Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

TUGAS INDIVIDU

Management Keperawatan
Jurnal Luar Negeri

DISUSUN OLEH:
NENGSIH
08170100153
KELAS 2B EKSTENSI

PROGRAM STUDU ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA
MAJU
JAKARTA
2018
Tips For Rmotional Agility

My organization is in a highly competitive market and we’re experiencing significant pressure on


every front. I”ve never ssen the stress levels higher as we all deal with feal and anxiety, and try to
keep and decent attitude. My health is suffering and I find my self regenss into a controlling style
that I don”t like. Any suggestions before I start updatinh my resume?
Given the urecedented change and uncertainly in healthcare today, the stress levels you describe
are all too common. We know that he stress isn”t going away , so the real issue is how to change
our relationship with stress so that our survival instincts(fight, freeze, or flight) don”t make matters
worse. All to often , we gate hooked by stress and revert to familiar patterns in an attempt to gain
control.
Patterns such as brooding and shutting down or bottling up our feeling and using forced positivity
are typical. Our inner work life feel turbulent and takes us off course from the things we say we
value.
Kniwing that control is an illusion we need to be come emotionally agile and not let the old rigid
patterns do us in. the challenge is in learning tobe flexible and not being held hostage by all of the
drama. To unhook from what we”ve always done, we need to learn from the experience , be clear
sighted about our options, and live out our values.
Executive coach Dr. susan David offers a four – step prosess for emotional agility:
1. Show up to your good and bad emotional or thoughts, face your real feelings with curiosity
and acceptance, rather than trying ti fix or run from them : giving them a name often strips
them of the power. We can learn from negative emotions and acceptance is a prerequisite
for change. Ask what the situation may be teaching you and listen to your intuitive sense.
2. Step out from you inner monolougue and see it for what it is. These are simply emotions
than you”re dealing with :they define you. For example, “ I notice that I’m feeling struck”
instead of “ I’m Struck.” Creating space as you step back allows you to see options and
regain perspective.
3. Act on Your values by unhooking from challenging thoughts and emotions to expand your
choices. This allows you to respond rather that react, to “ walk your why” and be true to
what matters most. Values such as generosity, forgiveness, ownership, and honesty can
then dictate what you do.
4. Move on by developing habits to help you stay motivated and aligned with your values.
This is about creating the life you want, not adding to your list of “shoulds.”
As you develop emotional agility, you may find that practicing mindfullnes is helpful is being less
judgmentaland realizing that you don”t need to believe everything you think. Taking a
purposefulpause and noticing your breathing for about 10 seconds is useful in detaching from the
internal chatter that may otherwisehook you. Routinely talking 20 minutesto write about you
emotional experiences and then discarding what you write is also a way to create distance between
the thinker and the thought.
You may find that you have more emotional energy as you operate from a mindset of option and
personal values, rather than victim thinking . you”ll be coming out of your comport zone, and
that”s where you”ll see grownt. As you accept this learning curve and work to develop emotional
agility, you”ll be putting all that stress to good use and allowing yourself to be the leader you really
want to be.

References :
1. David S. Emotional Agility: Get unstruck, Embrance change , and thrive in work and life
. New York, NY: Random House : 2016: 1-14
2. David S. congleton C. Emotional Agility. https://hbr.org/2013/11/emotinal agility
3. Marturano J. Finding The space to lead. New York , NY:Bloomsbury press;2014:64
Tips untuk kelincahan emosional

Organisasi ku ada di dalam kompetisi pasar tertinggi, dan kami sedang mengalami tekanan yang
signifikat di setiap kedepannya. Aku tidak pernah melihat tingkat strees setinggi seperti sedang
menghadapi ketakutan dan panic, dan mencoba untuk tetap bersikap yang layak. Kesehatan ku
menderita dan aku menemukan diriku bergerak mundur sebagai control terhadap sesuatu yang
tidak aku sukai. Adakah saran sebelum aku memulai memperbaharui diriku ?

