Hubungan Pemakaian Diaper Dengan Tingkat Keparahan Diaper Rash Pada Batita Di Desa Kilensari Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

ABSTRACT

Hubungan Pemakaian Diaper Dengan Tingkat Keparahan Diaper Rash Pada Batita di
Desa Kilensari Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
*Shinta Wahyusari, **Ro’isah, **Achmad Hafirul Wafaid

Diaper rash is a skin inflammation in a closed diaper area that is often experienced by infants or
children. Usually occurs around the buttocks, genitals, groin, and lower abdomen. The purpose of the study was to
determine the relationship of diaper use with the level of diaper rash severity on toddlers in Kilensari, Panarukan,
Situbondo. The types of this study is a correlational analytic study design with cross sectional approach. The
population amounted to 52 and the sample used was 46 respondents who met the inclusion criteria taken in the
lottery and data collection with questionnaire and observation. The results showed that the majority of diaper usage
was in sometimes replaced criteria by 32 respondents and the severity of light rash diaper was 44 respondents.
Based on the spearmen rho test obtained p value of 0.010 with a significant level of α value of 0.05 so that it can
be stated that H1 is accepted, which means there is a relationship between the use of a diaper with the severity of
diaper rash in toddlers. Diaper rash arises due to the use of a diaper that is not immediately replaced and the use
is too tight. Handling diaper rash by reducing skin moisture, immediately replace the diaper after defecating. If
using a disposable diaper, then use the appropriate capacity, immediately replace it can no longer hold urine and
feces.
Keywords: Diaper usage, severity of diaper rash, toddler

1. PENDAHULUAN

Diaper rash merupakan peradangan kulit orang tua mengenai diaper rash. Pada keadaan
didaerah yang tertutup diaper yang sering ini bayi atau batita akan rewel karena rasa nyeri,
dialami oleh bayi atau anak-anak. Biasanya terutama bila buang air kecil dan buang air
terjadi di sekitar bokong, kemaluan, lipatan besar. Bila penyakit ini telah berlangsung lebih
paha, dan perut bagian bawah. Diaper rash dari 3 hari, daerah tersebut sering terkolonisasi
terjadi pada bayi dan anak-anak yang (ditumbuhi) oleh jamur terutama jenis candida
menggunakan diaper. Selain itu diaper rash juga albicans, sehingga kelainan kulit bertambah
diakibatkan oleh jamur, serta keadaan yang merah dan basah. Jika keadaan kulit yang telah
memerah di bagian kulit yang tertutup diaper. mengalami gangguan tersebut akan
Daerah merah ini bisa disertai dengan bintik- memudahkan terjadinya infeksi kuman,
bintik merah, lecet, atau luka. Gesekan yang biasanya staphylococcus beta hemolyticus,
lebih sering dan lama menimbulkan sehingga kulit menjadi lebih merah, lebih
kerusakan/iritasi pada kulit yang dapat bengkak, serta didapatkan nanah dan keropeng
meningkatkan permeabilitas kulit dan jumlah (Lisa Merrill, 2015).
mikroorganisme. Dengan demikian, kulit
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh
menjadi sensitif dan mudah mengalamai iritasi
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun
(Adam Ralf, 2008).
2012 prevalensi diaper rash pada bayi cukup
Gangguan tersebut sering terjadi akibat tinggi 25% dari 6.840.507.000 bayi yang lahir di
kurang terjaganya kebersihan bayi dan dunia kebanyakan menderita diaper rash akibat
lingkungannya atau rendahnya pengetahuan penggunaan diaper. Angka terbanyak
ditemukan pada usia 6-12 bulan (Maharani, pH feses. Air susu ibu terbukti akan menurunkan
2015). Penelitian yang dilakukan di inggris pH feses sehingga bayi yang minum air susu ibu
menemukan 25% dari 12.000 bayi mengalami lebih sedikit yang menderita diaper rash
diaper rash. Sedangkan menurut laporan dibandingkan dengan yang minum susu
journal of pendiatrics terhadap 54% bayi formula. Oleh karena itu kontak yang
berumur 1 bulan yang mengalami diaper rashs berlangsung lama dengan urin dan feses karena
setelah memakai popok (Sunaryo, 2011). diaper yang tidak diganti dapat mengakibatkan
Insiden diaper rash di Indonesia mencapai 7- diaper rash (Jha Shobana, 2015).
35%, yang menimpa bayi laki-laki dan
Diaper rash juga timbul karena
perempuan berusia dibawah tiga tahun.
penggunaan diaper yang terlalu ketat. Karena
Sedangkan insiden di jawa timur pada bayi
diaper bersifat menutup kulit (oklusif) sehingga
berkisar antara 7-30%, dengan angka terbanyak
menghambat penguapan dan menyebabkan
pada usia 9-12 bulan, dan kejadian diaper rash
kulit menjadi lembab. Kulit yang lembab akan
di situbondo pada bayi yang menggunakan
lebih mudah dilalui oleh bahan-bahan yang
disposable diaper meningkat dari 7,1% hingga
dapat menyebabkan iritasi dan lebih mudah
61% (Maryunani Anik, 2014).
terinfeksi jamur maupun kuman. Selain itu, kulit
Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan yang lembab juga lebih rentan terhadap
pada tanggal 6 februari 2018 di Desa Kilensari gesekan sehingga kulit mudah lecet yang
Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo, mempermudah iritasi (Maharani, 2015).
dari 10 batita di dapatkan hasil pemakaian
Penanganan diaper rash dengan cara
diaper yang sering diganti sebanyak 4 (40%)
mengurangi kelembaban kulit, segera ganti
batita, pemakaian diaper jarang diganti
diaper setelah buang air besar. Jika
sebanyak 2 (20%) dengan tingkat keparahan
menggunakan diaper sekali pakai, maka
diaper rash derajat ringan 2 (20%) batita, yang
pakailah yang sesuai daya tampungnya, segera
mengalami diaper rash derajat sedang 2 (20%),
ganti bila tidak dapat lagi menampung urin dan
hal ini disebabkan karena banyak sekali orang
feses, pada malam hari gunakanlah diaper
tua yang tidak segera mengganti diaper yang
sekali pakai yang dapat menampung urin
sudah penuh, dan pemakaian diaper yang
sepanjang malam. Sewaktu mengganti diaper,
terlalu lama.
bersihkan kulit secara lembut dengan air
Diaper rash timbul karena penggunaan hangat, dapat menggunakan sabun khususnya
diaper yang tidak segera diganti. Hal ini setelah buang air besar, kemudian dibilas
disebabkan oleh kotoran bayi berupa feses bersih, keringkan dengan handuk atau kain
maupun urin. Feses dan urine akan menambah yang lembut dan anginkan sebentar sebelum
kelembaban kulit yang tertutup diaper sehingga dipakaikan popok baru. Mengoleskan krim
meningkatkan kerentanan kulit. Ammonia yang untuk melindungi kulit terhadap kontak dengan
terbentuk dari urin dan enzim yang berasal dari urin,feses,atau bahan iritan lainnya (deterjen).
feses akan meningkatkan pH kulit sehingga kulit Membiarkan bayi dan balita tidak memakai
menjadi lebih rentan terhadap bahan iritan. diaper selama 2-3 jam sehari agar kulit tidak
Jenis makanan atau minuman yang dikonsumsi panas dan lembab (Gysel Van Dirk, 2016).
oleh bayi dan anak juga berpengaruh terhadap
2. Metode Penelitian

