Effect of Massage On Sleep Quality and Motor Development in Infant Aged 3-6 Months

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Kusumastuti et al.

/ Effect of Massage on Sleep Quality and Motor Development

Effect of Massage on Sleep Quality and Motor


Development in Infant Aged 3-6 Months
Nurry Ayuningtyas Kusumastuti1), Didik Tamtomo2), Harsono Salimo3)
1) MastersProgram in Public Health, Sebelas Maret University, Surakarta
2)Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta
3)Depatment of Pediatrics, Dr. Moewardi Hospital, Surakarta

ABSTRACT

Background: In theory, infant massage is beneficial for improving sleep quality, gross and fine
motor development. Infants aged 3-6 months are able to receive stimulation that may help develop
gross and fine motor development. Massage may improve brain function and raise the release of
growth hormone, and strengthen muscle. This study aimed to determine of the effect of massage on
sleep quality, gross and fine motor development among infant aged 3-6 months.
Subjects and Method: This was a randomized controlled trial, conducted in Magelang, Central
Java, from 1 August to 16 September 2016. A total of 60 infants in Azza Momby Spa, Magelang was
selected for this study by simple random sampling. This sample was then allocated at random into
massage group (n1=30) and control group (n2=30). The independent variable was infant massage.
The dependent variables were sleep quality, gross and fine motor development. The data was
collected by using questionnaire. The difference of dependent variables between the two groups
were tested by Mann-Whitney.
Results: After intervention, infants in the massage group (median=2.00; SD=1.80) slept better
than the control group (median=0.00; SD=0.95), and it was statistically significant (p<0.001).
Infants in the massage group (median=0.00; SD=0.81) had better gross motor development than
the control group (median=0.00; SD=0.72), and it was statistically significant (p=0.043). Infants
in the massage group (median=0.00; SD=0.81) had better fine motor development than in the
control group (median=0.00; SD=0.48), and it was statistically significant (p=0.018).
Conclusion: Massage is effective to improve sleep quality, gross and fine motor development, in
infants aged 3-6 months.

Keywords: massage, sleep quality, gross and fine motor development, infants

Correspondence:
Nurry Ayuningtyas Kusumastuti. Masters Program in Public Health, Sebelas Maret University,
Surakarta. Email: nurry0067@yahoo.com.

LATAR BELAKANG nangan untuk melaksanakan pemantauan


dan menstimulasi tumbuh kembang bayi
Pijat bayi bermanfaat untuk meningkatkan dan anak. Selama ini salah satu bentuk
kualitas tidur (Ishikawa dan Shiga, 2012), stimulasi yang berkembang dalam me-
perkembangan motorik kasar, dan motorik rangsang tumbuh kembang bayi dengan
halus (Roesli, 2013). Pemerintah telah melakukan pijat bayi (Kepmenkes RI,
memberikan perhatian terhadap pertum- 2007).
buhan dan perkembangan bayi melalui pe- Masa bayi merupakan masa emas
ran bidan yang tertuang dalam Keputusan atau golden age karena pada masa ini
Menteri Kesehatan Republik Indonesia berlangsung sangat cepat dan tidak dapat
Nomor 369/ MENKES / SK /III /2007 terulang kembali. Selain itu juga disebut
tentang Standar Profesi Bidan yang me- masa kritis karena bayi sangat peka terha-
nyebutkan bahwa bidan mempunyai kewe- dap lingkungan sekitar, membutuhkan

e-ISSN: 2549-0257 (online) 161


Journal of Maternal and Child Health (2016), 1(3):161-169
https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.03.03

