PRODUKSI BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis Niloticus) SISTEM Bioflok Dengan Sumber Karbohidrat Berbeda

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

AJIE - Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship

(e-ISSN: 2477- 0574 ; p-ISSN: 2477-3824)


Volume. 03, Issue. 02, May 2018

PRODUKSI BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) SISTEM


BIOFLOK DENGAN SUMBER KARBOHIDRAT BERBEDA

Purnama Sukardi1), Petrus Hary Tjahja Soedibya1), Taufik Budhi Pramono1)


\
1
Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah 53123
*Corresponding E-mail : tb1pram@yahoo.com

ABSTRACT

The purpose of this activity is to increase knowledge, skills and fishery production, especially Tilapia.
Methods of implementation include technology transfer, training and demonstration activities as well
as applications and technical assistance of production technology. The results of the transfer of
technology showed an increase in participants' understanding of biofloc technology. Furthermore, as
an application used 3 pieces of each pond filled with tilapia fish with a density of 150kor / m3, pond 1
given the addition of carbon treatment in the form of molasses, pool 2 sources of carbon in the form
of tapioca starch and pond 3 in the form of control without the addition of carbon source. The results
showed that the addition of carbon source in the form of tapioca flour showed the best absolute
growth rate of 9,14g. FCR values range from 0.4 to 0.7. Survival is 90-95%. The highest production is
generated by pond 2 with the addition of carbon source in the form of tapioca starch. Water quality
that includes temperature, pH and dissolved oxygen is in optimal condition for the maintenance of
Tilapia fish.

Keywords : Biofloc, Tilapia, Carbohydrate, FCR

ABSTRAK

Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan meningkatkan


pendapatan serta produksi perikanan khususnya komoditas Nila. Metode pelaksanaan meliputi
kegiatan alih teknologi, pelatihan dan percontohan serta aplikasi dan pendampingan teknologi
produksi. Hasil pelaksanaan alih teknologi menunjukkan adanya peningkatan pemahaman peserta
mengenai teknologi bioflok. Selanjutnya sebagai aplikasi digunakan 3 buah kolam masing-masing
diisi ikan nila dengan kepadatan 150ekor/m3, kolam 1 diberi diberi perlakuan penambahan sumber
karbon berupa molase, kolam 2 sumber karbon berupa tepung tapioka dan kolam 3 berupa kontrol
tanpa penambahan sumber karbon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan sumber karbon
berupa tepung tapioka menunjukkan laju pertumbuhan mutlak yang terbaik yaitu 9,14g. Nilai FCR
berkisar 0,4-0,7. Kelangsungan hidup berkisar 90-95%. Produksi tertinggi dihasilkan oleh kolam 2
dengan perlakuan penambahan sumber karbon berupa tepung tapioka. Kualitas air yang meliputi
temperatur, pH dan oksigen terlarut berada dalam kondisi yang optimal untuk pemeliharaan ikan Nila

Kata Kunci : Bioflok, Nila, Karbohidrat, FCR

PENDAHULUAN
Sektor perikanan budidaya saat ini pengembangan wilayah. Salah satu bukti
telah memberikan kontribusi nyata dalam nyata adalah pengembangan usaha
ketahanan pangan baik dari segi perikanan budidaya utamanya oleh
peningkatan produksi, konsumsi protein kelompok pembudidaya ikan
hewani, penyediaan lapangan kerja, (Pokdakkan) ”Mina Dadi Rejeki”, Desa
peningkatan pendapatan dan

