Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014

STUDY OF DETERMINATION OF FREE FORMALDEHYDE IN LEATHER


PRODUCTS AND LEATHER ARTICLES AS SUPPORT FOR IMPLEMENTATION
ECOLABEL

Ike Setyorini* dan Rihastiwi Setiyamurti


Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri
Kementerian Perindustrian RI
*E-mail: totto_hime@yahoo.com

ABSTRACT
The objective is to review the readiness of the testing laboratories in the
determination of free formaldehyde in the products of finished leather and leather
articles in order to support industry to applicate ecolabel. Formaldehyde is one of the
tanner ingredient that is widely used in the leather tanning industry because it
provides resistance properties to washing, hydrophilic, resistant to boiling water,
resistant to sunlight, smooth and has a flat white color so when done coloring gives
bright colors . Formaldehyde is a hazardous material that is restricted in its use so
that the products of finished leather and leather goods included in any of the
parameters ecolabel. Determination of free formaldehyde levels in the products of
finished leather and leather articles can be carried out in a laboratory test method
ISO / TS 17226:2003. While SNI for determination of free formaldehyde in the
finished leather and leather goods are not yet available.

Keywords: Formaldehyde, tanning, leather and leather articles, ecolabel

123 Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014

KAJIAN PENENTUAN KADAR FORMALDEHIDA BEBAS DALAM PRODUK


KULIT JADI DAN BARANG KULIT DALAM RANGKA DUKUNGAN TERHADAP
PENERAPAN EKOLABEL

Ike Setyorini* dan Rihastiwi Setiyamurti


Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri
Kementerian Perindustrian RI
*E-mail: totto_hime@yahoo.com

ABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengkaji kesiapan laboratorium pengujian
dalam penentuan kadar Formaldehida bebas dalam produk kulit jadi dan barang kulit
dalam rangka mendukung kesiapan produsen terhadap penerapan ekolabel.
Formaldehida merupakan salah satu bahan penyamak kulit yang banyak dipakai di
industri penyamakan kulit karena memberikan sifat-sifat tahan terhadap pencucian,
hidrofilik, tahan terhadap air mendidih, tahan terhadap sinar matahari, halus dan
memiliki warna yang putih rata sehingga ketika dilakukan pewarnaan memberikan
warna yang cerah. Formaldehida merupakan bahan berbahaya yang dalam
penggunaannya dibatasi sehingga dalam produk kulit jadi dan barang kulit termasuk
dalam salah satu parameter ekolabel. Penentuan kadar Formaldehida bebas dalam
produk kulit jadi dan barang kulit dapat dilakukan di laboratorium pengujian dengan
metode ISO/TS 17226:2003. Sedangkan SNI untuk penentuan kadar Formaldehida
bebas dalam kulit jadi dan barang kulit belum tersedia.

Kata kunci : Formaldehida, penyamakan, kulit dan barang kulit, ekolabel

Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti 124
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014

