Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

PENGARUH PASOKAN BAHAN BAKU TERHADAP PROSES PRODUKSI DAN

TINGKAT PENJUALAN PADA INDUSTRI ROTAN KABUPATEN CIREBON

Yayat Nurhayati
H. Acep Komara

ABSTRACT

Industry downturn processing of rattan in the industrial wicker cirebon since 2005 the
cause was difficult to obtain raw materials. As a result, many industries are bankrupt due to not
able to reproduce in the absence of a sufficient supply of raw materials. . This is in line with its
issued ministerial decree No. trade. 12/M-DAG/PER/6/2005 about provisions that allow the
export of rattan exports of raw and semi-finished rattan (coupled with the influx of rattan raw
materials abroad illegally). To revive the national rattan industries, the government issued a
new policy in the form of ministerial decree No. trade. 35/M-DAG/PER/11/2011 about
provisions rattan and rattan products export to ban exports of raw outwards, was published in
November 2011. Smooth production process should be supported by the supply of raw materials
is needed. Similarly, the sale can only be done by the industry if the availability of goods -
manufactured goods. The variable in this study is the supply of raw material (X), the production
process (Y1), and sales (Y2). This writing used associative method, which is a study that aims to
determine the relationship between two variables or more. The techniques used in this research
is the study of library and field research (interviews and documentation) whereas hypothesis
testing used statistical test and analysis tools such as correlation analysis, analysis of the
coefficient of determination and test of calculate.

Keyword : the supply of raw materials; production process; level of sales

PENDAHULUAN diharapkan setiap negara mampu


menghasilkan pendapatan dari kegiatan
Latar Belakang ekspor, dan memenuhi kebutuhan dalam
Peta bisnis kini telah memasuki era negeri dalam kegiatan impor. Indonesia
baru yang ditandai dengan perubahan dalam merupakan merupakan negara kepulauan
sistem perekonomian dunia. Dalam hal ini yang memiliki kekayaan dari sumber daya
fenomena globalisasi telah menimbulkan alam seperti kesuburan tanah ,keadaan
meningkatnya dinamika bisnis. Persaingan iklim, hasil hutan, tambang dan hasil laut.
telah menjadi semakin kompleks dengan Semua kekayaan itu sangat mempengaruhi
efektifnya liberalisasi perdagangan pada pertumbuhan industri di Indonesia.
beberapa kawasan yang telah Salah satu kekayaan alam yang
menghapuskan batas-batas negara. berpotensi di Indonesia adalah rotan.
Persaingan bisnis tidak lagi antar sesama Berdasarkan data Kemenperin, Indonesia
perusahaan nasional tetapi juga telah merupakan negara penghasil rotan terbesar
melibatkan perusahaan multi nasional. di dunia, diperkirakan 80% bahan baku
Dalam hal ini persaingan menjadi semakin rotan di seluruh dunia dihasilkan oleh
ketat, karena setiap perusahaan harus Indonesia, sisanya dihasilkan oleh negara
mampu menembus pangsa pasar dunia. lain seperti : Philiina, Vietnam, dan negara-
Setiap negara tentu memiliki potensi negara Asia lainnya. Daerah penghasil rotan
yang berbeda antara yang satu dengan yang yaitu Pulau Kalimantan, Pulau Sumatera,
lainnya, maka dengan perdagangan dunia

