Professional Documents
Culture Documents
Pavement Construction Planning To Improving Pedestrian Security and Safety
Pavement Construction Planning To Improving Pedestrian Security and Safety
ABSTRACT
A safe, convenient, and comfortable pedestrian network in the Kebon Nanas area
is an important component that should be provided to improve the effectiveness of
citizen mobility. Currently the availability of pedestrian network has not been able to
meet the needs of the community both in terms of quantity and standard provision. The
purpose of this research is to identify the need for revitalization of pavement in the area
around IPN, Kebon Nanas East Jakarta. The approach method used in this research
is descriptive quantitative analysis through direct measurement method in the field by
Traffic Counting (TC) for vehicles and pedestrians, through which the study is reviewed
based on development criteria. Sampling was conducted on eight points. The conclusions
of this study are (1) the traffic volume in the vicinity of the IPN road is high enough for
a community road class, while the pavement capacity is not standardized, thus affecting
the safety and safety of pedestrians; (2) Based on field measurements, the number of
pedestrians is very minimal, 2 persons/minute/meter, but it is necessary to revitalize to
obtain adequate capacity according to the volume of pedestrians by considering safety and
security; (3) Planning of pedestrian facility requirement in IPN and surrounding roads
includes green lines, lighting, seating, safety fences, garbage cans, markers, shophouses
and traffic signs.
ABSTRAK
Jaringan pejalan kaki yang aman, nyaman, dan manusiawi di kawasan Kebon Nanas
merupakan komponen penting yang harus disediakan untuk meningkatkan keefektifan
mobilitas warga. Saat ini ketersediaan jaringan pejalan kaki belum dapat memenuhi
kebutuhan warga baik dari segi jumlah maupun standar penyediaannya. Tujuan penelitian
ini untuk melakukan identifikasi kebutuhan revitalisasi trotoar dan lokasi penelitian di
wilayah disekitar ruas jalan IPN, Kebon Nanas Jakarta Timur. Metode yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif deskriptif melalui metode pengukuran
langsung di lapangan dengan cara Traffic Counting (TC) untuk kendaraan dan pejalan
kaki, dimana studi ini ditinjau berdasarkan kriteria pengembangan. Sampel pada delapan
titik penelitian. Kesimpulan penelitian ini adalah (1) volume lalu lintas di ruas sekitar jalan
335
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 03, November 2017
Abdullah Ade Suryobuwono, Prasadja Ricardianto ISSN 2355-4721
IPN cukup tinggi untuk kelas jalan lingkungan, sedangkan kapasitas trotoar tidak sesuai
standar, sehingga hal ini mempengaruhi keamanan dan keselamatan pejalan kaki; (2)
Berdasarkan hasil pengukuran lapangan jumlah pejalan kaki sangat minim yaitu 2 orang/
menit/meter, namun perlu dilakukan revitalisasi untuk mendapatkan kapasitas yang cukup
sesuai volume pejalan kaki dengan mempertimbangkan keselamatan, dan keamanan; (3)
Perencanaan kebutuhan fasilitas pejalan kaki di ruas jalan IPN dan sekitarnya meliputi
jalur hijau, lampu penerangan, tempat duduk, pagar pengaman, tempat sampah, marka,
perambuan dan papan informasi.
Kata Kunci : trotoar; keamanan; keselamatan; pejalan kaki; kepadatan lalu lintas
336
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 03, November 2017
ISSN 2355-4721 Perencanaan Trotoar dalam Rangka Peningkatan Keamanan dan Keselamatan Pejalan Kaki
337
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 03, November 2017
Abdullah Ade Suryobuwono, Prasadja Ricardianto ISSN 2355-4721
dan Banjir Kanal Timur dan pemukiman menimbulkan konflik dengan kendaraan-
warga di sekitar TPU Kebon Nanas kendaraan yang melaju pada jalan yang
(Gambar 1). Selain itu, terdapat STMT sama.