asupan nutrisi yang cukup, serta stimulasi tyono, 2012; Schoefer et al., 2007; Widi-
yang baik untuk mendukung proses per- yanti et al., 2008).
tumbuhan dan perkembangannya. Pada Orang tua paling mudah melihat
masa ini perkembangan otak bayi yang perkembangan pada bayinya, yaitu pada
mempunyai sifat plastisitas akan berlang- perkembangan gerak tubuh yang meliputi
sung (Kemenkes, 2009; Zero to Three, motorik kasar (gross motoric) dan motorik
2012). halus (fine motoric) (Kemenkes, 2010).
Bayi adalah individu yang lemah dan Pijat bayi memberikan stimulus dalam per-
memerlukan adaptasi, sehingga jika bayi kembangan motoriknya karena gerakan
mengalami kesulitan dalam proses adap- remasan pada pijat bayi dapat berguna
tasinya, maka akan berpengaruh terhadap untuk menguatkan otot bayi (Roesli, 2013).
perkembangannya, tingkah laku yang tidak Menurut Halimah et al., (2012), pijat bayi
teratur, bahkan akibat yang paling fatal dapat memberikan efek positif secara mo-
dapat mengakibatkan kematian pada bayi torik, antara lain kemampuan mengontrol
(Mansyur, 2009). Sensasi dari sentuhan koordinasi jari tangan, lengan, badan, dan
sangat penting pada awal kehidupan bayi tungkai.
untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Tujuan penelitian ini adalah meng-
Rangsangan dari sentuhan pada bayi analisis pengaruh pijat bayi terhadap kua-
berpengaruh terhadap perkembangan psi- litas tidur, perkembangan motorik kasar,
kososial yang positif (Polat, 2012). dan motorik halus pada bayi umur 3-6
Pada usia 3 bulan ke atas, bayi bulan.
mampu menerima rangsangan dan sentu-
han. Selain itu pada usia bayi 4-6 bulan SUBJEK DAN METODE
merupakan saat dimana perkembangan
motoriknya akan lebih cepat berkembang Desain penelitian yang digunakan adalah
(Kemenkes, 2010). Kekuatan otot bayi akan true-experimental dengan pretest-posttest
semakin meningkat seiring berjalannya control group design dengan Randomize
usia bayi. Pada usia ini, perkembangan sel- Controlled Trial (RCT). Waktu pelaksanaan
sel otak sangat pesat, sehingga dengan pada 1 Agustus-16 September 2016 di
terapi pijat bayi secara rutin dan ber- wilayah Puskesmas Magelang Tengah dan
kesinambungan dapat memperkuat hu- Azza Momby Spa. Populasi penelitian se-
bungan antar saraf yang sudah terbentuk, luruh bayi usia 3-6 bulan di wilayah Pus-
sehingga dapat meningkatkan fungsi otak kesmas Magelang Tengah sebanyak 145
(Chamida, 2009; Roesli, 2008). bayi sehat dan tidak cacat bawaan. Subjek
Menurut Vina (2010), saat tidur penelitian menggunakan simple random
nyenyak pertumbuhan otak bayi akan sampling dengan 30 bayi yang mendapat-
mencapai puncaknya karena tubuh bayi kan perlakuan pijat bayi.
akan memproduksi hormon pertumbuhan Teknik pengumpulan data meng-
tiga kali lebih banyak daripada ketika bayi gunakan kuesioner BISQ untuk kualitas
terjaga. Oleh karena itu, bayi yang tidurnya tidur dan KPSP untuk perkembangan
lebih lama pertumbuhan dan perkem- motorik kasar dan motorik halus. Analisis
bangan bayi akan tercapai secara optimal data menggunakan analisis bivariat dengan
dan memungkinkan tubuh memperbaiki SPSS versi 22.
dan memperbarui seluruh sel yang ada di
dalam tubuh (Helen et al., 2005; Prase-

162 e-ISSN: 2549-0257 (online)


