Professional Documents
Culture Documents
293 569 1 SM
293 569 1 SM
E-mail: bukit_12@yahoo.co.id
Keywords: development, learning materials geography, Dick and Carey model, spatially
approach.
PENDAHULUAN
Kondisi bahan ajar yang selama ini menyatakan bahwa ’’kondisi bahan ajar
digunakan siswa masih menunjukkan geografi masih ditemukan kesenjangan
beberapa kelemahan dan kesalahan. Hal antara lain; kesalahan konsep, bahan ajar
ini menyebabkan siswa sulit untuk hanya berisi pesan yang memfasilitasi
memahami bahan ajar khususnya aktivitas belajar menghafal fakta, konsep,
geografi. Purwanto (2001:1) yang
1
Dosen Universitas Mulawarwan 53
54
Yulian Widya Saputra. Pengembangan Bahan Ajar Geografi Pada Kompetensi Dasar
Memahami Atmosfer Dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Di Muka Bumi
Kelas x SMA/MA Semester II Dengan Menggunakan Pendekatan Keruangan
atau generalisasi, dan penggunaan bahasa diketahui, (7) sumber pustaka, (8) petun-
yang tidak efektif’’. juk belajar.
Mata pelajaran geografi seharusnya Kutipan di atas menunjukkan bahwa
memuat dua objek kajian geografi. Objek penyusunan bahan ajar khususnya
kajian tersebut terdiri dari objek material geografi harus memuat komponen yang
(atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer, dan sistematis. Komponen tersebut ditentukan
antroposfer) dan objek formal. Bahan ajar dari standar kompetensi hingga penilaian.
selama ini masih menyajikan objek Penyusunan komponen tersebut tidak
material saja. Objek material hanya selamanya terdiri dari delapan komponen.
dirangkai dan menjadi kumpulan ilmu Komponen dalam pengembangan produk
bantu. Objek formal geografi seharusnya perlu diperhatikan, sebab disesuaikan
dipadukan dalam penyajian objek dengan kebutuhan belajar siswa.
material. Pendekatan keruangan merupa- Peryataan ini didukung oleh
kan objek formal geografi yang pokok Purwanto (1998:2) dan Sumarmi (2004:2)
dan membedakan dengan kajian ilmu yang menyatakan bahwa:
yang lain. ’’bahan ajar geografi masih menunjukkan
Uraian tersebut menyatakan kelemahan pada; (1) didominasi fakta/
pentingya pendekatan keruangan dalam data, sebagian kecil konsep, dan sangat
geografi. Purwanto (2010:11) menyata- sedikit generalisasi, (2) paragraf disusun
kan ’’penggunaan pendekatan keruangan dengan model paragraf deduktif, (3)
akan lebih sempurna dan menarik bagi masih banyak gambar yang disajikan
siswa, apabila disajikan dengan menggu- justru tidak berfungsi, (4) kesalahan
nakan peta dan gambar’’. Selain penggu- paragraf dan kalimat masih banyak
naan peta, pendekatan keruangan pada ditemukan, (5) komposisi fakta/data
intinya menunjukkan variasi lokasi yang sangat mendominasi, konsep sedikit, dan
ada di permukaan bumi. Variasi keruang- generalisasi sangat sedikit’’.
an tersebut disajikan dengan perbanding- Kekurangan dan kelemahan penya-
an antar wilayah mengenai fenomena jian bahan ajar geografi di lapangan
geosfer. Oleh karena itu perlu diadakan seperti uraian di atas menyebabkan siswa
penelitian pengembangan agar tercapai terpaksa banyak berhadapan dengan
produk yang ideal sesuai kriteria/syarat data/fakta yang harus dihafal. Siswa yang
pengembangan bahan ajar. mempelajari dengan cara menghafal
Mbulu dan Suhartono (2004:88) tentunnya tidak efektif sebab nilai transfer
menyatakan bahwa penyusunan bahan yang dikandung data/fakta sangat sedikit,
ajar harus memuat beberapa unsur, yakni: tidak aktual, dan cenderung kaku.
(1) teori, istilah, persamaan, (2) contoh Penyajian bahan ajar seharusnya
soal dan contoh terapan, (3) tugas-tugas menampilkan penggunaan generalisasi
latihan, pertanyaan, dan soal latihan, (4) untuk memecahkan masalah.
jawaban dan penyelesaian soal, (5) Hasil analisis materi masih
penjelasan mengenai sasaran belajar, (6) menunjukkan bahwa generalisasi pada
petunjuk tentang bahan yang dianggap materi atmosfer masih relatif sedikit.
55
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 20, No.2, Jun 2015
Generalisasi menurut Jarolimek dan lebih memiliki nilai transfer lebih bila
Parker dalam Purwanto (1999:5) adalah dibandingkan fakta/data dan konsep.
