(Secondary Metaboliti of Gorgonia, Paramuricea Clavata) : Jurnal Ilmiah Platax Vol. 5: (1), Januari 2017 ISSN: 2302-3589

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Ilmiah Platax Vol.

5:(1), Januari 2017 ISSN: 2302-3589

METABOLIT SEKUNDER GORGONIA (Paramuricea clavata)

(Secondary Metaboliti of Gorgonia, Paramuricea clavata)

Albert R. Reo1, S. Berhimpon2, Roike Montolalu2


1
Study Program of Aquatic Science, Faculty of Fisheries and Marine Science, Sam Ratulangi
University Manado. http://pasca.unsrat.ac.id/s2/ipa/
2
Faculty of Fisheries and Marine Science, Sam Ratulangi University Manado.

Abstract
Gorgonians are important organisms living around coral reefs. They have
high abundance and very important ecological role. They can be found in shalow
to deep sea. Gorgonians belong to octoral taxon rarely studied either their
taxonomy or other aspects. Some studies have informed that gorgonians can
produce secondary metabolites as anti-bacteria. These belong to terpenoid,
alkaloid, and steroid groups. The objective of this study was to obtain secondary
metabolites of gorgonian, Paramuricea clavata, through several analytical steps,
i.e. extraction, partition, chromatograpgy, and spectroscopy. Extraction was done
through 5 phases of maceration and then continued with partition,
chromatography, and spectroscopy.
The secondary metabolites detected in ethyl acetate solvent, such as
flavonoid, triterpenoid, steroid, and saponin, were the same as those in n-hexane
solvent, while not all these compounds were detected in methanol solvent.Steroid
was found in all gorgonian samples extracted in all solvent materials used in this
study. Triterpenoid was also detected in gorgonian skin and axial extract using
ethyl acetate, n-hexane, and methanol. Saponin was detected in all gorgonian
extract, except the axial extract using ethyl acetate solvent.
Keywords: Secondary metabolite, Gorgonia, anti-bacteria.

Abstrak
Gorgonia merupakan organisme penting yang hidup di sekitar terumbu
karang. Hewan ini memiliki kelimpahan besar dan peranan ekologis yang sangat
ppenting. Organisme ini dapat ditemukan di perairan dangkal sampai laut dalam.
Gorgonia termasuk taksa octokoralia yang jarang diteliti baik taksonominya
maupun aspek-aspek lain. Beberapa penelitian telah menginformasikan bahwa
gorgonia dapat menghasilkan metablit sekunder sebagai anti-baketri. Senyawa-
senyawa ini termask golongan terpenoid, alkaloid dan steroid. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mendapatkan metabolit sekunder gorgonia (Paramuricea
clavata) melalui beberapa tahap analisis, yaitu ekstraksi, partisi, kromatografi,
dan spektroskopi. Ekstraksi dilakukan melalui 5 tahap maserasi dan dilanjutkan
dengan partisi, kromatografi, dan spectroskopy.
Metabolit sekunder yang terdeteksi pada larutan ethil asetat, seperti
flavonoid, triterpenoid, steroid dan saponin adalah sama dengan pada pelarut n-
heksan, sedangkan tidak semua senyawa ini terdeteksi pada pelarut metanol.
Steroid ditemukan pada semua sampel gorgonia yang diekstrak dalam semua
bahan pelarut yang digunakan pada penelitian ini. Triterpenoid terdeteksi pada
ekstrak kulit dan aksial gorgonia yang menggunakan pelarut ethil asetat, n-
hexane, dan methanol. Saponin terdeteksi pada semua ekstrak gorgonia, kecuali
ekstrak axial yang menggunakan pelarut ethil asetat.

