Professional Documents
Culture Documents
Pendekatan Maqashid Shariah Index Sebagai Pengukuran Kinerja Perbankan Syariah Di Asia Tenggara
Pendekatan Maqashid Shariah Index Sebagai Pengukuran Kinerja Perbankan Syariah Di Asia Tenggara
Pendekatan Maqashid Shariah Index Sebagai Pengukuran Kinerja Perbankan Syariah Di Asia Tenggara
Evi Mutia
Universitas Syiah Kuala
evimutiafe@unsyiah.ac.id
Nastha Musfirah
Universitas Syiah Kuala
musfirahnastha@gmail.com
Abstract
This study aims to analyze the performance of Islamic banking in Southeast Asian countries using
maqashid shariah index. The performance assessment of Islamic banking is usually only seen from the
measurement of financial performance. In this study, the performance of Islamic banking will be
measured in terms of the purpose of using the concept maqashid shariah index advanced by Abdul
Majid Najjar which presents a concept maqashid shariah more widely and effectively by divide it into
four objectives and eight elements. This type of research is quantitative descriptive. The object of the
research is an Islamic commercial bank in the Southeast Asian countries (Indonesia, Malaysia, Brunei,
Thailand and the Philippines) which have 25 Islamic banks. Data used is secondary data in the form of
financial statements or annual reports that obtained from the official website of each bank. By using
maqashid shariah index and the methods of SAW (Simple Additive Weighting), it can be concluded that
Indonesia has the best performance in the amount of 46.22%, followed by Malaysia amounted to
43.15%, Brunei Darussalam by 37.54%, Thailand amounted to 17.51%, and Philippine amounted to
1.12%.
Keywords: performance of islamic banking, Maqashid Shariah Index, Abdul Majid Najjar concepts
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja dari perbankan syariah di Negara Asia Tenggara
menggunakan maqashid shariah index. Penilaian kinerja pada perbankan syariah biasanya hanya
dilihat dari pengukuran kinerja keuangannya saja. Pada penelitian ini kinerja perbankan syariah akan
diukur dari segi tujuan syariahnya dengan menggunakan konsep maqashid shariah index yang
dikemukakan oleh Abdul Majid Najjar di mana menyediakan sebuah konsep maqashid shariah yang
lebih luas dan efektif dengan membaginya dalam empat objektif dan delapan elemen. Jenis penelitian
yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Objek dari penelitian yang dilakukan adalah bank umum
syariah pada Negara Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Brunei Darusalam, Thailand dan Filipina)
yang berjumlah 25 bank umum syariah. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa
laporan keuangan/ laporan tahunan yang diperoleh dari situs resmi masing- masing bank. Dengan
menggunakan maqashid shariah index dan metode SAW (Simple Additive Weigting), dapat
disimpulkan bahwa Negara Indonesia memiliki kinerja terbaik yaitu sebesar 46,22%, dikuti dengan
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2017, Vol. 14, No. 2, hal 181 - 201 182
Negara Malaysia sebesar 43,15%, Negara Brunei Darusalam sebesar 37,54%, Negara Thailand sebesar
17,51%, dan Negara Filipina sebesar 1,12%.
Kata Kunci: kinerja perbankan syariah, Maqashid Shariah Index, konsep Abdul Majid Najjar
1000 882
900 28
800 16% 24 89
700 20 84 159
69 South Asia
600 49 17 153
500 53 143 Turkey & ROW
14
40 117 ASEAN
400 93
300 606 GCC
515
200 455
333 385
100
0
2010 2011 2012 2013 2014
Grafik 1
Partisipasi Negara ASEAN terhadap Aset Bank Internasional
Sumber: www.ey.com
Berdasarkan data dari The Banker pada perbankan syariah di kawasan Asia Tenggara
tahun 2015 yang diakses pada website merupakan salah satu dari 25 bank syariah
www.thebanker.com, disebutkan bahwa yang paling berpengaruh di dunia. Fenomena
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2017, Vol. 14, No. 2, hal 181 - 201 183
inilah yang menjadikan pengukuran kinerja Kondisi tersebut memunculkan asumsi pada
pada bank syariah di Asia Tenggara penting beberapa peneliti bahwa diperlukannya suatu
untuk diteliti. gagasan baru untuk menjawab pertanyaan
Evaluasi kinerja perbankan syariah saat mengenai bagaimana cara melakukan
ini cenderung memprioritaskan aspek pencarian pengukuran kinerja perbankan syariah yang
laba, dimana terkadang bank syariah melupakan tidak terbatas pada pengukuran dengan rasio
kewajibannya dalam memenuhi fungsi keuangan saja namun adanya pengembangan
sosialnya. Penilaian kinerja pada perbankan pada pengukuran fungsi sosialnya.
