Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Kemandirian Belajar Peserta Didik Di Sma N 13 Padang

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN KEMANDIRIAN

BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA N 13 PADANG

JURNAL

DILA FARDILA
NPM: 11060255

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2015
HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR
PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 13 PADANG
By:

Dila Fardila *
Drs. Indra Ibrahim, M.si., Kons **
Rila Rahma Mulyani, M.Psi., Psikolog **
* Mahasiswa
** Pembimbing I
*** Pembimbing II
Student Guidance and Counseling, STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACK

This research background are present the students who do not believe with their ability in doing a
task, there are students who do not finished their school tasks with stand alone, there are students
who getting easy to give up when faced difficulty in doing a task, there are students who still
cheating when have a test although they had studied, there are students who doing homework at
the school, there are students who did not use library facilities in the school, and there are students
who do not have self efficacy and responsibilities in doing a task. This research is descriptive
approach with correlational statistic analysis. The population in this research are students of XI
and XII grade at SMA Negeri 13 Padang amount 407 persons. The sampling technique of this
research is Proportional Stratified Random Sampling, the number of sample are 80 persons. The
instrument using in this research to collecting data is questionare. The technique using in this
research to analisys the data is using correlation technique. The result of this research’s correlation
between self-efficacy and students stand alone learning at SMA Negeri 13 Padang are : (1)
Students Self Efficacy is low category (2) Students’ stand alone learning is low category, and (3)
the significant correlation between self eficacy and students stand alone learning are rcount >rtable
(0,346 > 0,220. Based on this research, the students are can increase their self efficacy especially
in teaching learning process because with high of self efficacy will make the students better and
more stand alone in learning.