26 Edunomic Volume 1 / Januari 2013


Pulau Sulawesi, dan Pulau Papua dengan proses produksi tidak lancar. Pernyataan
potensi rotan sekitar 622.000/ton per tahun. tersebut berdasarkan hasil penelitian
Sedangkan industri rotan sebagian Susnanti dengan judul “Pengaruh Pasokan
besar berlokasi di Cirebon dan sekitarnya. Bahan Baku Terhadap Proses Produksi”.
Pada periode 2001-2004, baik jumlah Penelitian ini dilakukan di Kabupaten
perusahaan, produksi, ekspor maupun Cirebon dengan mengambil data dari
penyerapan tenaga kerja di sub sector industri-industri yang tergabung dalam
industry pengolahan rotan di Cirebon ASMINDO Komisariat Cirebon.
mengalami peningkatan, dimana jumlah Penurunan industri pengolahan rotan,
perusahan meningkat dari 923 unit usaha baik yang terjadi pada skala nasional
menjadi 1.060 unit usaha, produksi maupun di sentra industri Cirebon sejak
meningkat dari 62.707 ton menjadi 91.181 tahun 2005 disinyalir penyebabnya adalah
ton, ekspor meningkat dari 32.871 ton dikeluarkannya SK Menteri Perdagangan
(senilai US$ 101,67 juta) menjadi 51.544 No. 12/M-DAG/PER/6/2005 tentang
ton (senilai US$ 116.572 juta) dan Ketentuan Ekspor Rotan, yang
penyerapan tenaga kerja meningkat dari memperbolehkan ekspor bahan baku rotan
51.432 orang menjadi 61.140 orang. dan rotan setengah jadi (ditambah lagi
Namun sejak tahun 2005, baik produksi, dengan mengalirnya bahan baku rotan ke
ekspor maupun penyerapan tenaga kerja di luar negeri secara illegal), mengakibatkan
sub sektor industri pengolahan rotan di industri pengolahan rotan di dalam negeri
Cirebon mengalami penurunan yang cukup sulit mendapatkan bahan baku. Di lain
signifikan. Dan penurunan tersebut pihak, industri pengolahan rotan di negara-
berlanjut pada tahun 2006. negara pesaing, terutama China dan Taiwan
Pada tahun 2007, beberapa produsen berkembang lagi secara pesat, sehingga
mebel rotan di Cirebon mengalami merebut pangsa pasar dan potensi pasar
penurunan produksi, diantaranya yang ekspor produk rotan dari Indonesia.
semula dapat mengekspor sebanyak 120 Proses produksi dalam sebuah
kontainer per bulan, menurun menjadi 15– industri dilakukan oleh bagian fungsi
20 kontainer, bahkan sudah ada yang tidak produksi. Fungsi produksi adalah fungsi
berproduksi lagi. Hal tersebut disebabkan yang diserahi tugas dan tanggungjawab
oleh sulitnya memperoleh bahan baku rotan untuk melakukan aktivitas pengubahan dan
yang berkualitas, namun sebaliknya di pengolahan sumber daya produksi (a set of
negara pesaing bahan baku tersebut lebih input) menjadi keluaran (output), barang
mudah didapatkan. Akibatnya banyak dan jasa, sesuai dengan yang direncanakan
pengusaha rotan kecil yang semula sebagai sebelumnya. Fungsi produksi menciptakan
sub kontraktor tidak memperoleh pekerjaan kegunaan bentuk (form utility), karena
lagi, sehingga menimbulkan banyak melalui kegiatan produksi nilai dan
pengangguran. Disamping itu, juga kegunaan suatu benda (input) yang
berdampak terhadap terhambatnya bersangkutan. Dalam keberadaan seperti
pengembalian kredit oleh industri itu, maka fungsi produksi menjadi tempat
pengolahan rotan ke perbankan (alias kredit terjadinya proses pengubahan secara fisik
macet). atas sumber daya produksi dan (input)
Sampai tahun 2010 di Kabupaten menjadi keluaran (output). Secara umum,
Cirebon masih juga menunjukkan bahwa fungsi produksi ini terbangun atas empat
banyak industri-industri rotan yang elemen (subsystem), yaitu subsistem
mengalami penurunan bahkan masukan (input subsystem), subsistem
kebangkrutan yang disebabkan tidak proses (conversion or processing
terpenuhinya pasokan bahan baku sehingga subsystem), subsistem keluaran (output