42
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 5:(1), Januari 2017 ISSN: 2302-3589

PENDAHULUAN Senyawa metabolit sekunder


diklasifikasikan menjadi 3 kelompok
Gorgonia merupakan organisme
utama, yaitu :
penting yang hidup di sekitar terumbu
1. Terpenoid, sebagian besar senyawa
karang. Gorgonia memiliki kelimpahan
terpenoid mengandung karbon dan
dan peranan ekologis yang sangat
hydrogen serta disintesis melalui jalur
penting, gorgonia dapat dijumpai pada
metabolism asam mevalonat.
perairan dangkal hingga laut dalam
Contohnya monoterpena,
(McFadder et. al., 2006 dalam
seskuiterepena, diterpena, tritepena
Rohkayati, 2009). Gorgonia merupakan
dan polimer terpena.
anggota taksa oktoral yang jarang
2. Senyawa yang mengandung nitrogen.
dipelajari baik taksonominya maupun
Contohnya alkaloid dan glukosinolat.
subjek lainnya.
Penelitian ini mempelajari tentang
METODOLOGI PENELITIAN
metabolisme sekunder dari spesies
Gergonia yang dinamakan Paramuricea Prosedur Penelitian
clavata. Organisme ini menarik karena
Penelitian ini mempelajari ekstraksi
diduga memiliki senjata khusus yang
hasil metabolisme sekunder yang dapat
dapat melawan atau menyerang
dibagi dalam 4 tahap : 1. Ekstraksi, 2.
organisme lain, dalam rangka menjaga
Partisi; 3. Kromatografi dan 4.
wilayah pertumbuhannya di sekitar
Spektroskopi. Dalam penelitian ini ada 5
terumbu karang. Ini berarti organisme
tahap proses ekstraksi dari sampel
lain tidak dapat bertumbuh atau mati jika
Gergonia, ekstraksi pertama yaitu
mereka tinggal di satu tempat yang sama
mempersiapkan sampel beku
di sekitar terumbu karang yang didiami
Paramuricea clavata yang dipotong
Paramuricea clavata. Penjelasan ini
dalam ukuran kecil. Setelah itu ditaruh
memberi kesan bahwa mungkin
dalam wadah gelas dan dimasukkan
organisme Paramuricea clavata mampu
methanol dan diaduk setiap waktu.
memproduksi sebuah zat yang dapat
Wadah gelas ditutupi dengan aluminium
membunuh organisme lain yang tinggal
foil untuk melindungi dari cahaya dan
pada tempat yang sama.
disimpan selama 12 jam.
Metabolit sekunder adalah
senyawa metabolit yang tidak esensial
Tahap Ekstraksi
bagi pertumbuhan organism dan
ditemukan dalam bentuk yang unit atau Ekstraksi kedua dilakukan dengan
berbeda-beda antara spesies yang satu menyaring larutan ekstraksi pertama
dan lainnya. Setiap organism biasanya dengan menggunakan kertas saring dan
menghasilkan senyawa metabolit dikeringkan. Dara pengeringan yang lain
sekunder yang berbeda-beda, bahkan adalah dengan menggunakan alat rotary
mungkin satu jenis senyawa metabolit evaporator atau semacam mesin
sekunder hanya ditemukan pada satu penyaring berputar. Prinsip kerja dari
spesies dalam suatu kingdom. Senyawa rotary evaporator adalah untuk
ini juga tidak selalu dihasilkan, tetapi menguapkan pelarut ekstraksi dan hanya
haya pada saat dibutuhkan saja atau meninggalkan senyawa hasil diekstraksi
pada fase-fase tertentu. Fungsi metabolit disebut ekstrak. Selanjutnya sampel
sekunder adalah untuk mempertahankan tersebut dimasukkan dalam wadah gelas
diri dari kondisi lingkungan yang kurang dan ditambahkan methanol untuk
menguntungkan, misalnya untuk ekstraksi selanjutnya.
mengatasi hama dan penyakit, menarik Ekstraksi ketiga adalah untuk
pollinator, dan sebagai molekul sinyal. menyaring larutan methanol dan
Singkatnya, metabolit sekunder Gorgonia setelah 12 jam dan masukkan
digunakan organism untuk berinteraksi senyawa ke rotary evaporator. Warna
dengna lingkungannya. dari senyawa pada ekstraksi ketiga

