Professional Documents
Culture Documents
160-Article Text-552-1-10-20180411
160-Article Text-552-1-10-20180411
Abstract
The presence of H2S in biogas gives dangerous effect on environment; Therefore, H2S must be eliminated
from the biogas. The purpose of this research is to analyze theoretically the elimination process by reactive
absorption of H2S in biogas into aqueous Fe-EDTA solution in packed column. This research was carried
out by developing mathematical model of the process. The interfacial mass transfer phenomena were
described by film model equations solved using van Krevelen approximation. Steady state, isothermal
condition, and plug-like pattern of gas-liquid flow in packed column were assumed in this study. The model
consists of differential mass balance of H2S in gas phase and Fe-EDTA in liquid phase arising system of non-
linear first order differential equations solved numerically by Fourth order Runge-Kutta method under
Mathlab facility. The system studied consists of a column 10 cm in diameter filled with 1cm raschig rings
to the height of 100 cm. The gas flow rate was held constant at GV = 100 mL/s, liquid flow rate L’ was
varied 20, 30, and 40 mL/s, pressure P was varied from 1 to 2.5 atm, the concentration of Fe-EDTA in inlet
absorbent was varied from 0.02 to 0.06 kmol/m3. The experimental work was also carried out to validate the
simulation prediction. The simulation results showed that the percentage of absorbed H2S can be enhanced
by decreasing pressure, increasing temperature, liquid flow rate, and Fe-EDTA concentration The trend of
pressure and temperature effect on % H2S recovery showed that the absorption process is controlled by the
gas resistance. Using column with packing height of 1 meter, gas flow rate of 100 mL/s, using absorbent
containing 0.06 kmol/m3 Fe-EDTA with flow rate of 20 mL/s, and at ambient pressure and temperature, the
percentage recovery of H2S reached the value of above 99%. The simulation results agree very well with the
experimental data within 3% error.
itu, biogas juga mengandung karbon dioksida. dalam biogas menggunakan larutan absorben
Gas ini tidak terlalu berbahaya bagi manusia Fe-EDTA ini, proses diawali dengan absorbsi
dan binatang. Namun kandungan gas ini H2S oleh air dan reaksi dissosiasi dalam air.
dalam biogas akan mengurangi nilai kalor Proses tersebut dapat dituliskan sebagai
biogas. Selain itu gas ini juga memberikan berikut (O’Brien, 1991 dalam Horikawa et al.,
kontribusi terhadap pemanasan global oleh 2004):
efek rumah kaca. Gas ini juga harus
H2S (g) + H2O (l) → H2S (Aq)
dihilangkan dari biogas.
H2S (l) → HS- + H+
-
HS → S2- + H+
Terdapat beberapa proses di literatur untuk
menghilangkan gas H2S (Horikawa, 2001;
Selanjutnya ion sulfur (S2-) bereaksi dengan
Davidson et al., 1995; Kohl dan Riesenfeld,
ion feri (Fe3+) yang ada di dalam larutan,
1985) yang dapat dibagi menjadi dua
mengikuti reaksi sebagai berikut:
kelompok, yaitu absorpsi reaktif dan adsorpsi.
Absorpsi reaktif adalah absorpsi disertai S2- + 2Fe3+ → S (s) + 2Fe2+
reaksi kimia, di mana gas yang terserap
bereaksi dengan reaktan yang ada di dalam Sulfur hasil reaksi ini adalah sulfur padat yang
fasa liquid. Sedangkan adsorpsi adalah proses berada di dalam sistem larutan absorben.
