Professional Documents
Culture Documents
Henri Nelista Mei Dawati, Puguh Karyanto, Bowo Sugiharto
Henri Nelista Mei Dawati, Puguh Karyanto, Bowo Sugiharto
Henri Nelista Mei Dawati, Puguh Karyanto, Bowo Sugiharto
a)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: henrinelista.meidawati@gmail.com
b)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: karyarina@yahoo.com
c)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: nuhabow@yahoo.com
ABSTRACT- The research aims to find out the differences of the analytical thinking skills
in Problem Based Learning model equipped by Mind Maps with conventional class towards
science first grade students of SMA Al Islam 1 Surakarta in the academic year 2013/2014. The
research was quasi-experimental research with posttest only non-equivalent control group
design. The population of the research was all of science first grade students SMA Al Islam 1
Surakarta in the academic year 2013/1014. The techniques of collecting data are test and non-
test methods. The form of test method is essay, whereas the forms of non-test method are
documentation and observation sheets. Data were analyzed by T-test, Kolmogorof-Smirnov test,
and Levene's test with SPSS 16. The results show that there are some differences in the
analytical thinking skills in Problem Based Learning model equipped by Mind Maps with
conventional class towards science first grade students of SMA Al Islam 1 Surakarta in the
academic year 2013/2014. The application of the learning model of Problem Based Learning
equipped by Mind Map has the higher average than the application of conventional methods.
The observation results indicate the resemblance of Problem Based Learning with the Mind Map
syntax. The result of the T-test shows a significant difference (sig <0.05) towards the analytical
thinking skills between the control class and the experimental class T-test value is 0.009. The
results of this study can be concluded that there are some differences in the analytical thinking
skills towards Problem Based Learning model equipped by Mind Maps with conventional class
towards science first grade students of SMA Al Islam 1 Surakarta in the academic year
2013/2014. Referring to the differences of the analytical thinking skills mean, the application of
Problem Based Learning model equipped by Mind Maps can affect the analytical thinking skills
students to be better.
102
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI
Volume 7,Nomor 2 Mei 2015
Halaman 102-113
mandiri (Arends, 2008). PBL mendasarkan Mind Map juga memudahkan dalam
psikologi kognitif sebagai basis teoritisnya. menempatkan informasi ke dalam otak dan
Fokus model PBL tidak banyak pada mengambil informasi dari otak. Mind Map
pengerjaan tugas yang diberikan pada siswa, mempunyai peran besar dalam proses
tetapi pada cara berfikir siswa selama pemetaan pikiran-pikiran kita yang
mereka mengerjakannya (Sugiyanto, 2009). memudahkan dalam mengingat, sehingga
Selain memiliki kelebihan, Problem memungkinkan kita menyusun fakta dan
Based Learning memiliki beberapa pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja
kelemahan. Menurut Sanjaya (2006) siswa alami otak dilibatkan sejak awal.
tidak memiliki minat apabila masalah yang Model PBL disertai Mind Map dapat
dipelajari sulit dipecahkan, keberhasilan membantu siswa dalam mengembangkan
pembelajaran melalui problem solving kemampuan berpikirnya. Salah satu tujuan
membutuhkan waktu lama dalam tahap pembelajaran dari banyak bidang studi
persiapan, tanpa pemahaman siswa terhadap adalah meningkatkan kemampuan siswa
pemecahan suatu masalah yang sedang dalam menganalisis materi pelajaran. Siswa
dipelajari membuat siswa tidak tertarik mempunyai daya kemampuan berpikir
untuk mempelajarinya, dan persiapan analitis baik apabila mereka dapat
pembelajaran yang kompleks meliputi alat, membedakan, mengorganisasikan, dan
problem dan konsep. mengatribusikan suatu permasalahan
Pencapaian hasil belajar yang pembelajaran dalam proses kognitifnya.
optimal diperlukan suatu alat pendidikan Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009)
ataupun media pembelajaran. Salah satu dalam proses menganalisis siswa harus
media pembelajaran yang dapat dikonstruk memiliki pengetahuan, pemahaman, dan
oleh siswa adalah peta pikiran (Mind Map). penerapan tertentu.