PENDAHULUAN
Barang kulit merupakan salah satu produk yang banyak diminati sebagai
pelengkap gaya hidup manusia. Berbagai macam barang yang terbuat dari kulit
yaitu jaket, jok mobil/sofa, sepatu, sabuk, tas, sarung tangan, dompet, dll dikonsumsi
dengan harga dan kualitas yang bervariasi. Bahan kulit adalah bahan yang tahan
lama dan fleksibel, diciptakan oleh industri penyamakan kulit (sapi, domba, kambing,
kerbau, dll) yang mengolah kulit mentah menjadi kulit jadi sebagai bahan baku
pembuatan barang kulit. Industri penyamakan kulit di Indonesia tersebar di DKI
Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, dan Sulawesi Selatan
memenuhi kebutuhan ekspor sebesar 60 % dari total produksi. Dari data
perdagangan ekspor, pada tahun 2010 nilai ekspor untuk komoditi kulit, barang kulit
dan alas kaki bernilai US $ 1254,0 juta sedangkan pada tahun 2011 bernilai US $
1254,0 juta US $1691,2 juta yang menunjukkan kenaikan sebesar 34,86 %
(Pusdatin Kemenperin, 2012).
Penyamakan kulit bertujuan untuk mengubah kulit mentah yang mudah rusak
oleh aktivItas mikroorganisme, kimia, atau fisika menjadi kulit tersamak yang lebih
tahan terhadap pengaruh-pengaruh tersebut. Proses penyamakan kulit dapat
dilakukan dengan beberapa macam bahan penyamak disesuaikan dengan sifat-sifat
kulit jadi yang diinginkan misalnya dengan bahan penyamak nabati (mahoni, gambir),
bahan penyamak mineral (krom), bahan penyamak kombinasi krom-nabati, bahan
penyamak minyak, bahan penyamak aldehid, dan bahan penyamak sintetis.
Formaldehida merupakan salah satu jenis bahan penyamak aldehid yang
menghasilkan kulit jadi dengan sifat-sifat tahan terhadap pencucian, hidrofilik, tahan
terhadap air mendidih, tahan terhadap sinar matahari, halus dan memiliki warna
yang putih rata sehingga ketika dilakukan pewarnaan memberikan warna yang
cerah. (Woodroffe, 1949). Karena sifat-sifatnya ini Formaldehida masih banyak
digunakan sebagai bahan penyamak pada industri penyamakan kulit.
Formaldehida adalah senyawa kimia yang mempunyai gugus aldehid paling
sederhana dan mempunyai kemampuan untuk bereaksi dengan bahan organik yang
mempunyai satu gugus H aktif di mana ikatan terjadi karena pelepasan ion Hidrogen
dari gugus amino (NH3+), reaksinya adalah:

125 Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014


R  NH 3  R  NH 2  H  (1)

Reaksi yang terjadi antara Formaldehida dengan protein kulit akan membentuk
turunan methylol dengan reaksi sebagai berikut:
R  NH 2  H 2C  O  R  NH  CH 2  OH (2)
Reaksi ini akan terus berlangsung dengan grup amino yang lain membentuk reaksi
kondensasi yaitu:
R  NH 2  H 2 N  R1  R  NH  CH 2  NH  R1  H 2O (3)
Dalam penyamakan, reaksi ini membentuk ikatan silang (cross linking) dengan
protein kulit untuk menjaga keseimbangan dengan zat penyamak. Reaksi
penyamakan aldehid berlangsung cepat dan terjadi antara pH 6-8 (Thornstensen,
1976)
Formaldehida juga dapat bereaksi dengan gugus sufidril yang terdapat dalam
struktur rambut yang dalam penyamakan kulit bulu berperan sebagai pengikat
rambut pada kulit, dengan reaksi sebagai berikut:
R  CH 2  S  S  CH 2  CH 2 O  CH 2 (S  CH 2  CNH 3  COOH ) 2 (4)

(O’flaherty, 1957)
Formaldehida yang telah bereaksi dengan protein kulit telah hilang sifat
racunnya. Akan tetapi akan berbahaya apabila terdapat Formaldehida bebas yang
tidak bereaksi dalam kulit hasil penyamakan. Sisa Formaldehida bebas (yang tidak
bereaksi) hampir selalu ada dan sulit dikendalikan. Selain itu pekerja industri
penyamakan kulit yang selalu bekerja dengan formalin dianjurkan untuk selalu
menggunakan kacamata, penutup hidung, dan sarung tangan saat bekerja.
Sifat berbahaya dari Formaldehida disebabkan oleh karakteristik senyawa
Formaldehida tersebut. Formaldehida merupakan salah satu polutan dalam ruangan
yang sering ditemukan. dalam udara bebas Formaldehida berada dalam wujud gas,
tetapi bisa larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan
merk dagang 'formalin' atau 'formol' ). Dalam air, Formaldehida mengalami
polimerisasi dan sedikit sekali yang ada dalam bentuk monomer H2CO. Umumnya,
larutan ini mengandung beberapa persen metanol untuk membatasi polimerisasinya.
Formaldehida yang terhisap bisa menyebabkan iritasi kepala dan membran mukosa,
yang menyebabkan keluarnya air mata, pusing, tenggorokan serasa terbakar, serta

Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti 126
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014

kegerahan. Di dalam tubuh, Formaldehida bisa menimbulkan terikatnya DNA oleh


protein, sehingga mengganggu ekspresi genetik yang normal.
Oleh karena itu dalam produk kulit jadi dan barang kulit, Formaldehida
merupakan salah satu parameter yang diperhatikan sebagai salah satu dari daftar
zat kimia yang dibatasi (restricted chemical substance lists) dalam industri
penyamakan kulit. Salah satunya adalah penerapan standar ekolabel sebagai
perlindungan konsumen, pelaku usaha dan masyarakat untuk keselamatan,
kesehatan maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup. Beberapa tanda ekolabel
yang terlihat di pasar Eropa untuk produk kulit jadi dan barang kulit yang menempel
langsung dengan kulit seperti pakaian, sepatu adalah Blue angel, Oeko-Tex100, SG
Label, dan PFI Label. Sedangkan Jepang dengan ”Ecomark”, Taiwan dengan
”Green mark”, Singapore dan Thailand dengan ”Green label”, serta Indonesia
dengan nama ”Ramah lingkungan”. Hingga saat ini lebih dari 20 negara menerapkan
standar ekolabel. Tanda ekolabel yang dicantumkan dalam produk
menginformasikan bahwa parameter yang disebutkan dalam standar ekolabel sudah
diuji dan memenuhi persyaratan mutunya. Untuk beberapa produsen alas kaki merk
internasional bahkan mensyaratkan sendiri penggunaan zat kimia yang dibatasi
termasuk Formaldehida. Beberapa industri otomotif dunia juga mensyaratkan batas
Formaldehida emisi ke udara kabin yang berasal dari kulit jok otomotif.
BSN telah menetapkan 10 (sepuluh) SNI kriteria ekolabel pada produk, salah
satunya adalah SNI 19-7188.3.1-2006 Kriteria ekolabel - Bagian 3: Kategori produk
kulit - Seksi 1: Kulit jadi. Kriteria ini berlaku untuk jenis kulit boks dan kulit glace
kambing/domba yang digunakan untuk atasan sepatu, kulit jaket dari kulit sapi dan
kulit domba/kambing, kulit sarung tangan dan kulit jok. Kriteria ini mencakup definisi,
persyaratan kriteria, nilai ambang batas dan metode uji/verifikasi, pengambilan
contoh serta persyaratan umum dan metode uji/verifikasi. Sedangkan SNI 19-
7188.3.2-2006 Kriteria ekolabel - Bagian 3: Kategori produk kulit - Seksi 2: Sepatu
kasual. Kriteria ini berlaku untuk produk sepatu kasual dengan bagian atas dari kulit
dan sol luar dari kulit, plastik atau karet. Kriteria ini mencakup definisi, persyaratan
kriteria, nilai ambang batas dan metode uji/verifikasi, pengambilan contoh serta
persyaratan umum dan metode uji/verifikasi.

127 Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014

Pada SNI 19-7188.3.1-2006 Kriteria ekolabel - Bagian 3: Kategori produk kulit


- Seksi 1: Kulit jadi disebutkan kriteria, persyaratan ambang batas dan metode
uji/verifikasi parameter uji ekolabel sebagai berikut:

