MAKNAnya IKLAN TELEVISI PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

MAKNA IKLAN TELEVISI

(STUDI FENOMENOLOGI PEMIRSA DI JAKARTA


TERHADAP IKLAN TELEVISI
MINUMAN “KUKU BIMA ENERGI” VERSI KOLAM SUSU )

Hadiono Afdjani
Kandidat Doktor Ilmu Komunikasi Pascasarjana UNPAD, Jl. Dipati Ukur 35, Bandung
Alamat : Perumahan Puri Beta 2, Jl. Kiara Payung I no. 39, Larangan Utara, Larangan,
Kota Tangerang, 15154
e-mail : hadionoafdjani@ymail.com

Soleh Soemirat
Guru Besar Ilmu Komunikasi UNPAD, Jl. Dipati Ukur 35, Bandung

Abstract
This study aims to understand the meaning of audience for television ads “Kuku Bima
Energi” versions of kolam susu, which also promotes the natural beauty of the East Nusa
Tenggara. “Kuku Bima Energi” is a superior product PT Sido Appear. Through television ads,
PT Sido Appears to strengthen the brand image of “Kuku Bima Energi” is also concerned about
the development of Indonesian tourism. Approach or the attractiveness of PT Sido Appeared ad
used “Kuku Bima Energi” is that audiences interpret television ads generate brand associations
that lead to the formation of brand image. The research question posed is: How do viewers
interpret television ads “Kuku Bima Energi” version of kolam susu? Will viewers interpret tel-
evision ads in the “Kuku Bima Energi” lead to the formation of brand image? Qualitative
research methods with the tradition of phenomenology. The subjects were in the public televi-
sion audience at Jakarta. Object in this research is the television ad “Kuku Bima Energi” ver-
sion of kolam susu. The collection of data obtained through observation, in-depth interviews
conducted on public television viewers who become informants. Data was also obtained through
the library and documentation from various media, both print and online. Research results re-
vealed that the brand image of “Kuku Bima Energi” is identical with the benefits of the product,
which is felt upon the experiences of each informant. Experience is the most influential in the
creation of a brand in mind. So, not because the materials or content ads “Kuku Bima Energi”
version of the milk pool. Although the purpose of advertising is very good, which joined forces
to introduce or promote the natural charm of East Nusa Tenggara as a tourism destination to
the public.

Key words : meaning, television, advertisement

Pendahuluan fenomenologi, Edmund Husserl (Kuswarno, 2009


Penelitian ini mengkaji pemirsa televisi di : 10) :
Jakarta dalam memaknai iklan televisi minuman Dengan fenomenologi kita dapat mempelajari
“Kuku Bima Energi” versi Kolam Susu. bentuk-bentuk pengalaman dari sudut
Penelitian ini menggunakan studi atau pandang orang yang mengalaminya secara
metodologi fenomenologi. Menurut salah langsung, seolah-olah kita mengalaminya
satu tokoh

96 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 1, Januari - April 2010


Hadiono Afdjani / Soleh Soemirat Makna Iklan Televisi

sendiri. Fenomenologi tidak saja meng- latar belakang keindahan alam NTT. Iklan yang
klasifikasikan setiap tindakan sadar yang dibintangi Rieke Diah Pitaloka, Donny Kesuma,
dilakukan, namun juga meliputi prediksi Chris John, dan Shanty yang sebelumnya masing-
terhadap tindakan di masa yang akan datang, masing telah menjadi “ikon” Kuku Bima Energi,
dilihat dari aspek-aspek yang terkait kali ini juga menggandeng Olga Lidya yang
dengannya. Semuanya itu bersumber dari ditetapkan Kementerian Kebudayaan dan
bagaimana seseorang memaknai objek dalam Kepariwisataan sebagai duta Pulau Komodo.
pengalamannya. Oleh karena itu , tidak salah PT Sido Muncul, perusahaan jamu
apabila fenomenologi juga diartikan sebagai nasional yang selama ini dikenal menciptakan
studi tentang makna, dimana makna itu lebih brand image yang berkaitan dengan nasionalisme
luas dari sekedar bahasa yang mewakilinya. dan kebudayaan Indonesia, melalui beberapa iklan
televisi seperti iklan televisi Tolak Angin bertema
Dari penjelasan di atas, penelitian ini Truly Indonesia, yang menggambarkan beraneka
bermaksud mempelajari bentuk-bentuk ragam kebudayaan asli Indonesia, termasuk jamu,
pengalaman dari sudut pandang orang yang yang merupakan bahan baku utama produk Tolak
mengalaminya secara langsung, juga diartikan Angin. Juga iklan televisi minuman “Kuku Bima
sebagai studi tentang makna, dimana makna itu Energi” versi tari Pendet dari Bali yang
lebih luas dari sekedar bahasa yang mewakilinya, sempat diklaim oleh Malaysia. Kali ini
dalam hal ini pemirsa di Jakarta terhadap tayangan dengan cerdas membuat iklan televisi salah satu
iklan televisi minuman “Kuku Bima Energi” versi produknya yaitu minuman “Kuku Bima Energi”
kolam susu. versi kolam susu, di dalamnya menampilkan
Pemirsa televisi setiap hari disuguhi pesona alam daerah propinsi Nusa Tenggara
berbagai macam tayangan program televisi baik Timur yang layak menjadi daerah tujuan wisata
berita maupun nonberita. Di sela-sela tayangan yang tujuannya adalah ikut mempromosikan
program acara tersebut, pemirsa televisi juga akan pariwisata Indonesia sebagai penguatan citra
mendapatkan tayangan berbagai macam iklan mereknya (brand image).
produk dan jasa yang tujuannya adalah untuk Tujuan penelitian ini adalah : (1).
mempromosikan atau menawarkan produk dan Mengetahui makna informan pemirsa di Jakarta
jasa tersebut. Salah satunya adalah produk terhadap iklan televisi produk minuman “Kuku
minuman “Kuku Bima Energi” menampilkan iklan Bima Energi” versi kolam susu, (2). Mengetahui
versi kolam susu yang mengedepankan tradisi- apakah iklan televisiminuman “KukuBimaEnergi”
tradisi di Pulau Sumba, antara lain menceritakan versi kolam susu yang dimaknai oleh pemirsa
tentang tradisi masyarakat Lamalera ketika musim televisi di Jakarta sebagai bentuk turut mem-
berburu ikan paus dan tradisi pasola yang promosikan pariwisata Indonesia dalam penguatan
merupakan permainan adu ketangkasan melempar brand image.
lembing di atas kuda. Saat ini, iklan minuman Manfaat penelitian ini adalah : (1). Secara
“Kuku Bima Energi” versi kolam susu tersebut telah teoritis,hasil penelitian ini diharapkan dapat
tayang di beberapa stasiun TV. “NTT merupakan memperkaya kajian dalam bidang komunikasi,
pulau-pulau Indonesia Timur yang mempunyai terutama tentang pembentukan makna informan
pantai indah, sangat layak untuk dipromosikan pemirsa terhadap iklan televisi. Penelitian ini
menjadi daerah tujuan wisata di Indonesia “ ujar diharapkan dapat menjelaskan tentang faktor-
Direktur Utama PT Sido Muncul, Irwan Hidayat, faktor yang menunjukkan konteks diri pemirsa
kepada Batam Pos, baru-baru ini. televisi yang berinteraksi dalam proses
Pengambilan gambar iklan minuman “Kuku pembentukan makna. Teori-teori yang memberi
Bima Energi” kali ini, dilakukan di Labuan Bajo manfaat dalam penelitian ini meliputi teori : Tidakan
dengan pengambilan lokasi antara lain di bukit Sosial, Fenomenologi, Interaksi Simbolik, (2).
Melo, Ruteng, pantai Kanawa, dan pulau Rinca Secara praktis, penelitian ini diharapkan membantu
yang hal ini menambah keanekaragaman gambar memecahkan masalah yang berkaitan tentang
makna iklan televisi pada pemirsa. Sehingga

Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 1, Januari - April 2010 97


Makna Iklan Televisi Hadiono Afdjani / Soleh Soemirat

menjadi masukan bagi pihak-pihak yang obyek-obyeklah yang bermakna. Semua itu
berkepentingan dengan iklan televisi, baik memiliki kegunaan-kegunaan, nama-nama, bagian-
perusahaan pemasang iklan maupun agency bagian, yang berbeda-beda dan individu-individu
pembuat iklan serta pihak televisi itu sendiri. Fakta itu memberi tanda tertentu mengenai sesuatu,
yang dihasilkan kiranya juga dapat dimanfaatkan misalnya menandai orang yang mengajar adalah
pula oleh pihak-pihak yang menaruh perhatian seorang guru.
pada iklan televisi. Menurut Schutz, cara orang meng-
Teori-teori yang mendukung penelitian ini konstruksikan makna dari luar atau dari arus utama
adalah : Teori Tindakan Sosial dari Max Weber pengalaman ialah melalui proses tipifikasi. Dalam
(1864-1920), mendefinisikan tindakan sosial hal ini termasuk membentuk penggolongan atau
sebagai semua perilaku manusia ketika dan sejauh klasifikasi dari pengalaman yang ada. Hubungan-
individu memberikan suatu makna subjektif hubungan makna diorganisir secara bersama-sama,
terhadap perilaku tersebut. Teori Tindakan Sosial juga melalui proses tipifikasi, ke dalam apa yang
menurut sebagian besar pakar memayungi Schutz namakan “kumpulan pengetahuan” (stock
beberapat teori diantaranya adalah teori Interaksi of knowledge). Kumpulan pengetahun bukanlah
Simbolik dan teori Fenomenologi (Mulyana, 2008: pengetahuan tentang dunia, melainkan merupakan
60) : segala kegunaan-kegunaan praktis dari dunia itu
Sebagian pakar berpendapat, teori Interaksi sendiri. Persoalan pokoknya di sini adalah bahwa
Simbolik, khususnya dari George Herbert setelah perkembangan tahap tertentu, kumpulan
Mead, seperti teori etnometodologi dari pengetahuan tersebut yang telah ditipifikasikan,
Harorld Garfinkel yang juga berpengaruh di yang terdiri dari dunia saja, juga dimiliki bersama-
Amerika, serta teori Fenomenologi dariAlfrud sama orang lain. Setiap orang sama-sama memiliki
Schutz yang berpengaruh di Eropa, pikiran/akal sehat, dunia yang diterima secara
sebenarnnya berada di bawah payung teori begitu saja, yang oleh Schutz (mengikuti Husserl)
Tindakan Sosial yang dikemukakan filosof dan menyebutnya sebagai “live world”, yang
sekaligus sosiolog Jerman, Max Weber merupakan dasar dari semua aktivitas-aktivitas
(1864-1920), satu dari tiga teoretisi klasik sosial. Kemudian disusun dan mengubahnya dalam
utama (di samping Emile Durkheim dan Karl interaksi sosial lalu menurunkannya dari generasi
Marx), meskipun Weber sendiri sebenarnya ke generasi melalui proses sosialisasi yang
bukanlah seorang interpretivis murni. dilakukan.
Menurut Schutz, fenomenologi adalah studi
Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami tentang pengetahuan yang datang dari
bahwa teori Tindakan Sosial memayungi antara lain kesadaran atau cara kita memahami sebuah
teori Fenomenologi dan Interaksi Simbolik. obyek atau peristiwa melalui pengalaman
Berikut adalah teori Fenomenologi dan Interaksi sadar tentang obyek atau peristiwa tersebut.
Simbolik yang memperkuat landasan teori dalam Sebuah fenomena adalah penampilan sebuah
penelitian ini : obyek, peristiwa atau kondisi dalam persepsi
Teori Fenomenologi dari Alfred Schutz seseorang, jadi bersifat subjektif. Bagi Shultz
(1899-1959), dalam The Penomenologi of Sosial dan pemahaman kaum fenomenologis, tugas
World (1967 : 7), mengemukakan bahwa orang utama analisis fenomenologis adalah
secara aktif menginterpretasikan pengalamannya merekonstruksi dunia kehidupan manusia
dengan memberi tanda dan arti tentang apa yang “sebenarnya” dalam bentuk yang mereka
mereka lihat. Interpretasi merupakan proses aktif sendiri alami. Realitas dunia tersebut bersifat
dalam menandai dan mengartikan tentang sesuatu intersubjektif dalam arti bahwa sebagai
yang diamati, seperti bacaan, tindakan atau situasi anggota masyarakat berbagi persepsi dasar
bahkan pengalaman apapun. Lebih lanjut, Schutz mengenai dunia yang mereka internalisasikan
menjelaskan pengalaman inderawi sebenarnya melalui sosialisasi dan memungkinkan mereka
tidak punya arti. Semua itu hanya ada begitu saja; melakukan interaksi atau komunikasi