Kusumastuti et al./ Effect of Massage on Sleep Quality and Motor Development

HASIL (66.7%). Status bayi anak ke-2 pada


1. Karakteristik subjek penelitian masing-masing kelompok 13 bayi (43.3%).
Hasil karakteristik subjek penelitian pada Hasil karakteristik subjek penelitian
Tabel 1 menunjukkan dari 30 subjek pene- pada ibu menunjukkan yang paling banyak
litian dalam kelompok intervensi dan 30 umur ibu 20-35 tahun untuk kelompok
kelompok kontrol. Deskripsi variabel pene- intervensi 25 ibu (83.3%) dan kelompok
litian dijelaskan berdasarkan karakteristik, kontrol sebesar 28 ibu (93.3%). Sebagian
kriteria, frekuensi, dan persentase. besar subjek penelitian tidak bekerja (IRT)
Sebagian besar bayi berumur 3 bulan 25 ibu (83.3%) pada masing-masing kelom-
pada kelompok intervensi 14 bayi (46.7%) pok. Tingkat pendapatan keluarga ≥UMR
dan kelompok kontrol 18 bayi (60%). 27 ibu (90%) dan kelompok kontrol 25
Semua subjek penelitian sehat pada (83.3%). Pendidikan ibu sebagian besar
masing-masing kelompok. Sebagian besar tamat SMA 19 ibu (63.3%) pada kelompok
subjek penelitian berjenis kelamin perem- intervensi dan 18 bayi (60%) pada kelom-
puan pada kelompok intervensi 22 bayi pok kontrol.
(73.3%) dan kelompok kontrol 20 bayi
Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian
Karakteristik Kriteria n % n % p
Umur Bayi 3 bulan 14 46.7 18 60 0.301
4 bulan 12 40 10 33.3
5 bulan 4 13.3 1 3.3
6 bulan 0 0 1 3.3
Status Kesehatan Sehat 30 100 30 100 1
Sakit 0 0 0 0
Jenis Kelamin Laki-laki 8 26.7 10 33.3 0.120
Perempuan 22 73.3 20 66.7
Status Bayi Satu 10 33.3 8 26.7 0.828
Dua 13 43.3 13 43.3
Tiga 5 16.7 6 20
Lainnya 2 6.7 3 10
Umur Ibu <20 tahun 0 0 0 0 0.651
20-35 tahun 25 83.3 28 93.3
≥35 tahun 5 16.7 2 6.7
Pekerjaan Ibu PNS/ABRI 2 6.7 3 10 1.000
Wiraswasta 3 10 1 3.3
Swasta 0 0 1 3.3
IRT 25 83.3 25 83.3
Tingkat Pendapatan <UMR 3 10 6 20 0.647
≥ UMR 27 90 24 80
Pendidikan Ibu Tamat SD 1 3.3 1 3.3 0.436
Tamat SMP 4 13.3 2 6.7
Tamat SMA 19 63.3 18 60
Tamat D1-D3 4 13.3 7 23.3
Tamat D4/S1 2 6.7 1 3.3

2. Analisis Bivariat kualitas tidur didapatkan hasil bahwa


Variabel dalam penelitian ini pijat bayi, p<0.001, hal tersebut menunjukkan bahwa
kualitas tidur, perkembangan motorik terdapat perbedaan yang bermakna antara
kasar, dan motorik halus. Metode yang kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
digunakan adalah Mann Whitney. Berda- Pada perkembangan motorik kasar p
sarkan uji beda Mann Whitney Test pada sebesar 0.043 menunjukkan bahwa terda-

e-ISSN: 2549-0257 (online) 163


Journal of Maternal and Child Health (2016), 1(3):161-169
https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.03.03

pat perbedaan yang bermakna antara ke- besar 0.018 menunjukkan bahwa terdapat
lompok intervensi dan kelompok kontrol. perbedaan yang bermakna antara kelom-
Pada perkembangan motorik halus p se- pok intervensi dan kelompok kontrol.
Tabel 2. Uji Mann Whitney variabel kualitas tidur, perkembangan motorik kasar,
dan motorik halus kelompok pijat dan tidak pijat sebelum perlakuan
Kelompok Variabel n Mean Median SD p
Kualitas Tidur
-Pijat 30 5.63 5.00 1.71 0.632
-Tidak pijat 30 5.77 6.00 1.92
Perkembangan Motorik Kasar 30 2.80 3.00 0.99 0.975
- Pijat 30 2.77 3.00 1.17
- Tidak pijat
Perkembangan Motorik Halus
- Pijat 30 1.57 2.00 0.68 0.388
- Tidak pijat 30 1.40 2.00 0.77

