Professional Documents
Culture Documents
10 19 1 SM PDF
10 19 1 SM PDF
ABSTRACT
The objective is to review the readiness of the testing laboratories in the
determination of free formaldehyde in the products of finished leather and leather
articles in order to support industry to applicate ecolabel. Formaldehyde is one of the
tanner ingredient that is widely used in the leather tanning industry because it
provides resistance properties to washing, hydrophilic, resistant to boiling water,
resistant to sunlight, smooth and has a flat white color so when done coloring gives
bright colors . Formaldehyde is a hazardous material that is restricted in its use so
that the products of finished leather and leather goods included in any of the
parameters ecolabel. Determination of free formaldehyde levels in the products of
finished leather and leather articles can be carried out in a laboratory test method
ISO / TS 17226:2003. While SNI for determination of free formaldehyde in the
finished leather and leather goods are not yet available.
123 Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014
ABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengkaji kesiapan laboratorium pengujian
dalam penentuan kadar Formaldehida bebas dalam produk kulit jadi dan barang kulit
dalam rangka mendukung kesiapan produsen terhadap penerapan ekolabel.
Formaldehida merupakan salah satu bahan penyamak kulit yang banyak dipakai di
industri penyamakan kulit karena memberikan sifat-sifat tahan terhadap pencucian,
hidrofilik, tahan terhadap air mendidih, tahan terhadap sinar matahari, halus dan
memiliki warna yang putih rata sehingga ketika dilakukan pewarnaan memberikan
warna yang cerah. Formaldehida merupakan bahan berbahaya yang dalam
penggunaannya dibatasi sehingga dalam produk kulit jadi dan barang kulit termasuk
dalam salah satu parameter ekolabel. Penentuan kadar Formaldehida bebas dalam
produk kulit jadi dan barang kulit dapat dilakukan di laboratorium pengujian dengan
metode ISO/TS 17226:2003. Sedangkan SNI untuk penentuan kadar Formaldehida
bebas dalam kulit jadi dan barang kulit belum tersedia.
Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti 124
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014
PENDAHULUAN
Barang kulit merupakan salah satu produk yang banyak diminati sebagai
pelengkap gaya hidup manusia. Berbagai macam barang yang terbuat dari kulit
yaitu jaket, jok mobil/sofa, sepatu, sabuk, tas, sarung tangan, dompet, dll dikonsumsi
dengan harga dan kualitas yang bervariasi. Bahan kulit adalah bahan yang tahan
lama dan fleksibel, diciptakan oleh industri penyamakan kulit (sapi, domba, kambing,
kerbau, dll) yang mengolah kulit mentah menjadi kulit jadi sebagai bahan baku
pembuatan barang kulit. Industri penyamakan kulit di Indonesia tersebar di DKI
Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, dan Sulawesi Selatan
memenuhi kebutuhan ekspor sebesar 60 % dari total produksi. Dari data
perdagangan ekspor, pada tahun 2010 nilai ekspor untuk komoditi kulit, barang kulit
dan alas kaki bernilai US $ 1254,0 juta sedangkan pada tahun 2011 bernilai US $
1254,0 juta US $1691,2 juta yang menunjukkan kenaikan sebesar 34,86 %
(Pusdatin Kemenperin, 2012).
Penyamakan kulit bertujuan untuk mengubah kulit mentah yang mudah rusak
oleh aktivItas mikroorganisme, kimia, atau fisika menjadi kulit tersamak yang lebih
tahan terhadap pengaruh-pengaruh tersebut. Proses penyamakan kulit dapat
dilakukan dengan beberapa macam bahan penyamak disesuaikan dengan sifat-sifat
kulit jadi yang diinginkan misalnya dengan bahan penyamak nabati (mahoni, gambir),
bahan penyamak mineral (krom), bahan penyamak kombinasi krom-nabati, bahan
penyamak minyak, bahan penyamak aldehid, dan bahan penyamak sintetis.