penyerapan pada permukaan partikel padat Selanjutnya sulfur padat tersebut dipisahkan
yang disebut adsorben. Dalam hal penerapan secara filtrasi. Filtrat dari hasil filtrasi
gas H2S, adsorben yang umum digunakan diregenerasi menggunakan udara. Pada saat
adalah ZnO. Pada penggunaan adsorben ini regenerasi terjadi reaksi-reaksi berikut :
H2S bereaksi menjadi ZnS. Sebagian besar ½ O2 (g) + H2O (l) → ½ O2 (aq)
proses ini hanya menghilangkan H2S dari gas ½ O2 (aq) + 2Fe + H2O → 2Fe3+ + 2OH-
2+
packed column untuk absorpsi Nitrogen disertai reaksi irreversible order dua
oksida dengan hidrogen peroksida. Altway menggunakan model Penetrasi. Al-Ubaidi et
dan Yuyun (1999) mengembangkan model al. (1990) dan Bhattacharya et al. (1997)
dan simulasi absorpsi gas karbon dioksida ke mempelajari peningkatan laju perpindahan
dalam larutan DEA pada packed column massa absorpsi gas disertai reaksi irreversible
menggunakan gabungan metoda Kolokasi order dua pada kondisi non-isotermal
Ortogonal dan Beda Hingga. Savitri et al. mengunakan model film. Sedang Vas Bhat et
(2001) mengembangkan model packed al. (1997) dengan menggunakan model
column untuk absorpsi disertai reaksi penetrasi menganalisis proses absorpsi gas
irreversible order dua pada kondisi non- disertai reaksi reversible pada kondisi non-
isotermal. Wijaya dan Altway (2007) isotermal. Effendi dan Ikhlas (2001)
mengembangkan model packed column untuk menggunakan model film untuk memprediksi
absorpsi gas CO2 ke dalam larutan Benfield faktor peningkatan absorpsi disertai reaksi
pada kondisi non-isotermal. irreversible order dua pada kondisi non-
isotermal. Yunita et al. (2008) memprediksi
Kajian teoritis absorpsi reaktif di dalam faktor peningkatan absorpsi disertai reaksi
packed column memerlukan estimasi pe- reversible order dua pada kondisi non-
ningkatan laju absorpsi dengan adanya reaksi isotermal menggunakan model Eddy
di dalam fasa liquid (enhancement factor) Diffusivity.
berdasar anggapan model perpindahan massa
antar fasa yang berlaku. Terdapat beberapa Salah satu informasi penting yang dibutuhkan
model perpindahan massa yang terdapat di untuk mengestimasi faktor peningkatan
literatur seperti model Film (Whitman, 1923 (enhancement factor) yang diuraikan sebelum-
dalam Danckwertz, 1970), model Penetrasi nya adalah data kinetik. Banyak penelitian-
(Higbie, 1935, dalam Danckwertz, 1970), penelitian yang telah dilakukan untuk
model Danckwerts (1951) dalam Danckwerts mempelajari kinetika reaksi gas-cair. Neumann
(1970), model Film-Penentration oleh Toor dan Lynn (1986) mempelajari kinetika reaksi
dan Marcello (1958) dan model Eddy H2S dan SO2 di dalam larutan organik. Xu et
diffusivity oleh King (1966). Brian et al. al. (1992) mempelajari kinetika absorpsi gas
(1961) menggunakan model penetrasi untuk CO2 ke dalam larutan MDEA aktif. Xu et al.
mengestimasi faktor peningkatan untuk (1993) mempelajari kinetika reaksi gas CO2
absorpsi gas disertai reaksi irreversible order dengan larutan 2-Piperidine ethanol. Wubs
dua secara numerik. Penelitian Huang dan dan Beenackers (1993 dan 1994) telah
Kuo (1965) mempelajari perpindahan massa mempelajari kinetika absorpsi gas H2S di
dengan reaksi reversible dengan teori dalam larutan chelat Fe-EDTA. Asai et al.
penetrasi film. Hikita dan Asai (1964) (1990) mempelajari kinetika absorpsi gas H2S
mempelajari proses absorpsi disertai reaksi ke dalam larutan Ferric sulfate. Hikita et al.
irreversible umum secara analitik. Altway et (1975) mempelajari kinetika absorpsi gas
al. (1995) mempelajari secara numerik chlorine kedalam larutan Acidic Ferrous
penyelesaian model penetrasi untuk absorpsi Chloride.
