ID Kebutuhan Dasar Kesehatan Masyarakat Di Pulau Kecil Studi Kasus Di Pulau Gangga PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

KEBUTUHAN DASAR KESEHATAN MASYARAKAT DI PULAU KECIL:

STUDI KASUS DI PULAU GANGGA KECAMATAN LIKUPANG BARAT


KABUPATEN MINAHASA UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA
(Community Health Needs in Small Island: A Case Study in Gangga
Island West Likupang, North Minahasa District, North Sulawesi
Province)
Roy G.A. Massie1 dan Grace D. Kandou2

ABSTRACT
Background: Access to health care of community, who lived in small islands in Indonesia, is hindered by the geography,
change of weather, far distance from health facilities and providers. Although the health policy and the direction for providing
health services to the communities were already presented, however, the data of health need to those people particularly
from public sector’s perspectives were less limited. This article outlines an approach that is feasible for public of practices.
The objective of this case study is to review the health needs literatures of the communities who lived in small island namely
Gangga Island in Minahasa Utara District North Sulawesi Province with highlighted on the expression and felt of the need.
Included to identify the basic health care services provided by pubic sector. Methods: Qualitative method was applied in
this case study through indepth interviewed and focus group discussion to the selected respondents. Results: The results
are health needs of community in small island increased along with less access to health infrastructures, equipments,
medical supplies and human resources from health provider. Recommendation: An explicit framework for providing health
services is needed in order to fulfill the health needs of community in small island, including to help prioritize and action
changes from health provider are the recommendation of this case study.

Key words: small island, health access and health needs

ABSTRAK
Latar belakang: Akses pelayanan kesehatan dari masyarakat yang tinggal di pulau-pulau kecil di Indonesia terhalang
dengan keadaan geografi, keadaan cuaca, jauh dari penyedia dan fasilitas kesehatan. Walaupun kebijakan dan petunjuk
teknis untuk penyediaan pelayanan kesehatan telah ada, namun demikian data primer untuk kebutuhan kesehatan dari
masyarakat khusus dari perspektif sektor publik sangat terbatas. Studi kasus ini menekankan pada pendekatan yang layak
terhadap kegiatan dari sektor publik khususnya di bidang kesehatan dan sektor-sektor terkait dengan memahami kebutuhan
kesehatan masyarakat. Tujuan dari studi kasus ini adalah mempresentasikan dan mereview kepustakaan kebutuhan
kesehatan dari masyarakat yang tinggal di pulau kecil di Pulau Gangga Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi
Utara, di mana tekanannya terhadap kebutuhan kesehatan yang diekspresikan dan dirasakan. Termasuk hal-hal yang
teridentifikasi dari penyedia pelayanan kesehatan dasar dari sektor kesehatan. Metode: Metode kualitatif diaplikasikan untuk
studi kasus ini melalui wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah terhadap responden yang terpilih. Hasil: Hasil
dari studi kasus ini antara lain kebutuhan kesehatan masyarakat yang tinggal di pulau-pulau kecil meningkat bersamaan
dengan kurangnya akses terhadap infrastruktur, peralatan kesehatan, obat-obatan, medical dan consumable supplies. Hal
yang paling penting pula adalah terbatasnya sumber daya manusia kesehatan dari sektor kesehatan. Saran: Rekomendasi
dari studi kasus ini antara lain diperlukannya suatu kerangka konsep untuk pelayanan kesehatan dalam hal pemenuhan
kebutuhan kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di pulau-pulau kecil, termasuk membantu dalam hal memprioritaskan
program-program kesehatan dan implementasinya untuk penyedia pelayanan kesehatan.

Kata kunci: pulau kecil, akses dan kebutuhan kesehatan

Naskah Masuk: 18 Desember 2012, Review 1: 21 Desember 2012, Review 2: 21 Desember 2012, Naskah layak terbit: 25 April 2013

1 Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian
Kesehatan RI. Jl. Percetakan Negara 23 A Jakarta. Alamat korespondensi: E-mail: r29massie@yahoo.co.uk
2 Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