Formaldehida merupakan salah satu jenis bahan penyamak aldehid yang
menghasilkan kulit jadi dengan sifat-sifat tahan terhadap pencucian, hidrofilik, tahan
terhadap air mendidih, tahan terhadap sinar matahari, halus dan memiliki warna
yang putih rata sehingga ketika dilakukan pewarnaan memberikan warna yang
cerah. (Woodroffe, 1949). Karena sifat-sifatnya ini Formaldehida masih banyak
digunakan sebagai bahan penyamak pada industri penyamakan kulit.
Formaldehida adalah senyawa kimia yang mempunyai gugus aldehid paling
sederhana dan mempunyai kemampuan untuk bereaksi dengan bahan organik yang
mempunyai satu gugus H aktif di mana ikatan terjadi karena pelepasan ion Hidrogen
dari gugus amino (NH3+), reaksinya adalah:
125 Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014
R NH 3 R NH 2 H (1)
Reaksi yang terjadi antara Formaldehida dengan protein kulit akan membentuk
turunan methylol dengan reaksi sebagai berikut:
R NH 2 H 2C O R NH CH 2 OH (2)
Reaksi ini akan terus berlangsung dengan grup amino yang lain membentuk reaksi
kondensasi yaitu:
R NH 2 H 2 N R1 R NH CH 2 NH R1 H 2O (3)
Dalam penyamakan, reaksi ini membentuk ikatan silang (cross linking) dengan
protein kulit untuk menjaga keseimbangan dengan zat penyamak. Reaksi
penyamakan aldehid berlangsung cepat dan terjadi antara pH 6-8 (Thornstensen,
1976)
Formaldehida juga dapat bereaksi dengan gugus sufidril yang terdapat dalam
struktur rambut yang dalam penyamakan kulit bulu berperan sebagai pengikat
rambut pada kulit, dengan reaksi sebagai berikut:
R CH 2 S S CH 2 CH 2 O CH 2 (S CH 2 CNH 3 COOH ) 2 (4)
(O’flaherty, 1957)
Formaldehida yang telah bereaksi dengan protein kulit telah hilang sifat
racunnya. Akan tetapi akan berbahaya apabila terdapat Formaldehida bebas yang
tidak bereaksi dalam kulit hasil penyamakan. Sisa Formaldehida bebas (yang tidak
bereaksi) hampir selalu ada dan sulit dikendalikan. Selain itu pekerja industri
penyamakan kulit yang selalu bekerja dengan formalin dianjurkan untuk selalu
menggunakan kacamata, penutup hidung, dan sarung tangan saat bekerja.
Sifat berbahaya dari Formaldehida disebabkan oleh karakteristik senyawa
Formaldehida tersebut. Formaldehida merupakan salah satu polutan dalam ruangan
yang sering ditemukan. dalam udara bebas Formaldehida berada dalam wujud gas,
tetapi bisa larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan
merk dagang 'formalin' atau 'formol' ). Dalam air, Formaldehida mengalami
polimerisasi dan sedikit sekali yang ada dalam bentuk monomer H2CO. Umumnya,
larutan ini mengandung beberapa persen metanol untuk membatasi polimerisasinya.
Formaldehida yang terhisap bisa menyebabkan iritasi kepala dan membran mukosa,
yang menyebabkan keluarnya air mata, pusing, tenggorokan serasa terbakar, serta
Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti 126
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014
127 Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014
Persyaratan/ambang
No Jenis Metode uji/verifikasi
batas
Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti 128
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014
Tabel 2. Persyaratan Ambang Batas dan Metode Uji/Verifikasi Parameter Uji Ekolabel
Atasan Sepatu dari Kulit dan Lapis Bagian Atas Sepatu Berbahan Kulit
129 Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014
TUJUAN
Tujuan penulisan ini adalah untuk:
1. Mengkaji kesiapan laboratorium pengujian dalam penentuan kadar formaldehida
dalam kulit jadi dan barang kulit
2. Mengkaji kesiapan industri kulit dalam memenuhi standar kandungan
formaldehida bebas sesuai persyaratan ekolabel
Bahan-Bahan Kimia
a. Larutan Stok Formaldehida
b. Larutan kerja Formaldehida (6 µg/ml)
c. Larutan Iodin 0,05 M
d. Larutan NaOH 2 M
e. Larutan H2SO4 1,5 M
f. Larutan Sodium Tio sulfat 0,1 M
Metode
Kajian ini dilakukan melalui studi literatur, studi metode uji penentuan
kadar Formaldehida bebas dalam kulit jadi dan barang kulit, pengujian dan
analisis hasil uji kadar Formaldehida bebas dalam kulit jadi dan barang kulit di
laboratorium uji Balai Besar Kulit Karet dan Plastik, serta informasi lain yang
relevan.
Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti 130
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014
131 Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014
A 4.5
y = 1.3185x + 0.0521
B 4.0
R2 = 0.999
S 3.5
O 3.0
R
2.5
B
A 2.0
N 1.5
S 1.0
I 0.5
0.0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0
Konsentrasi, ppm
Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti 132
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014
Keterangan:
Epo adalah absorbansi blanko
Ep adalah absorbansi larutan contoh setelah reaksi dengan acetyl aceton dikurangi
absorbansi blanko
Ee adalah absorbansi contoh uji (warna asli)
Dari Tabel 4 didapatkan standar deviasi (Sd) dari berbagai ulangan hasil uji
sampel kulit sebesar 0,1 yang menunjukkan data-data hasil uji tersebut berada di
sekitar rata-rata hitungnya yaitu 44,53 ppm. Hal ini berarti ripitabilitas pengujian
dengan metode uji ini dapat dipertanggungjawabkan.
Tabel 5 adalah data hasil uji banding penentuan kadar Formaldehida bebas
dalam kulit jadi yang dilakukan oleh 3 analis.
Tabel 5. Data Uji Banding Penentuan Kadar Formaldehid Bebas dalam Kulit
untuk uji banding. Z-score dimaksudkan untuk menjadikan hasil uji dari masing-
133 Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014
masing peserta dapat diperbandingkan. Hasil penilaian Z-score dapat dilihat pada
Gambar 2
Tabel 6. Data Uji Kadar Formaldehida Bebas Kulit Jadi Tahun 2010
1. Nubuck 9,15
Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti 134
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014
Tabel 7. Data Uji Kadar Formaldehida Bebas Kulit Jadi Tahun 2011
Tabel 8. Data Uji Kadar Formaldehida Bebas Kulit Jadi Tahun 2012
Dari Tabel 6, 7, dan 8 dapat dilihat bahwa hasil uji dari semua contoh kulit
yang diujikan memenuhi persyaratan ekolabel untuk parameter kadar Formaldehida
bebasnya. Produsen kulit jadi Indonesia mempunyai kesempatan yang luas untuk
bersaing di pasar internasional yang memenuhi persyaratan ekolabel khususnya
Formaldehida bebas dalam kulit
135 Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-3 Yogyakarta, 29 Oktober 2014
Saran
Penyusunan SNI untuk penentuan kadar Formaldehida bebas dalam kulit jadi
dan produk kulit sebaiknya dilakukan adopsi identik berdasarkan ISO/TS 17226:
2008, Leather – Chemical Tests – Determination of formaldehyde content dalam
rangka harmonisasi standar.
DAFTAR PUSTAKA
Pusdatin Kementerian Perindustrian, 2012. Data Ekspor Kulit, Barang Kulit dan
Sepatu/Alas Kaki
Woodroffe, 1949. Standard Handbook of Industrial Leathers; The National Trade
Press Ltd; London
O'Flaherty, F. et al., 1957. The Chemistry and Technology of Leather; New York
BSN, 2006. SNI 19-7188.3.1-2006, Kriteria ekolabel –Bagian 3: Kategori produk kulit
–Seksi 1: Kulit jadi
BSN, 2006. SNI 19-7188.3.2-2006, Kriteria ekolabel –Bagian 3: Kategori produk kulit
– Seksi 2: Sepatu Kasual; Badan Standardisasi Nasional
ISO, 2003. ISO/TS 17226:2003, Leather -- Chemical Determination of
Formaldehyde Content
Swartz, M.E., Krull, I.S., 1996. Analytical Methods Development and Validation;
Marcell Dekker Inc.; New York
Kajian Penentuan Kadar Formaldehida Bebas …, Ike Setyorini dan Rihastiwi Setiyomurti 136