Professional Documents
Culture Documents
720 1286 1 PB Pasang Surut Hub Agama Agam
720 1286 1 PB Pasang Surut Hub Agama Agam
tssN 0215-0492
$TIIDIA I$TA[{II(A
Indonesian Journal for lslamic Studies
Vol, 7. no. 1.2000
EDITORIALBOARD:
M. Quraish Shihab (IAIN laknrta)
Taufik Abdullah (LIPI laknrta)
Nur M. Fadhil Lubis (IAIN Sumatra Utara)
M.C. Ricklefs ( Melbourne Uniaersity )
Martin aan Bruinessen (Utrecht Unioersity)
lohn R. Bowen (Washington Uniaersity, St. Louis)
M. Atho Mudzhar (IAIN Yogyakarta)
M. Kamal Hasan (International Islamic Unioersity, Kuala Lumpur)
EDITOR-IN-CHIEF
Azytmardi Azra
EDITORS
lohan H. Meuleman
lajat Burhanuddin
Fuad labali
Oman Fathurahman
COVERDESIGNER
S. Prinka
orang nelayan Madura dan Bugis serta pedagang Cina dan Arab ditem-
patkan di pusat kota dan menjadi model bagi ekonomi plural. Juga
ikut menempati Banyuwangi adalah orangJawa Tengah, yang orang
lok al Banyuwan gi menyebut mereka seb a gai u an g ku lon an, atlr wan g
Mentaratn.
Keunikan posisi Banyuwangi ini berakibar pada beragamnya corak
keberagaman masyarakat. Di satu fihak, keadaan Banyuwangi tidak
bisa terlepas dari proses hlamisasi yang mendominasi Jawa sejak abad
ke-13, bahkan sampai sekarang ini. Namun di lain pihak, Banyuwa-
ngi juga memberikan indikasi bahwa proses islamisasi di Jawa tidak-
lah seragam dengan hasil yang sama (16). Keberadaan masyarakat lokal
Banyuwangi yang masih percaya pada kultus Jawa (laaanist cuh)
memberi corak tersendiri bagaimana anrarkelompok berbeda ritual
berinteraksi. Belum lagi keberadaan Hindu dan Aliran kebatinan (la-
vanist Pbilosoplry) hidup berkembang baik di wilayah ini. Semua ini
menjadi gambaran keragamaan masyarakat Banyuwangi, ,iika tidak
bisa dikatakan unik, yang berbeda dengan keadaan masyarakat Jawa
pada umumnya.
Catatan
1. Clifford Geerz, TIte Religian of Java, (Glencoe: The Free Press, 1960). Dalam
wawancarany^ yang dimuat di majalah Cultural Anthropology, Geerrz
mengungkapkan bahwa pada mulanya ia tak setuju dengan judul buku tersebur,
karena tidak sepenuhnya cocok dengan bahasan di dalamnya. Namun penerbit
beralasan bahwa judul TIte Relzginn offava akan lebih menarik, dan lebih pendng
dari iru karya Geerz tersebut meneruskan cita-cita Veber yang menulis agama
dalam berbagai masyarakat.
2. Beberapa karya berikut ini ditulis sebagai respon-baik mengkritik maupun
mendukung-terhadap karya klasik Clifford Geeftz, yakni Harsa Bahtiar, "The
Religion of Java: a Commentary", Majalab llmu-Ilrnu Sastra Indonesia,5, 1973,
hal. 85-110; Zaini Muchrarom, Santri dan Abangan di Jaun, Sakarta: INIS, lggg);
Hefner, "Islamizing Java? Religion and Politics in Rural East Java", Joumal of
Asizn Studies, 46, 3, 7987, hal. 533-555; Talal Asad, "Anthropological Concep-
tions of Religion: Reflection on Geenz", /4az (NS), 18, 1983, hal.23l-259;\X/ill-
iam R. Roff, "Islam Obscured? Some Reflection on Sudisn on Islam and Sociery
in Southeast A sia," , Archipel, 29 , 1985, hal. Z-34; John R. Bowen, " Western Srudies
of Soutleast Asian hlam: Problem of Theory and Practice", Studia Ishrniha,Yol.
II, No. 4, 1955; Lihat pula Muhaimin A.G., "The Islamic Tradition of Cirebon:
Ibadat and Adaf among Javanese Muslims" Ph.D. Thesis, Canberra: The Ausrra-
lian National University, 1995.
3. Lihat Mark R. Woodward, Iskrn in Java: Normatioe Piery and Mysticism in the
Suhanate of Yogtakarta, fftcson: University of. Arizona Press, 1989).
4. Lihat karyanya, "Six Crnruries of Islamization in Java", dalam Nehemia Levtzron
(ed.), Conoenian to Islam, (New York: Holmes and Meir, 1929).
5. Fredrick Banh, Balinese Vl'orlds, (Chicago: Chicago Universiry Press, 1993).
Jamhari ddakh saf pengajar pdda Fakuhas Dakuah, IAIN Syarif Hida-
yatullah, Jakarta; n'temperoleh gelar PhD dalam bidang Antropologi dari
The Australian National Uniaersity (ANU), Canberua.