Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 21

PENGELOLAAN INVESTASI PEMERINTAH

SESI 1
Prof. Heru Subiyantoro, SE., MSc. Ph.D.
D III Kebendaharaan Negara; PKN STAN
NOTA KEUANGAN DAN APBN 2019

REPUBLIK INDONESIA: BUKU II NOTA KEUANGAN BESERTA ANGGARAN PENDAPATAN


DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2019

https://www.kemenkeu.go.id/media/11212/nota-keuangan-beserta-apbn-ta-2019.p
df Diakses tgl 12 Februari 2019

Lihat khususnya
• TABEL II.1.1: POSTUR OUTLOOK 2018 DAN APBN 2019 halaman II 1-6
• BOKS II.4.6: PERANAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN
TEROBOSAN PEMBIAYAAN KREATIF UNTUK AKSELERASI PENYELESAIAN INFRASTRUKTUR
halaman II 4-27 s.d. II 4-30
REAL ASSETS VERSUS FINANCIAL ASSETS
• Real Assets
• Determine the productive capacity and net
income of the economy
• Examples: Land, buildings, machines, knowledge
used to produce goods and services

• Financial Assets
• Claims on real assets

Source: Investments (2014): Bodie, Zvi, et.al


1-3
Major types of Financial Assets in Indonesia

Direct Investing
Non-marketable:
Saving Deposits; Certificates of Deposit
Money Market:
Sertifikat Bank Indonesia; Negotiable Certificates of Deposits; Commercial Paper;
Eurodollars; Repurchase Agreements; Banker’s Acceptance
Capital Market:
Fixed Income: Government (SUN, Surat Utang Negara), Government Retail (ORI),
Corporates
Equities: Preferred Stock; Common Stocks
Derivatives Market: Options; Future Contracts for Certain Commodities
Indirect Investing
Investment Companies: Unit Investment Trust; Open End (Money Market Mutual Fund;
Stock, bond, and Income Funds); Closed Ends; Exchange-traded Funds

Source: Investments: Analysis Management (An


Indonesian Adaptation) (2009; Jones, Charles P. et.al
Investment is an important component of aggregate
demand and a le of economic growth. Change in
investment not only affect aggregate demand, but also
enhance the productive capacity of an economy. A third
important role high literature refers to the innovation and
modernisation of the capital technological progress. The
investment plays an essential and vital role in expanding
the productive.
Public-Private Investment and Economic Growth in
Pakistan: An Empirical An ; Stable URL:
https://www.jstor.org/stable/23734737
Investment management system

The investment management system means


the processes, rules, capabilities, information
and behaviours that work together to shape
the way investments are managed throughout
their life cycles

Source:
https://treasury.govt.nz/information-and-services/state-sector-leadership/investment-
management-system Diakses 12 Februari 2019
ISSUES TERKINI
SUMBER:OPINI: MENANTI TERWUJUDNYA OPERATOR BARU INVESTASI PEMERINTAH
HTTPS://FINANSIAL.BISNIS.COM/READ/20180905/309/835273/OPINI-MENANTI-TERWUJUDNYA-OPERATOR-BA
RU-INVESTASI-PEMERINTAH

• Menarik mengamati perdebatan antara pemerintah dan


partai politik di luar pemerintahan mengenai
pembangunan infrastruktur yang terus digenjot oleh
pemerintahan Jokowi.
• Kelompok diluar pemerintahan mempertanyakan sumber
dana pembiayaan infrastruktur yang dikaitkan dengan
kondisi keuangan pemerintah.
ISSUES TERKINI
SUMBER:OPINI: MENANTI TERWUJUDNYA OPERATOR BARU INVESTASI PEMERINTAH
HTTPS://FINANSIAL.BISNIS.COM/READ/20180905/309/835273/OPINI-MENANTI-TERWUJUDNYA-OPERATOR-BARU-INVESTASI-PEMERI
NTAH

