382 722 1 SM PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

EFEKTIVITAS RENDAMAN BIJI KETUMBAR (CORIANDRUM SATIVUM L)

UNTUK TERAPI MASALAH KEPUTIHAN PADA WANITA USIA SUBUR

Dewi Andang Prastika, Sugita


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

Abstract: Vaginal Discharge, Coriander Seeds, Coriander Seeds Soaking Water,


Women Of Childbearing Age. The number of women in the world who have
experienced vaginal discharge about 75%, this also happens in Indonesia that as many
as 75% of women experience vaginal discharge. Later, herbal ingredients into the
solution of choice for health problems in the community. Coriander seeds contain very
good in solving problems. Aim this research is to determine the effectiveness of
immersion coriander seed towards healing vaginal discharge in women of childbearing
age. This research uses quasi-experimental design with static design Comparation
group. These samples included 60 respondents, the sample was divided into two groups:
control group and the intervention group. The sampling technique used in this research
is accidental sampling. The average incidence of vaginal discharge in the control group
occurred within 10.27 days with standard deviations 3.903 while the intervention group
average incidence of vaginal discharge occurs more quickly over a period of 4.63 days
with standard deviations 2,059. Results of analysis using t test showed p value of 0.000
(<0.05) or the Sig 0,000 less than 0.05, then the soaking water coriander seeds
statistically effective in solving the problem of vaginal discharge in women of
childbearing age. Of testing using the t test showed that the soaking water coriander
seeds effective to solve the problem of vaginal discharge in women of childbearing age.

Keywords: Vaginal Discharge, Coriander Seeds, Coriander Seeds Soaking Water,


Women Of Childbearing Age

Abstrak: Keputihan, Biji Ketumbar, Rendaman Ketumbar, Wanita Usia Subur.


Jumlah wanita di dunia yang pernah mengalami keputihan sekitar 75% hal ini juga
terjadi di Indonesia bahwa sebanyak 75% wanita mengalami keputihan. Belakangan,
bahan-bahan herbal menjadi pilihan untuk solusi masalah kesehatan pada masyarakat.
Biji ketumbar memiliki kandungan yang sangat baik dalam menyelesaikan masalah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas rendaman biji ketumbar
terhadap penyembuhan keputihan pada wanita usia subur. Penelitian ini mengunakan
rancangan quasi eksperimen dengan desain static group comparation. Sampel penelitian
berjumlah 60 responden , sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol
dan kelompok intervensi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik accidental sampling. Rata-rata kejadian keputihan pada kelompok kontrol terjadi
dalam waktu 10,27 hari dengan simpang baku 3,903 sedangkan pada kelompok
intervensi rata-rata kejadian keputihan terjadi lebih cepat yaitu dalam waktu 4,63 hari
dengan simpang baku 2.059. Hasil analisis menggunakan uji t menunjukkan p value
0,000 (<0,05) atau nilai Sig 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka air rendaman biji
ketumbar efektif secara statistik dalam menyelesaikan masalah keputihan pada wanita

15
16 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 1,Mei 2018, hlm 01-100

usia subur. Dari pengujian menggunakan uji t didapatkan hasil bahwa air rendaman biji
ketumbar efektif untuk menyelesaikan masalah keputihan pada wanita usia subur.