konvensional maupun syariah biasanya hanya Mohammed et al. (2009) menjelaskan
dilihat dari pengukuran kinerja keuangan bahwa pengukuran kinerja perbankan syariah
dengan menggunakan rasio CAMELS (Capital, dengan menggunakan variabel maqashid
Asset, Management, Earning, Liquidity, shariah menunjukkan persentase yang lebih
Sensivity of Market Risk) dan EVA (Economic baik dibandingkan pengukuran kinerja
Value Added) (Antonio et al. 2012). perbankan konvensional. Antonio et al.
Bank syariah dalam melaksanakan (2012) mencoba mengukur kinerja
tugasnya sebagai penyedia jasa keuangan perbankan syariah melalui aspek maqashid
harus mengevaluasi kembali tujuan dari bank shariah dan hasil penelitiannya menunjukkan
syariah itu sendiri sesuai dengan maqashid bahwa rata-rata bank syariah di Indonesia
shariah. Hal tersebut untuk memastikan bahwa menunjukkan tingkat kesehatan terhadap
bank syariah tidak hanya berorientasi pada prinsip syariah yang lebih baik dibandingkan
keuntungan saja, namun memikirkan aspek dengan bank syariah yang ada di Jordania.
lainnya sesuai dengan tujuan awal Penelitian ini menggunakan konsep
terbentuknya bank syariah tersebut. Apabila maqashid shariah menurut Abdul Majid
kinerja dari perbankan syariah dan perbankan Najjar, dimana menyediakan sebuah konsep
konvensional diukur dengan menggunakan maqashid shariah yang lebih luas dan efektif
indikator yang sama, maka akan terdapat nilai- dengan membaginya dalam empat objektif dan
nilai yang tidak sesuai. Hal ini dikarenakan delapan elemen seperti yang digambarkan pada
perbankan syariah memiliki objek pengukuran Tabel 1 (Bedoui 2012).
yang lebih luas dari perbankan konvensional.
Tabel 1
Konsep Maqashid Shariah Menurut Abdul Majid Najjar
Tujuan Kunci Akibat
(i) Mengamankan Nilai Kehidupan a. Iman
Manusia b. Hak Asasi Manusia
(ii) Mengamankan Diri a. Diri Sendiri
Manusia b. Kecerdasan
(iii) Mengamankan Masyarakat a. Keturunan
b. Entitas Manusia
(iv) Mengamankan Lingkungan a. Harta
b. Lingkungan Hidup
Sumber: Bedoui (2012)
masalah hukum (Shidiq 2009). Menurut ilmu Dalam keturunan, menerapkan 4 indikator
syariat, al- maqashid dapat menunjukkan indeks kuantitatif (Hameed et al. 2004)
beberapa makna yaitu seperti al-hadad untuk mengukur seberapa baik lembaga
(tujuan), al-garad (sasaran), al- matlub (hal yang memenuhi kebutuhan pemegang
yang diminati) atau al-gayah (tujuan akhir) kepentingan untuk menghapuskan faktor
dari hukum Islami (Audah 2013). seperti ketakutan dan konflik-konflik
Para ulama memiliki pandangan yang (Chapra 2008).
