Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol 3, No.

1, April 2018
ISSN 2599-1841
http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php?journal=Jumkep
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM
TENTANG POSTPARTUM BLUES
DI KLINIK SUNGGAL
TAHUN 2017

Parida Hanum 1, Desna Verayanti2


1
Staf Pengajar Universitas Prima Indonesia
2
Mahasiswa Kebidanan Unpri

ABSTRACT

Postparum blues conditions experienced by nearly 80% of women who


have just given birth. This may occur because of unprepared delivery and
becoming a mother, too low levels of estrogen, progesterone, prolactin, and
esteriol levels, age and parity (young age or the number of persistents
experienced may result in postpartum blues), as well as emotional support of
husbands and families have a major influence in the contribution of postpartum
blues. The purpose of this research is to know the description of Postpartum
Mother Knowledge about Postpartum Blues at Sunggal Medan Clinic Year 2017.
This method uses descriptive, measuring instrument. The population of this
research is all 13 postpartum mothers in Medan singleton clinic. Sampling
technique by saturated sampling, data collection using questionnaire. The result
of the research is 7 (53,84%) enough knowledge, less 2 (15,28%) people and good
4 (23,07%) people. Knowledge of postpartum mother about postpartum blues
Majority of respondents have enough knowledge., It is suggested that mothers
increase their knowledge about postpartum blues by seeking lots of information
and ask many people who have experienced postpartum as postpartum mother
learning process in adapt during postpartum period.

Keywords: Knowledge, Mother postpartum, Postpartum blues

PENDAHULUAN dialami memungkinkan terjadinya


Postparum blues kondisi postpartum blues), serta dukungan
yang dialami oleh hampir 80% emosional dari suami dan keluarga
perempuan yang baru melahirkan. memiliki pengaruh besar dalam
Hal ini dapat terjadi karena belum kontribusi postpartum blues (Soffan,
siapnya melahirkan bayi dan menjadi dalam Girsang & Novalina 2012).
seorang ibu, perubahan kadar Data World Health
esterogen, progesteron, prolaktin, Organization ([WHO] 2007)
dan esteriol yang terlalu rendah, memperkirakan 585.000 perempuan
umur dan paritas (umur yang masih meninggal setiap harinya akibat
muda atau jumlah perslinan yang komplikasi kehamilan, proses

1
Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol 3, No. 1, April 2018
ISSN 2599-1841
http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php?journal=Jumkep
kelahiran dan aborsi yang tidak mengalami kemungkinan terjadinya
aman, kehamilan yang tidak postpartum blues dan yang
diinginkan. kematian tersebut melahirkan normal 46,3%
diperkirakan 99% terjadi di Negara- mengalami kemungkinan terjadinya
negara berkembang Angka Kematian postpartum blues.
Ibu (AKI) di Indonesia menunjukkan Postpartum blues
angka yang tertinggi dibanding dikategorikan sebagai sindroma
dengan AKI di Negara-negara gangguan mental ringan. dan
ASEAN lainnya. Target AKI di diabaikan tidak terdiagnosa dan tidak
Indonesia pada tahun 2015 adalah dilakukan asuhan sebagaimana
102 kematian per 100.000 kelahiran mestinya, padahal apabila
hidup. Survei Demografi dan postpartum blues tidak kunjung reda
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun keadaan ini akan berkembang
2012 melaporkan, Angka menjadi depresi postpartum.
KematianIibu (AKI) yang berkaitan Perempuan dapat sering merasakan
dengan kehamilan, persalinan, dan kesedihan, susah berkonsentrasi,
nifas sebesar 359 per 100.000 perasaan bersalah dan tidak berharga.
kelahiran hidup. Angka ini masih Bentuk depresi postpartum yang
cukup jauh dari target yang dicapai tidak tertangani dengan baik akan
pada tahun 2015. AKI paling rendah mengakibatkan postpartum psikosis
yaitu di Yogyakarta 104 orang per yang mengakibatkan penderita dapat
100.000 kelahiran hidup dibanding mengalami perubahan mood secara
propinsi lain di Indonesia (Badan drastis (Kurniasari, 2014).
Pusat Statistik, 2008). Berdasarkan uraian diatas,
Hasil penelitian Fatimah meskipun postpartum blues
(dalam Kurniasari & Astuti, 2009), merupakan gangguan psikologi yang
dari 29 responden yang diobservasi ringan namun apabila tidak
sebanyak 44% menunjukkan terjadi tertangani dengan baik dapat
gejala postpartum blues. Sedangkan berkembang menjadi gangguan
penelitian Machmudah (2010) psikologis yang lebih berat. Oleh
menunjukkan 53,7% melahirkan karena itu peneliti tertarik untuk
dengan komplikasi persalinan mengambil judul tentang gambaran

