Professional Documents
Culture Documents
Artikel Bengkulu Ok Hipertensi Koles
Artikel Bengkulu Ok Hipertensi Koles
ABSTRACK
METODE
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan
Crossectional Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar
kolesterol total terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi. Populasi
penelitian adalah penderita hipertensi yang menjalani rawat inap atau rawat jalan
di RSUD Tugurejo Semarang. Klasifikasi tekanan darah menurut menurut JNC*
VII, 2003 diklasifikasikan menjadi 4 yaitu : Normal ( sistol < 120 mmHg, diastole
< 80 mmHg), Prehipertensi ( sistole 120-139 mmHg dan diastole 80-89 mmHg),
hipertensi stage 1 (sistole 140-159, diastole 90-99) dan hipertensi stage 3 ( sistole
≥ 160 mmHg dan diastole ≥ 100 mmHg). Sedangkan kriteria hiperkolesterol
menurut WHO; Dikatakan tinggi jika (≥ 240 mg/dl), Normal jika
( 200-239 mg/dL) dan optimal (< 200 mg/dL) Longo DH, 2011. Jenis data
meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah kadar kolestero
sedangkan dat skeunder adalah riwayat hipertensi.
Sampel penelitian sebanyak 90 penderita dengan riwayat hipertensi
minimal 3 bulan. Sampel dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu 30 responden
prehipertensi, 30 penderita hipetretensi stage 1 dan 30 penderita hipertensi stage
3. Tehnik sampling dilakukan dengan cara consecutive . Variabel independen
dalam penelitian ini adalah kadar kolesetrol total. Sedangkan variabel dependent
adalah tekanan darah. Tempat pemeriksaan kadar kolesetrol total dilakukan di
Laboratorium medis Akademi Analis Kesehatan 17 Agustus 1945 Semarang.
Pemeriksaan kadar kolesterol dengan menggunakan bahan serum dan diperiksa
dengan metode CHOD – PAP. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pasien
puasa 10-14 jam dan bersedia mengikuti proses penelitian samapai sedangkan
kriteria ekslusi adalah serum penderita yang lisis. Setelah data diperoleh
kemudian dilakukan analisis data secara univariat dan bivariat dengan
menggunakan SPSS 22.
Jenis pestisida yang biasa dihunakan oleh petani di Desa Glonggong Kbupaten
aktif abamectin.
Gambaran jumlah dan jenis leukosit pada petani yang terpapar
berikut :
31-40 8.250 1 13 3 46 30 7
41-50 5.840 - 14 3 46 20 5
51-61 8.260 - 14 6 44 30 5
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa pada kisaran petani berusia
sel/mm3 darah, dengan rata-rata eosinofil yaitu 13%, rata-rata netrofil batang
dan monosit 7%. Pada kisaran usia 41 hingga 50 tahun didapat rata-rata
leukosit sebanyak 5.480 sel/mm3 darah, eosinofil 14%, netrofil batang dan
segmen sebanyak 3% dan 46% sedangkan limfosit 20% dan monosit 5%.
Pada kisaran usia 51 hingga 61 tahun didapat rata-rata 8.260 sel/mm3 darah,
eosinofil sebanyak 14% dan netrofil batang dan segmennya 6% dan 44%
<10
7.270 1 12 4 45 29 6
tahun
>10
8.550 - 15 5 46 30 6
tahun
Dari tabel rata-rata diatas, petani yang bekerja dalam kurun waktu
kurang dari 10 tahun memiliki rata-rata jumlah leukosit yang lebih rendah
dari yang telah bekerja lebih dari 10 tahun. Hanya eosinofil yang mengalami
bekerja kurang dari 10 tahun sebanyak 12% dan lebih dari 10 tahun
sebanyak 15%. Didapat pula hasil Netrofil batang dan segmen, limfosit serta
Tabel 4.5. Tabel rata-rata jumlah dan jenis leukosit pada petani
penyemprot pestisida berdasarkan lama penyemprotan
Netrofil Netrofil
Lama Leukosit Basofil Eosinofil Limfosi Monosi
3 batang segmen
Semprot (sel/mm ) (%) (%) t (%) t (%)
(%) (%)
1-2 jam 7.500 - 13 4 44 28 4
menyemprot selama 1-2 jam memiliki hasil 7.500 sel/mm3 darah, lebih
rendah dari petani yang bekerja menyemprot selama 3-4 jam yaitu 7.700
sel/mm3 darah. Hanya kadar eosinofil yang melebihi batas nomal, walaupun
petani yang bekerja selama 3-4 jam sehari hasilnya lebih tinggi dari petani
yang bekerja selama 1-2 jam namun hasilnya masih dalam kisaran normal.