berbeda-beda dalam mengklasifikasikan 4. Mengamankan Lingkungan
maqashid/tujuan dari syariah. Zahrah (1958) Tujuan terakhir, menjaga lingkungan
mengklasifikasikan bahwa hukum-hukum meliputi 2 dimensi yaitu
dalam syariat Islam dibagi menjadi dalam tiga kekayaan dan ekologi. Dimensi kekayaan
tujuan: (1) Tahdhib al-Fard (Educating tahe mengadopsi analisis CAMEL (Jaffar dan
individual); (2) Iqamah al-`Adl (Establishing Marnavi 2011). Menurut Hameed et
justice); dan (3) Jalb al-Maslahah (Promotion al. (2004) indikator untuk dimensi
of public interest). ekologi menyarankan menilai komitmen
Konsep maqashid shariah yang dalam isu-isu lingkungan dengan menghitung
dikemukakan Abdul Majid Najjar merupakan nilai sumbangan untuk lingkungan
konsep maqashid shariah yang lebih luas dan melalui sumbangan total.
efektif dengan membaginya dalam empat
objektif dan delapan elemen yaitu (Bedoui Kerangka Pemikiran
2012): Berdasarkan landasan teori yang
1. Mengamankan Nilai Kehidupan Manusia dijabarkan di atas, kerangka dari penelitian
Dalam membangun tujuan pertama, yang menggambarkan pengukuran kinerja
setiap akibat ini didistribusikan ke dalam perbankan syariah di kawasan Asia Tenggara
beberapa elemen-elemen ukurannya, dan berdasarkan teori Al-Maqashid Al-Shariah.
indikator atau aspek pengungkapan sesuai Teori Al-Maqashid Al-Shariah yang digunakan
dengan konsep-konsep yang diperkenalkan adalah konsep maqashid shariah Index yang
oleh Mohammed et al. (2008), Haniffa & dikemukakan oleh Abdul Majid Najjar.
Hudaib (2007), dan Hameed et al. (2004). Berdasarkan teori tersebut, pengukuran kinerja
2. Mengamankan Diri Manusia perbankan syariah diukur dari segi maqashid
Pada tujuan kunci shariah atau tujuan syariahnya yang dijabarkan
kedua, mengamankan diri manusia, terdapat menjadi empat objektif dan delapan elemen.
2 akibat (diri manusia dan kecerdasan) Objektif pertama pada konsep tersebut
yang diambil dari Mohammed et al. (2008). adalah mengamankan nilai kehidupan manusia
Dimensi diri manusia memiliki sebuah dimana dibagi menjadi dua elemen, yaitu iman
indikator untuk mengukur kontribusi dan hak asasi manusia. Pada objektif kedua,
perbankan syariah dalam pemberdayaan yaitu mengamankan diri manusia dibagi
ekonomi sektor riil. Menurut Aizenman et menjadi dua elemen, yaitu diri sendiri dan
al. (2011), pembiayaan sektor keuangan kecerdasan. Pada objetif ketiga, yaitu
(termasuk asuransi dan real estate) harus mengamankan masyarakat dibagi menjadi dua
dikeluarkan untuk melakukan perhitungan. elemen, yaitu keturun dan entitas manusia. Pada
Dimensi kecerdasan meliputi 4 indikator objektif keempat, yaitu mengamankan
untuk mengukur alokasi dana dalam lingkungan dibagi menjadi dua elemen, yaitu
mendidik individu. harta dan lingkungan hidup. Skema kerangka
3. Mengamankan Masyarakat pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.
Tujuan ketiga mengamankan
masyarakat terdiri dari 2 dimensi.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2017, Vol. 14, No. 2, hal 181 - 201 186
Perbankan Syariah di
Asia Tenggara
𝑛
pada laporan tahunan perbankan syariah yang
menjadi objek penelitian. 𝑉 (𝐴𝑖) = 𝑉𝑖 = ∑ 𝑊𝑗 𝑉𝑗 (𝑋𝑖𝑗), 𝑖, … , 𝑚
𝑗=1
Metode Maqashid Shariah Index
Penelitian ini menggunakan metode dimana:
kuantitatif yang disebut dengan SAW (Simple Vi = Nilai dari setiap dimensi
Additive Weighting) yang mengharuskan Wj = Bobot untuk setiap elemen
mengambil keputusan untuk menentukan Vj (Xij) = Rasio kinerja untuk setiap
bobot setiap atribut. Total nilai untuk setiap elemen
variabel diperoleh dengan menjumlahkan
hasil perbandingan antara peringkat atribut Setelah nilai perkalian diperoleh, maka
dalam sebuah variabel dengan bobot masing- akan dilakukan perhitungan maqashid shariah
masing atribut (Antonio et al. 2012). index secara umum terhadap kinerja perbankan
Perhitungan kinerja bank syariah dilakukan syariah menggunakan vector penjumlahan
dari berbagai aspek dengan menggunakan (Bedoui, 2012). Dilanjutkan melakukan
pendekatan MADM (Multiple Attribute penentuan peringkat bank syariah dengan
Decision Making). menjumlahkan total seluruh indikator kinerja
Pengukuran kinerja dengan maqashid dari empat variabel maqashid shariah index.
