Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

Tanaman Pala (Myristica fragrans)

Indonesia adalah negara yang terdiri dari dari pulau-pulau. Di dunia, Indonesia
terkenal kaya akan keanekaragaman rempah-rempah hasil dari perkebunan dan
pertanian masyarakat hingga dijuluki sebagai Mother of Spices (Ibu rempah). Salah
satu jenis rempah-rempah hasil perkebunan adalah tanaman pala (Myristica fragrans)
(Hasan, 2011)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermathophyta (tumbuhan
Sub- berbiji)
Divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotiledonae (biji berkeping dua)
Ordo : Myristicales
Famili : Myristicaceae
Genus : Myristica
Spesies : Myristica fragrans Houtt
Tanaman pala yang memerlukan iklim tropis dengan curah hujan yang tinggi banyak
ditemukan didaerah Maluku dengan keanekaragam tertinggi di Pulau Banda, Siau, dan
Papua (500 m dari
permukaan laut (dpl)) (Hadad dan Hamid, 1990)
Tanaman pala akan tidak produktif jika berada pada ketinggian diatas 700m dpl
(Rifany, 2016).

Pala (Myristica fragrans Houtt) adalah tumbuhan yang dipanen bijinya, fuli
(myristicae
arillus), dan daging buahnya (myristicae fructus cortex.). Setiap bagian dari buah pala
memiliki zat aktif sebagai antimikroba Nurhasanah, 2014

tinggi anaman pala yaitu 10 – 20 m, menjulang tinggi keatas dan kepinggir,


mahkota pohonnya meruncing, berbentuk pyramida (kerucut), lonjong (silindris) dan
bulat dengan percabangan relative teratur. Dedaunan yang rapat dengan letak daun
yang berselang seling. Di dalam bakal buah terdapat bakal kulit biji dan bakal biji.
Bentuk bunga jantan agak berbeda dengan bunga betina walaupun warna bunganya
sama-sama kuning, dengan diameter 1,5 mm dan panjang ± 3 mm. Mahkota dari
bunga
jantan bersatu dari pangkal pada 5/8 bagian dan kemudian terbagi menjadi 3 bagian.
Kelopak berkembang tidak sempurna, bentuknya seperti cincin yang melingkar pada
bagian pangkal mahkota. Benang sari berbentuk silindris merupakan tangkai bersatu,
panjangnya ± 2 mm. Sari melekat pada tangkai tersebut membentuk baris-baris yang
jumlahnya 8 buah dan berpasangan. Antara baris dibatasi oleh jalur kecil ± 1/10 mm
lebarnya.
Tanaman pala memiliki beberapa bagian. Dan bagian – bagian tanaman pala
antara lain yaitu:(1). Batang: Tanaman Pala memiliki bentuk batang bulat dan tegak
lurus dengan tinggi mencapai kurang lebih 20 meter. Pada batang pokok memiliki
cabang primer yang sama bentuk dan tersusun rapih melingkari batang pokok. Kulit
batang tebal dengan bagian luar berwarna abu-abu kelam dan bila ditoreh dengan
pedang akan mengeluarkan banyak getah berwarna merah tua. Tanaman pala tumbuh
tegak dengan mahkota pohon berbentuk pyramid. (2). Daun: Daun pala berbentuk
bulat telur, pangkal dan pucuknya meruncing. Warna bagian bawah hijau
kebirubiruan, bagian atasnya hijau tua. (3). Bunga: Tanaman pala ada yang berbunga
betina
dan ada yang hanya berbunga jantan. Namun demikian, tanaman pala biasanya
berkelamin dua (hermaphrodit). Artinya, bunga jantan dan bunga betina bisa terdapat
dalam satu pohon. (4). Buah: Buah pala umumnya berbentuk bulat, lebar. Kulit buah
licin, dan pada buah mudah berwarna hijau muda sedang bila buah sudah matang,
maka kulit buah ada yang berwarna kuning pucat dan ada yang kulit hijau
kekuningan. Kulit buah cukup banyak mengandung air. Buah pala mulai dari
penyerbukan hingga masak petik memakan waktu hingga 9 bulan. (5). Biji dan Fuli:
Pala termasuk tanaman berbiji tunggal, dan dilindungi oleh tempurung, cukup keras
dipegang berbentuk telur dan lonjong. Jika sudah tua, warnanya berubah menjadi
cokelat tua, kemudian
permukaannya licin. Namun, jika masih muda permukaannya keriput, beralur dengan
warna cokelat muda di bawahnya dan cokelat tua di bagian atasnya. Tempurung biji
tumbuh dibungkus oleh fuli atau bunga pala, fuli dan bijinya memiliki banyak
manfaat (Arrijani 2005).

