Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 9

HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA

DI DUSUN MIRI DESA SRIHARJO IMOGIRI BANTUL YOGYAKARTA

Marina Mila1, Anida2, Yuli Ernawati3

1
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Husada Yogyakarta,
arine.mila@gmail.com
2
Dosen Prodi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Husada
Yogyakarta, anida@gmail.com
3
Dosen Prodi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Husada
Yogyakarta, yuliernawati@gmail.com
Diterima….November 2016 : disetujui November 2016

ABSTRACT

HIGH BLOOD PRESSURE has become a disease of concern in many countries in the
world, the prevalence of hypertension in Indonesia was 26.5 percent. Special Region of
Yogyakarta (DIY) belong to a group with the number of hypertension patients is quite high
at 25% . Bantul Yogyakarta Province which includes the districts with the number of people
with hypertension is high at 26.12%. Based on data from the District Health Office in
Bantul in 2015, cases of hypertension highest in Puskesmas Imogiri II with a number of
5260 cases, data hypertension highest in the village Sriharjo with a number of 562 cases, and
Hamlet highest Dusun Miri with the number of cases of
hypertension as many as 88 cases. Objective To determine the relationship of physical
activity on blood pressure in elderly in the village of Miri, Sriharjo, Imogiri, Bantul,
Yogyakarta. This study used a survey of observational with cross sectional approach,
th
as well as data analysis using e Fisher exact test. fisher exact test results between
physical activity levels of blood pressure in the elderly in the village of Miri, Sriharjo,
Imogiri, Bantul, Yogyakarta, known fisher exact significance of test results obtained Pearson
chi-square value amounted to 31,080, with 0,000 p value <0.05. Because the p value less
than 0.05, then it can be concluded there is a correlation between physical activity levels of
blood pressure in the elderly in the village of Miri, Sriharjo, Imogiri. Conclusion there is a
relationship between physical activity with the blood pressure in the elderly in the village of
Miri, village Sriharjo, Imogiri, Bantul, Yogyakarta.

Keywords: physical activity, blood pressure, elderly.

719
ABSTRAK

TEKANAN DARAH TINGGI telah menjadi penyakit yang menjadi perhatian


di banyak Negara di dunia, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 persen.
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) termasuk kelompok dengan jumlah
penderita hipertensi yang cukup tinggi yaitu sebesar 25% . Provinsi DIY yaitu
kabupaten Bantul termasuk kabupaten dengan jumlah penderita hipertensinya
tinggi yaitu sebesar 26,12 %. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Bantul pada tahun
2015, kasus hipertensi tertinggi yaitu di Puskesmas Imogiri II dengan jumlah
kasus 5260 kasus, data hipertensi tertinggi di desa Sriharjo dengan jumlah kasus 562
kasus, dan Dusun tertinggi yaitu Dusun Miri dengan jumlah kasus hipertensi
sebanyak 88 kasus. Tujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan
tekanan darah pada lansia di idusu Miri, Desa Sriharjo, Imogiri, Bantul, Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan survey observasional, dengan pendekatan crosssectional,
serta analisis data menggunakan uji Fisher exact. Hasil uji fisher exact antara
aktivitas fisik dengan tingkat tekanan darah pada lansia di dusun miri, desa
sriharjo, imogiri, bantul, Yogyakarta, diketahui hasil uji fisher exact kemaknaan yang
didapat nilai pearson chi-square sebesar 31.080, dengan nilai p value 0,000 <0,05.
Karena nilai p value kurang dari 0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan antara
aktivitas fisik dengan tekanan darah pada lansia di dusun Miri, Sriharjo, Imogiri,
Bantul. Kesimpulan ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah pada
lansia di dusun Miri, desa Sriharjo, Imogiri, Bantul, Yogyakarta.

Kata Kunci : aktivitas fisik, tekanan darah, lansia

PENDAHULUAN tidak menimbulkan gejala atau


1
Tekanan darah tinggi, atau yang asimptomatik seperti penyakit lain .
sering disebut dengan hipertensi, Prevalensi hipertensi di
merupakan salah satu faktor risiko
Indonesia yang didapat melalui
penyakit kardiovaskuler dengan pengukuran pada umur ≥18 tahun
prevalensi dan kematian yang cukup sebesar 25,8 persen. Prevalensi
tinggi terutama di negara-negara maju hipertensi di Indonesia yang didapat
dan di daerah perkotaan di negara melalui kuesioner terdiagnosis tenaga
berkembang, sepertinya halnya di
kesehatan sebesar 9,4 persen, yang
Indonesia. Hipertensi disebabkan oleh
didiagnosis tenaga kesehatan atau
adanya tekanan darah yang tinggi
sedang minum obat sebesar 9,5 persen.
melebihi normalnya. Hipertensi
Jadi, ada 0,1 persen yang minum obat
dikenal juga sebagai silent killer atau sendiri. Responden yang mempunyai
pembunuh terselubung yang tekanan darah normal tetapi sedang
minum obat hipertensi

