Jurnal Uji Coba Soal

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Jl. Ciwaru Raya No.

15 Cipocok Jaya, Serang - Banten 42117

Pengembangan Instrumen Tes Higher Order Thinking Skill (H.O.T.S) KD 3.1, 3.2, 3.3,
3.4, 3.5 dan Instrumen Non Tes Unjuk Kerja KD 3.3 Pada Konsep Asam Basa Pada
Mata Pelajaran IPA Kelas VII Semester 1

Aulia Dinar Septiani 1*, Aas Rosita 2, Devi Febriyanti 3 dan Rizkiyati Puteri Utami 4

Pendidikan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten
Email : *auliadinarseptiani@gmail.com

Abstract

This study aims to produce H.O.T.S test instruments and non-test instruments performance based on
valid, reliable criteria, level of difficulty and power difference. This research is a development
research adapted from the research and development model of Borg & Gall, which includes steps
namely: compiling test specifications, writing questions, examining items, conducting test items and
analyzing items. Data collection techniques used are tests. The instruments used in this study were
test instruments (35 items of multiple choice questions and 5 items of essays), non-tests, and
validation sheets. The results showed that the H.O.T.S test instrument stated 9 multiple choice
questions, 5 items of essay questions were declared valid and feasible to use because the value of r
count> r table (0.328). Reliability criteria are 0.3 with the category "Low" for multiple choice
questions and amounting to 2.0 with the category "Very High" for the essay problem. Multiple choice
questions have the highest percentage of difficulty level of 37.1% in the "Medium" category and the
essay question has the highest percentage difficulty level of 100% "Easy" category. Different power
classifications for multiple choices have the highest percentage in the "Ugly" category of 60%, for
essays the percentage is 100% in the "Very Good" category. Performance non-test instruments were
declared valid with a final score of 3.45 in the category of "Very Good".
Keywords: Development, H.O.T.S, performance, criteria

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan instrumen tes H.O.T.S dan instrumen non tes unjuk kerja
berdasarkan kriteria valid, reliabel, tingkat kesukaran dan daya beda. Penelitian ini merupakan
penelitian pengembangan yang diadaptasi dari model penelitian dan pengembangan Borg & Gall,
yang meliputi langkah-langkah yakni: menyusun spesifikasi tes, menulis butir soal, menelaah butir
soal, melakukan uji coba dan analisis butir soal. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes (35 butir soal pilihan ganda dan 5
butir soal essay), non tes, dan lembar validasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen tes
H.O.T.S dinyatakan 9 butir soal pilihan ganda, 5 butir soal essay dinyatakan valid dan layak
digunakan karena nilai r hitung>r tabel (0.328). Kriteria reliabilitas sebesar 0.3 dengan kategori
“Rendah” untuk soal pilihan ganda dan sebesar 2.0 dengan kategori “Sangat Tinggi” untuk soal essay.
Soal pilihan ganda memiliki persentase tingkat kesukaran tertinggi sebesar 37.1% pada kategori
“Sedang” dan soal essay memiliki persentase tingkat kesukaran tertinggi sebesar 100% kategori
“Mudah”. Klasifikasi daya beda untuk pilihan ganda memiliki persentase tertinggi pada kategori
“Jelek” sebesar 60%, untuk essay memiliki persentase 100% pada kategori “Baik Sekali”. Instrument
non tes unjuk kerja dinyatakan valid dengan skor akhir 3.45 kategori “Sangat Baik”.
Kata Kunci: Pengembangan, H.O.T.S, unjuk kerja, kriteria

