Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Berita Kedokteran Masyarakat

halaman 66 - 74
Vol. 27, No. 2, Juni 2011

Promosi Kesehatan dalam Meningkatkan Pengetahuan,


Sikap dan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks
pada Ibu-Ibu Anggota Pengajian
Health Promotion in Improving Knowledge, Attitude and Behavior
on Early Detection of Cervical Cancer in Women Member

Ismarwati¹, I.M. Sunarsih Sutaryo², Rendra Widyatama³


¹STIEKES Aisyiyah, Yogyakarta
²Yayasan Kanker Indonesia, Yogyakarta
³Fakultas Sastra Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

ABSTRACT
Background: As many as 80%-90% of cervical cancers tend to occur in women aged 30-55 years. Most
cervical cancer are detected already in a late stage. Servical cancer prevention efforts can be done through
health promotion using interactive discussions and audio visual media aid to promote an individual early detection
efforts by pap smear or visual inspection with acetic acid (VIA).
Objective: To determine the effect of health promotion through the media of audio-visual aid and interactive
discussion in improving knowledge, attitude and behavior of As-Sakinah Recitation member in Banguntapan
Subdistrict on an effort of cervical cancer early detection.
Methods: Qualitative research used action research approached. The sampling method applied by the purposive
sampling with women’s criteria are As Sakinah recitation members who had never undergone a hysterectomy
(surgical removal of the uterus), had married (ever married), willing to become as an informant. Data was
collected by in-depth interview to reveal in detail the opinions of someone about cervical cancer and its early
detection efforts. Data analysis used was open code program.
Results: Health promotion using the audio-visual film and interactive discussions on the forum are limited and
have personal ties among the participants, effective for increasing knowledge and positive attitudes towards
cervical cancer and early detection. The behavior of mothers early detection of cervical cancer by an individual
(alone) is not ready (unfavorable) because they feel shame and no sense of worry about the results of early
detection if it turns out the results tested positive. They are willing to (favorable) early detection collectively.
Efforts to maintain reproductive health is done by avoiding risk factors pray and worship (prayers).
Conclusions: The audio visual media and also interactive discussion in health promotion could improve knowledge
and positive attitude towards early detection of cervical cancer on the women’s member of As Sakinah recitation.
Knowledge and positive attitude toward the urgency of cervical cancer early detection could not guarantee the
occurring of early detection behavior. The member of As Sakinah recitation was had no early detection personally
because shy and afraid with the result of early detection. They are willing to do a joint (collective) and facilitated
in the neighborhood.

Keywords: health promotion, audio visual and interactive discussions, early detection of cervical cancer

Pendahuluan dilakukan ialah metode usapan (smear) lendir leher


Kanker serviks adalah jenis kanker kedua rahim menurut Papanicolaou atau sering dikenal
setelah kanker payudara yang paling umum diderita dengan pap smear. Selain pemeriksaan pap smear
oleh perempuan dan diperkirakan ada sekitar 1,4 ada cara deteksi yang lebih sederhana yaitu dengan
juta penderita di seluruh dunia. Hampir 80% kasus cara inspeksi visual setelah meneteskan asam cuka
kanker serviks berada di negara-negara yang sedang (acetic acid) 2% - 5% yang dikenal dengan IVA
berkembang.1 Di negara berkembang termasuk di (inspeksi visual dengan asam asetat) atau visual
Indonesia, 80% - 90% penderita kanker seviks inspection with acetic acid (VIA).3
biasanya sulit disembuhkan karena mereka datang Beberapa faktor yang menyebabkan perempuan
ke pelayanan kesehatan (rumah sakit) lebih dari tidak melakukan deteksi dini kanker serviks antara
70% dengan kondisi yang sudah dalam stadium lain rasa takut bila ternyata hasilnya menyatakan
lanjut.2 bahwa mereka menderita kanker sehingga mereka
Upaya pencegahan kanker serviks dapat lebih memilih untuk menghindarinya. Di samping itu,
dilakukan dengan deteksi dini atau skrining perasaan malu khawatir atau cemas untuk menjalani
(screening). Cara deteksi dini yang paling sering deteksi dini juga mempengaruhi perempuan

66 z Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 27, No. 2, Juni 2011


Promosi Kesehatan dalam Meningkatkan Pengetahuan, Ismarwati, dkk.

