Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Volume 13, Nomor 2, Hal.

05-10 ISSN 0852-8349


Juli – Desember 2011

PERUBAHAN KARAKTERISTIK LAHAN PASANG SURUT


(Studi Kasus Reklamasi di Delta Berbak, Jambi)

CHANGES OF CHARACTERISTICS TIDAL SWAMP AREA


(Case Study Reclamation in Berbak Delta, Jambi)

Asmadi Sa’ad1, Supiandi Sabiham2, Atang Sutandi2, Basuki Sumawinata2, dan


M. Ardiansyah2
1
Program Studi Ilmu Tanah, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi
(asmadi_jambi@yahoo.com)
2
Jurusan Tanah , Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Abstract
The Indonesian Government’s programes for transmigration on tidal areas were conducted in Jambi
Province since 1973 has faced on several problems, i.e. (1) the soil peat and mineral has low capability
for agriculture, (2) limited accessibility, (3) peat decomposation is fibric stage and low of nutrients
availability, and (4) very poor drainage. To improve these conditions required drainage canals to
discard excessive water. These reclamations due to change the soil characteristics. The objectives of
this research were to study soil charasteristics due to reclamation during 30 years reclamation. The
research results showed the first ten-year reclamation, sulfuric acid was released from oxidized
underlying mangrove-clay, and raised up to the soil surface. The canal construction also caused peat
oxidation and land subsidence. The land subsidence showed by peat deplation of about 1,9 cm per year
in the first ten-year. After 20-year reclamation however peat subsidence rate was only 0.42 cm per year.
The process of the release sulfuric acid was very rapid during drought period cause acidification the
soil. The first ten-year reclamation caused decreasing of pH, K, Ca and Mg but increasing Al and
CEC. Otherwise, after 30 years reclamation soil pH increased but CEC, Al and exchangable bases
decreased. SO4-2 soils solution after 30 years reclamation increase at top soil and decrease at deeper
soil horizon.

Key words : Tidal swamp reclamation, soil characteristics (Reklamasi pasang surut, karakteristik
tanah)

PENDAHULUAN Permasalahan pembukaan lahan pasang


surut (tidal swamp areas) antara lain: (1)
Pembukaan lahan pasang surut di Provinsi tanah tersebut memiliki lapisan atas mentah
Jambi, yang sebagian besar terdiri dari lahan dan daya sangganya rendah, (2) kurangnya
sulfat masam dimulai tahun 1969 (IPB, 1969; aksesibiltas transportasi, (3) sebagian besar
Litbang Transmigrasi, 1972; Satari, 1979) areal ditutupi oleh lapisan bahan organik
untuk Proyek Pembukaan Persawahan Pasang dengan tingkat kematangan fibrik dan
Surut (P4S) dan BP-P3S (Badan Pelaksana kandungan hara yang rendah, (4) drainase
Proyek Pengairan Pasang Surut) yang sangat jelek (tergenang) (P4S, 1973). Untuk
dilanjutkan dengan ISDP (Integrated Swamp memperbaiki keadaan tersebut di atas
Development Project). Sampai Pelita VI dilakukan drainase dengan membuat saluran
(1996/1997) pemerintah telah membuka dan yang diharapkan dapat membuang kelebihan
mengembangkan lahan rawa di Popinsi Jambi air dan masuknya air pasang.
seluas 77.746 hektar untuk rawa pasang surut Sebagai akibat dari pembuatan saluran dan
dan dan 7.436 hektar untuk rawa non pasang tanggul (jalan) dalam pembukaan lahan
surut (Bappeda Provinsi Jambi, 2000). pertanian pada lahan pasang surut adalah

5
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.

