguna
tasinya, maka akan berpengaruh terhadap untuk menguatkan otot bayi (Roesli, 2013).
perkembangannya, tingkah laku yang tidak Menurut Halimah et al., (2012), pijat bayi
teratur, bahkan akibat yang paling fatal dapat memberikan efek positif secara mo-
dapat mengakibatkan kematian pada bayi torik, antara lain kemampuan mengontrol
(Mansyur, 2009). Sensasi dari sentuhan koordinasi jari tangan, lengan, badan, dan
sangat penting pada awal kehidupan bayi tungkai.
untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Tujuan penelitian ini adalah meng-
Rangsangan dari sentuhan pada bayi analisis pengaruh pijat bayi terhadap kua-
berpengaruh terhadap perkembangan psi- litas tidur, perkembangan motorik kasar,
kososial yang positif (Polat, 2012). dan motorik halus pada bayi umur 3-6
Pada usia 3 bulan ke atas, bayi bulan.
mampu menerima rangsangan dan sentu-
han. Selain itu pada usia bayi 4-6 bulan SUBJEK DAN METODE
merupakan saat dimana perkembangan
motoriknya akan lebih cepat berkembang Desain penelitian yang digunakan adalah
(Kemenkes, 2010). Kekuatan otot bayi akan true-experimental dengan pretest-posttest
semakin meningkat seiring berjalannya control group design dengan Randomize
usia bayi. Pada usia ini, perkembangan sel- Controlled Trial (RCT). Waktu pelaksanaan
sel otak sangat pesat, sehingga dengan pada 1 Agustus-16 September 2016 di
terapi pijat bayi secara rutin dan ber- wilayah Puskesmas Magelang Tengah dan
kesinambungan dapat memperkuat hu- Azza Momby Spa. Populasi penelitian se-
bungan antar saraf yang sudah terbentuk, luruh bayi usia 3-6 bulan di wilayah Pus-
sehingga dapat meningkatkan fungsi otak kesmas Magelang Tengah sebanyak 145
(Chamida, 2009; Roesli, 2008). bayi sehat dan tidak cacat bawaan. Subjek
Menurut Vina (2010), saat tidur penelitian menggunakan simple random
nyenyak pertumbuhan otak bayi akan sampling dengan 30 bayi yang mendapat-
mencapai puncaknya karena tubuh bayi kan perlakuan pijat bayi.
akan memproduksi hormon pertumbuhan Teknik pengumpulan data meng-
tiga kali lebih banyak daripada ketika bayi gunakan kuesioner BISQ untuk kualitas
terjaga. Oleh karena itu, bayi yang tidurnya tidur dan KPSP untuk perkembangan
lebih lama pertumbuhan dan perkem- motorik kasar dan motorik halus. Analisis
bangan bayi akan tercapai secara optimal data menggunakan analisis bivariat dengan
dan memungkinkan tubuh memperbaiki SPSS versi 22.
dan memperbarui seluruh sel yang ada di
dalam tubuh (Helen et al., 2005; Prase-
pat perbedaan yang bermakna antara ke- besar 0.018 menunjukkan bahwa terdapat
lompok intervensi dan kelompok kontrol. perbedaan yang bermakna antara kelom-
Pada perkembangan motorik halus p se- pok intervensi dan kelompok kontrol.
Tabel 2. Uji Mann Whitney variabel kualitas tidur, perkembangan motorik kasar,
dan motorik halus kelompok pijat dan tidak pijat sebelum perlakuan
Kelompok Variabel n Mean Median SD p
Kualitas Tidur
-Pijat 30 5.63 5.00 1.71 0.632
-Tidak pijat 30 5.77 6.00 1.92
Perkembangan Motorik Kasar 30 2.80 3.00 0.99 0.975
- Pijat 30 2.77 3.00 1.17
- Tidak pijat
Perkembangan Motorik Halus
- Pijat 30 1.57 2.00 0.68 0.388
- Tidak pijat 30 1.40 2.00 0.77
saat pre test terdapat 20 bayi yang mem- dan tenang saat tidur (Roesli, 2009; Yahya,
butuhkan waktu kurang dari satu jam 2011).