1
Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya, Serang - Banten 42117

PENDAHULUAN pembelajaran ini terdiri dari enam tahap yang


Pembelajaran adalah suatu sistem atau tersusun mulai yang paling sederhana menuju
proses membelajarkan peserta didik yang kemampuan yang paling kompleks hal ini
dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi secara kemudian dikenal dengan taksonomi tujuan
sistematis agar peserta didik dapat mencapai pembelajaran Bloom. Namun, agar bisa
tujuan pembelajaran yang diharapkan. mengadopsi perkembangan dan temuan baru
Pembelajaran memiliki beberapa komponen, dalam dunia pendidikan, kemudian membuat
antara lain tujuan pembelajaran, materi revisi terhadap taksonomi Bloom ini. Dengan
pembelajaran, strategi dan metode mengetahui klasifikasi tersebut hendaknya
pembelajaran, media pembelajaran, dan guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa
evaluasi pembelajaran. dengan melihat apakah indikator-indikator
Evaluasi proses belajar mengajar keberhasilan tersebut sudah dicapai melalui
menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru, tujuan pembelajaran khusus, baik yang
kegiatan siswa, pola interaksi antara guru berkenaan dengan aspek kognitif, afektif dan
dengan siswa, dan keterlaksanaan program psikomotorik.
belajar mengajar. Sedangkan evaluasi hasil Dalam melakukan evaluasi proses dan
belajar menyangkut hasil belajar jangka hasil belajar tidak terlepas dari kegiatan
pendek dan hasil belajar jangka panjang. penilaian dalam pengumpulan data dan
Dalam melakukan evaluasi proses dan hasil pengolahannya untuk memperoleh gambaran
belajar tidak terlepas dari kegiatan penilaian dan informasi sejauh mana kemampuan
dalam pengumpulan data dan pengolahannya peserta didik, sehingga guru dapat
untuk memperoleh gambaran dan informasi menindaklanjuti untuk kepentingan
sejauh mana kemampuan peserta didik, pembelajaran Evaluasi atau penilaian yang
sehingga guru dapat menindaklanjuti untuk biasanya dilakukan oleh guru juga hanya
kepentingan pembelajaran. Ukuran tingkat mengukur kemampuan berpikir tingkat rendah
kebaikan suatu tes dapat dilihat dari (Lower Order Thinking).
kemampuannya dalam memberikan gambaran Pembaharuan kurikulum 2013 dalam
secara jelas tingkat keberhasilan program atau proses pembelajaran diharapkan bisa
tujuan pembelajaran. Supaya tujuan mudah meningkatkan kualitas pembelajaran lebih
dievaluasi keberhasilannya, maka tujuan harus efektif, efisien, menyenangkan, dan bermakna,
bersifat operasional, tujuan tersebut harus sehingga mampu meningkatkan kuaitas
diklasifikasikan dalam bentuk yang lebih rinci. pencapaian hasil belajar dan mengedepankan
Bloom dkk. telah membagi domain tujuan siswa berpikir kritis (tidak sekedar

2
Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya, Serang - Banten 42117

menyampaikan faktual). Pada kenyataannya non-rutin yang menuntut keterampilan berpikir


masih banyak guru yang kurang faham tentang tingkat tinggi meningkat.
HOTS dan yang terjadi di sekolah, soal-soal Higher Order Thinking Skill (H.O.T.S)
cenderung lebih banyak menguji aspek ingatan atau kemampuan berpikir tingkat tinggi
yang kurang melatih keterampilan berpikir dijelaskan oleh Gunawan (2003: 171) adalah
tingkat tinggi peserta didik. Guru harus proses berpikir yang mengharuskan siswa
mampu mengembangkan dan untuk memanipulasi informasi yang ada dan
mengkonversikan dari pembelajaran yang ide-ide dengan cara tertentu yang memberikan
masih bersifat Lower Order Thinking Skill mereka pengertian dan implikasi baru.
(LOTS) menjadi Higher Order Thinking Skill Misalnya, ketika siswa menggabungkan
(HOTS), dan ini harus sudah diawali sejak fakta dan ide dalam proses mensintesis,
merancang Rencana Pelaksanaan melakukan generalisasi, menjelaskan,
Pembelajaran (RPP). melakukan hipotesis dan analisis, hingga siswa
Kemampuan berpikir anak Indonesia sampai pada suatu kesimpulan.
secara ilmiah dianggap masih rendah dilihat Menurut Rosnawati (2013)
dari hasil survei TIMSS, salah satu faktor kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat terjadi
penyebabnya antara lain karena peserta didik ketika seseorang mengaitkan informasi yang
di Indonesia kurang terlatih dalam baru diterima dengan informasi yang sudah
menyelesaikan soal-soal yang mengukur tersimpan di dalam ingatannya, kemudian
HOTS, dan masalah yang dihadapi oleh guru menghubung-hubungkannya dan/atau menata
adalah kemampuan guru dalam ulang serta mengembangkan informasi tersebut
mengembangkan instrumen HOTS masih sehingga tercapai suatu tujuan ataupun suatu
kurang dan belum tersedianya instrumen penyelesaian dari suatu keadaan yang sulit
asesmen yang didesain khusus untuk melatih dipecahkan.
HOTS, sehingga perlu dikembangkan “Higher Order Thinking Skill”
instrumen HOTS (Hayat, 2010). (HOTS) atau keterampilan berpikir tingkat
Pengembangan keterampilan berpikir tinggi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu
tingkat tinggi peserta didik akan pemecahan masalah, membuat keputusan,
menghasilkan: kemahiran peserta didik dalam berpikir kritis dan berpikir kreatif (Presseisen
strategi pemecahan masalah menjadi baik, dalam Costa, 1985). Dalam pembentukan
tingkat keyakinan peserta didik meningkat, sistem konseptual IPA proses berpikir tingkat
dan prestasi belajar peserta didik pada masalah tinggi yang biasa digunakan adalah berpikir
kritis. Keterampilan berpikir kritis sangat