27 Edunomic Volume 1 / Januari 2013


subsystem), dan subsistem umpan balik Lalu Permendag Nomor 36/M-
(feed-back or production information DAG/PER/11/2011 tentang Pengangkutan
subsystem). Rotan Antar Pulau, dan Permendag Nomor
Kaitannya dengan fungsi produksi 37/M-DAG/PER/11/2011 tentang Barang
dalam perusahaan industri , bahan baku yang Dapat Disimpan di Gudang Dalam
merupakan salah satu subsistem masukan Penyelenggaraan Resi Gudang.
(input subsystem) yang akan diproses Dengan adanya kebijakan baru
dengan subsistem lainnya (tenaga kerja, tersebut tentunya akan berpengaruh
modal, mesin, dll) menjadi sebuah keluaran terhadap industri di Kabupaten Cirebon.
(output). Oleh karena itu, bahan baku Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas,
merupakan bagian yang sangat penting maka penulis tertarik untuk melakukan
untuk menunjang berlangsungnya proses penelitian “Pengaruh Pasokan Bahan Baku
produksi. Terhadap Proses Produksi dan Tingkat
Dalam hal ini, yang harus Penjualan pada Industri Rotan Kabupaten
diperhatikan adalah pasokan bahan baku. Cirebon”.
Karena ketersediaan bahan baku akan
mempengaruhi kelancaran proses produksi, TINJAUAN PUSTAKA
apabila terjadi kekurangan bahan baku akan
menghambat proses produksi. Proses Konsep Industri
produksi yang lancar diharapkan dapat Industri secara umum dapat
menghasilkan jumlah produk yang di diartikan sebagai kelompok bisnis tertentu
butuhkan, dengan ketersediaan jumlah yang memiliki teknik dan model yang sama
produk maka akan mempengaruhi dalam menghasilkan laba. Menurut Kamus
penjualan. Tapi apabila proses produksi Besar Ekonomi (2007:252) istilah industri
terhambat, produk yang dihasilkan pun diartikan sebagai “kegiatan ekonomi
akan terganggu, akibatnya produk jadi yang dengan memproses atau mengolah bahan-
siap di jual menjadi tidak tersedia, pesanan- bahan atau barang dengan menggunakan
pesanan buyer menjadi tidak terpenuhi dan sarana dan peralatan, seperti mesin, untuk
akibatnya tingkat penjualan menurun. menghasilkan barang (jadi) dan jasa”.
Pasokan bahan baku memang sangat Menurut Peraturan Menteri
penting guna berlangsungnya proses Perindustrian No 01/M-IND/PER/3/2005
produksi dan penjualan. Sehubungan yang dimaksud industri adalah sebgai
dengan penyebab menurunnya industri berikut :
rotan adalah kurangnya pasokan bahan Industri adalah perusahaan yang telah
baku, maka baru-baru ini pihak pemerintah mempunyai izin usaha untuk mengolah
mengeluarkan kebijakan baru tentang bahan mentah, bahan baku, bahan setengah
larangan ekspor bahan baku rotan. Hal ini jadi dan/atau, barang jadi, menjadi barang
bertujuan agar dapat memanfaatkan rotan dengan nilai yang lebih tinggi untuk
secara berkesinambungan dan menjaga penggunaannya, termasuk kegiatan rancang
ketersediaan bahan baku bagi industri bangun dan perekayasaan industri.
produk rotan. Selain itu, sebagai upaya Sedangkan pengertian lain menyebutkan
peningkatan dan pengembangan industri bahwa Industri adalah suatu usaha atau
rotan nasional. kegiatan pengolahan bahan mentah atau
Dirjen Perdagangan Dalam negeri barang setengah jadi menjadi barang jadi
Kemendag Gunaryo mengatakan, kebijakan barang jadi yang memiliki nilai tambah
tersebut tertuang dalam Permendag nomor untuk mendapatkan keuntungan. Usaha
35/M-DAG/PER/11/2011 tentang perakitan atau assembling dan juga reparasi
Ketentuan Ekspor Rotan dan Produk Rotan. adalah bagian dari industri. Hasil industri