98 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 1, Januari - April 2010


Hadiono Afdjani / Soleh Soemirat Makna Iklan Televisi

(Mulyana, 2008 : 63). Kedua, makna tadi diberikan oleh manusia


sebagai hasil interaksi dengan sesamanya. Jadi,
Dalam konteks fenomenologis, pemirsa makna tadi tidak inherent, tidak terlekat pada
televisi adalah aktor yang melakukan tindakan benda ataupun fenomenanya itu sendiri, melainkan
sosial. Pada aktor tersebut juga memiliki tergantung pada orang-orang yang terlibat dalam
historisitas dan dapat dilihat dalam bentuk yang interaksi itu. Makna dinegosiasikan melalui
alami. penggunaan bahasa. Negosiasi itu dimungkinkan
Teori lain yang mendukung kajian ini adalah karena manusia mampu menamai segala sesuatu,
Teori Interaksi Simbolik (George Herbert Mead bukan hanya objek fisik, tindakan, atau peristiwa
dan Herbert Blumer ). Para ahli perspektif (bahkan tanpa kehadiran objek fisik, tindakan, atau
interaksionisme simbolik melihat bahwa individu peristiwa itu) namun juga gagasan yang abstrak.
adalah obyek yang bisa secara langsung ditelaah Akan tetapi, nama atau simbol yang digunakan
dan dianalisis melalui interaksinya dengan individu untuk menandai objek, tindakan, peristiwa, atau
yang lain. gagasan itu bersifat arbitrer (sembarang). Melalui
Mereka menemukan bahwa individu-individu penggunaan simbol itulah manusia dapat berbagi
tersebut berinteraksi dengan menggunakan pengalaman dan pengetahuan tentang dunia.
simbol-simbol, yang di dalamnya berisi tanda- Ketiga, makna tadi ditangani dan
tanda, isyarat dan kata-kata. Simbol atau dimodifikasi melalui proses interpretasi dalam
lambang adalah sesuatu yang digunakan untuk rangka menghadapi fenomena tertentu lainnya.
menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan Makna yang diinterpretasikan individu dapat
kesepakatan sekelompok orang. Lambang berubah dari waktu ke waktu, sejalan dengan
meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku perubahan situasi yang ditemukan dalam interaksi
nonverbal, dan objek yang disepakati sosial. Perubahan interpretasi dimungkinkan
bersama. ( Mulayan, 2008 : 84) karena individu dapat melakukan proses mental,
yakni berkomunikasi dengan dirinya sendiri.
Di dalam bukunya yang amat terkenal, Aplikasi teori tersebut dalam penelitian ini
yaitu “Symbolic Interactionism; Perspective, adalah bahwa pemirsa televisi berinteraksi dengan
and Method,” (1986 : 2), Herbert Blumer, menggunakan simbol-simbol yang didalamnya
menegaskan bahwa ada tiga asumsi yang berisi tanda-tanda, isyarat dan kata-kata dalam
mendasari tindakan manusia. Tiga asumsi tersebut memaknai iklan televisi minuman energi “Kuku
adalah sebagai berikut: (1). Human being act to- Bima” versi kolam susu. Berikut adalah gambar
ward things on the basic of the meaning that alur pemikiran penelitian Makna Iklan Televisi
the things have for them, (2). The meaning of (Studi Fenomenologi Pemirsa di Jakarta terhadap
the things arises out of the social interaction Iklan Televisi Minuman “Kuku Bima Energi” versi
one with one’s fellow; (3). The meaning of Kolam Susu) :
things are handled in and modified through an Dari gambar 1, alur kerangka pemikiran
interpretative process used by the person in tersebut dapat dijelaskan bahwa teori Tindakan
dealing with the thing he encounters. Sosial dari Max Weber memayungi teori
Dari pendapat tersebut, dapat dijelaskan Fenomenologi (Alfred Schutz) dan teori Interaksi
sebagai berikut, Pertama, bahwa manusia itu Simbolik (George Herbert Mead dan Herbert
bertindak terhadap sesuatu (apakah itu benda, Blumer). Teori Fenomenologi melihat bahwa orang
kejadian, maupun fenomena tertentu) atas makna secara aktif menginterpretasikan pengalamannya
yang dimiliki oleh benda, kejadian, atau fenomena dengan memberi tanda dan arti tentang apa yang
itu bagi mereka. Individu merespon suatu situasi mereka lihat dalam hal ini adalah khalayak atau
simbolik. Mereka merespon lingkungan, termasuk penonton televisi terhadap iklan televisi minuman
objek fisik (benda) dan objek sosial (perilaku energi “Kuku Bima” versi kolam susu. Sedangkan
manusia) berdasarkan makna yang dikandung teori Interaksi Simbolik melihat individu-indvidu
komponen tersebut bagi mereka. berinteraksi dengan menggunakan simbol-simbol

Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 1, Januari - April 2010 99


Makna Iklan Televisi Hadiono Afdjani / Soleh Soemirat

yang didalamnya berisi tanda-tanda, isyarat dan aspek yang menjadi fakta penelitian, adalah tentang
kata-kata dalam memaknai iklan televisi minuman makna iklan televisi produk minuman energi “Kuku
“Kuku Bima Energi” versi kolam susu. Bima” versi kolam susu.
Pertanyaan penelitian ini adalah : (1).
Metode Penelitian Bagaimana informan pemirsa di Jakarta memaknai
Subjek penelitian ini adalah pemirsa iklan iklantelevisiprodukminuman “KukuBimaEnergi”
televisi minuman “Kuku Bima Energi” versi kolam versi kolam susu?, (2). Apakah iklan televisi
susu di Jakarta. Subjek dipilih secara purposif minuman “Kuku Bima Energi” versi kolam susu
berdasarkan aktivitas mereka dan kesediaan dimaknai oleh pemirsa televisi di Jakarta sebagai
mereka untuk mengeksplorasi dan mengarti- bentuk turut mempromosikan pariwisata Indo-
kulasikan pengalaman mereka menonton iklan nesia dalam penguatan brand image?
televisi minuman energi “Kuku Bima” versi kolam Paradigma penelitian ini adalah paradigma
susu. Subjek penelitian tersebut dijadikan informan konstruktivisme. Paradigma menentukan
utama atau sumber data utama. Creswell (1994 : bagaimana peneliti memandang suatu masalah
115), menyebutnya partisipan. Wawancara penelitian, menentukan metodologi penelitian dan
dilakukan di Jakarta. menganalisis data yang diperoleh dari penelitian.
Obyek penelitian yang dikaji atau aspek- Lebih jauh mengenai paradigma konstruktivis

100 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 1, Januari - April 2010


