Professional Documents
Culture Documents
Pala
Pala
Indonesia adalah negara yang terdiri dari dari pulau-pulau. Di dunia, Indonesia
terkenal kaya akan keanekaragaman rempah-rempah hasil dari perkebunan dan
pertanian masyarakat hingga dijuluki sebagai Mother of Spices (Ibu rempah). Salah
satu jenis rempah-rempah hasil perkebunan adalah tanaman pala (Myristica fragrans)
(Hasan, 2011)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermathophyta (tumbuhan
Sub- berbiji)
Divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotiledonae (biji berkeping dua)
Ordo : Myristicales
Famili : Myristicaceae
Genus : Myristica
Spesies : Myristica fragrans Houtt
Tanaman pala yang memerlukan iklim tropis dengan curah hujan yang tinggi banyak
ditemukan didaerah Maluku dengan keanekaragam tertinggi di Pulau Banda, Siau, dan
Papua (500 m dari
permukaan laut (dpl)) (Hadad dan Hamid, 1990)
Tanaman pala akan tidak produktif jika berada pada ketinggian diatas 700m dpl
(Rifany, 2016).
Pala (Myristica fragrans Houtt) adalah tumbuhan yang dipanen bijinya, fuli
(myristicae
arillus), dan daging buahnya (myristicae fructus cortex.). Setiap bagian dari buah pala
memiliki zat aktif sebagai antimikroba Nurhasanah, 2014
Tanaman pala yang memiliki khasiat sebagai obat merupakan tanaman yang dapat
menghasilkan minyak atsiri (Stahl, 1985). Minyak atsiri merupakan zat yang terkandung
sebagai antibakteri pada pala (Nurdjannah et al, 2007). Menurut Mardisiswojo (1985),
tanaman pala memiliki kandungan senyawa flavonoid diduga memiliki efek penghambat
terhadap pertumbuhan bakteri. Ekstrak kulit buah pala (Myristica fragrans Houtt) memiliki
aktivitas sebagai antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli. Perbedaan konsentrasi
ekstrak kulit buah pala (Myristica fragrans Houtt) mempengaruhi penghambatan
pertumbuhan bakteri Escherichia coli, dimana semakin tinggi konsentrasi yang diberikan
semakin tinggi pula aktivitas penghambatan pertumbuhan bakteri Eschericia coli. Alfisiane
Gansareng1, 2018
Daun pala mengandung minyak atsiri, senyawa utama minyak atsiri pada daun pala adalah
myristicin (Puslitbang Perkebunan 2014). Minyak atsiri yang berasal dari biji dan fuli pala
banyak digunakan untuk industry obat-obatan, parfum dan kosmetik. Pala dikenal sebagai
tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis dan multiguna karena setiap bagian tanaman
dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri. Daun pala merupakan salah satu bagian
tanaman yang belum banyak termanfaatkan. Rastuti et al. (2013) memaparkan bahwa
senyawa yang terkandung pada daun pala diantaranya alkaloida, triterpenoid, tanin, dan 2
flavonoid (Rastuti et al., 2013). Komponen flavonoid yang terdapat pada daun pala
menunjukkan keberadaan senyawa fenolik, sehingga perlu untuk dilakukan penelitian
mengenai kandungan fenolik total pada ekstrak daun pala. Komponen fenolik ini penting
mengingat peranannya yang besar dalam pengobatan dan pencegahan timbulnya penyakit
termasuk sebagai antioksidan Ekstrak etanol daun pala (Myristica fragrans Houtt)
mengandung senyawa fenolik total. Kadar fenolik total ekstrak daun pala sebesar 183,56
mgGAE/g ekstrak Fawwas, M & Baits, 2017
Oleh karena itu, tanaman pala merupakan tanaman multiguna karena setiap bagian
tanaman dapat di manfaatkan (Kurniawati, 1998). Berdasarkan hasil penelitian Siloam, 2006
dan Niusli dkk, 2016 bahwa fuli dan biji pala yang telah diekstrak memiliki kemampuan
menghambat pertumbuhan bakteri Gram negatif dan positif. Salah satu bakteri yang dapat
dihambat 376 Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat “Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan
Kekayaan Intelektual” Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017
pertumbuhannya oleh ekstrak fuli dan pala yaitu Escherichia coli.