turunnya muka air tanah. Dengan turunnya lokasi pengamatan pada tahun 1973 dan 1984
muka air tanah menyebabkan terjadinya sehingga diperoleh 3 lokasi pengamatan yang
subsiden, pematangan tanah, pematangan bersesuian yaitu : (1) Lokasi 1 Parit 4 Rantau
gambut dan yang sangat berbahaya adalah Rasau II, (2) Lokasi 2 SK 21 Sungai
lapisan bahan sulfidik mengandung pirit Dusun/Bangun Karya dan (3). Lokasi 3 SK 11
(FeS2), bila teroksidasi akan menghasilkan ion Harapan Mamur. Detail lokasi penelitian dan
H+ dan ion SO42- yang mengakibatkan tanah areal pengamatan dapat dilihat pada Gambar
yang mengandung bahan sulfidik menjadi 1.
tanah sulfat masam yang sangat masam (Van
Breemen, 1975; Dent, 1986; Widjaja-Adhi et
al., 1992). Keadaan sangat masam
meningkatkan kelarutan ion Al3+, Fe2+, dan
Mn2+ meningkat dan mendesak kation-kation
basa seperti Ca2+, Mg2+, K+ dan Na+ keluar
dari komplek jerapan tanah.
Tanah sulfat masam yang mengalami
berbagai proses oksidasi, reduksi,
pengeringan, penggenangan, pencucian oleh
banjir secara berulang setiap tahun telah
mempengaruhi kandungan pirit terutama pada
tanah lapisan atas yang mengakibatkan
penurunan dan perubahan pada beberapa
karakteristik tanah akan mempengaruhi
produktivitas tanah sulfat masam (Syilla et
al., 1992).
Untuk mempelajari perubahan Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian.
karakteristik tanah pasang surut ditutupi
bahan organik (gambut) setelah direklamasi, Penentuan Lokasi pengamatan ditentukan
maka dilakukan penelitian di Delta Berbak mengikuti metode penentuan satuan lahan
dengan merunut mulai reklamasi tahun 1973 pada lahan sulfat masam (Quang et al., 1992;
sampai tahun 2008 setelah tiga puluh tahun FAO, 1976). Pada lokasi pengamatan tersebut
reklamasi. Informasi ini sangat penting dalam dilakukan pengamatan tanah, air, kondisi
reklamasi dan pengelolaan lahan pasang surut saluran dan penggunaan lahan.
untuk pertanian. Data spasial dirubah ke format digital
dalam bentuk peta vektor dengan
BAHAN DAN METODE menggunakan Software Geographycal
Information System (GIS) ArcView 3.2 /
Penelitian dilaksanakan pada lahan pasang ArcGis 8.1 melalui digitasi layar (screen
surut di Delta Berbak, Kabupaten Tanjung digitize). Pengolahan data citra satelit
Jabung Timur, Provinsi Jambi yang dilakukan dengan Software ENVI untuk
merupakan permukiman transmigrasi yang identifikasi perubahan penggunaan lahan
telah direklamasi sejak tahun 1970-an. pasang surut mulai reklamasi tahun 1973
Pengamatan lapang dilaksanakan pada bulan sampai tahun 2008.
Agustus 2008 sampai maret 2009, ketebalan
bahan orgnik, dan karakteristik tanah. Karakteristik Tanah.
Data karakteristik tanah awal reklamasi
Metode Penelitian diperoleh dari laporan hasil survey P4S tahun
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode 1973, dan data sepuluh tahun setelah
survey dengan merunut time series mulai awal reklamasi diperoleh dari laporan akhir
pembukaan tahun 1973, tahun 1984 dan tahun Pelaksanaan Monitoring Lahan di Delta
2008. Lokasi pengamatan didasarkan pada Berbak oleh P3S tahun 1984. Sedangkan data

6
Asmadi sa’ad, dkk. : Perubahan karakteristik lahan pasang surut (Studi Kasus Reklamasi di
Delta Berbak, Jambi)

karateristik tanah tahun 2008 diperoleh dari Rantau rasau II, penurunan ketebalan bahan
survey lapangan. organik mencapai 40 cm (4 cm per tahun)
Untuk mendapatkan data karakteristik namun pada periode berikut tidak terjadi
tanah tahun 2008 dilakukan pengeboran dan penurunan. Hal ini disebabkan lokasi tersebut
pembuatan profil tanah sampai kedalaman lebih rendah dan terluapi oleh air pasang.
100 cm. Pengamatan tanah mencakup Pada lokasi 2 terjadi penurunan ketebalan
morfologi tanah kedalaman lapisan/horizon bahan organik 3 cm dalam 10 tahun pertama
tanah dan tekstur. Untuk gambut dilakukan reklamasi dimana lokasi tersebut terletak pada
pengamatan tingkat dekomposisi dan areal yang paling rendah selalu tergenang
ketebalan bahan organik. Pengamatan namun pada periode berikutnya terjadi
kedalaman lapisan (bahan sulfidik atau pyrite) penurunan yang cukup tinggi setelah adanya
menggunakan perioksida air (H2O2) 30 % pendalaman saluran. Pada lokasi 3 yang
(Mensvoort and Dent, 1998). Untuk lebih berada pada areal yang lebih tinggi
detail ditentukan di laboratorium dengan dibandingkan dengan lokasi lainnya terjadi
menganalisis total sulfur. Analisis total sulfur penurunan ketebalan bahan organik 13 cm
merupakan metode yang memiliki akurasi selama 10 tahun pertama reklamasi dan 11 cm
tinggi dalam mengidentifikasi tanah sulfat periode berikutnya. Penurunan ketebalan
masam (Jassen et al., 1992 dalam Andriesse, bahan organik pada lahan pasang surut setelah
1992). Pengambilan contoh menggunakan reklamasi sangat dipengaruhi oleh posisi
pipa paralon PVC berdimeter 4” (empat inchi) ketinggian dan terluapi atau tidak oleh air
dengan panjang 100 cm dibenamkan ke dalam pasang.
tanah secara tegak lurus terhadap permukaan
tanah dan ditutup rapat untuk dianalisis. Gambar 2. Perubahan Ketebalan Bahan