Trisakti sebagai pusat pendidikan dan Prasarana dan sarana jaringan
Hotel Nalendra sebagai pusat kegiatan pejalan kaki secara umum berfungsi untuk
perhotelan di wilayah sekitar ruas jalan memfasilitasi pergerakan pejalan kaki dari
yang diteliti. Kebutuhan fasilitas pejalan satu tempat ke tempat lain dengan mudah,
kaki pada pedestrian dan tepi jalan. lancar, aman, nyaman, dan mandiri termasuk
Meskipun pedestrian merupakan pelengkap bagi pejalan kaki dengan keterbatasan fisik.
prasarana jalan, namun pelengkap ini Fungsi prasarana dan sarana pejalan kaki
mutlak dibutuhkan di jalan-jalan urban yaitu sebagai berikut: (1) jalur penghubung
apalagi yang memiliki karakteristik antarpusat kegiatan, blok ke blok, dan
perdagangan dan jasa, sebab pelengkap ini persil ke persil di kawasan perkotaan; (2)
mampu mewadahi sirkulasi pejalan kaki. bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem
Kenyataan di lapangan, fasilitas pejalan pergantian moda pergerakan lainnya; (3)
kaki ini kondisinya tidak layak karena lebar ruang interaksi sosial; (4) pendukung
jalan yang tidak sesuai standar, adanya keindahan dan kenyamanan kota; dan (5)
kerusakan pada fasilitas dan adanya pohon jalur evakuasi bencana.
yang tumbuh pada fasilitas pejalan kaki, Penyediaan dan pemanfaatan
sehingga lebar efektifnya tinggal beberapa prasarana dan sarana jaringan pejalan
sentimeter, pejalan kaki harus bejalan kaki selain bermanfaat untuk menjamin
lambat dan seringkali menggunakan badan keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki
jalan untuk berjalan. Pergerakan tersebut untuk berjalan kaki dari suatu tempat ke
sangat berbahaya, karena pejalan kaki dapat tempat yang lain juga bermanfaat untuk:
338
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 03, November 2017
ISSN 2355-4721 Perencanaan Trotoar dalam Rangka Peningkatan Keamanan dan Keselamatan Pejalan Kaki
(1) mendukung upaya revitalisasi kawasan bebas jalur pejalan kaki ini yaitu sebagai
perkotaan; (2) merangsang berbagai berikut: (1) memiliki tinggi paling sedikit
kegiatan ekonomi untuk mendukung 2.5 meter; (2) memiliki kedalaman paling
perkembangan kawasan bisnis yang sedikit 1 meter; dan (3) memiliki lebar
menarik; (3) menghadirkan suasana samping paling sedikit dari 0.3 meter.
dan lingkungan yang khas, unik, dan Kriteria dan spesifikasi ruang bebas jalur
dinamis; (4) menumbuhkan kegiatan yang pejalan kaki dimaksud harus diperhatikan
positif sehingga mengurangi kerawanan dalam penempatan utilitas/perlengkapan
lingkungan termasuk kriminalitas; (5) lainnya. Kebutuhan ruang bebas di atas
menurunkan pencemaran udara dan suara; menggambarkan kebutuhan ruang untuk
(6) melestarikan kawasan dan bangunan orang per orang beserta kegiatan yang
bersejarah; (7) mengendalikan tingkat dilakukannya (Kementerian PU, 2014).
pelayanan jalan; dan (8) mengurangi Volume lalu lintas dilakukan untuk
kemacetan lalu lintas (Kementerian PU, mengetahui jumlah kendaraan dan/atau
2014). pejalan kaki pada ruas jalan dan/atau
Kebutuhan ruang jalur pejalan persimpangan selama satu interval waktu
kaki untuk berdiri dan berjalan dihitung tertentu. Volume lalu lintas pada ruas
berdasarkan dimensi tubuh manusia. jalan per satuan waktu, yang dikenal
Dimensi tubuh yang lengkap berpakaian dalam perencanaan lalu lintas adalah Lalu
adalah 45 cm untuk tebal tubuh sebagai Lintas Harian Rata-Rata Tahunan (LHRT)
sisi pendeknya dan 60 cm untuk lebar bahu dan Volume Jam Perencanaan (VJP)
sebagai sisi panjangnya. (Kementerian Perhubungan, 2015).
