Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 20

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/324727259

STUDI BAFFLE LEAKAGE FLOW PADA PENUKAR PANAS SHELL-TUBE (*)

Conference Paper · December 1997

CITATIONS READS

0 106

1 author:

Sukmanto Dibyo
Badan Tenaga Nuklir Nasional
29 PUBLICATIONS   13 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

TRIGA-2000 View project

FASSIP-01 View project

All content following this page was uploaded by Sukmanto Dibyo on 24 April 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


STUDI BAFFLE LEAKAGE FLOW
PADA PENUKAR PANAS SHELL-TUBE (*)

Sukmanto Dibyo (**)

ABSTRAK
STUDI BAFFLE LEAKAGE FLOW PADA PENUKAR PANAS SHELL-TUBE : Pada
umumnya penukar panas yang digunakan dalam industri adalah jenis shell-tube dilengkapi
dengan penyekat segmental baffle. Pola aliran pada sisi shellnya dapat dibagi menjadi aliran
utama (menyilang bundel tube), aliran bypass terhadap bundel tube dan aliran leakage melalui
celah-celah pada baffle. Distribusi aliran ini dihitung dengan Stream Analysis Method (SAM),
dengan demikian fraksi-fraksi aliran utama, bypass dan leakage baffle dapat diketahui.
Sementara itu yang diperhitungkan adalah aliran utama di mana dapat digunakan untuk
menentukan koefisien perpindahan panas di sisi shell (h shell) dan kehilangan tekanan (∆Pshell)
secara lebih akurat. Hasil perhitungan dengan SAM menunjukkan angka h shell yang lebih sesuai
dengan data lapangan/data spesifikasi, ∆Pshell lebih rendah dibanding ∆Pshell oleh metoda
KERN.

ABSTRACT
STUDY OF BAFFLE LEAKAGE FLOW IN THE SHELL-TUBE HEAT EXCHANGER:
Generally, a heat exchanger used in industry is a shell-tube type provided by segmental baffles.
Flow pattern flowing through the shell-side could be divided to main flow across to the tube
bundles, by-pass flow around outside tube bundle and leakage flow through the clearances in the
baffle. Flow distributions are calculated using the Stream Analyses Method (SAM). By this
method flow fraction of both by-pass and leakage may be known. Meanwhile the considered
main flow is applied to determine accurately the heat transfer coefficient and pressure drop of
shell side. By using the SAM shows that h shell values are nearly to field data/specification
sheet, ∆P shell (SAM) are lower than ∆P shell obtained from KERN Method.

(*)
Disampaikan Pada Presentasi Ilmiah Hasil Studi S-2 dan S-3 Dalam Rangka
Peringatan Ulang Tahun Batan XXXIX. Jakarta 9-10 Desember 1997.
(**)
Pusat Reaktor Serba Guna
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Suatu proses di dalam industri, kebutuhan memindahkan energi panas dari satu aliran ke