Mind Map membantu mengatur informasi
menjadi “terpetakan” yang memungkinkan METODE PENELITIAN
siswa untuk mengingat informasi lebih Penelitian yang dilaksanakan
lanjut dalam jangka waktu yang lama merupakan penelitian deskriptif kuantitatif
(Ruffini, 2008). Menurut Buzan (2007)
104
Henri Nelista Mei Dawati – Perbedaan Kemampuan Berpikir Analitis pada Model Problem
Based Learing disertai Mind Map dengan Kelas Konvensional pada Siswa Kelas X IPA SMA Al
Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014
yang menggunakan metode eksperimen model pembelajaran PBL disertai Mind Map
semu (Quasi exsperimental research). menggunakan angket keterlaksanaan sintaks
Rancangan penelitian adalah posttest Problem Based Learning disertai Mind Map.
only non-equivalent control group dengan Metode Dokumentasi digunakan untuk
menggunakan kelas eksperimen (model PBL mendapatkan data sekunder berupa data
disertai Mind Map) dan kelas control (kelas nilai ulangan akhir semester I mata pelajaran
konvensional). Biologi siswa kelas X IPA SMA Al Islam 1
Populasi dalam penelitian adalah Surakarta yang akan digunakan untuk
seluruh siswa kelas X IPA SMA Al Islam I menguji keseimbangan kemampuan awal.
Surakarta tahun pelajaran 2013/2014. Validasi instrumen penelitian dengan
Teknik pengambilan sampel dengan cluster uji validitas dan reliabilitas. Validitas isi dan
sampling, terpilih kelas X IPA 3 sebanyak validitas konstruk dilakukan oleh telaah ahli.
31 siswa sebagai kelas kontrol dan X IPA 4 Teknik analisa data terdiri dari uji prasyarat
sebanyak 31 siswa sebagai kelas dan uji hipotesis. Uji prasyarat meliputi uji
eksperimen. normalitas dan uji homogenitas. Uji
Variabel penelitian terdiri dari variabel normalitas menggunakan uji Kolmogorof
bebas yaitu model PBL disertai Mind Map Smirnov dan uji homogenitas menggunakan
dan variabel terikat yaitu kemampuan uji Levene’s. Sedangkan uji hipotesis
berpikir analitis. menggunakan uji t. Semua uji dibantu
Metode pengumpulan data meliputi program SPSS 16.
metode tes dan non tes. Metode tes
digunakan untuk mengambil data primer HASIL DAN PEMBAHASAN
yaitu data kemampuan berpikir analitis yang Hasil kemampuan berpikir analitis
dicerminkan dari hasil belajar siswa ranah siswa diukur dari hasil posttest
kognitif. Metode tes berupa tes uraian yaitu menggunakan tes tertulis yang diambil
tes berbentuk soal- soal uraian. Metode non setelah kegiatan pembelajaran. Data hasil
tes meliputi metode observasi dan metode kemampuan berpikir analitis didapatkan
dokumentasi. Metode observasi digunakan melalui posttest yang terdiri dari 6 butir soal
untuk mengukur keterlaksanaan sintaks essay dengan tipe soal C4.
105
Henri Nelista Mei Dawati – Perbedaan Kemampuan Berpikir Analitis pada Model Problem
Based Learing disertai Mind Map dengan Kelas Konvensional pada Siswa Kelas X IPA SMA Al
Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014
107
Henri Nelista Mei Dawati – Perbedaan Kemampuan Berpikir Analitis pada Model Problem
Based Learing disertai Mind Map dengan Kelas Konvensional pada Siswa Kelas X IPA SMA Al
Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014
Gunung Kelud dengan aktivitas siswa dalam mengalami proses pembelajaran dengan
membuang air detergen ke selokan disertai melibatkan lingkungan secara langsung,
dengan pertanyaan- pertanyaan lanjutan. sehingga memudahkan siswa dalam
Pertanyaan tersebut dapat mengantarkan memahami konsep pembelajaran dan
siswa menyusun pertanyaan dalam mengkonstruksi pengetahuannya secara
pemikirannya yang berkaitan dengan aktif. Hal tersebut sejalan dengan teori
masalah kerusakan lingkungan. Pertanyaan konstruktivisme sebagai teori yang
dalam pemikiran siswa muncul dikarenakan melandasi model PBL yaitu lebih
siswa mengalami proses pengolahan berpikir menekankan pada kebutuhan siswa untuk
analitis karena siswa mencoba menginvestigasi lingkungannya dan
mengidentifikasi hubungan antara mengkonstruksikan pengetahuannya secara
meletusnya Gunung Kelud dengan aktivitas mandiri.