Salah satu tanaman yang berpotensi mengurangi diare yaitu pala. Tanaman pala (Myristica
fragrans) digunakan dalam industri obat-obatan, tanaman memiliki berbagai khasiat yang
bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Dalam dosis rendah, pala dapat digunakan untuk
mengurangi flatulensi (kembung perut), meningkatkan daya cerna, meningkatkan selera
makan, muntah, mual serta dapat mengobati diare (Agoez, 2010). Pala mempunyai prospek
yang baik karena selalu dibutuhkan, baik dalam industri makanan, minuman, obat-obatan
dan lainlain. Keperluannya yang lebih spesifik yaitu pala dapat dibuat sebagai bahan
antibakteri (Putra WS, 2015). Minyak atsiri dan saponin merupakan zat yang terkandung
sebagai antibakteri pada pala (Nurd JN dkk, 2007). Hasil fitokimia menunjukkan bahwa
tanaman pala memiliki zat alkaloida sebagai antibakteri (Palawi JF, 2014). Fuli pala
(Myristica fragrans), memiliki zat antimikroba yang dapat melisiskan dinding sel, sehingga
mempengaruhi aktifitas sel pada bakteri (Susilawati, 1987). diperoleh bahwa adanya
aktivitas antibakteri dari ekstrak metanol fuli pala (Myristica fragrans) terhadap
pertumbuhan bakteri Escherichia coli Zona hambat yang terbentuk diduga disebabkan oleh
adanya zat antibakteri dari ekstrak metanol biji pala yaitu fenol, terpenoid, flavonoid dan
alkaloid sedangkan pada fuli pala yaitu flavonoid, fenol, saponin dan tannin yang mampu
menghambat pertumbuhan bakteri
yang memiliki khasiat sebagai obat. Pala memiliki beberapa bagian yaitu biji, fuli dan
daging buah. Setiap bagian dari buah pala memiliki zat aktif sebagai antimikroba
Nurhasanah, 2014.
Daun pala mengandung minyak atsiri, senyawa utama minyak atsiri pada daun pala adalah
myristicin (Puslitbang Perkebunan 2014). Minyak atsiri yang berasal dari biji dan fuli pala
banyak digunakan untuk industry obat-obatan, parfum dan kosmetik. Pala dikenal sebagai
tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis dan multiguna karena setiap bagian tanaman
dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri. Daun pala merupakan salah satu bagian
tanaman yang belum banyak termanfaatkan. Rastuti et al. (2013) memaparkan bahwa
senyawa yang terkandung pada daun pala diantaranya alkaloida, triterpenoid, tanin, dan 2
flavonoid (Rastuti et al., 2013). Komponen flavonoid yang terdapat pada daun pala
menunjukkan keberadaan senyawa fenolik, sehingga perlu untuk dilakukan penelitian
mengenai kandungan fenolik total pada ekstrak daun pala. Komponen fenolik ini penting
mengingat peranannya yang besar dalam pengobatan dan pencegahan timbulnya penyakit
termasuk sebagai antioksidan Ekstrak etanol daun pala (Myristica fragrans Houtt)
mengandung senyawa fenolik total. Kadar fenolik total ekstrak daun pala sebesar 183,56
mgGAE/g ekstrak Fawwas, M., Nurdiansyah, S. & Baits,M ., 2017
POTENSI DAUN PALA (Myristica fragrans Houtt) SEBAGAI SUMBER FENOLIK Muammar
Fawwaz1 , Siti Nurdiansyah A, Muzakkir Baits Fakultas Farmasi, Universitas Muslim
Indonesia 1muammar.fawwaz@umi.ac.id 2017 > Vol 4, No 1 (2017) >
Salah satu tanaman tradisional khas Indonesia yang memiliki potensi khasiat sebagai obat
yaitu buah pala (Myristica fragrans). Pala memiliki beberapa bagian yaitu biji, fuli dan daging
buah. Setiap bagian dari buah pala memiliki zat aktif sebagai antimikroba (Nurhasanah, 2014
dan Shan, 2007).