Tabel 3. Uji Mann-Whitney selisih variabel kualitas tidur, perkembangan motorik


kasar, dan motorik halus kelompok pijat dan tidak pijat
Kelompok Variabel n Mean Median SD p
Kualitas Tidur
-Pijat 30 1.83 2.00 1.80 <0.001
-Tidak pijat 30 0.30 0.00 0.95
Perkembangan Motorik Kasar 30 0.63 0.00 0.81 0.043
- pijat 30 0.03 0.00 0.72
- tidak pijat
Perkembangan Motorik Halus
- Pijat 30 0.63 0.00 0.81 0.018
- Tidak pijat 30 0.20 0.00 0.48

PEMBAHASAN diberikan pijat bayi dari kualitas tidur


1. Pengaruh Pijat Bayi terhadap buruk menjadi baik. Pada saat pre test 10
Kualitas Tidur pada Bayi Umur 3-6 bayi (33.3%) mempunyai kualitas tidur
Bulan buruk dan saat post test kualitas tidurnya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bayi berubah menjadi baik. Saat pre test bayi
yang mendapatkan pijat memiliki kualitas yang mempunyai kualitas tidur baik se-
tidur yang lebih baik dibandingkan dengan banyak 20 bayi (66.7%) dan saat post test
bayi yang tidak mendapatkan pijat, se- bayi yang memiliki kualitas tidur baik
hingga disimpulkan bahwa terdapat peng- menjadi 30 bayi (100%).
aruh pijat bayi terhadap kualitas tidur pada Tidur bayi sangat penting dalam
bayi umur 3-6 bulan. Pada kelompok inter- menunjang proses tumbuh kembang bayi
vensi saat dilakukan post test bayi yang yang menentukan tahap perkembangan
mempunyai kualitas tidur baik meningkat bayi selanjutnya. Pada saat bayi tidur akan
daripada saat pre test. terjadi perbaikan sel-sel otak dan akan
Hal ini sesuai dengan penelitian yang terjadi produksi hormon pertumbuhan dan
dilakukan oleh Shadik (2011) menunjukkan perkembangan kurang lebih sebesar 75%.
hasil uji statistik menggunakan wilcoxon Berdasarkan hasil penelitian yang
match pairs test diperoleh nilai p=0.002, dilakukan oleh Guyton (2013) yang mene-
sehingga dapat disimpulkan bahwa ter- liti efek dari pijat bayi untuk meningkatkan
dapat peningkatan kualitas tidur setelah kualitas tidur, pada kelompok intervensi

164 e-ISSN: 2549-0257 (online)