disertai reaksi irreversible umum. Hix dan
Lynn (1991) mempelajari pengaruh volatilitas Penelitian kali ini akan mengembangkan
reaktan terlarut terhadap peningkatan laju model simulasi (teoritis) untuk penghilangan
transfer massa dengan mengambil contoh H2S dari biogas dengan larutan Fe-EDTA di
absorpsi gas H2S ke dalam larutan SO2 dalam dalam packed column menggunakan teori film
polyglycol ether. Altway (1995) menganalisis untuk model perpindahan massa antar fasanya
pengaruh volatilitas reaktan terlarut terhadap serta data kinetik dan kelarutan yang
harga faktor peningkatan absorpsi gas diperlukan diperoleh dari literatur. Penelitian
30 Jurnal Purifikasi, Vol. 10, No. 1, Juli 2009: 27 - 38
ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam dalam Wub dan Beenackers, 1994). Apabila
pemurnian gas bio sehingga biogas dapat konstanta kecepatan reaksi tersebut
dipergunakan sebagai bahan bakar alternatif dikorelasikan menggunakan persamaan
yang aman dan ramah lingkungan. Arrhenius, akan menjadi persamaan sebagai
berikut:
2. METODOLOGI
3173.9
CA,IN
YA,OUT
G
CB,IN
L
dz
CA,OUT
YA,IN CB,OUT
G L
Pengembangan model dimulai dengan Neraca massa ini ditunjukkan pada persamaan
membentuk persamaan neraca massa berikut:
komponen A (yaitu H2S) dalam fasa gas dan dYA E.k L a
B (yaitu Fe-EDTA) dalam fasa liquid pada C Ai C A0 (3)
dz GM
elemen setebal dz pada packed column.
Altway, Kajian Teoritis Pemisahan H2S dalam Biogas secara Absorbsi Reaktif 31
di mana: Ei E
MH
R Ei 1 (5)
YA = Fraksi mol A (H2S) dalam fasa gas E
E = Faktor Peningkatan (Enhancement k L C Ai Ei E
tan h M H
factor) Ei 1
kL = Koefisien perpindahan massa fase liquid
D A k 2 C Bo D C
(m/detik) MH 2
; Ei 1 B B 0 (6)
α = Konstanta pada Persamaan (7) kL z.D A C Ai
z = Posisi aksial pada packed column (m)
GM = Laju molar gas per satuan luas di mana:
(kmol/m2s) R = Laju Absorbsi (kmol/m2s)
CAi = Konsentrasi molar A (H2S) dalam fasa Ei = Faktor Peningkatan untuk reaksi spontan
liquid pada interface (kmol/m3) MH = Kwadrat dari bilangan Hatta
CA0= Konsentrasi molar A dalam badan fasa DA = Koefisien difusi A dalam fasa liquid
liquid (kmol/m3) (m2/detik)
CB0 = Konsentrasi molar B (Fe-EDTA) dalam DB = Koefisien difusi B dalam fasa liquid
badan fasa liquid (kmol/m3) (m2/detik)
L' = Laju alir volumetrik liquid (m3/detik) DG = Koefisien difusi A dalam fasa gas
(m2/detik)
E pada persamaan (3) dan (4) diprediksi
dengan menggunakan model film yang Sherwood dan Holloway (1940 dalam
penyelesaian pendekatannya diadopsi dari van Danckwertz, 1970) melaporkan korelasi
Krevelen dan Hoftijzer (1948) dalam berikut untuk estimasi harga k L dan a :
1 n 0.5
.D A L
kL (7)
a .D A
a
at
0.75 0.1
1 exp 1.45 c / L / at L2 at / G
2
L
0.05 2
/ . .at
0.2
(8)
Keterangan:
T-2
T-1 : Tangki penyimpan larutan absorben
V-2 M-1 T-2 : Tangki overflow
T-3 : Tangki penampung larutan hasil absorpsi
V-1 : valve by-pass (stabilisasi overflow larutan )
V-2 : valve aliran absorben ke packed column
Pc
V-3 : valve aliran gas
M-3
V-5 : valve pembuangan larutan dari T-1
V-1 F P : Pompa
F : Packed column
Pc : Packing
V-4
P
V-3 M-1 : Manometer absorben
R M-2 : Manometer gas
T-1 V-5
M-2 T-3 M-3 : Manometer untuk mengukur pressure drop
T
R : Regulator biogas
T : Tabung biogas
Gambar 2. Skema Peralatan Percobaan
Altway, Kajian Teoritis Pemisahan H2S dalam Biogas secara Absorbsi Reaktif 33
0.025
CB
YA, molfraksi
0.02
Konsentrasi Species
0.015
0.01
0.005
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Z, m
Gambar 3. Distribusi Konsentrasi Spesies secara Aksial di dalam Packed Column. (L=20 x 10-6
m3/s, CB,IN = 0,02 kgmol/m3, P = 1 atm)
34 Jurnal Purifikasi, Vol. 10, No. 1, Juli 2009: 27 - 38
Hasil dari Gambar 4 menunjukkan bahwa kenaikan tekanan operasi berakibat pada
semakin besar tekanan maka H2S yang besarnya kelarutan H2S dalam larutan,
terserap semakin kecil. Hasil ini menarik sehingga % removal H2S menjadi lebih besar.