198
AJIE – Volume. 03, Issue. 02, May 2018

Gumiwang Kecamatan Purwanegara Hasil diskusi mendalam (depth


Kabupaten Banjarnegara. interview) antara tim dengan pengurus
Intensifikasi merupakan pilihan Kelompok Pembudidaya Ikan Mina Dadi
yang memungkinkan dalam meningkatkan Rejeki, telah dirumuskan bahwa
produksi budidaya dengan keterbatasan permasalahan utama untuk diselesaikan
lahan dan sumber air yang terjadi saat ini. adalah alternatif pemanfaatan sumber
Sistem budidaya intensif dicirikan dengan karbohidrat sebagai pakan bakteri
adanya peningkatan kepadatan ikan dan pembentuk flok yang tersedia di sekitar
pakan tambahan dari luar. Hal tersebut mitra.
dapat menimbulkan permasalahan berupa Penerapan teknologi bioflok dapat
penurunan kualitas lingkungan yang dilakukan dengan menambahkan
disebabkan limbah organik dari sisa pakan karbohidrat. Sumber karbohidrat yang
dan kotoran, limbah tersebut umumnya dapat digunakan meliputi tepung tapioka
didominasi oleh senyawa nitrogen [2],[4], molase [5], [6] [7], tepung kanji [8],
anorganik yang beracun. Oleh karena itu dan tepung singkong [9]. Penambahan atau
dibutuhkan suatu solusi untuk mengatasi pemanfaatan karbohidrat yang tepat
masalah dalam keterbatasan lahan, air dan diharapkan dapat berpengaruh terhadap
pakan. penerapan teknologi bioflok.
Teknologi bioflok menjadi salah Berdasarkan permasalahan tersebut
satu alternatif pemecah masalah limbah diatas, maka melalui Pengabdian Berbasis
budidaya intensif, teknologi ini yang Riset ini dilakukan sosialisasi (alih
paling menguntungkan karena selain teknologi) dan transfer IPTEKS (demplot
dapat menurunkan limbah nitrogen dan penerapan) tentang aplikasi teknologi
anorganik dari sisa pakan dan kotoran, bioflok dengan sumber karbohidrat
teknologi ini juga dapat menyediakan berbeda berbasis sumber daya lokal di
pakan tambahan berprotein untuk hewan kalangan pokdakkan Mina Dadi Rejeki
budidaya sehingga dapat menaikkan Banjarnegara. Aplikasi teknologi bioflok
pertumbuhan dan efisiensi pakan. di kalangan pembudidaya ikan akan
Sehingga teknologi bioflok dapat memberikan nilai tambah baik dari sisi
dijadikan solusi dalam peningkatan usaha biaya produksi pakan lebih efisien,
Teknologi bioflok dilakukan dengan dan dari sisi ekonomi membantu mereka
menambahkan karbohidrat organik untuk meningkatkan pendapatan usaha.
kedalam media pemeliharaan untuk Kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan rasio C/N dan merangsang meningkatkan pengetahuan, keterampilan
pertumbuhan bakteri heterotrof yang dan produksi usaha pembenihan ikan
dapat mengasimilasi nitrogen anorganik bagi kelompok pembudidaya ikan Mina
menjadi biomasa bakteri [1]. Dadi Rejeki di Desa Gumiwang
Penerapan teknologi bioflok dapat Kecamatan Purwanegara Kabupaten
dilakukan dengan sumber karbohidrat Banjarnegara.
lainnya seperti tepung tapioka, tepung
dedak, tepung maizena, tepung kanji dan METODE PELAKSANAAN
sebagainya. Penambahan tepung tapioka Metode yang digunakan yaitu metode
dengan nilai konversi pakan sebesar 0,4 technical assistance (pendampingan teknis)
dan 0,5 berbanding dengan 0,6 dan 0,7 dan learning by doing (belajar sambil
tanpa penambahan karbohidrat [2]. Pada bekerja) baik dalam Penerapan dan
prinsipnya nilai pertumbuhan ikan atau Pengembangan IPTEK maupun dalam
udang meningkat dikarenakan ada manajemen usaha. Transfer IPTEKS
penambahan biomasa flok seperti bakteri dilakukan melalui alih teknologi, diskusi,
mikro algae, zooplankton, fitoplankton, praktek produksi ikan dengan system
sebagai sumber pakan tambahan [3].