siswa membuang air detergen, serta Tahap orientasi selanjutnya adalah
mengidentifikasi dampak dan penyebabnya. guru meminta siswa mengajukan pertanyaan
Hal tersebut sesuai dengan penelitian atau permasalahan yang didapatkan dari
Widodo (2006) yang mengatakan bahwa pengamatan lingkungan sekitar sekolah.
sebagian pihak berpendapat bahwa gurulah Menurut Slameto (2003) di dalam
yang harus banyak bertanya sebab dengan lingkungan banyak hal yang dapat dipelajari
demikian guru bisa membimbing dan oleh siswa. Merujuk pada lingkungan belajar
mendorong siswa untuk berpikir. siswa, beberapa siswa mengajukan
Selanjutnya, guru membimbing siswa dalam pertanyaan dan menanggapi rumusan
merumuskan tujuan pembelajaran permasalahan yang mereka ajukan. Guru
berdasarkan pertanyaan yang telah mengajak siswa untuk mendiskusikan
dirumuskan siswa dalam pikirannya. rumusan permasalahan yang diusulkan siswa
Tahap selanjutnya, guru meminta melalui diskusi kelas. Guru sebagai
siswa untuk melakukan pengamatan fasilitator dalam pembelajaran membantu
disekitar lingkungan sekolah mengenai siswa memilah masalah yang berkaitan
kerusakan lingkungan disekitar lingkungan dengan materi kerusakan lingkungan secara
sekolah. Pengamatan dilakukan agar siswa jelas, sehingga tujuan pembelajaran PBL
108
Henri Nelista Mei Dawati – Perbedaan Kemampuan Berpikir Analitis pada Model Problem
Based Learing disertai Mind Map dengan Kelas Konvensional pada Siswa Kelas X IPA SMA Al
Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014
109
Henri Nelista Mei Dawati – Perbedaan Kemampuan Berpikir Analitis pada Model Problem
Based Learing disertai Mind Map dengan Kelas Konvensional pada Siswa Kelas X IPA SMA Al
Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014
110
Henri Nelista Mei Dawati – Perbedaan Kemampuan Berpikir Analitis pada Model Problem
Based Learing disertai Mind Map dengan Kelas Konvensional pada Siswa Kelas X IPA SMA Al
Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014
meminta siswa merekonstruksikan pikiran penguatan dari guru sebagai fasilitator pada
dan kegiatan mereka selama fase pelajaran. proses pembelajaran. Pada tahap ini guru
Siswa merekonstrusikan pikiran dan berperan dalam meluruskan pemahaman dan
kegiatan mereka dengan memikirkan kapan pengetahuan siswa yang belum terkonstruksi
mereka mulai yakin terhadap solusi dengan baik.
permasalahan kerusakan lingkungan yang Tahap penerapan Mind Map
mereka temukan di sekitar lingkungan dilaksanakan pada pertemuan ketiga setelah
sekolah, kapan mereka mulai yakin terhadap guru mereview materi pembelajaran. Guru
solusi yang mereka berikan, mengapa meminta siswa membuat catatan berupa
mereka menolak penjelasan tertentu, Mind Map pengetahuan siswa yang didapat
mengapa mereka mengubah pikirannya dari awal sampai akhir pembelajaran.