untuk dapat jatuh tertidur lagi setelah ter- Penelitian Field (2006) menunjukkan
bangun dan saat post test terdapat 29 bayi hasil yang signifikan. Bayi yang menda-
yang membutuhkan waktu kurang dari satu patkan terapi pijat bayi dengan tekanan
jam untuk bisa tidur lagi setelah terbangun. pemijatan sedang lebih terlihat pening-
Menurut penelitian yang dilakukan katan kualitas tidurnya dibandingkan
oleh Field (2006) menunjukkan bahwa dengan bayi yang mendapatkan terapi pijat
pijatan pada bayi dapat mempengaruhi bayi dengan tekanan pemijatan yang
keluarnya hormon tidur melatonin, se- ringan.
hingga pola tidur bayi menjadi teratur. Bayi Penelitian lain menunjukkan bahwa
yang berumur 3-6 bulan mempunyai pola bayi yang mempunyai masa gestasi kurang
tidur yang cenderung belum teratur. Oleh dari 36 minggu (berat badan lahir kurang
karena itu, pijat bayi diperlukan agar bayi dari 2500) yang diberikan terapi pijat bayi
mempunyai pola tidur-bangun yang lebih sampai bayi berumur delapan bulan mem-
teratur dan berkualitas, serta performa punyai kualitas tidur yang baik dengan
yang lebih baik daripada bayi yang mem- mengurangi frekuensi terbangun dan mem-
punyai pola tidur yang berubah-ubah. percepat durasi bayi untuk dapat tertidur
Pijat bayi dapat membantu melepas- kembali (Kelmanson, 2006).
kan oksitosin dan endorfin yang membantu 2. Pengaruh Pijat Bayi terhadap Per-
mengatasi ketidaknyamanan. Kurangnya kembangan Motorik Kasar pada
waktu tidur pada bayi dapat berdampak Bayi Umur 3 - 6 Bulan
buruk pada perkembangan fisik dan kog- Penelitian ini menunjukkan bahwa bayi
nitif bayi yang menjadi indikator perkem- yang mendapatkan pijat bayi memiliki per-
bangan kesehatan, terutama kemampuan kembangan motorik kasar yang lebih baik
berpikir ketika dewasa nantinya. Sebaiknya dibandingkan dengan bayi yang tidak men-
durasi tidur bayi pada usia 3-6 bulan lebih dapatkan pijat bayi. Sehingga disimpulkan
banyak dibandingkan dengan kondisi bayi bahwa terdapat pengaruh pijat bayi ter-
saat terjaga. Durasi tidur bayi umur 3-6 hadap perkembangan motorik kasar pada
bulan mayoritas antara 12-14 jam/hari. bayi umur 3 - 6 bulan.
Selain itu, bayi yang mendapatkan pijat se- Hasil penelitian ini sesuai dengan ha-
bagian besar mempunyai durasi yang cepat sil penelitian yang dilakukan oleh Widodo
untuk jatuh tertidur (AMTA, 2008; dan Herawati (2008) menunjukkan bahwa
Harkreader et al., 2007; Rini, 2008; Roesli, ada pengaruh pijat bayi terhadap perkem-
2007). bangan motorik kasar pada bayi usia 3-4
Peningkatan durasi tidur pada bayi bulan dengan hasil p sebesar <0.001 dalam
yang diberikan pijat bayi disebabkan ka- kemampuan bayi untuk merangkak atau
rena adanya peningkatan kadar aktivitas kemampuan bayi dalam mengangkat ke-
neurotransmitter serotonin yang dihasil- pala dan menahan selama lebih dari satu
kan pada saat pemijatan, sehingga kapa- menit dengan menegakkan kepala sebesar
sitas sel reseptor untuk mengikat glu- 45o–90o, kemampuan pull to sit atau ke-
kokortikoid meningkat dan terjadilah pe- mampuan bayi dari posisi tidur terlentang
nurunan kadar hormon adrenalin (cortisol kemudian kepala diangkat ke posisi duduk,
hormone), sehingga menyebabkan pera- dan kemampuan rolling atau miring ke
saan rileks dan bayi merasa lebih nyaman arah tengkurap.
