Professional Documents
Culture Documents
Status Gizi Pada Anak Usia Sekolah Korban Erupsi Gunung Sinabung Di Posko Pengungsian Kabanjahe Kabupaten Karo
Status Gizi Pada Anak Usia Sekolah Korban Erupsi Gunung Sinabung Di Posko Pengungsian Kabanjahe Kabupaten Karo
Status Gizi Pada Anak Usia Sekolah Korban Erupsi Gunung Sinabung Di Posko Pengungsian Kabanjahe Kabupaten Karo
2017
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1528
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Status Gizi pada Anak Usia Sekolah Korban Erupsi Gunung Sinabung di
Posko Pengungsian Kabanjahe Kabupaten Karo
SKRIPSI
Oleh :
131101077
Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
2017
ABSTRACT
ABSTRAK
Status gizi merupakan keadaan tubuh seseorang sebagai akibat konsumsi makanan
yang telah menjadi salah satu masalah yang terjadi di Indonesia, khususnya pada
anak usia sekolah korban erupsi gunung Sinabung yang tinggal di posko
pengungsian Kabanjahe Kabupaten Karo. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi status gizi anak usia sekolah di posko pengungsian erupsi
gunung Sinabung Kabanjahe Kabupaten Karo. Desain penelitian deskriptif,
jumlah sampel 70 orang anak dengan usia 6-12 tahun menggunakan total
sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi dan
penimbang berat badan yang sudah dikalibrasi dengan pengukuran BB/U.
Penelitian ini menggunakan teknik analisi deskriptif persentase. Hasil penelitian
menunjukkan status gizi anak adalah baik sebanyak (94,29%) di dominasi anak
usia 8 tahun sebanyak 21,43%. Saran untuk penelitian selanjutnya agar tidak
hanya melakukan pengukuran secara langsung yaitu antopometri menurut BB/U,
namun dapat juga menggunakan pengukuran secara langsung seperti klinis,
biokimia, biofisik. Pengukuran tidak langsung seperti survei konsumsi makanan,
statistik vikal dan faktor ekologi
kata kunci : Status gizi, anak usia sekolah, korban erupsi gunung Sinabung
Segala puji, hormat dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah
skripsinya debngan judul “ Status Gizi pada Anak Usia Sekolah Korban Bencana
Kabupaten Karo” yang merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk
bantuan, bimbingan, dan data data baik secara tertulis maupun lisan dari berbagi
Aupe, Ibu Yomima Aupe, Ibu Dominggas Mobalen, adik Ivana Manutune, adik
Popy Manutune, adik Benebzon Manutune dan seluruh keluarga besar yang selalu
selalu.
kepada:
Keperawatan USU. Ibu Sri Eka Wahyuni S.Kep., Ns. M.Kep. selaku
Wakil Dekan I, Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep., Ns., M.Kep. Selaku
Wakil Dekan II dan Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat.
3. Ibu Farida Linda Sari Siregar S.Kp, M.Kep dan Ibu Fatwa Imelda, S.Kep,
Ns, M.Biomed selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan
4. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
selesaikan.
Besar GKII pos yang selalu memberikan dukungan doa dan motivasi
skripsi ini.
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan masukan yang membangun
dari semua pihak agar skripsi ini menjadi lebih baik dan penelitian ini dapat
Halaman
PENDAHULUAN
(Notoadmojo,2007).
makanan, jika seseorang kekurangan makanan maka akan terlihat kurus karena
kekurangan gizi. Kekurangan gizi menjadi masalah yang umum terjadi di negara-
anak(pendek) khususnya pada anak dengan status gizi jelek dan dampak dari
pelayanan kesehatan anak yang buruk. Kecenderungan yang terjadi di masa lalu
berkembang (Moh,2014).
kelaparan kronis dan 820 juta diantaranya berada di negara berkembang. Dari
jumlah tersebut 350-450 juta atau lebih dari 50% diantaranya adalah anak-anak,
dan 13 juta diantaranya berada di Indonesia. Lebih dari sepertiga (36,1%) anak
berpikir, beraktivitas fisik dan daya tahan tubuh. Zat gizi yang dibutuhkan anak
adalah seluruh zat gizi yang terdiri dari zat gizi makro seperti karbohidrat,
protein, lemak serta zat gizi mikro seperti vitami n dan mineral. Kebutuhan energi
10-12 tahun lebih besar dari pada golongan umur 7-9 tahun, karena pertumbuhan
Indonesia mengalami masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah
gizi lebih. Masalah gizi kurang umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya
masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan. Masalah gizi lebih
(Almatsier, 2010).
Masalah gizi bukan menyangkup kesehatan saja melainkan juga aspek-aspek yang
lain. diluar aspek medik klasifikasi masalah gizi adalah karena kemiskinan,
(Khuraidi,1994). Oleh sebab itu penanganan atau perbaikkan gizi tidak hanya
status gizi anak perlu diperhatikan (Anwar, dkk. 2014). Berdasarkan data Riset
Usia Sekolah Kurus (perempuan) adalah 10,9%. Selain masalah Anak Kurus,
terdapat juga masalah Anak Gemuk, yaitu Anak Usia Sekolah Gemuk (laki-laki)
adalah 6,4%.