Berdasarkan perhitungan dimensi Komposisi lalu lintas dalam hal
tubuh manusia, kebutuhan ruang minimum ini lebih dikenal dengan klasifikasi
pejalan kaki adalah (1) tanpa membawa kendaraan. Klasifikasi kendaraan sangat
barang dan keadaan diam yaitu 0,27 m2; tergantung tujuan dari suatu survei yang
(2) tanpa membawa barang dan keadaan dilakukan. Klasifikasi kendaraan meliputi:
bergerak yaitu 1,08 m2; dan (3) membawa 1) klasifikasi kendaraan berdasarkan
barang dan keadaan bergerak yaitu antara berat kendaraan, terutama beban sumbu,
1,35 m2 -1,62 m2. Kebutuhan ruang umumnya dilakukan untuk hal-hal yang
gerak minimum tersebut di atas harus berhubungan dengan desain konstruksi
memperhatikan kondisi perilaku pejalan perkerasan dan penanganan jalan; 2)
kaki dalam melakukan pergerakan, baik klasifikasi kendaraan berdasarkan dimensi
pada saat membawa barang, maupun kendaraan umumnya dilakukan untuk
berjalan bersama (berombongan) dengan menentukan lebar lajur dan radius putar;
pelaku pejalan kaki lainnya, dalam kondisi 3) klasifikasi kendaraan berdasarkan
diam maupun bergerak(Kementerian PU, kendaraan pribadi dan kendaraan umum,
2014). umumnya dilakukan untuk menentukan
Perencanaan dan perancangan jalur skema manajemen pembatasan yang
pejalan kaki harus memperhatikan ruang akan dilakukan; 4) klasifikasi kendaraan
bebas. Ruang bebas jalur pejalan kaki berdasarkan kendaraan bermotor, kendaraan
memiliki kriteria sebagai berikut: (1) tidak bermotor dan 5) pejalan kaki,
memberikan keleluasaan pada pejalan umumnya dilakukan untuk menentukan
kaki; (2) mempunyai aksesibilitas tinggi; teknik-teknik optimasi penggunaan
(3) menjamin keamanan dan keselamatan; ruang jalan dan keselamatan pejalan kaki
(4) memiliki pandangan bebas terhadap (Kementerian Perhubungan, 2015).
kegiatan sekitarnya maupun koridor jalan Variasi lalu lintas diperoleh dari
keseluruhan; dan (5) mengakomodasi hasil perhitungan volume lalu lintas pada
kebutuhan sosial pejalan. Spesifikasi ruang beberapa satuan waktu. Satuan waktu yang
339
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 03, November 2017
Abdullah Ade Suryobuwono, Prasadja Ricardianto ISSN 2355-4721
digunakan dapat dalam bentuk satuan pada suatu ruas jalan. Terdapat 2 (dua)
waktu jam, satuan waktu harian, dan satuan jenis kecepatan rata-rata setempat (mean
waktu bulanan, yaitu 1) variasi jam-an: spot speed), yaitu: a) kecepatan rata-rata
Volume lalu lintas umumnya rendah pada waktu (time mean speed) yang merupakan
malam hari, tetapi meningkat secara cepat rata-rata aritmatik kecepatan kendaraan
pada pagi hari dan sore hari. Volume jam yang melintasi suatu titik selama rentang
sibuk biasanya terjadi di jalan perkotaan waktu tertentu; b) kecepatan rata-rata
pada saat orang melakukan perjalanan ke/ ruang (space mean speed) yang merupakan
dari tempat kerja atau sekolah. Volume jam rata-rata aritmatik kecepatan kendaraan
sibuk pada jalan antarkota lebih sulit untuk yang berada pada rentang jarak tertentu
diperkirakan; 2) variasi harian: Volume lalu pada waktu tertentu. 2) Kecepatan lalu
lintas bervariasi sesuai dengan hari dalam lintas dapat diukur juga sebagai kecepatan
seminggu. Alasan utama terjadinya variasi tempuh (travel speed): Kecepatan tempuh
harian adalah karena adanya hari Minggu, (travel speed) merupakan kecepatan rata-
hari libur, hari keagamaan, hari ‘pasar’, dan rata (km/jam) arus lalu-lintas dihitung dari
siklus perjalanan angkutan barang; dan 3) panjang jalan dibagi waktu tempuh rata-
variasi bulanan: Variasi lalu lintas bulanan rata kendaraan yang melalui segmen jalan
sangat dipengaruhi oleh perbedaan musim (Kementerian Perhubungan, 2015).