2
Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol 3, No. 1, April 2018
ISSN 2599-1841
http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php?journal=Jumkep
pengetahuan ibu postpartum tentang menggunakan data primer dan data
postpartum blues (Kurniasari, 2014). sekunder dengan jumlah sampel
adalah 13 orang yang dilakukan
METODOLOGI PENELITIAN secara sampling jenuh.
Jenis yang digunakan dalam
penelitian adalah deskriptif dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Variabel Gambaran Pengetahuan Ibu

Postpartum Tentang Postpartum Blues di Klinik Sunggal Medan.

No Pengetahuan Frekuensi (f) Persentasi (%)


1. Baik 4 30,8
2. Cukup 7 53,8
3. Kurang 2 15,3
Total 13 100
Berdasarkan tabel 1 dapat ibu yang tidk bekerja 18 (51,4%)
diketahui bahwa dari 13 orang responden, usia kehamilan responden
responden yang diteliti mayoritas tidak aterm (pre/post) 26 (74,3%)
responden memiliki pengetahuan responden, ada komplikasi kehamilan
cukup sebanyak 7 (53,8%) orang dan yaitu sebesar 20 (57,1%) responden,
minoritas reponden memiliki keadaan bayi asfiksia ringan yaitu 17
pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (48,6%) responden. Responden yang
(15,3%). mendapat dukungan dari suami yaitu
Penelitian yang dilakukan di sebesar 22 (62,9%). (Kurniasari,2014).
RSU Ahmad Yani Metro pada bulan Menurut Bakhtiar (2008)
Juni - Juli 2014, sebanyak 6 (17,1%) pengetahuan adalah apa yang diketahui
responden mengalami postpartum atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan
blues, usia responden tidak beresiko 20 tahu tersebut adalah hasil dari kenal,
(57,1), paritas responden multipara 18 sadar, insaf, mengerti, dan pandai.
(51,4%) responden, sebagian besar Pengetahuan itu adalah semua milik
tingkat pendidikan responden tinggi atau isi pikiran. Dengan demikian
(SMA, Sarjana) 21 (60,0%) responden,

3
Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol 3, No. 1, April 2018
ISSN 2599-1841
http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php?journal=Jumkep
pengetahuan merupakn hasil proses gangguan psikologis. Seperti
dari usaha manusia untuk tahu. postpartum blues (Mansur, 2009).
Hasil penelitian yang dilakukan Hasil peneliti berpengetahuan
peneliti di Klinik Sunggal Medan cukup sebanyak 7 (53,8%) responden,
terdapat sebanyak 4 (30,8%) Hal ini disebabkan ibu baru pertama
responden berpengetahuan baik. Hal ini kali melahirkan dan ibu baru pertama
dikarenakan responden tersebut banyak kali menjalani masa postpartum,
mendapat informasi dan dukungan sehingga tidak begitu memahami
yang penuh dari keluarga dan perubahan psikologis yang terjadi
lingkungan tempat tinggalnya sendiri. dalam dirinya. Selain itu postpartum
Postpartum blues adalah perasaan blues juga dapat terjadi karena
sedih yang dialami ibu sejak hamil kurangnya kesiapan ibu primi para
yang berhubungan dengan kesulitan ibu untuk menjadi seorang ibu dan
menerima kehadiran bayinya, Bantuan kurangnya informasi serta dukungan
suami dan keluarga dapat mengatasi dari keluarga kepada ibu, Faktor
postpartum blues (perasaan sedih yang penyebab postpartum blues (perasaan
dialami ibu setelah melahirkan). sedih yang dialami ibu setelah
Keluarga perlu memberikan support melahirkan) salah satunya adalah
mental / dukungan dalam mengatasi ketidak nyamanan fisik. Membuang
gangguan psikologis yang berhubungan rasa cemas dan khawatir akan membuat
selama pasca persalinan. ibu semakin terampil dan percaya diri.
Perubahan hormonal tubuh
Beberapa penyesuaian
yang drastis bukan semata-mata akan
dibutuhkan oleh wanita untuk
menyebabkan postpartum blues, namun
melakukan aktivitas dan peran barunya
akibat dari faktor psikologis yang
sebagai seorang ibu pada minggu-
dialami ibu, seperti kurangnya
minggu pertama atau bulan-bulan
dukungan dari suami atas kehadiran
pertama setelah melahirkan, baik segi
anak, kurangnya dukungan dari orang-
fisik maupun segi psikologis. Sebagian
orang berarti disekitarnya, merasa
dari wanita berhasil menyesuaikan diri,
kelelahan luar biasa, kekhawatiran
namun bagian lainnya tidak berhasil
keadaan ekonomi, dan masalah-
menyesuaikan diri bahkan mengalami
masalah sosial (Pieter, 2011).