176
Kebutuhan Dasar Kesehatan Masyarakat di Pulau Kecil (Roy G.A. Massie dan Grace D. Kandou)

PENDAHULUAN menilai kebutuhan kesehatan masyarakat diperlukan


pertimbangan antara lain: untuk apa data/informasi
Negara Republik Indonesia memiliki banyak
yang dari kebutuhan kesehatan masyarakat yang
pulau-pulau kecil yang dihuni oleh masyarakat yang
dikumpulkan dan untuk apa akan dimanfaatkan.
kehidupan sehari-harinya sangat tergantung kepada
Termasuk mengetahui sumber daya kesehatan yang
laut. Jumlah desa di pulau-pulau kecil dan pulau-
tersedia dan akses terhadap pelayanan kesehatan
pulau besar diperkirakan ada sebanyak 40.000 ribu
yang ada. Pada hakikatnya masing-masing cara
pulau (Pratomosunu B.S., 2008). Batasan pengertian
untuk mengetahui kebutuhan kesehatan masyarakat
dan kriteria pulau-pulau kecil, sampai saat ini masih
memiliki kelebihan.
beragam. Sebagai perbandingan tentang pengertian
Kebutuhan kesehatan masyarakat menurut
dan kriteria pulau-pulau kecil, dapat dirujuk pada
Bradshaw (1972), dikategorikan dalam empat tipe
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27
kebutuhan:
Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
Pertama, Normative Needs: kebutuhan dari
dan Pulau-Pulau Kecil yaitu Pulau Kecil adalah
masyarakat yang didefinisikan menurut pendapat
pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan
ahli. Normative needs cenderung digunakan oleh
2.000 km 2 (dua ribu kilometer persegi) beserta
pemerintah atau profesional di dalam perencanaan
kesatuan ekosistemnya.
program intervensi terhadap masyarakat.
Masyarakat yang hidup di pulau-pulau kecil
Kedua, Felt Needs: kebutuhan yang diartikan oleh
kehidupan sehari-hari mereka terpapar dengan risiko
anggota masyarakat sendiri yaitu seperti apa yang
kesehatan antara lain kurangnya tersedia air bersih
mereka katakan, mereka inginkan atau apa yang
dan berkualitas untuk dapat diminum, minimnya
mereka anggap sangat diperlukan. Data pada felt need
ketersediaan makanan yang bergizi dan terbatasnya
biasanya dikumpulkan melalui survey masyarakat,
pelayanan kesehatan dari sektor publik terutama pada
diskusi kelompok terarah pada masyarakat, dan
saat musim badai. Kondisi perumahan yang padat
sebagainya.
dan kurang memenuhi syarat kesehatan sehingga
Ketiga, Expressed Needs: kebutuhan yang
mudah terinfeksi dengan vektor dan agen penyakit
diungkapkan oleh masyarakat dan dapat diamati
yang berkembang, dan menambah kebutuhan akan
melalui permintaan masyarakat. Contohnya,
kesehatan.
permintaan untuk pelayanan tertentu; atau seorang
Artikel ini bertujuan menganalisis data-data
peneliti dapat membuat kesimpulan tentang kebutuhan
primer yang dikumpulkan dan mengkaji kepustakaan-
masyarakat melalui pengamatan dari pelayan yang
kepustakaan tentang pengertian kebutuhan kesehatan
digunakan oleh masyarakat.
masyarakat dan menguraikan secara mendalam akan
Keempat, Comparative Needs: kebutuhan
kebutuhan kesehatan yang dirasakan (felt needs) oleh
yang diperoleh dengan perbandingan, contohnya
masyarakat di desa-desa yang berada pulau-pulau
menilai pelayanan yang disediakan dalam satu area
kecil. Pada studi kasus ini adalah di desa-desa di
sebagai dasar untuk menentukan kebutuhan terhadap
Pulau Gangga Kecamatan Likupang Barat Kabupaten
ketentuan pelayanan dalam area lainnya dengan
Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara.
populasi yang sesuai.
Kebutuhan Kesehatan Masyarakat Dalam menilai kebutuhan dari masyarakat,
M e n g e t a h u i ke b u t u h a n ke s e h a t a n d a r i penting untuk diketahui tidak hanya apa yang
masyarakat adalah penting untuk dipahami terutama masyarakat butuhkan, namun juga apa yang mereka
oleh pengambil kebijakan dan penyedia program maksudkan, bagaimana dan mengapa sehingga
pelayanan kesehatan, khususnya apabila terjadi mereka membutuhkan. Misalnya apakah kebutuhan
kesenjangan antara kebutuhan kesehatan dari mereka ditentukan oleh mereka sendiri (felt dan
masyarakat dan program/tindakan prioritas yang expressed needs), atau oleh hal yang lebih tinggi
dilakukan oleh pengambil kebijakan/penyedia program (comparative) atau oleh ahli (normative).
kesehatan (Kaufman, 1982). Ada banyak cara untuk Mengenal tipe yang berbeda dari kebutuhan
mengetahui kebutuhan kesehatan masyarakat kesehatan masyarakat akan membantu dalam
(McKillip, 1987). Memilih cara yang tepat dalam hal pengembangan program dan kebijakan kesehatan