Berdasarkan klasifikasi jenis penelitian, ini adalah desain studi analitik korelasional dengan
desain penelitian yang digunakan dalam penelitian pendekatan cross sectional. Pendekatan cross
sectional adalah jenis penelitian variabel sebab penelitian ini di lakukan pengambilan sampel dengan
akibat atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi cara di lotre. Populasi dan sampel seluruh batita
pada objek penelitian di ukur atau di kumpulkan yang menggunakan diaper.
dalam waktu bersamaan (Nursalam, 2009). Pada
3. Hasil dan Pembahasan
3.1. Gambaran Umum Hasil Lokasi Penelitian
Tempat penelitian di Di Desa Kilensari RT.03/ pemakaian diaper dengan tingkat keparahan diaper
RW.04 Kecamatan Panarukan Kabupaten rash pada batita di Desa Kilensari RT.03/ RW.04
Situbondo ini adalah sebuah Desa Kilensari Kecamatan panarukan Kabupaten Situbondo.
Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo. 3.4 Pembahasan
Desa ini merupakan desa yang terdekat dengan 3.4.1 Identifikasi pemakaian diaper
wilayah kota dan diberi keindahan alam yang Hasil penelitian di dapatkan data tentang
cukup menakjubkan. Sebagian besar kondisi kategori pemakaian diaper pada batita di Desa
masyarakat bermata pencaharian sebagai Kilensari RT.03/ RW.04 Kecamatan panarukan
nelayan, pengrajin, petani, buruh tani dan Kabupaten Situbondo. sebagai berikut sebagian
peternak. Luas wilayah Desa Kilensari 340.369 besar responden kategori pemakaian diaper
Ha dan jumlah penduduk di Desa Kilensari selalu diganti sebanyak 8 batita (15,4%) sering
sejumlah 3.846, penduduk laki-laki 1.800 dan diganti sebanyak 8 batita (15,4%) jarang diganti
perempuan 2.046. sedangkan jumlah kepala sebanyak 4 batita (7,7%) kadang – kadang
keluarga di Desa Kilensari sebanyak 1.533. diganti sebanyak 32 batita (61,5%), hal ini
jumlah batita di desa tersebut sebanyak 675 terjadi karena banyaknya responden yang tidak
orang. 3.2 Gambaran Karakteristik sekolah atau tidak berpendidikan sehingga
Responden kurang tanggap untuk mengetahui informasi
3.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan tentang pemakain diaper, dan mayoritas
Jenis Kelamin. responden adalah bekerja sebagai pedagang
Jenis Frekuensi Presentase yang seharusnya diaper sudah waktunya

kelamin (f) (%) diganti tetapi tidak segera diganti.

