Geomorfologi Pesisir Pantai Benteng Portugis, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol.

19(2):150-160 ISSN 0853-7291

Geomorfologi Pesisir Pantai Benteng Portugis,


Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara
Warsito Atmodjo

Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH. Kampus UNDIP Tembalang, Semarang
Email: warsito_osigeo@ yahoo.com

Abstract

The dynamics of coastal geomorphology depending on the rock making up the


coastal and oceanographic processes that work. Coastal geomorphology dynamic process
influenced by oceanographic processes and can result in the accretion process and coastal
erosion. This study aims to determine the dynamics of the process of coastal geomorphology
and oceanographic factors that influence the process .. This study uses the case with the
analysis of dynamics of geomorphological and oceanographic processes that influence in
the region penlitian. The research data in the form of tides, currents and sediments in coastal
areas. The results of the study be a type of tidal Daily Single with water level Z0 = 55.90; (MSL)
69.14 cm; (HHWL) = 135.48 cm; (LLWL) = 0.78 cm. Waves as high as 0.62 meters and wave
period 4.1 seconds. The waves come from the Northeast will burst burst as high as 0.81 meters
at a depth of 0.78 meters. Breaking waves at an angle of 19.22 degrees to the shoreline, will
result in flow velocity along the coast is 0.98 m / sec.Coastal geomorphology consists of
rugged coastal hills of volcanic material composed of tuffaceous sand and clastic limestone
and non clastics limestone and limestones; type of geomorphologys was coastal flat
composed of silty sand; coastal river estuary composed of silty sand; coastal erosion occurs
berm erosion. Geomorphology dynamic process influenced by longshore currents that cause
abrasion dominant in the study area.

Keywords: coastal geomorphology; dinamikai coast; Portuguese fort Jepara

Abstrak

Dinamika geomorfologipesisirpantai tergantungpada batuan penyusun pesisir pantai


dan proses oseanografi yang bekerja. Proses dinamika geomorfologi pesisir pantai di
pengaruhi oleh proses oseanografi dan dapat berakibat terjadinya proses akresi dan erosi
pesisir. Penelitianinibertujuan mengetahui dinamika proses geomorfologi pesisir pantai dan
proses faktor oseanografi yang berpengaruh.. Penelitianinimenggunakan metode
kasusdengananalisis dinamika proses geomorfologi dan oceanografi yang berpengaruh di
daerah penlitian. Data penelitian berupa pasang surut, arus dan sedimen di wilayah pesisir
pantai.Hasilpenelitianberupatipe pasang surut Harian Tunggal denganelevasi muka air Z0 =
55,90; (MSL) 69,14 cm; (HHWL) = 135,48 cm; (LLWL) = 0,78 cm.Gelombang setinggi 0,62 meter
dan periode gelombang 4,1 detik. Gelombang datang dari arah Timur Laut akan pecah
pecah setinggi 0,81 meter pada kedalaman sebesar 0,78 meter. Gelombang pecah dengan
sudut datang 19,22 derajat terhadap garis pantai, akan mengakibatkan kecepatan arus
sepanjang pantai 0.98 m/detik. Geomorfologi pesisir terdiri dari pesisir pantai bukit terjal
tersusun material volkanik pasir tufaan dan batugamping klastik dan batugamping non
klastik ;pesisir landai/datartersusun pasir lanauan; pesisir pantai muara sungaitersusun oleh
pasir lempungan; pesisir pantai erosi terjadi erosi berm. Proses dinamika geomorfologi
dipenaruhi oleh arus longshore yang menyebabkan adanya dominan abrasi di daerah
penelitian.

Kata kunci : geomorfologi pesisir; dinamikai pesisir; benteng portugis Jepara.


