Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI

PENDEKATAN KONTEKSTUAL SISWA KELAS VIII H


SMP NEGERI 4 TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

Elvi Syahraini, Atmazaki, Hasnah Faizah


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Negeri Padang

Abstract: Writing skill needs to be taught to students in schools so that they have
the ability to make a good news item texts. However, based on preliminary
observations found that the students' writing achievement is low. Based on the
results of 38 students found only 24 students get minimum criterion score (KKM).
It is due to the use of learning strategies and media. Therefore, this study was
conducted to describe the process of improving the students writing skill of the
news item texts and describing the factor that cause of improvement the students
writing skill of news item texts through Contextual Teaching and Learning (CTL)
of eight grade students in SMP Negeri 4 Tambang Kampar Regency. This
research was conducted in two cycles, each cycle performed in 2 meetings, one
meeting for learning and one session for a test. The data were analyzed
qualitatively and quantitatively. Qualitative analyze based on the teacher’s and
student’s activity while quantitative data based on the results of tests. News item
texts through contextual modeling component aids can be used as a means to
create students’ imagination related to the natural view that will be written into
news sentences. The writing skill of the news item texts at grade VIII H Tambang,
Kampar Regency gets improvement after using contextual modeling component.
While the factor cause of improvement the student’s writing skill of the news item
texts are (1) take the writing practice by continually (2) the news model texts that
giving to the students (3) approach of learn that teacher uses, and (4) observation
activity. So, such activity could create the learning efficiency and effectiveness.
CTL approach demands on students actively and work in groups cooperatively to
optimalize learning outcome. The results of formative test showed that in cycle I
gained 2,3 % the percentage of minimum criterion score. The further percentage
of minimum criterion score in second cycle is increased 11,2 %. The results of this
study proved that the writing skill of the news item texts at grade VIII H Tambang
improved after using through CTL approach.

Kata Kunci: Keterampilan Menulis Teks Berita, Pendekatan Kontekstual


(Contextual Teaching and Learning)

PENDAHULUAN skills). Keempat keterampilan tersebut


Keterampilan berbahasa saling terkait antara yang satu dengan
Indonesia mencakup empat komponen, yang lain. Menyimak bersifat reseptif,
yaitu menyimak (listening skills), sedangkan berbicara bersifat produktif.
berbicara (speak skills), membaca Menyimak dan berbicara merupakan
(reading skills) dan menulis (writing komunikasi dua arah yang langsung.
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 2, Juni 2014

Menulis merupakan salah satu Hal ini terlihat pada majalah dinding
aspek keterampilan berbahasa yang kelas masih kosong, hampir tidak ada
memiliki peranan yang amat penting. hasil kerja siswa yang ditempelkan.
Peranannya, yaitu dapat Jika ditinjau dari kemampuan
mengungkapkan ide, gagasan, atau siswa, siswa kelas VIII di SMPN 4
pikiran yang dimiliki dalam bentuk Tambang memiliki kemampuan
tulisan. Tulisan itu dapat akademik yang cukup bagus. Hal ini
diapresiasikan melaui media surat terbukti keaktifan siswa dalam
kabar, buletin, jurnal, majalah dan mengikuti proses pembelajaran. Di
sebagainya. dalam diri siswa terdapat potensi
Keterampilan menulis kemampuan menulis berita, tetapi guru
merupakan suatu keterampilan dasar kurang berhasil menggali potensi
yang menunjang keberhasilan belajar tersebut, akibatnya hasil tulisan siswa
siswa karena hampir semua mata tidak maksimal. Hal itu disebabkan
pelajaran di sekolah memerlukan kurangnya waktu menulis berita
keterampilan menulis. Siswa yang sehingga keterampilan menulis siswa
tidak terampil menulis akan kelas VIII rendah. Oleh karena itu,
menghadapi kesulitan saat keterampilan menulis penting untuk
mengungkapkan ide-idenya, walaupun ditingkatkan. Rendahnya
dalam pikirannya banyak sekali ide keterampilan siswa disebabkan oleh
tapi mereka akan kesulitan prilaku siswa yang kurang mau
mengutarakan pada siswa yang bertanya, hanya diam saja saat
lainnya. dimintai pendapatnya, sering bolak-
Menulis berita merupakan balik keluar ruangan, dan selalu
keterampilan yang menuntut proses menggunakan bahasa daerah saat
berpikir karena adanya unsur-unsur berkomunikasi dengan teman-teman
5W + 1H yang harus dikembangkan dilingkungannya. Hal ini
menjadi beberapa paragraf hingga memungkinkan siswa kurang
menjadi sebuah berita. Unsur-unsur memahami makna suatu kalimat dalam
tersebut menjawab pertanyaan what bahasa Indonesia sehingga mereka
(apa yang terjadi), who (siapa yang juga mengalami kesulitan
terlibat dalam kejadian), why mengekspresikan ide dan gagasan ke
(mengapa kejadian itu timbul), where dalam bentuk tulisan. Sebagian besar
(di mana tempat kejadian itu), when siswa belum mampu mengekspresikan
(kapan terjadinya), dan how ide dan gagasan, serta kurangnya
(berapa/bagaimana kejadiannya). keterampilan siswa menggunakan
Penulis sebagai guru bidang tanda baca pada tulisan mereka.
studi bahasa Indonesia di SMPN 4 Demikian pula dengan
Kabupaten Kampar mengamati bahwa permasalahan yang timbul dalam
masih banyak guru yang menggunakan proses pembelajaran menulis teks
pendekatan yang kurang sesuai dengan berita di kelas VIII H SMPN 4
materi pembelajaran. Buktinya guru Tambang Kabupaten Kampar. Standar
masih kurang memberdayakan Kompetensi yang diajarkan pada siswa
pendekatan pembelajaran dalam proses kelas VIII menyangkut keterampilan
pembelajaran di sekolah khususnya di menulis teks berita adalah
dalam keterampilan menulis berita. mengungkapkan informasi dalam
89
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 2, Juni 2014