Berdasarkan data dari Riset Kesehatan dasar tahun 2013, 11,2% anak usia 5-12
tahun mengalami gizi kurang. Dampak dari gizi kurang adalah badan menjadi
masa depan (Safitri, dkk. 2016). Berdasarkan Soekirman dalam materi Aksi
Pangan dan Gizi Nasional yang dikutip oleh Waryana (2010), penyebab kurang
gizi dapat dijelaskan sebagai berikut: penyebab langsung yaitu asupan makanan
anak dan penyakit infeksi yang mungkin di derita anak, penyebab tidak langsung
yaitu ketahanan pangan di keluarga,pola asuh anak, serta pelayanan kesehatan dan
kesehatan lingkungan.
antara satu dengan yang lain secara sangat erat dengan status gizi anak usia
sekolah. Status ekonomi yang rendah secara langsung dan tidak langsung
berpengaruh terhadap status gizi, sementara status gizi buruk dapat berpengaruh
norma. Karakteristik lain yaitu anak banyak menghabiskan waktu diluar rumah,
aktivitas fisik anak semakin meningkat, dan pada usia sekolah anak akan mencari
jati dirinya. Anak akan berada di luar rumah untukjangka waktu 4-5 jam.
Aktivitas fisik akan meningkat seperti pergi dan pulang sekolah, bermain dengan
memenuhi kebutuhan energi, sehingga anak menjadi lebih kurus dari sebelumnya
(Khomsan, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh dr. Saptawati Bardosono, ahli gizi dari
anak mendapatkan asupan gizi di bawa angka kecukupan gizi yang dianjurkan
yakni1.800 kcal. Dalam kaitannya dengan kesehatan, dari anak yang di teliti 40%
%, bertubuh pendek sebanyak 35%, bertubuh kurus sebanyak 29,5% dan ada
wilayah Sumatera, di Karo ada 2 dari 129 gunung berapi aktif yang berada di
Ha.
Kejadian bencana ini memiliki dampak yang merugikan yaitu, rusaknya sarana
prasarana fisik, permukiman dan fasilitas umum. Dampak lain yang tidak
korban meninggal, penurunan status gizi masyarakat, anak usia sekolah, balita
serta bayi yang sedang menyusui. Sektor mata pencaharian utama sebahagian
terkubur dalam hujan abu vulkanik, dan simpanan bibit tanaman serta simpanan
dari kurangnya air bersih, persediaan pangan yang tidak mencukupi ditempat
Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, jumlah anak usia
5-9 tahun pada anak laki-laki mencapai 21.059 orang dan pada anak perempuan
mencapai 20.111 orang tahun 2014 dengan total keseluruhan mencapai 41.170
jiwa. Sedangkan jumlah anak berusia 10-14 tahun pada anak laki-laki mencapai
18.724 orang dan anak perempuan mencapai 17.804 dengan total keseluruhan
mulai terserang penyakit demam, sesak nafas dan infeksi saluran pernafasan di
hanya beratapkan tenda serta masih banyak pengungsi yang kelaparan di tengah
malam, dapur umum belum maksimal dengan kondisi cuaca yang sangat dingin
Hampir tidak ada pemberitaan di media massa terkait nasib mereka. Hingga
bulan Juni 2014, relokasi yang dijanjikan kepada para pengungsi juga tidak ada
kejelasan. Sebagai akibatnya, hingga kini banyak diantara korban erupsi Gunung
Data yang didapat dari kepala posko bahwasannya mereka sudah berada di posko
tersebut selama 5 tahun. Terkait kebutuhan pangan boleh dikatakan cukup karena
bantuan dari orang-orang yang peduli dengan kejadian yang dialami oleh
pengungsi , sedangkan untuk pelayanan kesehatan sendiri tidak ada jadwal tetap
perkebunan. Anak-anak juga masih tetap bersekolah karena untuk saat ini di
air persediaan mereka sangat cukup sedangkan tempat tinggal mereka bisa
dikatakan tidak layak karena tidurnya bercampur, polusi udarah akibat erupsi dan
yang tidak memadai merupakan tiga faktor yang saling berhubungan. Sedangkan
penyebab mendasar atau akar masalah gizi di atas adalah terjadinya krisis
seimbangan antara asupan makanan dan adanya penyakit infeksi, yang pada
Status gizi anak usia sekolah korban erupsi gunung Sinabung di posko
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka yang menjadi rumusan masalah
adalah bagaimana status gizi anak usia sekolah korban erupsi gunung Sinabung di
Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi status gizi pada anak usia
Kabupaten Karo.
Penelitian ini bermanfaat bagi perguruan tinggi dalam hal ini Universitas
Sumatera Utara, bagi peneliti dalam hal ini mahasiswa, dan bagi pemerintah
masalah gizi.
pemenuhan nutrisi tumbuh kembang anak yang baik. Penelitian ini juga dapat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
kurang, baik dan lebih. Status gizi merupakan ekspresi dari jeadaan
badan, lingkar kepala lingkar lengan dan panjang tungkai (Gibson, 1990).