*) Corresponding author Diterima/Received : 01-07-2016, Disetujui/Accepted : 20-08-2016
www.ejournal2.undip.ac.id/index.php/jkt
Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19(2):150-160

PENDAHULUAN pecah sedimen di dasar pantai terangkat


yang selanjutnya terangkut oleh dua
Wilayah pesisir dan perairan pantai macam gaya penggerak, yaitu
Benteng Portugis, Kecamatan Donorojo, komponen energi gelombang dalam arah
Jepara merupakan salah satu wilayah sepanjang pantai dan arus sepanjang
wisata yang dikenal masyarakat sebagai pantai yang dibangkitkan oleh
wisata Benteng Portugis. Benteng Portugis gelombang pecah (Triatmodjo,
terletak di pesisir dan perairan pantai yang 1999).Menurut Pettijohn (1975),
terletak di lereng sebalah Barat Gunung sedimentasi merupakan proses
Muria. Wilayah tersebut secara pembentukan sedimen atau proses
administrasi pemerintahan Kecamatan menuju terbentuknya batuan sedimen
Donorojo, Kabupaten Jepara, Propinsi yang diakibatkan oleh pengendapan
Jawa Tengah. Secara geografis pada suatu tempat yang disebut
merupakan pantai yang didepannya lingkungan pengendapan. Proses erosi
terdapat Pulau Mondoliko. Pesisir pantai yang terjadi di pantai akan menimbulkan
Benteng Portugis terdapat beberapa sedimentasi pada tempat lain karena
bangunan pantai berupa turap muara materi yang tergerus oleh gelombang
sungai, turup pantai terjal dan ada akan diangkut oleh aliran litoral dan
bangunan groin serta pelabuhan nelayan didepositkan di tempat lain, arti aliran
semi alami. Secara astronomis letak lokasi litoral tersebut adalah gerakan pasir atau
penelitian terletak pada koordinat sedimen yang berada di daerah litoral
110°53’59,927” E hingga 110°55’57,601” E (kawasan pantai yang dipengaruhi oleh
dan 6°23’0,891” S hingga 6°24’30,57” S pasang surut). Bambang Triatmodjo,1999,
(Gambar 1). Proses dinamis pantai sangat menyatakan bahwa gerakan sedimen di
dipengaruhi oleh littoral transport. Littoral daerah pantai yang disebabkan oleh
transport dapat dibedakan menjadi dua gelombang dan arus yang
macam yaitu transpor sepanjang pantai dibangkitkannya. Dinamika geomorfologi
(longshore transport) dan transpor tegak pesisir pantai yang sangat tergantung oleh
lurus pantai (onshore-offshore transport). stabilitas batuan pesisir dan perairan
Material pasir yang ditranspor disebut pantai serta proses hidrooseanografi yang
dengan littoral drift. Pada saat gelombang bekerja di wilayah tersebut.

Sumber: Peta LPI Lembar Godong

Gambar 1. Lokasi Penelitian

Geomorfologi Pesisir Pantai Benteng Portugis (Warsito Atmodjo) 151


Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19(2):150-160

MATERI DAN METODE Sudut gelombang pecah (αb)


sin  b sin  o
Penelitian dilaksanakan bulan 20 :  ;
September 2013 sampai bulan 30
Lb L
Nopember 2014. Data dalam penelitian ini Kecepatan arus sepanjang pantai

: V  1.17g  Hb 2 sin b cos b ;