shariah index pernah dikembangkan oleh
beberapa ahli di bidang fiqh, perbankan
syariah dan ekonomi syariah. Kemudian HASIL PENELITIAN DAN
mereka menentukan rasio kinerja yang tepat PEMBAHASAN
sekaligus menetapkan bobot untuk setiap
komponen rasio tersebut. Untuk lebih Hasil Penelitian
jelasnya, metode pengukuran kinerja Seperti yang dijelaskan pada objek
maqashid shariah dapat dilihat pada penelitian, penelitian ini akan mengukur
Lampiran 2. kinerja dari perbankan syariah di Asia
Pada penelitiann ini prosedur awal yang Tenggara yaitu pada Negara Indonesia,
dilakukan adalah menghitung rata-rata selama Malaysia, Brunei Darusalam, Thailand, dan
5 tahun penelitian dari setiap indikator dengan Filipina yang berjumlah 25 bank syariah
metode kuantitatif. Sedangkan untuk indikator menggunakan maqashid shariah index. Untuk
dengan metode kualitatif berupa keseluruhan kinerja dari perbankan syariah di
pengungkapan dalam laporan keuangan, Asia Tenggara, dapat dilihat pada Tabel 2.
pendekatan penilaian berasal dari penelitian Bank syariah di Negara Indonesia memiliki
Haniffa dan Hudaib (2007) yaitu nilai 1 kinerja terbaik dengan nilai maqashid shariah
apabila pengungkapan dilakukan dan nilai 0 index sebesar 46,22%, diikuti dengan negara-
apabila pengungkapan tidak dilakukan. negara di kawasan Asia tenggara lainnya yaitu
Langkah yang dilakukan selanjutnya Malaysia, Brunei Darusalam, Thailand, dan
adalah melakukan perkalian antara bobot Filipina.
dari setiap variabel dengan nilai rata-rata Nilai untuk setiap elemen serta skor
untuk setiap indikator. Bobot untuk masing- keseluruhan untuk masing-masing bank
masing elemen penelitian dapat dilihat pada syariah dapat dilihat pada Tabel 3. Negara
Lampiran 3. Indonesia mendapat nilai tertinggi untuk
Secara matematis, model perhitungan kelima elemen yaitu iman, hak asasi manusia,
indikator kinerja untuk menghasilkan nilai dari entitas manusia, harta, dan lingkungan.
masing-masing dimensi sesuai dengan konsep Negara Malaysia yang menduduki posisi
SAW dan metode MADM (Yoon and Hwang kedua mendapat nilai tertinggi pada elemen
1955) adalah sebagai berikut: diri sendiri, sedangkan Negara Brunei
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2017, Vol. 14, No. 2, hal 181 - 201 188
Darusalam yang menduduki posisi ketiga yaitu hak asasi manusia, keturunan, dan
mendapatkan nilai tertinggi pada tiga elemen entitas manusia.