bentuk rangkuman, teks berita, penelitian ini penulis merancang


slogan/poster dengan Kompetensi pendekatan yang akan digunakan
Dasarnya yaitu menulis teks berita dalam pembelajaran menulis teks
secara singkat, padat, dan jelas. berita. Pendekatan tersebut adalah
Berdasarkan nilai awal siswa, pendekatan kontekstual, yang biasa
ditemukan 12 siswa mendapat nilai < disebut dengan pendekatan Contextual
KKM sedangkan 26 orang sudah Teaching and Learning (CTL).
mendapat nilai ≥ KKM. Perolehan Langkah-langkah pembelajaran CTL
nilai ini diambil dari nilai seluruh yang dilaksanakan dalam penelitian ini
siswa kelas VIII H SMPN 4 Tambang adalah; menemukan (Inquiry),
Kabupaten Kampar yang berjumlah 38 pemodelan (Modeling), masyarakat
orang. Perolehan nilai tersebut dinilai Belajar (Learning Community),
masih kurang. Hal ini diduga terjadi refleksi (Reflection), dan penilaian
akibat ketidaktepatan penggunaan autentik (Authentic Assesment).
strategi dan media dalam pembelajaran Pendekatan ini melibatkan siswa
menulis teks berita. secara penuh dalam proses
Tujuan pembelajaran pembelajaran sesuai dengan topik
merupakan suatu komponen yang yang dibahas. Dengan keterlibatan
dapat mempengaruhi komponen siswa secara langsung siswa juga dapat
pembelajaran lainnya seperti menghubungkan materi yang dipelajari
pemilihan metode, alat, sumber, dan dengan kehidupan nyata.
alat evaluasi, yang harus disesuaikan Dalam proses belajar mengajar
dan digunakan untuk mencapai tujuan di sekolah juga diperlukan beberapa
seefektif dan seefisien mungkin. karakteristik yang khas yang mem-
Pendekatan pembelajaran bedakannya dengan pendekatan pem-
menggambarkan suatu model yang belajaran lain. Komalasari (2010:13-
digunakan untuk mengatur pencapaian 15) mengidentifikasikan karakteristik
tujuan kurikulum dan memberi pem-belajaran kontekstual meliputi
petunjuk kepada guru mengenai pembelajaran yang menerapkan
langkah-langkah pencapaian tujuan itu. konsep keterkaitan (relating), konsep
Pendekatan pembelajaran dapat pula pengalaman langsung (experiencing),
diartikan sebagai titik tolak atau sudut konsep aplikasi (applying), konsep
pandang kita terhadap proses kerja sama (cooperating), konsep
pembelajaran, yang merujuk pada pengaturan diri (self-regulating), dan
pandangan tentang terjadinya suatu konsep penilaian autentik (authentic
proses yang sifatnya masih sangat assessment). Kegiatan yang dilakukan
umum, di dalamnya mewadahi, guru dalam proses pembelajaran ini
menginspirasi, menguatkan, dan adalah tahap apersepsi, siswa
melatari metode pembelajaran dengan dikondisikan untuk siap mengikuti
cakupan teoretis tertentu. Untuk itu, proses pembelajaran. Guru
penulis menduga bahwa memberikan penjelasan kepada siswa
ketidaktepatan pelaksanaan mengenai tujuan pembelajaran serta
pendekatan dalam pembelajaran manfaat yang akan diperoleh siswa
menimbulkan masalah pembelajaran setelah mengikuti kegiatan
yang telah disebutkan di atas. pembelajaran. Setelah siswa siap
Berdasarkan dugaan tersebut, dalam menerima pelajaran menulis teks
90
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 2, Juni 2014