Kusumastuti et al./ Effect of Massage on Sleep Quality and Motor Development

saat pre test terdapat 20 bayi yang mem- dan tenang saat tidur (Roesli, 2009; Yahya,
butuhkan waktu kurang dari satu jam 2011).
untuk dapat jatuh tertidur lagi setelah ter- Penelitian Field (2006) menunjukkan
bangun dan saat post test terdapat 29 bayi hasil yang signifikan. Bayi yang menda-
yang membutuhkan waktu kurang dari satu patkan terapi pijat bayi dengan tekanan
jam untuk bisa tidur lagi setelah terbangun. pemijatan sedang lebih terlihat pening-
Menurut penelitian yang dilakukan katan kualitas tidurnya dibandingkan
oleh Field (2006) menunjukkan bahwa dengan bayi yang mendapatkan terapi pijat
pijatan pada bayi dapat mempengaruhi bayi dengan tekanan pemijatan yang
keluarnya hormon tidur melatonin, se- ringan.
hingga pola tidur bayi menjadi teratur. Bayi Penelitian lain menunjukkan bahwa
yang berumur 3-6 bulan mempunyai pola bayi yang mempunyai masa gestasi kurang
tidur yang cenderung belum teratur. Oleh dari 36 minggu (berat badan lahir kurang
karena itu, pijat bayi diperlukan agar bayi dari 2500) yang diberikan terapi pijat bayi
mempunyai pola tidur-bangun yang lebih sampai bayi berumur delapan bulan mem-
teratur dan berkualitas, serta performa punyai kualitas tidur yang baik dengan
yang lebih baik daripada bayi yang mem- mengurangi frekuensi terbangun dan mem-
punyai pola tidur yang berubah-ubah. percepat durasi bayi untuk dapat tertidur
Pijat bayi dapat membantu melepas- kembali (Kelmanson, 2006).
kan oksitosin dan endorfin yang membantu 2. Pengaruh Pijat Bayi terhadap Per-
mengatasi ketidaknyamanan. Kurangnya kembangan Motorik Kasar pada
waktu tidur pada bayi dapat berdampak Bayi Umur 3 - 6 Bulan
buruk pada perkembangan fisik dan kog- Penelitian ini menunjukkan bahwa bayi
nitif bayi yang menjadi indikator perkem- yang mendapatkan pijat bayi memiliki per-
bangan kesehatan, terutama kemampuan kembangan motorik kasar yang lebih baik
berpikir ketika dewasa nantinya. Sebaiknya dibandingkan dengan bayi yang tidak men-
durasi tidur bayi pada usia 3-6 bulan lebih dapatkan pijat bayi. Sehingga disimpulkan
banyak dibandingkan dengan kondisi bayi bahwa terdapat pengaruh pijat bayi ter-
saat terjaga. Durasi tidur bayi umur 3-6 hadap perkembangan motorik kasar pada
bulan mayoritas antara 12-14 jam/hari. bayi umur 3 - 6 bulan.
Selain itu, bayi yang mendapatkan pijat se- Hasil penelitian ini sesuai dengan ha-
bagian besar mempunyai durasi yang cepat sil penelitian yang dilakukan oleh Widodo
untuk jatuh tertidur (AMTA, 2008; dan Herawati (2008) menunjukkan bahwa
Harkreader et al., 2007; Rini, 2008; Roesli, ada pengaruh pijat bayi terhadap perkem-
2007). bangan motorik kasar pada bayi usia 3-4
Peningkatan durasi tidur pada bayi bulan dengan hasil p sebesar <0.001 dalam
yang diberikan pijat bayi disebabkan ka- kemampuan bayi untuk merangkak atau
rena adanya peningkatan kadar aktivitas kemampuan bayi dalam mengangkat ke-
neurotransmitter serotonin yang dihasil- pala dan menahan selama lebih dari satu
kan pada saat pemijatan, sehingga kapa- menit dengan menegakkan kepala sebesar
sitas sel reseptor untuk mengikat glu- 45o–90o, kemampuan pull to sit atau ke-
kokortikoid meningkat dan terjadilah pe- mampuan bayi dari posisi tidur terlentang
nurunan kadar hormon adrenalin (cortisol kemudian kepala diangkat ke posisi duduk,
hormone), sehingga menyebabkan pera- dan kemampuan rolling atau miring ke
saan rileks dan bayi merasa lebih nyaman arah tengkurap.

e-ISSN: 2549-0257 (online) 165


Journal of Maternal and Child Health (2016), 1(3):161-169
https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.03.03