43
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 5:(1), Januari 2017 ISSN: 2302-3589

menjadi lebih warna coklat terang, ekstraksi tersebut disaring dengan kertas
dibanding ekstrak pertama dan kedua. saring, dan warna dari senyawa juga
Ekstraksi keempat masih gunakan coklat terang dan langsung dikeringkan
metanol untuk mengektraksi Gorgonia. dengan rotary evaporator. Proses
Setelah itu disimpan lagi selama 12 jam, pengeringan dengan menggunakan
kemudian disaring dan keringkan dengan kloroform kelihatannya lebih cepat
rotary evaporator. dibandingkan dengan menggunakan
Ekstraksi kelima merupakan methanol karena proses penguapan
ekstraksi terakhir dan pada ekstraksi ini kloroform lebih cepat dibanding dengan
digunakan kloroform. Ekstrak disimpan metanol.
selama 2 hari dan setelah 2 hari

Tahap Ekstraksi

Ekstraksi I
(Sampel Gogonia + Metanol)

Ekstraksi II
(Menyaring larutan ekstraksi pertama)

Ekstraksi III
(Menyaring larutan methanol dan Gorgonia)

Ekstraksi IV
(Metanol untuk ekstraksi Gorgonia)

Ekstraksi V
(menggunakan kloroform)

Gambar 1. Skema Tahap-Tahap Ekstraksi

Tahap Partisi pengeluaran dibuka untuk


mengeluarkan air yang ada pada
Tahap selanjutnya dari
bagian bawah corong pemisah,
metabolisme sekunder adalah
kemudian sisanya dimasukkan ke
partitioning. Dalam tahap ini sampel
dalam erlenmeyer. Selanjutnya etil
dicampur dengan air destilasi sebanyak
asetat diletakkan di tempat terpisah
300 ml dan etil asetat sebanyak 300 ml,
pada tabung yang lain. Tahap partisi
kemudian dikocok. Setelah itu
kedua dilanjutkan dengan cara seperti
dimasukkan ke dalam corong pemisah
di atas sampai enam kali dengan 200
dan ditunggu dan seterusnya disekap
ml H2O ditambah 300 ml etil asetat
diantara destilasi air 300 ml dicampur
setelah itu etil asetat dicampur dan
dengan etil asetat 300 ml dan dikocok
dikeringkan dengan rotary evaporator.
dan dimasukkan ke dalam corong
Prosedur yang sama mengikuti
pemisah dan ditunggu selama 5 – 10
partitioning air dengan butanol.
menit. Setelah terjadi pemisahan, katup

44
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 5:(1), Januari 2017 ISSN: 2302-3589

Tahap Kromatografi mengenai kandungan gologan senyawa


metabolit sekunder yang terdapat
Proses selanjutnya adalah
dalam simplisia maupun ekstrak.
kormatografi. Penelitian selanjutnya
Kendungan metabolit sekunder
akan digunakan kromatografi kolom,
simplisia dan ekstrak akar bahar
untuk prosedur kromatografi kolom
disajikan pada tabel 1.
adalah sebagai berikut.
Sebelum mulai prosedur
Tabel 1. Hasil uji fitokimia simplisia dan
kromatografi semua peralatan
ektrak kasar gabungan sampel
disiapkan, kemudian kertas
Gorgonia
kromatografi dipotong-potong dan
berikan nomor. Gelas tabung kemudian Simpli Jenis ekstrak
dibersihkan untuk kromatografi dan sia
selanjut disiapkan tabung reaksi Gorgo Kulit Aksial
sebanyak 75. Prosedur kromatografi Kompo nia
kolom dapat dibagi dalam tahap berikut nen n- n-
ini : Bioaktif K Etil He Etil He
Aks Meta Meta
- Sampel larutan senyawa dikeringkan uli As k- ase k-
ial nol nol
dengan rotary evaporator dan t eta sa tat sa
pompa silica. na na
- Gelas tabung kromatografi diisi Alkaloid
dengan silica gel dan tambahkan N - Mayer - - + - - + - +
Heksana. - - - + - - + - +
- Larutan senyawa sampel dilatakkan Dragre
di puncak dari kolom dan mulai ndorff
titrasi. Koleksi dibuat setiap 75 ml - - - + - - + - +
dengan perubahan eluen didasarkan Wagner
pada kenaikan pelarut sesuai Flavono + + - + + - + +
peningkatan muatan kutub. id
- Setelah itu sampel dikeringkan Fenol - - + - + + - +
dengan rotary evaporator dan diberi hidrokui
tanda pada kromatografi kertas dan non
sampel yang sisa ditaruh di tabung Steroid + + + + + + + +
reaksi berdasarkan nomor urut. Triterpe - - - + + + + +
- Di dalam kromatografi kertas noid
penandaan didasarkan pada nomor Tanin + - - - - - - -
urut dan setelah nomor 1 – 5 Saponi + + + + + + - +
langsung pada kromatografi TLC n
(Thin Layer kromatografi). Komponen metabolit sekunder
- Di dalam wadah TLC ditaruh N yang terdeteksi pada palarut etil asetat
Heksana dan etil asetat dan lihat seperti flavanoid, triterpenoid, steroid,
pergerakan larutan. dan saponin kecenderungan
- Setelah itu keringkan larutan dengan terdeteksinya sama pada pelarut n-
alat pengering dan celupkan di heksana dibandingkan pelarut metanol.
dalam larutan contoh (larutan Hasil penelitian ini berbeda dengan
Pancaldi) dapat membantu Chen et. al. (2003) yang melaporkan
perubahan zat kimia dan keringkan metabolit sekunder hasil ekstraksi
lagi. menggunakan etil asetat dari karang
lunak Sinularia arborea berupa
HASIL DAN PEMBAHASAN diterpenoid dan steroid. Metabolit
Hasil literatur review Teffu, dkk. sekunder yang terdeteksi pada ekstrak
(2015) Skrining fitokimia dilakukan n-heksana pada kulit maupun Gorgonia
untuk memberikan gambaran awal tergolong dalam senyawa yang bersifat