Key words: Self efficacy and stand alone learning

Pendahuluan yang diperlukan untuk mencapai hasil


tertentu.
Keyakinan akan kemampuan diri Ormrod (2008:22) berpendapat
peserta didik menjadi aspek penting untuk bahwa siswa yang memiliki self efficacy
menggerakkan proses belajar yang yang tinggi lebih mungkin mengerahkan
berkesinambungan. Keyakinan akan segenap tenaga ketika mencoba suatu
kemampuan diri pada siswa akan tugas yang baru, merekabelajar
menggerakkan perilaku serta serangkaian bersamaan dengan proses juga lebih gigih
tindakan dalam memenuhi tuntutan dari dan tidak mudah menyerah ketika
berbagai situasi. Keyakinan diri terhadap menghadapi tantangan. Sebaliknya, siswa
kemampuan yang dimiliki oleh individu yang dengan self efficacy yang rendah
merujuk pada istilah self efficacy. akan bersikap setengah hati dan begitu
Bandura (Ghufron & Risnawati, cepat menyerah ketika menghadapi
2010:73) menyatakan bahwa self efficacy kesulitan sehingga peserta didik yang
merupakan keyakinan akan kemampuan memiliki self efficacy yang rendah dapat
individu mengenai kemampuan dirinya mempengaruhi kemandirian belajarnya.
dalam melakukan tugas atau tindakan Fatimah (2006:143) mengemukakan
“kemandirian belajar merupakan sikap
individu yang diperoleh secara kumulatif 3. Hubungan antara self efficacy dengan
selama perkembangan, dan individu akan kemandirian belajarpeserta didik di
terus belajar untuk bersikap mandiri SMA N 13 Padang.
dalam menghadapi berbagai situasi di
lingkungan, sehingga individu pada Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
akhirnya mampu berpikir dan bertindak mendeskripsikan:
sendiri”. Dengan kemandiriannya, 1. Gambaran self efficacy peserta didik di
seseorang dapat memilih jalan hidupnya SMA N 13 Padang.
untuk berkembang lebih mantap. 2. Gambaran kemandirian belajar
Berdasarkan hasil observasi yang peserta didik di SMA N 13 Padang
peneliti lakukan di lapangan pada tanggal 3. Hubungan antara self efficacy terhadap
15 September sampai tanggal 18 kemandirian belajar peserta didik di
Desember 2014 pada praktik lapangan di SMA N 13 Padang.
SMA Negeri 13 Padang terdapat
permasalahan dari peserta didik yang Metode Penelitian
sudah belajar tetapi masih menyontek Desain penelitian ini adalah
pada saat ulangan, adanya peserta didik deskriptif dengan analisis statistik
yang kurang memanfaatkan fasilitas korelasional. Penelitian deskriptif adalah
perpustakaan yang ada di sekolah, adanya penelitian yang berusaha mendeskripsikan
peserta didik yang mengerjakan pekerjaan suatu gejala, peristiwa, kejadian, yang
rumah (PR) di sekolah, adanya peserta terjadi pada saat sekarang (Noor,
didik yang belum memiliki kepercayaan 2011:34). Studi korelasional mempelajari
diri dan tanggung jawab dalam hubungan dua variabel atau lebih, yakni
mengerjakan tugas, adanya peserta didik sejauh mana variasi dalam satu variabel.
yang mudah menyerah ketika menghadapi Penelitian inidilaksanakan pada
kesulitan dalam mengerjakan tugas tanggal 7 sampai 8 September 2015 di
sekolah, serta adanyapeserta didik yang SMA Negeri 13 Padang, alasan peneliti
tidak menyelesaikan tugas-tugas sekolah memilih sekolah ini adalah karena
secara mandiri, adanya peserta didik yang sekolah ini merupakan sekolah tempat
tidak yakin dengan jawabannya sendiri peneliti melaksanakan Praktik
saat ujian namun lebih yakin dengan Pengalaman Lapangan Bimbingan
jawaban temannya. Konseling Sekolah.Selain itu, masalah
Sementara berdasarkan wawancara yang akan diteliti dalam penelitian ini
yang dilakukan pada salah satu peserta peneliti temukan di SMA Negeri 13
didik di SMA Negeri 13 Padang adanya Padang ini, sehingga peneliti memutuskan
anggapan peserta didik membaca buku untuk melakukan penelitian di SMA
diperpustakaan tidak mempengaruhi Negeri 13 Padang.
prestasi yang dicapainya, dan anggapan Peneliti mengambil sasaran yang