aliran lain merupakan hal yang khas dilakukan, untuk itu penukar panas memegang peranan
penting. Setiap penukar panas didesain agar dapat mempertukarkan energi secara optimum dan
ekonomis, luas permukaan minimum dan kondisi operasi yang efektif dengan konstruksi yang
pasti, oleh karena itu dalam desainnya perlu ketepatan untuk menentukan ukuran akhir dan
spesifikasi. Penukar panas shell-tube merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam
industri. Jenis ini biasanya dilengkapi dengan baffle sehingga diperoleh aliran sisi shell dengan
turbulensi yang tinggi.
Pengelompokan penukar panas shell-tube berdasarkan TEMA (Tubular Exchanger
Manufacturer Association) dibedakan menjad tipe E, F, G, J, X dan K. Adapun komponen sisi
shell di mana penukar panas ini menggunakan segmental baffle untuk membelokkan arah aliran
membentuk sinosiodal dari inlet ke outlet. Segmental baffle membagi sisi shell menjadi beberapa
kompartemen. Aliran di setiap kompartemen ini sangatlah komplek. Aliran utama yang
dikehendaki adalah aliran yang menyilang bundel tube, disamping itu ada aliran bypass terhadap
bundel tube kemudian aliran yang menerobos celah leakage pada baffle. Jadi pola aliran di dalam
sisi shell tidak sesederhana pada sisi tube karena struktur penampang aliran bervariasi. TINKER
mengilustrasikan pola aliran sisi shell menjadi bentuk yang lebih jelas. Dalam perkembangannya
BELL memanfaatkan pola aliran ini berupa faktor koreksi, setelah itu kemudian PALEN
menguraikan ke dalam alur-alur yang dapat dihitung fraksi laju alirnya dan dikenal sebagai
Stream Analysis Method (SAM).
Tujuan
Menyoal dari latar belakang permasalahan di atas maka tujuan studi ini adalah sebagai berikut :
(1) Menentukan nilai koefisien perpindahan panas dan kehilangan tekanan sisi shell dengan
menggunakan pemodelan pola aliran di sisi shell menurut pendekatan SAM. Penukar
panas yang ditinjau adalah jenis shell-tube segmental baffle di lingkungan industri
(2) Melihat dampak koefisien perpindahan panas dan kehilangan tekanan sisi shell dengan
mensimulasikan ukuran-ukuran celah dan spesifikasi baffle.

2
(3) Membandingkan hasil koefisien perpindahan panas dan kehilangan tekanan dari SAM
dengan hasil dari korelasi KERN maupun data lapangan/data alat.

TINJAUAN PUSTAKA

Penukar Panas Shell-Tube


Secara umum Penukar panas mempunyai lintasan fluida sebagai shell-pass dan tube-pass.
Fluida I mengalir di sisi shell sedangkan fluida II melalui sisi tube. Untuk jenis penukar panas
shell-tube dengan floating tube head dapat dibersihkan secara mekanis pada kedua sisinya,
dengan cara mengambil bundel tube berikut baffle-nya dari dalam shell. Letak tube bisa ditata
dalam berbagai susunan, namun di dalam prakteknya susunan segitiga (triangular layout) dan
segi empat (square layout) paling sering digunakan. Fenomena aliran melintasi baffle
ditampilkan pada gambar 1. Garis yang membelok ditandai sebagai aliran utama (main
stream), gambar 1 ini juga menunjukkan bahwa sebagian aliran tersebut mengalami flow leaks
melalui celah baffle-shell (B-S) yang terletak antara baffle dengan dinding dalam shell dan
celah baffle-tube (B-T) yaitu antara tube dengan lobang-lobang yang dilalui tube-tube pada
baffle(6). Plat lempeng baffle dibor dengan ukuran diameter lobang yang sedikit lebih besar
daripada diameter luar tube sedangkan diameter baffle sedikit lebih kecil daripada diameter
dalam dinding shell (gambar 2) (12,14) .

shell

E baffle
leakage

leakage A F
C tube

B Aliran utama

Gambar 1. Aliran di sisi-Shell

3
Baffle Cut

(B-T)
(B-S)

