Professional Documents
Culture Documents
Hubungan Minat Terhadap Motivasi Lansia Dalam Menjalankan Kegiatan Spiritual Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru
Hubungan Minat Terhadap Motivasi Lansia Dalam Menjalankan Kegiatan Spiritual Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru
Hubungan Minat Terhadap Motivasi Lansia Dalam Menjalankan Kegiatan Spiritual Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru
Abstract
According to the Central Board of Statistics in 2008 the number of residents in Indonesia for
more than 200 million people, while 7,5% or 15 million people, is the elderly population. An
activity will be highly dependent on a person's interest. Interest is a powerful motivator to
perform an activity. This research aims to determine the relationship between the interest
toward elderly motivation in conducting spiritual activities in Residence Of Tresna Werdha
Budi Sejahtera, Banjarbaru . The approach used in this research is a quantitative research
design using analytical methods. The entire elderly population living in Residence of Tresna
Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru February 2012 as 110 people. The research sample use
random sampling as many as 52 people. The results obtained that is elderly interest
performing spiritual activities mostly positive (59.6%), motivation elderly in performing
spiritual activities mostly less (73.1%). There is a significant correlation between the interest
toward elderly motivation in conducting activies for spiritual in residence of Tresna Werdha
Budi Sejahtera Banjarbaru in 2013 (p = 0.003).With increasing motivation in worship so that
seniors are more active follow religious activities such as lectures, prayers and have a
better interpretation of their own life.
34
Jurkessia, Vol. V, No. 1, November 2014 Nina Rahmadiliyanii, dkk.
dalam kegiatan di mesjid pada usia lanjut aspek perasaan dan kebutuhan individu
(2). untuk mencapai tingkat emosional tertentu.
Keadaan spiritual seseorang yang Motif ini akan mendorong manusia untuk
berada pada rentan usia lansia mengalami mencari dan mencapai kesenangan dan
spiritual yang semakin mendalam dan kepuasan baik fisik, psikis dan sosial dalam
cenderung lebih ingin mendekatkan diri kehidupannya dan individu akan
pada Yang Maha Kuasa, dan juga mulai menghayatinya secara subjektif.
bisa menerima adanya perubahan dalam Pada usia lanjut motivasi baik kognitif
kehidupan dan aktivitas sehari-hari dan maupun afektif untuk mencapai sesuatu
adanya takdir berupa kematian yang cukup besar namun motivasi tersebut
melanda saudara atau sahabat dari lansia. sering kali kurang memperoleh dukungan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan kekuatan fisik maupun psikologis. Adanya
keagamaan lansia yaitu faktor internal salah motivasi dari lingkungan sekitar sangat
satunya yaitu pengalaman hidup penting karena apabila lingkungan tersebut
sebelumnya, seorang lansia yang memiliki mendorong seorang lansia lebih tenang
pengalaman yang kurang baik akan dalam menghadapi masa tuanya dalam
cenderung memaknai spiritual yang dianut artian lingkungan tersebut sangat religius
lebih dalam dibandingkan dengan lansia maka hal yang dirasakan oleh orang yang
yang tidak pernah atau jarang mengalami usia lanjut lebih tenang dan lebih bersiap
hal sama, karena itu pengalaman hidup dari dalam mempersiapkan hari tuanya, tetapi
lansia sangat berpengaruh pada kondisi apabila dalam lingkungan lansia tersebut
spiritualnya. Sedangkan faktor eksternal kurang religius misalnya anggota keluarga
yaitu terkadang lansia mengalami suatu dan tetangga kurang agamis maka
keputusasaan dengan keadaan yang persiapan lansia dalam menghadapi masa
melanda, contohnya apabila lansia tersebut tuanya sangat gelisah karena dalam hal ini
mengalami penyakit kronis yang dapat lansia merasa tidak diperhatikan dan orang-
mengurangi kepercayaan lansia terhadap orang yang dianggap bisa mendukungnya
Tuhannya. Seorang lansia sangat malah bersifat kurang responsif. Konsep
membutuhkan asuhan yang dapat motivasi yang berhubungan dengan tingkah
membangkitkan dan menjaga keyakinan laku seseorang dapat diklasifikasikan
spiritual (3). sebagai berikut : a) Seseorang senang
Suatu kegiatan akan dilakukan atau terhadap sesuatu, apabila ia dapat
tidak sangat tergantung oleh minat mempertahankan rasa senangnya maka
seseorang terhadap aktivitas tersebut, di akan termotivasi untuk melakukan kegiatan
sini nampak bahwa minat merupakan itu, b) Apabila seseorang merasa yakin
motivator yang kuat untuk melakukan suatu mampu menghadapi tantangan maka
aktivitas (4). Minat adalah aktivitas atau biasanya orang tersebut terdorong
tugas-tugas yang membangkitkan perasaan melakukan kegiatan tersebut (4).