Definisi lain menyebutkan bahwa status gizi adalah suatu keadaan fisik
seseorang yang ditentukan dengan salah satu atau kombinasi dari ukuran gizi
antara asupan dengan kebutuhan zat gizi yang digunakan untuk aktivitas
sehari-haristatus gizi lebih terjadi apabila asupan zat gizi diperoleh dalam
jumlah berlebih, sedangkan status gizi kurang terjadi apabila tubuh mengalami
pejamu meliputi: faktor geneti, umur, jenis kelamin, kelompok etnik, keadaan
penyakit meliputi: faktor gizi, kimia dari luar, kimia dari dalam, fisiologis,
genetis, psikis, fisik dan biologis. Unsur lingkungan meliputi tiga faktor yaitu
lingkungan (fisik, biologis, sosial), ekonomi dan biologis (suparisa, dkk. 2001)
dikonsumsi tiap hari untuk jangka waktu tertentu sebagai bagian dari diet
normal rata-rata orang sehatt. AKG yang dianjurkan pertama kali di Indonesia
ditetapkan pada tahun 1968 melalui Widya Karya Pangan dan Gizi yang
AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-
masing kelompok umur, gender dan aktivitas fisik. Dalam penggunaannya bila
seseorang dengan cara mengumpulkan data penting, baik yang objektif maupun
yang subjektif untuk kemudian dibandingkan dengan baku yang telah tersedia
(Suparisa, dkk. 2001). Menurut Suparisa, dkk (2002) penilaian status gizi
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu secara langsung dan tidak langsung.
jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
pada jaringan epitel seperti mata, kulit, rambut, mukosa oral atau organ-
organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Metode
ini umumnya untuk survei klinis secara tepat untuk mendeteksi tanda-
tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.
tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urin, tinja dan
juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini
seperti kejadian buta senja epidemik. Cara yang digunakan adalah tes
konsumsi zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini
tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-
status gizi secara langsung. Selanjutnya berdasarkan nilai Z-score ini status
gizi anak dikategorikan sebagai berikut: Dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai
berikut :
pengelompokkan Gizi
-3 s/d -2 SD Pendek
>-2 SD Tinggi
-3 s/d -2 SD Kurus
>-2 SD Gemuk
gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh
(M.Khumaidi, 1994)
dan kombinasi dari bahan yang digunakan, rasa, warna, bentuk, konsistensi
Sesuai dengan pola makan empat sehat lima sempurna, sesuai dengan
kebutuhan gizi anak usia sekolah, sesuai dengan kesenangan anak, yaitu
bervariasi dalam jenis, hidangan, warna, rasa dan bentukd. sesuai dengan
kecerdasan anak. Anak yang makan makanan beragam dan seimbang nilai
pangan atau makanan dengan kualitas yang baik agar dapat menghasilkan
tahu, sayuran, buah-buahan, dan susu harus masih dalam keadaan baik dan
yang aman dikonsumsi dan memenuhi syarat gizi. Cara memilih makanan
Beras, pilih beras yang berbauh segar dan wangi, warna dan
kusam, tidak berulat dan tidak berkutu.Singkon, ubi, kentang dan talas,
pilihlah yang bersih, segar, tidak busuk, berwarna baik dan bentuk yang
Daging, pilihlah daging yang masih segar, mengkilat, tidak bauh busuk,
pilihlah ikan yang masih segar, insangnya merah, dagingnya kenyal dan
bentuk masih lengkap dan jernih.Telur, pilih telur yang segar, kulit
tenggelam dan jika dilihat dengan cahaya matahari atau lampu terlihat
terang.Tempe dan tahu, pilihlah tempe dan tahu yang tidak berubah
tidak layu dan mudah dipatahkan, berwarna segar, tidak layu dan
pilihlah sayuran yang bersih, padat tidak terlalu masak, kulit terlihat
licin, tidak berkeripu, tidak berlubang, bentuknya utuh dan tidak berulat.
atau makanan dengan menggunakan teknik masak yang tepat, yang meliputi
jumlah satau takaran serta frekuansi makan yang diajarkan dalam makan 3
kali sehari dengan penataan makanan yang menarik dan hidangan yang tepat
ayuran dan buah-buahan untuk hidup sehat sejumlah400 g perorang perhari, yang
terdiri dari 250 g sayur (setara dengan 21/2 porsi atau 21/2 gelas sayur setelah
dimasak dan ditiriskan) dan 150 g buah. (setara dengan 3 buah pisang ambon
ukuran sedang atau 11/2 potong pepaya ukuran sedang atau 3 buah 14 jeruk
ukuran sedang). Bagi orang Indonesia dianjurkan konsumsi sayuran dan buah-
buahan 300-400 g perorang perhari bagi anak balita dan anak usia sekolah.
