Professional Documents
Culture Documents
Penentuan Ion Cu (II) Dalam Sampel Air Secara Spektrofotometri Berbasis Reagen Kering TAR/PVC
Penentuan Ion Cu (II) Dalam Sampel Air Secara Spektrofotometri Berbasis Reagen Kering TAR/PVC
2, 2002: 86-91 86
ABSTRACT
The determination of Cu(II) ion in aqueous samples has been developed spectrophotometrically based on TAR
[4-(2-thiazolylazo)resorcinol] immobilized on PVC membrane as dry reagent. In this work as a reference, TAR
has been used conventionally as solution reagent in determination of Cu(II) as well. By employing dry reagent of
TAR/PVC, the maximum wavelength has been achieved at 460 nm, while for reagent solution at 544 nm, with
the similar optimum pH at pH 8. The linear range has been achieved at Cu(II) ions concentration 0.2-0.8 ppm,
with linear range at 0.032 ppm and reproducibility 1,642% for reagent solution. While for dry reagent
TAR/PVC has linear range at 0,2 ppm-2 ppm, with limit of detection at 0.015 ppm and reproducibility 4,099%.
The major interference ions for both methods are slightly different. The Hg(II), Zn(II) dan Nil(II) ions are the
major interference for reagent solution, while Ni(II), Co(II) and Pb(II) are the major interference for dry reagent
TAR/PVC. It can be stated that even the dry reagent has disadvantages over reagent solution, however it has
several over reagent solution, i.e. simple and ease to be used in analysis due to it prepared in solid phase.
Furthermore, it effective and efficient in term of reagent used, since it can be regenerated with good
reproducibility.
reagen cair dan reagen kering berturut-turut reagen kedua metode mengakibatkan energi
adalah 544 nm dan 460 nm. Perbedaan panjang yang dibutuhkan cahaya untuk melewati
gelombang maksimum tersebut karena adanya sampel berbeda. Reagen cair larutan
pergeseran panjang gelombang akibat pengaruh membutuhkan energi yang lebih kecil untuk
immobilisasi pada reagen kering dimana dapat melewati sampel sehingga panjang
cahaya yang diserap oleh sample sebagian kecil gelombang besar sedangkan metode reagen
juga diserap oleh matrik pengimmobilisasi kering membutuhkan energi yang lebih besar
(PVC), sehingga bergeser ke panjang sehingga penjang gelombang akan lebih kecil.
gelombang yang lebih kecil. Perbedaan kondisi
Absorbansi
(a)
0.7
0.6
ABSORBANSI
0.5
0.4 C
(b) 0.3
0.2 B
A
0.1
0
300 350 400 450 500 550 600 650 700 750
PANJANG GELOMBANG (nm)
Gambar 1. Kurva absorbansi terhadap panjang gelombang untuk reagen cair (a) dan reagen kering
(b). Pada setiap kurva (A) adalah blanko, B adalah komplek Cu(II)-TAR, dan (C) adalah
selisih antara B-C.
0.5
2
0.45
Absorbansi
0.4 1,5
Absorbansi
0.35
1
0.3
0.25 0,5
0.2
3 4 5 6 7 8 9 10 0
pH
3 4 5 6 7 8 9 10
pH
(a) (b)
Gambar 2. Kurva Penentuan pH Optimum untuk reagen cair (a) dan reagen kering.
tidak signifikan pada kondisi pH untuk persamaan garis regresi kedua metode diatas
terbentuknya komplek Cu(II)-TAR. Disamping dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi
itu, pH ini memungkinkan untuk menerapkan reagen kering lebih rendah dibandingkan
metode ini pada sample lingkungan perairan reagen cair. Sedangkan daerah kerja reagen cair
yang memiliki kisaran pH didaerah 6-8. adalah 0,2-2 ppm dan reagen kering adalah 0,2-
0,8 ppm. Hal ini memperlihatkan bahwa reagen
Pembuatan Kurva Kalibrasi cair memiliki daerah kerja yang lebih lebar.
