Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e

Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)


2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN
NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA SOPIR BUS ANTAR KOTA ANTAR
PROPINSI PO. NUSANTARA TRAYEK KUDUS – JAKARTA

Fikri Fahmi Amrulloh,


Amrulloh Siswi Jayanti, Ida Wahyuni,Baju Widjasena
Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
E-mail : fikrif3@gmail.com

ABSTRACT
The bus driver is a profession vulnerable against LBP because while driving work
is done in sitting position with very long time (11-14
(11 14 hours). Early survey obtained
bus driver who had LBP was suspected due to several factors. This study
interested in conducting research on factors (age, years of service, exercise
habits, BMI and vibration) related with LBP. Study design used explanatory
research with cross sectional approach.
approach. The population in this study there were
66 bus drivers. Sampling technique used purposive sampling counted 33 drivers
who worked from Jakarta - Kudus. Research instrument used was Visual
Analogue Scale (measuring LBP), vibration meter (vibration), scales and
microtoise (BMI), and questionnaires (years of service and exercise habits). This
study used statistical test rank spearman. Results represented 15 drivers
suffered NPB and 9 drivers suffered moderate pain. Majority of driver’s age are
adult category (36-4545 years) and early elderly (46-55
(46 55 years). 17 drivers have long
years of service (> 25 years), 20 drivers have poor exercise habits, 24 drivers
have fat BMI, 5 buses have risk vibration. Statistical analysis showed that there is
relationship between
ween exercise habits (p = 0.005) and vibration (p = 0.000) with
LBP. Based on rank spearman test, there were significant relationship between
exercise habits (p=0.005) and vibration (p=0.000) with LBP. Meanwhile, there
isn’t relationship between age, years
years of service, and BMI with LBP (p>0.05).The
researcher recommend PO. Nusantara management to create training program
and regular exercise program to the bus driver, and perform periodic
maintenance of bus engines.

Keywords : Low back pain, Driver, Bus

PENDAHULUAN
Pada era globalisasi seperti kerja, pengendalian bahaya di
sekarang ini penerapan kesehatan tempat kerja, promosi kesehatan,
dan keselamatan kerja dituntut pengobatan dan rehabilitasi
sebagai standar yang perlu merupakan upaya
aya memberikan
dilengkapi dalam dunia kerja, untuk jaminan keselamatan dan
mengoptimalkan proses kerja serta memberikan derajat kesehatan pada
mengupayakan faktor risiko yang para pekerja atau buruh.(1)
seminimal mungkin.(1)Berbagai Di Indonesia prevalensi nyeri
upaya keselamatan dan kesehatan punggung bawah (NPB) belum
kerja seperti pencegahan terhadap diketahui pasti, namun diperkirakan
kecelakaan dan penyakit akibat 40% penduduk Jawa Tengah