• Dari data World Economic Forum 2015—2016 untuk aspek infrastruktur,


peringkat Global Competitiveness Index Indonesia pada posisi ke 62 dari
140 negara dan di Asean peringkat keempat setelah Singapura, Malaysia,
dan Thailand. Upaya mengejar ketertinggalan infrastruktur yang dilakukan
pemerintah memang tidak mudah, utamanya dalam hal pembiayaan.
• Dari rencana pembangunan infrastruktur 2015—2019, dari kebutuhan
investasi Rp6.541 triliun, APBN dan APBD hanya mampu membiayai 24%
saja atau sekitar Rp1.555 triliun. Keterbatasan ini mendorong pemerintah
untuk kreatif mencari alternatif, antara lain melalui investasi pemerintah.
INFRASTRUKTUR DAN DILEMA ADMINISTRASI SERTA PEMBIAYAANNYA

• UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara dan PP No. 1/2008 tentang


Investasi Pemerintah mengamanatkan pemerintah melakukan investasi
jangka panjang untuk memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan/atau
manfaat lainnya.
• Awalnya, pemerintah menetapkan Pusat Investasi Pemerintah (PIP) yang
berbentuk Badan Layanan Umum (BLU) sebagai operator investasi
pemerintah. Namun PIP belum berfungsi dengan baik. Dari hasil audit BPK
2012 diketahui bahwa dana investasi pemerintah (PIP) belum sepenuhnya
digulirkan dan diinvestasikan.
• Kesulitan PIP antara lain adalah panjangnya mekanisme dan birokrasi
pengambilan keputusan investasi, karena sumber dana PIP adalah
‘kekayaan negara yang tidak dipisahkan’. Alhasil mekanismenya hampir
sama dengan satuan kerja pemerintah lainnya. Selain itu PIP tidak hanya
mengejar manfaat ekonomi tetapi juga manfaat sosial dan lainnya,
sehingga rencana strategis lebih berorientasi pada belanja/pendapatan,
bukan pada profit and growth.
Sumber:OPINI: Menanti Terwujudnya Operator Baru Investasi Pemerintah
https://finansial.bisnis.com/read/20180905/309/835273/opini-menanti-terwujudnya-operator-baru-investasi-pemerintah
INFRASTRUKTUR DAN DILEMA ADMINISTRASI SERTA
PEMBIAYAANNYA (CONTINUED)

• Pengelolaan aset PIP sebagai aset pemerintah menyulitkan PIP


melakukan piutang, sehingga hanya mengandalkan APBN dan
kesulitan melakukan fund rising.
• Menarik dikaji berkenaan belum optimalnya pengelolaan investasi
pemerintah oleh PIP, apakah ide melahirkan Sovereign Wealth Funds
(SWF) dapat membawa perbaikan pada pengelolaan investasi
pemerintah di masa mendatang.

Sumber: OPINI: Menanti Terwujudnya Operator Baru Investasi Pemerintah;


https://surabaya.bisnis.com/read/20180905/309/835273/opini-menanti-terwujudnya-operator-bar
u-investasi-pemerintah
SOVEREIGN WEALTH FUNDS (SWF)
• SWF merupakan dana investasi milik negara yang terdiri dari aset keuangan
seperti saham, obligasi, properti, logam mulia atau instrumen keuangan
lainnya yang berinvestasi secara global. Pengelolaan SWF biasanya tidak
dilakukan oleh bank sentral atau kementerian keuangan, tapi dikelola
lembaga tertentu.
• Dalam sistem keuangan global, eksistensi peran SWF sebagai sumber
pendanaan semakin diakui keberadaannya. Karakteristik SWF secara
sederhana dapat dijelaskan sebagai sovereign (dana sepenuhnya milik
negara), high foreign currency exposure (sebagaian dana tersebut dalam
bentuk mata uang asing), no explicit liabilities (sumber dana tersebut tidak
berasal dari debt financing), high risk tolerance (toleransi risiko yang lebih
tinggi dalam memuat keputusan investasi), dan long investment horizon
(investasi dengan holding period yang cukup lama sebagai bagian dari
kebijakan strategis negara pemilik dana).