Tanaman pala yang memiliki khasiat sebagai obat merupakan tanaman yang dapat
menghasilkan minyak atsiri (Stahl, 1985). Minyak atsiri merupakan zat yang terkandung
sebagai antibakteri pada pala (Nurdjannah et al, 2007). Menurut Mardisiswojo (1985),
tanaman pala memiliki kandungan senyawa flavonoid diduga memiliki efek penghambat
terhadap pertumbuhan bakteri. Ekstrak kulit buah pala (Myristica fragrans Houtt) memiliki
aktivitas sebagai antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli. Perbedaan konsentrasi
ekstrak kulit buah pala (Myristica fragrans Houtt) mempengaruhi penghambatan
pertumbuhan bakteri Escherichia coli, dimana semakin tinggi konsentrasi yang diberikan
semakin tinggi pula aktivitas penghambatan pertumbuhan bakteri Eschericia coli. Alfisiane
Gansareng1, 2018

Daun pala mengandung minyak atsiri, senyawa utama minyak atsiri pada daun pala adalah
myristicin (Puslitbang Perkebunan 2014). Minyak atsiri yang berasal dari biji dan fuli pala
banyak digunakan untuk industry obat-obatan, parfum dan kosmetik. Pala dikenal sebagai
tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis dan multiguna karena setiap bagian tanaman
dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri. Daun pala merupakan salah satu bagian
tanaman yang belum banyak termanfaatkan. Rastuti et al. (2013) memaparkan bahwa
senyawa yang terkandung pada daun pala diantaranya alkaloida, triterpenoid, tanin, dan 2
flavonoid (Rastuti et al., 2013). Komponen flavonoid yang terdapat pada daun pala
menunjukkan keberadaan senyawa fenolik, sehingga perlu untuk dilakukan penelitian
mengenai kandungan fenolik total pada ekstrak daun pala. Komponen fenolik ini penting
mengingat peranannya yang besar dalam pengobatan dan pencegahan timbulnya penyakit
termasuk sebagai antioksidan Ekstrak etanol daun pala (Myristica fragrans Houtt)
mengandung senyawa fenolik total. Kadar fenolik total ekstrak daun pala sebesar 183,56
mgGAE/g ekstrak Fawwas, M & Baits, 2017

Oleh karena itu, tanaman pala merupakan tanaman multiguna karena setiap bagian
tanaman dapat di manfaatkan (Kurniawati, 1998). Berdasarkan hasil penelitian Siloam, 2006
dan Niusli dkk, 2016 bahwa fuli dan biji pala yang telah diekstrak memiliki kemampuan
menghambat pertumbuhan bakteri Gram negatif dan positif. Salah satu bakteri yang dapat
dihambat 376 Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat “Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan
Kekayaan Intelektual” Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017
pertumbuhannya oleh ekstrak fuli dan pala yaitu Escherichia coli.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya potensi antibakteri khususnya


terhadap bakteri E.coli yang dimiliki oleh tanaman pala seperti ditunjukkan Shan dkk (2007).
Hasil tersebut menunjukkan bahwa senyawa fenolik dan antioksidan yang diisolasi dari buah
pala memiliki potensi untuk menghambat pertumbuhan bakteri E.coli. Hal tersebut karena
buah pala mengandung senyawa fenol dan antioksidan yang diduga memiliki mekanisme
tertentu sehingga dapat menguraikan dinding lipopolisakarida dari bakteri E.coli. Selain itu,
ekstrak metanol daging buah pala diduga mampu menghambat pertumbuhan E.coli dengan
konsentrasi optimum yaitu 60% (Nurhasanah, 2014).