199
Sukardi, Soedibya, Pramono

bioflok serta pembinaan usaha kecil (small dapat menerapkan teknologi bioflok pada
group business). budidaya ikan secara benar.
c. Penerapan Teknologi
a. Alih Teknologi Pada kegiatan penerapan ipteks juga
Kegiatan ini dimaksudkan untuk diberikan demonstration plot (demplot)
meningkatkan pengetahuan peserta tentang dengan memberikan kesempatan kepada
teknologi bioflok baik secara prinsip dan peserta untuk mempraktekkan langsung
teknis. Metode kegiatan yang diterapkan untuk menunjang usaha budidaya. Peserta
adalah ceramah dan diskusi dengan media diberikan modal awal dalam bentuk
alih informasi yang interaktif (LCD peralatan dan bahan yang dibutuhkan
Proyektor) dan berlangsung dua arah. Pada untuk selama 1 (satu) siklus produksi.
kegiatan ini kepada para peserta diberikan Untuk mengetahui kemampuan peserta
makalah tentang ”Budidaya Ikan dengan dalam praktek usaha budidaya ikan dalam
Sistem Bioflok”. Untuk mengetahui kegiatan ekonomi baru, tolok ukur yang
tingkat pemahaman peserta tentang alih digunakan adalah kemampuan peserta
teknologi yang diberikan, tolok ukur yang dalam meningkatkan pertumbuhan ikan
digunakan adalah kuisioner yang diberikan selama 1 siklus produksi dan keuntungan
sebelum (pre test) dan sesudah (post test) yang diperoleh.
alih teknologi dilaksanakan. Kriteria Penerapan teknologi bioflok dengan
evaluasi yang digunakan yaitu : sumber karbohidrat berbeda dilakukan
• Nilai <40% :pelatihan kurang pada kolam terpal berbentuk bundar
berhasil (ketrampilan peserta kurang). dengan diameter 172 cm tinggi 105 cm.
• Nilai 41%-70% :pelatihan cukup Media air pemeliharaan sebesar 1,8 m3 dan
berhasil (ketrampilan peserta cukup). kepadatan ikan sebesar 250 ekor/m3.
• Nilai >70% :pelatihan berhasil Penambahan sumber karbohidrat
baik (ketrampilan peserta meningkat didasarkan atau rasio sumber karbohidrat
tajam) dengan nitrogen (C/N ratio) sebesar 12.
b. Pelatihan dan Percontohan Pada awal sebelum ikan ditebar dilakukan
Pada kegiatan ini dilakukan pelatihan pemberian probiotik pembentuk flok
berupa demonstrasi teknik produksi dengan dosis 5 cc/m3. Penambahan
bioflok dengan menggunakan bakteri, tetes bakteri probiotik dilakukan seiring dengan
gula dan tepung tapioka. Peserta langsung akumulasi pakan yang diberikan di media
dilibatkan dalam proses persiapan, pemeliharaan selama 45 hari
pemilihan dan penyediaan bahan baku, pemeliharaan. Selama pemeliharaan
proses pencampuran dan pemeliharaan diukur kualitas air yang meliputi oksigen
yang baik sehingga peserta mengetahui terlarut, pH dan temperatur.
dan memahami serta menguasai cara-cara
produksi bioflok tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada kegiatan ini juga dilakukan Kegiatan alih teknologi yang
aplikasi teknologi bioflok yaitu membuat dilaksanakan dihadiri oleh 25 orang dari
kolam bioflok, persiapan media air, anggota kelompok pembudidaya ikan..
penumbuhan flok, fermentasi pakan dan Sebelum pemaparan materi, peserta alih
manajemen pemberian pakan serta teknologi diberikan pre test, dan setelah
manajemen kualitas air. Tolok ukur pemaparan diberikan post test. Hasil pre
keberhasilan program dilakukan adalah test pada kegiatan alih teknologi secara
dengan melihat kemampuan peserta dalam umum menunjukkan pemahaman peserta
pengusaaan teknologi produksi bioflok. terhadap budidaya ikan dengan sistem
Kegiatan pelatihan dan percontohan pada bioflok menunjukkan nilai yang cukup
penerapan ipteks ini, indikator yaitu 45.
keberhasilan berupa 70% khalayak sasaran

200
AJIE – Volume. 03, Issue. 02, May 2018

80 sumber karbon berupa tepung tapioka; 3.