28 Edunomic Volume 1 / Januari 2013


tidak hanya berupa barang, tetapi juga industri dalam rangka memperlancar proses
dalam bentuk jasa. produksi”.
(http://organisasi.org/komunitas&perpusta Tujuan dari diadakannya pasokan
kaanonlineIndonesia) bahan baku rotan adalah agar tersedianya
bahan baku yang diperlukan untuk kegiatan
Pasokan Bahan Baku produksi pengolahan rotan. Dengan
Pengertian Bahan baku menurut tercukupinya pasokan bahan baku yang
Zaki Baridwan (2008 : 150) adalah, diperlukan, maka akan memperlancar
“Barang-barang yang akan menjadi bagian proses produksi pengolahan rotan.
dari produk jadi yang dengan mudah dapat
diikuti biayanya”. Adapun jenis-jenis bahan Proses Produksi
baku menurut Gunawan Adisaputro dan Proses menurut Sofyan Assauri
Marwan Asri ( 2011 : 185 ) adalah : (2000:75), adalah ”cara atau metode dan
1. Bahan baku langsung teknik bagaimana sesungguhnya sumber-
Bahan baku langsung atau direct sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan
material adalah semua bahan baku yang dana) yang diubah untuk memperoleh suatu
merupakan bagian daripada barang jadi hasil”.
yang di hasilkan. Biaya yang di Menurut Bambang Prishardoyo
keluarkan untuk membeli bahan baku (2005) Produksi adalah ‘kegiatan yang
langsung ini mempunyai hubungan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
yang erat dan sebanding dengan jumlah manusia dengan menghasilkan barang atau
barang jadi yang di hasilkan. meningkatkan nilai guna suatu barang dan
2. Bahan Baku Tidak langsung jasa’.
Bahan baku tidak langsung atau disebut Pengertian produksi menurut Basu
juga dengan indirect material, adalah Swastha & Ibnu Sukotjo (1998:280)
bahan baku yang ikut berperan dalam produksi adalah “pengubahan bahan-bahan
proses produksi tetapi tidak secara dari sumber-sumber menjadi hasil yang
langsung tampak pada barang jadi yang diinginkan oleh konsumen. Hasil itu dapat
di hasilkan. berupa barang ataupun jasa”.
Dalam penelitian ini, bahan baku Jadi berdasarkan pengertian di atas
yang penulis maksud adalah bahan baku dapat penulis simpulkan bahwa yang
langsung, yaitu semua bahan baku yang dimaksud dengan proses produksi adalah
merupakan bagian dari barang jadi yang cara atau metode dan teknik bagaimana
mempunyai hubungan yang erat dan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan
sebanding dengan jumlah barang jadi yang dan dana) diberdayakan untuk untuk
dihasilkan. menciptakan atau menambah guna atas
Bahan baku rotan yang digunakan suatu benda sehingga dapat memenuhi
oleh industri-industri rotan di Kabupaten kebutuhan manusia.
Cirebon berbagai macam jenisnya, Proses pembuatan kerajinan rotan
diantaranya core 13, rotan CL asalan, fitrit dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :
2,8mm, manao assalan,semambo assalan, pemotongan rotan sesuai dengan ukuran
dan lain sebagainya. model produk, pembentukan model-model
Berdasarkan uraian diatas, penulis poduk dengan alat cetak, pengikatan,
dapat menyimpulkan bahwa “Pasokan memaku/sekrup, pengamplasan dan
bahan baku adalah sejumlah material yang pengeringan, dan yang terakhir yaitu
disimpan dan dirawat oleh perusahaan yang finishing. Agar tampil lebih memikat, hasil
digunakan untuk memenuhi kebutuhan kerajinan tersebut biasa dihiasi dan dipoles
dengan pewarna.