177
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 16 No. 2 April 2013: 176–184

baik dari publik sektor atau swasta. Demikian pula METODE


perlu mengetahui prioritas program pelayanan
Studi kasus ini menggunakan metode kualitatif di
kesehatan apakah berbasis kebutuhan kesehatan dari
mana analisisnya adalah rumah tangga di wilayah studi
masyarakat atau tidak, agar terhindar dari inefisien
kasus. Ada beberapa alasan mengapa studi kasus ini
pemanfaatan sumber daya. Hal di atas dikarenakan
menggunakan metode kualitatif. Pertama, dengan
menilai kebutuhan akan pelayanan kesehatan tidak
metode ini diharapkan adanya suatu telaahan temuan
hanya berdasarkan data status kesehatan dan
dengan menggunakan berbagai cara ilmiah atau yang
dijustifikasi oleh pakar kesehatan saja. Demikian
lebih dikenal dengan triangulasi. Hal ini dimaksudkan
pula penting untuk mengetahui kebutuhan kesehatan
untuk mengkonfirmasikan dan membenarkan
dan kualitas pelayanan yang diberikan (Engel, 1977).
temuan-temuan tersebut. Kedua, mempelajari situasi
Menilai kebutuhan kesehatan adalah juga untuk
kesehatan dari masyarakat yang hidup di pulau-pulau
mengestimasi insiden dan prevalensi suatu penyakit
kecil dengan metode ini kebutuhan kesehatan dapat
(McCaslin and Tibezinda, 1998).
digali secara mendalam.
Penilaian kebutuhan kesehatan masyarakat
Kerangka konsep dari studi kasus ini difokuskan
memberikan landasan untuk membuat keputusan
kepada kebutuhan kesehatan dari masyarakat yang
dalam formasi kebijakan, perencanaan pelayanan dan
tinggal di desa-desa di pulau-pulau terpencil terhadap
alokasi dana. Demikian pula, menilai kebutuhan dari
pelayanan kesehatan dasar yang disediakan oleh
masyarakat membantu pembuat kebijakan kesehatan
publik sektor dalam hal pemenuhan kebutuhan
dalam hal pemanfaatan sumber daya yang akan
kesehatan mereka.
digunakan secara efektif dan sesuai. Contoh, suatu
Desain studi kasus ini adalah potong lintang
penilaian kebutuhan masyarakat dalam merencanakan
bersifat exploratif dan deskriptif. Pengambilan sampel
pelayanan kesehatan, kegiatan di dalamnya antara
dilakukan dengan dua tahap, yaitu pengambilan
lain pengumpulan dan analisa data yang berhubungan
sampel di desa-desa yang berada di Pulau Gangga
dengan kebutuhan kesehatan.
dan pengambilan sampel Kepala Keluarga (KK).
Pada studi kasus ini kebutuhan kesehatan yang
Selanjutnya dilakukan dengan cara random dengan
diekspresikan oleh masyarakat dan kebutuhan
memperhatikan jumlah penduduk yang ada di desa
kesehatan yang dirasakan dan diungkapkan oleh
yang berada di pulau tersebut.
masyarakat yang tinggal di pulau kecil, di mana variabel-
Pemilihan KK di masing-masing desa di pulau
variabel yang dinilai antara lain yang berhubungan
tersebut yang terpilih sebagai sampel, di mana
dengan pencairan pertolongan kesehatan, kesehatan
sebelumnya telah dilakukan random, melalui daftar
ibu dan anak serta keluarga berencana, sumber biaya
KK di desa yang dibuat. Sampel KK yang diambil
pengobatan, ketersediaan air bersih dan sanitasi,
sebanyak 67 KK per desa. Jumlah KK sebanyak 67
pelayanan kesehatan seperti pemberantasan penyakit
per desa tersebut didapatkan berdasarkan kriteria
menular (diare, ISPA, malaria, campak, demam
karena ada tiga pulau yang memiliki desa di pulau kecil
berdarah) dan pengobatan. Pertanyaannya adalah
di Kabupaten Minahasa Utara yaitu 200 KK/3 desa.
hal-hal apa saja yang merupakan kebutuhan dasar
200 KK didapatkan berdasarkan perhitungan dari
kesehatan yang dirasakan oleh masyarakat di pulau-
Penghitungan Besar Sampel Untuk Estimasi Proporsi.
pulau kecil?

Pelayanan Kesehatan
Kebutuhan - KIA Pemenuhan Kebutuhan
Kesehatan - Imunisasi
Kesehatan Masyarakat
Masyarakat
- Pengobatan
- Kebutuhan Air Bersih