sehingga mereka tidak melakukan deteksi dini sebesar 20% dan metode diskusi intaraktif dapat
dengan pap smear atau IVA.4 Kondisi tersebut karena memperjelas materi yang disampaikan sebesar
kurangnya pengetahuan akan bahaya kanker, 70%. 9 Oleh karena itu, pada penelitian ini
pendidikan yang kurang atau kurangnya informasi menggunakan kombinasi antara media audio visual
tentang penyakit kanker, khususnya upaya deteksi film dan metode diskusi interaktif, sehingga hasilnya
dini kanker serviks. Ada faktor seseorang tidak diharapkan akan lebih efektif dan efisien.
melakukan deteksi dini karena persoalan biaya,
sehingga keterlambatan diagnosis kanker serviks Bahan dan Cara Penelitian
sering terjadi.5 Penelitian ini dilakukan menggunakan metode
Salah satu metode untuk menyebarluaskan kualitatif dengan pendekatan action research. Sifat
informasi tentang kanker serviks dan deteksi dini penelitian kualitatif untuk memperoleh jawaban dari
adalah dengan melakukan promosi kesehatan. pertanyaan “mengapa” atau “bagaimana”, sehingga
Promosi kesehatan dengan media audio visual dan mendapatkan suatu temuan. 10 Untuk dapat
metode diskusi interaktif merupakan upaya yang memperoleh partisipasi aktif dari subjek
dapat digunakan agar lebih dapat menjamin permasalahan spesifik pada situasi tertentu, maka
peningkatan pengetahuan, sikap dan perubahan peneliti melakukan tindakan yang sudah
perilaku.6 dipersiapkan secara sistematis. Intervensi yang
Sasaran promosi kesehatan dipilih pada dilakukan berupa promosi kesehatan dengan media
kelompok pengajian agama Islam. Pada umumnya, audio visual dan diskusi interaktif yang dilakukan di
kegiatan pengajian jarang membahas materi yang Forum Pengajian As Sakinah Perumahan Griya
berkaitan dengan kesehatan. Agama Islam adalah Wirokerten Indah, Kecamatan Banguntapan, Bantul.
rahmat bagi semesta alam yang mencakup Promosi kesehatan dengan kombinasi media audio
keselamatan, kecerdasan, kesejahteraan dan visual film dan diskusi interaktif dilaksanakan pada
kesehatan.7 tanggal 16 Oktober 2010 kemudian dilanjutkan
Penelitian dilaksanakan di forum pengajian As promosi kesehatan dengan diskusi interaktif pada
Sakinah yang merupakan salah satu forum kelompok tanggal 22 Oktober 2010. Jeda 2 minggu dari kegiatan
ibu-ibu yang ada yang ada di perumahan Griya promosi kesehatan dilakukan wawancara mendalam
Wirokerten Indah. Anggota tetap pengajian berjumlah (in-depth interview).
87 orang terdiri dari ibu-ibu dari berbagai unsur Subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi
kelompok baik dari pemberdayaan kesejahteraan dan mengikuti kegiatan promosi kesehatan berjumlah
keluarga (PKK), pengurus posyandu, dasawisma dan 21 orang. Penarikan sampel dilakukan berdasarkan
dharma wanita dengan berbagai latar belakang tujuan (judgment sampling atau purposive sampling)
pekerjaan dan status sosial ekonomi. Kegiatan agar dapat memilih kasus untuk mendapatkan
pengajian lebih banyak membahas masalah- informasi yang mendalam.11 Informan utama dalam
masalah yang berhubungan dengan keagamaan penelitian ini berjumlah 9 orang dan 2 orang informan
jarang membahas masalah kesehatan secara ahli di bidang kesehatan reproduksi dan ahli dibidang
spesifik. multimedia. Analisis data menggunakan model
Penelitian tentang kanker serviks dan deteksi analisis interaktif12 dengan open code.
dini dengan metode community based survey telah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Hasilnya Hasil Penelitian dan Pembahasan
menggambarkan bahwa faktor rendahnya 1. Gambaran Subjek Penelitian
pengetahuan dan sosial ekonomi serta karakteristik Jumlah informan utama 9 orang (Tabel 1). Dari
akulturasi mempengaruhi rendahnya partisipasi 9 informan utama terdapat 3 informan kategori risiko
perempuan dalam melakukan deteksi dini (pap rendah kanker serviks (yaitu I.3-N, I.8-R, I.9-S) dan
smear).8 Promosi kesehatan dengan menggunakan 6 informan kategori risiko tinggi (yaitu I.1-K, I.2-E,I.4-
media audio visual film dapat memperjelas materi U, I.5-A, I.7-K).

Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 27, No. 2, Juni 2011 z 67


Berita Kedokteran Masyarakat
halaman 66 - 74
Vol. 27, No. 2, Juni 2011

Tabel 1. Karakteristik Informan

2. Promosi Kesehatan dengan Media Audio Dua minggu setelah diskusi interaktif yang kedua,
Visual dan Diskusi Interaktif dilakukan wawancara mendalam dengan informan
Promosi kesehatan tentang kanker serviks dan terpilih.
deteksi dini dalam kegiatan penelitian ini diawali Semua informan menyatakan ketertarikan
dengan pemutaran film berjudul “Masih Ada Hari dengan model promosi kesehatan menggunakan
Esok”13 yang berdurasi 32 menit dihadapan 21 ibu- media film dan diskusi interaktif. Menurut mereka,
ibu anggota pengajian As Sakinah. Film tersebut metode penerangan ini efektif dilaksanakan dalam
menceritakan kisah tokoh Ibu Sur dari keluarga forum yang terbatas. Ketertarikan mereka bahkan
miskin yang karena kurang pengetahuan dan sampai diwujudkan dengan komentar soal waktu,
keterbatasan biaya terlambat mengetahui bahwa jumlah peserta yang ideal, kejelasan isi film,
dirinya mengidap penyakit kanker serviks. Berkat kebutuhan informasi tentang kanker serviks dan
dorongan keluarga dan masyarakat serta pertolongan deteksi dini serta metode diskusi interaktif dalam
sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Ibu promosi kesehatan.
Sur berhasil diobati dan sembuh. Berikut ungkapan ketertarikan informan
Setelah dilakukan pemutaran film, diteruskan mengenai kegiatan promosi kesehatan:
dengan diskusi interkatif. Diskusi interaktif
“...menarik..tapi sayang waktunya
dilaksanakan 2 kali dipandu oleh fasilitator ahli
sebentar...!” (I.4- U)
kesehatan reproduksi, yaitu: 1) diskusi interaktif
selama 30 menit, setelah pemutaran film; 2) diskusi “Lho kok cepet ya selesainya...kapan ya
lagi...kalau masih ada…diadakan lagi pada
interaktif selama 60 menit yang dilaksanakan 1 seneng...lho….”(I.5-H)
minggu setelah pemutaran film. Dalam diskusi
interaktif peserta didorong oleh fasilitator untuk Menurut ahli multimedia dan ahli kesehatan
memberikan tanggapan terhadap film yang sudah reproduksi kegiatan promosi kesehatan dengan
disaksikannya terkait dengan pengertian, faktor media audio visual dan diskusi interaktif merupakan
risiko, tanda dan gejala, serta upaya pencegahannya. metode active learning, berfungsi sebagai pemicu

68 z Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 27, No. 2, Juni 2011


Promosi Kesehatan dalam Meningkatkan Pengetahuan, Ismarwati, dkk.

yang dapat mendorong terjadinya dinamika 30 hari dan 30% pengetahuan masih disimpan dalam
kelompok saling berbagi pengalaman. Terjawabnya ingatan peserta. 18 Dari hasil wawancara,
berbagai kebutuhan informasi dalam kelompok yang menunjukkan bahwa semua informan memiliki daya
dapat mendorong peran aktif peserta. Peran serap cukup baik dan masih mampu
fasilitator sebagai motivator agar peserta dapat mengungkapkan sebagian detil dari isi film dan
mengemukakan pengalamannya.14 diskusi, serta memahami pesan yang disampaikan,
Pendapat para informan tentang media audio termasuk keinginan mereka agar acara promosi
visual film dan diskusi interaktif dalam promosi kesehatan semacam itu dapat sering diadakan.
kesehatan dapat dilihat pada pada Gambar 1.
3. Promosi Kesehatan dengan Media Audio
Media audio visual film dan Visual dan Metode Interaktif Sebagai Upaya
diskusi interaktif
Format promkes
Mendorong Ibu-Ibu Melakukan Deteksi Dini
Film : 32 menit,
diskusi 30 menit &
Kanker Serviks
jumlah peserta 21
Conten film Informasi Diskusi Untuk mengetahui dampak dari promosi
orang
Menarik
materi interaktif kesehatan yang telah dilakukan, maka 2 minggu
Diskusi 60 menit
& Jumlah peserta
Kurang rinci
Sangat
dibutuhkan
Menarik setelah pemutaran film dan diskusi interaktif
16 orang
Informatif dilakukan kegiatan wawancara mendalam kepada
Gambar 1. Media Audio Visual Film dan Metode
informan yang telah dipilih.
Diskusi Interaktif a. Pengetahuan Kanker Serviks dan Deteksi
Dini
Penggunaan media dalam promosi kesehatan Dari hasil pendekatan kualitatif dengan
adalah segala bentuk yang dimanfaatkan dalam melakukan wawancara mendalam diperoleh
proses penyaluran informasi.15 Penggunaan film yang gambaran bahwa pengetahuan, sikap dan
merupakan media elektronika memiliki berbagai perilaku informan tentang kanker serviks dan
kelebihan, antara lain; melibatkan semua panca deteksi dini, sebelum diberi promosi kesehatan
indera, lebih mudah dipahami, lebih menarik karena pada umumnya dalam kategori kurang, baik
ada suara dan gambar, jangkauan relatif lebih besar/ dalam pengertian, faktor risiko, tanda-gejala,
luas, sebagai media diskusi dapat diulang-ulang. maupun upaya pencegahan. Hal ini dapat
Metode diskusi interaktif dapat merangsang diketahui dari pernyataan informan, sebagai
timbulnya gagasan atau ide yang dapat mendorong berikut:
individu untuk mengungkapkannya secara verbal “Apa...ya..kanker serviks...itu....taunya kalau
serta menghargai perbedaan pendapat antara pada wanita penyakit kandungan itu ....ada
yang tumor itu aja...!”(I.1-C)
indidividu.16 Diskusi interaktif lebih efektif jika di antara
peserta ada rasa percaya satu sama lain yang dapat
Dari pernyataan informan tersebut
merangsang keterlibatan semua anggota untuk
mengindikasikan bahwa pengetahuan tentang
berpartisipasi dan menciptakan suasana yang
kanker serviks dan deteksi dini di kalangan ibu-
menyenangkan, sehingga dapat mendorong proses
ibu khususnya anggota pengajian As Sakinah
penggalian pengalaman, pengetahuan, keterampilan
masih relatif kurang. Kurang pengetahuan
dan keefektifan pesan yang disampaikan.17 Hal ini
tentang kanker serviks dan deteksi dini tersebut
menunjukkan bahwa kombinasi antara metode audio
didukung oleh pernyataan salah seorang kader
visual dan diskusi interaktif lebih efektif untuk promosi
kesehatan sekaligus ketua pengajian As
kesehatan dalam upaya meningkatkan pengetahuan,
Sakinah berikut:
sikap dan perubahan perilaku.
“ Di sini memang nggak pernah ada
Hasil wawancara mendalam kepada 9 informan penyuluhan kesehatan kok bu..kegiatan
yang dilakukan setelah 2 minggu pemutaran film dan arisan ya arisan saja, kegiatan pengajian
metode diskusi interaktif juga membuktikan rutin tiap bulan tapi...ya mbahas masalah
efektivitas metode kombinasi penggunaan media masalah-masalah agama aja....”(I.9-S)
audio visual dan metode diskusi interaktif tersebut.
Sesuai dengan kurva Ebbinghaus yang menyatakan Sebagian besar informan belum mengetahui
bahwa retensi pengetahuan cenderung stabil sampai tentang kanker seviks dan deteksi dini karena

Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 27, No. 2, Juni 2011 z 69


Berita Kedokteran Masyarakat
halaman 66 - 74
Vol. 27, No. 2, Juni 2011

belum mendapatkan informasi secara spesifik. kanker serviks dan deteksi dini (pap smear dan
Pengetahuan merupakan aspek yang penting IVA) sangat penting karena dengan
untuk mendasari perubahan sikap dan perilaku. meningkatnya pengetahuan akan lebih dapat
Perubahan sikap dan perilaku tidak akan terjadi mendorong perubahan sikap dan perilaku
kecuali individu memperoleh isyarat yang kuat deteksi dini kanker serviks.
untuk mendorong melakukan tindakan tertentu
atas dasar pengetahuan yang dimilikinya.19 b. Sikap Terhadap Kanker Serviks dan Deteksi
Setelah diberi promosi kesehatan, Dini
pengetahuan tentang kanker serviks dan deteksi Sikap informan pada umumnya sebelum
dini mengalami peningkatan yang cukup baik. diberi promosi kesehatan kanker serviks dan
Hal ini terbukti para informan mampu deteksi dini masih menganggap belum perlu
menjelaskan tentang pengertian, faktor risiko, kecuali satu orang yang memang rutin
tanda gejala dan upaya pencegahan kanker melakukan deteksi dini setahun sekali sejak 7
serviks.5 tahun terakhir. Pada umumnya informan masih
Pengetahuan tentang faktor risiko kanker berpikir tradisional dalam menyikapi kesehatan
serviks, beberapa informan mengemukakannya, organ reproduksi perempuan. Mereka merasa
sebagai berikut: dirinya sehat - sehat saja sehingga tidak perlu
“...Ya itu penyakit yang…yang sangat melakukan upaya deteksi dini kanker serviks,
bahaya terus yang diserang untuk kaum baik pap smear maupun IVA. Sebagai contoh,
wanita yang sudah berumur 35 ke atas yang jika ada keluhan yang menyangkut organ
sebagian besar itu ya bu ya. Terus reproduksi mereka malu untuk melakukan
yang…yang terutama sudah menikah, itu memeriksakan diri, maka ada yang minum jamu
aja” (I.8-R)
tradisional, misalnya minum herbal kunyit putih.
“...wanita yang suka ganti-ganti pasangan
Hal ini sesuai dengan pernyataan informan
tho...punya anak banyak lebih dari 3 ya...”
(I.9-S ) sebagai berikut:
“Isin ah...kalo diperiksa..kalau ada keluhan
ya minum jamu kunyit putih niku..kok ya njur
Faktor risiko kanker serviks terjadi pada
enak rasane... malah ngerti-ngerti mari
semua perempuan yang sudah pernah dewe....
melakukan hubungan seksual. Di samping itu, (malu ah…kalau deperiksa..kalau ada
pada perempuan yang menikah usia muda keluhan ya minum kunyit putih itu..kok terus
(kurang dari 20 tahun), sering ganti-ganti enak rasanya, malah tahu-tahu sembuh
pasangan, punya anak banyak (lebih dari 3 sendiri....”) (I.6-A)
anak), merupakan faktor risiko kanker serviks.5
Keputihan yang berlebihan merupakan Informan belum mengetahui kepentingan
tanda gejala kanker serviks yang paling upaya deteksi dini kanker serviks dan mereka
dipahami oleh semua informan. Gejala awal merasa sehat sehingga bersikap tidak perlu
kanker serviks pada stadium awal tidak melakukan upaya deteksi dini. Dalam hal ini
menimbulkan gejala yang berarti.5 Keputihan dapat dikatakan bahwa pemahaman informan
berlebihan dan berbau, perdarahan setelah terhadap objek masalah (kanker serviks) belum
hubungan seksual merupakan tanda gejala pada cukup lengkap sehingga sikap informan belum
stadium lanjut. dapat dikatakan mendukung atau tidak
Pengetahuan informan tentang upaya mendukung untuk melakukan respons rasional
pencegahan kanker serviks dengan melakukan (deteksi dini) terhadap obyek (risiko kanker
pap smear dan IVA adalah langkah yang tepat. serviks).
Hal ini termasuk pencegahan sekunder20 yaitu Setelah diberi promosi kesehatan perihal
upaya deteksi dini untuk menemukan kasus- kanker serviks yang memberikan (tambahan)
kasus lebih awal, sehingga kemungkinan pengetahuan perihal pengertian kanker serviks,
penyembuhan dapat dilakukan sedini mungkin. faktor resiko dan cara deteksi dini, semua
Upaya memberikan pengetahuan dasar tentang informan menyatakan sikap positif terhadap

