Professional Documents
Culture Documents
Keywords: Position Tilt Left, His, Adequate
Keywords: Position Tilt Left, His, Adequate
-
b Durasi his posisi tidur miring 4 6 5 5, 0,00
Terle 1 3, , 1 0 11 0
ntang 3 3 2 6 - - 5 7
kekiri pada kala I fase aktif
Mirin 3 4
dilatasi maksimal g , 1 6, 1 5
kekiri - - 1 3 4 7 5 0
Tabel 4.2 4 9 4 1
Durasi his posisi tidur miring kekiri 1 3, , 1 6, 3 0
3 3 3 9 4 7 0 0
pada kala I fase aktifdilatasi
maksimal
Tabel 4.3 ditunjukkan bahwa dari
30 responden dengan posisi tidur
Durasi Posisi tidur (%) terlentang pada kala I fase aktif dilatasi
His miring kekiri
maksimal terhadap kekuatan durasi his <
0 20 detik sebanyak 13 orang (43,3%),
< 20 0
durasi his 20 – 40 detik sebanyak 2 orang
6,66
20 – 40 1 (6,6%). Responden dengan posisi tidur
93,33 miring kekiri pada kala I fase aktif
>40 14 terhadap kekuatan durasi his < 40 detik
100 sebanyak 14 orang (46,7%), durasi his 20 –
Total 15 40 detik sebanyak 1 orang (3,3%).
PEMBAHASAN
Tabel 4.2 diatas dapat
diketahui posisi tidur miring kekiri 1. Analisa Univariat
a. Durasi his posisi tidur terlentang
pada kala I fase aktif dilatasi maksimal
pada persalinan kala I fase aktif
durasi his 20 – 40 detik sebanyak 1 dilatasi maksimal di PKD Desa
Kedungboto.
orang dengan presentase 6,66%.
Penelitian tabel 4.1
Sedangkan kekuatan atau durasi his > diketahui bahwa durasi his posisi tidur
terlentang pada persalinan kala I fase aktif
dilatasi maksimal di PKD Desa tekanan pada pembuluh darah menuju
Kedungboto pada 15 responden adalah rahim dan dapat membatasi aliran darah
sebagai berikut. 13 orang dengan posisi kejanin. Posisi tidur terlentang pada kala I
tidur terlentang durasi his kurang dari 20 fase aktif saat terjadi his ibu akan menahan
detik ( 86,66%) dan 2 orang responden dengan mengejan hal ini akan
dengan posisi tidur terlentang durasi his 20 menyebabkan portio oedem, ibu kelelahan
– 40 detik (13,33%). Kekurangan dari cara menyebabkan partus lama.Denyut jantung
bersalin tidur terlentang, letak pembuluh janin akan meningkat dapat menyebabkan
besar berada dibawah posisi bayi dan distres karena belum pembukaan lengkap.
tertekan oleh masa atau berat badan bayi. Posisi tidur terlentang tidak dianjurkan
Jika letak ari – ari juga berada dibawah si bagi ibu bersalin kala I sebab dapat
bayi akibatnya tekanan pada pembuluh menyebabkan hipotensi karena bobot
darah bisa meninggi dan menimbulkan uterus dan isinya menekan aorta, vena cava
perlambatan peredaran darah balik ibu. inferior serta pembuluh – pembuluh darah
Pengiriman oksigen melalui darah yang lain sehingga menyebabkan suplai darah
mengalir dari si ibu ke janin melalui ke janin menjadi berkurang, dimana
plasentapun jadi relatif berkurang. Posisi akhirnya ibu dapat pingsan dan bayi
terlentang ini sering dihindari karena dapat mengalami fetal distress ataupun anoksia
menyebabkan kemajuan persalinan janin. Posisi ini juga menyebabkan waktu
bertambah lama karena kontraksi kurang persalinan menjadi lebih lama besar
adekuat (< 20 detik) (Marmi, 2012). kemungkinan terjadinya partus lama dan
laserasi perineum (Marmi, 2012).
Hasil penelitian ini dapat
digambarkan posisi tidur terlentang pada Kesimpulan penelitian
ibu bersalin yang tetap menjaga nilai – dari 15 responden posisi tidur
nilai luhur dari warisan turun temurun terlentang pada persalinan kala I
yang diperlakukan pada 15 responden fase aktif dilatasi maksimal di
posisi tidur terlentang pada persalinan kala PKD Desa Kedungboto, Kontraksi
I fase aktif dilatasi maksimal durasi his uterus kurang adekuat dan detak
akan kurang adekuat (< 20 detik ) proses jantung janin menurun 1 sampai 3
persalinan berlangsung lebih lama.Posisi kali dapat dibaca dari partograf
tidur terlentang jika terjadi his ibu ingin serta proses persalinan kala I fase
meneran sedangkan pembukaan belum aktif dilatasi maksimal bertambah
lengkap. panjang waktunya.Dengan
demikian tidak semua nilai – nilai
Kesenjangan posisi tidur luhur posisi tidur terlentang tetap
terlentang selain persalinan berlangsung diperlakukan saat bersalin pada
lama juga akan menghambat aliran oksigen anak cucu karena sudah tidak
dari darah dari ibu ke janin, hal ini dapat relevan bahkan dapat mempersulit
dilihat dari menurunya detak jantung janin proses bersalin kala I fase aktif
1 sampai 3 kali yang dapat dibaca dari dilatasi maksimal.