178
Kebutuhan Dasar Kesehatan Masyarakat di Pulau Kecil (Roy G.A. Massie dan Grace D. Kandou)

Gambar 1. Peta Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara

Total responden pada studi kasus ini digenapkan Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara, dan berjarak
menjadi 130 KK yang tersebar di Desa Gangga Satu sekitar 35 km dari Manado, ibukota Provinsi Sulawesi
dan Desa Gangga Dua. Utara.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik yang Kecamatan Likupang Barat jumlah penduduknya
digunakan dalam survei cepat imunisasi oleh World sebanyak 15.582 jiwa dan bermukim di 18 desa.
Health Organization yaitu dibuat peta sederhana dan Kecamatan ini memiliki kawasan kepulauan yang
daftar KK pada desa tersebut. Kemudian dibuat nomor dinamakan Kepulauan Gabata. Pulau Gangga
urut KK dan dilakukan random dengan menggunakan merupakan bagian dari kepulauan tersebut, di
tabel random untuk mendapatkan 67 KK masing- mana pulau ini bertetangga dengan pulau-pulau di
masing desa. Selanjutnya dilakukan kunjungan ke sekitarnya antara lain Pulau Bangka dan Pulau Talise.
alamat KK terpilih untuk pengumpulan data. Data Masing-masing pulau memiliki desa. Pulau Gangga
dikumpulkan dengan cara melakukan wawancara memiliki dua desa yaitu Desa Gangga Satu dan Desa
kepada KK terpilih. Gangga Dua.
Analisis dari data-data yang didapatkan ditunjang Aksesibilitas mencapai Pulau Gangga dapat
dengan dokumen-dokumen dan kepustakaan yang ditempuh dari Kota Manado dengan menggunakan
berhubungan. transportasi darat menuju ke pelabuhan perikanan
di Kecamatan Likupang Barat dengan waktu tempuh
HASIL DAN PEMBAHASAN sekitar satu jam. Selanjutnya perjalanan menuju
Pulau Gangga menggunakan sarana transportasi laut
Geografi, Kependudukan dan Sarana Kesehatan berupa kapal kayu atau perahu angkutan masyarakat
Kabupaten Minahasa Utara memiliki 46 pulau, dan selama sekitar satu jam.
ada 6 pulau yang didiami oleh penduduk termasuk Jumlah penduduk yang mendiami Pulau Gangga
Pulau Gangga. Secara geografis Pulau Gangga adalah sebanyak 2.566 orang, dengan perinciannya
terletak pada posisi 01°45’13” Lintang Utara dan adalah jumlah penduduk di Desa Gangga Satu
125°03’18” Bujur Timur, dengan luas wilayah 125 Ha. sebanyak 1.693 orang atau 463 Kepala Keluarga/KK,
Berbatasan dengan Pulau Mantehage sebelah Barat, sedangkan penduduk Desa Gangga Dua sebanyak
Pulau Bangka sebelah Utara, Likupang Sebelah Timur 873 orang terdiri dari 211 KK.
dan Pulau Naim sebelah Selatan. Pulau Gangga Mata pencaharian utama dari penduduk Pulau
terletak di Kecamatan Likupang Barat di Kabupaten Gangga adalah nelayan tangkap, namun di antara

179
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 16 No. 2 April 2013: 176–184

beberapa penduduk memiliki pekerjaan sebagai bahwa masyarakat yang membutuhkan pelayanan
pedagang dan petani. kesehatan dapat didiagnosa dan diobati secara cepat
Sarana dan prasarana umum yang tersedia dan tepat. Adapun pemenuhan kebutuhan kesehatan
di Pulau Gangga masih tergolong minim. Sarana dari masyarakat pada studi kasus ini meliputi
penerangan dengan menggunakan genset masih pencarian pertolongan untuk kesehatan; sumber
terbatas yaitu hanya pada malam hari sampai jam biaya kesehatan; pencarian fasilitas kesehatan untuk
24.00. Sementara pada siang hari ada beberapa periksa kehamilan; fasilitas tempat persalinan; tempat
penduduk menggunakan genset milik pribadi. mendapatkan pelayanan imunisasi dan timbangan
Sedangkan fasilitas air bersih sangat sulit didapat, berat badan, lingkungan, fasilitas mandi cuci dan
hanya ada beberapa sumur masyarakat yang dapat kakus.
digunakan untuk air minum. Fasilitas jalan pada tempat- Pada tabel 1 menunjukkan persentase responden
tempat pemukiman penduduk sudah merupakan jalan terhadap pencarian pertolongan pelayanan kesehatan
pengerasan. Terdapat sarana pendidikan berupa pertama kali mereka menderita penyakit.
Sekolah Dasar Inpres dan Sekolah Menengah Apabila seseorang menderita penyakit pencarian
Pertama (SMP), sedangkan sarana kesehatan yang pertolongan pertama kali dari masyarakat yang
ada berupa puskesmas pembantu, poskesdes dan tinggal di Pulau Gangga adalah mengobati sendiri.
tujuh unit posyandu.
Akses Pelayanan Kesehatan Tabel 1. Pencarian Pertolongan Pertama Kali
Akses terhadap pelayanan kesehatan dalam studi
Fasilitas Kesehatan (%)
kasus ini dapat diartikan sebagai kemungkinan dari
RS 4,2
masyarakat di pulau kecil mendapatkan pelayanan
Puskesmas 21,3
kesehatan saat dibutuhkan. Dalam hal ini dibedakan
Posyandu 7,3
sebagai keadaan geografi dari suatu wilayah, Dokter/Perawat Praktik 20,2
kemampuan keuangan dan sosial akseptabilitas. Obat Sendiri 45,6
Konsep dari akses pelayanan kesehatan adalah Dukun 0,0
meliputi kemampuan seseorang mendapatkan Tidak Diobati 1,4
pelayan kesehatan dari suatu fasilitas kesehatan.
Tantangan pelayanan kesehatan di Pulau Gangga Tabel 2. Sumber Biaya Pengobatan
cukup berarti dikarenakan kondisi geografinya dan iklim
Sumber Biaya (%)
yang sering sangat ekstrim sehingga menyebabkan
Pemerintah 26,4
keterbatasan dari masyarakat ke sarana pelayanan
Swasta/LSM 26,4
kesehatan yang lebih lengkap yang berlokasi di Biaya Sendiri 32,8
daratan menjadi kurang. Demikian pula minat tenaga Lainnya 14,4
kesehatan untuk bertugas di daerah ini dan sekitarnya
agak rendah. Hal ini terbukti walaupun ada fasilitas Tabel 3. Pencarian Fasilitas Kesehatan untuk Periksa
kesehatan berupa puskesmas pembantu namun Kehamilan
tidak berfungsi dikarenakan tenaga kesehatan tidak
Fasilitas Kesehatan (%)
berminat untuk bermukim. Keadaan lain adalah
RS 23,5
peralatan medis yang tersedia untuk pelayanan
Puskesmas 26,5
kesehatan belum lengkap. Sementara pelayanan
Posyandu 29,4
kesehatan di posyandu hanya sekali dalam sebulan Lainnya 20,6
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berada
di puskesmas. Tabel 4. Ibu Hamil yang Periksa Kehamilan
Pemenuhan Kebutuhan Kesehatan Masyarakat Fasilitas Kesehatan (%)
Pulau Gangga 1 Kali 10
Kebutuhan kesehatan dalam rangka meningkatkan 2 Kali 10
st atus ke s ehat an s an g at dip en g ar uhi o l eh 3 Kali 0
ketersediaan pelayanan kesehatan dalam pengertian ≥ 4 kali 80