peserta didik yang tidak yakin dengan akan diteliti yaitu seluruhsiswa kelas XI
kemampuannya tetapi sebaliknya lebih dan siswa kelas XII di SMA Negeri 13
yakin dengan kemampuan yang dimiliki Padang. Populasi dari penelitian ini
oleh temannya sehingga peserta didik sebanyak 407 peserta didik dan sampel
meminta temannya untuk mengerjakan penelitiansebanyak80
tugas-tugas sekolah. responden.Dalampengambilan sampel,
Berdasarkan fenomena yang peneliti menggunakan teknik
dipaparkan di atas peneliti tertarik untuk Proportional Stratified Random Sampling
meneliti tentang “Hubungan antara Self (sampel acak berstrata).
Efficacy dengan Kemandirian Belajar Jenis data yang digunakan dalam
peserta didik di SMA N 13 Padang”. penelitian ini adalah data interval.
Sesuai dengan identifikasi masalah Menurut Riduwan (2010:85) data interval
yang telah diuraikan di atas, maka batasan adalah “Data yang menunjukkan jarak
masalah dalam penelitian ini dapat antara satu data dengan data yang lain dan
dibatasi sebagai berikut: mempunyai bobot yang sama”. Teknik
1. Gambaran self efficacy peserta didik di pengumpulan data dalam penelitian ini
SMA N 13 Padang adalahberupa angket.
2. Gambaran kemandirian belajar peserta Menurut Riduwan (2010:71) “angket
didik di SMA N 13 Padang adalah daftar pertanyaan yang diberikan
kepada orang lain bersedia memberikan
respons (responden) sesuai dengan frekuensi yang diperoleh, dengan
permintaan pengguna”. Proseduryang menggunakan teknik
dilakukan sebelum pengadministrasian analisispersentase yang dikemukakan
angket kepada peserta didik yang olehSudjana (2001:50) sebagai
berkaitan dengan hubungan antara self berikut:
efficacy dengan kemandirian belajar,
yaitu: F
P= x 100%
n
1. Peneliti membaca berbagai sumber Keterangan :
untuk menguatkan kajian teori P = Persentase
sehingga memudahkan peneliti dalam F = Frekuensi
mengembangkan instrumen penelitian. n = Jumlah sampel
2. Penyusunan kisi-kisi angket. Terlebih 100 = Bilangan tetap
dahulu ditetapkan variabel, kemudian Selanjutnya Analisis kolerasi
sub variabel, setelah itu menjadi teknik analisis data dalam menguji
beberapa indikator. Kisi-kisi angket hipotesis penelitian ini menggunakan
tersebut diturunkan menjadi butir-butir teknik Correlation Produck
pernyataan untuk mengetahui Moment.Analisis signifikansi hubungan
hubungan antara self efficacy dengan atau uji korelasi menggunakan nilai
kemandirian belajar. Kemudian korelasi yang dibuat oleh (Sujianto,
dikonsultasikan kepada dosen 2009:40)
pembimbing. 0.91 – 0.99korelasi keeratan sempurna
3. Untuk menguji dan mengetahui 0.71 – 0.90korelasi keeratan sangat kuat
validasi alat pengumpulan data atau sekali0.41 – 0.70korelasi keeratan
instrumen maka dilakukan judge. kuat.0.21 – 0.40korelasi keeratan lemah.
4. Uji validitas instrumen dapat 0.00 – 0.20korelasi keeratan sangat
dilakukan untuk melihat apakah lemah
instrument mampu mengukur variabel.
5. Setelah instrument dikonsultasikan Hasil dan Pembahasan
dan direvisi, maka peneliti 1. Self efficcay
mencobakannya untuk menguji
validitas dan menyeleksi pernyataan- Berdasarkan hasil penelitian self
pernyataan yang dapat dipakai untuk efficacy11 dari 80peserta didik yang
penelitian. memiliki self efficacyyang cukup tinggi
Analisis data dilakukan setelah data (CT) dengan presentase tetinggi 13,75%,
terkumpul melalui angket. Data yang kemudian 65 dari 80 peserta didik
terkumpul melalui angket dideskripsikan memiliki self efficacy yang rendah (R)
melalui pengolahan dengan langkah- dengan presentase 81,25%, dan 4 dari 80
langkah sebagai berikut: peserta didik memilki self efficacy yang
1. Memeriksa kelengkapan isi sangat rendah (SR) dengan presentase
instrument(angket) yang telah diterima 5.00% dari keterangan di atas bahwa
dari sampel penelitian. mayoritas peserta didik di SMA Negeri 13
2. Membuat tabel pengolahan Padang memiliki self efficacy yang rendah