1
meliputi dataoseanografi dan data
geomorfologi pesisir.Data hoseanografi
dimana:
meliputi data pasang surut dan
g = percepatan gravitasi bumi (m/detik2);
gelombang.Data pasang surut diperoleh
T = periode gelombang (detik);
dengan cara pengukuran pasang surut
L = panjang gelombang (m);
menggunakan palm pasang surut sselama
Lo = panjang gelombang di laut dalam
15 hari dan dioleh dengan metode
(m);
admiraltyakan diperoleh komponen
d = kedalaman perairan;
pasang surut. Selanjutnya dari komponen
Hb = tinggi gelombang pecah (m);
pasang surut dihitung dengan rumus
Ho’ = tinggi gelombang laut dalam
sebagai berikut :
ekivalen (m);
db = kedalaman gelombang pecah (m);
MSL=A(So)
Lb = panjang gelombang pecah (m);
αb = sudut datang gelombang pecah (o);
LLWL=A(So)–[A(M2)+A(S2)+A(K1)+
αo = sudut antara garis puncak
A(O1)+A(P1)+A(K2)+A(M4)+A(MS4)]
gelombang di laut dalam dan garis
pantai (o);
HHWL=A(So)+[A(M2)+A(S2)+A(K1)+A(O1)+
V = kecepatan arus sepanjang pantai
A(P1)+A(K2)
(m/detik)
Tipe pasang surut dengan F = (K1
Sedangkan data geomorfologi
+O1)/K2+S2)
meliputi profil pantai, data sedimen
pesisir, geomorfologi pesisir beserta jenis
Data gelombang datang diperoleh
batuan serta data hidrooseanografi.Data
dari data angin dan kelandaian pantai,
profil pantai diperoleh dengan cara
akan pecah gelombang dengan
pengukuran transek mulai dari daratan
membentuk sudut terhadap garis
pantai sampai perairan pantai. Metode
menghasilkan arus sepanjang pantai.
penentuan transek pengukuran profil
Longuet-Higgins dalam Komar (1985)
pantai dilakukan dengan dengan
menurunkan rumus untuk menghitung
menggunkan metode stratified purposive
arus sepanjang pantai berikut ini:
sampling yaitu dengan cara membagi
daerah menjadi dua bagian . Bagian
Untuk mencari besar longshore
yang pertama merupakan transek di
current dapat dilakukan dengan
wilayah gisik pantai dan bagian kedua
menghitung nilai:
adalah perairan pantai. Pada bagian
gisik pantai dilakukan pengukuran
Nilai tinggi gelombang pecah (Hb):
kedalaman secara manual dengan
1
menggunakan tongkat berskala dengan

Hb  Ho'  5 lebar pantai dibagi 10 transek dengan
 0.56  jarak 100 meter dan lebar panati 200
Ho'  Lo  meter dibagi dengan jarak 25 meter atau
4 transek. Data sedimen dieroleh dari
Kedalaman gelombang pecah (db) : pengambilan sampel sedimen dipesisir
Hb dan perairan pantai dengan
db = ; menggunakan grab sampler dan cor
gT 2
sampler. Data geomorfologi pesisir
diperoleh dari pemetaan langsung di
Panjang Gelombang pecah (Lb): wilayah pesisir dengan digitasi wilayah
Lb  T g db pesisir dengan GPS Garmin
tipeCX60dengan bantuan peta dasar

152 Geomorfologi Pesisir Pantai Benteng Portugis (Warsito Atmodjo)


Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19(2):150-160

peta rupa bumi skala 1:25.00 dan peta pada Tabel 1. Hasil perhitungan dari
Lingkungan Pantai Indonesia skala 1 : elevasi muka air pasang surut, maka
50.000. sedangkan pemerian jenis diperoleh variabel pasang surut yaitu Nilai
batuan pada setiap kenampakan Z0 = 55,9055; muka air laut rata-rata (MSL)
morfologi dilakukan dengan pemeteaan sebesar 69,14 cm; Air Tinggi Tertinggi
jenis batuan pada setiap lokasi observasi. (HHWL) sebesar = 135,4796 cm; Air
Tertinggi (HWL) = 115 cm; Air Rendah
Terendah (LLWL) = 0,7793 cm; Air
HASIL DAN PEMBAHASAN Terendah (LWL) = 28 cm. Berdasarkan
hasil perhitungan tipe pasang surut
Pasang Surut dengan bilangan Formzal, maka diperoleh
nilai bilangan Formzal sebesar 4,28
Berdasarkan hasil elevasi fluktuasi air sehingga tipe pasang surut di daerah
laut dapat dilihat pada Gambar 2, penelitian adalah tipe Pasang Surut Harian
sedingkan komponenpasang dapat dilihat Tunggal.