3
Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya, Serang - Banten 42117

diperlukan pada zaman perkembangan IPTEK kemudian dikenal dengan taksonomi tujuan
sekarang ini, sebab saat ini selain hasil-hasil pembelajaran Bloom. Namun, agar bisa
IPTEK yang dapat dinikmati, ternyata timbul mengadopsi perkembangan dan temuan baru
beberapa dampak yang membuat masalah bagi dalam dunia pendidikan, kemudian membuat
manusia dan lingkungannya. Para peneliti revisi terhadap taksonomi Bloom ini. Dengan
pendidikan menjelaskan bahwa belajar mengetahui klasifikasi tersebut hendaknya
berpikir kritis tidak langsung seperti belajar guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa
tentang materi, tetapi belajar bagaimana cara dengan melihat apakah indikator-indikator
mengkaitkan berpikir kritis secara efektif keberhasilan tersebut sudah dicapai melalui
dalam dirinya (Beyer dalam Costa, 1985). tujuan pembelajaran khusus, baik yang
Maksudnya dalam proses berpikirnya yaitu berkenaan dengan aspek kognitif, afektif dan
dengan mengaitkan sesuatu yang baru dengan psikomotorik
pengetahuan yang sudah dimiliki. Dalam mengevaluasi hasil belajar
Dalam melakukan evaluasi proses dan aspek kognitif, pengukuran penilaian hasil
hasil belajar tidak terlepas dari kegiatan belajar biasanya menggunakan instrument tes.
penilaian dalam pengumpulan data dan Secara etimologis, istilah “tes” berasal dari
pengolahannya untuk memperoleh gambaran bahasa latin “testum” yang berarti: sebuah
dan informasi sejauh mana kemampuan piring atau jambangan dari tanah liat. Dalam
peserta didik, sehingga guru dapat pengertian yang luas, tes adalah alat atau
menindaklanjuti untuk kepentingan instrumen yang dipakai untuk mengukur
pembelajaran. sesuatu (Abdullah, 2012).
Ukuran tingkat kebaikan suatu tes Menurut S. Eko Putro Widoyoko
dapat dilihat dari kemampuannya dalam (2009), Tes merupakan alat atau prosedur yang
memberikan gambaran secara jelas tingkat digunakan untuk mengetahui atau mengukur
keberhasilan program atau tujuan sesuatu dalam suasana, dengan cara dan
pembelajaran. Supaya tujuan mudah dievaluasi aturan-aturan yang sudah ditentukan.
keberhasilannya, maka tujuan harus bersifat Menurut M. Chabib Thoha (2002), Tes
operasional, tujuan tersebut harus adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta
diklasifikasikan dalam bentuk yang lebih rinci. alat lain yang digunakan untuk mengukur
Bloom dkk. telah membagi domain tujuan keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
pembelajaran ini terdiri dari enam tahap yang kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
tersusun mulai yang paling sederhana menuju individu atau kelompok.
kemampuan yang paling kompleks hal ini