720
sebesar 0.7 persen. Jadi prevalensi dan kebugaran individu dipengaruhi
hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 oleh jenis kelamin, umur, genetik,
persen (25,8% + 0,7 %). Prevalensi aktivitas fisik, dan status gizi. Aktivitas
hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% fisik yang baik dan rutin akan melatih
pada tahun 2013, tetapi yang otot jantung dan tahanan perifer yang
terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan dapat mencegah peningkatan tekanan
atau riwayat minum obat hanya sebesar 7
darah .
2
9,5% . Aktivitas fisik tidak
Provinsi Daerah Istimewa membutuhkan banyak biaya, kita cukup
Yogyakarta (DIY) termasuk kelompok melakukan aktivitas fisik yang rutin
dengan jumlah penderita hipertensi secara teratur minimal 30 menit
3 8
yang cukup tinggi yaitu sebesar 25% . perhari . Hal ini bisa mengurangi resiko
Hasil survey kesehatan daerah pada meningkatnya tekanan darah
tahun 2013 menunjukkan bahwa DIY dikarenakan aktivitas akan melebarkan
merupakan provinsi dengan peringkat diameter pembuluh darah (vasodilatasi)
penderita hipertensi tertinggi ke lima di dan membakar lemak dalam pembuluh
seluruh Indonesia. Prosentase penderita darah jantung, sehingga melancarkan
4 9
hipertensi di DIY mencapai 35,80% . aliran darah . Jenis aktifitas fisik yang
Salah satu kabupaten di Provinsi DIY dapat dilakukan misalnya berjalan kaki,
yaitu kabupaten Bantul termasuk berkebun, kerja di taman, mencuci
kabupaten 5
pakaian dll .
dengan jumlah penderita hipertensinya
5
tinggi yaitu sebesar 26,12 % DinKes Berdasarkan data dari Dinas
Bantul 2015. Kesehatan Kabupaten Bantul pada
Kemampuan melakukan aktivitas tahun 2015, kasus hipertensi tertinggi
fisik merupakan salah satu indikator yaitu di Puskesmas Imogiri II dengan
kesehatan karena lansia mampu jumlah kasus 5260 kasus, diikuti
melakukan aktivitas seperti berdiri, Puskesmas Kasihan I dengan total
bekerja, dan berjalan. Kemampuan
kasus 5021, dan Puskesmas
lansia untuk beraktivitas tidak terlepas Bambanglipuro dengan total kasus 2653
dari keadekuatan sistem kasus. Penderita hipertensi tertinggi
persyarafan dan muskuloskeletal. 5
terdapat pada kelompok lanjut usia .
Aktivitas fisik/latihan fisik yang baik,
terukur, benar, dan teratur dapat
Dari studi pendahuluan yang
mengurangi resiko terjadinya penyakit
dilakukan di Puskesmas Imogiri II
tidak menular (PTM) dan dapat
meningkatkan derajat kesehatan dan Bantul diperoleh data hipertensi
tertinggi di desa Sriharjo dengan jumlah
6
kebugaran jasmani . Derajat kesehatan kasus 562 kasus, dan Dusun

721
tertinggi yaitu Dusun Miri dengan lansia penderita tekanan darah tinggi di
jumlah kasus hipertensi sebanyak 88 Dusun Miri, Desa Sriharjo, Imogiri,
kasus. Dan dari hasil wawancara Bantul, dengan meneliti variabel
dengan petugas kesehatan dan beberapa hubungan aktifitas fisik dengan tekanan
lansia pada tanggal 26 Juli 2016 bahwa darah pada lansia di Dusun Miri.
kebiasaan aktivitas fisik yang dilakukan Aktifitas fisik diukur dengan
oleh lansia adalah berkebun, bekerja di menggunakan kuesionare dan
sawah serta mengayuh sepeda ketika tekanan darah dihitung dengan
hendak bepergian kemana-mana. Untuk menggunakan sphigmomanometer jenis
itu maka peneliti ingin melakukan air raksa. Teknik analisis data
menggunakan uji Chi-square namun
penelitian tentang Hubungan Aktivitas karena salah satu syarat uji chi-square
Fisik dengan Tekanan Darah pada lansia tidak terpenuhi yaitu salah satu cell <5,
di Dusun Miri, Desa Sriharjo, Imogiri, maka uji alteratif yang digunakan
Bantul. adalah uji Fisher exact dengan tingkat
signifikan 0,05
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian kuantitatif dengan Aktifitas Fisik Lansia di Dusun Miri
menggunakan metode survey Berikut ini merupakan aktivitas
observasional dengan pendekatan cross fisik responden di Dusun Miri, Sriharjo,
sectional. Populasi dalam penelitian ini Imogiri, Bantul
sebanyak 88 lansia penderita tekanan
darah tinggi dengan sampel 60 orang