Teruntuk segala perubahan dan ketidakpastian dalam kesehatan pada saat ini, tingkat stress yang
kamu deskripsikan adalah semuanya sama. Kita tahu bahwa stress tidak berjalan sendiri, jadi
masalah sebenarnya adalah bagaimana caranya mengubah hubungan kita dengan stress itu sendiri
jadi naluri bertahan kita (hadapi, diam, atau kabur) tidak membuat semua itu menjadi buruk.
Biasanya, kita terjebak didalam stress dan kembali kepada pola yang tidak asing untuk kembali
mendapatkan control. Pola seperti merenung dan menyimpan perasaaan adalah biasanya bagus.
Kehidupan batin kita terasa bergejolak dan tentu saja membawa kita dari hal yang menurut kita
bernilai.

Seperti yang kita ketahui bahwa control itu merupakan suatu ilusi, kita perlu untuk kembali
mendatangkan emosi yang lincah dan jangan membiarkan pola lama yang kaku terlibat lagi di
dalamnya. Tantangannya adalah belajar untuk lebih fleksible dan tidak terbelenggu di dalam
semua drama. Untuk melepas segala sesuatu yang sudah terjadi, kita perlu belajar dari pengalaman,
bertanggung jawab terhadap pilihan, dan menalani hidup yang berniai.

Pelatih executive Dr. Susan David menawarkan empat langkah proses untuk kelincahan emosional

1. Tunjukkan emosi atau pikiran baik dan emosi buruk mu. Hadapai perasaan mu yang
sebenarnya dengan rasa ingin tahu dan penerimaan, daripada mencoba untuk memperbaiki
atau malah lari dari itu semua. Kita dapat belajar dari perasaan yang negative dan
penerimaan adalah prasyarat untuk berubah. Tanyakan situasi apa yang bisa membuat mu
belajar dan dengarkan naluri intuisi mu
2. Bergerak keluar dari inner monolog lihat untuk apa itu terjadi. Beberapa emosi simple
yang kamu hadapi, mereka tidak mentap didalam dirimu. Contohnya :”sepertinya
perasaanku terjebak” atau contohnya ” aku terjebak “. Itu bisa menciptakan ruang saat anda
kembali untuk bisa melihat pilihan dan mendapatkan kembali perspektif.
3. Bertindak berdasarkan nilai mu dengan tidak mengaitkan dari tantangan pikiran dan
emosional untuk mengembangkan pilihanmu. Hal tersebut dapat membuat mu untuk lebih
bisa menanggapi dari pada bereaksi. Untuk “walk to way” dan menajdi jujur terhadap apa
yang penting. Nilai sepeti murah hati, pemaaf, kepemilikan ,dan kejujuran dapat
selanjutnya mendiktemu apa yanh harus kamu lakukan.
4. Bergerak kepada kebiasaaan yang berkembang untuk membantu mu termitivasi dan
selasar dengan nilai mu. Ini tengang bagaimana menciptakan hidup yang kamu mau, tidak
menambahkan daftar keharusanmu.

Ketika kamu mengembangkan emosi lincah mu, kamu dapat menemukan bahwa berlatih untuk
lebih perhatian itu dapat membantu agar tidak menghakimi dan menerima bahwa kamu tidak butuh
apapun untuk mempercayai apapun yang kamu pikirkan. Ambilah waktu beberapa saat dan
rasakan napas mu selama 10 detik itu berguna untuk memisahkan obrolan yang mungkin
mengaitkan anda. Secara rutin ambilah waktu 20 menit untuk menulis tentang pengalaman
emosimu dan kemudian membuang apa yang kamu tulis itu juga dapat membuat jarak antara
pemikir dan pikiran .

Kamu dapat menemukan kekuatan emosional lebih yang kamu punya seperti yang kamu
kendalikan dari pikiran dalam pilihan dan nilai pribadi, dibadingkan pikiran korban. Kamu dapat
keluar dari zona nyaman dan disitu lah kamu akan melihat pertumbuhan. Ketika kamu dapat
menerima kurva pembelajaran dan bekerja untuk perkembangan kelincahan emosional, kamu akan
dapat menempatkan semua stress tersebut digunakan dengan baik dan membiarkan dirimu
menjadi pemimpin seperti yang kamu mau.

You might also like