Analisa Data
Pengolahan data tabular dilakukan dengan
menggunakan software Statistik, sedangkan
untuk data spasial dengan menggunakan
software GIS. Perubahan karakteristik tanah
dianalisis secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN Organik Pada Lokasi 1, Lokasi


2 dan Lokasi 3.
Perubahan Karakteristik Tanah
Ketebalan Bahan Organik Tingkat Kemasaman Tanah (pH) , KTK, Al-dd
Reklamasi lahan pasang surut untuk dan SO42-
pertanian telah menyebabkan perubahan Gambar 3 menunjukkan, setelah sepuluh
terhadap karakteristik tanah terutama pada tahun pertama reklamasi lahan pasang surut
ketebalan bahan organik (Gambar 2). Setelah terjadi penurunan pH dan peningkatan Al-dd
sepuluh tahun pertama (1973-1984) reklamasi dan KTK. pH tanah 4.6, turun menjadi 3.83
lahan pasang surut terjadi penurunan pada lapisan atas dan 4.1 pada lapisan bawah.
ketebalan bahan organik 19 cm (1,87 Aluminium pada lapisan tanah atas naik dari
cm/tahun) dan kurun waktu (1984-2008) 5.12 me/100gr menjadi 12 me/100gr dengan
terjadi penurunan ketebalan bahan organik 10 kejenuhan aluminium dari 5.8 % menjadi 30
cm (0.42 cm/tahun). Penurunan ketebalan %. KTK pada lapisan atas tanah meningkat
bahan organik sebagai akibat turunnya muka dari 57 me/100gr menjadi 103 me/100gr
air tanah sehingga terjadinya kondisi oksidatif sedangkan pada tanah lapisan bawah KTK
dan berubahnya kematangan bahan organik naik sedikit dari 45.4 me/100gr menjadi 52.8
menjadi hemik atau saprik. Dalam 10 tahun me/100gr. Penomena ini dapat dijelaskan
pertama reklamasi pada Lokasi 1 di parit 4 dimana reklamasi dengan penggalian tanah

7
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.

pH

KTK (me/100gr)

Al-dd (me/100gr)

-2
SO4 (me/100gr)

Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3


2-
Gambar 3. Perubahan pH, KTK , Al-dd dan SO4 pada Lokasi 1, Lokasi 2 dan Lokasi 3

8
Asmadi sa’ad, dkk. : Perubahan karakteristik lahan pasang surut (Studi Kasus Reklamasi di
Delta Berbak, Jambi)

untuk pembuatan saluran menyebabkan March 1992. ILRI Publication 53 :