berita, pembelajaran langsung Penelitian tindakan kelas bertujuan


dilaksanakan. Siswa dibentuk dalam untuk mengidentifikasi dan
beberapa kelompok, kemudian memecahkan masalah-masalah yang
ditugaskan untuk merumuskan dihadapi guru dan siswa dalam proses
masalah tentang apa dan bagaimana pembelajaran di kelas yang terjadi
teks berita. Guru membagikan contoh secara alamiah, khusussnya dalam
teks berita kepada masing-masing penerapan kontekstual. Maka Model
kelompok untuk diamati dan dipelajari. Kurt Lewin menjdi acuan dalam
Dalam mengamati model tersebut, penelitian ini. Empat komponen
siswa dituntut untuk menemukan hal- tersebut: (1) perencanaan (planning),
hal yang berkaitan dengan masalah (2) tindakan (acting), (3) pengamatan
yang dirumuskan, kemudian (observing), dan (4) refleksi
berdiskusi dengan kelompoknya. (reflecting). Hubungan keempat
Unsur-unsur tentang teks berita yang komponen itu dipandang sebagai satu
telah mereka temukan dan contoh atau siklus (Kusumah dan Dwitagama,
model mereka analisis dan dituliskan 2010:27). Lokasi penelitian ini
pada kertas dan dibacakan di depan dilaksanakan di SMPN 4 Tambang
kelas untuk mendapatkan masukan Kabupaten Kampar. Pemilihan sekolah
dari teman dan guru. ini bertujuan untuk mengatasi
Pemakaian strategi permasalahan yang dihadapi penulis
pembelajaran CTL dalam proses sebagai guru ketika mengajar di
belajar dapat mem-bangkitkan sekolah tersebut.
keinginan dan minat yang baru, Subjek dalam penelitian ini
Meningkatkan motivasi dan adalah siswa kelas VIII H SMPN 4
rangsangan kegiatan belajar bahkan Tambang Kabupaten Kampar. Jumlah
membawa pengaruh psikologis siswa di kelas tersebut adalah 38 siswa
terhadap siswa. Selain itu, strategi dengan jumlah laki-laki 23 orang dan
pembelajaran CTL dapat membantu perempuan 15 orang. Penelitian ini
siswa meningkatkan pemahaman dilaksanakan pada semester genap
menilai isi berita yang mengandung tahun ajaran 2013/2014 yaitu pada
5W+1H (what, when, where, why, dan bulan Januari 2014 hingga Maret 2014.
how), memudahkan penafsiran data Penelitian tindakan kelas ini dilakukan
dan memadatkan informasi. berdasarkan model yang
Berdasarkan latar belakang dikembangkan oleh Arikunto (2010:
tersebut maka, penulis tertarik untuk 75-80) yakni (1) perencanaan, (2)
memanfaatkan strategi pembelajaran tindakan, (3) pengamatan, dan (4)
pendekatan Contextual Teaching and refleksi).
Learning (CTL) untuk meningkatkan Secara umum rangkaian
keterampilan menulis teks berita siswa tahapan dalam penelitian ini dijelaskan
kelas VIII H SMPN 4 Tambang dalam Gambar 1 berikut:
Kabupaten Kampar.