databerdasarkan item pernyataan (R).
angket penelitian yang telah dijawab Peserta didik yang memiliki self
responden. efficacy yang cukup tinggi belum
3. Mencari dan menghitung jumlah skor sepenuhnya yakin dengan kemampuanya
serta memasukkan data ke tabel dengan katalain masih mempunyai
pengolahan. keraguan ketika melakukan sesuatu.
4. Perumusan kriterium Sturgess Berbeda dengan peserta didik yang
Menurut Sturgess (Mangkuatmodjo, mengalami self efficacy yang rendah
2003:37) mencari interval skor cenderung akan mudah yakin dan percaya
sebagai berikut: dengan kemampuan orang lain dari pada
dengan kemampuannya sendiri, apalagi
Interval = saat ujian peserta didik yang memiliki self
efficacy yang rendah ketika mereka
5. Menghitung persentase masingmasing mengetahui jawabannya berbeda dengan
teman-temannya mereka akan memilih
yakin dengan kemampuan temannya yang memiliki kemandirian belajar yang
tersebut meski jawaban temannya belum rendah juga akan menunda-nunda waktu
tentu benar. untuk mengerjakan semua tugas yang
Begitu juga dengan peserta didik diberikan guru.
yang memiliki self efficacy yang sangat Begitu juga dengan peserta didik
rendah akan lebih sepenuhnya percaya yang memiliki kemandirian belajar yang
dengan kemampuan orang lain dari pada sangat rendah akan lebih mengandalkan
kemampuannnya sendiri, apalagi saat bantuan orang lain tanpa mereka berusaha
dihadapkan pada tugas-tugas sekolah terlebih dahulu, mereka juga tidak
mereka akan lebih memilih menyontek mempunyai inisiatif dalam mengatasi
dari pada mengerjakannya sendiri, masalah. jika mereka dihadapkan pada
selanjutnya peserta didik yang memiliki suatu tugas mereka akan merasa takut dan
self efficacy yang sangat rendah kesulitan dalam mengerjakannya tanpa
cenderung akan dihantui oleh rasa takut bantuan dari orang lain.
dan kesulitan di saat mereka dihadapkan Terkait dengan kemandirian belajar,
pada tugas-tugas sekolah yang sedang Barnadib (Fatimah, 2006:142)
mereka hadapi. menjelaskan bahwa kemandirian belajar
Terkait dengan self efficacy Bandura meliputi perilaku mampu berinisiatif,
(Ghufron & Risnawati, 2010:73) mampu mengatasi hambatan/masalah,
menjelaskan self efficacy adalah mempunyai rasa percaya diri dan dapat
keyakinan individu mengenai kemampuan melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan
dirinya dalam melakukan tugas atau orang lain. Dari penjelasan para ahli
tindakan yang diperlukan untuk mencapai diatas dapat dikatakan sikap dan tanggung
hasil tertentu. Namun dari hasil penelitian jawab peserta didik di SMA Negeri 13
yang penulis lakukan self efficacy peserta Padang masih rendah karena peserta didik
didik di SMA Negeri 13 Padang termasuk sendiri belum mampu mandiri dalam
pada kategori yang rendah, karena peserta mengerjakan tugas-tugas sekolah tanpa
didik masih banyak yang belum yakin bantuan orang lain.
dengan kemampuan yang dimilikinya
dalam proses pembelajaran. 3. Hubungan Self efficacy dengan
kemandirian belajar
2. Kemandirian belajar Berdasarkan hasil penelitian yang
Berdasarkarkan hasil penelitian, dilakukan mengenai hubungan self
kemandirian belajar 27 dari 80peserta efficacy dengan kemandirian belajar di
didik yang memiliki kemandirian SMA Negeri 13 Padang dapat
belajaryang cukup tinggi (CT) dengan disimpulkan bahwa terdapat hubungan
presentase tetinggi 33,75%, 50 dari 80 antara self efficacy dengan kemandirian
peserta didik memiliki kemandirian belajar dengan r hitung 0.346 > r tabel
belajar yang rendah (R) dengan 0.220 dengan keeratan kolerasi lemah.
presentase 62,50%, serta 3 dari 80 peserta Maka dapat disimpulkan bahwa self
didik memiliki kemandirian belajar yang efficacy teridentifikasi memang
sangat rendah (SR) dengan presentase mempunyai hubungan dengan
3,75%. Dari keterangan diatas mayoritas kemandirian belajar belajar peserta didik