Hasil dalam penelitian ini menun- sebagai pengontrol refleks, tingkat kesa-
jukkan bayi yang memiliki perkembangan daran, dan fungsi tubuh bagian vital, se-
motorik kasar pada kelompok intervensi perti respirasi dan eliminasi. Otak bagian
yang sesuai dengan perkembangan saat pre tengah dikelilingi oleh cerebrum dan kor-
test menunjukkan adanya peningkatan teks cerebral yang mengontrol gerakan
perkembangan motorik kasar pada bayi volunteer, persepsi, dan fungsi-fungsi in-
pada post test setelah diberikan perlakuan telektual, seperti belajar, pemikiran, dan
pijat bayi. komunikasi. Bagian pertama cerebrum
Menurut penelitian yang dilakukan sampai matur berguna untuk mengendali-
oleh Field et al., (2006), menunjukkan bah- kan aktivitas motorik yang bersifat seder-
wa bayi yang mendapatkan pemijatan hana, seperti gerakan tangan dan kaki
dengan tekanan yang sedang lebih menun- (Amstrong, 2003).
jukkan peningkatan pada motorik kasar 3. Pengaruh Pijat Bayi terhadap Per-
dibandingkan dengan bayi yang menda- kembangan Motorik Halus pada
patkan pemijatan dengan tekanan yang Bayi Umur 3-6 Bulan
ringan. Pijat bayi akan menstimulasi taktil Hasil penelitian menunjukkan bahwa bayi
bayi agar perkembangannnya bertambah yang mendapatkan pijat bayi memiliki per-
pesat dan dengan mudah melakukan kembangan motorik halus yang lebih baik
gerakan-gerakan yang kompleks atau ter- dibandingkan dengan bayi yang tidak men-
koordinasi. Gerakan remasan pada pijat dapatkan pijat bayi, sehingga disimpulkan
bayi dapat membuat otot bayi menjadi kuat bahwa terdapat pengaruh pijat bayi ter-
(Levy dan Hyman, 1993; Roesli, 2013). hadap perkembangan motorik halus pada
Aktivitas nervous vagus menyebabkan bayi umur 3-6 bulan. Menurut hasil per-
peningkatan kadar enzim penyerapan pada kembangan motorik halus pada kelompok
gastrin dan insulin. Insulin berperan dalam intervensi mengalami peningkatan jumlah
proses metabolisme karbohidrat, penyim- bayi yang sesuai perkembangan pada saat
panan glikogen, dan sintesis asam lemak post test.
yang akan disimpan di dalam hati, lemak, Perkembangan motorik merupakan
dan otot. Salah satu glikogen akan meng- perkembangan kontrol pergerakan badan
hasilkan ATP yang berfungsi untuk kontra- melalui koordinasi aktivasi saraf pusat,
ksi otot. Ketersediaan ATP yang cukup akan saraf tepi, dan otot. Kontrol pergerakan ini
membuat bayi lebih aktif dalam berakti- muncul dari perkembangan refleks-refleks
vitas, sehingga akan mempercepat perkem- yang dimulai sejak lahir. Penelitian yang di-
bangan motorik pada bayi (Pamela, 1993 lakukan oleh Schanberg pada tahun 1989
dalam Widodo dan Herawati, 2008). menunjukkan bahwa sentuhan, taktil atau
Hal ini sesuai dengan penelitian yang pijatan mempengaruhi produksi enzim
dilakukan oleh Utami et al., (2015) menun- ODC (ornithin decarboxylase), yaitu enzim
jukkan hasil p=0.001 yang berarti Ha yang menjadi petunjuk peka bagi pertum-
diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat di- buhan sel dan perkembangan jaringan, pe-
tarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan ngeluaran hormon pertumbuhan dan per-
antara pijat bayi dengan perkembangan kembangan (Roesli, 2007; Sears et al.,
motorik bayi umur 1-12 bulan. 2007).