4
Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya, Serang - Banten 42117

Berdasarkan beberapa pengertian tes Penelitian ini bertujuan untuk


di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah mengembangkan instrumen tes H.O.T.S dan
suatu alat ukur yang berisi beberapa instrumen non tes unjuk kerja pada jenjang
pertanyaan, perintah atau latihan yang SMP dan menetapkan kriteria butir soal pada
digunakan untuk mengukur keterampilan, instrumen tes yang dikembangkan. Masalah
pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau dalam penelitian ini dibatasi pada
bakat yang dimiliki oleh seseorang. pengembangan instrument tes hasil belajar
Dalam mengevaluasi hasil belajar yang terdiri atas sejumlah butir soal.
aspek afektif dan keterampilan motoric, Penetapan penerimaan butir soal berdasarkan
pengukuran penilaian hasil belajar pada kriteria butir soal yang baik ditinjau dari
menggunakan instrumen non tes. Bentuk validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan
penilaian yang menggunakan alat daya beda. Dari hasil penelitian ini diharapkan
ukur/instrumen non tes salah satunya yaitu: diperoleh sejumlah butir-butir soal yang telah
penilaian unjuk kerja/performance. Menurut terstandar, sehingga dapat dimanfaatkan oleh
Trespeces (Depdiknas 2003), Performance guru di sekolah untuk latihan, ulangan harian,
Assessment adalah berbagai macam tugas dan ulangan tengah semester, ulangan akhir
situasi dimana peserta tes diminta untuk semester, dan ujian sekolah. Hasil penelitian
mendemonstrasikan pemahaman dan ini juga dapat dijadikan referensi bagi guru
mengaplikasikan pengetahuan yang atau calon guru, agar dapat memahami
mendalam, serta keterampilan di dalam prosedur penyusunan dan penyajian instrumen
berbagai macam konteks sesuai dengan tes yang tepat.
kriteria yang diinginkan. Menurut pendapat METODE PENELITIAN
Zainal (1990) tes unjuk kerja adalah bentuk tes Metode yang digunakan yaitu
yang menuntut jawaban peserta didik dalam penelitian dan pengembangan pendidikan yang
bentuk perilaku, tindakan atau perbuatan. lebih dikenal dengan istilah research and
Siswa bertindak sesuai dengan apa yang development (R & D). Menurut Borg & Gall
diperintahkan atau ditanyakan. Jadi (1983) penelitian dan pengembangan
Performance Assessment adalah suatu merupakan strategi sebuah produk pendidikan.
penilaian yang meminta peserta tes untuk Penelitian ini merupakan penelitian
mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengembangan menggunakan model
pengetahuan unjuk kerja ke dalam berbagai pengembangan tes hasil belajar. Uji coba
macam konteks sesuai dengan yang terhadap butir soal yang dikembangkan
diinginkan. dilaksanakan di kelas VII MTsN Kota Serang

5
Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya, Serang - Banten 42117

Subjek uji coba penelitian adalah siswa kelas 3. Menelaah Butir Soal
VII H MTsN Kota Serang. Analisis butir Pada tahapan ini, butir-butir soal
dilakukan dengan program Microsoft Excel. yang telah dibuat ditelaah dari segi kaidah
Prosedur pengembangan tes hasil penulisan soal bentuk pilihan ganda dan esay.
belajar ini mengacu pada Mardapi (2012:110), Butir-butir soal yang telah ditelaah dan tidak
yakni menyusun spesifikasi tes, menulis butir sesuai dengan kaidah, maka perlu dilakukan
soal, menelaah butir soal, melakukan uji coba revisi pada butir soal tersebut. Hal ini
terhadap butir soal, menganalisis butir soal, dilakukan guna menghasilkan butir soal yang
memperbaiki tes, merakit tes, melaksanakan baik sebelum diuji coba. Telaah mengacu
tes, dan menafsirkan hasil tes. Akan tetapi, pada 16 kaidah penulisan soal yang
karena tujuan dari penelitian pengembangan dikembangkan oleh Depdiknas (2002) yang
ini hanya untuk menghasilkan butir-butir soal terdiri atas materi, konstruksi, dan bahasa.
yang baik ditinjau dari validitas, reliabilitas, Telaah butir soal dilakukan oleh guru
tingkat kesukaran, dan daya beda, dan mata pelajaran IPA. Lembar telaah kaidah
efektivitas pengecoh, maka prosedur penulisan soal bentuk pilihan ganda dan
pengembangan tersebut hanya dilakukan perangkat tes diberikan kepada guru IPA
sampai pada tahapan menganalisis butir soal untuk menilai kesesuaian butir soal yang
yang telah diuji coba. Berikut tahapan-tahapan diujikan berdasarkan kaidah penulisan soal
yang dilakukan yaitu sebagai berikut : bentuk pilihan ganda dan esay.
1. Menyusun Spesifikasi Tes 4. Melakukan uji coba terhadap butir
Pada tahapan ini, ditentukan tujuan soal
diselenggarakannya tes. Tujuan yang ingin Pada tahapan uji coba, butir-butir soal
ditetapkan mengacu pada apa yang ingin yang telah ditelaah dari segi kaidah penulisan
diukur dari peserta didik. Setelah tujuan soal, diujicobakan kepada responden yaitu
ditetapkan, dilakukan penyusunan kisi-kisi tes peserta didik sebagai testee. Butir-butir soal
dan menentukan bentuk dan panjang tes. yang diujicobakan berjumlah 40 butir soal
2. Menulis Butir Soal yang disusun kedalam 35 soal bentuk pilihan
Berdasarkan kisi-kisi yang telah ganda dan 5 soal esay.
disusun, butir-butir soal dikembangkan 5. Menganalisis butir soal
sebanyak yang telah ditetapkan. Adapun Hasil uji coba kemudian dianalisis
banyaknya butir soal yang dibuat berjumlah untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat
40 butir. Dengan 35 butir soal pilihan ganda kesukaran, dan daya beda dari setiap butir soal
dan 5 butir soal esay. yang dibuat. Pada tahapan ini, akan ditentukan

