Professional Documents
Culture Documents
ID Kinerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit X
ID Kinerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit X
2 Tahun 2013
1* 2 2
Fithria Dyah Ayu S ., Satibi , Achmad Fudholi
1
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Islam Indonesia
2
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada
*email: fithria.ayu@gmail.com
45
46 | Fithria Dyah Ayu Suryanegara
dalam balanced scorecard harus berasal dari diperlukan untuk melakukan pelayanan
proses bisnis yang memiliki dampak resep. Teknik pengambilan sampel adalah
terbesar, seperti siklus waktu, kualitas, dengan convenience sampling, dengan
keterampilan karyawan, dan produktivitas kriteria inklusi LPD terisi dengan lengkap
(Kaplan & Norton 1992, pg. 132). Hal penting oleh petugas. Analisa data dengan
lain yang harus diperhatikan oleh organisasi menghitung nilai rata-rata /average
adalah mengidentifikasi kompetensi inti yang dispensary time resep pasien rawat jalan
mereka miliki, serta teknologi yang umum yang dibedakan atas resep racikan
dibutuhkan untuk menjaga pangsa pasar dan non racikan.
mereka (Kaplan & Norton 1992, pg. 132). Pengambilan data kuantitatif waktu
Salah satu pengukuran kinerja PIO (Pemberian Informasi Obat) dilakukan
perspektif proses bisnis internal adalah dengan observasi di lapangan terhadap
pengukuran dispensing time dan waktu waktu pemberian informasi obat oleh
pemberian informasi obat. Dispensing petugas farmasi pada saat penyerahan obat
merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai hingga berakhirnya informasi yang diberikan
dari tahap validasi, interpretasi, oleh petugas kepada pasien. Observasi
menyiapkan/meracik obat, memberikan dilakukan pada 100 subjek penelitian.
label/etiket, penyerahan obat dengan Analisa data dengan menghitung rata-rata
pemberian informasi obat yang memadai waktu pemberian informasi obat oleh
disertai sitem dokumentasi (Depkes, 2004). petugas kepada pasien.
Pengambilan data kualitatif dengan
Tabel 1. Average Dispensary Time di Satelit Farmasi Rawat Jalan Umum RS X Purwokerto
Tabel 2. Average Dispensary Time di Satelit Farmasi Rawat Jalan ASKES RS X Purwokerto
Data yang didapatkan dari satelit Shrank dan Avorn pada tahun 2007
farmasi rawat jalan ASKES tahapan paling menyebutkan bahwa pemberian label pada
lama adalah pada saat penyiapan obat. Hasil obat yang tidak jelas memiliki pengaruh
wawancara tidak terstruktur dengan besar untuk menimbulkan medication error,
petugas/karyawan IFRS X Purwokerto oleh sebab itu komunikasi aktif dari staf
menyatakan bahwa hal tersebut disebabkan farmasi sangat dibutuhkan untuk
oleh jumlah SDM yang terbatas, tingkat mengedukasi pasien. Berdasarkan panduan
kekosongan obat di satelit farmasi rawat dari American College of Preventive
jalan ASKES yang tinggi, SIM yang kurang Medicine, 2011 menyebutkan bahwa dalam
mendukung untuk mempercepat pelayanan, rangka meningkatkan kepatuhan pasien
SDM yang kurang terlatih, dan dalam menyelesaikan pengobatannya, maka
tempat/ruangan penyiapan obat dan dibutuhkan peran aktif dari healthcare
penyimpanan obat yang terbatas (sempit). provider termasuk di dalamnya adalah
Pihak IFRS X Purwokerto apoteker untuk memberikan informasi
sebaiknya mengkomunikasikan terlebih mengenai pengobatan dengan
dahulu dengan seluruh SDM yang menggunakan intervensi SIMPLE, yaitu
berhubungan dengan pelayanan terkait Simplify the regimen, Impart Knowledge,
dengan implementasi SIM yang baru, dan Modify patient beliefs and human behaviour,
mengadakan pelatihan. Provide communication and trust, Leave the
bias, dan Evaluate adherence. Pemberian
Pengukuran waktu pemberian infornasi informasi obat juga harus menggunakan
obat kalimat yang sederhana dan mudah
Pemberian informasi obat oleh dipahami.
karyawan IFRS X kepada pasien pada saat
penyerahan obat berupa cara dan aturan KESIMPULAN
pakai obat, jangka waktu pengobatan, serta
khasiat obat, sedangkan komponen Average dispensary time untuk
informasi yang tidak diberikan berdasarkan resep di satelit farmasi rawat jalan umum
berdasarkan KMK (Keputusan Menteri detik, dan untuk resep racikan adalah 43
adalah cara penyimpanan obat, dan dispensary time di satelit farmasi ASKES
aktivitas, serta makanan dan minuman yang untuk resep nonracikan adalah 20 menit 2
harus dihindari selama terapi. Hasil detik, sedangkan untuk resep racikan adalah
Purwokerto adalah 12,44 detik. Pemberian komponen informasi berupa cara dan aturan
informasi obat kepada pasien penting untuk pakai obat, jangka waktu pengobatan, serta
dilaksanakan, walaupun di dalam obat telah khasiat obat. Hal tersebut menunjukkan
diberikan label aturan pakai obat. Hal masih perlunya perbaikan dalam proses
tersebut berdasarkan hasil penelitian dari bisnis internal di IFRS X Purwokerto baik
DAFTAR PUSTAKA