Hadiono Afdjani / Soleh Soemirat Makna Iklan Televisi

Hadari Nawawi (2001 : 50) menjelaskan : Dalam konteks fenomenologis, khalayak


Secara ontologis, aliran ini menyatakan bahwa atau penonton iklan televisi adalah aktor yang
realitas itu ada di dalam bentuk bermacam- melakukan tindakan sosial bersama aktor lainnya
macam konstruksi mental, berdasarkan sehingga memiliki kesamaan dan kebersamaan
pengalaman sosial, bersifat lokal dan spesifik dalam ikatan makna intersubjektif. Pada aktor
dan tergantung pada orang yang melaku- tersebut juga memiliki historisitas dan dapat dilihat
kannya. Karena itu suatu realitas yang diamati dalam bentuk yang alami. Mereka meng-
oleh seseorang tidak bisa digeneralisasikan konstruksikan makna dari luar atau dari arus utama
kepada semua orang.... Karena dasar filosofis pengalaman ialah melalui proses tipifikasi. Dalam
ini, maka hubungan epistemologis antara hal ini termasuk membentuk penggolongan atau
pengamatan dan objek bersifat satu kesatuan, klasifikasi dari pengalaman yang ada.
subjektif, dan merupakan hasil perpaduan Penelitian ini menggunakan studi atau
interaksi di antara keduanya. metodologi fenomenologi, menurut Edmund
Husserl (Kuswarno, 2009 : 10) tentang studi
Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi:
kualitatif. Berkenaan dengan metode tersebut, Dengan fenomenologi kita dapat mempelajari
Judistira K. Garna (1999 : 32) menyebutkan bentuk-bentuk pengalaman dari sudut
bahwa pendekatan kualitatif dicirikan oleh tujuan pandang orang yang mengalaminya secara
peneliti yang berupaya memahami gejala-gejala langsung, seolah-olah kita mengalaminya
yang sedemikian rupa yang tidak memerlukan sendiri. Fenomenologi tidak saja meng-
kuantifikasi, atau karena gejala-gejala tersebut tidak klasifikasikan setiap tindakan sadar yang
dimungkinkan untuk diukur secara tepat. dilakukan, namun juga meliputi prediksi
Penelitian ini menggunakan studi atau terhadap tindakan di masa yang akan datang,
metodologi fenomenologi, menurut Stephen W. dilihat dari aspek-aspek yang terkait dengan-
Little John (2005 : 336), tentang studi nya. Semuanya itu bersumber dari bagaimana
fenomenologi: seseorang memaknai objek dalam
Fenomenologi adalah pendekatan yang pengalamannya. Oleh karena itu , tidak salah
beranggapan bahwa suatu fenomena apabila fenomenologi juga diartikan sebagai
bukanlah realitas yang berdiri sendiri. studi tentang makna, dimana makna itu lebih
Fenomena yanng tampak merupakan objek luas dari sekedar bahasa yang mewakilinya.
yang penuh dengan makna yang transendental.
Dunia sosial keseharian tempat manusia hidup Tahapan-tahapan penelitian fenemenologi
senantiasa merupakan suatu yang inter Husserl (Kuswarno, 2009 : 47-53), adalah
subjektif dan sarat dengan makna. Dengan sebagai berikut : (a). Epoche, adalah pemutusan
demikian, fenomena yang di pahami oleh hubungan dengan pengalaman yang peneliti miliki
manusia adalah refleksi dari pengalaman sebelumnya. Dalam melakukan penelitian
transedental dan pemahaman tentang makna. fenomenologi, epoche ini mutlak harus ada.
Terutama ketika menempatkan fenomena dalam
Dari penjelasan tersebut, dapat penulis kurung (bracketing method). Memisahkan
simpulkan beberapa kata kunci dalam fenomena dari keseharian dan dari unsur-unsur
fenomenologi yaitu objek, makna, pengalaman, fisiknya, dan ketika mengeluarkan “kemurnian”
dan kesadaran dari individu. Semua hal tersebut yang ada padanya. Jadi epoche adalah cara untuk
memainkan peranan penting dalam studi melihat dan menjadi, sebuah sikap mental yang
fenomenologi. Jadi penelitian ini berusaha bebas, (b). Reduksi, ketika epoche adalah langkah
mempelajari pengalama-pengalaman dari sudut awal untuk “memurnikan” objek dari pengalaman
pandang khalayak atau penonton iklan televisi dan prasangka awal, maka tugas dari reduksi
produk minuman energi “Kuku Bima” versi kolam fenomenologi adalah menjelaskan dalam susunan
susu. bahasa bagaimana objek itu terlihat. Tidak hanya

Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 1, Januari - April 2010 101


Makna Iklan Televisi Hadiono Afdjani / Soleh Soemirat

dalam term objek secara eksternal, namun juga dari fenomena.


kesadaran dalam tindakan internal, pengalaman, (d). Sintesis Makna dan Esensi, tahap
ritme dan hubungan antara fenomena “aku”, terakhir dalam penelitian fenomenologi transendal
sebagai subjek yang diamati. Fokusnya terletak adalah integrasi intuitif dasar-dasar deskripsi
pada kualitas pengalaman, sedangkan tekstural dan struktural ke dalam suatu pernyataan
tantangannya ada pada pemenuhan sifat-sifat yang menggambarkan hakikat fenomena secara
alamiah dan makna dari pengalaman. Dengan keseluruhan. Dengan demikian, tahap ini adalah
demikian proses ini terjadi lebih dari satu kali. tahap penegakan pengetahuan mengenai hakikat.
Berikut adalah tahap-tahap yang terjadi dalam Penjelasan mengenai penelitian fenome-
reduksi fenomenologi : (1). Bracketing, atau nologi tersebut menjadi pedoman peneliti dalam
proses menempatkan fenomena dalam “keranjang” melakukan penelitian tentang makna iklan bagi
atau tanda kurung, dan memisahkan hal-hal yang khalayak iklan televisi produk minuman “Kuku
dapat mengganggu untuk memunculkan Bima Energi” versi kolam susu.
kemurniannya, (2). Horizonalizing, atau Prosedur pengumpulan data pada pene-
membandingkan dengan persepsi orang lain litian feneomenlogi terdapat langkah-langkah yang
mengenai fenomena yang diamati, sekaligus harus diikuti oleh peneliti. Hal itu dijelaskan oleh
mengorek atau melengkapi proses bracketing, (3). Creswell, yaitu dimulai dari penentuan lokasi atau
Horizon, yakni proses menemukan esensi dari individu, kemudian membangun akses dan rap-
fenomena yang murni atau sudah terlepas dari port, memilih sampling secara purposif,
persepsi orang lain, (4). Mengelompokkan hori- pelaksanaan pengumpulan data itu sendiri di
zon-horizon ke dalam tema-tema tertentu dan lapangan, mencatat informasi, memecahkan isi-isu
mengorganisasikannya ke dalam deskripsi tekstural lapangan, menyimpan data serta kembali lagi pada
dari fenomena yang relevan. langkah awal. Keseluruhan lingkaran pengumpulan
Simpulannya, menurut Kockelmans, data yang akan dilakukan di lapangan tersebut
reduksi adalah prosedur metodik dimana dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
menaikkan pengetahuan dari level fakta ke level
“ide”, atau dari fakta ke esensi secara umum.
(c). Variasi Imajinasi, adalah mencari
makna-makna yang mungkin dengan memanfaat-
kan imajinasi, kerangka rujukan, pemisahan dan
pembalikan, dan pendekatan terhadap fenomena
dari perspektif, posisi, peranan dan fungsi yang
berbeda. Tujuannya tiada lain untuk mecapai
deskripsi struktural dari sebuah pengalaman
(bagaimana fenomena berbicara mengenai dirinya).
Dengan kata lain menjelaskan struktur esensial dari
fenomena. Berikut adalah langkah-langkah dalam
tahap variasi imajinasi : (1). Sistematisasi struktur
makna yang mungkin, dengan mendasarkan pada Berdasarkan sifat dari penelitian metode
makna tekstural, (2). Mengenali tema-tema pokok kualitatif, pengumpulan data dilakukan secara
dan konteks ketika fenomena muncul, (3). langsung dan tidak langsung yang relevan dalam
Menyadari struktur universal yang mengedepankan penelitian makna iklan televisi. Penelitian ini
perasaan dan pikiran dalam kerangka rujukan difokuskan pada pemirsa iklan televisi produk
fenomena. Seperti struktur waktu, ruang, minuman “Kuku Bima Energi” versi kolam susu
perhatian, bahan, kausalitas, hubungan dengan diri di Jakarta dengan jumlah sebanyak 20 informan.
dan dengan orang lain, (4). Mencari contoh-contoh Selanjutnya dalam penelitian ini adalah
yang dapat mengilustrasikan tema struktur invarian melakukan teknik analisis data, Miles dan
dan memfasilitasi pembangunan deskripsi struktural Huberman (Bungin, 2001 : 145), menyebutkan