29 Edunomic Volume 1 / Januari 2013


aktif. Perhitungan jumlah sampel dalam
Tingkat Penjualan penelitian ini menggunakan rumus dari
Menurut Basu Swastha (2009:8) Isaac dan Michael (Arikunto, 2010:179)
Menjual adalah” ilmu dan seni dengan ketelitian (error) 10%, jumlah
mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh sampel sebanyak 20 industri atau 17,69%
penjual untuk mengajak orang lain agar dari populasi.
beresedia membeli barang/jasa yang
ditawarkannya”. Definisi Operasional Variabel
Sedangkan menurut Chairul Marom Pasokan bahan baku menunjukkan
(2002;28) “penjualan barang dagangan berapa jumlah pasokan bahan baku yang
sebagai usaha pokok perusahaan yang masuk ke industri untuk proses produksi
biasanya dilakukan secara teratur”. setelah terbitnya SK Menteri Perdagangan
Berdasarkan pengertian di atas, maka yang melarang ekspor bahan baku. Data ini
dapat disimpulkan bahwa penjualan berbentuk rasio dengan indikator jumlah
merupakan pendapatan usaha pokok atau pasokan bahan baku dalam satuan kontiner.
pendapatan utama bagi perusahaan yang Proses produksi menunjukkan
memperjualbelikan barang-barang kepada berapa jumlah produk rotan yang dihasilkan
pelanggan. Dalam hal ini produk-produk setelah proses produsi dari jumlah pasokan
yang dihasilkan industri rotan juga akan bahan baku yang masuk ke industri. Data
dijual kepada para buyer. Dan hasilnya ini berbentuk rasio dengan indikator jumlah
merupakan pendapatan utama bagi industri. produk rotan yang dihasilkan dalam satuan
Industri-industri rotan yang menjadi sampel kontiner.
dalam penelitian ini melakukan penjualan
secara ekspor ke negara-negara Eropa, Tingkat Penjualan
Swedia, Italia, Netherland, Germany, Korea Tingkat penjualan menunjukkan
dan yang lainnya. berapa jumlah produk rotan yang berhasil
Berdasarkan uraian di atas, maka dijual oleh industri dari proses produksi
penulis rumuskan hipotesis sebagai berikut: yang telah dilakukan. Data ini berbentuk
1. Terdapat pengaruh pasokan bahan baku rasio dengan indikator jumlah produk rotan
terhadap proses produksi pada industri yang dijual dalam satuan kontiner.
rotan Kabupaten Cirebon. Teknik Analisis
2. Terdapat pengaruh pasokan bahan baku Teknik yang penulis gunakan untuk
terhadap tingkat penjualan pada industri menganalisis data adalah analisis korelasi
rotan Kabupaten Cirebon. product moment untuk mengetahui
pengaruh vaiabel X terhadap variabel Y,
METODOLOGI PENELITIAN sedangkan untuk mengetahui besarnya
Populasi dalam penelitian ini kontribusi atau pengaruh variabel X
adalah industri-industri rotan yang terhadap variabel Y ditafsirkan dari
tergabung dalam ASMINDO Komisariat koefisien determinasi. Sedangkan untuk
Daerah Cirebon. Pemilihan obyek ini menguji hipotesis digunakan uji-t.
adalah karena didasari bahwa Cirebon
merupakan sentra industri pengolahan rotan HASIL DAN PEMBAHASAN
di Indonesia, dan ASMINDO merupakan Dengan analisis korelasi product
salah satu Asosiasi yang mewadahi industri moment diperoleh nilai r = 0,99 berada
rotan yang ada di Cirebon. diantara 0,80 – 1,000, harga rhitung yang
Jumlah populasi sebanyak 113 sudah diperoleh yaitu 0,99 tersebut
industri diperoleh dari anggota ASMINDO kemudian dibandingkan dengan rtabel pada
Komisariat Daerah Cirebon yang masih r product moment dengan = 0,01 dan n

