MANUFAKTUR JUST-IN-TIME
(JIT)Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai filosofi manufaktur just-in-time.
JIT disebut sebagai suatu filosofi karena jangkauannya jauh di luar pengendalian
inventori dan mengarahkan sistem produksi secara keseluruhan. Singkatnya, JIT
adalah suatu pendekatan untuk menemukan cara menghilangkan semua sumber
pemborosan, segala sesuatu yang tidak menambah nilai, di dalam kegiatan produksi
dengan menyajikan suku cadang yang tepat pada tempat yang tepat dan pada
waktu yang tepat pula. Oleh karena itu, suku cadang diproduksi dengan tepat
wakt untuk memenuhi kebutuhan manufaktur. Sedangkan pendekatan tradisional
akan menghasilkan suku cadang hanya kalau mereka dibutuhkan (Just In Case/
JIC). Sistem JIT ini tidak banyak menghasilkan inventori, namun biaya lebih
rendah dan kualitas lebih baik daripada pendekatan JIC.
Dalam bab ini, filosofi JIT dibahas secara rinci dan dibandingkan dengan
pendekatan MRP. Meskipun JIT berada jauh di luar jangkavan kendali inventori,
namun pada bagian ini JIT dijelaskan sebagai suatu alternatif bagi sistem MRP
untuk jenis produksi tertentu dan sebagai jembatan menuju manajemen tenaga
kerja yang dijelaskan dalam bagian yang akan datang. Di sini juga akan dibahas
beberapa hasil yang konkrit yang telah dicapai dari sistem JIT dan suatu
pendekatan implementasi yang dirancang untuk mendapatkan keuntungan
maksimal dari sistem JIT tersebut.
FILOSOFI JIT
Sistem JIT dikembangkan di Toyota Motor Company di Jepang. Meskipun
‘Schonberger (1982) mengisyaratkan bahwa JIT mungkin telah ada sejak 20 tahun
lalu atau lebih dalam industri galangan kapal Jepang, namun aplikasi modem JIT
dipopuletkan pada pertengahan tahun 1970-an di Toyota oleh Mr Taiichi Ihno,
wakil presiden Toyota, dan beberapa koleganya. Konsep JIT mula-mula dibawa
ke Amerika Serikat sekitar tahun 1980 di pabrik Kawasaki di Lincoln, Nebraska.
Sejak itu, hampir semua perusahaan besar di Amerika Serikat telah menerapkan
JIT, termasuk perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang industri
otomotif dan elektronika. JIT secara luas telah banyak digunakan di industri
‘Amerika sekarang ini.
‘Akar dari sistem JIT ini mungkin bisa dilacak kembali di Jepang. Karena
kekurangan ruang dan sumber alam, Jepang telah mengembangkan suatu sikap
untuk tidak boros. Mereka memandang barang sisa dan pengulangan kerja sebagai
suatu pemborosan dan sebab itu mereka berusaha untuk memperoleh kualitasyang lebih baik. Mereka juga percaya bahwa penyimpanan inventori hanya
membuang-buang ruang. Segala sesuatu yang tidak memberikan sumbangan nilai
bagi suatu produk dianggap sebagai pemborosan. Perusahaan-perusahaan AS,
sebaliknya, dengan ruang yang besar dan suplai bahan mentah yang begitu besar,
tidak memandang pemborosan seperti yang dipandang oleh orang Jepang.
Akibatnya, wajar bahwa filosofi JIT berkembang dengan baik di Jepang. Namun,
seperti yang akan kita lihat dalam bab ini, tidak ada suatu hal yang secara
kultura! pada sistem JIT yang mencegah perusahaan-perusahaan AS untuk tidak
menggunakan atau mengembangkannya berdasarkan JIT ini. Banyak perusahaan
AS mempunyai komitmen yang menganggap bahwa hasil kerja JIT merupakan
suatu masalah kelangsungan ekonomi.
Selain menghilangkan pemborosan, JIT mempunyai prinsip utama dalam
filosofinya - yaitu menggunakan kemampuan penuh para pekerja. Para pekerja,
dalam sistem JIT, diberi tanggungjawab untuk memproduksi suku cadang
berkualitas tepat pada waktunya schingga dapat mendukung proses produksi
selanjutnya. Jika mereka tidak mampu melaksanakan tanggungjawabnya ini, para
pekerja akan diminta untuk menghentikan proses produksi dan meminta bantuan.
Selain mempunyai tanggungjawab yang besar terhadap produksi, para pekerja
juga bertanggung jawab meningkatkan proses produksi. Melalui pembentukan
tim yang berkualitas, sistem pengarahan, dan bentuk partisipasi lainnya, para
pekerja menawarkan peningkatan proses produksi. Jadi, kemampuan pekerja
digunakan sebaik mungkin dalam sistem JIT dari pada pendekatan produksi
tradisional lainnya.
Namun tujuan dari sistem JIT ini bukanlah partisipasi pekerja; akan tetapi
untuk meningkatkan laba dan pengembalian investasi melalui pengurangan biaya,
pengurangan penyimpanan dan peningkatan kualitas. Alat untuk mencapai tujuan
ini adalah dengan menghilangkan pemborosan dan melibatkan pekerja dalam
proses produksi.
Di sini ditekankan penggunaan JIT untuk manufaktur berulang, kira-kira
hampir sama dengan produksi masal. Manufaktur berulang adalah membuat produk
dengan cermat dan sesuai dengan standar dalam volume besar. Namun, beberapa
konsep JIT juga bisa diaplikasikan pada produksi bagian kerja, yang sifatnya
tidak berulang. Namun demikian, aplikasi utama JIT dewasa ini adalah pada
industri repetitif: mobil, elektronik, mesin, peralatan, sepeda motor, dan
sebagainya. Penggunaan khas konsep JIT disajikan dalam Kotak 15.1