Tabel 1. Komponen Pasang Surut

No Komponen Pasang Surut Amplitudo (cm)


1 S0 69,14
2 M2 7,25
3 S2 2,97
4 N2 0,79
5 K1 34,94
6 O1 8,84
7 M4 0,70
8 MS4 0,52
9 K2 0,80
10 P1 11,53

Gambar 2. Grafik Pasang Surut di daerah Penelitian

Geomorfologi Pesisir Pantai Benteng Portugis (Warsito Atmodjo) 153


Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19(2):150-160

Gelombang a. Pantai Bukit Berbatu

Berdasarkan hasil pengukuran angin Geomorfologi Semenjanjung Pantai


diketahui bahwa kondisi angin dominan di Bukit Terjal Tererosi dengan ciri-ciri
daerah penelitian berasal dari Timur Laut morfologi berupa morfologi semenjang
menuju Barat Daya (gambar 3). pantai dengan bukit terjal tersusun oleh
Selanjutnya angin tersebut akan material volkanik pasir tufaan dan
membangkitkan gelombang dengan arah batugamping batugamping klastik
sama dengan arah angin yaitu Timur Laut maupun non klastik (Gambar 3). Pada
menuju Barat Daya akan membangkitkan tebing pantai terjal tersusun oleh
gelombangsetinggi 0,62 meter dan batuan keras, kompak, dengan kekar-
periode gelombang 4,1 detik. Gelombang kekar dan menunjukkan kenampakan
yang datang dari arah timur akan pecah tanjung Blunderan yang mengalami
dengan tinggi gelombang pecah sebesar abrasi atau erosi akibat aksi
0,81 meter dengan kedalaman gelombang, arus serta fluktuasi air laut
gelombang pecah dengan dengan tinggi pasang surut.. Pesisir pantai tanjung
sebesar 0,78 meter. Gelombang pecah Blunderan nampak bahwa posisi
dengan sudut datang sebesar 19,22 batuan pada tebing terjal dengan
derajat terhadap garis pantai, sehingga ketinggian tertentu diakibatkan energi
akan mengakibatkan terjadinya abrasi ini, bila beda elevasi terlalu besar
kecepatan arus sepanjang pantai kea rah dan beban tidak dapat tertahan lagi,
barat dengan kecepatan sebesar 0.98 bagian atas tebing
m/detik. runtuh.Kenampakan pesisir panatai
berbatu nampak pada bagian mulai
Geomorfologi Pesisir bagian tebing terjal dan dedepannya
pada perairan pantai terdapat
Secara umum kondisi geomorfologi bongkah-bongkah batu hasil runtuhan
di wilayah pesisir pantai Benteng Portugis, tebing terjal. Kondisi kenampakan
Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara tersebut merupakan petuunjuk bahwa
merupakan daerah dengan geomorfologi pasisir pantai bukit berbatu dengan
di daerah penelitian terbagi menjadi : tebing terjal sering mengalami runtuh.

Gambar 3. Pesisir Pantai Berbatu Terjadi Erosi

154 Geomorfologi Pesisir Pantai Benteng Portugis (Warsito Atmodjo)


Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19(2):150-160

b. Pesisir Pantai landai sedimentasi di bagian tengah sungai


Pesisir landai menempati bagian barat akibat energi laut dan energi sungai.
dari pesisir pantai bukit berbatu. Peisir Pada muara sungai mengalami
ini mempnyai kelerengan landai pembelokan ke arah barat daya –
permukaan halus dan tersusun oleh selatan diakibarkan oleh adanya arus
sedimen lepas pasir lanauan longshore yang berasal dari arah Utara.
menunjukkan gejala erosi (Gambar 4).
Pesisir pantai selalu mengalami agitasi d. Pesisir Pantai Erosi
gelombangyang kuat ,menyebabkan Pesisir Pantai Erosi ditandai dengan
gejala garis pantai melengkung ke adanya gejala geomorfologi pesisir
arah barat dari bangunan groin yang terjadi bekas erosi berm pesisir
telah ada. Sehingga arah aksi arus (Gambar 6 sampai Gamabr 8) Pesisir
longshore berasal dari arah barat laut ini terusun oleh sedimen pasir,
menuju selatan dan berbelok ke arah menunjukan kenampakan berm
barat daya. tererosi dei depan bekas berm psesisir
mengalami pengikis membentul
c. Pesisir Pantai Muara Sungai bentkan negatif atau parit dan pada
Pesisir Pantai Muara Sungaiditandai ujung terdapat scarp..Erosi pesisir
dengan kenampakan geomorfologi diakibatkan oleh adanya gerak air
adanya muara sungai di pesisir pantai. dalam hal ini bisa berupa arus yang
Pesisir tersebut dicirikan dengan kondisi mengikis endapan atau agitasi
kelerengan landai , adanya muara gelombang yang menyebabkan
sungai K. Gelis (Gambar 5). Pesisir abrasi pada batuan. Erosi tidak hanya
panati muara sungai tersusun oleh berlangsung di permukaan, namun
sedimen pasir lempungan pada bagian juga yang terjadi di permukaan
tengah sungai dan ditepi kanan kiri sedimen dasar perairan. Erosi
tebing sungai berupa pasir lanauan. maksimum terjadi bila enersi dari agen
Bagian pesisir dalam ditandai dataran erosi mencapai titik paling lemah
lahan basah pada mulut sungai materi tererosi. Erosi yang terjadi pada
dengan sedimen pasir lempungan dasar perairan akan mengubah lereng
menunjukkan interaksi proses yang berdampak pada perubahan