Tabel 1. Persyaratan Ambang Batas dan Metode Uji/Verifikasi Parameter Uji


Ekolabel Kulit Jadi

Persyaratan/ambang
No Jenis Metode uji/verifikasi
batas

1. Cr (VI) ≤ 3 ppm DIN 53314:1996

2. Pentaklorofenol (PCP) ≤ 5 ppm ISO 17070:2006

3. Formaldehida bebas ≤ 200 ppm ISO/TS 17226:2003

4. Zat warna Azo ≤ 30 ppm DIN. 53316:1997

≤ 100 ppm (masing- CEN TC 309 WI


5. Logam berat (As, Cd dan Pb)
masing logam) 065 -4.3

6. Tetra-Klorofenol (TCP) ≤ 5 ppm ISO 17070:2006

Pada SNI 19-7188.3.2-2006 Kriteria ekolabel - Bagian 3: Kategori produk kulit


- Seksi 2: Sepatu kasual disebutkan bahwa parameter Formaldehida bebas
dipersyaratkan pada komponen utama yaitu kulit atasan dan lapis bagian atas
sepatu yang berbahan kulit maupun tekstil. Sedangkan komponen sol dalam dan sol
luar yang berbahan kulit parameter Formaldehida bebas tidak dipersyaratkan.
Berikut ini adalah kriteria, persyaratan ambang batas dan metode uji/verifikasi
parameter uji ekolabel untuk komponen utama sepatu kasual:
Dengan penerapan ekolabel produk kulit jadi dan barang kulit secara
internasional, mendorong produsen kulit jadi dan barang kulit di Indonesia untuk
memenuhi persyaratan tersebut agar diterima dalam perdagangan internasional.
Industri penyamakan kulit harus melakukan proses penyamakan kulit berdasarkan
pada produksi bersih. Di samping itu juga diperlukan kemampuan laboratorium
pengujian untuk menguji parameter ekolabel kulit jadi dan barang kulit dalam rangka
mendukung program tersebut. Pengujian di laboratorium untuk Formaldehida bebas
dalam kulit jadi dan barang kulit menggunakan metode uji ISO/TS 17226:2003
Leather -- Chemical determination of formaldehyde content dan DIN 53315:1996

Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti 128
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014

Bestimung des Formaldehyd-Gehaltes in Leder, adapun emisi Formaldehida ke


udara menggunakan metode uji ISO/TS 17226-3. Sedangkan Standar Nasional
Indonesia (SNI) untuk penentuan Formaldehida dalam kulit jadi dan produk kulit
belum tersedia.

Tabel 2. Persyaratan Ambang Batas dan Metode Uji/Verifikasi Parameter Uji Ekolabel
Atasan Sepatu dari Kulit dan Lapis Bagian Atas Sepatu Berbahan Kulit

No Jenis Persyaratan/ambang batas Metode uji/verifikasi

1. Pentaklorofenol (PCP) ≤ 5 ppm ISO 17070:2006

2. Formaldehida bebas ≤ 200 ppm ISO/TS 17226:2003

3. Cr (VI) ≤ 3 ppm DIN 53314:1996

4. Zat warna Azo ≤ 30 ppm DIN. 53316:1997

5. Logam berat (As,Cd, ≤ 100 ppm (masing-masing CEN TC 309 WI 065 -


Pb) logam) 4.3

6. Tetra-Klorofenol (TCP) ≤ 5 ppm ISO 17070:2006

Tabel 3. Persyaratan Ambang Batas dan Metode Uji/Verifikasi Parameter Uji


Ekolabel Lapis Bagian Atas Sepatu Berbahan Tekstil

No Jenis Persyaratan/ambang batas Metode uji/verifikasi

1. Pentaklorofenol (PCP) ≤ 0,05 ppm ISO 17070:2006

2. Formaldehyde bebas ≤ 75 ppm ISO/TS 17226:2003

3. Zat warna Azo Tidak mengandung zat § 35-LMBG-82.02-3


warna azo
yang tereduksi
menghasilkan senyawa
amina grup MAK IIIA1 dan
IIIA2

4. Logam berat - As 1,0 mg/kg CEN TC 309 WI 065-


(As,Cd,Pb) 4.3
- Cd 0,1 mg/kg
- Pb 1,0 mg/kg

129 Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014

TUJUAN
Tujuan penulisan ini adalah untuk:
1. Mengkaji kesiapan laboratorium pengujian dalam penentuan kadar formaldehida
dalam kulit jadi dan barang kulit
2. Mengkaji kesiapan industri kulit dalam memenuhi standar kandungan
formaldehida bebas sesuai persyaratan ekolabel