dan perbedaan liburan (Kementerian Waktu tempuh rata-rata yang
Perhubungan, 2015). digunakan kendaraan menempuh segmen
Distribusi arah lalu lintas terdiri jalan dengan panjang tertentu, termasuk
dari: 1) distribusi lalu lintas pada ruas semua tundaan waktu berhenti (detik)
jalan: Distribusi lalu lintas pada ruas atau jam. Waktu tempuh tidak termasuk
jalan diperoleh dari hasil perhitungan berhenti untuk istirahat dan perbaikan
volume lalu lintas pada satuan waktu per kendaraan, 3) kecepatan arus bebas (free
arah lalu lintas. Distribusi arah dihitung flow speed) : Kecepatan arus bebas (free
pada suatu ruas jalan yang menerapkan flow speed) merupakan kecepatan ratarata
arus lalu lintas 2 (dua) arah; 2) distribusi teoritis (km/jam) lalu lintas pada kerapatan
lalu lintas pada persimpangan: Distribusi = 0, yaitu tidak ada kendaraan yang lewat.
lalu lintas pada persimpangan diperoleh Kecepatan arus bebas (free flow speed)
dari hasil perhitungan volume lalu lintas juga diartikan sebagai kecepatan (km/
pada satuan waktu sesuai arah gerak pada jam) kendaraan yang tidak dipengaruhi
cabang persimpangan/kaki persimpangan oleh kendaraan lain (yaitu kecepatan
misalnya volume lalu lintas untuk arah dimana pengendara merasakan perjalanan
belok kiri, arah lurus dan arah belok kanan yang nyaman, dalam kondisi geometrik,
(Kementerian Perhubungan, 2015). lingkungan dan pengaturan lalu-Jintas
Pengaturan arus lalu lintas yang yang ada, pada segmen jalan dimana tidak
dimaksud dalam hal ini adalah pengaturan ada kendaraan yang lain).
arus lalu lintas yang telah ada dan tetap Perkiraan volume lalu lintas
berlaku pada saat inventarisasi dan analisis yang akan datang merupakan perkiraan
situasi lalu lintas dilakukan. Pengaturan volume lalu lintas pada ruas jalan dalam
arus lalu lintas meliputi pengaturan arus jangka waktu 1 (satu) tahun atau beberapa
lalu lintas di ruas jalan dan pengaturan arus tahun sesuai tahun perencanaan. Perkiraan
lalu lintas di persimpangan (Kementerian volume lalu lintas dilakukan melalui:
Perhubungan, 2015). 1) kecenderungan dari data historis; 2)
Kecepatan lalu lintas dapat diukur menyusun model simulasi lalu lintas.