Salah satu tanaman yang berpotensi mengurangi diare yaitu pala. Tanaman pala (Myristica
fragrans) digunakan dalam industri obat-obatan, tanaman memiliki berbagai khasiat yang
bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Dalam dosis rendah, pala dapat digunakan untuk
mengurangi flatulensi (kembung perut), meningkatkan daya cerna, meningkatkan selera
makan, muntah, mual serta dapat mengobati diare (Agoez, 2010). Pala mempunyai prospek
yang baik karena selalu dibutuhkan, baik dalam industri makanan, minuman, obat-obatan
dan lainlain. Keperluannya yang lebih spesifik yaitu pala dapat dibuat sebagai bahan
antibakteri (Putra WS, 2015). Minyak atsiri dan saponin merupakan zat yang terkandung
sebagai antibakteri pada pala (Nurd JN dkk, 2007). Hasil fitokimia menunjukkan bahwa
tanaman pala memiliki zat alkaloida sebagai antibakteri (Palawi JF, 2014). Fuli pala
(Myristica fragrans), memiliki zat antimikroba yang dapat melisiskan dinding sel, sehingga
mempengaruhi aktifitas sel pada bakteri (Susilawati, 1987). diperoleh bahwa adanya
aktivitas antibakteri dari ekstrak metanol fuli pala (Myristica fragrans) terhadap
pertumbuhan bakteri Escherichia coli Zona hambat yang terbentuk diduga disebabkan oleh
adanya zat antibakteri dari ekstrak metanol biji pala yaitu fenol, terpenoid, flavonoid dan
alkaloid sedangkan pada fuli pala yaitu flavonoid, fenol, saponin dan tannin yang mampu
menghambat pertumbuhan bakteri

yang memiliki khasiat sebagai obat. Pala memiliki beberapa bagian yaitu biji, fuli dan
daging buah. Setiap bagian dari buah pala memiliki zat aktif sebagai antimikroba
Nurhasanah, 2014.

Nama tanaman : Pala


Nama Latin : Myristica fragrans
Nama daerah : Indonesia memiliki sumber daya genetik pala yang besar dengan pusat
keragaman tanaman yang berada di kepulauan Maluku. Keragaman tanaman tertinggi
ditemukan di Pulau Banda, Siau, dan Papua (Hadad dan Hamid, 1990)

Daun pala mengandung minyak atsiri, senyawa utama minyak atsiri pada daun pala adalah
myristicin (Puslitbang Perkebunan 2014). Minyak atsiri yang berasal dari biji dan fuli pala
banyak digunakan untuk industry obat-obatan, parfum dan kosmetik. Pala dikenal sebagai
tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis dan multiguna karena setiap bagian tanaman
dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri. Daun pala merupakan salah satu bagian
tanaman yang belum banyak termanfaatkan. Rastuti et al. (2013) memaparkan bahwa
senyawa yang terkandung pada daun pala diantaranya alkaloida, triterpenoid, tanin, dan 2
flavonoid (Rastuti et al., 2013). Komponen flavonoid yang terdapat pada daun pala
menunjukkan keberadaan senyawa fenolik, sehingga perlu untuk dilakukan penelitian
mengenai kandungan fenolik total pada ekstrak daun pala. Komponen fenolik ini penting
mengingat peranannya yang besar dalam pengobatan dan pencegahan timbulnya penyakit
termasuk sebagai antioksidan Ekstrak etanol daun pala (Myristica fragrans Houtt)
mengandung senyawa fenolik total. Kadar fenolik total ekstrak daun pala sebesar 183,56
mgGAE/g ekstrak Fawwas, M., Nurdiansyah, S. & Baits,M ., 2017

POTENSI DAUN PALA (Myristica fragrans Houtt) SEBAGAI SUMBER FENOLIK Muammar
Fawwaz1 , Siti Nurdiansyah A, Muzakkir Baits Fakultas Farmasi, Universitas Muslim
Indonesia 1muammar.fawwaz@umi.ac.id 2017 > Vol 4, No 1 (2017) >

Salah satu tanaman tradisional khas Indonesia yang memiliki potensi khasiat sebagai obat
yaitu buah pala (Myristica fragrans). Pala memiliki beberapa bagian yaitu biji, fuli dan daging
buah. Setiap bagian dari buah pala memiliki zat aktif sebagai antimikroba (Nurhasanah, 2014
dan Shan, 2007).