113
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

berusia 65 tahun mengalami NPB Semakin bertambahnya usia


laki-laki
laki 10,2% sedangkan pada responden maka keluhan nyeri
wanita 13,6%. Penelitian yang punggung akan semakin meningkat
dilakukan oleh Perhimpunan Dokter atau semakin dirasakan.(5)
Saraf Indonesia (PERDOSSI) Sedangkan, menurut Tarwaka,
menyatakan 14 rumah sakit kekuatan otot maksimal terjadi pada
pendidikan Indonesia pada bulan saat usia antara 20-29 2 tahun,
Mei tahun 2002 jumlah penderita selanjutnya terus terjadi penurunan
nyeri sebanyak 4.456 orang (25% (2 sejalan bertambahnya usia.(6)
dari total kunjungan), dimana 1.589 Penelitian lain dari Siti Ardian
orang (35,86%) penderita NPB.(2) menunjukkan bahwa terdapat
Bekerja dalam keadaan menahan hubungan antara masa kerja dengan
rasa sakit dapat menyebabkan keluhan nyeri punggung bawah.
ketidaknyamanan dalam bekerja Masa kerja > 13 Tahun mempunyai
sehingga risiko untuk terjadinya risiko 5,500 lebih besar
kecelakaan kerja akan muncul. menimbulkan keluhan nyeri
Berdasarkan data dari SetdijenSetdije punggung bawah dibandingkan
Perhubungan Darat Propinsi Jawa responden yang masa kerjanya
k ≤ 13
Tengah, kecelakaan lalu lintas Tahun.(7)
angkutan jalan pada tahun 2013 Peneliti melakukan survei awal
sebanyak 19.223 kecelakaan.(3) dengan wawancara pada sopir bus
Angka tersebut dapat dibilang masih PO Nusantara Trayek Kudus –
sangat tinggi meskipun pada tahun Jakarta. Hasil dari wawancara
sebelumnya mencapai 23.040 tersebut menunjukkan bahwa
kecelakaan.(3)Satu orang sopir bus terdapat empat dari enam sopir bus
bertanggungjawab terhadap yang diteliti
eliti mengalami keluhan nyeri
keselamatan puluhan penumpang punggung bawah. Masa kerja sopir
yang diangkutnya.(4) Secara teknis berkisar antara 25 – 45 tahun
sopir adalah orang-orang
orang yang dengan rentang usia 43 – 60 tahun.
terlibat langsung dalam arus berlalu Dari enam orang sopir, hanya satu
lintas. Keadaan yang demikian ini orang yang memiliki kebiasaan
yang pada akhirnya akan menuntut olahraga. Indeks massa tubuh (IMT)
sopir sebagai aktor penting dalam dari ke-enam
enam sopir tersebut empat e
mengemudi untuk dapat memahami diantaranya gemuk (IMT>25) dan
peraturan yang ada didalam berlalu
berlal dua diantaranya normal (IMT 18,5- 18,5
lintas dan bertanggung jawab atas 25).
keselamatan penumpangnya. Oleh Berdasarkan kondisi tersebut,
karena itu, kesehatan sopir dan skill peneliti berkeinginan untuk meneliti
sopir bus harus diperhatikan demi mengenai “Faktor
“Faktor-faktor yang
keselamatan penumpang.(4) berhubungan terhadap keluhan
Berbagai penelitian telah nyeri punggung bawah pada sopir
menunjukkan beberapa faktor risiko bus antar kota antar propinsi
pro PO.
yang berhubungan dengan adanya Nusantara trayek Kudus - Jakarta”.
keluhan nyeri punggung bawah.
Penelitian dari Christy W. Nelman BAHAN DAN METODE
menyatakan bahwa terdapat Penelitian ini merupakan
hubungan antara usia dengan penelitian kuantitatif dengan desain
keluhan nyeri punggung. Usia yang studi cross sectionalkarena
sectional pada
rentan terkena nyeri punggung penelitian ini variabel independen
yaitu pada usia 40 - 65 tahun. dan variabel dependen diukur pada

114
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

waktu yang sama untuk mengetahui


mengeta sampling yaitu peneliti menentukan
faktor-faktor
faktor yang berhubungan kriteria sampel berdasarkan
dengan keluhan nyeri punggung kebutuhan dari peneliti. Sampel
bawah pada sopir bus antar kota untuk sopir bus adalah sopir yang
antar propinsi PO. Nusantara trayek berangkat dari Jakarta ke Kudus,
Kudus – Jakarta. yaitu sebanyak 33 sopir. Sampel
Populasi dalam penelitian ini untuk armada bus adalah
adalah sopir bus antar kota antar seluruhnya, yaitu 33 armada bus.
propinsi PO. Nusantara trayek Ada beberapa kriteria dalam
Kudus – Jakarta dengan jumlah 66 pengambilan sampel, antara lain :
orang dan armada bus sebanyak 33 3 Kriteria Inklusi, yaitu: bersedia
b
armada. Data tersebut didapat menjadi responden,, responden
r tidak
berdasarkan survei pendahuluan memiliki riwayat penyakit terkait
yang dilakukan pada bulan Oktober rangka dan trauma. Kriteria Eksklusi,
tahun 2016. yaitu: responden
esponden tidak hadir pada
Pengambilan sampel dengan saat penelitian
menggunakan teknik purposive

BAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang dilakukan pada sopir bus di PO Nusantara Kudus
menunjukkan hasil sebagai berikut:

Tabel1.. Distribusi Frekuensi Responden menurutVisual


Visual Analogue Scale PO.
Nusantara
antara Tahun 2017
No Derajat Nyeri (Visual f %
Analogue Scale)
1 Tidak ada nyeri 18 54,5
2 Nyeri ringan 2 6,1
3 Nyeri Sedang 9 27,3
4 Nyeri Berat 4 12,1
Jumlah 33 100