6
Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya, Serang - Banten 42117

butir-butir soal yang layak diterima, tidak b. Reliabilitas


layak diterima, maupun yang harus diperbaiki. Instrumen tes yang telah dirakit
Produk soal yang dihasilkan ditujukan kemudian diuji cobakan. Uji coba yang
untuk kepentingan pengujian secara lokal di dilakukan yaitu uji coba kelompok kecil,
kelas dalam bentuk soal latihan, ulangan dengan jumlah sampel sebanyak 36 orang. Uji
harian, ulangan tengah semester, maupun coba kelompok kecil ini akan digunakan untuk
ulangan akhir semester. Karena itu, analisis menganalisis tingkat reliabilitas. Instrument
data yang digunakan mengacu pada analisis dengan jumlah butir pertanyaan ganjil, maka
kuantitatif acuan norma (Kusaeri & peneliti menggunakan rumus KR-20. Kriteria
Suprananto, 2012:173-177) Analisis dilakukan reliabilitas soal dikelompokkan dalam lima
dengan menggunakan program Microsoft kriteria skor sebagai berikut:
Excel untuk mengetahui validitas, reabilitas, Tabel 2. Klasifikasi Reliabilitas
tingkat kesukaran, dan daya beda butir soal. Indeks Reliabilitas Klasifikasi
a. Validitas Jika r11 < 0.20 Sangat Rendah
0.20 ≤ r11 < 0.40 Rendah
Teknik analisis data Validitas dihitung
0.40 ≤ r11 < 0.60 Sedang
dengan cara menghitung rata-rata skor 0.60 ≤ r11 < 0.80 Tinggi
penilaian oleh dua orang pengamat 0.80 ≤ r11 < 1.00 Sangat tinggi
menggunakan interval 1 sampai dengan 4
c. Tingkat kesukaran
dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam
Indeks tingkat kesukaran berkisar dari
penelitin ini. Hasil angket respon guru
0.00 sampai dengan 1.00. Klasifikasi tingkat
dianalisis dengan menggunakan persentase
kesukaran tersebut dapat dilihat pada tabel
masing-masing jawaban dan memerikan hasil
berikut.
analisis sesuai dengan masing-masing butir
Tabel 3. Klasifikasi Tingkat Kesukaran
pertanyaan dalam angket. Validasi instrumen
tes yang dikembangkan memenuhi kriteria Indeks Tingkat
Klasifikasi
Kesukaran
valid atau layak digunakan. Validitas ditinjau 0.00 ≤ TK ≤ 0.30 Sukar
dari tiga aspek yaitu: materi, konstruk, dan 0.30 ≤ TK ≤ 0.70 Sedang
bahasa. 0.70 ≤ TK ≤ 1.00 Mudah

Tabel 1. Klasifikasi Validitas


d. Daya beda
Indeks Validitas Klasifikasi
Indeks daya beda berkisar antara -
r hitung > r tabel Valid 1,00 sampai dengan +1,00. Semakin tinggi
r hitung < r tabel Tidak Valid daya beda suatu butir soal, semakin baik soal
(Akbar:2013) yang dibuat. Adapun klasifikasi daya beda