golongan rawan gizi yang menderita kurang gizi, dan diberikan dengan kriteria
anak yang tiga kali berturut-turut tidak naik timbangannya sertayang berat
hijau, kelapa dan hasil olahannya. Menurut Tuti (2002), Makanan yang sehat
mencapai status gizi yang baik dan optimal dimulai dengan penyedian pangan
makan dan menolak makanan tertentu. Tujuan memberi makan pada anak
ikan perkembangan. Dengan memberikan makan, maka anak juga dididik agar
dapat menerima, menyukai, memilih makanan yang baik serta menentu jumlah
Indonesia (2011), anak usia sekolah adalah anak-anak yang berusia 7-12 tahun
(Depkes, 2011), periode pubertas sekitar usia 12 tahun merupakan tanda akhir
masa kanak-kanak menengah (Potter & Perry, 2005; Wong, dkk. 2009). Menurut
Wong (2009), anak usia sekolah atau anak yang sudah sekolah akan menjadi
sendiri dalam hubungan dengan orangtua mereka, teman sebaya, dan orang
keterampilan tertentu (Wong, dkk. 2009). Anak usia sekolah biasanya disebut
anak usia pertengahan, periode usia tengah merupakan periode usia 6-12 tahun
berakhirnya periode usia sekolah dengan usia kurang lebih 12 tahun, ditandai
Periode usia sekolah dibagi imenjadi tiga tahapan umur yaitu, tahap awal 6-
7 tahun, tahap pertengahan 7-8 tahun dan pra remaja 11-12 tahun (Poter & Perry,
2005).Pada umumnya kelompok umur ini mempunyai kesehatan yang lebih baik
dibandingkan dengan kesehatan anak balita. Di pihak lain anak kelompok ini
seimbang dengan kalori yang diperlukan. Anak sekolah adalah kelompok yang
umur ini sangan sensitif untuk menerima pendidikan, termasuk pendidikan gizi
(notoatmodjo, 2007).
dipahami bahwa dalam berbagai posisi, anak dengan usia 6-8 tahun lebih
menyukai kehadiran orang tua. Namun, bagi anak yang berusia 11-12 tahun lebih
2012).
sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat di capai melalui tingkat kematangan
dan belajar. Perkembangan pada anak bisa terjadi pada perubahan bentuk dan
fungsi pematangan organ, mulai dari aspek sosial, emosional, hingga intelektual.
lebih kompleks, serta besifat kualitatif yang pengukurannya lebih sulit daripada
gerak kasar, gerak hakus, berbicara dan berbahasa, sosialisasi dan kemandirian.
kemampuannya dalam interaksi sosial, belajar tentang nilai moral dan budaya
1. Tahapan kognitif
dunianya dan mempunyai anggapan yang sama dengan orang lain. Pada periode
dalam penyelesaian masalah yang dirasakan anak. Sifat anak usia sekolah berada
dalam tahap reverbilitas yaitu, anak memiliki dua pandangan terhadap sesuatu.
seperti dalam penelitian piaget anak selalu memilih sesuatu atau ukuran yang
besar walaupun isinya sedikit, pada masa ini sifat dan pikiran anak bersifat
2007).Statusgizi dan pola kebiasaan yang baik pada anakakan berdampak pada
2. Perkembangan Psikososial
Pada tahap ini anak akan sering tertarik dalam menyelesaikan sebuah
masalah atau tantangan dalam kelompoknya hal ini disebabkan oleh adanya
keinginan anak untuk mengambil setiap peran yang ada di lingkungan sosial
kepercayaan diri anak. Anak yang mengalami inferioti harus diberikan dukungan
otonomi yang berpusat pada kemampuan anak untuk mengontrol tubuh dan
pengalaman baru secara aktif dalam melakukan aktivitasnya dan apabila pada
tahap ini dilarang atau dicegah amaka akan tumbuh perasaan bersalah pada diri
sesuai dengan apa yang ingin di terima oleh mereka dari orang lain (Wong, 2009).
Pada usia 7 tahun : minat seks menurun dan kurang eksplorasi, perhatian pada
lawan jenis meningkat dimulai dari perasaan cinta terhadap anak laki-laki
tahun : khawatir tentang, tekanan social agar tetap langsing dan menarik
perilaku tersebut
4. Perkembangan Moral
kognitif anak dan terdiri atas tiga tahapan utama, yaitu: (1) preconventional; (2)
conventional; (3)postconventional.
a. Fase Preconventional
Anak belajar baik dan buruk, atau benar dan salah melalui budaya
sebagai dasar dalam peletakan nilai moral. Fase ini terdiri dari tiga
tahapan.Tahap satu didasari oleh adanya rasa egosentris pada anak, yaitu
kebaikan adalah seperti apa yang saya mau, rasa cinta dan kasih sayang
keburukan.
Tahap dua, yaitu orientasi hukuman dan ketaatan , baik dan buruk
karena itu hati-hati apabila anak memukul temannya dan orangtua tidak
b. Fase Conventional
keputusannya, oleh karena itu penting sekali adanya contoh karakter yang
baik, seperti jujur, setia, murah hati, baik dari keluarga maupun teman
kelompoknya.
c. Fase Postconventional
prinsip yang dimiliki dan yang diyakini. Segala tindakan yang diyakininya
dipersepsikan sebagai suatu kebaikan. Ada dua fase pada tahapan ini, yaitu
orientasi pada hukum dan orientasi pada prinsip etik yang umum. Pada fase
individu. Tidak ada yang dapat mereka terima dari lingkungan tanpa
tingkat moral tertinggi, yaitu dapat menilai perilaku baik dan buruk dari
standarmoral yang ada, seperti menaati aturan dan hukum yang berlaku di
5. Perkembangan spiritual
adalah pemikiran dan gambaran yang terbentuk dalam pikiran anak. Orangtua
Pada saat anak tidak dapat memahami peristiwa tertentu seperti penciptaan dunia,
mereka menggunakan khayalan untuk menjelaskannya. Pada masa ini, anak usia
sekolah dapat mengajukan banyak pertanyaan menegnai Tuhan dan agama dan
secara umum meyakini bahwa Tuhan itu baik dan selalu ada untuk membantu.