Perempuan 24 46,2
Laki – laki 28 53,8 3.4.2 Identifikasi tingkat keparahan diaper rash

Total 52 100 Hasil penelitian di dapatkan data tentang

3.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat keparahan diaper rash pada batita di
Usia Desa Kilensari RT.03/ RW.04 Kecamatan
panarukan Kabupaten Situbondo. sebagai
berikut tingkat keparahan diaper rash
mayoritas mengalami tingkat keparahan
Usia Presentase
Frekuensi (f)
(bulan) (%) ringan sebanyak 44 batita (84,6%).
0-12 38 73,1
Berdasarkan hasil penelitian di Desa Kilensari
13-24 14 26,9
Total 52 100 RT.03/ RW.04 Kecamatan panarukan
3.3 Hasil Analisa Data Kabupaten Situbondo dapat disimpulkan
Hasil analisis statistik spearman’s rho sebagian besar bayi mengalami diaper rash
dengan bantuan software program SPSS for dengan kategori berat sebanyak 1 responden
windows 17, dari hasil uji korelasi tersebut di (1,9%) dan diaper rash kategori sedang
dapatkan bahwa nilai p = 0,010 dengan tingkat sebanyak 7 responden (13,5%)..
signifikan nilai α 0,05 sehingga dapat dinyatakan
bahwa H1 diterima, yang artinya ada hubungan
3.5 Kesimpulan Linuwih Sri SW.M, 2017, Ilmu Penyakit Kulit Dan
3.5.1 Pemakaian diaper di Desa Kilensari RT.03/ Kelamin, FKUI, Jakarta.

RW.04 Kecamatan Panarukan Kabupaten Magadza, Sian. 2016. Options for the management
Situbondo sebagian besar kadang – kadang and recycling of disposable diaper
waste in zimbabwe’s urban areas.
diganti sebanyak 32 (61,5%) responden. International Open and Distance
3.5.2Tingkat keparahan diaper rash di Desa Learning Journal volume 1, issue 2,
june 2016.
Kilensari RT.03/ RW.04 Kecamatan Panarukan
Kabupaten Situbondo sebagian besar Maharani, Ayu. 2015. Penyakit
Kulit,Perawatan,Pencegahan dan
mengalami tingkat keparahan diaper rash Pengobatan. Pustaka Baru Press.
derajat ringan sebanyak 44 (84,6%) Yogyakarta.

responden. Maryunani, Anik. 2014. Asuhan Neonatus, Bayi,


3.5.3Ada hubungan pemakaian diaper dengan Balita, Dan Anak Prasekolah. Penerbit
In Media. Bogor.
tingkat keparahan diaper rash di Desa Kilensari
RT.03/ RW.04 Kecamatan panarukan Merrill Lisa, 2015, Prevention, Treatment And Parent
Education For Diaper Dermatitis, Journals
Kabupaten Situbondo dengan nilai p = 0,010 ≤
CNE Awhonn, Manitoba, Canada.
α: 0,05.
3.6 Saran Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba
Diharapkan kepada ibu yang memiliki batita
Medika, Jakarta.
menggunakan diaper untuk lebih
memperhatikan mengenai frekuensi
penggunaan diaper dalam sehari-hari,
seberapa sering diganti, dan kebersihan
setelah penggunaan diaper
3.7 Daftar Pustaka

Adam Ralf, 2008, Skin Care Of The Diaper Area,


Pediatric Dermatology, Germany.

Fahimzad Alireza, Dkk, 2010, Diaper Type As A Risk


Factor In Urinary Tract Infection Of
Children, Tehran University Of Medical
Sciences, Iran.

F.M.Senol, 2007, Alternative Test Methods For


Assesing Mechanical Properties Of
Disposable Diapers, Ege University
Department Of Textile Engineering, Izmir,
Turkiye.

Horng-Jia Lin, 2017, Design And Fabrication Of


Smart Diapers With Antibacterial Yarn,
Journal Of Healthcare Engineering,
Taichung, Taiwan.

Krafchik Bernice, MD, 2016, History Of Diapers And


Diapering, Internasional Journal Of
Dermatology, Toronto, Canada.

Kruse Anna, Dkk,2013, Diaper Need And Its Impact


On Child Health, American Academy Of
Pediatrics, America.

You might also like