partograf responden yang dilakukan pada
penelitian ini. Kekurangan dari posisi tidur b. Durasi his posisi tidur miring
terlentang pada kala I fase aktif membuat kekiri pada persalinan kala I fase aktif
dilatasi maksimal di PKD Desa 15 responden dapat dilihat hasil
Kedungboto. frekuensi his dalam waktu 10
Penelitian tabel 4.2 menit terjadi 3 sampai 5 kali his.
diketahui durasi his posisi tidur miring Dengan intensitas kekuatan his
kekiri kala I fase aktif dilatasi maksimal di lebih adekuat dan durasi his
PKD Desa Kedungboto pada 15 berlangsung 45 -50 detik, interval
responden. Ada 14 orang responden posisi his satu dengan his berikutnya
tidur miring kekiri dengan kekuatan durasi setiap 2 menit sekali sehingga
his lebih dari 40 detik (93,3%) dan 1orang datangnya his lebih sering dan
responden posisi tidur miring kekiri mempercepat proses persalinan
dengan kekuatan durasi his 20 – 40 detik mengurangi terjadinya pastus lama
(6,6%). Posisi tidur miring kekiri pada kala dan partus macet. Observasi pada
I fase aktif sangat berpengaruh pada ibu bersalin hal - hal yang harus
kekuatan durasi his. diperhatikan adalah frekuensi his,
Posisi berbaring miring kekiri intensitas his, durasi his, interval
mencegah terjadinya penekanan pada vena his,datangnya his (Yanti,2009).
cava sehingga memaksimalkan aliran Hasil peneliti terdahulu
darah ke uterus dan janin dapat dilihat dari posisi tidur miring kekiri dengan
denyut jantung janin yang stabil pada majunya persalinan kala II di
lembar partograf. Peredaran darah balik Puskesmas Guntur II Kabupaten
ibu bisa mengalir lancar, pengiriman Demak dari 20 responden p value -
oksigen dalam darah ibu ke janin melalui 7,213 waktu kemajuan kala II
placenta juga tidak terganggu sehingga kurang 1 jam sebanyak 11
proses pembukaan akan berlangsung responden (55%) dan kemajuan
perlahan – lahan bersamaan kontraksi kala II lebih dari 1 jam 9
uterus yang adekuat nyaman dan cepat responden(45%) (Saadah,2009).
(Marmi, 2012).
Persalinan kala I fase aktif dilatasi Kesimpulan hasil penelitian
maksimal dikatakan berjalan dengan baik durasi his posisi tidur miring kekiri
bila pada partograf, perjalanan pembukaan pada persalinan kala I fase aktif
serviks tidak melewati garis waspada dan dilatasi maksimal di PKD Desa
tidak menuju garis bertindak terjadi Kedungboto pada 15 responden di
kontraksi adekuat. Persalinan berjalan dapatkan 14 respondon durasi his > 40
dengan baik sangat di pengaruhi oleh detik (93.3%) frekwensi his dalam
beberapa faktor yang mempengaruhi waktu 10 menit terjadi 3 – 5 kali
pesalinan antara lain di pengaruhi oleh dengan intensitas kekuatan his
faktor power, faktor passenger, faktor adekuat, interval his 2 menit.Proses
passage, psikis ibu (Harry oxorn & persalinan berjalan lebih cepat
William R Forte, 2010). mengurangi terjadinya partus macet
Hasil penelitian posisi tidur dan partus lama Karena dengan durasi
miring kekiri pada persalinan kala his yang adekuat persalinan akan
I fase aktif di PKD Desa berlangsung normal dan waktu akan
Kedungboto pada penelitian yang lebih cepat sehingga mengurangi
telah kami lakukan penelitian pada resiko akan terjadi partus macet, resiko
partus lama dan resiko partus tak maju responden didapatkan p – value -7,213
serta mengurangi laserasi perenium. terdapat hubungan yang bermakna dan
signifikan dengan majunya kala II dan
2. Analisa Bivariat odd ratio antara tidur miring kekiri
Perbedaan pengaruh posisi tidur dengan majunya kala II mempunyai
terlentang dan posisi tidur miring nilai 20.000 kali lebih besar
kekiri terhadap durasi his pada dibandingkan dengan majunya kala II
persalinan kala I fase aktif dilatasi (Sa’adah, 2009).