Kontrol tanpa pemberian sumber karbon.
60 70 Berdasarkan Gambar 1 diatas
Nilai 40 menunjukkan nilai laju pertumbuhan
45 mutlak yang diperoleh selama penelitian
20 berkisar antara 7,69-9,14 gram. Pada
0
perlakuan 2 yaitu ikan Nila dengan
pre test post test perlakuan pemberian sumber karbohidrat
berupa tepung tapioka menunjukkan hasil
Gambar 1. Grafik rata-rata hasil pre test laju pertumbuhan mutlak yang cenderung
dan post test alih teknologi lebih baik dibandingkan dengan perlakuan
yang lain. Perlakuan 1 yaitu ikan Nila
Hasil post test peserta alih teknologi dengan perlakuan pemberian sumber
diperoleh nilai 70. Peningkatan nilai hasil karbohidrat berupa molase menunjukkan
post test menunjukkan bahwa pemahaman hasil laju pertumbuhan mutlak yang
peserta terhadap alih teknologi yang cenderung lebih rendah dibandingkan
dijelaskan telah mengalami peningkatan. dengan perlakuan pertama. Perlakuan 3
Hal ini menunjukkan bahwa penyampaian berupa kontrol memiliki laju pertumbuhan
informasi oleh tim dapat dikatakan cukup mutlak yang paling rendah dari perlakuan
berhasil. Penyampaian informasi teknologi lainnya. Hal ini diduga pada perlakuan 2
oleh tim dilakukan melalui komunikasi memiliki laju pertumbuhan mutlak yang
dua arah, sehingga kedua pihak bisa saling cenderung lebih baik karena volume flok
mengisi, berbagai informasi dan mencari yang dihasilkan pun lebih tinggi dari
pemecahan masalah secara bersama-sama. perlakuan lainnya.
Dengan demikian proses alih teknologi Kajian produktifitas dapat terlihat
berlangsung efektif karena adanya dari nilai konversi pakan yang diperoleh
interaksi yang kuat antara tim dengan selama pemeliharaan. Nilai konversi pakan
peserta. menggambarkan efektifitas pakan yang
Selain itu, pihak mitra diberikan dikonsumsi oleh ikan. Hasil nilai konversi
aplikasi tersebut berupa demplot sebanyak pakan ditunjukkan selama pemeliharaan
3 kolam yang diisi ikan Nila dengan berkisar 0,4-0,7. Nilai FCR masih
kepadatan 250ekor/m3, dimana tiap kolam dianggap efisien apabila kurang dari 3.
diberi perlakuan perbedaan pemberian Semakin kecil nilai FCR berarti pakan
sumber karbon berupa molase dan tepung semakin berkualitas, hal ini menunjukkan
tapioka. bahwa jumlah pakan yang dikonsumsi
lebih besar daripada jumlah pakan yang
12 8,78±0, 9,14±0, tersisa [6],[7]. Pemeliharaan dengan sistem
10 6 7 7,69±0,
6 bioflok dapat menekan nilai konversi
8 pakan, dikarenakan adanya bakteri yang
(gram)

6 bekerja pada pembentukan protein flok


4 dan kemudian dimanfaatkan oleh ikan
2 sebagai pakan maka akan mampu
0 meningkatkan pertumbuhan dan menekan
1 2 3 nilai konversi pakan[10].
Perlakuan Hasil produksi dari ikan Nila pada
Gambar 2. Data hasil pertumbuhan ikan sistem bioflok dalam penelitian ini
Nila dengan sistem bioflok yang dipelihara dihitung dengan cara membagi selisih
selama 35 hari antara berat akhir dan berat awal dengan
Keterangan: 1. Penambahan sumber luas kolam (Tabel 1). Produktifitas yang
karbon berupa molase; 2. Penambahan dihasilkan dari perlakuan dengan

201
Sukardi, Soedibya, Pramono

penambahan sumber karbon berupa menghasilkan ikan Nila sebanyak


molase dengan kepadatan 250ekor/m3 dan 2066,25g/m3,
tingkat kelangsungan hidup 95%

Tabel 1. Data hasil produksi


Perlakuan Berat awal (g) Berat akhir (g) FCR SR (%) Produksi (g/m3)

1 1,75 10,53 0,5 95 2066,25


2 1,75 10,89 0,4 95 2161,25
3 1,75 9,44 0,7 90 1998,25

Keterangan: 1. Penambahan sumber kelangsungan hidup yang relatif tinggi.


karbon berupa molase; 2. Penambahan Kondisi tersebut dapat tercapai karena
sumber karbon berupa tepung tapioka; 3. peran bakteri pembentuk flok yang
Kontrol tanpa pemberian sumber karbon. kemudian menjadi pakan tambahan ikan
dan menjaga kualitas lingkungan air
Perlakuan dengan penambahan pemeliharaan.
sumber karbon berupa tepung tapioka Berdasarkan hasil penelitian
dengan kepadatan 250ekor/m3 dan tingkat menunjukkan data kualitas air yang
kelangsungan hidup 95% menghasilkan meliputi temperatur, pH dan oksigen
ikan Nila sebanyak 2161,25g/m3. terlarut secara umum masih dalam kondisi
Hasil produksi budidaya ikan Nila yang optimal bagi pertumbuhan ikan dan
melalui aplikasi teknologi bioflok ini flok. Data tersebut terangkum pada Tabel
secara umum mampu ditingkatkan baik 2.
dari segi pertumbuhan, pemanfaatan pakan
dengan FCR yang rendah dan tingkat