180
Kebutuhan Dasar Kesehatan Masyarakat di Pulau Kecil (Roy G.A. Massie dan Grace D. Kandou)

Bilamana penyakitnya semakin dirasakan memburuk Penggunaan alat kontrasepsi sebagai program
mereka berupaya pergi ke fasilitas kesehatan untuk keluarga berencana seperti pada tabel 6.
mendapatkan pengobatan. Pemakaian kontrasepsi untuk program keluarga
berencana pada ibu-ibu di Pulau Gangga paling
“…apabila kami menderita penyakit langkah
banyak menggunakan pil KB.
pertama adalah kami mengobati sendiri dan
Untuk tempat mendapatkan pelayanan imunisasi
obat-obat yang kami gunakan dari warung obat
dan menimbang berat badan bayi dan anak
ataupun persediaan obat-obatan yang disimpan
mereka seperti pada tabel 7. Gambaran tersebut
di rumah” (KK Desa Gangga Satu).
mengindikasikan rendahnya pemanfaatan pelayanan
Sumber dana untuk mendapatkan pengobatan imunisasi dan penimbangan bayi dan balita di fasilitas
dari masyarakat yang tinggal di Pulau Gangga seperti kesehatan yang ada di Pulau Gangga oleh masyarakat
pada Tabel 2. setempat.
Sumber biaya pengobatan cenderung berasal Fasilitas mandi, cuci dan kakus merupakan
dari biaya keluarga sendiri. Sementara program masalah yang sangat memerlukan perhatian terutama
pembiayaan kesehatan dari pemerintah berupa desa-desa yang ada di pesisir dan kepulauan. Seperti
Jamkesnas dan Jamkesda belum dapat mencakup terlihat pada tabel 8.
seluruh masyarakat miskin di pulau tersebut.
“...apabila keluarga kami menderita sakit dana
yang digunakan adalah berasal dari kami sendiri. Tabel 5. Ibu Hamil yang Periksa Kehamilan dan
Kami merasakan berat apabila penderita harus Fasilitas Tempat Persalinan serta Penolong
dirujuk ke puskesmas atau ke rumah sakit provinsi Persalinan
di Manado karena dana yang dikeluarkan cukup Fasilitas Tempat Penolong
banyak” (KK Desa Gangga Satu). (%) (%)
Persalinan Persalinan
Rumah Sakit 0,0 Dokter 0,0
Studi kasus ini melihat pencarian fasilitas
Puskesmas 20,0 Bidan 50,0
kesehatan dari ibu hamil untuk pemeriksaan kehamilan
Rumah 80,0 Perawat 0,0
terutama pada masa antenatal seperti pada tabel 3. Lainnya 0,0 Dukun Beranak 50,0
Dari 11 responden ibu hamil termasuk ibu-ibu
yang telah tiga bulan setelah melahirkan, umumnya Tabel 6. Ibu yang Memakai Alat Kontrasepsi
mereka berkunjung ke fasilitas kesehatan untuk
memanfaatkannya. Hal ini menunjukkan bahwa Jenis Kontrasepsi (%)
Implant 27,9
kesadaran akan pemanfaatan fasilitas kesehatan
Pil 35,2
cukup baik.
Suntik 26,2
Jumlah kunjungan ibu hamil untuk pemeriksaan
IUD 10,7
kehamilan mereka baik pada tenaga kesehatan
maupun ke fasilitas kesehatan nampak pada tabel 4, Tabel 7. Tempat Mendapatkan Pelayanan Imunisasi
di mana rata-rata kunjungan paling banyak adalah 4 dan Timbangan Berat Badan Bayi dan
kali. Menunjukkan bahwa kesadaran akan keberadaan Anak
kehamilan dari ibu hamil untuk pemeriksaan kehamilan
mereka secara berkala cukup baik di pulau ini. Fasilitas (%)
RS 3,7
Tempat persalinan dan penolong persalinan
Puskesmas 0,0
seperti pada tabel 5.
Posyandu 14,8
Pemeriksaan kehamilan paling banyak dilakukan
Lainnya 81,5
di fasilitas kesehatan, namun demikian pada saat
melakukan persalinan paling banyak di rumah dan Tabel 8. Fasilitas Mandi, Cuci dan Kakus
dengan penolong terbanyak adalah dukun beranak.
Data ini mengindikasikan bahwa kepercayaan ibu Fasilitas (%)
Punya Fasilitas MCK 55,2
hamil dan keluarga dalam hal untuk melahirkan bayi
Punya Sumber Air Bersih & Air Minum 98,5
oleh dukun beranak masih cukup tinggi.