Tabel 2. Hubungan antara Usia Responden dengan Keluhan Nyeri


Punggung Bawah PO. Nusantara Tahun 2017
Usia Total ρ
Keluhan
Lansia Lansia Dewasa Dewasa
Nyeri
Akhir Awal Akhir Awal
Punggung
f % f % f % f % f %
Nyeri
1 25 0 0 3 75 0 0 4 100
Berat
Nyeri
2 22,2 4 44,4 3 33,3 0 0 9 100
Sedang
Nyeri 0,888
0 0 1 50 0 0 1 50 2 100
Ringan
Tidak ada
5 27,8 5 27,8 6 33,3 2 11,1 18 100
nyeri
Jumlah 8 24,3 10 30,3 12 36,4 8 9 33 100

115
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 3.Hubungan
Hubungan antara Masa Kerja Responden dengan Keluhan
NyeriPunggung Bawah PO. Nusantara Tahun 2017
Masa Kerja
Keluhan Nyeri Total
Lama Baru ρ
Punggung
f % f % f %
Nyeri Berat 2 50 2 50 4 100
Nyeri Sedang 6 66,7 3 33,3 9 100
0,711
Nyeri Ringan 0 0 2 100 2 100
Tidak ada nyeri 9 50 9 50 18 100
Jumlah 17 48,5 16 51,5 33 100

Tabel 4.Hubungan
Hubungan antara Kebiasaan Olahraga Responden dengan Keluhan
Nyeri Punggung Bawah PO. Nusantara Tahun 2017
Kebiasaan Olahraga
Total
Keluhan Nyeri Punggung Kurang Baik Baik ρ
f % f % f %
Nyeri Berat 4 100 0 0 4 100
Nyeri Sedang 7 77,8 2 22,2 9 100
0,005
Nyeri Ringan 2 100 0 0 2 100
Tidak ada nyeri 7 38,9 11 61,1 18 100
Jumlah 20 60,6 13 39,4 33 100

Tabel 5.Hubungan
Hubungan antara Indeks Massa TubuhResponden dengan
KeluhanNyeri Punggung Bawah PO. Nusantara Tahun 2017
Indeks Massa Tubuh
Keluhan Nyeri Total
Gemuk Normal ρ
Punggung
f % f % f %
Nyeri Berat 3 75 1 25 4 100
Nyeri Sedang 7 77,8 2 22,2 9 100
0,844
Nyeri Ringan 1 50 1 50 2 100
Tidak ada nyeri 13 72,2 5 27,8 18 100
Jumlah 24 72,7 9 27,3 33 100

Tabel 6.Hubungan
Hubungan antara Getaran Bus dengan Keluhan NyeriPunggung
Bawah pada Responden PO. Nusantara Tahun 2017
Getaran
Keluhan Nyeri Total
Berisiko Tidak Berisiko ρ
Punggung
f % f % f %
Nyeri Berat 4 100 0 0 4 100
Nyeri Sedang 1 11,1 8 88,9 9 100
0,000
Nyeri Ringan 0 0 2 100 2 100
Tidak ada nyeri 0 0 18 100 18 100
Jumlah 5 17,9 28 82,1 33 100

116
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Dalam penelitian ini dapat diketahui responden (51,5%)) memiliki masa


