Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 10
Torani, Vol 18(4) Desember 2008: 339 - 348 ISSN: 0853-4489 KONDISI PADANG LAMUN DI KABUPATEN SELAYAR Seagrass condition in Selayar district Supriadi' & Abdul Haris? 12 Fakultas IImu Kelautan dan Perikanan Unhas, Makassar Diterima: 11 Juni 2008; Disetujui: 1 Nopember 2008 ABSTRACT Seagrass beds produce a variety of organisms and provide ecological services which are directly used of benefical to humans and condition the economic development of Indonesian coastal zones. In addition seagrass are indicators of the status of the coastal zone which can be used in management strategies aiming at preserving or improving the environmental quality of the coastal zone, This research was conducted to study the condition and distribution of seagrass species in Selayar Regency South Sulawesi as well as to find out their abundance, coverage and frequency by using quadrat (Phillips and McRoy, 1990; English et al., 1997; Fachrul, 2007). This research was conducted in November 2005, with stations located in the 10 villages of Selayar. The number of seagrass were 11 species, Key words: seagrass condition, selayar district PENDAHULUAN Padang lamun mempunyai peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem perairan. Secara fisik padang lamun berperan menjaga pantai dari proses abrasi. Disamping itu Jamun juga berfungsi sebagai filter sedimen tersuspensi dan menstabilkan sedimen di dasar perairan. Selain fungsi fisik, padang lamun juga mempunyai fungsi ekologis yang sangat penting karena merupakan salah satu sumber utama produktifitas primer di perairan laut dangkal. Hal ini dimungkinkan karena lamun mempunyai pertumbuhan dan produksi daun yang tinggi (Supriadi, 2007). Selain itu, padang Jamun juga merupakan sumber makanan, perlindungan serta daerah asuhan atau pembesaran bagi banyak biota laut (Tomascik et al., 1997; Dahuri, 2003). Beberapa jenis juvenil ikan dan krustase serta fase dewasanya ditemukan berasosiasi dengan padang lamun (Arifin et al,, 2004; Supriadi et al, 2004) Beberapa permasalahan utama yang mempengaruhi kondisi padang Jamun adalah kegiatan pengerukan dan penimbunan (reklamasi), pencemaran ait, penyakit, tingginya laju sedimentasi, kegiatan penambatan perahu dan kegiatan budidaya laut. Rusaknya padang !amun di ‘suatu tempat tidak hanya berakibat buruk terhadap biota-biota laut yang berasosiasi, tetapi juga resiko terjadinya pengikisan pantai oleh aksi ombak dan arus meningkat, sehingga dapat mengakibatkan mundurnya garis pantai dan berkurangnya kawasan budidaya laut. ‘Mengingat pentingnya peranan padang lamun, maka perlu segera dilakukan upaya-upaya pengelolan yang tepat dan konservasi padang lamun. Sebagai langkah awal dibutuhkan lebih "Contact Person: Supriadi, ST.,M.Si Jurusan Iimu Kelautan, Fakultas IImu Kelautan dan Perikanan Unhas JI. Perintis kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea, Makassar 90245 werent AY ST cmmeneannrrannnennantrenenenncnnncanersitnemnas Jurnal Timu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin 339 Torani, Vol 18(4) Desember 2008: 339 - 348 ISSN: 0853-4489 banyak data dan informasi untuk mengerti kondisi ekologis padang lamun sebelum strategi pengelolaan dan konservasi yang tepat dapat dibuat dan diimplementasikan. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan bulan November 2005 pada 10 desa di Kabupaten Selayar yang mewakili daerah pesisir dan daerah pulau. Lokasi yang mewakili daerah pesisir yaitu Desa Bungayya, Maharayya, Panggarangan, Tile-Tile, Barugayya dan Appatanah bagian barat dan selatan. Sedangkan lokasi yang mewakili pulau yaitu Desa Menara Indah (Pulau Pasi), Bontolebang, Tambolongan, Polassi dan Appatanah (Pulau Buhuluang). ‘Untuk mengetahui kepadatan, frekuensi kehadiran dan penutupan jenis lamun dilakukan dengan metode transek kuadrat berukuran 50 cm x 50 cm (English ef al, 1997). Sampling dilakukan secara sistematis dari arah pantai menuju ke faut dengan jarak masing-masing 10 - 25 meter, disesuaikan dengan Iuas padang lammun, Semua jenis Jamun yang ditemukan di dalam transck dicatat. Penutupan lamun ditentokan berdasarkan Juas areal transek yang tertutupi oleh Jamun (Fachrul, 2007). Total penutupan Jamun didapatkan dengan melihat penutupan semua jenis lamun tanpa membedakan jenisnya. Kepadatan lamun diamati dengan menghitung jumlah tegakan masing-masing jenis tamun di dalam transck (Phillips and McRoy, 1990), Frekuensi kehadiran (FK) dihitung berdasarkan rasio antara banyaknya