30 Edunomic Volume 1 / Januari 2013


=20, maka harga rtabel diperoleh 0,561. sedangkan sisanya 4% dipengaruhi oleh
Ternyata harga rhitung > rtabel sehingga faktor lain.
inferensi yang diambil adalah terdapat Untuk uji hipotesis digunakan uji-t
hubungan yang sangat kuat antara pasokan dengan dengan derajat kebebasan (dk) = n
bahan baku (X) dengan proses produksi =20 – 2 = 18 dan taraf nyatanya = 1%
(Y1). diperoleh nilai ttabel = 2,878. Jadi thitung
Hasil tersebut kemudian di hitung > ttabel yaitu (21,01 > 2,878) maka Ho
dengan rumus koefisien determinasi untuk ditolak, sedangkan Ha diterima.
mengetahui derajat atau tingkat hubungan Dengan demikian berdasarkan uji
antar variabel, maka di peroleh hasil yang hipotesis tersebut dapat dinyatakan
menunjukkan pengaruh pasokan bahan mengenai kebenaran atas hipotesis yang
baku terhadap proses produksi sebesar 98% telah penulis kemukakan yaitu ”terdapat
sedangkan sisanya 2% dipengaruhi oleh pengaruh pasokan bahan baku terhadap
faktor lain. tingkat penjualan pada industri rotan
Untuk uji hipotesis digunakan uji-t Kabupaten Cirebon.
dengan derajat kebebasan (dk) = n =20 – 2
= 18 dan taraf nyatanya = 1% diperoleh SIMPULAN
nilai ttabel = 2,878. Jadi thitung > ttabel Untuk memenuhi pasokan bahan
yaitu (30 > 2,878) maka Ho ditolak, baku yang diperlukan dalam proses
sedangkan Ha diterima. produksi, industri rotan Cirebon dapat
Dengan demikian berdasarkan uji memperoleh bahan baku baik dari pemasok
hipotesis tersebut dapat dinyatakan lokal yang ada di sekitar Cirebon, maupun
mengenai kebenaran atas hipotesis yang memesan langsung ke pemasok yang ada di
telah penulis kemukakan yaitu ”terdapat Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera.
pengaruh pasokan bahan baku terhadap Dalam melakukan pembelian bahan baku,
proses produksi pada industri rotan industri rotan dapat melakukan pembelian
Kabupaten Cirebon”. dengan cara tunai atau cash maupun dengan
cara kredit sesuai dengan kontrak kerjasama
Pengaruh Pasokan Bahan Baku masing-masing perusahaan.
Terhadap Tingkat Penjualan Sumartja menuturkan kebutuhan
Dengan analisis korelasi product bahan baku rotan siap pakai untuk industri
moment diperoleh nilai r = 0,98 berada olahan rotan di Cirebon diestimasi
diantara 0,80 – 1,000, harga rhitung yang mencapai 9.000 ton, karena total volume
sudah diperoleh yaitu 0,98 tersebut industri rotan mencapai 3.000 kontainer.
kemudian dibandingkan dengan rtabel pada (http://www.bisnis.com/articel).
r produck moment dengan = 0,01 dan n Proses pembuatan kerajinan rotan
=20, maka harga rtabel diperoleh 0,561. dilakukan melalui beberapa tahapan dari
Ternyata harga rhitung > rtabel sehingga mulai pemotongan rotan sampai finishing.
inferensi yang diambil adalah terdapat Produksi dari rotan itu bisa berupa meubel
hubungan yang sangat kuat antara pasokan dan kerajinan lainnya. Namun semenjak
bahan baku (X) dengan proses produksi tidak terpenuhinya pasokan bahan baku
(Y1). yang diperlukan, perusahaan mencari jalan
Hasil tersebut kemudian di hitung lain untuk menjaga agar perusahaan tetap
dengan rumus koefisien determinasi untu survive. Produk-produk jadi yang
mengetahui derajat atau tingkat hubungan dihasilkan oleh industri rotan di kombinasi
antar variabel, maka di peroleh hasil yang dengan bahan lain seperti kayu, besi
menunjukkan pengaruh pasokan bahan maupun alumunium. Bahkan banyak yang
baku terhadap penjualan sebesar 96% beralih ke bahan-bahan dari plastik. Hal itu