bahwa dari 33 responden, usia yang kerja lama.
memiliki prosentase terbanyak Berdasarkan hasil penelitian dapat
adalah kategori usia dewasa akhir diketahui bahwa tidak ada hubungan
sebanyak 13 (39,4%) responden antara masa kerja dengan keluhan
dan kategori usia lansia awal nyeri punggung bawah pada sopir
sebanyak 10 (30,3%) responden. bus. Hasil ini didasarkan pada hasil
Sedangkan yang memiliki uji Rank spearman dengan nilai p
prosentase
ntase paling sedikit adalah value yang diperoleh yaitu ya 0,711
kategori usia dewasa awal sebanyak (>0,05).
2 (6,1%) responden. Banyaknya Masa kerja tidak berhubungan
sopir bus yang berusia dewasa akhir dengan keluhan nyeri punggung
(36-45
45 tahun) akan menyebabkan bawah karena dalam bekerja, sopir
faktor risiko mengalami keluhan tidak setiap hari mengemudi bus
nyeri punggung bawah. karena sistem yang dijalankan PO
Berdasarkan hasil penelitian dapat Nusantara adalah sistem
diketahui
hui bahwa tidak ada hubungan mengemudi bergantian saat sampai
antara usia dengan keluhan nyeri pada tujuan. Jadi,di, sopir
sop menjalani
punggung bawah pada sopir bus. satu hari kerja dan satu hari tidak
Hasil ini didasarkan pada hasil uji bekerja. Sehingga, tidak terjadi
Rank spearman dengan nilai p value aktivitas mengemudi yang dilakukan
yang diperoleh yaitu 0,888 (>0,05). secara terus menerus setiap
Usia tidak ada hubungan dengan harinya.
keluhan nyeri punggung bawah ba Penelitian ini sesuai dengan teori
karena adanya faktor lain yang lebih yang menyatakan bahwa masa m kerja
dominan yang menyebabkan nyeri merupakan akumulasi aktivitas kerja
kerj
punggung bawah.. Sebagai contoh, seseorang yang dilakukan dalam
ditemukan responden yang berusia jangka waktu panjang. Apabila
>50 tahun memiliki kebiasaan aktivitas tersebut dilakukan terus-
terus
olahraga yang baik sehingga tidak menerus dalam jangka waktu
ditemukan keluhan nyeri punggung bertahun-tahun
tahun tentunya dapat
bawah. mengakibatkan gangguan pada
Penelitian ini sejalan dengan tubuh.(7)
penelitian yang dilakukan oleh Hasil penelitian ini juga sesuai
Kusiyono yang menyatakan bahwa dengan penelitian Kantana bahwa
tidak ada hubungan yang bermakna tidak ada hubungan masa kerja
antara usia responden dengan NPB dengan keluhan low back pain pada
pada sopir angkot.(8) kegiatan mengemudi tim ekspedisi
Penelitian
enelitian ini sejalan dengan PT.Enseval Putera Megatrading
penelitian yang dilakukan oleh Mei Jakarta (p=0,103).(10)
Sianturi yang menyatakan bahwa Dalam penelitian ini dapat diketahui
tidak ada hubungan usia dengan bahwa kebiasaan olahraga
keluhan low back pain (nyeri responden yang kurang baik
punggung bawah) pada sopir sebanyak 20 responden (60,6%),
dengan p value sebesar 0,485.(9) sedangkan sebanyak 13 responden
Dalam penelitian ini dapat diketahui (39,4%) memiliki kebiasaan olahraga
bahwa masa kerja responden yang yang baik.
baru sebanyak 16 responden Berdasarkan hasil penelitian dapat
(48,5%), sedangkan sebanyak
seba 17 diketahui bahwa ada hubungan
antara kebiasaan olahraga dengan