ingin tahu, perhatian dan memberi Berdasarkan studi pendahuluan yang
kesenangan atau kenikmatan. Minat dapat dilakukan pada tanggal 29 November 2012,
menjadi indikator dari kekuatan seseorang Panti Werdha merawat dan menampung
di area tertentu di mana akan termotivasi sekitar 110 lansia dan semua beragama
untuk mempelajarinya dan menunjukkan Islam. Kegiatan-kegiatan keagamaan yang
kinerja yang tinggi (5). ada yaitu sholat berjamaah yang dilakukan
Motivasi adalah suatu fenomena setiap hari sedangkan yasinan, tahlilan,
kejiwaan yang mendorong seseorang untuk maulid habsyi, dan ceramah agama yang
bertingkah laku demi mencapai sesuatu dilakukan seminggu 3x yaitu pada hari
yang diinginkan atau yang dituntut oleh senin, selasa dan rabu. Hasil studi
lingkungannya. Motivasi dapat bersumber pendahuluan yang dilaksanakan di panti
dari fungsi kognitif dan fungsi afektif. Motif Sosial Tresna Werdha Kota Banjarbaru,
kognitif lebih menekankan pada kebutuhan Kepala bagian pelayanan menjelaskan
manusia akan informasi dan untuk jumlah lansia terdiri dari laki-laki 48 orang
mencapai tujuan tertentu. Motif ini dan perempuan 62 orang yang tinggal di
mendorong manusia untuk belajar dan ingin panti. Ada beberapa lansia yang tidak
mengetahui. Motif afektif lebih menekankan menjalankan kegiatan spiritual disebabkan
35
Jurkessia, Vol. V, No. 1, November 2014 Nina Rahmadiliyanii, dkk.
36
Jurkessia, Vol. V, No. 1, November 2014 Nina Rahmadiliyanii, dkk.
37
Jurkessia, Vol. V, No. 1, November 2014 Nina Rahmadiliyanii, dkk.
tubuh, bahkan lansia juga dapat menderita Dalam kasus-kasus seperti ini, umumnya
berbagai macam penyakit. Tapi tidak agama dapat di fungsikan dan di perankan
semua penurunan fungsi tubuh dan sebagai penyelamat. Sebab melalui ajaran
penyakit yang diderita lansia dapat pengalaman agama, manusia lanjut usia
membuat lansia tidak mempunyai minat merasa memperoleh tempat bergantung
mengikuti kegiatan spiritual. Jadi, walaupun (4).
lansia mengalami penurunan fungsi tubuh Minat merupakan perhatian yang
dan menderita suatu penyakit, tetapi hal kuat, intensif dan menguasai individu
tersebut tidak mempengaruhi lansia dalam secara mendalam untuk tekun melakukan
mengikuti kegiatan spiritual walaupun tidak suatu aktivitas (4).