maksimal. Kesimpulan posisi tidur
Penelitian tabel 4.3 perbedaan miring kekiri pada persalinan kala I
pengaruh posisi tidur terlentang dan fase aktif merupakan posisi yang
posisi miring kekiri terhadap durasi his nyaman bagi ibu jika menghendaki
pada persalinan kala I fase aktif istirahat tidur karena ibu bisa rilek saat
dilatasi maksimal. Dari 30 responden terjadi jeda antar kontraksi. Posisi tidur
durasi his < 20 detik sebanyak 13 miring kekiri bukan hal yang tabu,
responden (43.3%) durasi his 20 – 40 akan tetapi posisi tidur miring kekiri
sebanyak 3 responden (9,9%) durasi kekuatan durasi his lebih adekuat baik
his > 40 sebanyak 14 responden primi maupun multi gravida. Proses
(46,7%) .Hasil Uji Mann – Whitney persalinan akan berlangsung lebih
untuk menguji posisi tidur miring cepat dan mencegah terjadinya partus
kekiri dengan kekuatan durasi his pada macet maupun partus tak maju juga
kala I fase aktif dilatasi maksimal di dapat mencegah laserasi perenium
PKD Desa Kedungboto tahun 2013 pada kala II. Penelitian durasi his lebih
dengan 30 responden didapatkan taraf adekuat posisi tidur miring ke kiri
signifikannya p value 0,000 (nilai pada kala I fase aktif dilatasi maksimal
probabilitas (p) < α (0,05)) dari 30 di PKD Desa Kedungboto didapatkan
responden disimpulkan bahwa terjadi pada responden usia 20 – 35 hal ini
perbedaan pengaruh durasi his antara usia produktif yang baik bagi wanita
posisi tidur terlentang dan posisi tidur untuk hamil dan melahirkan.
miring kekiri pada ibu bersalin kala I
fase aktif di PKD Desa
KedungbotoHasil penelitian
perhitungan Mann – Whitney Mean
Rank durasi his posisi tidur terlentang
8,07 dan posisi miring kekiri 22,93 SIMPULAN DAN SARAN
dari 30 responden dengan demikian
A. SIMPULAN
posisi miring kekiri durasi his lebih
besar dibandingkan dengan posisi tidur Hasil penelitian dan
terlentang.. pembahasan dapat disimpulkan :
Hasil peneliti terdahulu Uji
Chi – square posisi tidur miring kekiri 1. His pada tidur terlentang pada
dengan majunya kala II pada ibu persalinan kala I fase aktif dilatasi
bersalin normal di Puskesmas Guntur maksimal durasi his kurang
II Kabupaten Demak dari 20 adekuat (<20 detik) frekuensi his
jarang dan waktu persalinan Posisi ibu bersalin pada kala I fase
berlangsung lebih lama 30 menit aktif dilatasi maksimal bila
dari posisi tidur miring ke kiri menghendaki istirahat jangan
(86,66%) dari 15 responden perlakukan dengan satu posisi saja
dialami oleh usia < 20 tahun dan akan tetapi berikan informasi pada
usia >35 tahun. ibu bersalin dan pendamping ibu
2. His pada tidur miring ke kiri pada untuk mengganti posisi yang lain
pesalinan kala I fase aktif durasi agar ibu terasa nyaman dan aman.
his lebih adekuat (> 40 detik) dan
frekuensi his lebih sering
persalinan berlangsung lebih cepat
tidak terjadi partus macet sebanyak 3. Bagi Ilmu Kebidanan Komunitas
(93,33%) dari 15 responden Menberikan asuhan kebidanan
dialami oleh usia 20 – 35 tahun. komunitas dan tenaga kesehatan
3. Berdasarkan hasil Uji Mann – hendaknya memberikan informasi
Whitney didapatkan nilai p value = tentang posisi tidur pada kala I
0,000 (nilai probabilitas (p) < α fase aktif tidur terlentang durasi
(0,05)). Hal tersebut menunjukkan his < 20 detik posisi tidur miring
bahwa terdapat hubungan yang kekiri durasi his 45 – 50 detik
bermakna antara posisi tidur posisi yang aman dan nyaman
miring kala I fase aktif dilatasi pada persalinan di informasikan
maksimal dengan kekuatan durasi mulai dari ANC
his. Posisi tidur miring kekiri pada 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
kala I fase aktif berdasarkan hasil Melakukan penelitian yang lebih
Z diketahui sebesar -5,117 lanjut tentang posisi jongkok atau
sehingga posisi tidur miring kekiri berdiri pada kala I fase aktif
pada kala I fase aktif mengalami dilatasi maksimal.
peningkatan durasi his -5,117 kali
dibandingkan dengan durasi his
tidur terlentang. DAFTAR PUSTAKA