Sumber: OPINI: Menanti Terwujudnya Operator Baru Investasi Pemerintah;


https://surabaya.bisnis.com/read/20180905/309/835273/opini-menanti-terwujudnya-operator-b
SOVEREIGN WEALTH FUNDS (SWF),
(CONTINUED)
• SWF dikategorikan dalam investasi internasional sebagai institusi swasta yang
bermain di pasar keuangan global meski dimiliki oleh sebuah negara dan
bebas menentukan penggunaan dana yang mereka miliki dan dikelola
diluar struktur pemerintahan.
• Fungsi strategis SWF dalam ekonomi global menginspirasi lembaga ini untuk
mengelola investasi Pemerintah Indonesia sebagai alternatif sumber
pendanaan pembiayaan infrastruktur di masa mendatang.
• Pengelolaan investasi pemerintah merupakan pengelolaan keuangan
negara sebagai wujud keikutsertaan negara dalam pembangunan
ekonomi. Mengutip John Maynard Keynes, keikutsertaan negara merupakan
jawaban atas kondisi ketidaksempurnaan pasar sehingga menuntut peran
pemerintah yang lebih besar dalam fungsinya sebagai agent of
development, termasuk pengelolaan investasi pemerintah.
SOVEREIGN WEALTH FUNDS (SWF),
(CONTINUED)
• Intervensi pemerintah yang tepat dapat meningkatkan efektifitas
perekonomian, seperti halnya dalam pengelolaan BUMN di China. Intervensi
pemerintah di negeri Tirai Bambu itu mampu memperbaiki tata kelola BUMN
dan meningkatkan efisiensi perusahaan. Sebaliknya intervensi yang tidak
tepat (misalnya kepentingan politik dalam pengelolaan BUMN) akan
memperburuk kinerja perusahaan.
• Dalam konteks pengelolaan investasi pemerintah, keikutsertaan pemerintah
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan. Pengalaman pengelolaan
investasi pemerintah di Singapura oleh Government of Singapore Investment
Corporation Private Limited (GIC) adalah sebuah pertaruhan politik hukum
ekonomi. Kebijakan dilakukan di tengah kebutuhan pendanaan
pembangunan yang cukup besar. Namun pertaruhan ini berbuah manis
dan berujung pada keberhasilan investasi pemerintah mendukung
perekonomian jangka panjang Singapura.
SOVEREIGN WEALTH FUNDS (SWF),
(CONTINUED)
• Bagaimana dengan Indonesia? Belajar dari belum optimalnya pengelolaan
investasi pemerintah oleh PIP dan praktik di beberapa negara, menjadi
penting mendorong terbentuknya SWF dalam pengelolaan investasi
pemerintah.
KONSEPSI SWF PENGELOLA INVESTASI PEMERINTAH DI INDONESIA
1. Sumber pendanaan SWF ini harus merupakan ‘kekayaan negara yang dipisahkan’ untuk
memberikan fleksibilitas sebagai suatu entitas investasi dan tidak berbentuk BLU.
2. Mekanisme pelaporan keuangan yang fleksibel dan sesuai best practice dalam pengelolaan
investasi.
3. Mampu menjadi buffer pendanaan pemerintah jika sewaktu-waktu dana investasi pemerintah
yang dikelola SWF ini dibutuhkan.
4. Profit oriented tetapi perlu memperhatikan keseimbangan manfaat ekonomi, sosial dan
manfaat sosial lainnya.
5. Instrumen investasi yang dibuka seluas-luasnya tetapi tetap fokus pada bidang infrastruktur
yang menjadi tujuan utama pengelolaan investasi.
6. Untuk akselerasi dalam pengelolaan investasi pemerintah, perlu penyederhanaan
pengambilan keputusan investasi yang diatur dalam SOP.
7. SWF memberi semangat dan menjadi stimulus untuk menarik investor berinvestasi di Indonesia,
dan kedelapan, perlunya regulator dan supervisor mengawasi dan mengarahkan SWF untuk
menjaga good corporate governance berjalan pada track-nya.