Gambar 2. Penampang Suatu Baffle

Celah Leakage pada Baffle


Leakage didefinisikan sebagai aliran yang melewati celah (B-S) dan celah (B-T),
sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3. Celah ini lebih kecil daripada ketebalan baffle.
Penentuan koefisien perpindahan panas dan kehilangan tekanan di sisi shell dengan
memperhitungkan adanya celah (B-T) maupun (B-S) tidak dapat diselesaikan dengan Metoda
KERN. Desain suatu alat penukar panas jenis shell-tube dengan metoda BELL,
memperhitungkan faktor koreksi leakage yang dimasukkan dalam korelasi perpindahan panas
(13)
dan kehilangan tekanan . Desain bisa diperbaiki ketelitiannya apabila diketahui informasi
tambahan mengenai ukuran celah yang menimbulkan leakage tersebut. Celah yang
menyebabkan leakage besar dapat menyebabkan pengaruh yang besar pula terhadap kinerja
(4)
penukar panas . Pada umumnya lobang-lobang pada baffle yang dilalui tube dianggap
mempunyai diameter yang sama dengan diameter bor yang dipakai untuk melubangi baffle
tersebut. Tabel 1 menunjukkan ukuran celah antara (B-T) dan (B-S) yang dianjurkan oleh standar
TEMA. Aliran bypass antara bundel tube dengan dinding dalam shell dapat terjadi pada penukar
panas shell-tube dengan segmental-baffle. Aliran bypass dapat memiliki fraksi yang cukup
besar, oleh karena itu upaya untuk memperkecil aliran ini dan supaya menaikkan efektivitas
perpindahan panasnya, biasanya digunakan dummy tube ataupun penghalang aliran (sealing
strips) (12).

4
Tabel 1. Ukuran Celah (B-S) Standar TEMA

Shell (ID), inci Shell (ID)-dia.Baffle, inci

8 - 13 0,100
14 - 17 0,125
18 - 23 0,150
24 - 39 0,175
40 - 54 0,225
55 - lebih 0,300

Tabel 2. Ukuran Celah (B-T) Standar TEMA

L tube (unsupported), dia. Dia.Lobang (B-T)


(inc) tube (inc)

36 > L atau 1/4 < Dt Dt + 1/32


36 < L dan 1/4 > Dt Dt + 1/64

baffle

tube

shell

Gambar 3. Aliran Leakage Pada Baffle

WITHLEY (1961) melakukan perbandingan kehilangan tekanan sisi shell antara data lapangan
dengan metoda BELL dan dibandingkan pula terhadap metoda DONOHUE, KERN, dan
BUTHOD (yang tidak menggunakan pengaruh leakage). Hasilnya menunjukkan bahwa metoda
BELL lebih sesuai dengan data lapangan dibandingkan metoda-metoda lain tersebut(15). Sebagai
langkah awal studi pengaruh leakage pada baffle yang dilakukan BELL, ditelusuri lebih dahulu
situasi tanpa leakage, selanjutnya dipelajari adanya leakage. Hasil perbandingan menunjukkan
bahwa pengaruh leakage cukup bermakna di dalam aliran sisi shell. BELL menguraikan dampak

5
tersebut terhadap perpindahan panas dan kehilangan tekanannya. Adapun mekanisme perubahan
perubahan karakteristik sisi shell dijelaskan sebagai berikut :
• Lintasan pendek aliran leakage pada baffle merupakan lintasan aliran yang dapat mengurangi
jumlah aliran normal (aliran menyilang).
• Aliran leakage yang melewati celah (B-S) tidak efektif untuk perpindahan panas, tetapi
aliran leakage antara tube dengan baffle akan mengalir sejajar dengan permukaan
perpindahan panas yang cukup mempengaruhi perpindahan panas.
Hubungan antara luas area celah yang dilalui aliran leakage dengan karakteristik perpindahan
panas ditunjukkan oleh BELL, yakni bahwa luas celah yang besar akan menurunkan koefisien
perpindahan panasnya. Percobaan dilakukan pada rentang : 1000 <NRe < 10000 (10).