sekali, karena pada umumnya kenaikan Sebenarnya kenaikan tekanan operasi juga
tekanan mengakibatkan kenaikan persen akan menaikkan tahanan fasa gas dan hal ini
penyerapan. Hal ini disebabkan karena akan menurunkan % penyisihan H2S.
100
98
96
% Recovery H2S
94
92
L'=0.00002 m3/s
L'=0.00003 m3/s
L'=0.00004 m3/s
90
88
86
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
P, atm
Gambar 4. Pengaruh Tekanan terhadap % Penyisihan H2S ( CBin= 0,02 kgmol/m3 , T=300C )
Hasil data eksperimen dari Horikawa et al. besar. Fakta ini juga menunjukkan bahwa
(2004) menunjukkan bahwa kenaikan tekanan proses absorpsi ini didominasi oleh tahanan
juga menurunkan persen penyisihan H2S sisi gas. Kenaikan suhu akan menurunkan
(lihat Gambar 5). Sebagaimana telah kelarutan H2S dalam cairan absorben sehingga
diuraikan di muka, hal ini disebabkan karena menaikkan tahanan sisi liquid. Namun
tahanan sisi gas lebih mengendalikan proses kenaikan suhu juga akan menaikkan koefisien
absorpsi daripada tahanan sisi liquid. Gambar transfer massa sisi gas yang mengakibatkan
4 juga menunjukkan pengaruh laju alir penurunan tahanan sisi gas.
absorben terhadap % penyisihan H2S dan
nampak bahwa kenaikan laju alir dari 0,00002 Gambar 6 juga menunjukkan bahwa kenaikan
sampai 0,00004 m3/detik. Hal ini konsentrasi Fe-EDTA dari 0,02 sampai 0,06
menunjukkan kenaikan % penysihan H2S dan kgmol/m3 masih memberikan pengaruh
nampak juga bahwa untuk laju yang makin terhadap kenaikan penyisihan H2S. Untuk
besar pengaruh kenaikan tekanan terhadap konsentrasi Fe-EDTA pada absorben masuk
penurunan % penyisihan H2S makin rendah. sebesar 0,06 kgmol/m3, suhu 600C, tekanan 1
atm, dan laju alir absorben 0,00002 m3/detik %
Gambar 6 menunjukkan pengaruh suhu dan penyisihan gas H2S sudah mencapai sekitar
konsentrasi Fe-EDTA dalam absorben masuk 99,8% (mendekati angka 100 %) dimana tinggi
terhadap % penysihan H2S dan terlihat bahwa packing hanya 1 meter dan laju alir gas 0,0001
makin tinggi suhu, % penysihan H2S makin m3/detik.