70 z Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 27, No. 2, Juni 2011


Promosi Kesehatan dalam Meningkatkan Pengetahuan, Ismarwati, dkk.

tindakan deteksi dini kanker serviks. Sikap deteksi dini secara sendiri, akan tetapi bila
setuju terhadap upaya deteksi dini kanker dilaksanakan secara bersama-sama merasa
serviks beralasan bahwa dengan melakukan lebih nyaman dan termotivasi, seperti yang
deteksi dini akan dapat diketahui kondisi diungkapkannya, sebagai berikut:
kesehatannya, seperti yang diungkapkan “....kalau memang mau diadain
informan, sebagai berikut: pemeriksaan disini saya mau...tapi ya
“Ehm... ya itu rencananya ya juga pengin bareng-bareng saja,biar pada semangat.....”
periksa untuk mengetahui sedini (I.8-R)
mungkin....” (I.1-C)
Keinginan informan untuk melakukan
Sikap informan setuju untuk melakukan deteksi dini secara bersama-sama dengan
deteksi dini tersebut menunjukkan ada dikoordinir tersebut didukung oleh pengalaman
keyakinan dan perasaan yang melekat pada diri ahli kesehatan reproduksi sekaligus bidan
informan tersebut sebagai akibat pemahaman praktik swasta, seperti yang diungkapkannya
baru tentang risiko terkena kanker serviks, berikut ini:
sehingga setuju untuk melakukan tindakan “...seperti pengalaman saya.. pada waktu
deteksi dini. Dalam hal ini penambahan penyuluhan ... ”...bagaimana kalau ibu-ibu
nanti kami fasilitasi untuk dipanggilkan
pengetahuan informan tentang objek kanker
...sehingga ibu nanti datang ke tempat saya
serviks (setelah mengikuti kegiatan promosi
praktik… untuk diambil... e… apa...
kesehatan) telah membuat informan untuk spesimennya .. atau bahan untuk diperiksa
bersikap setuju (favourable) melakukan deteksi sehingga ibu tidak repot ke sana-ke
dini kanker serviks bagi dirinya. sana…”...itu juga bisa mendekatkan
Rasa malu kadang-kadang merupakan pelayanan..begitu….” (I.10-U)
hambatan utama individu untuk melakukan
deteksi dini. Penelitian membuktikan bahwa Informan enggan melakukan deteksi dini
faktor budaya, psikososial seperti perasaan kanker serviks sendiri-sendiri secara pribadi
malu dapat menghambat praktik deteksi dini tetapi menyatakan kesediaannya jika dilakukan
kanker serviks.21 Oleh karena itu, petugas secara kolektif bersama-sama. Hal ini
kesehatan (dokter, bidan) perlu memberikan menunjukkan sifat kelompok subjek penelitian
pesan khusus terkait faktor-faktor budaya dan yang cenderung bersifat paguyuban
psikososial untuk mendorong individu (gemneinschaft), selalu ingin serba bersama-
melakukan deteksi dini. sama dan kurang memiliki inisiatif pribadi.22
Seseorang mau melakukan perubahan
c. Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks perilaku karena ada beberapa faktor antara lain
Setelah 2 minggu diberi promosi kesehatan enabling factors dan reinforcing factors. 19
tentang kanker serviks dan deteksi dini, Enabling factors yang merupakan sarana untuk
hasilnya menunjukkan bahwa semua informan dapat mendukung perubahan perilaku, belum
belum ada yang melakukan deteksi dini kecuali tersedia. Mereka menginginkan pemeriksaan
1 orang (I.4-U) yang sudah secara rutin (1 tahun difasilitasi dengan cara dikoordinir dan ada di
sekali) melakukan deteksi dini dalam 7 tahun lingkungan perumahan, sedangkan reinforcing
terakhir atas anjuran dokter. Beberapa alasan factors yaitu faktor yang dapat mendorong
yang dikemukan para informan belum kesinambungan perubahan perilaku belum
melakukan deteksi dini kanker serviks, di antara terlihat secara nyata. Untuk mendorong
mereka ada yang karena merasa malu perubahan perilaku perlu ada ‘orang penting’
menyangkut aurat dan rasa takut jika hasilnya sebagai referensi.23 Apabila seseorang tersebut
menunjukkan positif berpenyakit. penting atau menjadi tokoh panutan, maka akan
Seorang informan yang belum pernah berpengaruh terhadap perubahan perilaku
melakukan deteksi dini kanker serviks masyarakat atau orang dilingkungannya.
mengungkapkan keengganan melakukan

Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 27, No. 2, Juni 2011 z 71


Berita Kedokteran Masyarakat
halaman 66 - 74
Vol. 27, No. 2, Juni 2011

d. Upaya Menjaga Kesehatan Reproduksi “….sesungguhnya Allah itu menyukai orang-


Secara umum informan memiliki orang yang bersih dan suci”
pengetahuan cukup dalam upaya menjaga
kesehatan reproduksinya. Hal ini dapat Makna dari ayat di atas adalah anjuran
dimengerti karena informan berasal dari untuk selalu berupaya menjaga kesehatan
kalangan yang relatif berpendidikan dan status jasmani. Upaya yang dimaksud dengan
ekonomi cukup. melakukan pencegahan seperti deteksi dini
Upaya menjaga kesehatan reproduksi kanker serviks. Upaya menjaga kesehatan
sehari-hari sudah dilakukan oleh informan baik reproduksi sehari-hari secara fisik (promotif-
jasmani maupun rohani. Untuk menjaga preventif) harus diimbangi dengan upaya
kesehatan jasmani terutama organ reproduksi menjaga kesehatan secara rohani dengan cara
telah dilakukan dengan menghindari faktor risiko, berdoa memohon kepada Allah SWT agar selalu
antara lain menjaga kebersihan, memilih jenis diberi kesehatan lahir dan batin.
pakaian dalam yang mampu menyerap Skema alur promosi kesehatan dalam
kelembapan, cara membersihkan alat kelamin menigkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
yang benar dan memperhatikan kebersihan air deteksi dini kanker serviks di antara ibu-ibu
yang digunakan. Mereka meyakini dengan cara- anggota pengajian As Sakinah disajikan dalam
cara tersebut akan mencegah penyakit yang Gambar 2. Pada Gambar 2 tersebut diketahui
berhubungan dengan organ reproduksi seperti bahwa promosi kesehatan tentang kanker
yang diungkapkan oleh informan, sebagai berikut: serviks dan deteksi dini dengan media audio
“..Ya kalau kesehariannya ya sehari ganti visual film dan diperjelas dengan diskusi
celana 2 kali pagi dan sore gitu aja kalau… interaktif sangat menarik dan dapat
jaga kebersihan.... sering ganti celana... meningkatkan pengetahuan dan mempengaruhi
pakai yang katun celananya….” (I.3-N) sikap positif terhadap deteksi dini.
Meningkatnya pengetahuan dan sikap belum
Upaya menjaga kesehatan rohani dilakukan dapat menjamin terhadap perubahan perilaku
dengan cara berdo’a, melakukan ibadah sholat deteksi dini kanker serviks. Untuk menanamkan
wajib, dan ada yang menambah ibadah sholat perilaku deteksi dini kanker serviks pada kaum
sunat pada malam hari untuk memohon kepada ibu lebih bersifat personal, berbeda dengan
Allah SWT agar tetap diberi kesehatan. Berikut perilaku menjaga kesehatan umum yang dapat
ungkapan informan tentang upaya menjaga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan
kesehatan rohani: komunitas.
“...berdoa itu aja... mudah-mudahan jangan Terdapat empat temuan pada penelitian ini,
lagi seperti dulu gitu. Trauma juga lho bu….”
yaitu: 1) promosi kesehatan tentang kanker serviks
(I.5-H)
dan deteksi dini menggunakan audio visual film dan
“…ya berdo’a jangan sampai terkena... diskusi interaktif pada forum yang terbatas serta
sehat-selalu.....habis nglihat kemarin jadi punya kedekatan personal diantara pesertanya,
deg-degan rasanya...khawatir juga nggak efektif untuk meningkatkan pengetahuan; 2) promosi
pernah periksa....” (I3-N) kesehatan tentang kanker serviks dan deteksi dini
menggunakan audio visual film dan diskusi interaktif
Upaya pencegahan kanker serviks dapat pada forum yang terbatas, serta punya kedekatan
dilakukan dengan beberapa tahap salah, personal di antara pesertanya, efektif untuk
satunya adalah tahap primer , yaitu upaya memberikan sikap positif; 3) perilaku para ibu
mengurangi atau menghilangkan kontak dengan melakukan deteksi dini kanker serviks secara
paparan yang dapat memicu sel-sel kanker individual (sendiri) belum siap (unfavorable) karena
dengan cara menjaga kebersihan sehari-hari ada rasa malu dan khawatir dengan hasil deteksi
organ reproduksi. 19 Ajaran Islam juga dini jika dinyatakan ada penyakitnya atau hasilnya
menganjurkan umatnya untuk selalu menjaga dinyatakan positif. Mereka bersedia (favorable)
kebersihan seperti yang tercantum di dalam Al melakukan deteksi dini secara kolektif dan
Qur’an surat Al Baqoroh ayat 20124 artinya: dilaksanakan di lingkungan perumahan; dan 4)