Hasil dalam penelitian ini menun- sebagai pengontrol refleks, tingkat kesa-
jukkan bayi yang memiliki perkembangan daran, dan fungsi tubuh bagian vital, se-
motorik kasar pada kelompok intervensi perti respirasi dan eliminasi. Otak bagian
yang sesuai dengan perkembangan saat pre tengah dikelilingi oleh cerebrum dan kor-
test menunjukkan adanya peningkatan teks cerebral yang mengontrol gerakan
perkembangan motorik kasar pada bayi volunteer, persepsi, dan fungsi-fungsi in-
pada post test setelah diberikan perlakuan telektual, seperti belajar, pemikiran, dan
pijat bayi. komunikasi. Bagian pertama cerebrum
Menurut penelitian yang dilakukan sampai matur berguna untuk mengendali-
oleh Field et al., (2006), menunjukkan bah- kan aktivitas motorik yang bersifat seder-
wa bayi yang mendapatkan pemijatan hana, seperti gerakan tangan dan kaki
dengan tekanan yang sedang lebih menun- (Amstrong, 2003).
jukkan peningkatan pada motorik kasar 3. Pengaruh Pijat Bayi terhadap Per-
dibandingkan dengan bayi yang menda- kembangan Motorik Halus pada
patkan pemijatan dengan tekanan yang Bayi Umur 3-6 Bulan
ringan. Pijat bayi akan menstimulasi taktil Hasil penelitian menunjukkan bahwa bayi
bayi agar perkembangannnya bertambah yang mendapatkan pijat bayi memiliki per-
pesat dan dengan mudah melakukan kembangan motorik halus yang lebih baik
gerakan-gerakan yang kompleks atau ter- dibandingkan dengan bayi yang tidak men-
koordinasi. Gerakan remasan pada pijat dapatkan pijat bayi, sehingga disimpulkan
bayi dapat membuat otot bayi menjadi kuat bahwa terdapat pengaruh pijat bayi ter-
(Levy dan Hyman, 1993; Roesli, 2013). hadap perkembangan motorik halus pada
Aktivitas nervous vagus menyebabkan bayi umur 3-6 bulan. Menurut hasil per-
peningkatan kadar enzim penyerapan pada kembangan motorik halus pada kelompok
gastrin dan insulin. Insulin berperan dalam intervensi mengalami peningkatan jumlah
proses metabolisme karbohidrat, penyim- bayi yang sesuai perkembangan pada saat
panan glikogen, dan sintesis asam lemak post test.
yang akan disimpan di dalam hati, lemak, Perkembangan motorik merupakan
dan otot. Salah satu glikogen akan meng- perkembangan kontrol pergerakan badan
hasilkan ATP yang berfungsi untuk kontra- melalui koordinasi aktivasi saraf pusat,
ksi otot. Ketersediaan ATP yang cukup akan saraf tepi, dan otot. Kontrol pergerakan ini
membuat bayi lebih aktif dalam berakti- muncul dari perkembangan refleks-refleks
vitas, sehingga akan mempercepat perkem- yang dimulai sejak lahir. Penelitian yang di-
bangan motorik pada bayi (Pamela, 1993 lakukan oleh Schanberg pada tahun 1989
dalam Widodo dan Herawati, 2008). menunjukkan bahwa sentuhan, taktil atau
Hal ini sesuai dengan penelitian yang pijatan mempengaruhi produksi enzim
dilakukan oleh Utami et al., (2015) menun- ODC (ornithin decarboxylase), yaitu enzim
jukkan hasil p=0.001 yang berarti Ha yang menjadi petunjuk peka bagi pertum-
diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat di- buhan sel dan perkembangan jaringan, pe-
tarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan ngeluaran hormon pertumbuhan dan per-
antara pijat bayi dengan perkembangan kembangan (Roesli, 2007; Sears et al.,
motorik bayi umur 1-12 bulan. 2007).
Rangsangan yang baik dapat mening- Menurut penelitian yang dilakukan
katkan perkembangan motorik pada bayi. oleh Askary dan Aliabadi (2011), mnunjuk-
Otak bagian ujung dan tengah berfungsi kan bahwa terdapat peningkatan perkem-

166 e-ISSN: 2549-0257 (online)