181
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 16 No. 2 April 2013: 176–184

Walaupun kebiasaan buang air kecil dan buang air program-program kesehatan prioritas di mana dapat
besar masih sering dilakukan di pantai, masyarakat memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat.
setempat yang mempunyai fasilitas MCK melebihi
Kebutuhan Kesehatan
setengah dari jumlah penduduk.
Pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat
“...kami akui masih banyak masyarakat yang kepulauan sedapat mungkin harus sesuai. Tenaga
membuang air besar di pantai dan ini sangat kesehatan yang profesional setidaknya tinggal dengan
mengganggu dan tidak bersih untuk lingkungan masyarakat. Adalah sangat penting bagi petugas
kami...” (KK Desa Gangga Dua). kesehatan untuk dapat memahami kultur, bahasa dan
Di Pulau Gangga air bersihnya didapatkan/ kebiasaan dari masyarakat agar supaya kebutuhan
disediakan oleh masyarakat sendiri dalam arti akan kesehatan dari masyarakat yang tinggal di pulau
bahwa mereka mendapatkan air dari sumur-sumur dapat dipenuhi.
galian, walaupun bersih namun mutu airnya rendah Kebutuhan kesehatan tidak secara otomatis
karena bercampur dengan air laut. Sumber air minum diterjemahkan ke dalam demand atau permintaan
didapatkan dari daratan seberang di Kecamatan pelayanan kesehatan. Kebutuhan kesehatan juga
Likupang Barat. ditentukan oleh pola penyakit yang diderita oleh
masing-masing individu. Permintaan pelayanan
“…sumber air yang tersedia di pulau ini adalah
kesehatan yang ditentukan oleh diagnosa klinik
dari mata air namun demikian tidak layak untuk
sangat dipengaruhi pula oleh tenaga kesehatan yang
diminum, kami hanya menggunakan untuk cuci
saja…untuk air minum kami harus mengambilnya profesional (Bradshaw, 1972).
ke ibu kota kecamatan yang terletak di pesisir Ulasan berikut adalah menjelaskan bagaimana
seberang yaitu di Likupang” (KK Gangga Satu). kebutuhan kesehatan, di mana banyak pihak melihat
kebutuhan kesehatan contohnya kebutuhan dasar
Untuk kesehatan lingkungan di Pulau Gangga kesehatan sama dengan kebutuhan lainnya, seperti
terutama di Desa Gangga Satu khusus untuk ternak pendidikan dasar, sedangkan kebutuhan terhadap
babi dan kambing, hanya dilepas di pemukiman perawatan lanjutan dan rawat inap dianggap sebagai
penduduk tanpa di kandang, sehingga ternak-ternak kebutuhan sekunder dan tertier yang bisa disamakan
tersebut dengan leluasanya masuk keluar halaman dengan kebutuhan akan pendidikan lanjutan.
rumah bahkan sampai ke dalam rumah. Pemahaman perbedaan kebutuhan kesehatan ini
“ …ternak babi kami memang ada yang sangat penting dalam pemenuhan kesehatan terhadap
dikandangkan tapi banyak juga yang dilepas masyarakat yang tinggal di pulau-pulau kecil.
sehingga banyak yang masuk keluar halaman Penilaian terhadap kebutuhan kesehatan
rumah penduduk” (KK Desa Gangga Satu). adalah suatu proses dalam hal mengidentifikasi dan
memahami persis kebutuhan penduduk setempat,
dalam hal ini masyarakat yang hidup di pulau-pulau
PEMBAHASAN kecil. Hal ini diharapkan agar supaya perencanaan
Adanya disparitas antar wilayah daratan dan dan pemberian pelayanan kesehatan yang diberikan
pulau-pulau kecil, kondisi geografi yang jauh untuk dapat berbasis bukti.
ditempuh dari ibukota kecamatan yang berada di Diketahui bahwa kebutuhan kesehatan pada
pesisir pantai daratan, iklim/cuaca yang sering masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor
berubah dan ekstrem. Demikian pula status kesehatan penentu kesehatan antara lain individu, sosial,
masyarakat yang masih rendah, sarana dan prasarana ekonomi, kultur, lingkungan dan pelayanan kesehatan
kesehatan terbatas baik dari jumlah, keterbatasan itu sendiri (University of Leeds, 2002). Meskipun
jenis termasuk mutu sumber daya manusia kesehatan, kebutuhan akan pelayanan kesehatan dari masyarakat
juga pembiayaan kesehatan terbatas, pengetahuan yang tinggal di pulau-pulau kecil terutama pelayanan
akan kebutuhan kesehatan masyarakat tersebut kesehatan yang berkualitas, namun demikian faktor-
sangat diperlukan. Pelayanan kesehatan di pulau- faktor non-medis yang ada seringkali mengancam
pulau kecil terutama dari sektor publik diperlukan keselamatan status kesehatan mereka, contohnya