sebagai: 1) kecepatan setempat (spot Perkiraan volume lalu lintas dilakukan
speed): Kecepatan setempat (spot speed) dengan 2 (dua) cara, yaitu: 1) perkiraan
adalah kecepatan sesaat di lokasi tertentu volume lalu lintas apabila tidak dilakukan
340
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 03, November 2017
ISSN 2355-4721 Perencanaan Trotoar dalam Rangka Peningkatan Keamanan dan Keselamatan Pejalan Kaki
341
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 03, November 2017
Abdullah Ade Suryobuwono, Prasadja Ricardianto ISSN 2355-4721
D. Trotoar
a. Trotoar dapat direncanakan pada ruas
Dengan demikian, minimum lebar jalan yang terdapat volume pejalan
trotoar adalah 1,56 meter kaki lebih dari 300 orang per 12 jam
(jam 6.00 - jam 18.00) dan volume lalu
C. Perencanaan Kebutuhan Fasilitas lintas lebih dan 1000 kendaraan per 12
Pejalan Kaki jam (jam 6.00 -jam 18.00).
Jalur Pejalan Kaki b. Ruang bebas trotoar tidak kurang dari
a. Lebar jalur pejalan kaki harus leluasa, 2,5 meter dan kedalaman bebas tidak
minimal bila dua orang pejalan kaki kurang dari satu meter dan permukaan
berpapasan, salah satu di antaranya pedestrian. Kebebasan samping tidak
tidak harus turun ke jalur lalu lintas kurang dan 0,3 meter. Perencanaan
kendaraan. pemasangan utilitas selain harus
b. Lebar minimum jalur pejalan kaki memenuhi ruang bebas pedestrian juga
adalah 1,50 meter. harus memenuhi ketentuan-ketentuan
c. Maksimum arus pejalan kaki adalah 50 dalam buku petunjuk pelaksanaan
pejalan kaki/menit. pemasangan utilitas.
d. Untuk dapat memberikan pelayanan c. Lebar pedestrian harus dapat melayani
yang optimal kepada pejalan kaki volume pejalan kaki yang ada. Lebar
maka jalur harus diperkeras, dan minimum pedestrian sebaiknya sesuai
apabila mempunyai perbedaan tinggi dengan klasifikasi jalan yaitu 1,5 m.
dengan sekitarnya harus dibentuk
pembatas (dapat berupa kerb atau batas E. Penyediaan Sarana Jaringan Pejalan
penghalang/barrier). Kaki
e. Perkerasan dapat dibuat dan blok Kriteria penyediaan sarana pejalan
beton, beton, perkerasan aspal, atau kaki, selain merujuk pada kriteria
plesteran. Permukaan harus rata dan penyediaan prasarana jaringan pejalan kaki,
mempunyai kemiringan melintang 2 - juga memperhatikan kriteria ketersediaan
4 % supaya tidak terjadi genangan air. (lebar) ruas pada jaringan pejalan kaki serta
Kemiringan memanjang disesuaikan tidak mengganggu fungsi utama jaringan
dengan kemiringan memanjang jalan pejalan kaki sebagai tempat pergerakan
dan disarankan kemiringan maksimum untuk pejalan kaki. Sarana jaringan
adalah 10 %. pejalan kaki di ruas IPN terdiri atas jalur
f. Lebar jalur pejalan kaki harus ditambah, hijau, lampu penerangan, tempat duduk,
342
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 03, November 2017
ISSN 2355-4721 Perencanaan Trotoar dalam Rangka Peningkatan Keamanan dan Keselamatan Pejalan Kaki
343
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 03, November 2017
Abdullah Ade Suryobuwono, Prasadja Ricardianto ISSN 2355-4721
344
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 03, November 2017
ISSN 2355-4721 Perencanaan Trotoar dalam Rangka Peningkatan Keamanan dan Keselamatan Pejalan Kaki
345
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 03, November 2017
Abdullah Ade Suryobuwono, Prasadja Ricardianto ISSN 2355-4721
346
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 03, November 2017