peserta didik di SMA Negeri 13 Padang SMA Negeri 13 Padang, namun
memiliki kemandirian belajar yang masih kolerasinya hanya 0,346 dengan keeratan
rendah(R). kolerasi lemah, itu berarti self efficacy ini
Peserta didik yang memiliki tidak terlalu besar hubungannya dengan
kemandirian belajar yang cukup tinggi kemandirian belajar peserta didik di SMA
sudah dapat dikatakan mandiri dalam Negeri 13 Padang.
mengerjakan tugas, namun jika Terkait dengan self efficacy Ormrod
menemukan kesulitan mereka akan (2008:22) menjelaskan peserta didik yang
mudah menyerah dan meminta bantuan memiliki self efficacy yang tinggi lebih
orang lain untuk mengerjakannya. mungkin mengerahkan segenap tenaga
Sedangkan peserta didik yang memiliki ketika mencoba suatu tugas yang baru.
kemandirian belajar yang rendah akan Mereka juga lebih gigih dan tidak mudah
memilih untuk menyontek saat ujian menyerah ketika menghadapi tantangan.
karena merasa tidak mampu untuk Sebaliknya, siswa yang dengan self
mengatasi hambatan dan masalah yang efficacy yang rendah akan bersikap
dihadapinya saat ujian serta peserta didik setengah hati dan begitu cepat menyerah
ketika menghadapi kesulitan sehingga Temuan hasil penelitian
siswa yang memiliki selfefficacy yang menunjukkan bahwa terdapat
rendah dapat mempengaruhi kemandirian hubunganvicariousexperience
belajar siswa (pengalaman orang lain atau
Bandura (Ghurfron & Risnawati, ungkapan tentang keberhasilan dan
2010:73) Keyakinan akan kemampuan kegagalan) dengan kemandirian
yang dimiliki (self efficacy) memegang belajar peserta didik dengan r
peran penting dalam menggerakkan hitung 0.246 > r tabel 0.220 dengan
aktivitas peserta didik dalam keeratan kolerasi lemah. Maka dapat
perkembangan kemandiriannya, self disimpulkan bahwa
efficacy yang kuat akan menjadi dasar vicariousexperience (pengalaman
bagi peserta didik untuk melepaskan diri orang lain atau ungkapan tentang
dari ketergantungan terhadap orang lain keberhasilan dan kegagalan) peserta
terutama terhadap orangtua. Peserta didik didik teridentifikasi memang
mulai memiliki keyakinan bahwa dirinya mempunyai hubungan dengan
dapat mencapai keberhasilan dengan kemandirian belajar peserta didik di
segenap kemampuan yang dimilikinya. SMA Negeri 13 Padang, namun
kolerasinya hanya 0,246 dengan
4. Hubungan Subvaribel dengan Variabel keeratan kolerasi lemah, itu berarti
a. Hubungan Mastery Experience vicariousexperience (pengalaman
(Pengalaman Keberhasilan) dengan orang lain atau ungkapan tentang
Kemandirian Belajar keberhasilan dan kegagalan) ini
Berdasarkan hasil temuan tidak terlalu besar hubungannya
penelitian yang dilakukan diperoleh dengan kemandirian belajar peserta
data bahwa terdapat hubungan antara didik di SMA Negeri 13 Padang.
mastery experience (pengalaman Terkait dengan vicarious
keberhasilan peserta didik sendiri) experience menurut Bandura
dengan kemandirian belajar dengan r (Ghufron & Risnawati, 2010:78)
hitung 0.227 > r tabel 0.220 dengan keberhasilan dan kegagalan orang
keeratan kolerasi lemah. lain atau teman dekat peserta didik
Maka dapat disimpulkan terhadap suatu tindakan atau tugas
bahwa mastery experience akan mendorong tingginya self
(pengalaman keberhasilan) peserta efficacy peserta didik, namun
didik teridentifikasi memang sebaliknya kegagalan teman dan
mempunyai hubungan dengan orang terdekat juga dapat
kemandirian belajar peserta didik di melemahkan self efficacy peserta
SMA Negeri 13 Padang, namun didik sehingga juga membuat
kolerasinya hanya 0,227 dengan kemandirian belajar peserta didik
keeratan kolerasi lemah, itu berarti rendah.
mastery experience (pengalaman
keberhasilan) ini tidak terlalu besar c. Hubungan Verbal Persuasion
hubungannya dengan kemandirian (Persuasi Verbal) dengan Kemandirian
belajar peserta didik di SMA Negeri Belajar
13 Padang. Berdasarkan penelitian yang
Terkait dengan mastery dilakukan ditemukan bahwa hubungan