182
Kebutuhan Dasar Kesehatan Masyarakat di Pulau Kecil (Roy G.A. Massie dan Grace D. Kandou)

penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan, makanan kesehatan yang terletak di daratan. Namun demikian,
yang bergizi dan tempat tinggal (Redmond, 2005). pada saat melahirkan mereka lebih mengutamakan
Baik perorangan maupun masyarakat kesehatan pertolongan kehamilan dibantu oleh dukun beranak.
tidak saja tergantung kepada pelayanan medis yang Pemenuhan kebutuhan kesehatan dalam hal ini
ada, tapi juga sangat tergantung kepada perilaku, menjadi perhatian dari studi kasus ini.
genetik, sosial dan ekonomi ditambah lagi dengan Perhatian dari sektor publik yang kurang khususnya
faktor determinan sosial lainnya. Disadari tidak ada terhadap promosi sanitasi dan lingkungan yang ada
kesepakatan secara umum terhadap kebutuhan di sekitar pemukiman penduduk di mana kebiasaan
kesehatan. Kadang-kadang kebutuhan kesehatan buang air kecil dan besar di pantai, demikian juga
diartikan sebagai pengobatan yang diperlukan atau ternak-ternak yang dibiarkan lepas adalah minim dan
suatu pelayanan yang sesuai dan prosedurnya sesuai hal tersebut memengaruhi kebutuhan dari masyarakat
yang dibutuhkan (Donabedian, 1973). yang tinggal di pulau-pulau kecil.
Menurut pandangan penulis bahwa pada Sistem kesehatan di tingkat kabupaten khususnya
hakikatnya kebutuhan kesehatan yang mendasar kabupaten yang memiliki cakupan wilayah pulau kecil
adalah kebutuhan akan program dan pelayanan utamanya pada elemen manajemen, sumber daya
kesehatan yang diperlukan untuk mempertahankan manusia dan peralatan, keuangan dan organisasi dari
hidup dan tingkat produktivitas seseorang demikian institusi yang memberikan pelayanan kesehatan masih
juga pada masyarakat. Kebutuhan pelayanan lemah sehingga menyulitkan terhadap peningkatan
kesehatan melalui program-program kesehatan pelayanan kesehatan khususnya untuk pemenuhan
sangat diperlukan dalam hal pemenuhan kebutuhan kebutuhan masyarakat yang tinggal di pulau-pulau
dari masyarakat tentu saja dengan memperhatikan kecil.
kualitas pelayanan yang diberikan.
Untuk aspek dari kualitas kesehatan adalah KESIMPULAN DAN SARAN
pertimbangan persepsi dari individu dan masyarakat
itu sendiri dapat menjadi ukuran. Contohnya, Masyarakat yang hidup di pulau-pulau kecil
kemampuan institusi kesehatan dalam hal memenuhi sangat terbatas dalam pemenuhan kebutuhan akan
dan memuaskan kebutuhan dan memberikan informasi pelayanan kesehatan. Pemahaman akan kebutuhan
kesehatan adalah sangat memengaruhi kualitas kesehatan dari masyarakat tersebut sangat dibutuhkan
pelayanan kesehatan. dalam rangka pemenuhan kebutuhan akan pelayanan
kesehatan demi meningkatkan status kesehatan
Pelayanan Kesehatan dari Sektor Publik mereka.
Melihat kondisi masyarakat yang berada di Pulau
Gangga yang jauh dari fasilitas kesehatan yang Kesimpulan
memadai, pendekatan pelayanan masyarakat dalam Pada studi kasus ini dapat disimpulkan bahwa
untuk memenuhi kebutuhan kesehatan perlu dilakukan kebutuhan kesehatan masyarakat di Pulau Gangga
dan pemberian pelayanan kesehatan berkualitas. belum dapat terpenuhi dilihat dari apa yang mereka
Salah satu contoh dari data yang ada menunjukkan rasakan atau berdasarkan felt need. Pencarian
bahwa sumber daya manusia yang merupakan kunci pelayanan kesehatan yang tersedia dari sektor publik
dalam hal pemberian pelayanan kesehatan untuk sangat terbatas diperparah dengan sumber daya
memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat tersebut manusia kesehatan yang tidak bermukim dengan
tidak tersedia secara regular. Demikian pula fasilitas masyarakat kepulauan.
pelayanan kesehatan dan peralatannya sangat Lemahnya sistem kesehatan di kabupaten
terbatas. mengakibatkan pelayanan kesehatan terhadap
Hal yang menarik dalam studi kasus ini adalah masyarakat yang ditinggal di pulau-pulau kecil tidak
pencarian fasilitas kesehatan oleh ibu-ibu hamil terpenuhi akan kebutuhan kesehatan mereka.
pada masa kehamilan mereka menunjukkan bahwa Walaupun pemeriksaan kehamilan banyak
mereka mengutamakan pemanfaatan fasilitas dilakukan di fasilitas kesehatan, namun saat melakukan
kesehatan yang ada termasuk menyeberang lautan persalinan rumah yang menjadi pilihan adalah di
untuk memeriksakan kehamilan mereka di fasilitas rumah dan yang menolong paling banyak adalah