Kata Kunci: Keputihan, Biji Ketumbar, Rendaman Ketumbar, Wanita Usia Subur

PENDAHULUAN
Jumlah wanita di dunia yang Keluhan yang timbul pada infeksi
pernah mengalami keputihan sekitar 75% VHS tipe 2 berupa rasa terbakar, nyeri,
hal ini juga terjadi di Indonesia bahwa atau rasa kesemutan pada tempat
sebanyak 75% wanita mengalami masuknya virus tersebut. Pada
keputihan. pemeriksaan tampak gelembung–
Data menunjukkan kejadian gelembung kecil berisi vesikel (cairan),
keputihan pada wanita hanya dianggap berkelompok, dengan dasar kemerahan
sebagai sindrom pra menstuari, sedikit yang cepat pecah dan membentuk tukak
sekali wanita yang menyadari bahwa yang basah. Kelenjar limfe setempat
keputihan adalah gangguan kesehatan teraba membesar dan nyeri. Pada
yang perlu diobati dan dicari perempuan, penyakit ini dapat disertai
penyebabnya. keluhan nyeri sewaktu kencing, keputihan,
Keputihan bukan merupakan dan radang di mulut rahim. Pencetus
penyakit tetapi hanya suatu gejala berulangnya penyakit ini adalah stres,
penyakit, sehingga penyebab yang pasti aktivitas sek, sengatan matahari, beberapa
perlu ditetapkan. Oleh karena itu untuk jenis makanan, dan kelelahan.
mengetahui adanya suatu penyakit perlu Penyebab lain keputihan selain infeksi
dilakukan berbagai pemeriksaan cairan (Katharini, 2009) antara lain :
yang keluar dari alat genitalia tersebut. a. Benda asing dalam vagina
Pemeriksaan terhadap keputihan meliputi b. Penyakit organ kandungan
pewarnaan gram (untuk infeksi jamur), c. Penyakit menahun atau kelelahan
preparat basah (infeksi trikomonas), kronis
preparat KOH (infeksi jamur), kultur atau d. Gangguan keseimbangan hormone
pembiakan (menentukan jenias bakteri e. Fistel di vagina
penyebab), dan pap smear (untuk
menentukan adanya sel ganas) (Manuaba, METODE PENELITIAN
2001). Desain penelitian ini adalah quasi
Menurut Ababa (2003), penyebab eksperimen dengan rancangan desain
paling sering dari keputihan tidak normal static group comparation.
adalah infeksi. Organ genitalia pada Populasi adalah wilayah
perempuan yang dapat terkena infeksi generalisasi yang terdiri atas : obyek/
adalah vulva, vagina, leher rahim, dan subyek yang mempunyai kuantitas dan
rongga rahim. Infeksi ini dapat disebabkan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
oleh: peneliti untuk dipelajari dan kemudian
a. Bakteri ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2009).
b. Jamur Candida/ Candida Albicans Populasi dalam penelitian ini adalah
c. Parasit/trichomonas vaginalis mahasiswa kebidanan Poltekkes
d. Virus Kemenkes Surakarta
Dewi Andang Prastika, Efektivitas Rendaman Biji Ketumbar 17

Sampel adalah bagian dan 2. Bivariat


keseluruhan objek yang diteliti yang Analisis data bivariate menggunakan
dianggap mewakili dari seluruh populasi. uji t test .
Untuk menentukan besar sampel peneliti
menggunakan kelompok kontrol dan HASIL PENELITIAN
kelompok perlakuan, dilakukan melalui Distribusi Frekuensi Berdasarkan
undian. Sampel : jumlah sample Karakteristik Responden
ditentukan secara Quota yaitu 30 sampel Table 1
kelompok intervensi dan 30 kelompok Distribusi Frekuensi Responden
kontrol. Pengambilan sample Berdasarkan Umur
dilaksanakan secara Acidental Sampling Karakteristik F (%)
dengan kriteria inklusi sebagai berikut : ≤19 13 43,3
a. Wanita usia subur 20-30 17 56,7
b. Mengalami keputihan 30-40 0 0,0
c. Bisa menulis dan membaca >40 0 0,0
Jumlah 30 100,0
d. Mampu berkomitmen untuk
Dari tabel di atas, dapat dilihat
mengkonsumsi air rendaman biji
bahwa keseluruhan responden berada pada
ketumbar secara rutin.
usia subur yaitu 43,3 % berada pada usia
e. Jujur
≤19, sedangkan 56,6 % responden berada
Sedangkan dari kriteria inklusi
pada rentang usia 20-30 tahun. Hal ini erat
tersebut, terdapat beberapa kriteria
kaitannya dengan kejadian keputihan pada
eksklusi, yaitu :
wanita usia subur dimana hampir
a. Lupa mengkonsumsi air rendaman
mencapai 75% wanita Indonesia ternyata
biji ketumbar
mengalami keputihan pada masa
b. Sakit selama proses penelitian
suburnya.
Analisis data dilakukan setelah
Tabel 2
semua data terkumpul melalui beberapa
Lama Keputihan Kelompok Kontrol
tahap ditandai dengan editing untuk Lama keputihan Frekuens Prosentase (%)
memeriksa kelengkapan identitas (hari) i
responden apakah jawaban yang ada di 5 2 6.7
lembar observasi sudah lengkap, jelas dan 6 4 13.3
konsisten dengan apa yang akan diteliti. 7 2 6.7
8 5 16.7
Kemudian memberikan coding atau angka
9 3 10.0
tertentu pada lembar observasi untuk 10 1 3.3
memudahkan peneliti memasukkan data 11 1 3.3
ke dalam komputer (entry) dan 12 3 10.0
pengolahan data dilakukan dengan 13 4 13.3
14 0 0.0
menggunakan teknik komputerisasi.
15 1 3.3
1. Univariat 16 1 3.3
Analisis Univariat digunakan untuk 17 2 6.7
mengambarkan karakteristik responden 18 0 0.0
yaitu data umur, yang disajikan dalam 19 1 3.3
bentuk tabel distribusi frekuensi dan Jumlah 30 100.0
proporsi.
18 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 1,Mei 2018, hlm 01-100