102 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 1, Januari - April 2010


Hadiono Afdjani / Soleh Soemirat Makna Iklan Televisi

tiga langkah pengolahan data kualitatif yang terjadi Penyajian data, yaitu penyusunan
saling berhubungan selama dan sesudah sekumpulan informasi menjadi sutau pernyataan
pengumpulan data dengan tiga tahap model air yang memungkinkan penarikan simpulan dan
yaitu : reduksi data, penyajian data dan penarikan pengambilan tindakan. Data kualitatif disajikan
kesimpulan atau verifikasi. Alur dari proses dalam bentuk teks naratif, yang pada mulanya
pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut: terpencar dan terpisah menurut sumber informasi
dan saat diperolah informasi itu, kemudian
diklasifikasikan menurut isu dan kebutuhan analisis.
Maksudnya, tiada lain adalah mensistematisasikan
dan menyederhanakan informasi yang beragam
dalam kesatuan bentuk yang disederhanakan,
selektif atau konfiguratif sehingga lebih mudah
dipahami. Akhirnya dengan langkah ini memung-
kinkan peneliti memahami hal-hal yang terjadi dan
sedang terjadi yang muncul dalam kurun waktu
penelitian dilakukan.
Kesimpulan penelitian berdasarkan reduksi
dan penyajian data yang telah dilakukan tahap
sebelumnya. Pada tahap awal simpulan masih
Gambar tersebut dapat dijelaskan secara bersifat longgar, kemudan diringkas lagi menjadi
ringkas sebagai berikut: reduksi data meliputi : rinci dan mengakar. Simpulan yang masih longgar
pemilihan, pemusatan perhatian pada penye- yang sudah dirumuskan pada tahap reduksi data,
derhanaan, pengabstrakan dan transformasi data disimpulkan lagi pada tahap penyajian dan
“kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis akhirnya menjadi final pada tahap penarikan
di lapangan. Reduksi tidak hanya dilakukan simpulan. Sekali lagi, langkah ini menunjukkan
ketika penelitian usai dilakukan, tetapi berlangsung pada analisis data kualitatif berarti dilakukan
terus menerus selama penelitian. Dengan cara ini reduksi data, penyajian data dan penarikan sim-
dimungkinkan ditemukan kenyataan ganda yang pulan terus menerus sebagai sebuah lingkaran.
terdapat dari data, membuat hubungan peneliti- Proses analisis data digunakan metode
informan menjadi eksplisit, menguraikan latar induktif karena itu penelitian ini tidak membuktikan
secara penuh, dapat tidaknya pengalihan kepada hipotesis, tetapi lebih merupakan pembentukkan
latar lainnya, memperhitungkan nilai-nilai secara abstraksi berdasarkan bagian-bagian yang telah
eksplisit sebagai bagian dari struktur analisis. dikumpulkan dan dikelompokkan.Analisis dimulai
Penelitian ini, peneliti memprediksi dan ketika pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan
mengantisipasi reduksi data, terutama berkaitan secara intensif sesudah meninggalkan lapangan.
dengan penelitian ini. Reduksi dilakukan dengan Analisis data dimulai dengan menelaah sumber data
cara membuat ringkasan data, menelusuri temuan yang tersedia dari berbagai sumber, kemudian
yang tersebar baik dari hasil wawancara dengan dilakukan reduksi data dengan cara membuat
informan dan studi literatur, kemudian membuat abstraksi (rangkuman inti) sehingga menjadi suatu
gugus atau merumuskan memo sebagai dasar informasi. Satuan-satuan ini kemudian disusun dan
penyajian informasi data dan analisis selanjutnya. terakhir mengadakan keabsahan data. Berda-
Analisis secara kualitatif terhadap hasil sarkan proses ini, data dapat ditafsirkan dan diolah
wawancara, kemudian dilakukan interpretasi menjadi hasil penelitian. Tahapan penyajian data
secara mendalam mengenai hubungan antara teori merupakan sekumpulan informasi yang tersusun
dan fakta yang terjadi. Disini juga mengikutsertakan yang memberikan kemungkinan adanya penarikan
kutipan-kutipan (direct quotations) dari para simpulan dan pengambilan tindakan. Sedangkan
narasumber. Analisa ini berguna untuk mengenal tahap kesimpulan atau verifikasi merupakan
lebih mendalam masalah yang diteliti. makna-makna yang muncul dari data harus diuji

Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 1, Januari - April 2010 103