Kusumastuti et al./ Effect of Massage on Sleep Quality and Motor Development

bangan motorik pada kelompok kontrol terhadap peningkatan perkembangan mo-


yang diberi perlakuan sebanyak tiga kali torik kasar pada bayi umur 3-6 bulan. Ada
sehari selama 10 hari dengan p<0.001. pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan
Mengembangkan kecerdasan anak dibutuh- perkembangan motorik halus pada bayi
kan tiga kebutuhan pokok, yaitu kebutuhan umur 3-6 bulan.
fisik, emosi dan stimulasi dini. Ketiga kebu-
tuhan pokok tersebut harus diberikan se- DAFTAR PUSTAKA
cara bersamaan. Salah satu caranya adalah Adriana D (2013). Tumbuh kembang dan
dengan sering mengajak anak berbicara terapi bermain pada anak. Jakarta:
dan bermain. Mengajak bayi bermain juga Salemba Medika. p. 8-9.
sangat efektif untuk merangsang per- American Massage Therapy Association
kembangan motorik kasar dan motorik (AMTA) (2008). Massage therapy
halus pada leher, tubuh, kaki, tangan dan may benefit newborns. Accessed
jari-jarinya. Saat melakukan permainan ke- October 2016.
mampuan motorik halus anak akan terlatih Amstrong T (2003). Smart baby’s brain.
dengan memungut mainan, meraba, me- Prestasi Pustakaraya: Jakarta.
megang dengan kelima jarinya (Adriana, Askary RK, Aliabadi F (2013). Effect of
2013; Rodrigues et al., 2008). Tactile-Kinesthetic Stimulation on
Hal ini sesuai dengan teori Piaget Motor Development of Low Birth
yang dikutip oleh Sulistyawati (2013), Weight Neonates. Iranian Journal of
bahwa perkembangan kognitif anak usia 0- Pediatrics. 23(3): 289-294.
2 tahun adalah sensorik motorik dimana Chamidah AN (2009). Deteksi Dini Gang-
tahap perkembangan panca indera sangat guan Pertumbuhan dan Perkemba-
berpengaruh dalam diri anak. Keinginan ngan Anak. Jurnal Pendidikan Khu-
terbesarnya adalah keinginan untuk me- sus. 5(2): 83-93.
nyentuh dan memegang karena didorong Champion for Children’s Health (2016).
oleh keinginan untuk mengetahui reaksi Fine Motor Skills: Birth to 2 years.
dari perbuatannya. Dengan melakukan Accessed October, 2016.
pijat bayi ibu bisa menstimulasi semua Field T, Diego MA, Hernandez-Reif M,
panca indera yang dibutuhkan untuk Deeds O, Figuereido B (2006). Mode-
perkembangan sensorik motorik dan ber- rate Versus Light Pressure Massage
cerita. Salah satu stimulasi yang bisa Therapy Leads to Greater Weight
dilakukan pada bayi untuk merangsang Gain in Preterm Infants. Infant Behav
berbagai perkembangan yang harus dilalui Dev. 29(4): 574- 578.
oleh bayi diantaranya adalah perkembang- Guyton H (2007). Buku ajar fisiologi ke-
an motorik. Stimulasi yang diberikan pada dokteran. Edisi Sebelas. Jakarta:
bayi harus baik dari segi kualitas maupun EGC.
kuantitas, serta sesuai dengan tingkat Harkreader H (2007). Fundamental of
maturitas saraf bayi (Soetjiningsih dan nursing (3rd ed.) . St. Louis Saunders:
Ranuh, 2014). Courtesy Ballard Medical Products
Berdasarkan hasil penelitian dan Draper UT.
pembahasan, ada beberapa kesimpulan pe- Halimah A, Suharto, Fajriah SN (2012).
nelitian yaitu, ada pengaruh pijat bayi ter- Pengaruh Stimulasi Bayi terhadap
hadap peningkatan kualitas tidur pada bayi Perkembangan Motorik Kasar pada
umur 3-6 bulan. Ada pengaruh pijat bayi

e-ISSN: 2549-0257 (online) 167


Journal of Maternal and Child Health (2016), 1(3):161-169
https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.03.03