tidak selalu dikabulkan dan mereka merasa kecewa karenanya. Beberapa anak
menolak agama pada usia ini, sedangkan sebagian yang lain terus
bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur (Whalley & Wong 2000).
dalam jumlah akibat pertambahan sel dan pembentukan protein baru, sehingga
dimana sistem tubuh sudah mencapai kematangan (Hidayat, 2005). Jika mengacu
pada pengertian pertumbuhan anak tersebut, kita dapat menentukan ciri-ciri yang
2012).
1. Tinggi badan
tahap. Pertama dimulai dari bayi baru lahir hingga ia berusia 3 tahun.
Pada tahun pertama pencapaian tinggi badan mencapai 1,5 kali panjang
lahir. Sementara pada usia 2 tahun, rata-rata anak tumbuh sebanyak 6-10
cm per tahun. Kedua, tahapan pertumuhan anak yang akan berakhir ketika
per tahun. Pada tahapan ini juga tinggi badan anak mulai kelihatan
anak melaju dengan cepat, kemudian secara perlahan terhenti. Dalam fase
ini, terlihat perbedahan yang mencolok antara anak laki-laki dengan anak
perempuan. Pada anak perempuan, masa purbetas terjadi lebih awal dan
tinggi badan seorang anak (Fida & Maya, 2012).Dapat dijabarkan sebagai
berikut :
Faktor genetik
Apabila kedua orang tuanya memiliki perawakan yang tinggi, maka secara
juga seorang anak yang berperawakan lebih tinggi dari orang tuanya. Hal
ini bisa terjadi karena ada konsep “potensi tinggi genetik” (seorang anak
b. Faktor hormon
badan anak antar lain hormon pertumbuhan, tiroid dan seks. Hormon
pematangan seksual
sangat penting untuk melindungi anak dari berbagai penyakit yang dapat
orang tua bisa memberikan dampak yang baik bagi pertumbuhan anak,
2. Lingkar kepala
sudah ada.
Ukuran kepala anak memang berbeda. Parameter yang sering kali dipakai
oleh seorang klinis untuk menentukan batas normal lingkar kepala menurut
skala Nellanus. Menurut skala ini, ukuran lingkar kepala normal adalah 30-
Ukuran kepala anak dikatakan tidak normal jika besar ukuran lingkaran
kepala kurang atau lebih dari 2 standar deviasi sesuai usia menurut skala
maksimal.
Penyebab gangguan ukuran lingkar kepala ada beberapa faktor yang mem yang
kepala anak. Faktor yang paling sering terjadi ialah keturunan. Biasanya,
ukuran lingkar kepala anak tidak jauh berbeda dengan salh-satu orang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor
menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan
manusia.
Pengertian Erupsi adalah suatu proses pelepasan material dari gunung berapi
seperti lava, gas, abu dan lain sebagainya ke atmosfer bumi ataupun ke permukaan
bumi dalam jumlah yang tidak menentu. Erupsi ini dapat diartikan sebagai letusan
gunung berapi ataupun semburan minyak dan uap panas dari dalam perut bumi.
Erupsi gunung berapi terjadi karena adanya pergerakan atau aktivitas dari magma
bumi.(ilmugeografi.com)
Dampak posistif bagi manusia yaitu tanah yang dilewati oleh abu vulkanis akibat
meletusnya gunung api tersebut, membuat tanahnya menjadi subur dan sangat
baik untuk bercocok tanam. Bagi penduduk sekitar yang bekerja menggarap lahan
untuk ditanami berbagai tanaman sayur atau lainnya, hal ini akan membawa
letusan gunung. Timbulnya mata air yang mengandung banyak mineral. Mata air
ini biasa disebut dengan makdani biasa di manfaat untuk kegiatan wisata,
sebagai penambang pasir. Materi vulkanik dari gunung berapi yang berupa pasir
dapat dijual dengan harga yang tinggi dan membantu perekonomian warga,Jenis
jenis hutanyang rusak akibat letusan, akan cepat digantikan dengan pepohonan
baru yang tumbuh membentuk suatu ekosistem baru. Berpotensi terjadi hujan
orografis di daerah vulkanis dan batu yang meluap tatkala terjadi letusan gunung
api berguna untuk bahan bangunan serta dampak meletusnya gunung api adalah
munculnya geyser atau sumber mata air panas yang bagus untuk kesehatan kulit.