BAHAN DAN METODE


Peralatan
a. Spektrofotometer UV VIS-1601 PC
b. Alat penyaring vacum
c. Penangas air dengan pengaduk , suhu antara 40± 0,5ºC.
d. Thermometer dengan ketelitian 0,1ºC , ukuran skala 0 - 100ºC.
e. Peralatan gelas laboratorium
f. Timbangan analitis

Bahan-Bahan Kimia
a. Larutan Stok Formaldehida
b. Larutan kerja Formaldehida (6 µg/ml)
c. Larutan Iodin 0,05 M
d. Larutan NaOH 2 M
e. Larutan H2SO4 1,5 M
f. Larutan Sodium Tio sulfat 0,1 M

Metode
Kajian ini dilakukan melalui studi literatur, studi metode uji penentuan
kadar Formaldehida bebas dalam kulit jadi dan barang kulit, pengujian dan
analisis hasil uji kadar Formaldehida bebas dalam kulit jadi dan barang kulit di
laboratorium uji Balai Besar Kulit Karet dan Plastik, serta informasi lain yang
relevan.

Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti 130
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penentuan kadar Formaldehida bebas dalam kulit di laboratorium
pengujian didasarkan pada metode uji (m.u) yang disusun dengan menggunakan
acuan normatif sebagai berikut:
1. DIN 53315 ; 1996, Bestimung des Formaldehyd – Gehaltes in Leder
2. ISO/TS 17226: 2003, Leather – Chemical Tests – Determination of
formaldehyde content
3. SNI. 06-0642-1989 “ Cara Pengambilan Contoh “
4. SNI. 06-0643-1989 “ Cara Menyiapkan Contoh Uji Kulit Untuk Pengujian
Fisis dan Kimiawi “
Kadar Formaldehida bebas dalam kulit adalah jumlah Formaldehida bebas
yang terdapat dalam kulit yang didapat dengan cara hidrolisa sebagian, dengan
prinsip kerja kulit di potong kecil-kecil, diekstraksi dengan air suling pada suhu
40 ºC , disaring, kemudian hasil saringan di tambah Acetylaceton ( cairan
berwarna kuning dari 3,5 Diacetil – 1,4 dihidrotoluidin ). Senyawa ini kemudian
dideteksi secara fotometris dengan Spektrofotometer pada panjang gelombang
412 nm. Nilai kadar Formaldehida bebas pada hasil absorbsi tersebut
didapatkan dari sebuah kalibrasi yang sesuai.
Berikut ini adalah kurva larutan standar Formaldehida yang dibuat oleh
laboratorium untuk penentuan kadar Formaldehida bebas dalam salah satu
contoh kulit tersamak dengan pewarnaan.
Dari Gambar 1 terlihat bahwa koefisien korelasi hampir mendekati 1 yang
artinya variabel absorbansi dan konsentrasi Formaldehida pada kurva standar
mempunyai korelasi positif dan hubungan yang hampir linear sempurna. Hal ini
berarti kurva standar dapat dipakai sebagai dasar penentuan kadar
Formaldehida dalam sampel kulit.
Pengujian kadar Formaldehida bebas dalam contoh kulit dilakukan
dengan beberapa kali ulangan untuk melihat ripitabilitasnya dengan data
sebagai berikut:

131 Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014

Kurva larutan standar Formaldehid

A 4.5
y = 1.3185x + 0.0521
B 4.0
R2 = 0.999
S 3.5
O 3.0
R
2.5
B
A 2.0
N 1.5
S 1.0
I 0.5
0.0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0
Konsentrasi, ppm