183
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 16 No. 2 April 2013: 176–184

dukun beranak. Hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil • Pemenuhan kebutuhan kesehatan dari masyarakat
memegang kepercayaan kepada dukun beranak. yang tinggal di pulau-pulau kecil seperti
Skenario pemanfaatan sumber dana dari Pulau Gangga ini dapat dipenuhi pula dengan
masyarakat untuk pembayaran kesehatan belum pertimbangan pemberian pelayananan kesehatan
tersedia dari sektor publik untuk meringankan beban bagi yang tidak mampu yang dibebaskan dari
ekonomi yang disebabkan oleh kesehatan belum pembayaran.
tersedia.
Saran DAFTAR PUSTAKA
• Penguatan sistem kesehatan kabupaten untuk Bradshaw J. 1972. The concept of sosial need. New Society.
pemenuhan kebutuhan kesehatan dari masyarakat 30 March 1972: p. 640–43.
yang hidup di pulau-pulau kecil. Donabedian A. 1973. Aspects of Medical Care Administration:
• Pemahaman akan kebutuhan kesehatan oleh Specifying Requirements for Health Care. Cambridge,
MA: Harvard University Press.
penyedia pelayanan kesehatan di pulau-pulau
Engel GL. 1977. The need for a new medical model:
kecil perlu ditingkatkan melalui pelatihan.
a challenge for biomedicine. Science, 196: 129–
• Pemenuhan kebutuhan air bersih melalui 136.
pengelolahan air payau menjadi air minum sangat Kaufman, RA. 1982. Identifying and solving problems:
diperlukan. Asystems approach (3 rd ed.). San Diego, CA:
• Peningkatan promosi kesehatan berupa pola University Associates.
hidup bersih dan sehat (PHBS) yang difokuskan McKillip, Jack. 1987. Need Analysis: Tools for the Human
penggunaan air bersih, jamban keluarga dan Services and Education. Newbury Park, NJ: Sage
jamban umum yang telah tersedia dan cuci tangan Publications. NJ.
McCaslin NL. and Jovan P. Tibezinda. 1998. Assessing
sebelum makan.
target group needs. The Department of Agricultural
• Pengadaan jamban umum dan rehabilitasi jamban
Education, The Ohio State University, Columbus, Ohio.
keluarga yang ada. Jovan P. Tibezinda is a Lecturer in the Department
• Peningkatan manajemen kesehatan dan of Agricultural Extension/Education at Makerere
komunikasi di pulau-pulau kecil baik dari tingkat University, Kampala, Uganda.
kabupaten maupun puskesmas melalui prosedur Pratomosunu BS. 2008. Membangun Masyarakat Hijau dan
pelayanan di daerah kepulauan. Ketahanan Energi. Akses pada http://202.46.15.98/
• Pemanfataan poskesdes secara maksimal untuk modul=News%20News&id=3117 Februari 2013.
program-program kesehatan prioritas di pulau Redmond AD. 2005. Needs assessment of humanitarian
crises BMJ 2005;330;1320-1322
kecil terutama program KIA, Imunisasi dan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2007,
pengobatan.
tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau
• Memotivasi dan memberikan insentif bagi petugas Kecil.
kesehatan agar dapat tinggal bersama-sama University of Leeds. 2002. A Health Needs Assessment
dengan masyarakat. of Black and Minority Ethnic Children’s Needs
Barnardo’s, the Centre for Research in Primary Care,
and the Centre for Disability Studies.

184

You might also like