aktif (4). Penelitian ini sesuai dengan teori- 2. Gambaran Motivasi Lansia Dalam
teori yang menyatakan bahwa perubahan Menjalankan Kegiatan Spiritual
dan penurunan fungsi tubuh pada lansia, Dari hasil penelitian yang dilakukan
seperti teori yang dikemukakan oleh Lita L. pada 52 orang lansia yang dijadikan
Atkinson (7) dalam Hardiyati (4) yaitu usia sebagai responden penelitian didapat
lanjut adalah manusia yang tidak produktif bahwa motivasi lansia dalam menjalankan
lagi. Kondisi fisik rata-rata sudah menurun, kegiatan spiritual yang baik yaitu sebesar
sehingga dalam kondisi yang sudah uzur ini 14 responden (26,9%) sedangkan
berbagai macam penyakit sudah siap untuk responden yang motivasi kurang sebesar
menggerogoti mereka. Demikian di usia 38 responden (73,1%) .
lanjut ini terkadang muncul semacam Hasil penelitian ini sejalan dengan
pemikiran bahwa mereka berada pada sisa hasil penelitian Hardiyati (4) yang juga
umur menunggu datangnya kematian. menunjukkan bahwa motivasi lansia pada
Sebagian orang-orang yang berusia kegiatan spiritual sebagian besar tidak
lanjut menyatakan tidak merasa dalam mempunyai motivasi yaitu sebesar 26
keterasingan dan masih menunjukkan responden (66,7%), sedangkan lansia yang
aktifitas yang positif. Tetapi perasaan itu mempunyai motivasi yaitu sebesar 13
muncul setelah mereka memperoleh responden (33,3%). Motivasi positif
bimbingan semacam terapi psikologi. Kajian mengikuti kegiatan spiritual karena
psikologi berhasil mengungkapkan bahwa dorongan dari teman, petugas panti, dan
usia melewati setengah baya, arah lingkungan sedangkan lansia yang motivasi
perhatian mereka mengalami perubahan negatif karena penurunan fungsi tubuh,
yang mendasar. Bila sebelumnya perhatian rasa malas, kegiatannya dan isi yang
diarahkan pada kenikmatan materi dan disampaikan penceramah kurang menarik
duniawi, maka pada peralihan ke usia tua perhatian lansia (4).
ini, perhatian mereka lebih tertuju kepada Secara normal lansia akan mengalami
upaya menemukan ketenangan batin. penurunan fungsi tubuh, namun lansia yang
Sejalan dengan perubahan itu, maka tidak mempunyai motivasi mengikuti
masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan spiritual masih banyak, karena itu
kehidupan akhirat mulai menarik perhatian dengan adanya dorongan teman dan
atau minat mereka (4). Perubahan ini di petugas panti mampu membuat lansia
antaranya disebabkan oleh pengaruh untuk mengikuti kegiatan spiritual agar
psikologis. Satu pihak kemampuan fisik hidupnya mempunyai tujuan yang akan
pada usia tersebut sudah mengalami dicapai (4).
penurunan. Kejayaan mereka di masa lalu Penelitian ini sesuai dengan teori-teori
yang pernah diperoleh tidak lagi yang menyatakan tentang perubahan dan
memperoleh perhatian, karena secara fisik penurunan fungsi tubuh pada lansia, seperti
mereka dinilai sudah lemah. Kesenjangan teori yang dikemukakan oleh Hasibuan (8)
ini menimbulkan gejolak dan kegelisahan- dalam Hardiyati (4) yang merumuskan
kegelisahan Batin. bahwa motivasi adalah suatu perangsang
Apabila gejolak-gejolak batin tidak keinginan (want) dan daya tarik penggerak
dapat dibendung lagi, maka muncul kemauan bekerja seseorang. Eshleman (9)
gangguan kejiwaan seperti stress, putus dalam Hardiyati (4) menambahkan bahwa
asa, atau pengasingan diri dari pergaulan setiap motif mempunyai tujuan tertentu
sebagai wujud rasa rendah diri (inferiority). yang ingin dicapai. Kegiatan lansia
38
Jurkessia, Vol. V, No. 1, November 2014 Nina Rahmadiliyanii, dkk.
39