45
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 5:(1), Januari 2017 ISSN: 2302-3589

non polar sama seperti sifat pelarut terbanyak diperoleh dari ekstrak
yang digunakan. N-heksana adalah methanol, n-heksana dan etil asetat.
hidrokarbon alkana rantai lurus yang
memiliki 6 atom karbon dengna rumus Tabel 2. Rendemen ekstrak gabungan
molekul C6H14. Isomer heksana tidak sampel Gorgonia
reaktif dan digunakan secara luas Rendemen (%)
sebagai pelaurt inert dalam reaksi Jenis
Kulit Aksial
Pelarut
organik karena heksana bersifat sangat Gorgonia Gorgonia
tidak polar. Heksana digunakan di n-Heksana 0,58 0,57
laboratorium untuk mengekstrak Etil asetat 0,15 0,74
minyak dan lemak (Aziz et. al., 2009. Metanol 6,99 3,44
Metabolit sekunder flavonoid
yang terdeteksi diduga berasal dari KESIMPULAN
warna koloni pada akar bahar.
Manuputty (2008) menyatakan warna 1. Tahap penelitian metabolism
koloni dipengaruhi oleh kandungan sekunder dan dari Gorgonia yaitu
pigmen dari alga uniseluler zooxanthela sebagai berikut : Ekstraksi, Partisi,
yang hidup bersimbiosis di dalam Kromatografi dan Spektroskopi.
jaringan koenensimnya. 2. Senyawa metabolisme sekunder
Metabolit sekunder fenol yang terdeteksi adalah :
hidrokuinon terdeteksi pada ekstrak Triterpenoid, Steroid, Flavonoid,
akar bahar menggunakan pelarut n- Sapononin.
heksana dan pelaurt methanol 3. Komponen metabolit sekunder yang
Metabolit sekunder steroid terdeteksi pada palarut etil asetat
terdeteksi di semua bahan baik seperti flavanoid, triterpenoid,
simplisia maupun ekstrak akar bahar steroid, dan saponin kecenderungan
pada berbagai pelarut. terdeteksinya sama pada pelarut n-
Triterpenoid terdeteksi pada heksana dibandingkan pelarut
ekstrak etil asetat, n-heksana dan metanol.
methanol pada kulit dan aksial ekstrak 4. Metabolit sekunder steroid terdeteksi
Gorgonia. di semua bahan baik simplisia
Saponin terdeteksi pada semua maupun ekstrak akar bahar pada
ekstrak akar bahar baik di luar maupun berbagai pelarut.
pada aksialnya kecuali ekstrak aksial 5. Triterpenoid terdeteksi pada ekstrak
menggunakan pelarut etil asetat, hal ini etil asetat, n-heksana dan methanol
menunjukkan secara keseluruhan pada kulit dan aksial ekstrak
ekstrak mengandung saponin. Van Gorgonia.
Dyck et. al. (2010) melaporkan 6. Saponin terdeteksi pada semua
kandungan saponin banyak terdapat ekstrak akar bahar baik di luar
pada teripang laut yang diekstraksi maupun pada aksialnya kecuali
menggunakan pelarut etanol-air. ekstrak aksial menggunakan pelarut
Hasil literatur review Teffu, dkk. etil asetat.
(2015), ekstraksi dalam penelitian ini
menggunakan metode maserasi.
Ekstraksi dilakukan secara bertingkat DAFTAR PUSTAKA
menggunakan pelarut yang memiliki Adnan, O. A., A. D. Akinpelu, O. A.
tingkat kepolaran yang berbeda yaitu n- Ogundaini and A. C. Obafemi.
heksana (nonpolar), etil asetat 2007. Studies on Antimicrobial,
(semipolar) dan methanol (polar). Hasil Antioxidant and Phytochemical
ekstraksi pada tabel 2 menunjukkan Analysis of Urena labata Leaves.
ekstraksi dengan menggunakan pelarut J. Phy. And Nat. Sci. 1 (2): 1-9.
yang berbeda menghasilkan rendemen
yang berbeda juga. Rendemen