METODE
Jenis penelitian ini
digolongkan pada penelitian kualitatif
dalam wujud penelitian tindakan kelas.
91
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 2, Juni 2014

Permasalahan Perencanaan tindakan I Pelaksanaan tindakan I

Pengamatan/pengumpulan data I;
Refleksi I 1) Menemukan (Inquiry),
2) Pemodelan (Modeling),
3) Masyarakat Belajar (Learning
Community),
4) Refleksi (Reflection),
5) Penilaian Autentik (Authentic
Assesment)

Permasalahan baru hasil Perencanaan tindakan II Pelaksanaan tindakan II


refleksi

Pengamatan/pengumpulan data I;
Refleksi II 1) Menemukan (Inquiry),
2) Pemodelan (Modeling),
3) Masyarakat Belajar (Learning
Community),
4) Refleksi (Reflection),
5) Penilaian Autentik (Authentic
Assesment)

Apabila permasalahan Dilanjutkan ke siklus


belum terselesaikan berikutnya

Gambar 1. Tahapan Penelitian

Data penelitian ini berupa data Sedangkan Teknik pengumpulan data


kualitatif yang diperoleh melalui dalam penelitian ini dilakukan dengan
lembar observasi, angket, wawancara, observasi, tes unjuk kerja, wawancara,
dan catatan catatan lapangan dan angket persepsi
lapangan. Sedangkan data kuantitatif siswa.
diperoleh dari pelaksanaan tes unjuk Hasil tes menulis dinilai
kerja kemampuan siswa dalam berdasarkan beberapa kriteria. Kriteria
menulis berita. penilaian dalam keterampilan menulis
Sumber data ada dua, yaitu (1) teks berita ini yaitu; 1) Kelengkapan
siswa sebagai subjek penelitian, (2) Unsur Berita, 2) Keruntutan
guru sebagai pengamat sekaligus Pemaparan, 3) Penggunaan Kalimat,
peneliti. 4) Penggunaan Kosa Kata, 5)
Instrumen penelitian ini dalam Ketepatan Penggunaan Ejaan, dan 6)
mengumpulkan data, yaitu tes unjuk Kemenarikan Judul.
kerja, lembar observasi, pedoman
wawancara, dan catatan lapangan.
92
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 2, Juni 2014

Teknik analisis data kuantitatif DSS = Jumlah skor yang diperoleh


terdiri atas lima petunjuk penilaian, x 100 Jumlah
sebagai berikut: skor maksimal
a. Lembar penilaian ditampilkan
berdasarkan model rating scale.
Dengan kriteria penskora, baik c. Data yang diperoleh
sekali, baik, cukup, dan kurang, dikelompokkan kemudian dianalisis
(Muslich, 2007:98). dengan menggunakan analisis
b. Nilai yang diperoleh oleh masing- deskriptif.
masing murid setelah diskor setiap Siswa dikatakan tuntas secara individu
aspek penilaian dimasukkan ke pada mata pelajaran bahasa Indonesia
dalam rumus ketuntasan belajar di SMP Negeri 4 Tambang Kabupaten
sebagai berikut: Kampar mendapat nilai minimal 74,
1) Ketuntasan belajar siswa Dalam penelitian, pengabsahan
individu (KBSI), menggunakan data digunakan dengan cara, antara
rumus: lain (1) perpanjangan keikutsertaan,
(2) ketekunan pengamatan, (3)
KBSI = Skor yang diperoleh siswa x triangulasi, dan (4) pengecekan teman
100 Skor sejawat (Moleong (2007:149-153).
maksimal Sebelum penelitian
dilaksanakan, terlebih dahulu
2) Ketuntasan belajar siswa dilakukan tes awal dengan mengambil
klasikal (KBSK), menggunakan waktu di luar jam efektif mengajar.
rumus: Pada tes awal tersebut siswa
KBSK = Jumlah siswa yang tuntas x ditugaskan untuk membuat teks berita
100 Jumlah siswa berupa paragraf sesuai dengan tema
keseluruhan yang telah ditentukan. Hasil dari tes
3) Daya serap siswa (DSS), awal ini dijadikan acuan untuk
menggunakan rumus: menargetkan pencapaian keterampilan
menulis teks berita pada siklus satu.