Nilai ekonomis tanaman ini terletak pada buahnya terutama bagian fuli dan bijinya,
sedangkan daging buahnya banyak terbuang sebagai limbah. Oleh karena itu, tanaman pala
merupakan tanaman multiguna karena setiap bagian tanaman dapat di manfaatkan
(Kurniawati, 1998). Berdasarkan hasil penelitian Siloam, 2006 dan Niusli dkk, 2016 bahwa
fuli dan biji pala yang telah diekstrak memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan
bakteri Gram negatif dan positif. Salah satu bakteri yang dapat dihambat 376 Prosiding
Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat “Implementasi
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”
Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017 pertumbuhannya oleh ekstrak
fuli dan pala yaitu Escherichia coli.
Salah satu tanaman yang berpotensi mengurangi diare yaitu pala. Tanaman pala (Myristica
fragrans) digunakan dalam industri obat-obatan, tanaman memiliki berbagai khasiat yang
bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Dalam dosis rendah, pala dapat digunakan untuk
mengurangi flatulensi (kembung perut), meningkatkan daya cerna, meningkatkan selera
makan, muntah, mual serta dapat mengobati diare (Agoez, 2010). Pala mempunyai prospek
yang baik karena selalu dibutuhkan, baik dalam industri makanan, minuman, obat-obatan
dan lainlain. Keperluannya yang lebih spesifik yaitu pala dapat dibuat sebagai bahan
antibakteri (Putra WS, 2015). Minyak atsiri dan saponin merupakan zat yang terkandung
sebagai antibakteri pada pala (Nurd JN dkk, 2007). Hasil fitokimia menunjukkan bahwa
tanaman pala memiliki zat alkaloida sebagai antibakteri (Palawi JF, 2014). Fuli pala
(Myristica fragrans), memiliki zat antimikroba yang dapat melisiskan dinding sel, sehingga
mempengaruhi aktifitas sel pada bakteri (Susilawati, 1987). diperoleh bahwa adanya
aktivitas antibakteri dari ekstrak metanol fuli pala (Myristica fragrans) terhadap
pertumbuhan bakteri Escherichia coli Zona hambat yang terbentuk diduga disebabkan oleh
adanya zat antibakteri dari ekstrak metanol biji pala yaitu fenol, terpenoid, flavonoid dan
alkaloid sedangkan pada fuli pala yaitu flavonoid, fenol, saponin dan tannin yang mampu
menghambat pertumbuhan bakteri
Morfologi
Kandungan : Tanaman pala merupakan tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri
(Stahl, 1985). Minyak atsiri merupakan zat yang terkandung sebagai antibakteri pada pala
(Nurdjannah et al, 2007). Menurut Mardisiswojo (1985), tanaman pala memiliki kandungan
senyawa flavonoid diduga memiliki efek penghambat terhadap pertumbuhan bakteri.
Ekstrak kulit buah pala (Myristica fragrans Houtt) memiliki aktivitas sebagai antibakteri
terhadap bakteri Escherichia coli. Perbedaan konsentrasi ekstrak kulit buah pala (Myristica
fragrans Houtt) mempengaruhi penghambatan pertumbuhan bakteri Escherichia coli,
dimana semakin tinggi konsentrasi yang diberikan semakin tinggi pula aktivitas
penghambatan pertumbuhan bakteri Eschericia coli. Alfisiane Gansareng1, 2018
Manfaat
Referensi : PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN
2302 - 2493 52 AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH PALA (Myristica fragrans
Houtt) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli Alfisiane Gansareng1), Widya Astuty Lolo1),
Nancy C.H. Pelealu1) 1)PS. Framasi FMIPA Unsrat Manado, 95115