Rangsangan yang baik dapat mening- Menurut penelitian yang dilakukan
katkan perkembangan motorik pada bayi. oleh Askary dan Aliabadi (2011), mnunjuk-
Otak bagian ujung dan tengah berfungsi kan bahwa terdapat peningkatan perkem-
Bayi Usia 3-8 Bulan. Jurnal Ilmiah. Roesli U (2007). Pedoman pijat bayi.
5(1). Jakarta: PT. Trubus Agriwidya.
Helen S, Lydia L, Karen M (2005). The _____ (2008). Pedoman Pijat Bayi. Edisi
Benefit of Baby Massage. Pediatric Revisi. Jakarta: PT Trubus Agriwidia.
Nursing Journal. 17(2). _____ (2009). Pedoman Pijat Bayi.
Kachoosangy RA, Aliabadi F (2011). Effect Jakarta: Trubus Agriwidya.
of Tactile-Kinesthetic Stimulation on _____ (2013). Pedoman Pijat Bayi.
Motor Development of Low Birth Jakarta: Pustaka Pembangunan Swa-
Weight Neonates. Iranian Rehabili- daya Nusantara.
tation Journal. 9 (13): 16-18. Ruffin PT (2011). A History of Massage in
Kelmanson IA, Adulas EI (2006). Massage Nurse Training School Curricula
Therapy and Sleep Behaviour in (1860-1945). Journal Holistic Nurse.
Infant Born with Low Birth Weight. 29 (1): 61-67.
Complement Ther Clin Pract. Elsevier Schoefer Y, Zutavern, Brockow I, Schafer T,
Journal. 12 (3): 200-205. Kramer U, Schaaf B (2007). Health
Kementerian Kesehatan Republik Indo- Risks of Early Swimming Pool Atten-
nesia (2009). Pedoman Pelaksanaan dance. Int Journal Hyg Environment
Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Health.
Dini Tumbuh Kembang Anak di Shadik N (2011). Pengaruh Pijat Bayi Ter-
Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. hadap Kualitas Tidur Bayi Usia 6-12
Jakarta: Kementerian Kesehatan Re- Bulan di Rumah Bersalin Rachmi
publik Indonesia. Yogyakarta Tahun 2011. Yogyakarta:
_____ (2010). Instrument Stimulasi, STIKES Aisyah.
Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Sears W, Martha S, Robert S, James S
Kembang Anak. Jakarta: Kementerian (2008). The Baby Book. Jakarta: Se-
Kesehatan Republik Indonesia. rambi Ilmu Semesta.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik _____ (2013). The Baby Book: Everything
Indonesia (2007). Standar Profesi Bi- You Need to Know about Your Baby
dan. Jakarta: Kepmenkes RI. From Birth to Age Two. Jakarta:
Levy SE, Hyman SL (1993). Pediatric Serambi Ilmu Semesta.
Assessment of The Child with Deve- Soetjiningsih, Gde Ranuh IGN (2014).
lopmental Delay. Pediatric Clin North Tumbuh Kembang Anak. Edisi II. Ja-
Am. NCBI. 40(3): 465-477. karta : EGC. p. 2-109.
Pamela ME (1993). Elements of Pediatric Sulistyawati A (2013). Deteksi Tumbuh
Physiotherapy, Churchill Livingstone. Kembang Anak. Jakarta: Salemba
Prasetyono DS (2013). Buku Pintar Pijat Medika.
Bayi. Yogyakarta: Buku Biru. Underdown A, Barlow J, Brown SS (2010).
Rini (2008). Panduan praktis Memijat Tactile Stimulation in Phsysically
Buah Hati Anda. Yogyakarta: Nusa Health Infants: Result of a Systematic
Pressindo. Review. Journal of Reproductive and
Rodrigues L, Ed D, Gabbard C (2008). Infant Psycology. 28 (1).
Optimizing Early Brain And Motor Utami A, Setyaningsih R, Wati KEP (2015).
Development Through Movement. Hubungan Pijat Bayi Dengan Per-
Early Childhood News. Accessed kembangan Motorik Bayi Usia 1-12
October 2016.