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik di Dusun


Miri,Sriharjo,Imogiri, Bantul

Sumber: data primer, 2016

Berdasarkan Tabel 1, diketahui yang dapat mempengaruhi tekanan


bahwa responden dengan aktivitas fisik darah, diantaranya adalah umur, jenis
ringan yaitu 53 responden kelamin, pekerjaan, pendidikan, serta
(88,3%) dan responden dengan aktivitas aktivitas fisik. Berdasarkan umur,
fisik berat yaitu 7 responden (11,7%). diketahui bahwa responden yang
10 berumur 46-55 tahun sebanyak 27
Menurut , ada beberapa hal

722
orang (45%) dan kelompok umur 56-65 13
tekanan darah tinggi . Faktor-faktor
tahun sebanyak 33 orang (55%). Dimana
Pada orang lanjut usia, arterinya lebih yang dapat mempengaruhi tekanan
darah tinggi yaitu faktor yang dapat
keras dan kurang
dikontrol meliputi asupan garam,
fleksibel terhadap darah. Hal ini aktivitas fisik dan obesitas dan yang
mengakibatkan peningkatan tekanan tidak dapat dikontrol meliputi umur,
sistolik. Tekanan diastolik juga 14
jenis kelamin dan gen . Berdasarkan
meningkat karena dinding pembuluh
konsumsi makanan asin, diketahui
darah tidak lagi retraksi secara fleksibel
bahwa responden yang suka konsumsi
pada penurunan tekanan darah.
makanan asin sebanyak 15 responden
Semakin tua usia seseorang maka akan
(25%) dan responden yang tidak suka
semakin rentan terkena penyakit
konsumsi makanan asin
terutama penyakit tekanan
sebanyak 35 responden (75%). Konsumsi
11
darah tinggi atau hipertensi . garam memiliki efek langsung terhadap
Berdasarkan jenis kelamin, diketahui tekanan darah. Faktor yang tidak dapat
bahwa responden berjenis kelamin laki- dikontrol, diantaranya adalah
laki sebanyak 25 orang (42%) dan keturunan, 70-80% penderita hipertensi
perempuan sebanyak 35 orang (58%). ditemukan ada riwayat dalam
12 keluarganya, jenis
Berdasarkan hasil penelitian ,
perempuan cenderung menderita kelamin, kaum laki-laki paling beresiko
hipertensi daripada laki-laki. Pada hipertensi karena memiliki faktor
penelitian tersebut sebanyak pendorong, seperti stres, kelelahan, dan
27,5% perempuan mengalami makan tidak terkontrol, pada umumnya,
hipertensi, sedangkan untuk laki-laki hipertensi menyerang pria pada usia di
hanya sebesar 5,8%. Perempuan akan atas 31 tahun, sedangkan pada wanita
mengalami peningkatan resiko terjadi setelah usia 45 tahun
tekanan darah tinggi (hipertensi) (menopause).
setelah menopouse yaitu usia diatas
45 tahun. Perempuan yang belum Tekanan Darah Lansia di Dusun Miri
menopouse dilindungi oleh hormon Berikut ini merupakan tingkat
estrogen yang berperan dalam tekanan darah responden di Dusun
meningkatkan kadar High Density Miri, Sriharjo, Imogiri, Bantul
Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol
HDL rendah dan tingginya kolesterol
LDL (Low Density Lipoprotein)
mempengaruhi terjadinya proses
aterosklerosis dan mengakibatkan

723
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Tekanan Darah
Lansia Di Dusun Miri, Sriharjo, Imogiri, Bantul