HASIL PENELITIAN DAN PEM- Tindakan pada siklus I


BAHASAN menggunakan pendekatan kontekstual
A. Hasil Penelitian Siklus I komponen menemukan (Inquiry),
Keterampilan awal menulis teks Pemodelan (Modeling), Masyarakat
berita siswa diperoleh dari kegiatan Belajar (Learning Community),
siklus 1 yang telah dilakukan penulis. Refleksi (Reflection), dan Penilaian
Bentuk-bentuk kegiatan siklus 1 Autentik (Authentic Assesment).
ini, meliputi perencanaan, tindakan, Berdasarkan hal itu, dalam
observasi, dan refleksi. peneliti pembelajaran menulis berita di siklus I
mengawali kegiatan dengan ini, dilaksanakan dalam tiga kegiatan
mempersiapkan rencana pembelajaran yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.
dengan langkah-langkah CTL. Observasi pembelajaran
dilakukan untuk mendapatkan
93
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 2, Juni 2014

informasi bagaimana respon siswa dan Data kuantitatif siklus I ini,


guru dalam melaksanakan peneliti peroleh dari hasil keterampilan
pembelajaran siklus I. Dari hasil menulis teks berita siswa kelas VIII H
observasi, siswa-siswa menyatakan SMP Negeri 4 Tambang Kabupaten
senang terhadap pembelajaran dengan Kampar. Perolehan hasil pada siklus I
menggunakan pendekatan kontekstual tersebut dapat penulis jelaskan pada
komponen menemukan (Inquiry), tabel 2 berikut;
Pemodelan (Modeling), Masyarakat
Belajar (Learning Community),
Refleksi (Reflection), dan Penilaian
Autentik (Authentic Assesment).
Tabel 2.
Perolehan Nilai Keterampilan Menulis Teks berita pada Siklus 1
Bobot %
No Kategori Interval F Rata-rata
Skor Siswa
1 Sangat baik 85-100 2 173 5,3 71,4 %
2 Baik 70-84 24 1.926 63,2 Kategori Cukup
3 Cukup baik 55-69 2 115 5,3 Baik
4 Kurang 0-54 10 500 26,3
Jumlah: 38 2.714 100

Berdasarkan tabel 2 di atas keterampilan menulis teks berita


terlihat bahwa jumlah skor disetiap tersebut dapat dijelaskan sebagai
indikator penilaian menunjukkan berikut.
peningkatan rata-rata skor dalam Berdasarkan hasil tes pada
keterampilan menulis teks berita siklus 1, dapat disimpulkan bahwa
setelah melalui pembelajaran dengan keterampilan menulis teks berita siswa
pendekatan kontekstual. Rata-rata skor kelas VIII H SMP Negeri 4 Tambang
pada siklus I ini menunjukkan Kabupaten Kampar masih rendah.
peningkatan dibandingkan dengan rata- Untuk itu, penulis merasa siswa harus
rata nilai skor pada tes sebelumnya dibimbing dan diarahkan demi
yaitu 69,1 (kategori cukup baik). ketercapaian pembelajaran menulis
Adapun komposisi nilai untuk siklus I teks berita.
ini dengan kategori sangat baik Berdasarkan hasil refleksi
sebanyak 2 orang atau sebesar 5,3%, dengan guru kolabolator, melihat apa
siswa yang memperoleh skor dengan yang baik dan apa yang kurang dalam
kategori baik sebanyak 24 orang atau melaksanakan proses pembelajaran.
63,2%, kategori cukup sebanyak 2 1) Aktivitas belajar siswa. Siswa
orang atau 5,3% dan kategori kurang sudah menunjukkan keseriusan
baik sebanyak 10 orang siswa atau saat menerima materi pelajaran.
sebesar 26,3%. Pada siklus I hanya 26 2) Keterlibatan siswa dalam belajar.
orang siswa (68,4%) yang tuntas. Hal Siswa telah aktif mengikuti proses
ini berarti bahwa keterampilan menulis pembelajaran.
teks berita kelas VIII H SMP Negeri 4 3) Sopan santun terhadap guru. Guru
Tambang Kabupaten Kampar masih sudah berhasil mendidik siswa dan
rendah. Hasil penilaian indikator
94
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 2, Juni 2014