4
Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol 3, No. 1, April 2018
ISSN 2599-1841
http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php?journal=Jumkep
Berdasarkan hasil penelitian diperdulikan bahkan sering dianggap
yang dilakukan oleh peneliti diperoleh sebagai efek samping dari keletihan,
responden yang berpengetahuan kurang sehingga tidak terdiagnosis dan tidak
sebanyak 2 orang, disebabkan kurang tertangani sebagaimana seharusnya,
pedulinya ibu postpartum terhadap Akhirnya dapat menjadi masalah yang
perubahan psikologis yang terjadi menyulitkan, tidak menyenangkan, dan
dalam dirinya. Berdasarkan Tanya dapat membuat perasaan tidak nyaman
jawab yang dilakukan peneliti terhadap bagi wanita yang mengalaminya,
responden, perubahan psikologis yang bahkan terkadang gangguan ini
responden alami dalam masa berkembang menjadi keadaan yang
postpartum adalah hal yang biasa lebih berat yaitu depresi
terjadi sama halnya dengan pascapersalinan, yang mempunyai
pengalaman masa postpartum yang dampak lebih buruk, terutama dalam
lalu. masalah hubungan perkawinan dengan
Wanita selalu merasa bahagia suamidan perkembangan anaknya.
pasca menjalani persalinan, namun Padahal data dari penelitian diseluruh
masih ada tahap yang harus dijalani dunia secara tegas menunjukkan bahwa
ibu, yaitu fase pembersihan rahim atau sekitar 50-75% wanita mengalami
lebih dikenal dengan fase postpartum. postpartum blues (Mansur, 2016).
Fase postpartum merupakan masa Berdasarkan asumsi peneliti
pasca persalinan. Yang berlangsung yang ditemukan peneliti di Klinik
sekitar 40 hari yang ditandai Sunggal, tidak sedikit ibu yang
pengeluaran darah segar atau berjuang sendiri dalam merawat
bercampur dari mulut rahim. bayinya. mereka merasakan ada suatu
Pengeluaran sel darah ini yaitu sisa-sisa hal yang salah dalam diri mereka
dari plasenta, dinding rahim, dan namun mereka tidak benar-benar
kotoran bayi selama dalam kandungan mengetahui apa yang sebenarnya
(Pieter, 2010) sedang terjadi. Apabila mereka pergi
Postpartum blues ini mengunjung itenaga kesehatan untuk
dikategorikan sebagai sindrom meminta pertolongan, sering kali
gangguan mental yang ringan. Oleh mereka hanya mendapatkan saran
sebab itu, gangguan ini sering tidak untuk beristirahat atau lebih banyak