dalam menyelesaikan permasalahan Tujuan guru meminta siswa membuat Mind
kerusakan lingkungan. Menurut Savery Map yaitu sebagai pendukung
(2006) dalam proses menganalisis apa yang pengembangan kemampuan berpikir analitis
telah dipelajari selama proses mengatasi siswa melalui penerapan model PBL dalam
masalah dan diskusi tentang konsep dan menemukan dan mengembangkan ide atau
prinsip-prinsip yang dipelajari, peserta didik gagasan hasil pemikirannya menjadi sebuah
akan sangat dekat dengan rincian langsung catatan yang akan mempermudah mereka
dari masalah dan solusi yang diajukan. dalam belajar. Semua siswa telah membuat
Evaluasi terhadap permasalahan Mind Map dengan pola yang berbeda-beda
kerusakan lingkungan menjadi peran bagi pada setiap siswa sesuai dengan kemampuan
guru untuk mengarahkan dan membimbing berpikirnya masing-masing. Hal tersebut
siswa dalam memperoleh solusi yang tepat sesuai dengan pendapat Ngalimun (2012)
untuk menyelesaikan masalah kerusakan bahwa Mind Map sangat cocok untuk
lingkungan serta mendorong siswa untuk mereview pengetahuan awal siswa.
mengusulkan perubahan solusi terhadap Serangkaian kegiatan yang telah
permasalahan lingkungan sekitar. Evaluasi dilakukan guru dan siswa dalam proses
pada tahap tersebut bermanfaat bagi siswa, pembelajaran dengan menerapkan model
karena siswa membutuhkan pembenaran dan PBL disertai Mind Map menimbulkan
111
Henri Nelista Mei Dawati – Perbedaan Kemampuan Berpikir Analitis pada Model Problem
Based Learing disertai Mind Map dengan Kelas Konvensional pada Siswa Kelas X IPA SMA Al
Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014
interaksi yang baik antara guru dan siswa. rerata antara penerapan model PBL disertai
Siswa mendapatkan pengalaman yang baru Mind Map dengan kelas konvensional
dalam proses pembelajaran tersebut, terhadap kemampuan berpikir siswa kelas X
sehingga mendukung siswa untuk IPA SMA Al Islam 1 Surakarta. Penerapan
memahami materi tentang kerusakan model PBL disertai Mind Map mempunyai
lingkungan. Pemahaman siswa dapat dilihat rerata lebih tinggi dibanding penerapan
dari tes evaluasi yang diberikan oleh guru, metode konvensional. Merujuk pada
terhadap jawaban soal uraian yang tepat atau perbedaan rerata tersebut, penerapan model
belum tepat. PBL disertai Mind Map dapat
Hasil tes evaluasi siswa di akhir mempengaruhi kemampuan berpikir siswa
pertemuan, secara kuantitatif didapatkan menjadi lebih baik.
rata-rata kelas eksperimen 68,23 sedangkan
kelas kontrol 61,06. Secara deskriptif DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan bahwa hasil kemampuan Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R.
berpikir analitis siswa pada kelas (2010). Kerangka Landasan
Untuk PEMBELAJARAN,
eksperimen yang menerapkan model PBL
PENGAJARAN, DAN ASESMEN
disertai Mind Map lebih baik daripada kelas Revisi Taksonomi Pendidikan
kontrol yang menerapkan metode Bloom. Yogyakarta: PUSTAKA
PELAJAR.
konvensional dengan ceramah. Berdasarkan
uraian hasil penelitian diatas menunjukkan Arends, R. I. (2008). LEARNING TO
TEACH Belajar untuk Mengajar.
bahwa model PBL disertai Mind Map dapat
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
meningkatkan kemampuan berpikir analitis
Barrows, H. (1996). New direction for
siswa. Dengan demikian, model PBL
teaching and learning "Problem
disertai Mind Map efektif untuk pencapaian Based Learning medichine and
kemampuan berpikir analitis siswa. beyond : A brief overview. Jossey
Bass Publishers.
112
Henri Nelista Mei Dawati – Perbedaan Kemampuan Berpikir Analitis pada Model Problem
Based Learing disertai Mind Map dengan Kelas Konvensional pada Siswa Kelas X IPA SMA Al
Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014
113