Makna Iklan Televisi Hadiono Afdjani / Soleh Soemirat

kebenarannya atau validitasnya. dengan pendapatan kurang dari 2 juta rupiah per
bulan, memaknai iklan televisi produk minuman
Hasil Penelitian dan Pembahasan “Kuku Bima Energi” versi kolam susu sebagai
Dalam penelitian dengan menggunakan berikut : (a). Tayangan iklan tersebut dari segi materi
studi fenomenologi, pemirsa iklan televisi di Ja- sangat menarik, (b). Iklan televisi tersebut
karta dalam memaknai dari luar atau dari arus membuat makin percaya pada manfaat produk
utama pengalaman ialah melalui proses tipifikasi. minuman energi “Kuku Bima”, (c). Talent iklan
Tipifikasi pemirsa iklan televisi di Jakarta sebagai televisi tersebut (bintang iklan) sangat disukai.
berikut : (1). Pemirsa status ekonomi sosial A, Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat
dengan pendapatan di atas 20 juta rupiah ke atas dijelaskan bahwa pemirsa iklan televisi di Jakarta
per bulan, (2). Pemirsa status ekonomi sosial B, dalam memaknai iklan televisi produk minuman
dengan pendapatan antara 2 juta – 19 rupiah “Kuku Bima Energi” versi kolam susu terbentuk
juta per bulan, (3). Pemirsa status ekonomi sosial karena pengalaman langsung setelah menonton
C, dengan pendapatan kurang dari 2 juta rupiah tayangan iklan televisis tersebut. Dalam
per bulan. memaknainya, khalayak iklan televisi akan
Pemirsa di Jakarta dalam memaknai iklan melakukan secara aktif terhadap berbagai realitas
televisi produk minuman “Kuku Bima Energi” versi yang bersifat obyektif dan subyektif melalui
kolam susu : sosialisasi diri. Hal ini sesuai dengan asumsi teori
Berdasarkan hasil wawancara, informan Fenomenologi dari Alfred Schutz.
pemirsa iklan televisi di Jakarta dalam memaknai Namun pada dasarnya tindakan
iklantelevisiprodukminuman “KukuBimaEnergi” komunikatif sifatnya sukarela, yaitu memandang
versi kolam susu bermacam-macam sesuai dengan komunikator sebagai makhluk pembuat pilihan. Ini
pengalaman yang ada pada dirinya masing tidak berarti bahwa orang memiliki pilihan bebas.
terhadap tayangan iklan televisi tersebut. Dari Lingkungan sosial memang membatasi apa yang
pengumpulan data di lapangan, pemaknaan dapat dan sudah dilakukan, tapi dalam
informan pemirsa iklan televisi dapat dikelom- kebanyakan situasi, ada elemen pilihan tertentu.
pokkan/tipikasi disebagai berikut : Sedangkan pengetahuan adalah sebuah produk
(1). Pemirsa status ekonomi sosial A, sosial, pengetahuan bukanlah sesuatu yang
dengan pendapatan di atas 20 juta rupiah ke atas ditemukan secara obyektif, tetapi diturunkan dari
per bulan, memaknai iklan televesi produk interaksi di dalam kelompok-kelompok sosial.
minuman “Kuku Bima Energi” versi kolam Bahasa kemudian membentuk realita dan
susu sebagai berikut : (a). Tayangan Iklan pengertian menentukan apa yang kita ketahui.
televisi tersebut ikut mempromosikan daerah Pengetahuan bersifat konstekstual yaitu pengertian
tujuan wisata Nusa Tenggara Timur, (b0. terhadap peristiwa selalu merupakan produk dari
Menggalakan rasa cinta tanah air dan budaya interaksi pada tempat dan waktu tertentu, pada
Indonesia, (c). Talent iklan televisi (bintang lingkungan sosial tertentu. Pemahaman tentang
iklan) tak sesuai dengan target konsumen peristiwa berubah dengan berjalannya waktu. Hal
produk. ini sesuai dengan salah satu asumsi pada teori
(2). Pemirsa status ekonomi sosial B, interaksi simbolik dari Herbert Blumer bahwa
dengan pendapatan antara 2 juta – 19 rupiah juta makna tadi diberikan oleh manusia sebagai hasil
per bulan, memaknai iklan televesi produk interaksi dengan sesamanya. Jadi, makna tadi tidak
minuman “Kuku Bima Energi” versi kolam susu inherent, tidak terlekat pada benda ataupun
sebagai berikut : (a). Tayangan iklan televisi fenomenanya itu sendiri, melainkan tergantung
tersebut menarik tetapi terlalu panjang durasinya, pada orang-orang yang terlibat dalam interaksi itu.
(b). Iklan televisi tersebut membuat tahu manfaat Makna dinegosiasikan melalui penggunaan bahasa.
produk minuman energi “Kuku Bima”, (c). Tal- Fenomena pemirsa iklan televisi dalam
ent iklan televisi tersebut (bintang iklan) sangat memaknai iklan televisi produk minuman “Kuku
dikenal. Bima Energi” versi kolam susu dapat dianggap
(3). Pemirsa status ekonomi sosial C,

104 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 1, Januari - April 2010