72 z Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 27, No. 2, Juni 2011


Promosi Kesehatan dalam Meningkatkan Pengetahuan, Ismarwati, dkk.

Saran
Pengetahuan

ƒ Pengertian
Pengurus pengajian As Sakinah agar
Promosi kesehatan ƒ Tanda gejala
menindaklanjuti keinginan anggotanya dalam
kanker serviks
dan deteksi dini ƒ Faktor risiko melakukan upaya deteksi dini kanker serviks dengan
ƒ Upaya menjalin kerjasama dengan Puskesmas Kecamatan
pencegahan
Belum
Banguntapan Bantul. Kelompok (jama’ah) pengajian/
Media audio bersedia
deteksi dini
keagamaan, dan kelompok lain di komunitas dapat
visual film
dan diskusi
Sikap
Setuju ƒ Malu
dimanfaatkan sebagai forum promosi kesehatan
interaktif
deteksi dini
ƒ Khawatir yang efektif.
Perilaku
dengan
hasil Pihak puskesmas agar dapat melakukan
program pemeriksaan deteksi dini kanker serviks
(pap smear atau IVA) ke tempat-tempat yang
Menjaga Bersedia
kesehatan
reproduksi
deteksi dini
kolektif
disepakati bersama dengan kelompok binaan di
ƒ Jasmani: ƒ Dikoordinir
wilayahnya agar dapat mendekatkan pelayanan
Usulan deteksi dini: menghindari
faktor risiko ƒ Di lingkungan kepada masyarakat. Bagi peneliti lain, dapat
ƒ Komitmen & dukungan: perumahan
kebijakan, sumber daya, ƒ Rohani: melakukan penelitian serupa pada kelompok ibu-ibu
fasilitas, kemudahan berdo’a
kesertaan sholat di komunitas sejenis (seperti PKK dan Dasa wisma)
malam/
tahajud dilanjutkan dengan memfasilitasi pemeriksaan
deteksi dini kanker serviks.
Tindak lanjut