Pola Aliran Pada Sisi-Shell


Secara kualitatif pola aliran pada sisi-shell bisa diketahui, karena aliran ini hanya
dipengaruhi oleh proporsi geometri bundel tube dan baffle-nya. Percobaan telah dilakukan oleh
PEREZ-SPARROW dan BENNER-MURRAY (1984). Menurut mereka ada 2 kunci parameter
utama yakni baffle-cut dan baffle-spacing, apabila baffle-cut terlalu kecil akan terjadi aliran
jet dan dapat membentuk olakan EDDIES pada tepi baffle (baffle-edge). Pada kasus baffle-cut
yang besar baffle-spacing sempit maka aliran mem-bypass kompartemen diantara baffle dan hal
ini memungkinkan pula terbentuknya olakan EDDIES (2) .
Mekanisme turbulensi dan pola aliran di sisi shell ini juga dipelajari oleh GUPTA dkk.
yang membagi zona-zona karakteristik aliran yang berlainan, diantaranya : zona aliran
menyilang, zona aliran longitudinal dan zona mati. Masing-masing zona aliran tersebut
mempunyai korelasi koefisien perpindahan panas yang berlainan pula (7) .
Perpindahan Panas
Parameter yang berpengaruh di dalam desain penukar panas yang perlu diperhatikan
(3)
mencakup :
• Parameter termal (koefisien perpindahan panas, suhu fluida dan faktor fouling)
• Parameter hidrolik (laju alir, faktor friksi, kehilangan tekanan)
• Geometri penukar panas (tata/susunan tube, dimensi tube, shell, baffle)
• Sifat termofisis fluida (densitas, viskositas, konduktivitas termal dan panas spesifik).

6
Koefisien perpindahan panas dan sifat fisis fluida disepanjang penukar panas dapat
dikatakan tetap, apabila fluidanya satu fasa, tidak kental dan juga tidak terjadi perubahan
fasa. Dasar secara umum persamaan perpindahan panas penukar panas ialah (8,11) :

Q = Uo . A . ∆T LMTD ………............................................................……....................... (1)

Luas permukaan perpindahan panas A diperlukan untuk memindahkan beban laju panas Q.
∆T LMTD ialah perbedaan suhu rata-rata logaritmik bulk antara aliran sisi shell dan sisi tube.
Besaran Uo adalah Koefisien perpindahan panas global yang dapat diperoleh dari koefisien
fouling dan koefisien individu h-tube maupun h-shell sebagai berikut :
1
Uo= ……….…………………....(2)
-1 -1
(hs +(ht.Ai/Ao) + (Xw/Kw)(Ao/Aav) + Rd.tot

Ketelitian untuk menentukan h-shell tentunya lebih rendah bila dibandingkan dengan h-tube,
hal ini karena sulitnya mengevaluasi pola aliran yang komplek di sisi shell. Metoda yang telah
dikenal untuk menghitung h dan ∆P di sisi shell umumnya belum begitu akurat, kira-kira 60%
dari harga yang dihitung ditoleransikan untuk leakage dan bypass (9), jadi perhitungan h-shell
dan ∆P-shell sebagai dasar desain penukar panas ini memiliki toleransi yang cukup besar.

Kehilangan Tekanan
Penggunaan korelasi kehilangan tekanan sisi shell sudah banyak dipublikasikan di beberapa
literatur untuk penukar panas jenis shell-tube. Korelasi KERN sebagai misal, banyak
digunakan secara luas di mancanegara. Kehilangan tekanan merupakan salah satu penentu
dalam desain penukar panas. Kehilangan tekanan di dalam penukar panas (baik di sisi tube
maupun sisi shell) disebabkan oleh beberapa bentuk hilangnya energi karena friksi dan
perubahan luas penampang aliran, keadaan ini dituliskan dalam persamaan umum berikut (4) :
L ρ V2
(∆P) = (4 f+ Σ Ki ) …………………………………...........……...............(3)
D 2 gc
Penentuan kehilangan tekanan di dalam sisi shell dapat menggunakan berbagai korelasi-korelasi
yang ada, sebagai contoh korelasi yang dinyatakan oleh KERN, DONOHUE dan BELL.