Berdasarkan tabel di atas, maka selama 5 hari sedangkan pada kelompok


dapat dijelaskan bahwa lama keputihan intervensi paling cepat terjadi selama 2
pada kelompok kontrol paling cepat hari, pada kelompok kontrol paling lama
adalah selama 5 hari dan paling lama 19 kejadian keputihan terjadi dalam waktu 19
hari. hari sedangkan pada kelompok intervensi
kejadian keputihan paling lama terjadi
Tabel 3 selama 11 hari. Rata-rata kejadian
Lama Keputihan Kelompok Intervensi keputihan pada kelompok kontrol terjadi
Lama keputihan Frekuensi Prosentase (%) dalam waktu 10,27 hari dengan simpang
(hari) baku 3,903 sedangkan pada kelompok
2 2 6.7
intervensi rata-rata kejadian keputihan
3 9 30.0
4 7 23.3 terjadi lebih cepat yaitu dalam waktu 4,63
5 3 10.0 hari dengan simpang baku 2.059.
6 4 13.3
7 2 6.7 Table 5
8 2 6.7
11 1 3.3
Hasil Uji T
t Sig.
Jumlah 30 100.0
Lama keputihan
Sedangkan dari tabel 4.3 dapat Equal variances not assumed 6.991 0.000
dilihat bahwa lama keputihan pada Dari tabel Equal Variances Not
kelompon intervensi paling cepat terjadi Assumed didapatkan kan nilai t yaitu
dalam waktu 2 hari dan paling lama 6.991 dengan (P=0.000) nilai P
terjadi dalam waktu 11 hari. kemudian menunjukkan <0.05 yang artinya bahwa
pada tabel 4.4 akan dibandingkan rata-rata air rendaman biji ketumbar efektif dalam
lamanya kejadian keputihan pada menyelesaikan masalah keputihan pada
kelompok kontrol maupun pada kelompok wanita usia subur.
intervensi. Pada penelitian ini responden
diambil dari mahasiswa kebidanan
Table 4 poltekkes surakarta yang tinggal di asrama
Perbandingan Lama Keputihan mahasiswa sehingga diperoleh
Kelompok Control Dan Kelompok karakteristik responden yang hampir
Intervensi sama. Kegiatan, lingkungan, aktifitas
Kemajuan perlakuan Kontrol fisik, asupan nutrisi dan tingkat stressor,
Paling 2 5
cepat
kebersihan alat-alat genital, akses
Paling 11 19 terhadap pendidikan kesehatan, hubungan
lama seksual pranikah, penyakit menular
Rerata 4.63 10.27 (PMS), pengaruh media massa, akses
S. Baku 2.059 3.903 terhadap pelayanan kesehatan reproduksi
Dari tabel tersebut di atas dapat yang terjangkau, dan hubungan yang
disimpulkan bahwa kejadian keputihan harmonis antara remaja dengan
pada kelompok kontrol dan kelompok keluarganya yang merupakan penyebab
intervensi setelah dibandingkan terdapat tidak langsung keputihan dapat
perbedaan yaitu lama keputihan pada diminimalisir kemungkinan bias yang
kelompok kontrol paling cepat terjadi dapat mengganggu hasil penelitian. Hal
Dewi Andang Prastika, Efektivitas Rendaman Biji Ketumbar 19