Bayi Usia 3-8 Bulan. Jurnal Ilmiah. Roesli U (2007). Pedoman pijat bayi.
5(1). Jakarta: PT. Trubus Agriwidya.
Helen S, Lydia L, Karen M (2005). The _____ (2008). Pedoman Pijat Bayi. Edisi
Benefit of Baby Massage. Pediatric Revisi. Jakarta: PT Trubus Agriwidia.
Nursing Journal. 17(2). _____ (2009). Pedoman Pijat Bayi.
Kachoosangy RA, Aliabadi F (2011). Effect Jakarta: Trubus Agriwidya.
of Tactile-Kinesthetic Stimulation on _____ (2013). Pedoman Pijat Bayi.
Motor Development of Low Birth Jakarta: Pustaka Pembangunan Swa-
Weight Neonates. Iranian Rehabili- daya Nusantara.
tation Journal. 9 (13): 16-18. Ruffin PT (2011). A History of Massage in
Kelmanson IA, Adulas EI (2006). Massage Nurse Training School Curricula
Therapy and Sleep Behaviour in (1860-1945). Journal Holistic Nurse.
Infant Born with Low Birth Weight. 29 (1): 61-67.
Complement Ther Clin Pract. Elsevier Schoefer Y, Zutavern, Brockow I, Schafer T,
Journal. 12 (3): 200-205. Kramer U, Schaaf B (2007). Health
Kementerian Kesehatan Republik Indo- Risks of Early Swimming Pool Atten-
nesia (2009). Pedoman Pelaksanaan dance. Int Journal Hyg Environment
Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Health.
Dini Tumbuh Kembang Anak di Shadik N (2011). Pengaruh Pijat Bayi Ter-
Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. hadap Kualitas Tidur Bayi Usia 6-12
Jakarta: Kementerian Kesehatan Re- Bulan di Rumah Bersalin Rachmi
publik Indonesia. Yogyakarta Tahun 2011. Yogyakarta:
_____ (2010). Instrument Stimulasi, STIKES Aisyah.
Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Sears W, Martha S, Robert S, James S
Kembang Anak. Jakarta: Kementerian (2008). The Baby Book. Jakarta: Se-
Kesehatan Republik Indonesia. rambi Ilmu Semesta.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik _____ (2013). The Baby Book: Everything
Indonesia (2007). Standar Profesi Bi- You Need to Know about Your Baby
dan. Jakarta: Kepmenkes RI. From Birth to Age Two. Jakarta:
Levy SE, Hyman SL (1993). Pediatric Serambi Ilmu Semesta.
Assessment of The Child with Deve- Soetjiningsih, Gde Ranuh IGN (2014).
lopmental Delay. Pediatric Clin North Tumbuh Kembang Anak. Edisi II. Ja-
Am. NCBI. 40(3): 465-477. karta : EGC. p. 2-109.
Pamela ME (1993). Elements of Pediatric Sulistyawati A (2013). Deteksi Tumbuh
Physiotherapy, Churchill Livingstone. Kembang Anak. Jakarta: Salemba
Prasetyono DS (2013). Buku Pintar Pijat Medika.
Bayi. Yogyakarta: Buku Biru. Underdown A, Barlow J, Brown SS (2010).
Rini (2008). Panduan praktis Memijat Tactile Stimulation in Phsysically
Buah Hati Anda. Yogyakarta: Nusa Health Infants: Result of a Systematic
Pressindo. Review. Journal of Reproductive and
Rodrigues L, Ed D, Gabbard C (2008). Infant Psycology. 28 (1).
Optimizing Early Brain And Motor Utami A, Setyaningsih R, Wati KEP (2015).
Development Through Movement. Hubungan Pijat Bayi Dengan Per-
Early Childhood News. Accessed kembangan Motorik Bayi Usia 1-12
October 2016.

168 e-ISSN: 2549-0257 (online)


Kusumastuti et al./ Effect of Massage on Sleep Quality and Motor Development

Bulan di Desa Pundungsari Bulu kembangan Gross Motoric pada Bayi


Sukoharjo. JIK. 3(1): 50 – 58. Usia 3-4 Bulan. Jurnal Kesehatan.
Widiyanti M (2008). Hubungan Pijat Bayi ISSN 1979-7621. 1(1): 67-72.
dengan Pola Tidur Bayi Usia 3-6 Yahya N (2011). SPA Bayi Dan Anak. Solo:
Bulan Di Bidan Praktek Swasta Ny. Metagraf.
Numusriah Kota Kediri. Jurnal Kese- Zero To Three (2012). Behaviour and De-
hatan. 6 (2): 79-83. velopment. Washington DC: National
Widodo A, Herawati I (2008). Efektifitas Center for Infant, Toddlers and Fami-
Massage Efflurage terhadap Per- lies.

e-ISSN: 2549-0257 (online) 169

You might also like