Gambar 4. Pantai Landai Dan Berpasir

Geomorfologi Pesisir Pantai Benteng Portugis (Warsito Atmodjo) 155


Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19(2):150-160

posisi jatuhnya enersi gelombang e. Sedimen


pada pantai. Selanjutnya agitasi Berdasarkan hasil pengamatan di
gelombang dapat merusak titik lapangan dan pengambilan sampel
terlemah dari apapun yang ditemukan sedimen pesisir pantai di daerah
dengan enersi maksimal. Pencapaian penelitian menunjukkan bahwa kondisi
titik terlemah dapat terjadi bila saat sedimen pesisir pantai di daerah
badai dengan gelombang kuat terjadi penelitian dominan berukuran pasir
bersamaan dengan posisi paras muka lanau kerikilan.(Gamber 9 dan Gambar
laut jatuh pada sisi paling lemah, yaitu 10).Sedangkan sedimen pasir lanau
permukaan rataan pasir pantai. Erosi terdapat pada (Gambar 11).Secara
diperparah bila sedimen sungai yang umum kondisi pesisir pantai di daerah
menjadi penyeimbang tidak cukup penelitian tersusun oleh pasir, hal itu
mengganti sedimen yang tererosi. menunjukkan bahwa energy yang

Gambar 5. Pantai Landai tersusun oleh pasir lempungan

Gambar 6. Pantai Erosi tersusun oleh pasir lanauan

156 Geomorfologi Pesisir Pantai Benteng Portugis (Warsito Atmodjo)


Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19(2):150-160

bekerja di wilayah ini berupa energy semenjung tersebut. Kondisi geomorfologi


cukup besar dari gelombang laut dari tersebut dengan adanyaGelombang
arah Timur laut menuju barat daya yang datang dari arah timur akan pecah
membentuk arus longshore berarah dengan tinggi gelombang pecah sebesar
Timur ke arah barat. Arus longshore ini 0,81 meter dengan kedalaman
akan mengakibarkan adanya deposisi gelombang pecah dengan dengan tinggi
atau akresi di bagian timur. sebesar 0,78 meter. Gelombang pecah
dengan sudut datang sebesar 19,22
Abrasi dan Akresi Pantai derajat terhadap garis pantai, sehingga
akan mengakibatkan terjadinya
Dinamika geomorfologi pesisir kecepatan arus sepanjang pantai ke arah
dengan adanya tanjung yang tersususn barat dengan kecepatan sebesar 0.98
oleh batuan kompak, keras membentuk m/detik.Gelombang akan bertumbukan
semenjang Benteng Portugis berfungsi denganadnya semenjung Belukan,
hampir sama adengan bangunan groin sehingga akan mengerosi tanjung.
yang di bagian di bagian kiri depan Adanya yang datang dari Timur laut