7
Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya, Serang - Banten 42117

suatu butir soal dapat dilihat pada tabel dan essay yang tepat. Berdasarkan hasil telaah
berikut. yang dilakukan, diperoleh butir-butir soal yang
Tabel 4. Klasifikasi Daya Beda perlu direvisi.
Indeks Daya Beda Klasifikasi 4. Melakukan uji coba
0.00 ≤ DB ≤ 0.20 Jelek Butir-butir soal yang telah ditelaah,
0.20 ≤ DB ≤ 0.40 Cukup kemudian diuji coba di MTsN Kota Serang.
0.40 ≤ DB ≤ 0.70 Baik Uji coba tersebut dilakukan terhadap
0.70 ≤ DB ≤ 1.00 Baik Sekali responden yang berjumlah 36 siswa kelas VII
H. Butir-butir soal yang diuji cobakan di
HASIL DAN PEMBAHASAN MTsN Kota Serang yaitu pada KD 3.1, 3.2,
Hasil 3.3, 3.4, 3.5.
Hasil penelitian diuraikan berdasarkan 5. Analisis butir soal
langkah-langkah pengembangan. Respon terhadap butir-butir soal yang
1. Menyusun spesifikasi tes diuji coba kemudian dianalisis dengan
Pada tahapan ini disusun kisi-kisi program Microsoft Excel. Hasil analisis
penulisan soal H.O.T.S dan instrument unjuk diperoleh bahwa dari 35 butir soal pilihan
kerja berdasarkan silabus tingkat SMP. ganda dan 5 butir soal essay yang telah dibuat
Adapun kisi-kisi yang disusun berdasarkan dilakukan analisis untuk memenuhi kriteria
silabus tingkat SMP dapat dilihat pada validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan
lampiran. daya beda.
2. Menulis butir soal Analisis dan perhitungan validitas tes
Butir-butir soal yang dibuat terdapat pada lampiran. Adapun butir-butir
berdasarkan pada indikator penulisan soal soal yang diklasifikasikan valid dan tidak valid
yang telah disusun dalam kisi-kisi. Butir soal berdasarkan uji validitas dapat dilihat pada
yang dibuat untuk setiap indikator penulisan tabel berikut.
soal berjumlah 35 butir pilihan ganda dan 5 Tabel 5. Persentase Validitas Butir Soal
Pilihan Ganda
butir soal essay, sehingga dihasilkan 40 butir
Jumlah
soal untuk 36 indikator penulisan soal. Klasifikasi Persentase
Butir
3. Menelaah butir soal Valid 9 butir 25.7%
Butir-butir soal yang dikembangkan, Tidak Valid 26 butir 74.3%
kemudian ditelaah oleh guru IPA untuk Total 35 butir 100%

mengetahui kesesuaian butir soal terhadap


kaidah penulisan bentuk soal pilihan ganda

8
Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya, Serang - Banten 42117

Tabel 6. Persentase Validitas Butir Soal Hasil analisis tingkat kesukaran dapat
Essay
dilihat pada tabel berikut.
Jumlah
Klasifikasi Persentase
Butir Tabel 7. Persentase Tingkat Kesukaran
Valid 5 butir 100% Butir Soal Pilihan Ganda
Tidak Valid 0 butir 0% Jumlah
Klasifikasi Persentase
Butir
Total 5 butir 100%
Sukar 13 butir 37.1%
Sedang 13 butir 37.1%
Pada butir-butir soal pilihan ganda,
Mudah 9 butir 25.8%
jumlah butir-butir soal yang tidak valid lebih
Total 35 butir 100%
banyak dibandingkan dengan butir-butir soal
yang valid. Terlihat bahwa persentase butir- Tabel 8. Persentase Tingkat Kesukaran
Butir Soal Essay
butir soal tidak valid sebesar 74.3%,
Jumlah
sedangkan butir-butir soal yang valid hanya Klasifikasi Persentase
Butir
25.7%. Namun pada butir-butir soal essay Sukar 0 butir 0%
secara keseluruhan dinyatakan valid dengan Sedang 0 butir 0%
Mudah 5 butir 100%
persentase 100%.
Total 5 butir 100%
Analisis dan perhitungan reliabilitas
Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa
butir soal terdapat pada lampiran. Berdasarkan
butir soal pilihan ganda dengan kategori
analisis data reliabilitas tes yang diperoleh dari
“Sukar” dan “Sedang” memiliki tingkat
35 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal
kesukaran yang sama yaitu sebesar 37.1%.
essay adalah 0.3 dengan interpretasi
Namun soal yang memiliki tingkat kesukaran
reliabilitas rendah. Sehingga berdasarkan
dengan kategori “Mudah” lebih sedikit
analisis tersebut, maka dilakukan revisi
dibandingkan dengan soal dengan kategori
instrumen tes.
“Sukar” dan “Sedang” dengan persentase
Butir-butir soal tes dapat dikatakan
sebesar 25.8%.
baik apabila butir-butir tes tersebut memiliki
Berdasarkan tabel 10 diketahui bahwa
tingkat kesukaran pada interval 0.31-0.70, hal
butir soal essay secara keseluruhan memiliki
ini menunjukkan bahwa butir-butir soal tidak
tingkat kesukaran dengan kategori “Mudah”
terlalu sulit dan tidak terlalu mudah. Tingkat
dengan persentase sebesar 37.1%.
kesukaran tes yang dikembangakn juga
Butir-butir soal pada instrumen tes
diperoleh dari data hasil pekerjaan siswa pada
dapat dikatakan baik apabila butir-butir tes
uji coba lapangan (field test). Analisis tingkat
tersebut memiliki daya pembeda paling kecil
kesukaran tiap-tiap item soal terdapat pada
adalah 0.2. Hal ini, menunjukkan bahwa butir-
lampiran.