.(ilmugeografi.com)
Dampak positif bagi lingkungan yaitu Menjadikan tanah sekitar letusan gunung
tambah subur, menghasilkan batu dan pasir bermutu baik untuk bahan bangunan,
energi panas yang berasal dari bumi berguna untuk pembangkit tenaga listrik,
sumber mineral, diantaranya gypsum, belerang, zeolit, dan lainnya. Sumber mata
Dampak negatif bagi manusia yaitu abu vulkanik yang panas akan merusak
segala yang dilewatinya, pencemaran udara oleh abu gunung api tersebut. Abu
sulfida (H2S), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida dan material debu yang
sebagainya.(ilmugeografi.com)
Dengan adanya bencana ini, pariwisata akan terhenti, pemasukan dari wisata pun
licin berdebu, makanan terkontaminasi racun dan juga hujan debu yang
dalamnya.(ilmugeografi.com)
Dampak negatif bagi lingkungan yaitu Bahaya langsung saat gunung meletus
seperti awan panas, guguran material letusan gunung, bebatuan, abu vulkanik,
lava dan erois tanah. Bahaya tak langsung seperti terjadinya polusi udara oleh zat
Kerangka Penelitian
Status Gizi :
3. Gizi Baik
4. Gizi Lebih
Metode penelitian
4.1.Desain Penelitian
mengidentifikasi status gizi anak usia sekolah korban erupsi gunung Sinabung
4.2.1.Popualsi
(Notoadmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia sekolah
4.2.2.Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoadmodjo, 2012). Sampel penelitian ini dilakukan pada anak usia sekolah
Kabupatn Karo
sampling yaitu dengan mengambil semua sampel yang berada didalam populasi.
Kabupaten Karo.
anak usia sekolah yang dibantu oleh asisten peneliti untuk melengkapi lembar
peneliti menjelaskan maksud, tujuan penelitian yang akan dilakukan dan manfaat
penelitian. Responden berhak menolak atau pun mengundurkan diri selama proses
tetapi cukup dengan memberi nomor kode pada masing-masing lembar tersebut.
Kerahasiaan informasi yang diberikan responden dijamin oleh peneliti dan hanya
observasi dan mengukur langsung anak dengan pengukuran BB/U. Alat ukur yang
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun
tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur menurut situasi dan
2012).
Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini tidak dapat dilakukan karena
menurut Sugiyono (2005) instrumen dalam ilmu alam seperti timbangan telah
pengungsian beserta orangtua dari anak yang akan menjadi responden di posko
Pengisian lembar observasi oleh asisten penelitian yang sudah diberikan arahan
sampel dari penelitian, maka peneliti memberikan surat persetujuan untuk menjadi
responden.
Responden dipersilahkan untuk mengisi data demografi yang dibantu oleh asisten
peneliti dan pengukuran BB.. Waktu pengisian lembar observasi pada siang
menjelang sore hari, pengisian data demografi selama 5 menit.Setelah diisi, data
Apabila ada kuesioner yang tidak lengkap, maka responden diminta untuk
Setelah semua data terkumpul, maka dianalisa melalui beberapa tahap. Pertama,
Dari hasil pengolahan data tersebut, maka diketahui frekuensi dan persentase
untuk mendiskripsikan tentang data demogrfi dan status gizi anak. Analisa data
untuk mengetahui gambaran tentang status gizi dengan mengukur berat badan
dengan satuan kilogram (kg) dan umur dengan satuan tahun kemudian dihitung
dengan tabel berdasarkan penghitungan indeks berat badan menurut umur anak 6-
Setelah data diperoleh selanjutnya data dianalisis untuk menarik kesimpulan dari
penelitian yang telah dilakukan Untuk menganalisis data digunakan teknik analisis
Keterangan :
P= Pesentase
F = Frekuensi
𝐹𝐹 N = Jumlah anak
𝑃𝑃 = 𝑥𝑥 100%
𝑁𝑁
gunung Sinabung Kabanjahe Kabupaten Karo, pada anak usia sekolah 6-12 tahun
hasil penelitian yaitu kelas 3 SD sebanyak 21,43%. Umur responden yang paling
orangtua anak adalah petani sebanyak 98,57%. Data lebih jelasnya dapat dilihat
Total 70 100
Dari hasil penelitian data yang diperoleh menunjukkan bahwa status gizi anak usia
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Status Gizi Anak Usia
Sekolah di Posko Pengungsian Gunung Sinabung Kabanjahe Kabupaten Karo
Status Gizi
Gizi Kurang 3 4,29
Gizi Baik 66 94,29
Gizi Lebih 1 1,42
Total 70 100
5.2. Pembahasan
gizi anak usia sekolah di posko pengungsian erupsi gunung Sinabung Kabanjahe
Kabupaten Karo.
Dari hasil penelitian ini berdasarkan jenis kelamin dengan mayoritas anak yang
yang dilakukan Thata (2007) status gizi anak sekolah dasar mayoritas anak yang
thaha (2007) dengan status gizi anak sekolah dasar yang di dominasi anak dengan
sebanyak 74,29% Pendidikan orang tua responden memiliki peran yang penting.
Terutama ibu sangat berperan dalam memberikan gizi kepada keluarganya, ibu
televisi maupun sumber yang lain. Sebuah penelitian menujukkan bahwa sikap
yang diajarkan oleh orang tua terutama seorang ibu sangat mempengaruhi
perilaku dan asupan gizi anak mereka (Scaglioni, dkk. 2008). Umumnya
orangtua bisa dikatakan baik karena sudah berada selama 5 tahun di posko mereka
mempengaruhi gizi anak. Anak yang berasal dari keluarga miskin cenderung
rentan terhadap masalah gizi. Hal ini berkaitan dengan faktor ketersediaaan
pilihan gaya hidup yang tidak sehat, dan kurangnya informasi (Hitchock, Schubert
sebagian besar adalah petani sebanyak 98,57%. Status gizi seseorang dipengaruhi
oleh konsumsi makanan yang bergantung pada jumlah dan jenis pangan yang
gizi kurang akan sulit karena menyangkut status ekonomi yaitu penghasilan yang
makanan yang bergizi seimbang. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Ariningsih
protein.