ini dapat dlihat dari rentang usia pertahanan tubuh karena mencegah
responden yang memang hanya berkisar kolonosasi bakteri, dan jamur lainnya.
antara umur 19-20 tahun sehingga hormon Pemakaian cairan pembersih
yang berkembang pada tubuh responden vagina justru akan menyebabkan
pun dalam rentang aktivitas yang hampir perubahan suasana asam basa pada
sama. vagina. Perubahan lingkungan dalam
vagina tersebut menyebabkan kuman yang
PEMBAHASAN mustinya normal menjadi lebih banyak
Hasil analisis yang menunjukkan p pertumbuhannya, sedangkan kuman yang
value 0,000 (<0,05) atau nilai Sig 0,000 seharusnya tidak timbul malah menjadi
lebih kecil dari 0,05, maka air rendaman tumbuh karena daya tahan vagina
biji ketumbar efektif secara statistik dalam berubah. Selain itu kebiasaan-kebiasaan
menyelesaikan masalah keputihan pada lain bisa memperparah kejadian kaputihan
wanita usia subur. pada wanita yaitu tidak terjaganya
Kejadian keputihan pada higienitas daerah kewanitaan, kelembaban
kelompok intervensi mempunyai rata-rata daerah kewanitaan yang tidak dijaga
yang lebih cepat bila dibandingkan sehingga bakteri cenderung akan
dengan kejadian keputihan pada kelompok berkembang biak disana ditambah dengan
kontrol yaitu 10,27 hari dengan simpang kebiasaan wanita menggaruk daerah
baku 3,903 pada kelompok kontrol kewanitaan yang lembab dan terasa gatal.
sedangkan pada kelompok intervensi rata- Hal ini merupakan beberapa penyebab
rata kejadian keputihan terjadi dalam yang mungkin terjadi sehingga kejadian
waktu 4,63 hari dengan simpang baku keputihan pada kelompok kontrol menjadi
2.059. selisih yang sangat bermakna lebih parah. Sedangkan pada kelompok
didapatkan dari hasil rata-rata tersebut. intervensi, responden mengkonsumsi air
Hal ini disebebkan karena teratasinya rendaman biji ketumbar dimana biji
penyebab masalah keputihan pada ketumbar tersebut mempunyai kandungan
kelompok intervensi dengan baik. minyak atsiri yang mengandung selain
Pada kelompok kontrol peneliti fenol adalah flavonoid. Flavonoid bersifat
membebaskan responden menggunakan antibakteri dan antioksidan (Wangensteen
alternatif apapun sebagai usaha et al., 2004), mampu meningkatkan kerja
menyelesaikan masalah keputihan yang sistem imun karena leukosit sebagai
mereka alami, dan ternyata 80% dari pemakan benda asing lebih cepat
responden menggunakan cairan pembersih dihasilkan dan sistem limfa lebih cepat
vagina sebagai alternatif utama untuk diaktifkan (Angka, 2004). Beberapa tipe
menyelesaikan masalah keputihan mereka. senyawa flavonoid yang terdapat di dalam
Hal ini sangat disayangkan karena adanya biji ketumbar adalah kuersetin, asam
fakta bahwa cairan pembersih vagisa ferulat, rutin, koumarat, asam proto
mempunyai tingkat keasaman yang tidak katekuat dan asam vanilat. Tipe-tipe
sesuai dengan tingkat keasaman vagina. tersebut merupakan derivat dari asam
Pada keadaan fisiologis, vagina dihuni sinamat dan flavonol.
oleh flora normal. Pada pH normal vagina Biji ketumbar juga mengandung
berkisar antara 3.8-4.5. derajat keasaaman berbagai macam mineral. Mineral yang
yang rendah ini bermanfaat bagis sistem banyak terkandung pada biji ketumbar
20 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 1,Mei 2018, hlm 01-100