Koefisien korelasi (R2) = 0,9995


Gambar 1. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Formaldehida

Tabel 4. Data Uji Contoh Kulit dalam Berbagai Ulangan

Konsentrasi Kadar Formaldehida,


No. Ep0 Ep Ee
terbaca, ppm ppm
1 0.003216 0.89940 0.008377 0.887807 44.4126
2 0.003216 0.90300 0.008377 0.891407 44.5926
3 0.003216 0.90240 0.008377 0.890807 44.5626
4 0.003216 0.90460 0.008377 0.893007 44.6727
5 0.003216 0.90258 0.008377 0.890987 44.5716
6 0.003216 0.90240 0.008377 0.887807 44.4126
7 0.003216 0.90540 0.008377 0.893807 44.7127
8 0.003216 0.89940 0.008377 0.887807 44.4126
9 0.003216 0.89990 0.008377 0.888307 44.4376
10 0.003216 0.90150 0.008377 0.889907 44.5176
11 0.003216 0.89947 0.008377 0.887877 44.4161
12 0.003216 0.90350 0.008377 0.891907 44.6177
13 0.003216 0.90252 0.008377 0.890927 44.5686
rata-rata = 44.5313
Sd = 0.10515

Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti 132
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014

Keterangan:
Epo adalah absorbansi blanko
Ep adalah absorbansi larutan contoh setelah reaksi dengan acetyl aceton dikurangi
absorbansi blanko
Ee adalah absorbansi contoh uji (warna asli)

Dari Tabel 4 didapatkan standar deviasi (Sd) dari berbagai ulangan hasil uji
sampel kulit sebesar 0,1 yang menunjukkan data-data hasil uji tersebut berada di
sekitar rata-rata hitungnya yaitu 44,53 ppm. Hal ini berarti ripitabilitas pengujian
dengan metode uji ini dapat dipertanggungjawabkan.
Tabel 5 adalah data hasil uji banding penentuan kadar Formaldehida bebas
dalam kulit jadi yang dilakukan oleh 3 analis.

Tabel 5. Data Uji Banding Penentuan Kadar Formaldehid Bebas dalam Kulit

Konsentrasi Kadar Formaldehida,


Kode Epo Ep Ee
terbaca, ppm ppm
A.1.1 0.003216 0.8994 0.007280 0.888904 44.4674
A.1.2 0.003216 0.90300 0.009748 0.890036 44.5241
A.1.3
0.003216 0.9024 0.008103 0.891081 44.5763
rata-rata = 44.5226
A.2.1 0.003216 0.9024 0.007280 0.888904 44.4674
A.2.2 0.003216 0.90540 0.009748 0.892436 44.6441
A.2.3
0.003216 0.89940 0.008103 0.888081 44.4263
rata-rata = 44.5126
A.3.1 0.003216 0.89947 0.007280 0.888974 44.4709
A.3.2 0.003216 0.90350 0.009748 0.890536 44.5491
A.3.3
0.003216 0.90252 0.008103 0.891201 44.5823
rata-rata = 44.5341

Data uji banding dianalisis dengan metode z-score berdasarkan persamaan


z  ( x  xa ) /  p dimana xa adalah nilai yang ditetapkan dan  p adalah standar deviasi

untuk uji banding. Z-score dimaksudkan untuk menjadikan hasil uji dari masing-

133 Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014

masing peserta dapat diperbandingkan. Hasil penilaian Z-score dapat dilihat pada
Gambar 2

Gambar 2. Nilai Z-Score Uji Banding Antar Personel Penentuan Kadar


Formaldehida Bebas dalam Kulit
Keterangan:
- Nilai Z-Score antara – 2 dan + 2 dikategorikan memuaskan
- Nilai Z-Score antara + 2 dan + 3 serta antara –2 dan –3 dikategorikan
meragukan
- Nilai Z-Score > + 3 dan < -3 dikategorikan outlier.