Hadiono Afdjani / Soleh Soemirat Makna Iklan Televisi

bagian dari apa yang disebut dalam teori Tindakan produk. Hal ini menggambarkan bahwa pada
sosial dari Max Weber sebagai tindakan sosial. kelompok pemirsa status ekonomi A,
Sebagai tindakan sosial merupakan perilaku pengetahuannya luas dalam memaknai iklan televisi
khalayak iklan televisi secara subjektif yang tersebut. Mereka memaknai isi iklan dikaitkan
bermakna dan unik yang ditujukan untuk dengan adanya promosi daerah tujuan wisata Nusa
mempengaruhi atau berorienasi pada perilaku Tenggara Timur serta menggalakkan cinta tanah
orang lain. Pemirsa iklan televisi adalah aktor yang air. Kelompok ini juga sangat kritis terhadap tal-
melakukan tindakan sosial. Pada aktor tersebut ent atau bintang iklan yang dianggap tak sesuai
juga memiliki historisitas dan dapat dilihat dalam dengan target konsumen.
bentuk yang alami. Mereka memaknai dari luar Sedangkan kelompok pemirsa status
atau dari arus utama pengalaman ialah melalui ekonomi sosial B, dengan pendapatan antara 2
proses tipifikasi. Dalam hal ini termasuk juta – 19 rupiah juta per bulan, memaknai iklan
membentuk penggolongan atau klasifikasi dari televesiprodukminuman “KukuBimaEnergi”versi
pengalaman yang ada. Hubungan-hubungan makna kolam susu bahwa tayangan iklan televisi tersebut
diorganisir secara bersama-sama, juga melalui menarik tetapi terlalu panjang durasinya, iklan
proses tipifikasi, ke dalam “kumpulan televisi tersebut membuat tahu manfaat produk
pengetahuan” (stock of knowledge). Kumpulan minuman “KukuBimaEnergi”, talent iklan televisi
pengetahun bukanlah pengetahuan tentang dunia, tersebut (bintang iklan) sangat dikenal. Hal ini
melainkan merupakan segala kegunaan-kegunaan mengungkapkan bahwa kelompok pemirsa status
praktis dari dunia itu sendiri. Misalnya manfaat dari ekonomi sosial B, dalam memaknai iklan tersebut
iklan televisi tersebut baginya. lebih cenderung pada pengetahuannya yang kian
Namun pemirsa iklan televisi adalah bertambah tentang manfaat produk minuman
individu-individu yang dalam memaknai iklan “Kuku Bima Energi”. Kelompok ini juga tak
televisi produk minuman energi “Kuku Bima” versi mempersoalkan talent atau bintang iklan yang
kolam susu tergantung kompleksitas kognitif yang ditampilkan dalam iklan tersebut karena mereka
ada pada masing-masing individu. Karena orang sudah sangat mengenalnya. Justru mereka
berpikir pada tingkat kecanggihan yang berbeda, mengeluhkan durasi iklan televisi tersebut yang
tergantung pada topiknya. Pemirsa iklan televisi dianggap terlalu panjang, sehingga mengaburkan
yang memiliki kerumitan kognitif dapat melihat lebih tujuan yang sebenarnya dari iklan televisi tersebut
banyak perbedaan daripada mereka yang memiliki yaitu dalam menawarkan produknya.
sistem kognitif sederhana. Perbedaan memper- Lain lagi dengan kelompok pemirsa sta-
sepsikan bukan alami namun ditentukan seperang- tus ekonomi sosial C, yang pendapatannya kurang
kat yang berlawanan dalam sistem kognitif indi- dari 2 juta rupiah per bulan. Mereka memaknai
vidual. Setiap pemirsa iklan televisi tidak memiliki iklantelevisiprodukminuman “KukuBimaEnergi”
suatu tingkat kompleksitas kognitif yang konsisten versi kolam susu yaitu tayangan iklan tersebut dari
atau sama pada destinasi yang. segi materi sangat menarik. Iklan televisi tersebut
Fakta di lapangan, informan pemirsa iklan membuat mereka makin percaya pada manfaat
televisi di Jakarta dalam memaknai iklan televisi produk minuman “Kuku Bima Energi”. Talent
produk minuman “Kuku Bima Energi” versi kolam iklan televisi tersebut (bintang iklan) sangat disukai.
susu berbeda-beda satu sama lainnya. Informan Dari pemaknaan iklan televisi tersebut dapat
pada golongan khalayak status ekonomi sosial A, diungkapkan bahwa kelompok ini makin percaya
dengan pendapatan di atas 20 juta rupiah ke atas pada produk minuman “Kuku Bima Energi”.
per bulan, memaknai iklan televesi produk Kelompok ini juga sangat tertarik dengan materi
minuman “Kuku Bima Energi” versi kolam susu iklan televisi tersebut dan talent atau bintang iklan
ikut mempromosikan daerah tujuan wisata Nusa yang ada. Mereka tak mempermasalahkan atau
Tenggara Timur, menggalakkan rasa cinta tanah tak mau mengkritisi iklan televisi tersebut.
air dan budaya Indonesia, talent iklan televisi Dari hasil pemaknaan ketiga kelompok
(bintang iklan) tak sesuai dengan target konsumen informan pemirsa iklan televisi produk minuman

Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 1, Januari - April 2010 105


Makna Iklan Televisi Hadiono Afdjani / Soleh Soemirat

energi “Kuku Bima” versi kolam susu dapat ditarik televisi tersebut diharapkan hanya melakukan
kesimpulan bahwa iklan televisi tersebut, memang kegiatan marketing public relations yaitu
memenuhi tujuan dan daya tarik tertentu, tetapi memposisikan perusahaan sebagai “leader” atau
menimbulkan berbagai interpretasi. Sebagian “expert”, membangun kepercayaan (confidence
informan yang berasal dari kelompok B dan C and trust) konsumen, melibatkan / menggerakkan
memaknai iklan televisi tersebut tak mengaitkan masyarakat terhadap produk. Menjangkau “sec-
dengan citra merek (brand image) yang ingin ondary market”, menekan pasar yang lemah,
dikuatkan seperti yang diutarakan oleh Direktur memperluas jangkauan iklan, mendapatkan
Utama PT Sido Muncul, Irwan Hidayat, yaitu dukungan konsumen dengan menjelaskan misi
dengan ikut mempromosikan pariwisata daerah perusaahaan, mendorong motivasi tenaga-tenaga
tujuan wisata Nusa Tenggara Timur seperti materi penjual (sales force), memperoleh dukungan dari
yang ada pada iklan tersebut. Padahal kelompok para penyalur (pengecer).
B dan C atau golongan ekonomi sosial menengah
ke bawah adalah sebagai konsumen terbesar Simpulan
(loyal consumer) dari produk tersebut. Berdasarkan data di lapangan dengan
Kelompok ini lebih cenderung memaknai manfaat didukung oleh teori-teori (Teori Tindakan Sosial,
produk minuman energi “Kuku Bima”. Hanya Fenomenologi, Interaksi Simbolik,) dimana
kelompok A (gelongan ekonomi sosial atas) yang penelitian ini bertujuan mengetahui makna
memaknai bahwa iklan televisi produk minuman informan pemirsa di Jakarta terhadap iklan televisi
energi “Kuku Bima” tersebut berusaha produk minuman “Kuku Bima Energi” versi kolam
membangun citra mereknya yang peduli dengan susu dan apakah iklan televisi minuman “Kuku
pariwsata Indonesia. Bima Energi” versi kolam susu yang dimaknai oleh
Dengan demikian, strategi komunikasi yang pemirsa televisi di Jakarta sebagai bentuk turut
digunakan dalam iklan televisi tersebut kurang tepat mempromosikan pariwisata Indonesia dalam
untuk mengubah sikap, opini dan perilaku pemirsa. penguatan brand image, dapat diambil simpulan
Iklan televisi tersebut kurang bisa menguatkan bahwa pemirsa di Jakarta dalam memaknai iklan
brand image, karena berdasarkan hasil penelitian, televisi produk minuman “Kuku Bima Energi” versi
hanya sebagian kecil informan ( yaitu pada kolam menunjukkan keragaman makna terhadap
kelompokA) yang memahami maksud pesan iklan iklan televisi minuman “Kuku Bima Energi”, karena
dan menimbulkan sikap dan perilaku tertentu pemirsa iklan televisi “Kuku Bima Energi” memiliki
setelah melihat iklan tersebut. Hasil wawancara beragam interpretasi sesuai dengan social setting
menunjukkan keragaman makna terhadap iklan masing-masing khalayak. Tetapi, walaupun
televisi minuman “Kuku Bima Energi”, karena terdapat beragam interpretasi, dimaknai pemirsa
sesuai dengan metode Feomenologi, pemirsa iklan menjurus ke suatu hasil yang menunjukkan iklan
televisi “Kuku Bima Energi” memiliki beragam televisi “Kuku Bima Energi” baik, karena hampir
interpretasi sesuai dengan social setting masing- seluruh informan (terutama pada kelompok B dan
masing khalayak. Tetapi, walaupun terdapat C) percaya dengan manfaat produk tersebut.
beragam interpretasi, di benak pemirsa menjurus Namun iklan televisi tersebut kurang bisa dimaknai
ke suatu hasil yang menunjukkan iklan televisi sebagai bentuk penguatan brand image dalam
“Kuku Bima Energi” baik, karena hampir seluruh ikut mempromosikan pariwisata Indonesia di
informan (terutama pada kelompok B dan C) benak pemirsa Jakarta.
percaya dengan manfaat produk tersebut.
Dari hasil pemaknaan pemirsa iklan televisi Saran
produk minuman “Kuku Bima Energi” versi kolam Berdasarkan hasil penelitian, peneliti
susu di Jakarta, bahwa iklan televisi tersebut memiliki saran bagi pihak produsen yaitu PT Sido
kurang bisa dimaknai sebagai bentuk penguatan Muncul, untuk lebih memperkuat brand image
brand image dalam ikut mempromosikan “Kuku Bima Energi”, hendaknya PT Sido Muncul
pariwisata Indonesia di benak pemirsa, maka iklan juga mulai memperhatikan media below the line,