Sumber : data primer

Berdasarkan Tabel 2, diketahui kuat, penurunan kebutuhan oksigen


bahwa responden dengan tingkat jantung pada intensitas tertentu,
tekanan darah tinggi yaitu 51 responden penurunan lemak badan dan berat
(85%) dan responden dengan tingkat badan serta menurunkan tekanan
tekanan darah normal yaitu 9 responden 16
darah . Kurangnya aktifitas fisik
(15%). Pekerjaan berpengaruh kepada
meningkatkan risiko menderita
aktifitas fisik seseorang, orang yang
hipertensi karena meningkatkan risiko
tidak bekerja aktifitasnya tidak banyak
kelebihan berat badan. Orang yang
sehingga tidak aktif beraktivitas fisik juga
dapat meningkatkan kejadian
cenderung mempunyai frekuensi
15
hipertensi . Ditinjau dari pekerjaan, denyut jantung yang lebih tinggi
diketahui bahwa responden yang sehingga otot jantungnya harus
bekerja 42 orang (70%), dan yang tidak bekerja lebih keras pada setiap
bekerja 18 orang (30%). Melalui kegiatan kontraksi. Makin keras dan sering otot
aktivitas fisik jantung dapat bekerja jantung harus memompa, makin besar
secara lebih efisien. Frekuensi 17
tekanan yang dibebankan pada arteri .
denyut nadi berkurang, namun
kekuatan memompa jantung semakin

Hubungan Aktifitas Fisik dengan Tingkat Tekanan Darah di Dusun Miri, Desa
Sriharjo, Imogiri, Bantul

Tabel 3. Hasil Analisis Aktivitas Fisik Dengan Tingkat Tekanan Darah Di


Dusun Miri, Desa Sriharjo, Imogiri, Bantul

Catatan : significance < 0,05

724
Berdasarkan pada Tabel 10, hasil 17
uji fisher exact kemaknaan yang pembuluh darah tersebut . Keadaan
aliran darah yang kurang lancar
didapat nilai pearson chi-square sebesar merupakan masalah kesehatan saat ini,
31.080, dengan nilai p value 0,000 < 0,05. dimana orang-orang yang kurang
Karena nilai p value kurang dari melakukan aktivitas fisik. Kurang
0,05, maka Ha diterima dan H0 ditolak, aktivitas fisik menjadikan daya
dengan demikian dapat disimpulkan pompa jantung kurang optimal.
ada hubungan antara aktivitas fisik
Sehingga aliran darah dalam tubuh
dengan tekanan darah pada lansia di
tidak lancar. Kurangnya aktifitas fisik
dusun Miri, Sriharjo,
meningkatkan risiko menderita
Imogiri, Bantul. Kurangnya aktifitas fisik hipertensi karena meningkatkan risiko
meningkatkan risiko menderita kelebihan berat badan. Orang yang
hipertensi karena meningkatkan risiko tidak aktif juga cenderung mempunyai
kelebihan berat badan. Orang yang frekuensi denyut jantung yang lebih
tidak aktif juga cenderung mempunyai tinggi sehingga otot jantungnya harus
frekuensi denyut jantung yang lebih bekerja lebih keras pada setiap
tinggi sehingga otot jantungnya harus kontraksi. Makin keras dan sering otot
bekerja lebih keras pada setiap jantung harus memompa, makin besar
kontraksi. Makin keras dan sering otot
17
jantung harus memompa, makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri .
tekanan yang dibebankan pada Sejalan dengan penelitian yang
18 12
arteri . Berbagai penelitian dilakukan oleh yang meneliti tentang
membuktikan bahwa orang-orang yang Hubungan aktivitas fisik dengan
tekanan darah pada lansia hipertensi.
rendah tingkat kebugarannya atau tidak
Hasil penelitian tersebut membuktikan
banyak bergerak dapat meningkatkan
adanya hubungan yang
tekanan darah. Kebugaran dapat
signifikan antara aktivitas fisik dengan
diperoleh dari aktivitas fisik. Aktivitas
tekanan darah pada lansia. Penelitian di
fisik yang dilakukan secara
kelurahan Tlogosari Kulon Semarang
teratur menyebabkan perubahan- yang dilakukan oleh Rumsari tahun
perubahan misalnya otot-otot jantung 2009, meneliti tentang hubungan antara
bertambah kuat pada polosnya sehingga riwayat aktivitas fisik dengan kejadian
daya tampung besar dan konstruksi hipertensi pada usia 45-54 tahun
atau denyutannya kuat dan teratur diperoleh bahwa ada hubungan yang
selain itu elastisitas pembuluh darah signifikan antara aktivitas fisik dengan
akan bertambah karena adanya rileksasi tingkat tekanan darah pada lansia.
dan vasodilatasi sehingga timbunan
lemakakan berkurang dan
meningkatkan konstraksi otot dinding