7
Perhitungan Dengan Stream Analysis Method
TINKER (1947) mengemukakan pola aliran dengan membagi alur-alur individu di dalam
sisi shell yang terdiri dari alur-alur sebagaimana terjadi di gambar 1 :
• Alur A : alur dengan aliran leakage yang terjadi melalui orifis anular yang terbentuk oleh
tube dan lubang baffle, TINKER menganggap separoh dari aliran leakage ini bergabung
dengan aliran B yang menyilang bundel .
• Alur B : alur dengan aliran menyilang (cross flow) melalui bundel tube
• Alur E : alur dengan aliran leakage antara baffle dan dinding dalam shell, aliran ini
merupakan bypass sejati.
• Alur F : alur dengan aliran bypass melalui partisi tube-pass (tube-pass partition) sisi shell.
• Alur C : alur dengan aliran bypass yang melewati gap antara bundel tube dan dinding shell.

Pola aliran ini oleh PALEN - TABOREK (1969) dikembangkan sebagai SAM berupa diagram
node. Mekanisme fisis distribusi aliran (gambar 1) disederhanakan menjadi diagram jaringan
pipa seperti pada gambar 4. Aliran menyilang bundel tube (B), aliran bypass (C) dan aliran
bypass melalui partisi (F) mengalir secara paralel di setiap baffle space dan bertemu pada pintu
baffle. Aliran leakage A dan E ditunjukkan mengalir paralel dari titik node antar baffle space.
Obyek dari metoda analisis ini untuk menentukan jumlah relatif aliran individu dengan
menyelesaikan persamaan laju alir setiap alur dalam besaran luas penampang alir dan koefisien
tahanan aliran.
shell

C A
3 4 ∆Px
baffle
B

F E
1

∆Pw

Gambar 4. Diagram Jaringan SAM


Laju alir individu j diperoleh dari persamaan kehilangan tekanan sebagai berikut :
Wj 2 ∆Pj
∆Pj = C Kj ( ) Wj = Sj ( ) 0,5 ….…….....…………….…….. .(4)
Sj C Kj
Fraksi aliran individu dinyatakan dengan membagi laju alir j dan aliran total sebagai berikut :

8
Wj
FFj = ………………………………………….……………..…………..…(5)
Wtot
Pada gambar 4, ∆P dari titik 1 ke titik 2 : ∆PC = ∆PB = ∆PX = ∆PF dan ∆P dari titik 3 ke titik 4 :
∆PA = ∆PE = ∆PB + ∆PW, Z = ∆PW / ∆PX, sehingga persamaan FFj menjadi :

Pada alur j : B, C, F :
Sj (1/Kj) 0,5
FFj = ……...….....(6)
(Sa (1+z)/Ka)0,5 +(Sb (1+z)/Kb)0,5+(Sc (1+z)/Kc)0,5+(Se (1+z)/Ke)0,5+(Sf (1+z)/Kf)0,5

Pada alur j = A dan E :


Sj (1+z/Kj) 0,5
FFj = ….….….......(7)
(Sa (1+z)/Ka)0,5 +(Sb (1+z)/Kb)0,5+(Sc (1+z)/Kc)0,5+(Se (1+z)/Ke)0,5+(Sf (1+z)/Kf)0,5

Proses penyelesaian persamaan dilakukan melalui langkah sebagai berikut :


1. Menentukan nilai awal Kj (flow resistance coefficient-j) dan Z. Menghitung Fraksi alir FFj.
2. Menghitung laju alir individu j dan bilangan Rej
3. Menghitung Kj, ∆Pj dan Z.
4. membandingkan nilai Kj dan Z yang baru dengan nilai sebelumnya.
5. Mengulang langkah pertama hingga diperoleh konvergensi.
Diagram proses penyelesaian di atas dilakukan dengan program komputer dan ditunjukkan di
Gambar 5. Berdasarkan perpindahan panas yang efektif, fraksi alir yang menyilang bundel tube
(1)
digunakan untuk menentukan koefisien perpindahan panas (crossflow basis) sisi shell :
h-shell = J ( k/d ) Resc Pr 1/3 ( φ) .....………………………………………..........……...(8)
Di mana a, j = konstanta ; NB = jumlah baffle.
Kehilangan tekanan sisi shell merupakan jumlah ∆Px dan ∆PW di sepanjang penukar panas :
∆Psisi shell = (NB+1) ∆PX + NB ∆PW .......……….…….……………………….......…...(9)