Dalam hal ini erupsi Sinabung mengakibatkan rusaknya lahan pertanian dan
dapat berdampak pada pemenuhan nutrisi anak. Pada penelitian ini hal tersebut
mendapatkan pasokan bahan pangan dari pemerintah sampai sekarang dan juga
mendapat pasokan dari aksi sosial dan lain-lain. Makanan yang dikonsumsi
berupa nasi dan lauk pauk yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi anak dengan
pengolahan yang baik. Meskipun demikian orangtua anak tetap mencari pekerjaan
sampingan bahkan ada yang kembali ke ladang meskipun sudah dilarang sama
baik sebanyak 94,29%. Status gizi baik pada penelitian ini dikarenakan perhatian
pemerintah yang sangat baik kepada pengunsi dalam bentuk pangan sehingga
gizi kurang dan lebih.Menurur Pudjiati (2000) , jika angka gizi diatas 50% dan
gizi buruk dibawa 10% maka daerah ini sangat memprihatinkan, namun status gizi
anak pada penelitian ini baik karena berstatus gizi baik diatas 50% dan tidak ada
status gizi burukwalaupun belum optimal karena masih ditemukan anak dengan
status gizi kurang dan lebih di wilayah ini. Hasil penelitian ini diasumsikan bahwa
penelitian ini lebih besar dibandingkan hasil penelitian thaha (2007) yaitu gizi
baik sebanyak 77,0% dan juga oleh hasil penelitian yang dilakukan Riskesdas
Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya status gizi kurang sebanyak 4,29%.
dkk. 2016). Hal ini dapat terjadi karena jumlah energi yang masuk lebih sedikit
namun masih di dapatkan anak dengan gizi buruk.Salah satu faktor yang
mempengaruhi status gizi adalah aktivitas dan konsumsi pangan. Hal ini bisa
terjadi karena aktifitas anak dan kebiasaan makan yang tidak diawasi oleh
berpengaruh terhadap status gizinya. Anak usia sekolah sering diabaikan sebagai
kelompok sasaran gizi.Hal ini dikarenaka periode anak usia sekolah dasar sedang
2010).
Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya anak dengan status gizi lebih
sebanyak 1,29%. Status gizi lebih pada penelitian ini dikarenakan anak telah
mengalaminya sejak kecil dan tidak diketahui pasti sejak usia berapa anak tersebut
mengalami kegemukan dari masa anak-anak (Suyono, 1986). Penelitian ini jauh
dengan gizi lebih sebanyak 27%. Adapun penelitian Status gizi lebih akan
degeneratif dan berbedah juga dengan data dari Riskesdas 2007 menyatakan
prevalensi anak usia 6-14 tahun yaitu anak dengan gizi lebih sebanyak 7,8%.
6.1 Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian status gizi pada anak usia sekolah korban erupsi
dapat diatasi karena telah mendapat sosialisasi dari tim kesehatan dan
6.2. Saran
Kerperawatan dalam hal pendidikan bahwa semakin baik status gizi anak yang
Karo. Kemudian agar mahasiswa S1 Keperawatan dapat melatih soft sklis dalam
kegiatan promotif dan preventif seperti memberikan informasi dan edukasi yang
baik dan benar kepada guru/orangtua dan anak pada saat melakukan sosialisasi
penyuluhan.
kemampuan berpikir analistis dan sistematis dalam menerapkan ilmu gizi untuk
pengungsian .
Dalam melakukan asuhan keperawatan kepada masyarakat tentang gizi anak usia
memberikan pelayanan yang tepat. Maka dari itu perlu dilakukan penyuluhan
yang lebih baik serta pemeriksaan kesehatan yang rutin terhadap status gizi anak,
kandungan gizi pada makanan, dampak kurang gizi dan yang terpenting adalah
Penelitian ini dapat sebagai bahan informasi dan saran bagi penelitian selanjutnya
Anzarkusuma, I. S., Mulyani, E. Y., Jus’at, I., &Angkasa, D. (2014). Status Gizi
berdasarkan Pola Makan Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Rajeg
Tangerang. Indonesia Journal of Nutrition, 8 (2), 135-148
Arisman. (2009). Gizi dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi. EGC :
Jakarta. Edk 2
Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA. Pedoman
Umum Gizi Seimbang (Panduan Untuk Petugas), 2003. Direktorat Bina
Gizi Masyarakat, jakarta 2003.
Hidaya. (2005).). Gizi dan Kesehatan Anak Pra Sekolah. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Marliyati, S., Nugraha, A., & Anwar, F. (2014). Asupan Vitamin A, dan Status
Gizi Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor.
Jurnal Gizi dan Pangan, 9(2): 109—116
Rusilanti., Dahlia. M., & Yulianti. Y (2015). Gizi dan kesehatan anak pra
sekolah.Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Santoso, S & Ranti, A.L. (2004). Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta.