Tabel 2
Kinerja Perbankan Syariah secara Keseluruhan per Negara
Maqashid Shariah Jumlah
Negara Peringkat Bank
Index Sampel
Indonesia 46,22% 8 1
Malaysia 43,15% 15 2
Brunei Darusalam 37,54% 1 3
Thailand 17,51% 1 4
Filipina 1,12% 1 5
Rata-Rata
5,6% 26
tertimbang
Tabel 3
Maqashid Shariah Index
Iman Hak
Diri Entitas Lingkungan Kinerja
Asasi Kecerdasan Keturunan
Manusia
Harta Hidup Keseluruhan
Manusia Sendiri
Indonesia
PT Bank
1. Muamalat 95,57% 100% 26,48% 7,77% 11,85% 66,67% 38,19% 2,40% 43,62%
Indonesia
PT Bank
2. Syariah 100% 100% 21,24% 1,45% 11,07% 66,68% 38,54% 52,85% 48,98%
Mandiri
PT Bank
3. Syariah Mega 93,96% 100% 39,17% 0,17% 9,69% 66,68% 48,62% 0% 44,79%
Indonesia
PT Bank
4. 81,25% 100% 13,45% 1,48% 12,86% 66,67% 45,36% 50% 46,38%
Syariah BRI
PT Bank
5. Syariah 70,22% 100% 22,43% 1,47% 12,51% 66,67% 42,76% 50% 45,76%
BUKOPIN
PT Bank
6. 97,59% 100% 28,77% 1,06% 13,14% 66,67% 36,08% 50% 49,16%
Panin Syariah
PT BCA
7. 78,75% 100% 53,11% 0,92% 17,26% 66,67% 37,24% 0% 44,24%
Syariah
PT Bank
8. 100% 100% 0% 3,13% 14,32% 66,68% 40,78% 50% 46,86%
Syariah BNI
Malaysia
Affin Islamic
1. 75,00% 100% 91,05% 0,28% 31,38% 66,68% 38,61% 0% 50,38%
Bank Berhad
Al Rajhi
Banking &
2. Investment 75,00% 100% 94,87% 0,88% 13,95% 66,67% 35,80% 0% 48,40%
Corporation
Berhad
Alliance Bank
3. Islamic 50% 100% 88,72% 1,38% 26,36% 66,67% 22,81% 0% 44,49%
Berhad
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2017, Vol. 14, No. 2, hal 181 - 201 189
AmIslamic
4. 54,72% 100% 97,96% 1,08% 22,35% 66,67% 39,35% 0% 47,77%
Bank Berhad
Asian Finance
5. 25,00% 0% 76,85% 0,20% 15,94% 0% 17,81% 0% 16,98%
Bank Berhad
Bank
Muamalat
6. 75,00% 100% 94,94% 1,24% 17,39% 66,68% 43,00% 0% 49,78%
Malaysia
Berhad
Bank Islam
7. Malaysia 75,00% 100% 97,18% 2,86% 21,47% 66,67% 41,77% 50,24% 56,90%
Berhad
CIMB Islamic
8. 35,70% 100% 100% 1,14% 16,48% 0% 36,07% 0% 36,17%
Bank Berhad
HSBC
Amanah
9. 84,68% 100% 94,69% 2,83% 11,92% 33,33% 40,45% 50% 52,24%
Malaysia
Berhad
Hong Leong
10. Islamic Bank 52,65% 100% 100% 1,20% 24,60% 33,33% 38,73% 50% 50,06%
Berhad
Kuwait
Finance
11. House 76,69% 100% 75,27% 0,89% 12,51% 0% 38,99% 0% 38,04%
(Malaysia)
Berhad
Maybank
12. Islamic 53,80% 100% 0% 2,34% 24,95% 66,67% 39,82% 50% 42,20%
Berhad
OCBC Al-
13. Amin Bank 76,08% 100% 96,03% 0,65% 11,96% 33,33% 42,44% 0% 45,06%
Berhad
RHB Islamic
14. 79,70% 100% 30,78% 1,07% 16,08% 33,33% 37,63% 0% 37,32%
Bank Berhad
Standard
Chartered
15. Bank 53,94% 100% 93,47% 1,46% 15,36% 0% 40,75% 0% 38,12%
Malaysia
Berhad
Brunei Darusalam
Bank Islam
1. Brunei 75,27% 100% 0% 0,73% 21,97% 66,68% 35,65% 0% 37,54%
Darusalam
Thailand
Islamic Bank 17,51%
1. 0% 0% 100% 0% 14,09% 0% 25,97% 0%
of Thailand
Filipina
Al-Amanah
1,12%
1. Islamic Bank 0% 0% 0% 0,02% 7,51% 0% 1,42% 0%
of Philipines
Teori maqashid shariah index yang yaitu iman dan hak asasi manusia;
digunakan adalah konsep yang dikemukakan mengamankan diri manusia dibagi menjadi dua
oleh Abdul Majid Najjar di mana menyediakan elemen, yaitu diri sendiri dan kecerdasan;
sebuah konsep maqashid shariah yang lebih mengamankan masyarakat dibagi menjadi dua
luas dan efektif dari konsep sebelumnya yang elemen, yaitu keturunan dan entitas manusia;
dikemukakan oleh Abu Zahrah. Berdasarkan mengamankan lingkungan dibagi menjadi dua
teori tersebut, pengukuran kinerja perbankan elemen, yaitu harta dan lingkungan hidup.