9
MULAI

MASUKAN SIFAT FLUIDA

ITR = 1, TOL=10 -5

HITUNG FRAKSI FFj


ITR=ITR+1
Z=NZ
Kj=NKj Wj= FFj*WTOT

HITUNG ∆Px, ∆Pw, NZ SELESAI


Ya

2(NKj-Kj)
ABS > tol
NKj+Kj tdk PRINT ∆P, FFj, Wj
2(NKj-Kj) h shell
ABS > tol
NZ+Z

Gambar 5. Diagram Alir Program

PROSEDUR PELAKSANAAN

Penurunan persamaan SAM yang diuraikan di atas dipakai untuk menghitung kehilangan
tekanan sisi shell. Harga koefisien perpindahan panas juga dievaluasi dan dibandingkan antara
perhitungan yang meninjau adanya leakage, perhitungan oleh KERN (yang tidak meninjau
leakage) dan data lapangan/spesification sheet seperti pada diagram gambar 6 berikut :

Ukuran Celah, Bundel Tube, Baffle


SAM dan Data Standar TEMA

Metoda KERN
Uo, hs, ∆ Ps
Pembahasan
Data Alat

Gambar 6. Diagram Tata Kerja

10
Data yang digunakan dalam penentuan koefisien perpindahan panas Uo dan kehilangan
tekanan sisi shell (∆Ps) adalah data geometri sisi tube dan sisi shell, data standar TEMA dan
kondisi operasi yang meliputi laju alir, komposisi fluida dan suhu pada kedua terminal sisi shell
maupun sisi tube. Data geometri yang lengkap diperlukan dalam perhitungan dengan SAM
dan kondisi operasi dipergunakan untuk menentukan sifat-sifat fisis fluida. Obyek penelitian
menggunakan penukar panas dari sistem pendinginan fluida 1 fasa. Daftar jenis penukar panas,
yang dipergunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 3. Penukar panas yang diteliti jenis
shell-tube yang pada sisi shell-nya dilengkapi dengan single segmental baffles.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Perbandingan Nilai Uo Dan ∆Ps
Persamaan perbandingan secara umum hshell antara KERN dengan hshell SAM dan juga
perbandingan ∆Ps dituliskan sebagai berikut :

- Perbandingan h shell :

hs,KERN 0,36/De Re 0,55 ………………………… ….........(10)


hs,SAM a1 (1,33dt/Pt)a Res(a2+1) (1/Dt) FFb

- Perbandingan ∆Ps :

∆Ps,KERN fs Gs2 Ds ………………………… (11)


∆Ps,SAM 5,22.1010 De sg (∆PB +NB. ∆P )(NB+1)

Persamaan (10) dan (11) terdiri dari parameter masukan dan parameter FFB sebagai keluaran
dari SAM, adapun a adalah konstanta persamaan ideal tube bank yang nilainya tergantung pada
bilangan REYNOLDS dan tube layout. Nilai FFB (flow fraction across tube bundle) ditentukan
oleh luas aliran dan ∆P setiap penukar panas, oleh karena itu perbandingan di atas tidak bisa
dihitung secara langsung.
Dalam menentukan Uo, perhitungan perbandingan menggunakan nilai h tube, koefisien
fouling dan data masukan (geometri dan kondisi operasi) yang sama sesuai persamaan (2),
perbedaan hanya terletak pada h shell saja. Pengambilan data lapangan menghasilkan nilai Uo
dari persamaan 1, ketidaksamaan neraca energi antara sisi shell dan sisi tube dapat menimbulkan
pula perbedaan nilai Uo, hal ini disebabkan oleh diantaranya heat loss maupun penggunaan data