Kepustakaan
1. Rasjidi. Vaksin Human Papilloma Virus dan
Gambar 2. Skema Alur Promosi Kesehatan Kanker
Serviks dan Deteksi Dini
Eradikasi Kanker Mulut Rahim. Sagung Seto.
Jakarta, 2007.
upaya menjaga kesehatan reproduksi dilakukan 2. WHO.Cervical Cancer Screening in Developing
sehari-hari baik secara jasmani maupun rohani. Countries. Report of A WHO Consultation.
Upaya menjaga kesehatan jasmani dilakukan dengan World Health Organization. Geneva, 2002.
cara mencegah faktor risiko khususnya dengan 3. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina
menjaga kebersihan organ reproduksi, sedangkan Pustaka. Jakarta, 2007.
upaya menjaga kesehatan rohani dilakukan dengan 4. Evennett K. Pap’s Smear Apa yang Anda
cara berdoa dan ibadah. Ketahui? Arcan. Jakarta, 2004.
5. Manuaba. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan
Kesimpulan dan Saran dan Keluarga Berencana untuk Penelitian Bidan.
Kesimpulan EGC. Jakarta, 2001.
Promosi kesehatan dengan media audio visual 6. Tjahjowati S, Prawitasari JE, Pramana D.
dan metode diskusi interaktif dapat meningkatkan Metoda Alternatif Pendidikan Kesehatan bagi
pengetahuan terhadap kanker serviks dan sikap Kader Posyandu. Berita Kedokteran
positif terhadap deteksi dini pada ibu-ibu anggota Masyarakat,1997;XIII (3):137-50.
pengajian As Sakinah. Pengetahuan dan sikap positif 7. Rachman, Munawar B. Ensiklopedi Nurcholish
terhadap urgensi deteksi dini kanker serviks pada Madjid. Yayasan Pesantren Al-Zaitun.
ibu-ibu anggota pengajian As Sakinah belum dapat Indramayu, 2008.
mendorong perubahan perilaku deteksi dini 8. Ralston JD, Taylor VM, Yasui Y, Kuniyuki A,
anggotanya. Para anggota pengajian As Sakinah Jackson JC,Tu SP. Knowledge of Cervical
belum melakukan deteksi dini kanker serviks secara Cancer Risk Factors among Chinese Immigrants
sendiri karena merasa malu dan ada rasa khawatir Seattle. Journal of Community Health,
dengan hasil deteksi dini. Mereka bersedia 2003;28(1): 41-57.
melakukan secara bersama (kolektif) dan difasilitasi 9. Heinich R, Molenda M, Russell JD, Smaldino
di lingkungan perumahan. SE. Instructional Media and Technology for
Learning. 7th Edition. Prentice Hall, Inc. New
Jersey, 2002.

Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 27, No. 2, Juni 2011 z 73


Berita Kedokteran Masyarakat
halaman 66 - 74
Vol. 27, No. 2, Juni 2011

10. Kresna S, Hadi NE, Wuryaningsih. E, Ariwan. 18. Custers EJFM. Long Term Retention of Basic
Metode Kulalitatif dalam Penelitian Kesehatan. Science Knowledge: R, Springer Scienceevies
FKM UI. Jakarta, 2000. Study+Media Business Media B.V., Adv in
11. Sutopo HB. Metodologi Penelitian Kualitatif: Health Sci Ed, 2010.
Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian. 19. Green LW. Kreuter MW. Health Promotion
Universitas Sebelas Maret, Surakarta. 2006. Planning and Education Environment Approach.
12. Miles MB. Huberman AM. Analisa Data Kualiatatif; Second Edition, Mayfield Publising Company.
(Diterjemahkan Tjetjep Rohendi Rohidi). Toronto-London, 2000.
Universitas Indonesia Press. Jakarta, 1992. 20. Ramli M. Deteksi Dini Kanker. Fakultas
13. Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2000.
(Dinkes DIY) & Yayasan Kanker Indonesia 21. Arredondo E, M. Pollak K, Costanzo PR.
Cabang DIY. Film: Masih Ada Hari Esok. Produksi Evaluating a Stage Model in Predicting
Tera Media Production. Yogyakarta, 2007. Monolingual Spanish-Speaking Latinas’ Cervical
14. Dalyono, M. Psikologi Pendidikan (Komponen Screening Practices: The Role of Psychosocial
MKDK). PT. Rineka Cipta. Jakarta, 2001. and Cultural Predictors. 2007. http://
15. Grossberg L, Wartella E, Whitney CD, Wise heb.sagepub.Com /content/35/6/791.refs.html
MJ. Media Making: Mass Media In A Populair Diakses Pada Tanggal 8 Agustus 2010.
Culture. Second Edition, SAGE Publications. 22. Koentjoroningrat. Pengantar Antropologi II. PT
California, 2006. Rineka Cipta. Jakarta, 2002.
16. Trianto. Model-Model Pembelajaran Inovatif 23. Abothchie. P.N. Cervical Cancer Screening
Berorientasi Konstruktivitik. Prestasi Pustaka. among College Students in Ghana: Knowledge
Jakarta, 2007. and Health Beliefs. International Journal Cancer,
17. Makarao NR, Metoda Mengajar dalam Bidang 2009 April;19(3):412–6.
Kesehatan. Alafabeta. Bandung, 2009. 24. PPK Departemen Kesehatan. Gaya Hidup
Sehat menurut Agama Islam. Departemen
Kesehatan RI. Jakarta, 2005.

74 z Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 27, No. 2, Juni 2011

You might also like