syariah diukur dari segi maqashid shariah atau Tabel 4 menunjukkan nilai rata-rata
tujuan syariahnya yang dijabarkan menjadi tertimbang untuk setiap elemen maqashid
empat objektif: mengamankan nilai kehidupan shariah index pada masing-masing negara yang
manusia di mana dibagi menjadi dua elemen, menjadi objek penelitian.
Tabel 4
Nilai Rata-Rata tertimbang per Elemen Maqashid Shariah Index
Jumlah Hak
Bank Diri Entitas Lingkungan
No. Sampel Iman Asasi Kecerdasan Keturunan Harta
Syariah Sendiri Manusia Hidup
Manusia
1 Indonesia 8 3,45% 3,85% 0,98% 0,08% 0,49% 2,56% 1,57% 1,23%
Tujuan Maqashid Shariah yang Pertama Pada elemen kedua, yaitu hak asasi
(Mengamankan Nilai Kehidupan Manusia) manusia terbagi dalam beberapa dimensi, yaitu
Pada tujuan pertama maqashid shariah untuk melihat apakah perusahaan telah
index terbagi atas dua elemen utama dan terbagi melaksanakan tata kelola perusahaannya
dalam beberapa dimensi. Kedua elemen utama dengan baik dari aspek produk yang bebas
tersebut adalah iman dan hak asasi manusia. bunga, karyawan, direksi, komite, SSB, dan
Pada elemen pertama yaitu iman, negara aspek lainnya. Untuk elemen hak asasi manusia
Indonesia mendapatkan nilai tertinggi yaitu negara Indonesia dan Brunei Darusalam
sebesar 3,45%, pada peringkat kedua adalah mendapatkan nilai tertinggi yaitu sebesar
negara Brunei Darusalam sebesar 2,90%, 3,85%, diikuti oleh negara Malaysia sebesar
diikuti oleh negara Malaysia sebesar 2,42%, 3,59%, sedangkan negara Thailand dan Filipina
sedangkan negara Thailand dan Filipina mendapatkan nilai sebesar 0%. Hal ini
mendapatkan nilai sebesar 0%. Dari nilai rata- menunjukkan bahwa sebagai institusi keuangan
rata tertimbang keseluruhan sampel yang menjalankan aktivitasnya berlandaskan
menunjukkan bahwa bank syariah mulai prinsip syariah, bank syariah harus memastikan
memastikan bahwa mereka telah menyediakan bahwa segala aktivitas yang dilakukannya telah
produk perbankan yang murah kepada sesuai dengan tujuan syariah dalam memastikan
nasabahnya serta menunjukkan komitmen dari terjaminnya hak asasi dari para nasabahnya
perbankan syariah dalam menjalankan kegiatan terutama untuk menyediakan produk yang
operasionalnya sesuai dengan prinsip syariah bebas bunga, serta memastikan terjaminnya hak
yang telah ditentukan. para karyawan, direksi, komite, SSB, dan aspek
lainnya.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2017, Vol. 14, No. 2, hal 181 - 201 191
Tujuan Maqashid Shariah yang Kedua kualitas dari generasi penerus nantinya serta
(Mengamankan Diri Manusia) karyawanlah yang menjalankan segala proses
Pada tujuan yang kedua yaitu kegiatan operasional yang dilakukan oleh bank
mengamankan diri manusia, terbagi atas dua syariah, sehingga kualitas dari karyawan dapat
elemen yaitu diri sendiri dan kecerdasan. Pada mempengaruhi baik atau tidak kinerja dari
elemen diri sendiri akan dilihat bagaimana karyawan tersebut. Dalam hal meningkatkan
kontribusi dari perbankan syariah kepada kesadaran masyarakat terhadap eksistensi dari
masyarakat dengan memberikan pembiayaan bank syariah, menunjukkan bahwa bank syariah
yang tidak hanya pada sektor keuangan namun juga telah mengajak manusia untuk berubah
juga pada sektor riil. Investasi pada sektor riil menuju kearah yang lebih baik, yaitu dengan
dapat dilihat pada pembiayaan yang diberikan menggunakan jasa dari perbankkan syariah,
oleh perbankan syariah pada sektor pertanian, yang pada dasarnya telah terhindar dari hal-hal
perikanan, pertambangan, dan sektor lainnya yang mengandung unsur negatif seperti riba
yang dapat membantu masyarakat dalam serta telah sesuai dengan prinsip syariah.