experience menurut Bandura (Ghufron verbal persuasion (ungkapan orang
& Risnawati, 2010:78) Peserta didik lain berisi dorongan untuk melakukan
yang berhasil di masa lalu cenderung sesuatu) dengan kemandirian belajar
akan yakin untuk memperoleh peserta didik dengan 0.256 > r tabel
keberhasilan kedepannya, namun 0.220 dengan keeratan kolerasi lemah.
peserta didik yang gagal akan Maka dapat disimpulkan bahwa verbal
membuat self efficacynya rendah dan persuasion (ungkapan orang lain
tidak akan yakin dengan kemampuan berisi dorongan untuk melakukan
sendiri dalam menyelesaikan tugas sesuatu) peserta didik teridentifikasi
yang ada. memang mempunyai hubungan
dengan kemandirian belajar peserta
b. Hubungan Vicarious Experience didik di SMA Negeri 13 Padang,
(Pengalaman orang lain) dengan namun kolerasinya hanya 0,256
Kemandirian Belajar dengan keeratan kolerasi lemah, itu
berarti verbal persuasion (ungkapan Kesimpulan dan Saran
orang lain berisi dorongan untuk Berdasarkan hasil penelitian,
melakukan sesuatu) ini tidak terlalu terungkap bahwa kondisi self efficacy
besar hubungannya dengan peserta didik di SMA Negeri 13 Padang
kemandirian belajar peserta didik di dalam proses pembelajaran pada
SMA Negeri 13 Padang. umumnya berada pada kategori rendah,
Terkait dengan verbal karena peserta didik masih banyak yang
persuasion menurut Bandura (Ghufron meragukan kemampuannya dalam
& Risnawati, 2010:78) Saran dan mengerjakan tugas-tugas sekolah dan
bimbingan dari orang lain dapat sebagainya. Begitu juga dengan
meningkatkan kemampuan- kemandirian belajar peserta SMA Negeri
kemampuaan yang dimilikinya dalam 13 Padang dari hasil penelitian
mencapai tujuan. Individu yang kemadirian belajar peserta didik pada
diyakinkan secara verbal cenderung umumnya berada pada kategori rendah,
akan berusaha secara mandiri lebih peserta didik masih banyak yang belum
keras untuk mencapai suatu mampu mengerjakan tugas sekolah tanpa
keberhasilan. bantuan orang lain. Untuk hubungan
korelasi yaitu terdapat hubungan yang
d. Hubungan Physiological State signifikan antara self efficacy dengan
(Kondisi Fisiologis) kemandirian belajar peserta didik di SMA
denganKemandirian Belajar Negeri 13 Padang dengan keeratan
Berdasarkan penelitian yang kolerasi lemah, itu berarti self efficacy ini
dilakukan ditemukan bahwa tidak terlalu besar hubungannya dengan
hubungan physiological state kemandirian belajar peserta didik di SMA
(kondisi fisiologis, tingkat ketakutan Negeri 13 Padang. selain self efficacy
dan perasaan) dengan kemandirian yang mempunyai hubungan dengan
belajar peserta didik dengan 0.240 > kemandirian belajar peserta didik di SMA
r tabel 0.220 dengan keeratan Negeri 13 Padang, juga ada faktor lain
kolerasi lemah. Maka dapat yang pengaruhnya mungkin lebih besar
disimpulkan bahwa physiological dengan kemandirian belajar seperti pola
state (kondisi fisiologis, tingkat asuh orang tua yang tidak terungkap oleh
ketakutan dan perasaan) peserta peneliti melalui penelitian ini. Hubungan
didik teridentifikasi memang subvariabel dengan variabel sebagai
mempunyai hubungan dengan berikut:
kemandirian belajar peserta didik di a. Terdapat hubungan
SMA Negeri 13 Padang, namun masteryexperience(pengalamankebe
kolerasinya hanya 0,240 dengan rhasilan) dengan kemandirian belajar
keeratan kolerasi lemah, itu berarti b. Terdapat hubungan vicarious
physiological state (kondisi experience (pengalaman orang lain)
fisiologis, tingkat ketakutan dan dengan kemandirian belajar
perasaan) ini tidak terlalu besar c. Terdapat hubungan verbal
hubungannya dengan kemandirian persuasion (persuasi verbal) dengan
belajar peserta didik di SMA Negeri kemandirian belajar
13 Padang. d. Terdapat hubungan physiological
Terkait dengan physiological state(kondisifisiologis)
statemenurut Bandura (Ghufron & dengankemandirian belajar