31 Edunomic Volume 1 / Januari 2013


dimaksudkan agar perusahaan dapat tetap Penelitian ini ternyata
beroperasi dan tetap bisa memenuhi membuktikan bahwa pasokan bahan baku
pesanan para buyer dengan tidak berpengaruh terhadap proses produksi dan
mengurangi kerajinan berupa rotan, karena penjualan. Hal ini berdasarkan hasil
adanya pengkombinasian tersebut. perhitungan dengan nilai koefisien korelasi
Negara-negara yang menjadi tujuan untuk variabel X (Pasokan bahan baku)
penjualan kerajinan rotan ini antara lain terhadap variabel Y1 (Proses Produksi)
negara-negara Eropa, Swedia, Italia, yang menunjukkan nilai r sebesar 0,99 dan
Netherland, Germany, Korea dan yang koefisien korelasi untuk variabel X (Proses
lainnya. Dengan penerbitan SK Dirjen produksi) terhadap Penjualan (Y2) yang
Perdagangan Dalam negeri nomor 35/M- menunujukkan nilai r sebesar 0,98. Hal ini
DAG/PER/11/2011 tersebut, Sumartja menunujkkan bahwa pasokan bahan baku
selaku ketua ASMINDO Komisariat mempunyai hubungan yang sangat kuat
Cirebon mengatakan baru beberapa bulan baik terhadap proses produksi maupun
saja larangan ekspor bahan baku rotan penjualan.
diberlakukan, volume ekspor barang rotan Dari nilai r yang diperoleh,
Cirebon mengalami peningkatan yang selanjutnya dilakukan perhitungan untuk
signifikan.(http://www.bisnis-jabar.com). mengetahui seberapa besar pengaruh
Hal ini ditunjukan oleh Realisasi variabel independen terhadap variabel
Penjualan Ekspor Rotan Dan Furniture dependen. Dari hasil perhitungan tersebut
yang diperoleh dari data Disperindag untuk variabel X (Pasokan bahan baku) dan
Cirebon tahun 2011 & 2012. Ekspor barang variabel Y1 (Proses produksi) diperoleh
rotan di tahun 2012 mengalami hasil rhitung 0,99 lebih besar dari rtabel
peningkatan. Drai bulan Juli-Desember 0,561 seningga Ho ditolak dan Ha diterima,
2011 rata-rata ekspor rotan sebesar 867 artinya terdapat hubungan yang positif dan
kontiner, sedangkan dari bulan Januari-Juni signifikan antara pasokan bahan baku
2012 rata-rata ekspor mencapai 1.120 dengan proses produksi sebesar 0,99.
kontiner. Sedangkan koefisien determinasi diperoleh
Namun pada bulan Mei dan Juni hasil sebesar 98% yang menunjukan tingkat
2012 ekspor mengalami penurunan dari proses produksi sangat dipengaruhi oleh
bulan April yang berjumlah 1.169 kontiner pasokan bahan baku. Untuk hasil pengujian
menurun menjadi 774 kontiner di bulan hipotesis diperoleh thitung sebesar 30
Mei, dan menurun kembali pada bulan Juni sedangkan ttabel sebesar 2,878 dengan dk =
menjadi 678 kontiner. Hal itu kembali n - 2 atau 20 - 2 = 18 = 0,01 berarti
disebabkan karena sulitnya pasokan bahan thitung lebih besar dari ttabel artinya
baku. hipotesis yang diajukan terbukti dan dapat
Hal itu disebabkan antara lain diterima.
bahwa industri-industri pengolahan rotan Untuk variabel X (Pasokan bahan
kini bukan hanya ada di Cirebon, tetapi baku) dan variabel Y2 (Penjualan)
daerah-daerah lain di Indonesia juga telah diperoleh hasil rhitung 0,98 lebih besar dari
banyak berdiri industri-industri pengolahan rtabel 0,561 seningga Ho ditolak dan Ha
rotan seperti di Surabaya, Malang, Bali, diterima, artinya terdapat hubungan yang
bahkan di daerah pemasok pun kini telah positif dan signifikan antara pasokan bahan
bermunculan industri pengolahan rotan. baku dengan penjualan sebesar 0,98.
Sehingga pasokan bahan baku tidak hanya Sedangkan koefisien determinasi diperoleh
dibutuhkan oleh industri rotan Cirebon saja, hasil sebesar 96% yang menunjukan tingkat
melainkan juga akan dikirim dan di supply proses produksi sangat dipengaruhi oleh
ke industri-industri di daerah lain. pasokan bahan baku. Untuk hasil pengujian