menjalankan usahanya. Namun, jumlah
pembiayaan pada sektor riil juga dapat Tujuan Maqashid Shariah yang Ketiga
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan (Memelihara Masyarakat)
geografis dari masing-masing negara. Untuk Untuk tujuan ketiga yaitu memelihara
elemen diri sendiri, nilai tertinggi diperoleh masyarakat terbagi atas dua elemen yaitu
negara Malaysia yaitu sebesar 3,16%, diikuti keturunan dan entitas manusia. Rasio Islamic
oleh negara Indonesia sebesar 0,98%, Quantitative Index Equitable Distribution
sedangkan negara Brunei Darusalam, Thailand digunakan untuk melihat kontribusi dari
dan Filipina mendapatkan nilai sebesar 0%. perbankan syariah pada elemen keturunan.
Persentase tersebut menunjukkan bahwa Rasio Islamic Quantitative Index Equitable
sebagian besar pembiayaan yang dilakukakan Distribution dihitung untuk melihat kewajiban
bank syariah di Malaysia disalurkan pada sektor perusahaan dalam mensejahterakan masyarakat,
riil, sedangkan bank syariah di Indonesia masih karyawan, dan pemegang saham, sehingga
memiliki persentase yang rendah apabila kesejahteraan dari keturunannya pun terjamin.
dibandingkan dengan Malaysia. Hal tersebut secara langsung juga
Pada elemen kecerdasan, akan dilihat mempengaruhi eksistensi dan perkembangan
seberapa besar kepedulian bank syariah dalam dari perbankan syariah dimasa depan.
meningkatkan pengetahuan dan pendidikan Untuk elemen keturunan, negara Brunei
karyawannya serta dalam meningkatkan Darusalam mendapatkan nilai tertinggi yaitu
kesadaran masyarakat terhadap kehadiran sebesar 0,85%, pada peringkat kedua adalah
perbankan syariah. Untuk elemen kecerdasan, negara Malaysia sebesar 0,72%, diikuti negara
negara Indonesia mendapatkan nilai tertinggi Indonesia sebesar 0,49%, sedangkan negara
yaitu sebesar 0,08%, pada peringkat kedua Thailand sebesar 0,54% dan Filipina
adalah negara Malaysia sebesar 0,05%, diikuti mendapatkan nilai sebesar 0,28%.