Gambar 7. Pantai Erosi tersusun oleh pasir lanauan

Gambar 8. Sedimen pasir lanauan Wilyah Pesisir Pantai Erosi

Geomorfologi Pesisir Pantai Benteng Portugis (Warsito Atmodjo) 157


Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19(2):150-160

gelombang yang mengakibatkan arus pesisir pantai dan perbandingan peta


longshore tersebut pada bagian kanan rupa bumi tahun 2000 sampai tahun 2013
atau Timur semenjung akan terjadi akresi saat penelitian atau selama sepuluh tahun
denganadanya proses deposisi. luasabrasi-akresi diketahui bahwa pantai
Sebaliknya sebelah kiri semenjung atau lebih dominan mengalami abrasi. Luas
bagian barat akan terjadi erosi. Hal totalpantai yang terabrasi, dari pada
tersebut nampak pada hasil trecking akresi pantai.( Gambar 12)

Gambar 9. Sedimen pasir lanau kerikilan Wilyah Pesisir Pantai

Gambar 10. Sedimen pasir lanau kerikilan Wilyah Pesisir Pantai

158 Geomorfologi Pesisir Pantai Benteng Portugis (Warsito Atmodjo)


Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19(2):150-160

Gambar 11. Sedimen pasir lanauan Wilyah Pesisir Pantai

SEDIMENTASI/AKRESI
EROSI/ABRASI

Gambar 12. Daerah Abrasi Dan Akresi Pesisir Pantai

KESIMPULAN mempnyai kelerengan landai permukaan


halus dan tersusun oleh sedimen lepas
Kondisi geomorfologi di wilayah pasir lanauan menunjukkan gejala erosi ;
pesisir pantai Benteng Portugis, pesisir pantai muara sungaiditandai
Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara dengan kenampakan geomorfologi
dibedakan menjadigeomorfologi adanya muara sungai di pesisir pantai dan
semenjanjung pantai bukit terjal Tererosi pesisir pantai erosi ditandai dengan
dengan ciri-ciri morfologi berupa morfologi adanya gejala geomorfologi pesisir terjadi
semenjang pantai dengan bukit terjal bekas erosi berm. Gelombang yang
tersusun oleh material volkanik pasir tufaan datang dari arah timur akan pecah
dan batugamping batugamping klastik dengan tinggi gelombang pecah sebesar
maupun non klastik ; pesisir landai/datar 0,81 meter dengan kedalaman

Geomorfologi Pesisir Pantai Benteng Portugis (Warsito Atmodjo) 159


Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19(2):150-160

gelombang pecah dengan dengan tinggi Komar, P.D. 1985. Beach Processes and
sebesar 0,78 meter. Gelombang pecah Sedimentation. Printice Hall, New
dengan sudut datang sebesar 19,22 Jersey.
derajat terhadap garis pantai, sehingga Lisitzin, E. 1974. Sea-Level Changes. Elsevier
akan mengakibatkan terjadinya Scientific Publishing Company,
kecepatan arus sepanjang pantai kea rah Amsterdam.
barat dengan kecepatan sebesar 0.98 McIntyre, A.D and N.A Holme. 1984.
m/detik.Selama periode sepuluh tahun Methods for The Study of Marine
pesisir.dari periode tahun 2000 sampai Benthos. Blackwel Scientific
tahun 2013 pantai daerah penelitian Publications. Oxford.
dominan mengalami abrasi dibandingkan Pethick, J. 1984. An Introduction
akresi. Geomorphology. Chapman and Hall.
USA. 245 hlm.
Pettijohn, F J. 1975. Sedimentary
DAFTAR PUSTAKA Rocks.Harper & Row, Publishers. New
York, Evanston, San Fransisco, and
Folk, F.J. 1974. Petrology of Sedimentary London. 640 hlm.
Rock. Hemphill Pub. And Co Austin. Triatmodjo, Bambang. 1999. Teknik Pantai.
Hutabarat, S. dan S.M. Evans. 1984. Beta Offset. Yogyakarta.
Pengantar Oseanografi. UI Press. Zheng, J and Hu, J, 2003, Calculation Of
Jakarta. 159 hlm. Longshore Sediment Transport In Shijiu
Kennet, John, 1985, Marine Geology, John Bay, International, Conference on
Willey and Sons Inc. New York, 285 hal. Estuaries and Coast, November, 9
Nopember 2003, China

160 Geomorfologi Pesisir Pantai Benteng Portugis (Warsito Atmodjo)

You might also like