106 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 1, Januari - April 2010


Hadiono Afdjani / Soleh Soemirat Makna Iklan Televisi

karena sebagian besar loyal consumer “Kuku Five Tradition, The United State of
Bima Energi” adalah kelas menengah ke America : Sage Publications Inc.
bawah, yang gemar menonton televisi tetapi Garna, Judistira K. Garna, 1999, Metode
tidak terlalu memahami pesan iklan dan Penelitian Pendekatan Kualitatif,
kaitannya dengan asosiasi produk. Jika ingin Bandung : Primaco Akademika.
berusaha menjangkau secondary market Kuswarno, Engkus, 2009, Metodologi Penelitian
(kelas menengah ke atas), mungkin bisa Komunikasi, Fenomenologi, Konsepsi,
digunakan cara-cara yang lain, misalnya Pedoman dan Contoh Penelitian,
berupa sponsorship dalam acara yang banyak Bandung : Widya Padjadjaran.
dihadiri para konsumen kelas menengah ke atas. Little John, Stephen W., 2005, Theories of Hu-
PT Sido Muncul hendaknya mengevaluasi man Communication: Eighth edition,
kembali karena terdapat sebagian informan yang Canada, Thomson Wardsworth.
memaknai alur iklan televisi itu terlalu panjang, Mulyana, Deddy. 2008 , Metodologi Penelitian
sehingga menimbulkan terlalu banyak interpretasi, Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu
yang dapat melemahkan brand image. Walaupun Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya,
maksud dari iklan tersebut sangat bagus, yaitu ikut Bandung : Rosda.
memperkenalkan atau mempromosikan pesona Nawawi, Hadari, 2001, Metodologi Penelitian
alam Nusa Tenggara Timur sebagai daerah tujuan Sosial,Yogyayakarta : PN Gajah Mada
wisata kepada khalayak. University Press
Schutz, Alfred, 1967, The Phenomenology of
Daftar Pustaka The Social World, Evanston : Illinois
Blumer, Herbert, 1986, “Symbolic Inter- Northwestern University Press.
actionism; Perspective, and Method,”
London : University Of California Press Sumber Lain :
Barkeley Los Angeles. Batam Pos, “PT Sido Muncul Peduli dengan
Bungin, Burhan, 2001, Metodologi Penelitian Pariwisata Indonesia”, 5 Maret 2010,
Kualitatif, Jakarta : Rajawali Pers. Hlm. 5.
Cresswell, John W., 1994, Qualitative Inqury
and Research Design : Choosing Among

Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 1, Januari - April 2010 107


PEDOMAN PENULISAN NASKAH JURNAL ILMU KOMUNIKASI FISIP UPNVY

(TERAKREDITASI B)

I. JENIS NASKAH
Naskah dapat berupa ringkasan hasil penelitian, kajian teori dan konsep. Naskah yang dikirim ke
redaksi bersifat orisinil (karya sendiri) dan belum pernah dipublikasikan di jurnal ilmiah.
II. SISTEMATIKA
a. Penulisan judul harus singkat dan mencerminkan isi tulisan.
b. Nama penulis dicantumkan tanpa gelar akademik, di bawah nama penulis dicantumkan alamat
institusi, nomor telp dan alamat email.
c. Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris, terdiri atas satu paragrap, dan menggambarkan keseluruhan
isi naskah, sekitar 200 kata.
d. Kata kunci dicantumkan di bawah abstrak, dalam bahasa Inggris, tiga sampai lima kata yang
berisi kata-kata yang dianggap penting dalam naskah.
e. Referansi diutamakan dari jurnal ilmiah.
f. Struktur naskah :
1. Hasil penelitian :
- Pendahuluan
- Metode penelitian
- Hasil Penelitian dan Pembahasan
- Simpulan
- Daftar Pustaka
- Lampiran (bila perlu)
2. Kajian Teori dan Konsep :
- Pendahuluan
- Sub topik disesuaikan dengan kebutuhan
- Simpulan
- Daftar pustaka
- Lampiran (bila perlu)
III. FORMAT PENULISAN
a. Naskah diketik pada kertas kuarto dengan spasi ganda dengan ukuran font 12, jenis huruf times
new roman, panjang naskah 15-25 halaman.
b. Setiap naskah diserahkan dalam bentuk soft copy dan hard copy.
c. Tabel ditulis tanpa menggunakan garis vertikal.
d. Tabel dan gambar, diberi nomor judul serta sumber. Tabel diketik satu spasi.
Jumlah tabel dan gambar maksimal (5) lima.
e. Kutipan menggunakan endnote dalam paragraf.
f. Sub topik tidak diberi nomor, dicetak tebal, Titel Case.
g. Daftar pustaka ditulis dengan urutan : nama belakang, nama depan, tahun terbit, judul (cetak
miring), penerbit, kota terbit.
Contoh : Mulyana, Deddy, 2007, Metode Penelitian Kualitatif, Rosdakarya, Bandung.
IV. CETAK LEPAS DAN JURNAL LENGKAP
Penulis akan diberi dua eksemplar jurnal lengkap dan 3 (tiga) eksemplar cetak lepas; untuk tambahan,
satu eksemplar jurnal dikenakan biaya Rp. 30.000,00 (tiga puluh ribu rupiah). Untuk cetak lepas
minimal 10 eksemplar dengan biaya @ Rp. 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah).
V. CONTACT PERSON
a. Christina Rochayanti, HP 0815607701,
email = christinarochayanti@yahoo.com
b. Puji Lestari, HP 08156874669,
email = pujilestariginting@yahoo.co.id
VI. KONTRIBUSI BAGI NASKAH YANG DIMUAT
Naskah yang dimuat dikenakan biaya Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah). Biaya dikirim ke
nomor rekening BNI Cabang UGM Yogyakarta, 0185321320, a.n. Wahyuni Choiriyati, RR, Qq Jurnal
Komunikasi.
108 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 1, Januari - April 2010

You might also like