5
Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol 3, No. 1, April 2018
ISSN 2599-1841
http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php?journal=Jumkep
tidur, tidak gelisah, minum obat atau 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
mulai merasa gembira menyambut Diharapkan bagi peneliti
kedatangan bayi yang mereka cintai. selanjutnya untuk melakukan penelitian
Namun menurut peneliti hal itu saja lanjut mengenai gambaran pengetahuan
tidak cukup untuk beradaptasi terhadap ibu postpartum tentang postpartum
perubahan psikologinya. Dukungan blues sehingga hasilnya lebih bagus
dari keluarga dan bida justru lebih dan mengikuti perkembangan ilmu
berpengaruh untuk proses adaptasi ibu pengetahuan yang maju sehingga
dalam masa postpartum dan dalam diperoleh hasil yang sempurna.
merawat bayinya. 4. Bagi Isnstitusi Pendidikan
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini
KESIMPULAN dapat berguna dan bermanfaat bagi
Pengetahuan ibu postpartum pembaca untuk mengetahui tentang
tentang postpartum blues di Klinik postpartum blues.
Sunggal Tahun 2017 mayoritas
responden memiliki pengehuan cukup. DAFTAR PUSTAKA
SARAN Arikunto, 2006. Metode Penelitian.
1. Bagi Responden Bina Aksara, Jakarta.

Bagi responden agar Bakhtiar, A. 2008. Filsafat Ilmu .


meningkatkan pengetahuannya tentang Raja Grafindo Persada,
postpartum blues dengan banyak Jakarta.

mencari informasi dan banyak bertanya Fatmawati, (2015), Faktor risiko yang
kepada orang yang pernah mengalami berpengaruh terhadap kejadian
postpartum sebagai proses belajar ibu postpartumblues,http://scholar.g
oogle.co.id/scholar?hl=en&q=fa
postpartum dalam beradaptasi selama
ktor+risiko+yang+berpengaruh
masa postpartum. +terhadap+kejadian+postpartu
2. Bagi Tenaga Kesehatan m+blues&btnG=. Diakses
tanggal 15 Maret 2017
Bagi tenaga kesehatan
khususnya bidan di Klinik Sunggal Girsang, (2015), pengaruh
Medan diharapkan untuk meberikan psikoedukasi terhadap tingkat
postpartum blues ibu
informasi dan penyuluhan kepada ibu
primigravida berusia remaja,
tentang postpartum blues. http://jks.fikes.unsoed.ac.id/ind

6
Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol 3, No. 1, April 2018
ISSN 2599-1841
http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php?journal=Jumkep
ex.php/jks/article/view/598. Notoatmodjo.2012. Metode Penelitian
Diakses tanggal 16 Maret 2017 Kesehatan, Rineka Cipta,
Jakarta
Jhaquin, 2010. Psikologi untuk Oryzae, 2010. Perubahan Psikologi
Kebidanan. Nuha Medika, Dalam Kehamilan.
Yogyakarta. http://idoryzebersaudara.blogsp
Kurniasari, (2015), hubungan antara ot.com, Jakarta.
karakteristik ibu, kondisi bayi Pangesti, 2009. Ayo Para Suami Bantu
dan dukungan social suami Ibu Atasi Sindrom Ini.
dengan postpartum blues pada http//id.theasianparent.com,
ibu dengan persalinan SC Bali.
Dirumah sakit umum ahmad
yani metro tahun 2014, Retna, E. 2016. Asuhan Kebidanan
http://scholar.google.co.id/scho Nifas, Nuha Medika,
lar?q=hubungan+antara+kara Yogyakarta.
kteristik+ibu%2C+kondisi+bay
i+dan+dukungan+social+suam Themzaee, 2010. Angka Kejadian
i+dengan+postpartum+blues+ Syndrom Baby Blues Menurut
pada+ibu+dengan+persalinan WHO. Jakarta.
+SC+Dirumah+sakit+umum+a
hmad+yani+metro+tahun+201 Wawan ,A. 2010. Teori & Pengukuran
4&btnG=&hl=en&as_sdt=0%2 Pengetahuan, Sikap, Dan
C5. Diakses tanggal 20 Maret Perilaku Manusia. Nuha
2017 Medika , Yogyakarta.
Mansur, H. 2009., Psikologi Ibu dan Wijoksastro H, 2005. Ilmu Kebidanan.
Anak untuk Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Salemba Medika , Jakarta. Prawihardjo. Jakarta.

Maryunani, 2009. Asuhan Pada Ibu Zan. H. 2011. Pengantar Psikologis


Dalam Masa Nifas (Post Untuk Kebidanan. Kencana
partum). CV. Trans Info Media, Jakarta.
Jakarta.

Notoatmodjo S, 2006. Metode


Penelitian. Rineka Cipta,
Jakarta.

You might also like