725
KESIMPULAN serta dapat dikembangkan dengan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh menambah variabel lain yang dapat
hasil sebagai berikut : mempengaruhi tekanan darah seperti
Dari hasil penelitian aktivitas fisik stress, konsumsi alkohol, kebiasaan
dapat dilihat bahwa 53 responden merokok serta konsumsi garam
(88,3%) lansia masih tergolong aktivitas berlebih.
fisik rendah dan 7 responden (11,7%)
lansia tergolong aktivitas fisik berat.
DAFTAR PUSTAKA
Dari hasil penelitian diketahui
bahwa responden dengan tekanan darah
tinggi yaitu 51 responden
Aris, S. 2007. Mayo Clinic Hipertensi,
(85%) dan responden dengan Mengatasi Tekanan Darah Tinggi.
tekanan darah normal yaitu 9 responden
Jakarta: PT Intisari
(15%).
Boedhi, D. 2009, Profil Penduduk Lanjut
Dari hasil analisis tentang
Usia. Jakarta: Komnas Lansia
hubungan aktivitas fisik dengan tingkat
tekanan darah dapat dilihat bahwa hasil Bustan, M. N. 2009. Epidemiologi
uji fisher exact kemaknaan yang didapat Penyakit Tidak Menular. Rineka
sebesar nilai asymp.S ig(2-sided) 0,000 < Cipta. Jakarta.
0,05 yang berarti ada hubungan antara
aktivitas fisik dengan tekanan darah Cahyono, S.B. 2008, Gaya Hidup dan
Penyakit Modern, Yogyakarta :
pada lansia di dusun
KanasiuS.
Miri, Sriharjo, Imogiri, Bantul,
Yogyakarta. Dinkes Bantul 2015, Profil
Narasi Dinkes Bantul,
SARAN didapatkan dari

Bagi Pengelola Puskesmas Imogiri II http://dinkes.bantulkab.go.id/fil


BantuL estorage/dokumen/2014/08/nara
si%20profil%202015.pdf:
Dengan adanya penelitian ini
diakses pada tanggal 2 Mei 2016
diharapkan pihak puskesmas dapat
mengadakan penyuluhan tentang Fatmah 2011, Gizi Usia Lanjut. Jakarta,
pentingnya aktivitas fisik pada usia Erlangga.
lanjut sehingga dapat menurunkan
Kemenkes RI 2003, Masalah Hipertensi di
kejadian penyakit hipertensi di
Indonesia, diperoleh dari
masyarakat.
www.jkn.kemenkes.go.id.
Bagi Peneliti selanjutnya diakses tanggal 29 April 2016.

Penelitian ini dapat dijadikan


referensi bagi peneliti selanjutnya

726
Kozier,B., dkk, 2009. Buku Ajar Praktik Vedyik F. 2012, Hubungan Aktivitas
Keperawatan Klinis Kozier Fisik dengan Tekanan Darah Pada
Erb.Jakarta: EGC. Lansia Hipertensi. KTI.
Program Studi DIII
Kristanti, M. dkk 2009, Kondisi Fisik
Keperawatan. Fakultas Ilmu
Kurang Gerak dan Instrumen
Pengukuran, Jakarta : EGC. Kesehatan. Universitas
Muhhammadiyah Ponorogo
Mediatama. Rahajeng, E. 2009.Prevalensi
Hipertensi Dan Determinannya. Wardani, NEJ. & K. Roosita. (2008).
Majalah Kedokteran. Indonesia Aktivitas Fisik, Asupan Energi
dan Produktivitas Kerja Pria
Mediatama. Sheeps, 2005, Mayo Clinic
Dewasa: Studi Kasus di
Hipertensi Mengatasi Tekanan
Perkebunan Teh Malabar PTPN
Darah Tinggi. Jakarta: PT
VIII Bandung, Jawa Barat. Jurnal
Intisari
Gizi dan Pangan, 3 (2), hal. 71-78.
Nugroho, 2013, Keperawatan Gerontik dan
Geriatrik, edisi 3, Jakarta: EGC. WHO (World of Health
Organization 2009, Topik Penyakit :
Rahajeng, E. 2009.Prevalensi Hipertensi didapatkan dari
Dan Determinannya. Majalah http://www.who.int/topics/hype
Kedokteran. Indonesia rtensionen/:diakses pada tanggal
1 Mei 2016
Riset Kesehatan dasar RisKesDas,
2013, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Kementrian RI tahun 2013.
Diakses 12 Mei 2016 dari
http://www.depkes.go.id/resour
ces/downloadgeneral/hasil%20R
iskesdas%202013.pdf.

Setiawan, 2008, Care Your Self


Hipertensi. Jakarta : Penebar
Plus.

Triyanto, E. 2014, Pelayanan


Keperawatan Bagi Penderita
Hipertensi Secara Terpadu,
Yogyakarta, Graha Ilmu.

727

You might also like