’’relasi antara dua konsep atau lebih yang Deskripsi ini dapat dipahami pada
biasanya diekspresikan sebagai pernyata- gambar 1.1 sebagai berikut.
an deklaratif’’. Pada dasarnya generalisasi
Increasing specifity
Generalisasi
Konsep
Fakta/Data
Gambar 1. Struktur pengetahuan menurut Savage dan Amstrong (1996) diadopsi dari
Purwanto (1996:1)
This subsequently evolves into recogni- bumi pada kelas X SMA/MA agar sesuai
tion of the spatial distribution of objects standar isi dan kaidah keilmuan geografi
in that environment. Eventually children dengan desain pengembangan Model
appreciate the existence of spatial rela- Dick and Carey. Adapun produk yang
tionship between the various objects’’. dihasilkan mengandung kebenaran aspek
Kutipan dari Hardwick dan Bourman data/fakta, konsep, kebenaran penyajian
tersebut menjelaskan makna penting gambar, generalisasi, tanda baca, keter-
penggunaan pendekatan keruangan. bacaan materi, keterhubungan objek
Hardwick berpandangan bahwa geografi formal dan material, dan penggunaan
merupakan ilmu yang mengkaji manusia, pendekatan keruangan.
lokasi dan hubungan keduanya dalam
ruang. Sedangkan Bourman berpandang- METODE PENELITIAN
an siswa harus memiliki pemahaman
konsep dasar geografi. Pemahaman siswa Penelitian ini dirancang dengan
dengan mengkaji hubungan variasi menggunakan model pengembangan
wilayah di permukaan bumi. Kajian Dick and Carey. Model ini dimodifikasi
variasi dengan membandingkan bahwa dari sepuluh langkah menjadi lima
setiap gejala geografi dipermukaan bumi langkah. Beberapa penyerdehanaan
tidak sama, karena setiap ruang memiliki model Dick and Carey dilakukan sebab
ciri khas sendiri. ada tahapan yang tidak sesuai untuk
Berdasarkan latar belakang masalah pengembangan bahan ajar, yakni
diketahui bahwa bahan ajar geografi langkahnya sebagai berikut: (1) iden-
kelas X SMA/MA semester II pada tifikasi standar kompetensi, kompetensi
Kompetensi dasar memahami atmosfer dasar, dan indikator, (2) analisis materi,
dan dampaknya terhadap kehidupan di (3) penulisan bahan ajar, (4) validasi ahli
muka bumi di lapangan masih banyak dan uji coba, dan (5) revisi bahan ajar.
ditemui permasalahan ditinjau dari aspek Penyerdehanaan metode atau langkah
data/fakta, konsep, kebenaran penyajian pengembangan model Dick and Carey ini
gambar, generalisasi, tanda baca, disebabkan adanya penyesuaian dengan
keterbacaan materi, keterhubungan objek Model Dick and Carey yang sebelumnya
formal dan material, dan penggunaan untuk rancangan pendidikan digunakan
pendekatan keruangan. Oleh karena itu, sebagai pengembangan bahan ajar.
diperlukan pengembangan bahan ajar Desain uji coba materi melalui
sesuai keilmuan geografi dengan desain tahapan pengembangan bahan ajar, yakni:
pengembangan Model Dick and Carey. review oleh ahli materi/isi dalam hal ini
Penelitian ini bertujuan menghasil- adalah ahli di bidang materi atmosfer,
kan produk berupa bahan ajar geografi review ahli desain pembelajaran dalam
dengan penggunaan pendekatan ke- hal ini adalah mereview kesesuaian
ruangan untuk mendeskripsikan kompe- penggunaan gambar, foto, bagan, peta
tensi dasar memahami atmosfer dan pada bahan ajar dan penggunaan
dampaknya terhadap kehidupan di muka pendekatan keruangan.
57
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 20, No.2, Jun 2015
Subjek uji coba ini terdiri dari siswa tanggapan subjek uji coba terhadap
satu kelas penuh. Kelas yang dipilih produk. Untuk melihat tingkat pemaha-
adalah kelas yang bukan unggulan dan man siswa pada bahan ajar digunakan tes
juga bukan kelas yang dikhususkan. pemahaman model IRI (Informal Reading
Karakteristik siswanya harus beragam Inventory). Hasil dari pengerjaan tes ini
(terdapat keseimbangan gender dan siswa selanjutnya diprosentase untuk melihat
dengan level kepintaran yang beragam). tingkat pemahaman siswa secara keselu-
Data kuantitatif: data ini didapatkan untuk ruhan. Untuk melihat prosentase tingkat
memperoleh respon dari lembar tes pemahaman siswa digunakan rumus:
tingkat pemahaman siswa model IRI
(Informal Reading Inventory). Selain itu
digunakan format tambahan untuk
memperoleh data kuantitatif berupa
lembar respon tanggapan siswa terhadap
produk dan lembar penilaian dari guru
bidang studi geografi. Data kualitatif Tingkat pemahaman secara keselu-
diperoleh dari hasil review ahli isi/bidang ruhan selanjutnya dicocokkan dengan
studi dan ahli desain pembelajaran. Selain tabel prosentase berikut:
itu catatan selama uji coba dari komponen
Tabel 1. Prosentase kriteria tingkat
user/pengguna (guru dan siswa) juga
pemahaman siswa terhadap
dimasukkan dalam data kualitatif untuk bahan ajar
merevisi produk.