transek kuadrat dimana ditemukan Jenis lamun yang diamati dengan total transek yang ada pada setiap lokasi. Sedangkan indeks nilai penting (INP) didapatkan dengan menjumlshkan kepadatan relatif, penutupan relatif dan frekuensi kehadiran relatif masing-masing jenis lamun (Fachrul, 2007). Identifikasi jenis lamun dilakukan berdasarkan Azkab (1999) dan Waycott ef al., (2004). Pengamatan kondisi lingkungan seperti jenis substrat dan kondisi sekitanya dilakukan secara visual. HASIL DAN PEMBAHASAN Desa Menara Indah (Pulau Pasi) Lamun yang ditemukan terdiri dari tiga jenis yaitu Thalassia hemprichii, Cymodocea serrulata dan Syringodinn: isoetifolium. Ketiganya ditemukan di pantai timur pulau yang berdekatan dengan pemukiman penduduk, namun tidak ditemukan di pantai barat yang terdiri dari tebing-tebing batu Karena tidak memungkinkan tambuhnya Jamun. Kepadatan, penutupan dan frekuensi kemunculan yang besar menyebabkan lamun jenis Thalassia hemprichii mendominasi padang lamun dengan indeks nilai penting (INP) 206,9, sedangkan jenis Cymodocea serrulata dan Syringodium isoetifolium masing-masing mempunyai INP 59,2 dan 33,9. Dominannya lamun jenis T. hemprichii disebabkan karena substrat berupa pasir sedang sampai pasir kasar, dimana substrat jenis ini sangat disukai oleh T. hemprichii. Kepadatan jenis Jamun ini berkisar antara 680 ~ 1167 teg./m?, dengan rata-rata 8%8,3 teg./m? atau 75,1% dari total kepadatan. Rata-rata total penutupan lamun 85%, dimana jenis T.hemprichii mempunyai penutupan terbesar (84%). Selain itu, jenis ini menyebar luas di padang lamun mulai dari bagian pinggir dalam yang berdekatan dengan pantai sampai pada bagian pinggir luar padang Jamun dengan frekuensi kehadiran (FK) yang mencapai 100% (Tabel 1). 340 ‘Supriadi Torani, Vol. 18(4) Desember 2008: 339 - 348 ISSN: 0853-4489 ‘abel 1. Kepadatan, Penutupan, Frekuensi Kemunculan dan Indeks Nilai Penting Lamun di Desa Menara Indah Frekuensi hi . Kepadatan Penutupan Indeks Nilai Ker Ue " Jenis Lamun r van?) ) muncaln | Penting Thalassia hemprichit 898.3 340 100 2069 Cymodocea serrulata 2256 65 80 59,2 Syringodium isoetifolium 72.0 27. 60 339 Total 1195,9 85,0 Desa Bungayya Padang lamun di Desa Bungayya ditemukan sampai pada jarak + 700 meter dari garis pantai, dimana pada daerah yang dekat pantai ditemukan jenis-jenis pioner antara lain Halophila minor dan Halodule pinifolia, Kedua jents ini tumbuh pada substrat berbatu dengan pasir halus yang tipis pada bagian atasnya, Semakin ke arah laut, jenis yang dominan digantikan oleh jenis lamun yang lebih besar seperti Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii dan Thalassodendron ciliatum. Total jumlah jenis yang ditemukan sebanyak 6 jenis. Ratarata kepadatan total sebesar 2103 teg,/m?, dimana H, minor mempunyai kepadatan terbesar (620 teg/m®), sedangkan kepadatan terkecil pada jenis E. acoroides (23,2 teg/m?). Rata-rata penutupan total 75,7%, dimana penutupan Jamun terbesar didapatkan pada jenis T. ciliatum yakni 70%, namun distribusinya terbatas hanya ditemukan pada bagian pinggir luar dari padang Jamun (FK 143%). Penutupan lamun pada bagian dalam (dekat pantai) relatif lebih kecil dibanding pada bagian luar. Secara umum tidak ditemukan jenis lamun yang dominan di Desa Bungayya karena masing- masing jenis mempunyai INP yang kurang dari 100% (Tabel 2).. Substrat yang lebih beragam menjadi salah satu penyebab tidak adanya jenis dominan. Substrat berbatu ditemukan pada daerah pinggir dalam padang lamun, kemudian substrat berpasir di bagian tengah dan pasir kasar campur pecahan karang pada bagian pinggir Iuar padang lamun, Substrat yang berbeda ini memungkinkan tumbuhnya jenis lamun yang berbeda. ‘Tabel 2. Kepadatan, Penutupan, Frekuensi Kemunculan dan Indeks Nilai Penting Lamun di Desa Bungayya Frekuensi : : Kepadatan | Penutupan Indeks Nilai Jenis Laman (egakan/m?) ) Xecmapetan Penting Enhalus acoroides Bz 50 7A 28,0 Thalassia hemprichit 3028 402 85,7 676 Halophila minor 620,0 25,0 28,6 54,3 Halodule pinifolia 600,0 200 143 45,6 Syringodium isoetifolium 1173 28 85,7 35,9 Thalassodenron ciliatum 440,0 700 143 477 ‘Total 2.103,4 75,7 Desa Maharayya ‘Ada 5 jenis lamun yang ditemukan di lokasi ini yaitu E. acoroides, T. hemprichii, H. ovalis, C. serrulata dan S. Isoetifolium. Jenis lamun yang mempunyai kepadatan tertinggi adalah 7. hemprichii yaitu 446,1 teg./mv dari total kepadatan 681/4 teg./m?. Tutupan lamun 7. hemprichii juga tergolong Kondisi Padang Lamun di Kabupaten Selayar 341

You might also like