Altway, Kajian Teoritis Pemisahan H2S dalam Biogas secara Absorbsi Reaktif 35
120
100
80
% Penyisihan H2S
60
40
P=1.2 atm
P=2.2 atm
20
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu, menit
Gambar 5. Pengaruh Tekanan terhadap % Penyisihan H2S ( CBin= 0,02 kgmol/m3 , T=300C, GV
=1000 cm3/menit atau ,000017 m3/detik ). (Percobaan Horikawa et al.,2004)
Hasil prediksi simulasi dibandingkan dengan m, tinggi packing 0,36 m, konsentrasi Fe-
data eksperimen seperti ditunjukkan pada EDTA dalam absorben masuk sebesar 0,2
Gambar 7. Biogas yang digunakan pada kgmol/m3, laju alir gas 1000 cm3/menit
eksperimen mengandung 74,66 % CH4, 11,2 (0,000017 m3/detik), dan suhu 300C. Untuk
% CO2, 9,59 % N2, 2,35 % O2 dan 2,2 % H2S. tekanan operasi sebesar 2,2 atm, dan laju alir
Terlihat bahwa baik hasil simulasi maupun absorben 83,61 cm3/menit (0,0000014
eksperimen memperlihatkan persen recovery m3/detik), % penyisihan H2S dari data
yang hampir 100%. Hasil prediksi simulasi eksperimen Horikawa adalah 95%. Sedangkan
juga dibandingkan dengan data eksperimen prediksi pada penelitian ini menghasikan %
Horikawa et al. (2004). Percobaan Horikawa penyisihan gas H2S sebesar 96,83 %, atau
menggunakan kolom dengan diameter 0,054 deviasi sebesar kurang dari 3%.
100
99.5 CBIN=0.02
CBIN=0.04
CBIN=0.06
99
% Recovery H2S
98.5
98
97.5
97
96.5
0 10 20 30 40 50 60 70 80
T, C
Gambar 6. Pengaruh Suhu terhadap % Penyisihan H2S ( L’= 0.00002 m3 /detik, P= 1 atm )
36 Jurnal Purifikasi, Vol. 10, No. 1, Juli 2009: 27 - 38
105
100
% Recovery H2S
95
90
Experiment
Simulation
85
80
10 15 20 25 30 35 40 45
1000000xL'( m3/s)
Gambar 7. Perbandingan Hasil Prediksi Simulasi dan Data Eksperimen ( CB,IN = 0.02 kmole/m3 ,
P= 1 atm, T= 300C, GV = 0,000075 m3/detik)
KESIMPULAN atas hibah penelitian RAPID yang mendukung
penelitian ini.
Pada kajian teoritis dikembangkan model
matematik proses yang terjadi dengan dasar DAFTAR PUSTAKA
model film untuk perpindahan massa antar
fasanya. Di mana anggapan pola alir plug Al-Ubaidi, B.S, M.S.Salim, dan A.A.Shaikh
flow untuk aliran gas dan liquid. Ternyata (1990). Non Isothermal Gas Absorpsion
model ini cukup akurat untuk Accompanied by a Second Order
mendiskripsikan proses yang terjadi dengan Irreversible Reaction. AIChE J. 36. 141-
penyimpangan kurang dari 3% terhadap data 146.
eksperimen. Kenaikan suhu dan penurunan Altway, A. (1995). Pengaruh Volatilitas
tekanan dapat menaikkan persen penyisihan Reaktan Terlarut Terhadap Harga Faktor
H2S. Hasil ini mengindikasikan bahwa proses Peningkatan Absorpsi Disertai Reaksi
absorpsi dikendalikan oleh tahanan sisi gas Kimia Irreversible Umum. IPTEK. 6 (2).
dan regim reaksi sangat cepat. Dengan kata 130-137.
lain larutan Fe-EDTA merupakan absorben
yang sangat efektif dalam penyerapan gas Altway, A., dan Yuyun, L.W. (1999)
H2S. Dengan menggunakan packed column Simulation of Carbon Dioxide
yang diisi raschig ring dengan ketinggian Absorption into Diethanolamine
hanya 1 meter dan konsentrasi Fe-EDTA Solution in Packed Column Using
sebesar 0,06 kmol/m3 dimungkinkan untuk Combination of Orthogonal Collocation
menyerap H2S dengan persen penyisihan and Finite Difference Method.
hampir 100%. Proceeding ITB. 31 (2).
UCAPAN TERIMA KASIH Altway, A., Suwarno, N., Andhini, P. dan
Astuti, Y. (1995). Penyelesaian Numerik
Kami ucapkan terima kasih pada (1) LPPM Model Penetrasi untuk Absorpsi Gas
ITS atas dana penelitian DIPA untuk disertai Reaksi Kimia Irreversible Umum.
penelitian Guru Besar dan DP2M, (2) Dikti IPTEK. 6 (2).