Nilai ekonomis tanaman ini terletak pada buahnya terutama bagian fuli dan bijinya,
sedangkan daging buahnya banyak terbuang sebagai limbah. Oleh karena itu, tanaman pala
merupakan tanaman multiguna karena setiap bagian tanaman dapat di manfaatkan
(Kurniawati, 1998). Berdasarkan hasil penelitian Siloam, 2006 dan Niusli dkk, 2016 bahwa
fuli dan biji pala yang telah diekstrak memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan
bakteri Gram negatif dan positif. Salah satu bakteri yang dapat dihambat 376 Prosiding
Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat “Implementasi
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”
Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017 pertumbuhannya oleh ekstrak
fuli dan pala yaitu Escherichia coli.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya potensi antibakteri khususnya


terhadap bakteri E.coli yang dimiliki oleh tanaman pala seperti ditunjukkan Shan dkk (2007).
Hasil tersebut menunjukkan bahwa senyawa fenolik dan antioksidan yang diisolasi dari buah
pala memiliki potensi untuk menghambat pertumbuhan bakteri E.coli. Hal tersebut karena
buah pala mengandung senyawa fenol dan antioksidan yang diduga memiliki mekanisme
tertentu sehingga dapat menguraikan dinding lipopolisakarida dari bakteri E.coli. Selain itu,
ekstrak metanol daging buah pala diduga mampu menghambat pertumbuhan E.coli dengan
konsentrasi optimum yaitu 60% (Nurhasanah, 2014).

Salah satu tanaman yang berpotensi mengurangi diare yaitu pala. Tanaman pala (Myristica
fragrans) digunakan dalam industri obat-obatan, tanaman memiliki berbagai khasiat yang
bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Dalam dosis rendah, pala dapat digunakan untuk
mengurangi flatulensi (kembung perut), meningkatkan daya cerna, meningkatkan selera
makan, muntah, mual serta dapat mengobati diare (Agoez, 2010). Pala mempunyai prospek
yang baik karena selalu dibutuhkan, baik dalam industri makanan, minuman, obat-obatan
dan lainlain. Keperluannya yang lebih spesifik yaitu pala dapat dibuat sebagai bahan
antibakteri (Putra WS, 2015). Minyak atsiri dan saponin merupakan zat yang terkandung
sebagai antibakteri pada pala (Nurd JN dkk, 2007). Hasil fitokimia menunjukkan bahwa
tanaman pala memiliki zat alkaloida sebagai antibakteri (Palawi JF, 2014). Fuli pala
(Myristica fragrans), memiliki zat antimikroba yang dapat melisiskan dinding sel, sehingga
mempengaruhi aktifitas sel pada bakteri (Susilawati, 1987). diperoleh bahwa adanya
aktivitas antibakteri dari ekstrak metanol fuli pala (Myristica fragrans) terhadap
pertumbuhan bakteri Escherichia coli Zona hambat yang terbentuk diduga disebabkan oleh
adanya zat antibakteri dari ekstrak metanol biji pala yaitu fenol, terpenoid, flavonoid dan
alkaloid sedangkan pada fuli pala yaitu flavonoid, fenol, saponin dan tannin yang mampu
menghambat pertumbuhan bakteri

Morfologi
Kandungan : Tanaman pala merupakan tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri
(Stahl, 1985). Minyak atsiri merupakan zat yang terkandung sebagai antibakteri pada pala
(Nurdjannah et al, 2007). Menurut Mardisiswojo (1985), tanaman pala memiliki kandungan
senyawa flavonoid diduga memiliki efek penghambat terhadap pertumbuhan bakteri.
Ekstrak kulit buah pala (Myristica fragrans Houtt) memiliki aktivitas sebagai antibakteri
terhadap bakteri Escherichia coli. Perbedaan konsentrasi ekstrak kulit buah pala (Myristica
fragrans Houtt) mempengaruhi penghambatan pertumbuhan bakteri Escherichia coli,
dimana semakin tinggi konsentrasi yang diberikan semakin tinggi pula aktivitas
penghambatan pertumbuhan bakteri Eschericia coli. Alfisiane Gansareng1, 2018

Manfaat
Referensi : PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN
2302 - 2493 52 AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH PALA (Myristica fragrans
Houtt) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli Alfisiane Gansareng1), Widya Astuty Lolo1),
Nancy C.H. Pelealu1) 1)PS. Framasi FMIPA Unsrat Manado, 95115

You might also like