Supariasa, N. D. I., Bakri, B., & Fajar, I. (2001). Penilaian Status Gizi. Jakarta :
ECG.
Wijayanti, H., Zulian, A., & Safitri, I. (2016). Modul Untuk Sekolah Dan Guru
Gizi Pada Anak Sekolah Dasar. Jakarta
NiIM : 131101077
Judul Penelitian : Status gizi pada anak usia sekolah korban erupsi gunung
mengidentifikasi gamabaran status gizi pada anak usia sekolah korba erupsi
responden yang sudah di berikan izin dari orangtua. Partisipasi reponden dalam
penelitian ini bersifat sukarela sehingga dapat mengundurkan diri dalam keadaan
apapun namun sebelum itu saya akan menjelaskan beberapa hal sebagai bahan
praktik keperawatan
2. Jika anak bersedia untuk ikut dalam penelitian inimaka saya akan
merasa tidak aman responden boleh mengundurkan diri dari penelitian ini.
5. Jika ada yang belum jelas silahkan anak/orangtua anak yang menjadi
Peneliti,
131101077
Nama :
Umur :
Alamat :
Nim : 131101077
Judul Penelitian : tatus gziz pada anak usia sekolah korban erupsi gunung
Sinabung Kabanjahe Kabupaten Karo
Medan, 2017
( )
Hari/Tanggal :
Berat Badan :
Umur/bulan :
Petunjuk
Nama :
Kelas :
Total 3 66 1
Frequencies
Statistics
Pendidikan
Terakhir Pekerjaan
Jenis Kelamin Orangtua Kelas Orangtua
N Valid 70 70 70 70
Missing 0 0 0 0
Mean 1,8000 2,5857 3,4857 1,9857
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 14 20,0 20,0 20,0
Pekerjaan Orangtua
Frequencies
Statistics
Missing 0 0 0
Mean 28,8000 9,2000 1,9714
Berat Badan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 18,00 1 1,4 1,4 1,4
19,00 3 4,3 4,3 5,7
20,00 4 5,7 5,7 11,4
21,00 3 4,3 4,3 15,7
22,00 2 2,9 2,9 18,6
23,00 5 7,1 7,1 25,7
24,00 10 14,3 14,3 40,0
25,00 5 7,1 7,1 47,1
26,00 3 4,3 4,3 51,4
27,00 1 1,4 1,4 52,9
28,00 2 2,9 2,9 55,7
29,00 3 4,3 4,3 60,0
30,00 3 4,3 4,3 64,3
31,00 2 2,9 2,9 67,1
32,00 1 1,4 1,4 68,6
33,00 5 7,1 7,1 75,7
34,00 2 2,9 2,9 78,6
35,00 4 5,7 5,7 84,3
37,00 1 1,4 1,4 85,7
38,00 1 1,4 1,4 87,1
39,00 1 1,4 1,4 88,6
40,00 3 4,3 4,3 92,9
42,00 1 1,4 1,4 94,3
43,00 1 1,4 1,4 95,7
44,00 1 1,4 1,4 97,1
47,00 1 1,4 1,4 98,6
59,00 1 1,4 1,4 100,0
Total 70 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 6,00 6 8,6 8,6 8,6
7,00 8 11,4 11,4 20,0
8,00 15 21,4 21,4 41,4
9,00 8 11,4 11,4 52,9
10,00 12 17,1 17,1 70,0
11,00 12 17,1 17,1 87,1
12,00 9 12,9 12,9 100,0
Total 70 100,0 100,0
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Gizi 3 4,3 4,3 4,3
Kurang
Gizi Baik 66 94,3 94,3 98,6
Gizi Lebih 1 1,4 1,4 100,0
Total 70 100,0 100,0
Frequencies
Statistics
Missing 0 0 0
Mean 28,8000 9,2000 1,9714
Berat Badan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 18,00 1 1,4 1,4 1,4
19,00 3 4,3 4,3 5,7
20,00 4 5,7 5,7 11,4
21,00 3 4,3 4,3 15,7
22,00 2 2,9 2,9 18,6
23,00 5 7,1 7,1 25,7
24,00 10 14,3 14,3 40,0
25,00 5 7,1 7,1 47,1
26,00 3 4,3 4,3 51,4
27,00 1 1,4 1,4 52,9
28,00 2 2,9 2,9 55,7
29,00 3 4,3 4,3 60,0
30,00 3 4,3 4,3 64,3
31,00 2 2,9 2,9 67,1
32,00 1 1,4 1,4 68,6
33,00 5 7,1 7,1 75,7
34,00 2 2,9 2,9 78,6
35,00 4 5,7 5,7 84,3
37,00 1 1,4 1,4 85,7
38,00 1 1,4 1,4 87,1
39,00 1 1,4 1,4 88,6
40,00 3 4,3 4,3 92,9
42,00 1 1,4 1,4 94,3
43,00 1 1,4 1,4 95,7
44,00 1 1,4 1,4 97,1
47,00 1 1,4 1,4 98,6
59,00 1 1,4 1,4 100,0
Total 70 100,0 100,0
Status Gizi
Histogram