46
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 5:(1), Januari 2017 ISSN: 2302-3589

Antonius, A. 2000. Threats to and gap in Caribean gorgonian corals.


Protection of Coral Reefs. BMC Evolutionary Biology. 7 (90):
University of Vienna, Germany. 1-9.
Aziz T, Ratih CKN, Fresca A. 2009. Gutierrez, M., T. L. Capson, He’ctor M.
Pengaruh Pelarut Heksana dan Guzma’n, J. Gonza’lez, R.
Etanol, Volume Pelarut, dan Ortega-Barri’a, E. Quin’oa’, and
Waktu Ekstraksi Terhadap Hasil R. Riguera. 2006. Antiplasmodial
Ekstraksi Minyak Kopi. Jurnal Metabolites Isolated from the
Teknik Kimia 1 (16):1-8). Marine Octocoral Muricea
Baker T. A., Wood J. B. Marine austere. J. Nat. Prod. 4:A-E.
Invertebrates of Bermuda. Hein Morris, Best Leo R., Pattison Scott
Common Sea Fan (Gorgonia and Arena Susan. 1993. Organic
ventalina). and Biochemistry Wadsworth.
Chen KH, Dai CF, Lu MC, Li JJ, Chen Belmont, California.
JJ, Chang YC, Su YD, Wang WH, Ikan, Raphael. 1991. Natural Products
and Sung PJ. 2013. Secondary A. Laboratory Guide. Acedemi
Metabolites from the Soft Coral Press. Inc. San Diego, California.
Sinularia arborea. Marine Drugs Kelman, D., U. Kashman, E.
(11):3372-3380. Rosenberg, A. Kushmaro and Y.
Cheng SY, Huang KJ, Wang SK, Duh Lova. 2006. Antimicrobial Activity
CY,. 2011. Cappilloquinol: a novel of Red Sea Corals. Mar. Biol.
farnesly quinol from the dongsha 149:357-363.
atoll soft coral Sinularia capillosa. Lehniger, N. C. 1993. Prinsiples of
Marine Drugs (9):1469-1476. Biochemestry. Publ. Inc. USA.
doi:10.3390/md9091469. Loomis, T.A. 1978. Toksikologi Dasar.
Fabricius Katherina and Alder Slade Diterjemahkan oleh Imono A. D,
Philip, 2001. Soft Corals and Sea Edisi III, 3, 228-233, IKIP
Fans. New Citho, Survey Hills Semarang-Press, Semarang.
Melbourne, Australia. Manuputty AEW. 2008. Isis Hippuris
Fabricius, K. and P. Alderslade. 2001. Lannaeus 1758: Oktokoral
Soft Corals and Sea Fans. Penghasil Anti Virus. Oseana
Australian Institute of Marine 33(1):19-24.
Science and The Museum and McFadden, C.S., Scott C. France, Juan
Art Gallery of Northern Territory, A. Sanchez and Phil Alderslade.
Australia. 2006. A Molecular Phylogenetic
Gao CH, Wang YF, Li S, Qian PY, and Analysis of the Octorallia
Qi SH. 2011. Alkaloids and (Cnidaria: Anthozoa) Based on
Sesquiterpenes from the South Mitochondrial protein-coding
China Sea Gorgonian sequences. Mol Phylo and Evo.
Echinogorgia pseudossapo. 41: 513-527.
Marine Drugs (9):2479-2487. Meyer, B.N., Feringgi, N.R., Putman.
Gerhart, D.J. 1983. The Chemical 1982. Brine Shrimp: Aconventient
Systematics of Colonial Marine General for Active Plant
Animals: An Estimated Phylogeny Constituent, Planta medica, 45,
of The Order Gorgonaceae 31-34. Dalam Dwitmaka, Y, 2001.
Based on Terpenoid Characters. Identitas Simpleks dan Uji
Biol. Bull. 164: 71-81. Toksisitas Akut Secara BST
Grajales, A., C. Aguilar and J. A. Ekstrak kulit batang Pule Alstonia
Sanchez. 2007. Phylogenetic Scholaris (L) R. Br. Program
Reconstruction Using Secondary Pascasarjana UGM. Program
Structures of Internal Transcribed Studi Ilmu Framasi, Jurusan Ilmu
Spacer 2 (ITS2, rDNA): finding Matematika dan Pengetahuan
the molecular and morphological Alam.