117
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

keluhan nyeri punggung bawah punggung bawah karena dari d hasil


pada sopir bus. Hasil ini didasarkan penelitian dilapangan menunjukan
me
pada hasil uji Rank spearman bahwa IMT tidak berpengaruh
dengan nilai p value yang diperoleh banyak terhadap kenyamanan sopir
yaitu 0,005. bus saat mengemudi.
mengemudi Responden
Kebiasaan olahraga berhubungan dengan IMT gemuk tetap dapat
dengan keluhan nyeri punggung mengemudi secara nyaman begitu
bawah karena banyak responden pula dengan yang memiliki IMT
yang melakukan olahraga sendiridi normal. Terjadinya hubungan antara
rumah, sementara perusahaan IMT dengan keluhan nyeri punggung
belum mencanangkan program bawah adalah karena adanya beban
seperti itu untuk para sopir. yang ditanggung oleh tulang
Olahraga yang biasa dilakukan para p belakang saat bekerja terutama terut
sopir ketika di rumah antara lain dengan posisi berdiri. Namun,
adalah senam, bersepeda, lari dan pekerjaan ini dilakukan oleh sopir
jogging. Jenis olahraga tersebut dalam keadaan duduk. Sehingga,
merupakan olahraga yang baik beban tubuh sopir tidak sepenuhnya
untuk kesehatan tulang punggung. ditanggung oleh tulang belakang
Hal ini sesuai dengan teori yang melainkan oleh tempat duduk sopir.
menyatakan bahwa mereka yang Penelitian ini sejalan dengan
secara fisik aktif cenderu
cenderung penelitian Defriyan yang
mempunyai fungsi otot dan sendi menyatakan bahwa tidak ada
yang lebih baik, karena orang-orang
orang hubungan bermakna antara indeks
demikian lebih kuat dan lebih Ientur. masa tubuh pekerja dengan keluhan
Hampir 80% dari kasus-kasus
kasus nyeri NPB (p value = 0.077).(11) Serta hal
pinggang yang ditemukan para ini sesuai dengan penelitian yang
dokter sering disebabkan karena dilakukan Jatmikawati yang
kurangnya latihan-iatihan
iatihan fisik yang menyatakan juga tidak ada
teratur. Ketidaksesuaian
aksesuaian ini hubungan bermakna antara indeks
disebabkan karena responden tidak masa tubuh dengan kejadian nyeri
melakukan olahraga secara teratur punggung bawah.(12)
dan terukur, sehingga otot selalu Penelitian ini juga didukung oleh
mengalami penyesuaian fisik.(8)
fisik. Syahrul Munir yang menyatakan
Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara
Indeks Massa Tubuh (IMT) indeks massa tubuh dengandenga keluhan
responden yang gemuk sebanyak bawah (13)
nyeri punggung bawah.
24 responden (72,7%), sedangkan Dalam penelitian ini dapat diketahui
sebanyak 9 responden (27,3%) getaran bus yang berisiko sebanyak
memiliki Indeks Massa Tubuh 5 bus (15,2%), %), sedangkan sebanyak
normal. 28 bus (84,8%) %) memiliki getaran
Berdasarkan hasil penelitian dapat yang tidak berisiko.
diketahui bahwa tidak ada hubungan Berdasarkan hasil penelitian dapat
antara Indeks Massa Tubuh (IMT) diketahui bahwa ada hubungan
dengan keluhan nyeri punggung antara getaran dengan keluhan nyeri
bawah pada sopir bus. Hasil ini punggung bawah pada sopir bus.
didasarkan pada hasil uji Rank Hasilil ini didasarkan pada hasil uji
spearmandengan
dengan nilai p valueyang Rank spearmandengan dengan nilai p
diperoleh yaitu 0,844 (>0,05). valueyang
yang diperoleh yaitu 0,000
Indeks Massa Tubuh ubuh (IMT) tidak (<0,05).
berhubungan dengan keluhan nyeri

118
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Berdasarkan hasil penelitian di dalam keluhan nyeri punggung


lapangan, getaran berhubungan bawah dengan masa kerja
dengan keluhan nyeri punggung (p=0,711). Ada hubungan dalam
bawah karena ketika ada getaran keluhan nyeri punggung bawah
whole body tubuh akan terkena dengan kebiasaan olahraga
paparan tersebut secara langsung (p=0,005). Tidak ada hubungan
dan bagian tubuh yang paling dalam keluhan nyeri punggung
dominan terkena paparan tersebut bawah dengan indeks massa tubuh.
adalah tulang punggung. (p=0,844). Ada hubungan dalam
Salah satu faktor fisik lingkungan keluhan nyeri punggung
punggun bawah
kerja pengemudi yang dapat dengan getaran.
mengakibatkan penyakit akibat kerja
pada sarana ana transportasi darat UCAPAN TERIMAKASIH
TERIMAKA
berupa buss adalah paparan getaran
getar Peneliti mengucapkan
mekanis yang berasal mesin bus. bu terimaksih kepada PO. Nusantara
Getaran ini memapari seluruh tubuh Kudus yang telah memberikan data
pekerja, sehingga disebut dengan yang peneliti butuhkan.
whole body vibration.
vibration Whole body
vibration dapat menyebabkan efek DAFTAR PUSTAKA
fisiologis seperti mempengaruhi
peredaran darah, gangguan saraf,saraf 1. Budiono AMS, Jusuf RHS,
menurunkan ketajaman penglihatan, Pusparini A. Bunga Rampai
kelainan pada otot, dan tulang.(14) Hiperkes dan KK.
KK Semarang:
Penelitian ini sejalan dengan UNDIP; 2005.
Muhammad Hudanul yang 2. Azizah SN. Hubungan
menyatakan bahwa ada hubungan Kebiasaan Olahraga Dengan
antata getaran dengan keluhan nyeri Low Back Pain Disability.
Disability
punggung bawah pada sopir
so truk PT 2014;968–74.
74.
PLN Sidoarjo.(14) 3. Setdijen Perhubungan Darat.
Profil dan Kinerja
KESIMPULAN Perhubungan Darat Jawa
Berdasarkan uraian hasil penelitian Tengah.. 2014.
dan pembahasan mengenai faktor-
faktor 4. Marwati E. Hubungan antara
faktor yang berhubungan dengan Stress Kerja dengan Disiplin
keluhan nyeri punggung pada sopir Berlalu Lintas pada Sopir.
Sopir
bus antar kota antar
ntar propinsi PO 2008;
Nusantara trayek Kudus – Jakarta 5. Nelwan CW, Joseph WBS,
didapatkan kesimpulan bahwa Kawatu PAT, Masyarakat FK,
responden
esponden yang mengalami keluhan Ratulangi US. Hubungan
nyeri punggung bawah sebanyak 15 antara Umur dan posisi
responden (45,5%) dan yang tidak Duduk dengan Keluhan Nyeri
mengalami nyeri punggung bawah Punggung pada Pengemudi
Pengemu
sebanyak 18 responden (54,5%)Bus
(54,5%) Angkutan di Kota Bitung.
yang memiliki getaran berisiko 2014;
sebanyak 5 bus (15,2%) dan yang 6. Tarwaka. Ergonomi Industri
memiliki getaran tidak berisiko Dasar- Dasar Pengetahuan
sebanyak 28 bus (84,8%).
(84,8%) Tidak ada Ergonomi dan Aplikasi di
hubungan dalam keluhan nyeri Tempat Kerja. II. Harapan
punggung bawah dengan usia Press Surakarta; 2010.
(p=0,888). Tidak ada hubungan 7. Ardiana S. Hubungan antara