negara Brunei Darusalam sebesar 0,03%, Pada elemen entitas sosial, dibagi atas
sedangkan negara Thailand sebesar 0% dan beberapa dimensi yaitu pembagian kembali
Filipina mendapatkan nilai sebesar 0%. Apabila pendapatan dan harta, pembangunan dan sosial,
dilihat dari persentase yang diperoleh bank serta indikator sosial. Untuk elemen entitas
syariah di masing-masing negara di Asia sosial negara Indonesia dan Brunei Darusalam
Tenggara, dapat dilihat bahwa bank syariah mendapatkan nilai tertinggi yaitu sebesar
telah melakukan kontribusi terhadap 2,56%, diikuti oleh negara Malaysia sebesar
peningkatan kecerdasan baik masyarakat umum 1,54%, sedangkan negara Thailand dan Filipina
maupun para karyawan. Hal ini sangat penting mendapatkan nilai sebesar 0%. Pada elemen ini
dilakukan guna meningkatkan mutu dan masyarakat akan mengetahui bagaimana bank
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2017, Vol. 14, No. 2, hal 181 - 201 192
LAMPIRAN
Lampiran 1
Objek Penelitian
No. Bank Umum Syariah di Indonesia
1 PT Bank Muamalat Indonesia
2 PT Bank Syariah Mandiri
3 PT Bank Syariah Mega Indonesia
4 PT Bank Syariah BRI
5 PT Bank Syariah BUKOPIN
6 PT Bank Panin Syariah
7 PT BCA Syariah
8 PT Bank Syariah BNI
No. Bank Umum Syariah di Malaysia
1 Affin Islamic Bank Berhad
2 Al Rajhi Banking & Investment Corporation Berhad
3 Alliance Bank Islamic Berhad
4 AmIslamic Bank Berhad
5 Asian Finance Bank Berhad
6 Bank Muamalat Malaysia Berhad
7 Bank Islam Malaysia Berhad
8 CIMB Islamic Bank Berhad
9 HSBC Amanah Malaysia Berhad
10 Hong Leong Islamic Bank Berhad
11 Kuwait Finance House (Malaysia) Berhad
12 Maybank Islamic Berhad
13 OCBC Al-Amin Bank Berhad
14 RHB Islamic Bank Berhad
15 Standard Chartered Bank Malaysia Berhad
No. Bank Umum Syariah di S Brunei Darusalam
1 Bank Islam Brunei Darusalam
No. Bank Umum Syariah di Thailand
1 Islamic Bank of Thailand
No. Bank Umum Syariah di Filipina
1 Al-Amanah Islamic Bank of Philipines
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2017, Vol. 14, No. 2, hal 181 - 201 196
Lampiran 2
Model Pengukuran Kinerja Maqashid Shariah Index
No. Tujuan Kunci Akibat Referensi Referensi Dimension Elemen Indikator (Vj)
Penghapusan elemen-
1. Iman Maqashid Index 2.
elemen negatif yang
Mohammed Menegakkan Penghasilan bebas bunga/total
memunculkan Produk tanpa bunga
et al. (2008) Hukum (D6) pendapatan
ketidakadilan
Haniffa & Visi dan Misi Komitmen beroperasi dalam
Identitas Etika Philoshopy dan nilai- Pengungkapan
Hudaib prinsip-prinsip Syariah
Index nilai yang mendasari
(2007) Pernyataan
Mengamankan Bebas bunga dan
A. Nilai Kehidupan Haniffa &
Penyelesaian Terakhir - Tidak terlibat dalam kegiatan yang
Hudaib Identitas Etika Produk
Manusia Aspek Produk yang tidak diizinkan
(2007) Index
Dapat Diterima
Masyarakat
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2017, Vol. 14, No. 2, hal 181 - 201 198
6. Entitas
Sosial
Lampiran 3
Bobot Variabel dalam Maqashid Shariah Index
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Iman Hak Diri
5. Kecerdasan Keturunan Entitas Hart Ekologi
No. Tujuan Kunci Akibat Dimensi
manusi sendiri sosial a
a
Produk yang murah 30% 30% 40%
Penghapusan elemen-
elemen negatif yang
30% 30% 40%
memunculkan
ketidakadilan
Iman Philoshopy dan nilai-
50% 30% 20%
nilai yang mendasari
Bebas bunga dan
Penyelesaian Terakhir
Mengamankan 100%
- Aspek Produk yang
Nilai Kehidupan Dapat Diterima
A.
Manusia Bebas bunga dan
Penyelesaian Terakhir
50% 50%
- Aspek Karyawan
Dapat Diterima
Indikator tata kelola
Hak perusahaan (Keadilan,
100%
manusia dan transparansi) -
aspek Direksi
Indikator tata kelola
perusahaan (Keadilan,
100%
dan transparansi) -
aspek Komite
Indikator tata kelola
perusahaan (Keadilan,
100%
dan transparansi) -
aspek SSB
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2017, Vol. 14, No. 2, hal 181 - 201 201