perubahan kondisi reduktif menjadi kondisi 241-246. ILRI Netherland.
aksidatif. Kondisi oksidatif menyebabkan Bappeda Provinsi Jambi 2000. Potensi,
terjadi proses dekomposisi bahan organik dan Prospek dan Pengembangan Usaha
oksidasi pirit. Dekomposisi bahan organik Tani Lahan Pasang Surut. Laporan
dari fibrik menjadi hemik dan saprik akan hasil seminar Penelitian dan
meningkatkan KTK dimana akan memperluas Pengembangan Pertanian Lahan
tapak jerapan. Oksidasi pirit melapaskan SO42- Pasang Surut Provinsi Jambi, Kuala
dan H+ sehingga meningkatkan kelarutan Tungkal , 27 – 28 Maret 2000. Badan
aluminium dan menurunkan pH. Penelitian dan Pengembangan
Perubahan karakteristik tanah setelah tiga Pertanian, DEPTAN.
puluh tahun reklamasi menunjukkan Dent, D. 1986. Acid Sulphate Soils: a baseline
terjadinya kenaikan pH, dan penurunan Al-dd for research and development. ILRI.
dan KTK. Pada tahun 2008 pH naik menjadi Wageningen. 202p.
5.3 pada kondisi lapang, Al-dd turun menjadi Dent, F.J., 1978. Land suitability
2 me/100gr dan KTK turun menjadi 17 classification. Soil and Rice. IRRI,
me/100gr. Penomena ini menujukkan pola Los Banos, Philiphines.
yang sama di semua lokasi pengamatan. Hal FAO, 1976. A Framework for land evaluation.
ini dapat dipahami dimana setelah tiga puluh FAO soil bulletin 32. Soil Resourses
tahun reklamasi lahan pasang surut Management and conservation
menyebabkan tercucinya sebagian aluminium Service Land and Water Development
yang dilepaskan menyebabkan pH meningkat Division
namun kation basa K, Ca dan Mg ikut tercuci Institut Pertanian Bogor. 1969. Laporan
sehingga larutan tanah lebih didominasi oleh Survey Kedaerah Pasang Surut
aluminium. Kation basa pada tahun 2008 Rantau Rassau, Jambi. Batang Berbak
untuk K 0.1 me/100gr, Ca 0.1 me/100gr dan – Pamusiran Laut. Sub P4S Jambi.
Mg 0.4 me/100gr. Dominannya aluminium P4S, Ditjen Pengairan, Dept PU-
dalam larutan tanah terlihat dari kejenuhan Institut Pertanian Bogor.
aluminium yang meningkat di semua lokasi. Institut Pertanian Bogor. 1973. Laporan
Pada Lokasi 1 kejenuhan aluminium Survey dan Pemetaan Tanah Daerah
mencapai 73 %, Lokasi 2 mencapai 80 % dan Pasang Surut. Batang Berbak –
Lokasi 3 mencapai 44 %. Pamusiran Laut. Sub P4S Jambi. P4S,
Ditjen Pengairan, Dept PU-Institut
KESIMPULAN Pertanian Bogor.
Institut Pertanian Bogor. 1984. Laporan akhir,
1. Reklamasi lahan pasang surut dalam pelaksanaan monitoring lahan dalam
periode awal pembukaan menyebabkan rangka persiapan E & P seluas 19.894
penurunan pH, meningkatkan Al-dd dan Ha di Rantau Rasau, Simpang,
KTK, menurunkan K-dd, Ca-dd dan Mg-dd. Lambur dan Pamusiran. P3S Jambi.
2. Perubahan Karakteristik tanahpasca 30 P3S, Ditjen Pengairan, Dept PU -
tahun reklamasi meningkatkan pH tanah, Institut Pertanian Bogor.
menurunkan KTK , Al-dd, meningkatkan Mensvoort, Van M.E.F., N. van Nhan,
kejenuhan aluminium dan menurunkan K- T.K.Tinh and Le Q. Tri, 1992. Coarse
dd, Ca-dd dan Mg-dd. lan evaluation of acid sulfate soil
DAFTAR PUSTAKA areas in the Mekong delta based on
farmes’ experience. Selected Papers
Andriesse, W. 1992. Acid Sulfate Soils : of the Ho Chi Minh City Symposium
Diagnosing the illness. Selected on Acid Sulphate Soils, March 1992.
Papers of the Ho Chi Minh City ILRI Publication 53 : 321-339. ILRI
Symposium on Acid Sulphate Soils, Netherland.

9
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.

Quang, Le T., Nguyen Van Nhan, H.G.J. Syilla, M., N. van Bremeen, L.O. Fresco,
Huizing, and M.E.F. van Mensvoort. C.Dixon and A.Stein. 1992. Temporal
1992. Present land use as basis for and spatial variability of soil
land evaluation in two Mekong delta constraints affecting rice production
along the Great Scarcies mangrove
districts. Selected Papers of the Ho
swamps, Sierra Leone. Selected
Chi Minh City Symposium on Acid Papers of the Ho Chi Minh City
Sulphate Soils, March 1992. ILRI Symposium on Acid Sulphate Soils,
Publication 53 : 299-320. ILRI March 1992. ILRI Publication 53 :
Netherland. 247-259. ILRI Netherland.
Satari, A.M. 1979. A Selective strategy Van Breemen, N. 1979. Acidification and
approach in opening up new tidal deacidification of coastal soils as a
areas for agricultural development. result of periodic flooding.
Buku I Proceedings Simposium III Proceeding SSSA Vol 39, 1153-1157.
Pengembangan Daerah Pasang Surut Widjaya Adhi, I.P.G., K Nugroho, S. Didi
Ardi, dan A. Syarifudin Karama.
di Indonesia. Palembang, 5-9 Februari
1992. Sumber daya lahan rawa:
1979. Direktorat Jenderal Pengairan Potensi, keterbatasan dan
Departemen Pekerjaan Umum – pemanfaatan. Pusat Penelitian dan
Institut Pertanian Bogor. Bogor. Pengembangan Pertanian DEPTAN.

10

You might also like