Tingkat Pemahaman Kriteria
Ada dua teknik analisis data yang
90%-100% Baik sekali
digunakan untuk mengola data yang 80%-89% Baik
dihimpun dari hasil review ahli dan uji 70-79% Cukup
coba, yaitu dengan menggunakan analisis <70% Kurang
deskriptif kualitatif dan analisis statistik
deskriptif. Digunakan untuk mengolah HASIL PENELITIAN DAN
data dari review ahli (isi/materi dan PEMBAHASAN
desain pembelajaran) berupa masukan,
Data yang disajikan di bagian ini
tanggapan, kritik, dan saran perbaikan
yang terdapat pada lembar validasi. Hasil adalah data yang diperoleh dari tahapan
analisis ini kemudian digunakan untuk berikut: (1) data validasi ahli isi/materi,
(2) validasi ahli desain pembelajaran
merevisi produk bahan ajar pada kompe-
tensi dasar memahami atmosfer dan geografi, dan (3) data hasil uji coba. Pada
dampaknya pada kehidupan di muka tahapan validasi masing masing ahli
diberikan lembaran validasi dan hasil
bumi hasil dari pengembangan.
Analisis statistik digunakan untuk print out produk teks ajar atmosfer
mengolah data yang diperoleh dalam dengan pendekatan keruangan. Validator
selanjutnya memberikan saran, masukan
bentuk analisis prosentase. Teknik
prosentase digunakan untuk menyajikan dan penilaian terhadap produk. Data hasil
data yang merupakan frekuensi atas uji coba diperoleh dari tes hasil pemaha-
58
Yulian Widya Saputra. Pengembangan Bahan Ajar Geografi Pada Kompetensi Dasar
Memahami Atmosfer Dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Di Muka Bumi
Kelas x SMA/MA Semester II Dengan Menggunakan Pendekatan Keruangan
man teks ajar atmosfer dengan pendeka- Hasil tabulasi dari pengerjaan tes
tan keruangan model IRI (Informal Read- pamahaman model IRI (Informal Reading
ing Inventory). Selain tes pemahaman Inventory) tersebut dapat disajikan dalam
tersebut hasil uji coba juga dilengkapi tabel 2 berikut.
dengan penilaian dari guru bidang studi
serta tanggapan siswa terhadap produk.
Tabel 2. Tabulasi persentase nilai siswa terhadap tes pemahaman Model IRI
Skor Nilai Nilai tes IRI 1 Nilai tes IRI 2 Nilai tes IRI 3
Siswa Jumlah % Jumlah % Jumlah %
90-100 15 42,85 9 25,72 24 68,57
Tabel 3. Hasil rata-rata tes pemahaman model IRI tahap 1, 2, dan 3 pada teks ajar atmosfer
Jenis Tes Prosentase Kriteria
Tes pemahaman model IRI pertama 84,5% Baik
Tes pemahaman model IRI kedua 85,3% Baik
Tes pemahaman model IRI ketiga 91,6% Baik sekali
Berdasarkan hasil pengerjaan tes kan bahwa hasil rata-rata tes pemahaman
pemahaman model IRI dapat dideskripsi- model IRI pertama secara keseluruhan
59
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 20, No.2, Jun 2015
sebesar 84,5%, hasil rata-rata tes pema- Saran dalam pengembangan lebih
haman model IRI kedua secara keseluru- lanjut perlu dilakukan usaha sebagai
han sebesar 85,3%, dan hasil rata-rata tes berikut: (1) untuk menghasilkan buku
pemahaman model IRI ketiga secara teks yang utuh sebaiknya dikembangkan
keseluruhan sebesar 91,6%. Hasil tes pada semua kompetensi dasar selama dua
pemahaman model IRI ini menunjukkan semester, (2) uji coba produk hendaknya
siswa mampu memahami isi bacaan atau dilakukan pada beberapa sekolah untuk
teks bahan ajar atmosfer. Oleh karena itu mendapatkan data dan masukan untuk
teks bahan ajar yang dikembangkan dapat memperkaya produk agar berkualitas, (3)
dikatakan membantu proses pembelajaran untuk memperoleh hasil yang lebih
di kelas. Teks bahan ajar atmosfer ini berkualitas pada pengembangan buku ini
boleh dikatakan ’’sangat layak” diguna- sebaiknya dilakukan penelitian eksperi-
kan dalam pembelajaran geografi khu- men untuk menguji pengaruh produk
susnya pada kompetensi dasar memahami pada prestasi belajar siswa, dan (4) untuk
atmosfer dan dampaknya terhadap kehi- menghasilkan pengembangan secara
dupan di muka bumi. lebih berkualitas dan komprehensif
Selain hasil pembobotan soal IRI, dibutuhkan waktu penelitian dan
data uji coba dilengkapi dengan penilaian pengembangan yang relatif lama.