119
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

masa Kerja dan Durasi Penyulaman Kain Tapis di


Mengemudi dengan Keluhan Sanggar Family Art Bandar
Nyeri Punggung
Punggu Bawah di Lampung Tahun 2011.
Pangkalan CV. Totabuan Jakarta: Universitas Islam
Indah Manado. 2014; Negeri Syarif Hidayatullah;
8. Kusiyono. Beberapa Faktor 2011.
Ergonomi yang Berhubungan 12. Jatmikawati. Analisis Risiko
dengan Keluhan Nyeri Ergonomi yang Berhubungan
Punggung Bawah Pada dengan Kej
Kejadian Nyeri
Pengemudi Angkutan Kota Punggung Bawah pada
Jurusan Gunungsari
Gunungsari- Pengemudi Taksi X. Depok:
Celancang (PP) Cirebon. Fakultas Kesehatan
Semarang: Fakultas Masyarakat Universitas
Kesehatan Masyara
Masyarakat Indonesia; 2006.
Universitas Diponegoro; 2004. 13. Munir S. Analisis Nyeri
9. Sianturi M, Sinaga MM, Punggung Bawah pada
Kalsum. Faktor-faktor
Faktor yang Pekerja Bagian Final Packing
Berhubungan Dengan dan Part Supply di PT. X.
Keluhan Low Back Pain 2012;
(Nyeri Punggung Bawah) 14. Hakim MH. Hubungan
Pada Sopir Angkot Rahayu Paparan
aran Getaran Seluruh
Medan Ceria 103 di Kota Tubuh Pada Tempat Duduk
Medan Tahun 2015. 2015; Sopir Dengan Tingkat
10. Kantana. Faktor – faktor yang Keluhan Nyeri Punggung
mempengaruhi keluhan low Bawah Pada Sopir Truk.
back pain pada kegiatan 2011; Available from:
mengemudi tim ekspedisi PT http://adln.lib.unair.ac.id/go.ph
Enseval Putera Megatrading p?id=gdlhub-gdl gdl-s1-2011-
Jakarta tahun 2010. Jakarta: hakimmuham--
Universitas Islam Negeri 20485%7B&%7DPHPSESSID
Syarif Hidayatullah; 2010. =075d6ba1d769ad7dd2ecd8c
11. Defriyan. Faktor-faktor
Faktor yang d9b9c5cca.. (Diakses pada
Berhubungan
ngan Dengan tanggal 5 Januari 2017)
2017
Keluhan Nyeri Punggung
Bawah Pada Proses

120

You might also like