menumbuhkan rasa kesopan harian. Siklus II pada penelitian


santunan terhadap guru. dilaksanakan dalam dua kali pertemuan
4) Kerjasama dalam kelompok. Siswa dengan menggunakan pendekatan
telah aktif bekerjasama dalam kontekstual dalam pembelajaran
mengerjakan latihan yang menulis berita di kelas VIII H SMP
diberikan oleh guru. Negeri 4 Tambang Kabupaten Kampar.
5) Keterlibatan dalam kelompok. Untuk pertemuan ketiga dilaksanakan
Siswa telah aktif terlibat dalam pada hari Senin, tanggal 10 Februari
kelompok. 2014, dan pertemuan keempat pada
Namun dari aspek ejaan, tanda hari Selasa, tanggal 11 Februari 2014.
baca, kemenarikan judul, dan susunan Tindakan pada siklus II ini
kalimat masih perlu diperbaiki. masih menggunakan pendekatan
Bentuk-bentuk pembelajaran dari kontekstual komponen menemukan
pendekatan kontekstual (menemukan, (Inquiry),
pemodelan, masyarakat belajar, refleksi Pemodelan (Modeling), Masyarakat
dan penilaian autentik) telah aktif Belajar (Learning Community),
dilakukan oleh siswa. Selain itu, proses Refleksi (Reflection), dan Penilaian
pembelajaran di kelas, ada yang sudah Autentik (Authentic Assesment).
optimal dan ada yang belum optimal. Berdasarkan hal itu, dalam
Masih ada kekurangan yang tidak pembelajaran menulis berita di siklus II
diinginkan ketika proses pembelajaran ini, dilaksanakan dalam tiga kegiatan
berlangsung yang bisa menghambat yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.
peningkatan hasil belajar siswa. Setelah tindakan dan pengamatan
Pendekatan kontekstual dengan siklus II dilakukan, dilaksanakanlah tes
komponen di atas dalam pembelajaran formatif/ulangan harian siklus II untuk
menulis berita seperti ini membuat mengetahui ketercapaian pembelajaran
siswa aktif, senang, dan gembira dalam menulis teks berita dengan pendekatan
belajar. Melihat kondisi ini, guru dan CTL.
kolaborator mengambil kesimpulan Observasi pembelajaran
bahwa pembelajaran dilanjutkan ke dilakukan untuk mendapatkan
siklus kedua. informasi bagaimana respon siswa dan
guru dalam melaksanakan
pembelajaran siklus II. Dari hasil
B. Hasil Penelitian Siklus II observasi, siswa mampu menjawab
Tahap perencanaan pada pertanyaan yang diberikan oleh guru.
tindakan siklus II ini adalah Selain itu juga mamapu memberikan
mempersiapkan perangkat kesan dan pesan kepada guru,
pembelajaran dan instrumen mengenai pembelajaran yang
pengumpulan data. Perangkat berlangsung.
pembelajaran yang disiapkan adalah Data kuantitatif siklus II ini,
sebagai berikut: (1) Rencana peneliti peroleh dari hasil keterampilan
Pelaksanaan Pembelajaran, dan (2) menulis teks berita siswa kelas VIII H
Silabus Pembelajaran. Instrumen SMP Negeri 4 Tambang Kabupaten
pengumpulan data yang digunakan Kampar. Perolehan hasil pada siklus II
adalah lembar pengamatan, catatan tersebut dapat penulis jelaskan pada
lapangan dan soal tes formatif-/ulangan tabel 3 berikut:
95
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 2, Juni 2014

Tabel 3.
Hasil Tes Keterampilan Menulis Teks berita dengan Pendekatan CTL pada Siklus
II
No Kategori Interval F Bobot skor % Rata-Rata
1 Sangat Baik 85 – 100 20 1.776 52,6 84,40
2 Baik 70 – 84 18 1.430 47,4 Kategori Baik
3 Cukup 55 – 69 - - -
4 Kurang 0 – 54 - - -
Jumlah: 38 3.206 100