Altway, Kajian Teoritis Pemisahan H2S dalam Biogas secara Absorbsi Reaktif 37
Asai, S., Y. Konishi dan T.Yabu (1990). H2S. Ind. Eng. Che. Res. 37 (4). 1444-
Kinetics of Absorption of H2S into 1453.
Aqueous Ferric Sulfate Solutions.
Effendi, M dan Ikhlas, M. (2001). Simulasi
AIChE J. 36. 1331-1338.
Absorpsi Gas Disertai Reaksi Kimia
Asai,S., Nakamura,H. dan Aikawa, H. (1997). Irreversible Order Dua Pada Kondisi
Absorption of H2S into Aqueous Ferric NonIsothermal. Skripsi, Laboratorium
Chloride Solutions. Journal of Chemical Perpindahan Panas dan Massa, Jurusan
Engineering of Japan. 30 (3). Teknik Kimia, FTI, ITS.
Astarita, G. (1963). Absorption of Carbon Geankoplis,C.J. (1997). Transport Process and
Dioxide into Alkaline Solutions in Unit Operations. 3rd Ed. Prentice-Hall of
PackedTower. I&EC Fundamentals. 2 India.
(4).
Glasscock,D.A. dan Rochelle, G.T. (1993).
Bhattacharya, A, Gholap, R.V. dan Chaudari, Approximate Simulation of CO2 and H2S
R.V. (1997) Gas Absorption with Absorption into Aqueous Alkalinolamine.
Exothermic Bimolecular (1,1 Order) AIChE Journal. 39 (8).
Reacton. AIChE J. 33. 1507-1513.
Horikawa, M.S., F.Rosi, M.L. Gimenes,
Brian, P.L.T., Hurley, J.F. dan Hasseltine, C.M.M. Costa, dan M.G.C. da Silva,
E.H. (1961) Penetration Theory for Gas (2004). Chemical Absorption of H2S for
Absorption Accompanied by a Second Biogas Purification. Brazilian Journal of
Order Chemical Reaction. AIChE J. 7. Chemical Engineering. 21 (03). pp. 415-
226. 422.
Broekhuis, R.R., Koch, D.J., dan Lynn, S. Hikita, H. dan Asai,S. (1964). Gas Absorption
(1992) A Medium-Temperature Process with (m,n)-th Order Irreversible
for Removal of H2S from Sour Gas Chemical Reaction. Int. Chem. Eng. 4.
Stream with Aqueous Metal Sulfate 332.
Solutions. Ind. Eng. Chem. Res. 31.
Hix, R.M. dan Lynn, S. (1991) Reactive
2635-2642.
Absorption of H2S by a Solution of SO2
Danckwertz FRS, P.V. (1970) Gas Liquid in Poly Glycol Ether: The Effect of
Reaction. McGraw Hill, New York. Volatile Dissolved Reactant on Mass
Transfer Enhancement. Ind. Eng. Chem.
Danckwertz, P.V. dan Gillham, A.J. (1966).
Res. 30. 930-939.
The Design of Gas Absorbers I:Method
for Predicting Rates of Absorption with Huang, C.J. dan Kuo, C.H. (1965).
Chemical Reaction in Packed Columns Mathematical Models for Mass Transfer
and Tests with 1 ½ in Raschig Rings. Accompanied Reversible Chemical
Trans. Inst. Chem. Engrs. 44. T42-T54. Reaction. AIChE Journal. (11). 901-910.
Davidson, J.M., Lawrie,C.H., dan Sohail, K. Kikuchi, T., Komori, N., Noguchi, H., Honna,
(1995) Kinetics of the Absorption of K., dan Iida, H. (1991). A New Process
H2S by High Purity and High Surface for Hydrogen and Sulfur Recovery from
Area Zinc Oxide. Ind Eng Chem. Res. H2S. World Congress of Chemical
34. 2981-2989. Engineering, Karlsruhe, Germany.
Demmink, J.F, dan Beenackers,A.A.C.M. King, C.J. (1966). Turbulent Liquid-Phase
(1998). Gas Desulfurization with Ferric Mass Transfer at a Free Gas-Liquid
Chelates of EDTA and HEDTA: New Interface”, Ind.Eng.Chem.Fund. 5 (1). 1-
Model for the Oxidative Absorption of 8.