9
Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya, Serang - Banten 42117

butir soal memiliki daya pembeda minimal butir soal essay secara keseluruhan memiliki
cukup. Daya pembeda item tes yang daya beda dengan kategori “Baik Sekali”.
dikembangkan diperoleh dari data hasil Analisis validasi instrumen unjuk
pekerjaan siswa pada uji coba lapangan (field kerja (lampiran) ditinjau dari segi materi,
test). Analisis daya pbeda dari butir-butir tes konstruk, dan bahasa dengan menggunakan
terdapat pada lampiran. Berikut adalah hasil rumus :
analisis daya beda instrumen tes. Skor diperoleh
 4  Skor Akhir
Tabel 9. Persentase Daya Beda Butir Soal Skor Maksimal
Pilihan Ganda diperoleh skor akhir sebesar 3.45 dengan
Jumlah
Klasifikasi Persentase kategori “Sangat Baik”.
Butir
Jelek 21 butir 60% Pembahasan
Cukup 5 butir 14.3%
Analisis butir soal merupakan suatu
Baik 4 butir 11.4%
Baik Sekali 5 butir 14.3% kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang
Total 35 butir 100% tenaga pendidik untuk meningkatkan kualitas
soal yang akan dikerjakan oleh siswa.
Tabel 10. Persentase Daya Beda Butir Soal
Essay Tujuannya adalah untuk bisa mengukur
Jumlah kemampuan akademik siswa dengat tepat
Klasifikasi Persentase
Butir
Jelek 0 butir 0% menggunakan soal yang diberikan.
Cukup 0 butir 0% Berdasarkan hasil validitas soal
Baik 0 butir 0% pilihan ganda pada tabel 5 menunjukkan
Baik Sekali 5 butir 100%
74.3% soal tersebut termasuk kelompok soal
Total 5 butir 100%
yang tidak valid, dengan jumlah butir soal
Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa
sejumlah 26 butir soal. Tterdapat beberapa
pada butir-butir soal pilihan ganda terdapat
faktor yang diduga menjadi penyebab,
60% butir soal dengan kategori “Jelek” artinya
diantaranya: 1) Materi pembelajaran yang
soal tersebut tidak dapat membedakan siswa
diterima siswa atau belum di pelajari oleh
yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
siswa. 2) Waktu yang dialokasikan tidak tepat,
berkemampuan rendah. Dan soal yang
hal ini termasuk kemungkinan terlalu kurang.
memiliki daya pembeda dengan kategori
3) Jawaban siswa sering kali terjadi
“Baik” hanya sebesar 11.4% artinya soal
interpretasi terhadap item-item tes evaluasi
tersebut dapat membedakan siswa yang
tidak valid.
berkemampuan tinggi dengan siswa yang
Berdasarkan hasil reliabilitas soal
berkemampuan rendah. Namun pada butir-
H.O.TS menunjukkan nilai 0.3 dengan

10
Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya, Serang - Banten 42117