Tabel 4.6. Tabel rata-rata jumlah dan jenis leukosit pada petani
penyemprot pestisida berdasarkan alat perlindungan diri
Alat Netrofil Netrofil
Leukosit Basofil Eosinofil Limfosit Monosit
perlindungan batang segmen
(sel/mm3) (%) (%) (%) (%)
diri (%) (%)
Lengkap 7.405 - 12 3 45 29 6
Tidak
7.830 1 14 5 46 30. 6
lengkap
lengkap dan 14% pada pemakai alat pelindungan diri tidak lengkap. Netrofil
batang dan segmen, limfosit serta monosit petani yang menggunakan alat
perlindungan diri lengkap lebih rendah daripada para petani yang tidak
A. Pembahasan
hasilnya diatas normal. Jenis leukosit lain seperti basofil, netrofil segmen
1. Umur petani
kondisi normal yaitu 8.250 sel/mm3 pada kisaran usia 31-40 tahun,
sebanyak 5.840 sel/mm3 pada kisaran usia 41-50 tahun dan sebanyak
7.750 sel pada kisaran usia 51-61 tahun. Pestisida yang masuk kedalam
dilawan dengan sel darah putih dan meningkatnya jumlah sel darah
putih adalah indikator adanya perlawanan terhadap keracunan.
(Arisman,2013).
yang telah bekerja lebih dari 10 tahun yakni sebesar 8.550 sel/mm3. Hal
ini disebabkan karena lebih lama para petani kontak dengan pestisida
penyemprotan selama 3-4 jam memiliki hasil jumlah dan jenis leukosit
(Budiawan, 2014).
walaupun hasil keduanya masih dalam kurun nilai normal. Begitu pula
jenis leukosit seperti netrofil batang dan segmen, limfosit serta monosit
A. Kesimpulan
sel/mm3 darah.
B. Saran
HASIL
Hasil pemeriksaan kadar kolesterol total terhadap 90 responden
mendapatkan hasil sebagai berikut :
Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation
Kadar Trigliserida
30 111.8 193.2 160.364 20.8188
Hipertensi Stadium 1
Kadar Trigliserida
30 178.9 306.5 238.137 43.3363
Hipertensi Stadium 2
Berdasarkan data pada tabel 2, dapat diketahui bahwa rata-rata kadar trigliserida
pada penderita hipertensi stadium 1 adalah 160.364 mg/ dl, dengan nilai minimal
111.8 mg/dl, maksimal 193.2 mg/dl dan standar deviasi 20.8188 mg/dl, sedangkan
rata-rata kadar trigliserida pada penderita hipertensi stadium 2 adalah 238.137
mg/dl dengan kadar trigliserida minimal 178.9 mg/dl, kadar trigliserida maksimal
306.5 mg/dl dan standar deviasi 43.3363 mg/dl.
Dari data uji korelasi pearson didapatkan P = 0.000 (P< 0.05) yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kadar trigliserida dengan derajat
tekanan darah. Kekuatan hubungan dapat dilihat dari nilai R positif ( R = 0.725 )
berarti ada hubungan positif atau berbanding lurus antara kadar trigliserida dengan
derajat tekanan darah. Artinya, semakin tinggi kadar trigliserida maka akan
semakin tinggi derajat tekanan darah
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
KEKURANGAN
UCAPAN TERIMKASIH
DAFTAR PUSTAKA
Jalal, Fasli. 2008. “Hubungan Lingkar Pinggang Dengan Kadar Gula Darah,
Trigliserida dan Tekanan Darah pada Etis Minang di Kabupaten Padang
Pariaman, Sumatera Barat”. Jurnal FK Universitas Andalas
Lingga L, 2012. Bebas Hipertensi Tanpa Obat. Jakarta: Argo Media Pustaka
Mahler, Donald et.al. 1995. “ACMS: Panduan Uji Latihan Jasmani Dan
Peresapannya”. Jakarta: EGC
Nurwahyu, Eti. 2012. “Jurnal Hubungan Profil Lipid Darah dengan Obesitas
Sentral pada Pasien Penyakit Jantung Koroner di Poli Jantung RSUD. Dr.
Hardjono Ponorogo Jawa Timur”.
Tjokronegoro A dan H. Utama.2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam II. In: E.
Susalit, E.J. Kapojos, dan H.R. Lubis ed. Hipertensi Primer. Jakarta:
Gaya Baru; 2001. p: 453-56.
Wiganti, A.M. 2007. Pengaruh Pemberian Sari Seduh Teh Hijau ( Camellia
Sinensis ). Terhadap Penebalan Tunika Aorta Jantung Tikus ( Rattus
norvegicus ) yang diberi Obat Diet Tinggi Lemak. Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang :
Malang