11
yang kurang representatif/ kurang memuaskan. H shell, rasio untuk Uo dan ∆P disajikan di Tabel
4, 5. Pada penukar panas E-101 tampak hasil Uo.nyata yang lebih dekat dengan nilai Uo hasil
SAM dibandingkan dengan nilai Uo hasil Metoda KERN. Rasio Uo hasil SAM sebesar 0,98
terhadap Uo.nyata, hal ini menunjukkan bahwa Uo hasil SAM terjadi penyimpangan kecil
dengan kondisi Uo nyata.
Simulasi
Ukuran celah dalam perhitungan SAM ini memakai standar TEMA, meskipun demikian
simulasi untuk berbagai ukuran celah, baffle-cut dan tebal baffle juga dilakukan untuk
memperoleh Uo, saat salah satu parameter disimulasikan maka parameter lain menggunakan
harga sesuai standar TEMA. Simulasi ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh hasil
perhitungan oleh perubahan ukuran celah yang disebabkan karena abrasi maupun fouling.
Penukar panas yang dipilih adalah HER dan E-101. Hasil simulasi disajikan pada Tabel 6, 7.
Hasil simulasi pada HER menunjukkan bahwa parameter baffle-cut =20% sampai 30% tidak
banyak mempengaruhi Uo sekitar 0,38%, begitu pula halnya dengan pengaruh tebal baffle.
Ukuran pelat komersial antara 3/8 inci - 25/32 inci digunakan sebagai tebal baffle, dalam
melakukan simulasi perubahan Uo yang terjadi hanya 0,32%. Simulasi ukuran celah B-S
menunjukkan hasil bahwa semakin lebar celah B-S semakin rendah Uo, hal ini akibat dari
kenaikan jumlah aliran bypass melalui alur E. Simulasi celah B-T penukar panas E-101,
kenaikan ukuran celah ini tidak banyak berpengaruh terhadap Uo. Pada simulasi ukuran celah
B-T penukar panas HER, menunjukkan penurunan Uo terjadi pada ukuran celah B-T = 0,1 lebih
sempit dan 2 kali lebih lebar dari ukuran Standar TEMA.

KESIMPULAN

Studi distribusi aliran dan leakage baffle di sisi shell dengan SAM dapat dijelaskan
beberapa hal sebagai berikut:
• Pengaruh parameter ukuran celah, tebal baffle dan baffle cut terhadap perpindahan panas dan
kehilangan tekanan di sisi shell dapat dipelajari dengan menggunakan SAM. Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa ukuran tebal baffle dan baffle-cut tidak banyak berpengaruh
terhadap nilai Uo.

12
• Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dibanding Uo Metoda KERN, maka Uo dari SAM
lebih kecil penyimpangan untuk Uo.nyata. Karena itu dalam desain penukar panas,
penentuan hshell dianjurkan untuk menggunakan SAM .
**
DAFTAR PUSTAKA

1. BELL KJ, Heat Exchanger Design Hand Book (HEDH), Bab 3,4,5, Hemisphere Publishing
Corporation, Washington DC, 1983.
2. BERNER ELIGOT, Flow Around Baffles, Transaction of the ASME Journal of Heat
Transfer, V.106, P.743-749, Nov.1984.
3. CHO SM, Uncertainty Analyses of Exchanger Thermal Hydraulic Design, Transactions
of ASME Journal of Heat Transfer, P.33, 1982.
4. COULSON-RICHARDSON, Chem.Engineering, Vol.6 Chap 6, P.511, Pergamon Press,
Oxford, 1979.
5. DEVORE A, Try This Simplified Method For Rating Baffled Exchangers, Petroleum
Refiner, P.221, May 1961.
6. DONOHUE DA, Heat Transfer and Pressure Drop in Heat Exchangers, Industrial and
engineering Chemistry, V.41, P.2449-2500, November 1949.
7. GUPTA-KATZ, Flow Patters for predicting Shellside Heat Transfer Coefficient for
baffled shell tube exchanger, Industrial and Engineering Chem, V.49, N.6, P.998, June 57.
8. KERN, Process Heat Transfer, Intern. Student Edt, Mc.Graw Hill Book Co, NY, 1965.
9. PALEN-TABOREK, Solution of Shell-side Flow Pressure Drop and Heat Transfer by
Stream Analysis Method, Chemical Engineering Progress Symp. Series, V.65, N.92, 69.
10. PALEN JW, Heat Exchanger Source Book, Hemisphere Publishing Corp, P.15-48, NY, 86.
11. PERRY HR, Chemical Engineer's Handbook, Ed.6, Sect.3&10, Mc.Graw Hill Book Co,
NY, 1984.
12. ROHSENOW-HARDNET, Handbook of Heat Transfer, Mc.Graw Hill Book Co, Chap.18,
73.
13. RUBIN FL, Heat Transfer Topic often Overlooked, Chemical Engineering, P.74, August 92.
14. TAYLOR-CURRIE, Sealing Strips in Tubular Heat Exchangers, Transactions of ASME
Journal of Heat Tranfer, V.109, P.569, August 1987.