Tabel 2. Hasil kisaran kualitas air selama pemeliharaan


Parameter Kisaran
Temperatur 27 - 30º
PH 6 – 7 unit
Oksigen Terlarut 6 – 7,8 ppm
Ammonia 0.013-0,019 mg/L

Nilai kandungan bahan organik,


oksigen dan pH pada media pemeliharaan UCAPAN TERIMA KASIH
juga berpengaruh terhadap terbentuknya Ucapan terima kasih penulis sampaikan
flok [7]. kepada LPPM Unsoed yang telah
mendanai Program Pengadian Masyarakat
KESIMPULAN Berbasis Riset. Elli Lailatul Munawaroh
Penggunaan sumber karbon berupa tepung S.Pi. dan Muslikha S.Pi. dan Bapak
tapioka dapat memberikan pengaruh Udiono selaku Ketua Pokkdakan Mina
terhadap pertumbuhan dan hasil produksi Dadi Rejeki yang telah membantu dalam
ikan Nila dengan sistem bioflok, sehingga kegiatan pengabdian ini.
dapat menjadi solusi terhadap peningkatan
produksi .

202
AJIE – Volume. 03, Issue. 02, May 2018

DAFTAR PUSTAKA Menggunakan Berbagai Bakteri


[1] Crab, R., M. Kochva., W. Vestraete Kemasan Komersial Dalam Sistem
and Y. Avnimelech. Biofloc Bioflok. Makalah Seminar Nasional
Techonology In Over Wintering of Tahunan IV Hasil-Hasil Penelitian
Tilapia. Aquaculture Engineering 40 : Perikanan dan Kelautan. Semarang 1
105-112, 2007. November 2104. Fakultas Perikanan
[2] Purnomo, P.D. 2012. Pengaruh dan Ilmu Kelautan, Universitas
Penambahan Karbohidrat pada Media Diponegoro, Jawa Tengah, Indonesia.
Pemeliharaan Melalui Teknologi [8] Avnimelech, Y. Feeding With
Bioflok Terhadap Produksi Budidaya Microbial Flocs by Tilapia in Minimal
Intensif Nila (Oreochromis niloticus). Discharge Bio-Flocs Technology
Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Ponds. Aquaculture 264 : 140 – 147,
Kelautan Universitas Diponegoro. 2007.
Semarang. [9] Avnimelech, Y. C/N Ratio As a
[3] De Schryver, P.D, R. Crab, T. Defoird, Control Element in Aquaculture
N. Boon, and W.Verstraete. The Basic Systems. Aquaculture. 176: 227-235,
of Bioflock Technology : The Added 1999.
Value For Aquaculture. Aquaculture [10] Suryaningrum, F.H. Aplikasi
277 : 125 – 137, 2008. Teknologi Bioflok pada Pemeliharaan
[4] Asaduzzaman, M., M.A. Wahab, Benih Ikan Nila. Jurnal Manajemen
M.C.J. Verdegem, S. Huque, M.A. Perikanan dan Kelautan 1 (1), 2014.
Salam, and M.E. Azim. C/N Ratio
Control and Substrate Addition for
Periphyton Development Jointly  
Enhance Freshwater Prawn
Macrobrachium rosenbergii
Production in Ponds. Aquaculture,
280: 117–123, 2008.
[5] Rohmana D, S. Hanif, B. Rachman,
dan S. Rosellia. 2010. Aplikasi
Teknologi Biofloc (BFT) Pada
Pendederan Intensif Ikan Nila dan
Udang Galah. Makalah disampaikan
pada Seminar Indoaqua pada Tanggal
4-6 Oktober 2010 di Bandar Lampung.
Kementrian Kelautan dan Perikanan,
Republik Indonesia.
[6] Soedibya, P.H.T, dan E. Listiowati.
2014. Pertumbuhan Ikan Lele
(Clarias sp) Yang Dipelihara Sistem
Bioflok. Makalah Seminar Nasional
Pembangunan Perdesaan
Berkelanjutan. Purwokerto, 20-21
November 2014. Universitas Jenderal
Soedirman, Purwokerto Jawa Tengah,
Indonesia.
[7] Sukardi, P., S. Marnani, T.B, Pramono,
and P.H.T, Soedibya. 2014. Studi
Awal Respon Pertumbuhan Ikan Lele
Clarias gariepinus Dengan

203

You might also like