interpretasi reliabilitas rendah. Terdapat yang secara keseluruhan memiliki daya beda
beberapa faktor yang diduga menjadi dengan kategori “Baik Sekali”.
penyebab, diantaranya: 1) Homogenitas soal Berdasarkan hasil analisis instrument
tes, dimana yang memiliki homogenitas tinggi unjuk kerja yang divalidasi oleh ahli, didapat
cenderung mengarah kepada tingginya tingkat skor akhir 3.45 dengan kategori “Sangat
relibilitas. 2) Waktu yang diperlukan untuk Baik”, sehingga pada instrumen tersebut tidak
menyelesaikan tes. 3) Keseragaman kondisi dilakukan revisi.
pada saat tes diberikan, kondisi pelaksanaan KESIMPULAN
tes seragam sehingga akan memunculkan Berdasarkan penelitian dan
reabilitas yang tinggi. pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan:
Berdasarkan hasil analisis tingkat Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kesukaran soal H.O.T.S pilihan ganda (tabel 7) instrumen tes H.O.T.S dinyatakan 9 butir soal
menunjukkan bahwa banyaknya butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal essay
pilihan ganda dengan kategori “Sedang” sama dinyatakan valid dan layak digunakan karena
dengan banyaknya butir soal pilihan ganda nilai r hitung>r tabel (0.328). Kriteria
dengan kategori “Sukar” dengan persentase reliabilitas sebesar 0.3 dengan kategori
37.1%. Hal tersebut dikarenakan terdapat “Rendah” untuk soal pilihan ganda dan untuk
materi yang belum dipelajari. soal essay sebesar 2.0 dengan kategori “Sangat
Berdasarkan hasil analisis daya Tinggi”. Soal pilihan ganda memiliki
pembeda soal H.O.T.S pilihan ganda (tabel 8) persentase tingkat kesukaran tertinggi sebesar
menunjukkan bahwa butir-butir soal tersebut 37.1% pada kategori “Sedang” dan soal essay
didominasi oleh soal yang memiliki daya beda memiliki persentase tingkat kesukaran
dengan kategori “Jelek” dengan persentase tertinggi sebesar 100% kategori “Mudah”.
60%. Sehingga butir-butir soal tersebut tidak Klasifikasi daya beda untuk pilihan ganda
dapat membedakan peserta tes yang memiliki persentase tertinggi pada kategori
berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang “Jelek” sebesar 60% dan untuk essay memiliki
berkemampuan rendah. Hal tersebut dapat persentase 100% pada kategori “Baik Sekali”.
disebabkan oleh beberapa faktor seperti butir Instrumen non tes unjuk kerja dinyatakan valid
soal memiliki 2 atau lebih kunci jawaban yang dengan skor akhir 3.45 kategori “Sangat Baik”
benar, kompetensi yang diukur tidak jelas, SARAN
atau materi yang ditanyakan terlalu sulit, Berikut merupakan saran dari peneliti
schingga banyak siswa yang menebak. Hal antara lain, disarankan untuk pembaca yang
tersebut berbanding terbalik dengan soal essay ingin melakukan penelitian sejenis dapat

11
Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya, Serang - Banten 42117

melakukan penelitian dengan subjek uji coba Gunawan, A. W. 2003. Genius Learning
yang lebih besar dan memiliki kemampuan Strategy: Petunjuk Praktis untuk
yang lebih heterogen. Mener- apkan Accelerated Learning.
UCAPAN TERIMA KASIH Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Terimakasih kepada dosen pengampu Hayat, B., & S. Y. 2010. Benchmark Interna-
mata kuliah Evaluasi Hasil dan Proses Belajar sional: Mutu Pendidikan. Jakarta:
yang telah membimbing peneliti dalam Bumi Aksara.
menyelesaikan penelitian ini. Tidak lupa pula Kusaeri dan Suprananto. 2012. Pengukuran
peneliti ucapkan terima kasih kepada teman- dan Penilaian Pendidikan.
teman yang telah terlibat dan mendukung Yogyakarta: Graha Ilmu.
penelitian ini. Mardapi, D. 2008. Teknik Penyusunan
DAFTAR PUSTAKA Instrumen dan Non Instrumen.
Abdullah, S. 2012. Evaluasi Pembelajaran Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.
Konep Dasar, Teori dan Aplikasi. _____________. 2012. Pengukuran,
Semarang : Pustaka Rizki Putra. Penilaian, dan Evaluasi Pendidikan.
Akbar, Sa’dun. 2013. Instrumen Perangkat Yogyakarta: Nuha Medika.
Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosnawati. 2012. Kemampuan matematika
Rosdakarya. siswa SMP Indonesia menurut
Borg, Walter R. & Gall, Meredith D. 1983. Benchmark Internasional TIMSS
Educational Research An 2011. Executive Summary.
Introduction. New York: Longman Thoha, M. Chabib. 2002. Teknik Evaluasi
Inc. Pendidikan. Jakarta : Raja Graffindo
Costa, A. L. 1985. Developing Minds : A Persada.
Resource Book for Teaching Thinking. Widoyoko, S. E. P. 2009. Evaluasi Program
ASCD. West Street Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Alexandria,Virginia. Pelajar.
Depdiknas. 2000. Pedoman Pengembangan Zainal A. 1990. Evaluasi instruksional.
Bank Soal. Jakarta: Balitbang, Pusat Bandung: PT. Remaja Rosdakary
Penelitian dan Pengembangan Sistem
Pengujian.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI No.20
tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.

12

You might also like