13
15. WHITLEY DL, Calculating Heat Exchanger Shellside Pressure Drop, Chemical Eng.
Progress, V.57, N.9, P.59, Sept. 1961.

Tabel 4. Hasil h shell, Uo dan Rasio Uo.

KODE htube hshell hshell Uo Uo Rasio Uo Rasio Uo


ALAT SAM KERN SAM KERN (SAM) KERN
E-101 3572,2 830,4 576,9 324,8 284,0 0,98 0,87
HER 656,7 417,7 462,8 185,2 202,8 1,82 2,0
1151-C 1172,6 883,0 601,3 208,3 180,8 0,74 0,57
132-C 260,2 129,2 109,8 63,2 66,6 1,71 1,67
114-C 159,0 46,0 35,6 33,2 27,4 0,50 0,51
1110-C 447,9 22,7 12,9 20,0 11,8 0,96 0,58
121-C 94,1 118,1 89,7 42,9 39,5 0,72 0,65
136-C 333,8 174,7 177,9 112,0 96,0 1,21 1,26
123-C 100,8 106,0 59,5 46,3 34,2 0,55 0,34

Tabel 5. Hasil ∆Pshell Dan Perbandingan ∆Pshell.

KODE ∆Pshell ∆Pshell Perbandingan


ALAT SAM KERN ∆Pshell
E-101 0,15 0,30 2,00
HER 0,17 0,61 3,58
1151-C 0,74 1,62 2,19
132-C 0,52 2,69 5,17
114-C 0,30 1,15 3,83
1110-C 0,66 2,26 3,42
121-C 10,3 52,2 5,06
136-C 4,1 22,8 5,56
123-C 2,55 8,0 3,13

Tabel 6. Nilai Uo Dalam Simulasi Celah B-T Dengan SAM Untuk E-101.

Rasio B-T/TEMA 0,8 0,9 1,0 1,1 1,2

Uo 319,0 319,5 320,9 321,1 321,3

Data TEMA: Celah B-T= 1/32 inc , B-S = 21,3 mm , tebal Baffle = 10 mm, B.Cut = 0,35

Tabel 7. Nilai Uo Dalam Simulasi Celah & Spesifikasi Baffle Dengan SAM Untuk HE-R.

Tebal Baffle (inc) 3/8 15/32 19/32 11/16 25/32

Uo 185,4 185,3 185,1 185,0 184,8

14
Baffle Cut (%) 20 22,5 25 27,5 30

Uo 184,7 184,9 185,1 185,3 185,4

Rasio B-S/TEMA 0,8 0,9 1,0 1,1 1,2

Uo 185,8 185,5 185,1 184,7 184,3

Rasio BT/TEMA 0,8 0,9 1,0 1,1 1,2

Uo 185,1 185,2 185,1 184,9 184,6

Uo = BTU/jam lb.F

***

15

View publication stats

You might also like