38 Jurnal Purifikasi, Vol. 10, No. 1, Juli 2009: 27 - 38
Kohl, A.L. dan Riesenfeld, F.C. (1985) Gas Vas Bhat, R.D., Swaaij, W.P. van, Benes, N.E.,
Purification. Gulf Publishing Company, Kuipers, J.A.M., dan Versteeg,G.F.
Houston, Texas. (1997). Non-isothermal gas Absorption
with reversible chemical reaction.
Linek dan Vaclav (1990). Verification of The Chemical Engineering Science. 52. 4079-
Design Methods for Industrial Carbon 4094.
Dioxide-Triethanolamine Absorbers:
Laboratory Differential Simulation and Xu G.W., Cheng-Fang Zhang, Shu-Jun Qin,
Computational Methods. Ind.Eng.Res. dan Wang, Yi-Wei (1992). Kinetics
29 (9). Study on Absorption of Carbon Dioxide
into Solution of Activated
Paiva, J.L. de dan Kachan, G.C. (1998). Methyldiethanolamine. Ind.Eng.Chem.
Modeling and Simulation of a Packed 31. 921-927.
Column for NOx Absorption with
Hydrogen Peroxide. Ind. Eng. Chem. Xu,S.,Yi-Wei Wang, F.D.Otto dan Mather,
Res. 37. 609-614. A.E. (1993). Kinetics of The Reaction of
Carbon Dioxide With Aqueous 2-
Qian,W.,Yi-gui Li, dan Mather, A.E. (1995). Piperidineethanol Solutions. AIChI
Correlation and Prediction of Solubility Journal. 39 (10).
of CO2 and H2S in an Aqueous Solution
of Methyldiethanolamine and Sulfone. Wijaya, R.P, dan Altway, A. (2007). Simulasi
Ind.Eng.Chem.Res..34 (7). Hidrodinamika dan Transfer Massa
Disertai Reaksi Kimia pada Absorpsi
Sanyal,D., Vasishtha, N., dan Saraf, D.N. CO2 dengan Larutan Benfield didalam
(1988). Modeling of Carbon Dioxide Packed Column. Prosiding Seminar
Absorber Using Hot Carbonate Process. Nasional Rekayasa Kimia dan Proses.
Ind.Eng.Chem.Res. 27 (11). UNDIP, Semarang,
Savitri, Y., Sepfitri, E., dan Altway, A. (2001) Wubs, H.J. dan Beenackers, A.A.C.M. (1993).
Simulasi Absorpsi Gas Disertai Reaksi Kinetics of the Oxidation of Ferrous
Kimia Irreversible Order Dua pada Chelates of EDTA and HEDTA into
Packed Column dalam Kondisi Aqueous Solutions. IND. Eng. Chem.
NonIsotermal. Seminar Nasional Res. 32. pp.2580-2594.
Rekayasa Kimia dan Proses.
Wubs, H.J. dan Beenackers, A.A.C.M. (1994).
Soewarno, N., Wibawa,G., dan Puspita,N.F. Kinetics of the Oxidation of Ferrous
(1991). Anaerobic Digestion of Chelates of EDTA and HEDTA into
Distillary Slop in ITS Biogas Pilot Aqueous Solutions. IND. Eng. Chem.
Plant. International Association on Res. 40 (3). pp.433-444
Water Pollution Research and Control
Yunita D. Indrasari, Serpara, Koatlely A.,
(IAWWPC) Conference on Appropriate
Altway, A., dan Susianto (2008) Simulasi
Waste Management Technologies, Nov.
Enhancement Factor untuk Absorpsi
27-29, Perth, Australia,
Gas disertai Reaksi Kimia Reversible
Toor, H.L. dan Maechello, J.M. (1958) Film- Order Dua Kondisi Non-Isothermal
Penetration Model for Mass and Heat dengan Model Difusifitas Eddy.
Transfer. A.I.Ch.E. Journal. 4 (1). 97- Seminar Nasional “Kejuangan”. UPN
101. Yogyakarta..