Sumber: OPINI: Menanti Terwujudnya Operator Baru Investasi Pemerintah;


https://surabaya.bisnis.com/read/20180905/309/835273/opini-menanti-terwujudnya-operator-baru-investasi-pemerintah
PERAN NEGARA: WELFARE
• Melengkapi operator investasi pemerintah, kewenangan regulator dan supervisor
perlu didisain dengan baik. Kewenangan regulator harus independen, akuntabel
dan memiliki kapasitas dan kemampuan yang memadai, sehingga menjadi
keharusan bahwa yang duduk dalam kelembagaan regulator merupakan
profesional yang berkompeten.
• Adapun untuk kewenangan supervisor dituntut mampu memonitoring, mitigasi
dan mengelola risiko investasi pemerintah secara tepat.
• Pembaharuan investasi pemerintah ini diharapkan mendorong pembentukan
holding pengelolaan investasi pemerintah untuk mensinergikan kantong-kantong
pengelolaan investasi pemerintah yang saat ini tersebar.
• Akhirnya, yang terpenting adalah terwujudnya kesejahteraan seluruh rakyat
Indonesia dan merujuk pada suatu model yang ideal bahwa negara diberikan
peran penting dan lebih besar untuk memberikan pelayanan menyeluruh dan
komprehensif kepada warganya.
•  *) Artikel dimuat di koran cetak Bisnis Indonesia edisi Rabu (5/9/2018)

https://surabaya.bisnis.com/read/20180905/309/835273/opini-menanti-terwujud
nya-operator-baru-investasi-pemerintah Diakses 12 Februari 2019
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 8 TAHUN 2007
TENTANG INVESTASI PEMERINTAH.
1. Investasi Pemerintah adalah penempatan sejumlah dana dan/atau barang oleh
pemerintah pusat dalam jangka panjang untuk investasi pembelian surat berharga dan
investasi langsung, yang mampu mengembalikan nilai pokok ditambah dengan manfaat
ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya dalam jangka waktu tertentu.
2. Surat Berharga adalah saham dan/atau surat utang.
3. Investasi Langsung adalah penyertaan pemerintah pusat berupa dana dan/atau
barang untuk membiayai kegiatan usaha.
4. Menteri Teknis/Pimpinan Lembaga adalah pimpinan kementerian/lembaga yang ruang
lingkup tugas dan tanggungjawabnya meliputi sektor infrastruktur dan non infrastruktur
yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini.
5. Badan Usaha adalah badan usaha swasta berbentuk Perseroan Terbatas, Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan Koperasi.
6. Badan Investasi Pemerintah adalah satuan kerja yang mempunyai tugas dan
tanggungjawab di bidang pelaksanaan pengelolaan investasi pemerintah pusat
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
7. Komite Investasi Pemerintah adalah pihan yang memberikan kajian, penetapan kriteria,
dan evaluasi atas pelaksanaan investasi pemerintah pusat serta melakukan
pengendalian atas pengelolaan risiko.
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 8 TAHUN 2007
TENTANG INVESTASI PEMERINTAH.
Dewan Pengawas adalah organ di luar badan investasi pemerintah yang bertugas melakukan pengawasan
8.
dan memberikan pengarahan pelaksanaan investasi.
9.Penasihat Investasi adalah tenaga profesional dan independen yang memberi nasihat mengenai penjualan
atau pembelian surat berharga dengan memperoleh imbalan jasa kepada badan investasi pemerintah.
10.Rekening Induk Dana Investasi adalah rekening pada badan investasi pemerintah yang ditentukan oleh
Menteri Keuangan sebagai tempat penyimpanan, penyaluran, dan pengembalian investasi pemerintah.
11.Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umumdan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek.
12.Divestasi adalah penjualan surat berharga dan/atau kepemilikan pemerintah baik sebagian atau
keseluruhan kepada pihak lain.
13.Perjanjian Kerjasama adalah kesepakatan tertulis dalam rangka penyediaan infrastruktur dan non
infrastruktur antara menteri teknis/pimpinan lembaga/kepala daerah dengan badan usaha yang
ditetapkan melalui pelelangan umum.
14.Perjanjian Investasi adalah kesepakatan tertulis dalam rangka penyediaan dana investasi antara badan
investasi pemerintah dengan badan usaha atau badan investasi pemerintah dengan badan yang
mengelola dana bergulir pada kementerian teknis sebagai pelaksanaan perjanjian kerjasama dalam
rangka penyediaan infrastruktur dan non infrastruktur.
Framework for Public Investment Management (PIM)