47
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 5:(1), Januari 2017 ISSN: 2302-3589

P. Dc. Leenheer, Lambert, Willy E. and Tanaka, J. Trianto, A. Musman, M.


Nelis Hans J. 1992.3 Modern Hamad, H, Isa. Ikuko, I, O. T,
Chromatography Analysis of Ichiba. Tatsuo, H. Wesley, Y, Y.
Vitamins. Marcell Deckher Inc. and Paul J, S. 2002. New
P. Dc. Leenheer, W. C. Lambert and I. Polyoxygenated Steroids
J. Nelis. 1992. Modern Exhibiting Reversal of Multidrug
Chromatography : Analysis of Reistance from the Gorgonian
Vitamins. Marcell Deckher Inc. Isis hippuris. University of
Purwoko, A.1998. Uji Toksisitas Ekstrak Ryukus. Japan.
Kloroform dan Ekstrak Methanol Teffu, Y.H., Suwandi, R., Nurjanah.
Beberapa Jamu Pengatur Haid 2015. Komponen Kimia dan
Dengan BST. Fakultas Farmasi Bioaktif Akar Bahar Gorgonian
UGM. Yogyakarta. (Genus Rumphella dan
Rohkayati, E. 2009. Analisis Senyawa Hicksonella) dari Pulau Raijua-
Antibakteri Pada Beberapa Jenis Nusa Tenggaran Timur. Jurnal
Karang Gorgonian dan IPHPI, Volume 18 Nomor 1. IPB
Identifikasi Berdasarkan Karakter Bogor.
Spikula. Skripsi FMIPA. Trianto, A., Yan Yan HAS,
Universitas Sebelas Maret. Ambraiyanto, Murwani, R. 2004.
Surakarta. Uji Toksisitas Ekstrak Gorgonian
Siswandono, Soekardjo, B. 1995. Kimia Isis hippuris Terhadap Nauplius
Medisinal. Penerbit Universitas Artemia Salina. Jurnal Ilmu
Airlangga Press. Surabaya. : 351- Kelautan. Volume 9 (2) : 61 – 66.
354 hlm. ISSN 0853-7291.
Sun ZH, Cal YH, Fan CQ, Tang GH, Zhao HY, Shao CL, Li ZY, Han L, Cao,
Luo HB and Yin S. 2014. Six New F and Wang CY. 2013. Bioactive
Tetraprenylated Alkaloids from pregnane steroids from a south
the South China Sea Gorgonian china sea gorgonian Carijoa sp.
Echinogorgia pseudossapo. Molecule (18):3458-3466.
Marine Drugs (12) 672-681.

48
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax

You might also like