Dari Gambar 2. dapat dilihat bahwa masing-masing analis mempunyai nilai Z-


score yang terletak antara – 2 dan + 2 dengan kategori memuaskan. Hal ini berarti
laboratorium mempunyai sumber daya manusia yang kompeten dalam melakukan
pengujian kadar Formaldehida bebas dalam kulit.
Berikut ini adalah hasil uji kadar Formaldehida bebas dalam kulit yang diujikan
oleh produsen penyamakan kulit dalam kurun waktu tahun 2010-2013 untuk
kepentingan ekspor.

Tabel 6. Data Uji Kadar Formaldehida Bebas Kulit Jadi Tahun 2010

No. Jenis kulit Kadar Formaldehida Bebas (ppm)

1. Nubuck 9,15

2. Nubuck Beige 10,48

3. Old Finish Brown Leather 10,38

Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti 134
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014

Tabel 7. Data Uji Kadar Formaldehida Bebas Kulit Jadi Tahun 2011

No. Jenis kulit Kadar Formaldehida Bebas (ppm)

1. Goat Cabretta Snow White 30,22

2. Sheep Cabretta Snow White 63,5

3. Goat Batting Glove Black Semi <9

4. Goat Batting Glove Kangooro <9

5. Sheep Batting Formaline 183,5

6. Cow Leather (Nubuk) 20,65

7. Sheep Batting Glove 10,9

8. Sheep Nappa Snow White <9

9. Sheep Nappa Cream 10,80

Tabel 8. Data Uji Kadar Formaldehida Bebas Kulit Jadi Tahun 2012

No. Jenis kulit Kadar Formaldehida Bebas (ppm)

1. Sheep Snow White 34,8

2. Sheep Skin Sno 195,2

3. Sheep Cabretta Snow White <9

4. Sheep Cabretta Snow White <9

5. Sheep Skin Suede White <9

6. Sheep Skin Suede Cream <9

7. Goat Cabretta Snow White <9

8. Sheep Cabretta Snow White 12,2

Dari Tabel 6, 7, dan 8 dapat dilihat bahwa hasil uji dari semua contoh kulit
yang diujikan memenuhi persyaratan ekolabel untuk parameter kadar Formaldehida
bebasnya. Produsen kulit jadi Indonesia mempunyai kesempatan yang luas untuk
bersaing di pasar internasional yang memenuhi persyaratan ekolabel khususnya
Formaldehida bebas dalam kulit

135 Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Laboratorium memiliki kemampuan untuk melakukan pengujian kadar
Formaldehida bebas dalam produk kulit jadi dan barang kulit
2. Perlu disusun SNI untuk penentuan kadar Formaldehida bebas dalam kulit
jadi dan barang kulit guna mendukung penerapan SNI Ekolabel Kulit.

Saran
Penyusunan SNI untuk penentuan kadar Formaldehida bebas dalam kulit jadi
dan produk kulit sebaiknya dilakukan adopsi identik berdasarkan ISO/TS 17226:
2008, Leather – Chemical Tests – Determination of formaldehyde content dalam
rangka harmonisasi standar.

DAFTAR PUSTAKA
Pusdatin Kementerian Perindustrian, 2012. Data Ekspor Kulit, Barang Kulit dan
Sepatu/Alas Kaki
Woodroffe, 1949. Standard Handbook of Industrial Leathers; The National Trade
Press Ltd; London
O'Flaherty, F. et al., 1957. The Chemistry and Technology of Leather; New York
BSN, 2006. SNI 19-7188.3.1-2006, Kriteria ekolabel –Bagian 3: Kategori produk kulit
–Seksi 1: Kulit jadi
BSN, 2006. SNI 19-7188.3.2-2006, Kriteria ekolabel –Bagian 3: Kategori produk kulit
– Seksi 2: Sepatu Kasual; Badan Standardisasi Nasional
ISO, 2003. ISO/TS 17226:2003, Leather -- Chemical Determination of
Formaldehyde Content
Swartz, M.E., Krull, I.S., 1996. Analytical Methods Development and Validation;
Marcell Dekker Inc.; New York

Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti 136

You might also like