Untuk pembuatan kurva kalibrasi, maka Dilihat dari tingkat reprodusibilitas (tingkat
dibuatlah kurva absorbansi kompleks Cu(II) kesalahan pengukuran) reagen cair adalah
dan TAR terhadap konsentrasi Cu(II), seperti 4,099% dan reagen kering adalah 1,642%. Hal
yang ditunjukkan pada Gambar 3 berikut ini. ini menunjukkan bahwa reagen kering
Dari gambar diatas, persamaan regresi yang mempunyai kesalahan pengukuran lebih kecil
diperoleh untuk reagen cair adalah A=0,2905C daripada reagen cair. Hal ini mengingat
+ 0,1618 dengan harga koefisien korelasi (R) preparasi analisis ion Cu(II) lebih mudah,
adalah 0,9693, sedangkan persamaan regresi praktis dan cepat pada reagen kering
untuk reagen kering adalah A = 0,133 C + dibandingkan reagen cair.
0,7347 dengan harga R adalah 0,8899. Dari
0.4
0.3
0.2
(a)
0.1
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
[C] (ppm)
0.82
0.8
(b)
0.78
0.76
0.74
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Konsentrasi [C] (ppm)
Gambar 3. Kurva kalibrasi analisis ion Cu(II) pada sampel air simulasi dengan reagen cair (a) dan
reagen kering (b)
Jurnal ILMU DASAR, Vol. 3 No. 2, 2002: 86-91 90
Penentuan Batas Deteksi dan Ion untuk reagen kering adalah Hg(II), Zn(II) dan
Pengganggu Ni(II) seperti pada Tabel 1. Kekuatan
Harga batas deteksi dari metode larutan dan menginterferensi logam berat diatas terhadap
metode reagen kering berturut-turut adalah analisis Cu(II) dapat dikaitkan dengan besarnya
0,015 ppm (2,36.10-7 M) dan 0,032 ppm jari-jari ion logam berat. Besarnya jari-jari ion
(5,04.10-7 M). Harga batas deteksi logam berat yang tidak berbeda jauh dengan
menunjukkan bahwa pada konsentrasi tersebut logam Cu(II) akan menginteferensi Cu(II) lebih
merupakan konsentrasi terendah dari logam Cu kuat karena kemampuan logam untuk
yang dapat dideteksi. Dari perhitungan batas membentuk kompleks dengan reagen hampir
deteksi dapat dijelaskan bahwa harga batas sama. Logam Co(II), Ni(II), Cu(II) dan Zn(II)
deteksi untuk reagen kering lebih kecil atau berada pada satu periode dimana besar jari-jari
lebih baik dibandingkan dengan reagen cair. logam tidak berbeda jauh sehingga logam-
Hal ini memperlihatkan bahwa pada reagen logam tersebut menginterferensi terhadap
kering terjadi proses prekonsentrasi analit, analisis Cu(II). Sedangkan Hg(II) dan Pb(II)
sehingga konsentrasi analit yang lebih rendah tidak berada pada satu periode maupun satu
dapat ditentukan. golongan dengan Cu(II) sehingga
Untuk ion-ion pengganggu dalam analisis interferensinya tidak terlalu kuat, karena Hg(II)
kadar Cu(II), dari data penelitian diperoleh dan Pb(II) memiliki jari-jari ion logam yang
bahwa interferen utama untuk reagen cair lebih besar dibandingkan Cu(II).
adalah Ni(II), Co(II) dan Pb(II), sedangkan
Tabel 1. Studi gangguan ion-ion logam lain dengan perbandingan Cu(II):M(II) adalah 1:10.
Reagen kering Absorbansi ∆A Reagen cair Absorbansi ∆A
(A) (A)
Cu(II) 1.514 0 Cu(II) 0.195 0
Cu(II):Co(II) 1.618 0.103 Cu(II):Co(II) 0.305 0.110
Cu(II):Cd(II) 1.559 0.045 Cu(II):Cd(II) 0.180 0.015
Cu(II):Pb(II) 1.369 0.145 Cu(II):Pb(II) 0.113 0.082
Cu(II):Zn(II) 1.763 0.248 Cu(II):Zn(II) 0.267 0.072
Cu(II):Hg(II) 1.774 0.26 Cu(II):Hg(II) 0.144 0.051
Cu(II):Ni(II) 1.683 0.169 Cu(II):Ni(II) 0.506 0.311