adalah kalsium, fosfor, magnesium, Minyak atsiri pada biji ketumbar


potasium, dan besi. Kalsium selain memiliki sifat antimikroba terhadap
berperan sebagai mineral tulang, juga spesies patogen (Isao et al., 2004).
berperan menjaga tekanan darah agar tetap Minyak atsiri adalah cairan lembut,
normal. Mineral fosfor berperan dalam bersifat aromatik, dan mudah menguap
pembentukan dan pertumbuhan tulang. pada suhu kamar. Minyak atsiri memiliki
Fosfor juga berperan dalam menjaga daya antibakteri disebabkan adanya
keseimbangan asam dan basa tubuh. senyawa fenol dan turunannya yang
Magnesium merupakan mineral yang mampu mendenaturasi protein sel bakteri
berperan dalam metabolisme kalsium dan (Wangensteen et al., 2004). Daya
potasium, serta membantu kerja enzim antibakteri minyak atsiri lebih efektif
dalam metabolisme energi. Potasium karena memiliki zona hambat lebih besar
membantu keseimbangan cairan elektrolit dan bersifat bakterisidal. Minyak atsiri
dalam tubuh. Besi merupakan mineral pada biji ketumbar dapat dijadikan
yang dibutuhkan dalam pembentukan sel sebagai bahan pengawet makanan alami
darah merah, hemoglobin, dan mioglobin yang bersifat anti jamur, anti bakteri, dan
otot (Fauci et al., 2008; Astawan, 2009). anti oksidan. Kandungan minyak atsiri
Vitamin yang banyak terkandung pada biji ketumbar telah banyak diujikan
dalam biji ketumbar adalah vitamin C dan di beberapa Negara dan ternyata hasilnya
B. Vitamin C berberan sebagai telah menunjukkan adanya senyawa α-
antioksidan. Antioksidan berperan dalam pinene yang merupakan isomer aktif dari
mencegah dan mengurangi bahaya yang senyawa pinene. Senyawa ini mempunyai
ditimbulkan radikal bebas. Radikal bebas sifat anti jamur. Melalui penelitian Ana
adalah suatu senyawa yang dapat Cristina, biji ketumbar telah menunjukkan
mengganggu metabolisme tubuh yang aktifitas antimikroba terhadap candida
berbahaya bagi kesehatan (Wangensteen albicans, cryptococus neoformans, dan
et al., 2004). rhyzopus oryzae.
Niasin adalah salah satu jenis Kandungan-kandungan yang
vitamin B yang berperan penting dalam terkandung dalam biji ketumbar tersebut
proses metabolisme tubuh, terutama akan efektif menyelesaikan penyebab
metabolisme karbohidrat, protein, dan keputihan pada responden sehingga
lemak menjadi bentuk energi yang dapat kejadian keputihan pada kelompok
digunakan oleh tubuh. Kandungan vitamin intervensi menjadi lebih cepat apabila
dan mineral yang dimiliki biji ketumbar dibandingkan dengan kejadian keputihan
ini sangat berkhasiat sebagai stimulan atau pada kelompok kontrol.
membantu meningkatkan kesegaran tubuh
(Astawan, 2009).
dengan rata-rata 10,27 hari dengan
KESIMPULAN DAN SARAN simpang baku 3,903 hari.
A. KESIMPULAN 2. Lama keputihan pada kelompon
1. Lama keputihan pada kelompok intervensi paling cepat terjadi
kontrol paling cepat adalah selama dalam waktu 2 hari dan paling
5 hari dan paling lama 19 hari lama terjadi dalam waktu 11 hari
dengan rata-rata kejadian
Dewi Andang Prastika, Efektivitas Rendaman Biji Ketumbar 21

keputihan terjadi lebih cepat yaitu Wangensteen, H., Samuelsen, A.B., dan
dalam waktu 4,63 hari dengan Malterud, K.E., 2004. Antioxidant
simpang baku 2.059. activity in extracts from coriander.
3. Hasil analisis yang menunjukkan p Food Chemistry, 88: 293–297.
value 0,000 (<0,05) atau nilai Sig Yuliarti, 2009, A-Z Women Health &
0,000 lebih kecil dari 0,05, maka Beauty, Yogyakarta: ANDI
air rendaman biji ketumbar efektif
secara statistik dalam
menyelesaikan masalah keputihan
pada wanita usia subur.

B. SARAN
Bagi Praktek Pelayanan
Kebidanan, Hasil ini dapat untuk
diinformasikan dan diterapkan bahwa air
rendaman biji ketumbar adalah salah satu
intervensi nonfarmakologik untuk
mencegah dan mengobati keputihan yang
aman di masyarakat. Bagi Penelitian Lain,
Melakukan penelitian lebih lanjut dengan
metode dan penggunaan variabel lebih
banyak misalnya dengan membandingkan
efektivitas air rendaman biji ketumbar
dengan alternative-alternatif lain yang
bida digunakan dalam penyelesaian
masalah keputihan pada masyarakat

DAFTAR RUJUKAN
Astawan, M. 2009. Sehat dengan
Hidangan Kacang dan. Biji-bijian.
Penebar Swadaya : Jakarta
Fauci et al, 2008. Harrison's Principle of
Internal Medicine. 17 th ed. New
York
Purseglove JW, Brown EG, Green CL,
Robbins SRJ. 1981. Vanilla. Di
dalam: Spices. Vol 2. New
York:Longman Inc.
Saraswati, 2010, Mini Seri Self Healing,
Cara Holistik Gangguan Khas pada
Kesehatan Wanita, Jakarta : PT
Bhuana Ilmu Populer
Sarwono, 2008, Ilmu Kandungan, Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka

You might also like