dari guru bidang studi geografi. Berda-
sarkan penilaian guru bidang studi DAFTAR RUJUKAN
geografi bahan ajar termasuk dalam krite-
ria tidak perlu revisi atau dengan kata lain Bourman, David. 1985. New Direction in
Geographical Education: Universi-
sangat baik. Guru bidang studi geografi
ty of Birmingham.
memberikan penilaian 94% terhadap
BSNP. 2006. Standar Isi Kurikulum
produk. Prosentase ini menunjukkan Geografi. Jakarta: Depdiknas.
bahwa produk dalam kualitas yang layak BSNP. 2010. Bahan Sosialisasi Standar
untuk digunakan dalam pembelajaran. Penilaian Buku Teks Pelajaran
TIK. Jakarta: Depdiknas
KESIMPULAN DAN SARAN Daldjoeni. 1982. Pengantar Geografi.
Bandung: Alumni Bandung.
Desain produk menggunakan model Dick, W. and Carey, L. 1985. The Syste-
pengembangan bahan ajar Dick and matic Design of Intruction. Second
Carey. Pemilihan model pengembangan Edition. Glenview. Illinois: Scott,
ini didasarkan atas pertimbangan keung- Foreman and Company.
gulan model tersebut. Keunggulan model Hadisumarno, Surastopo. 1985. Suatu
terletak pada pengorganisasian langkah- Pemikiran Mengenai Ekologi Geo-
grafi. Yogyakarta: Universitas Ga-
langkah pengembangan yang sistematis
jah Mada.
dan dapat mengelaborasikan semua aspek
Hardwick, Susan Wiley. 1996. Geogra-
penyusunan bahan ajar. Namun demikian phy for Educators (Standards,
modifikasi model Dick and Carey perlu Themes, and Concepts). USA: Uni-
dilakukan sebab beberapa langkah tidak versity of Missouri.
sesuai untuk pengembangan bahan ajar.
60
Yulian Widya Saputra. Pengembangan Bahan Ajar Geografi Pada Kompetensi Dasar
Memahami Atmosfer Dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Di Muka Bumi
Kelas x SMA/MA Semester II Dengan Menggunakan Pendekatan Keruangan
Mbulu, Joseph dan Suhartono. 2004. Geografi dan Konsep Dasar Ilmu
Pengembangan Bahan Ajar. Ma- Geografi). Malang. UM
lang: PT ELANG MAS.
Pannen, Paulina. 2001. Penulisan Bahan
Ajar. Jakarta: Dirjen DIKTI
Purwanto, Edy. 2001. Mengkaji Buku Pe-
lajaran IPS Geografi Untuk Me-
ningkatkan Kualitas Hasil Belajar.
Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 34
(1): 24-25
Purwanto, Edy. 1999. Strategi Belajar
Mengajar IPS-Geografi (Fakta,
Konsep, Generalisasi, dan Problem
Solving). Malang: FPIPS IKIP Ma-
lang.
Purwanto, Edy. 2010. Problematika
Pembelajaran Geografi (Pidato
Pegukuhan Guru Besar dalam Bi-
dang Ilmu Pembelajaran Geografi
pada Fakultas Ilmu Sosial). Ma-
lang: Universitas Negeri Malang.
Purwanto, Edy. 2004. Pengaruh Pengor-
ganisasian Teks Bidang Studi Geo-
grafi Model Beck dan McKeown
terhadap Perolehan Belajar Mem-
baca Siswa SLTP. Jurnal Ilmu Pen-
getahuan Sosial. Online diakses di
(http://journal.um.ac.id/index.p
hp/ilmu-pengetahuan-
sosial/article/view/1430) pada
tanggal 7 Oktober 2011
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pen-
didikan, Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta Bandung.
Suharyono & Moch Amien. 1994. Pen-
gantar Filsafat Geografi. Jakarta:
Dirjen DIKBUD.
Sumaatmadja, Nursid. 1988. Studi Geo-
grafi (Suatu Pendekatan dan Ana-
lisa Keruangan). Bandung: PT
Alumni Bandung.
Suryantoro, Agus. 2010. Materi Pra Pas-
ca Pendidikan Geografi (Filsafat