Risnawati, 2010:78) Peserta didik
yang mendasarkan informasi Saran
mengenai kondisi fisiologis mereka Berdasarkan hasil temuan penelitian
untuk menilai kemampuannya. di atas, dapat dikemukakan beberapa
Maksudnya bahwa ketegangan fisik saran yaitu :
dalam situasi yang menekan 1. Peserta didik yang memiliki self
dipandang peserta didik sebagai efficacy yang cukup tinggi, rendah
ketidakmampuan karena hal itu dan sangat rendah diharapkan dapat
dapat melemahkan performansi kerja meningkatkan self efficacy
peserta didik. nyaterutama dalam proses
pembelajaran karena dengan self
efficacy yang tinggi akan membuat
peserta didik lebih mandiri dalam Ghufron M. Nur & Risnawati Rini S.
belajar. 2010. Teori-teori Psikologi.
2. Guru BK, agar lebih memperhatikan Jogyakarta: AR-ruzz media.
self efficacy dan kemandirian belajar
peserta didiknya di sekolah. dengan Mangkuatmodjo.2003. Pengantar Statisti
mengetahui bagaimana self efficacy Jakarta : PT Rineka Cipta.
dan kemandirian belajar peserta
didik (rendah atau tinggi) maka guru Mujiman, Haris. 2011. Manajemen
BK dapat memberikan layanan Pelatihan Berbasis Belajar
bimbingan konseling untuk lebih Mandiri. Yogyakarta: Pustaka
meningkatkan self efficacy peserta pelajar.
didik terhadap kemandirian Myers G. David. 2012. Psikologi Sosial
belajarnya. (Aliya Tusyani Dkk.
3. Program studi BK, agar terus Terjemahan). Jakarta: Salemba
mempersiapkan Guru BK yang Humanika. Buku asli diterbitkan
berkualitas yang kaya akan wawasan tahun 2010.
dan keterampilan untuk dapat terjun
di lapangan sebagai guru BK yang Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi
bermartabat. Penelitian (Skripsi, Tesis,
4. Peneliti selanjutnya, semoga dapat Disertasi, dan Karya Ilmiah).
menjadi langkah awal bagi peneliti Jakarta: Kencana.
selanjutnya untuk melakukan
penelitian lanjutan terkait faktor lain Ormrod ,Jeanne Ellis. 2008. Psikologi
yang mempunyai hubungan yang Pendidikan.Jakarta: Erlangga.
lebih erat dengan kemandirian
belajar seperti pola asuh orang tua Riduwan. 2010. Belajar Mudah
dengan kajian yang lebih mendalam Penelitian untuk Guru,
karena peneliti baru meneliti tentang Karyawan dan Peneliti Pemula.
self efficacy dengan kemandirian Bandung: Alfabeta.
belajar.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor
Kepustakaan yangMempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Ali, Mohammad & Mohammad Asrori.
2006. Psikologi Remaja
Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian
(Perkembangan Peserta Didik).
Pendidikan (Pendekatan
Jakarta: Bumi Aksara.
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D).
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Bandung: Alfabeta.
Penelitian (Suatu Pendekatan
Sujianto, Agus Eko 2009. Aplikasi
Praktek). Jakarta: Rineka Cipta.
Statistik dengan SPSS 2.0.
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Jkarta: Prestasi Pustaka
Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Kencana. Sudjana. 2001. Metode Penelitian
Statistika. Bandung: Parsito
Desmita. 2014. Psikologi Perkembangan
Peserta Didik. Bandung: PT Sugiyono.2011.“Metodelogi Penelitian
Remaja Rodakarya. Kuantiatif Kualititatif dan
R&D”.Bandung: Alfabeta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi
Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Suryabrata, Sumadi. 2013. Metodologi
Penelitian. Jakarta : PT Raja
Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Grafindo Persada.
Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Pustaka Setia. Tirtarahardja& Sulo. 2011. Pendidikan.
Jakarta : Rineka Cipta
Umar, Husein . 2008. ”Metodologi
Penelitian untuk Skripsi dan
Tesis Bisnis ”.Edisi ke. 2
Jakarta: Raja Grafindo Persada

Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi


PenelitianDasar–dasar
Penyelidikan Ilmiah. Padang:
UNP Press.

Yusuf, A. Muri. 2007. Metodologi


Penelitian.Padang : UNP Press.

You might also like