32 Edunomic Volume 1 / Januari 2013


hipotesis diperoleh thitung sebesar 21,01 3. Selain mengutamakan penjualan ke luar
sedangkan ttabel sebesar 2,878 dengan dk = negeri, industri juga harus
n - 2 atau 20 - 2 = 18 = 0,01 berarti meningkatkan pemasaran dalam negeri
thitung lebih besar dari ttabel artinya dengan membuka pameran dan
hipotesis yang diajukan terbukti dan dapat kerajinan rotan agar lebih dikenal oleh
diterima. masyarakat.
5. Membudayakan masyarakat dalam negeri
SARAN untuk menggunakan produk dan
Berdasarkan simpulan yang telah kerajinan rotan. Hal tersebut dapat
penulis kemukakan sebelumnya, maka dicontohkan oleh pemerintah dengan
penulis mencoba untuk mengemukakan menggunakan produk tersebut di
saran, mudah-mudahan saran ini dapat instansi-instansi pemerintah.
berguna dan bermanfaat bagi pihak-pihak 6. Untuk kelangsungan industri rotan di
yang terkait. Adapun saran yang dapat Cirebon, pemerintah perlu terus
penulis kemukakan dalam penelitian ini melakukan proteksi terhadap industri
adalah sebagai berikut : rotan, serta menetapkan kebijakan yang
Dengan dikeluarkannya SK Menteri tepat tentang bahan baku guna
Perdagangan No. 35/M-DAG/PER/11/2011 mendukung para pengusaha rotan
membuka jalan untuk membangkitkan dalam negeri khususnya Cirebon yang
industri-industri rotan di Cirebon agar selama ini memjadi salah satu sentra
kembali jaya. Maka harus ditunjang juga industri produk kerajianan rotan di
dengan faktor-faktor antara lain : Indonesia.
1. Memperbaiki kerjasama dengan para
pemasok bahan baku, karena meskipun DAFTAR PUSTAKA
SK pelarangan ekspor bahan baku Ahyari, Agus. (2008). Anggaran
sudah diterbitkan, pasokan bahan baku Perusahaan Kuantitatif. Yogyakarta:
belum sepenuhnya lancar memenuhi Yogyakarta.
kebutuhan industri Cirebon seiring Alma, Buchari.(2009).Kewirausahaan.
dengan banyaknya industri yang Bandung:Alfabeta
bermunculan di dalam negeri dan Arikunto, Suharsimi.(2010).Prosedur
ekspor secara illegal yang dilakukan Penelitian.Jakarta:Rineka Cipta.
pemasok. Asri, Marwan & Adisaputro , Gunawan.
2. Pasokan bahan baku yang efektif (2011). Anggaran Perusahaan.
memenuhi kebutuhan proses produksi Yogyakarta:BPFE- Yogyakarta.
dapat dikelola dan dimanfaatkan Baridwan, Zaki.(2008).Intermediate
dengan baik oleh industri. Accounting.Yogyakarta:Fakultas
3. Untuk kelancaran proses produksi, Ekonomi UGM.
selain pasokan bahan baku faktor Barry, Render & Jay, Heizer. (2011).
lainnya juga harus diperhatikan seperti Operations Management.
modal, peralatan, tenaga kerja. Jakarta:.Salemba Empat.
4. Untuk meningkatkan penjualan, perlu Haming, Murdifin & Nurnajamuddin,
meningkatakan kreatifitas dalam Mahfud.(2007).Manajemen Produksi
pembuatan produk rotan yang selalu Modern. Jakarta:Bumi Aksara.
”new” di pasaran, dan perlu Katter, Philip.( 2005).Manajemen
peningkatan strategi pemasaran agar Pemasaran. Jakarta:PT. Indeks
mampu bersaing dengan industri- Kelompok Gramedia.
industri lainnya. Mursyidi.(2010).Akuntansi
Biaya.Bandung:Refika Aditama.

33 Edunomic Volume 1 / Januari 2013


Sugiyono.(2012).Metode Penelitian Produksi.Sarjana pada Universitas
Kuantitatif Kualitatif dan Swadaya Gunung Jati.Cirebon:tidak
R&D.Bandung:Alfabeta. diterbitkan.
Sugiyono.(2012).Statistika untuk Swastha, Basu.(2009). Manajemen
Penelitian.Bandung:Alfabeta. Penjualan. Yogyakarta: BPFE-
Susnanti.(2010).Pengaruh Pasokan Bahan Yogyakarta.
Baku Terhadap Proses

34 Edunomic Volume 1 / Januari 2013

You might also like