The PIM framework identified 8 must-have features that are essential to


achieve efficiency in public investment management.
Figure 1. PIM Cycle

1. Guidance
2. Appraisal
3. Independent Review
4. Selection
5. Implementation
6. Adjustment
7. Operation
8. Evaluation

Source: Rajaram and others (2014).


Source: Martín, Tomás; Guzmán, Pablo Andres; Lizundia Gonzalez, Eguiar; Arizti, Pedro.
2018. Public investment management in Colombia (English). Washington, D.C. : World Bank
Group.
http://documents.worldbank.org/curated/en/697441524139820762/Public-investment-mana
gement-in-Colombia
1. The first requisite for an efficient PIM system is the existence of specific and coherent national
strategy documents that are useful to prioritize and guide public investment projects.

2. Once any given public investment project is deemed to be satisfactorily aligned with
government priorities, it must undergo a feasibility assessment.

3. After the formal project review is completed, it is advisable to submit it for an independent
evaluation to mitigate potential over-optimistic biases in cost and benefits estimations.

4. Another critical characteristic of an efficient PIM system is establishing formal linkage between
the project review and selection process with that of the budget preparation.

5. Once a project has been revised and given a budgetary allocation, monitoring during project
implementation is key to ensure its success.

6. During implementation, there must be sufficient flexibility to modify the project’s annual
operating budget, adjusting disbursements in line with possible changes on the field.

7. The PIM cycle however does not end with project completion.

8. Finally, a desirable but largely absent feature of PIM systems is the ex post evaluation of
projects.
Source: Public Investment Management in Colombia; World Bank Group Governance Global Practice; March 2018
Referensi:

“Irwin, Timothy. 2003. Public Money for Private Infrastructure : Deciding When to Offer
Guarantees, Output-based Subsidies, and Other Fiscal Support. World Bank Working
Paper;No. 10. Washington, DC: World Bank. © World Bank.
https://openknowledge.worldbank.org/handle/10986/15117 License: CC BY 3.0 IGO.”
Diakses tgl 12 Februari 2019

“Irwin, Timothy C.. 2007. Government Guarantees : Allocating and Valuing Risk in Privately
Financed Infrastructure Projects. Directions in Development; Infrastructure. Washington, DC:
World Bank. © World Bank. https://openknowledge.worldbank.org/handle/10986/6638
License: CC BY 3.0 IGO.”; Diakses tgl 12 Februari 2019

Budina, Nina; Hana Polackova Brixi; and Timothy Irwin, Public-Private Partnerships in the New
EU Member States - Managing Fiscal Risk, World Bank Working Paper No. 114, World Bank
2007;
http://siteresources.worldbank.org/INTDEBTDEPT/Resources/468980-1207588563500/4864698-
1207588597197/WPS114.pdf; Diakses tgl 12 Februari 2019

You might also like