Berdasarkan tabel 3 di atas, jika (authentic assessment) pada siklus II


dilihat dari keseluruhan indikator telah dipahami siswa sepenuhnya. Dari
penilaian menulis teks berita bahwa 38 siswa, tidak ditemukan siswa
jumlah skor disetiap indikator penilaian dengan nilai ≤ 74, sehingga perolehan
menunjukkan peningkatan rata-rata nilai kelas sudah tuntas.
skor dalam keterampilan menulis teks Berdasarkan hasil refleksi
berita setelah melalui pembelajaran dengan guru kolabolator, pengamatan
dengan pendekatan kontekstual. Rata- terlihat bahwa siswa sudah
rata skor pada siklus II ini memperhatikan aspek poko-pokok
menunjukkan peningkatan berita (5W+1H), keruntutan pemaparan,
dibandingkan dengan rata-rata nilai kosa kata yang tepat, penggunaan
skor pada tes sebelumnya yaitu 84,4 kalimat efektif, EYD, dan kemenarikan
(kategori baik). Adapun komposisi judul. Siswa banyak yang senang,
nilai untuk siklus II ini dengan kategori serius dan tidak merasa kesulitan lagi
sangat baik meningkat menjadi 20 ketika menulis teks berita.
orang siswa atau sebesar 52,6%, siswa Dari indikator penilaian yang
yang memperoleh skor dengan kategori ada, aspek penilaian ketepatan
baik sebanyak 18 orang siswa atau penggunaan ejaan menempati skor
sebesar 47,4%, dan tidak terdapat siswa rata-rata yang terendah yaitu 59,6 pada
pada kategori cukup dan kurang. siklus 1 dan 67,5 pada siklus II.
Adapun semua nilai siswa kelas VIII H Selanjutnya aspek penilaian yang
SMP Negeri 4 Tambang Kabupaten mendapat skor rata-rata paling baik
Kampar telah memenuhi KKM (74). adalah aspek keruntutan pemaparan,
Peningkatan terjadi dikarenakan yaitu 80,7 pada siklus I dan 94,7 pada
pembelajaran dengan pen-dekatan siklus II. Peningkatan jumlah siswa
kontekstual dengan komponen yang tuntas atau mencapai KKM ≥ 74
menemukan (inquiry), pemodelan selama tindakan siklus II dilakukan,
(modeling), masyarakat belajar dapat penulis jelaskan pada Tabel 4
(learning community), refleksi berikut.
(reflection), dan penilaian autentik
Tabel 4.
Peningkatan Ketuntasan Siswa secara Klasikal antara Siklus I dengan Siklus II
Siklus I Siklus II Peningkatan
Jumlah Siswa
26 siswa 38 siswa 12 siswa
yang Tuntas
96
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 2, Juni 2014

Persentase
68,6% 100% 31,4%
Klasikal

Berdasarkan tabel 5 di atas, hanya dalam dua siklus. Hal ini


penulis menjelaskan bahwa secara dilakukan untuk membatasi waktu
klasikal, hasil belajar menulis teks penelitian, sehingga penyelesaian
berita siswa kelas VIII H SMP Negeri penelitian sesuai dengan waktu yang
4 Tambang Kabupaten Kampar direncanakan dan tujuan yang ingin
mengalami peningkatan antara siklus I dicapai.
dan siklus II. Jika dilihat berdasarkan
jumlah siswa yang tuntas per
tahapannya, terlihat bahwa pada siklus
I siswa tuntas sebanyak 26 siswa dan
pada siklus II naik menjadi 38 siswa. C. PEMBAHASAN
Siswa tuntas bertambah sebanyak 12 1. Peningkatan Aktivitas Guru
siswa. Secara klasikal dapat pada Siklus I dan Siklus II
dipersentasikan bahwa pada siklus I Berdasarkan hasil pengamatan
siswa tuntas sebanyak 68,6% dan pada pada aktivitas guru pada setiap
siklus II naik sebesar 100%. Artinya pertemuan di tiap siklus, maka penulis
bahwa di antara siklus I dan siklus II menyimpulkan telah terjadi
terjadi peningkatan ketuntasan hasil peningkatan yang signifikan. Apabila
belajar menulis teks berita sebesar aktivitas guru pada siklus I masih
31,4%. belum menguasai langkah-langkah
Berdasarkan hasil observasi- pembelajaran dengan menggunakan
/pengamatan dan hasil tes formatif pendekatan kontekstual, belum
yang dilakukan pada pertemuan mementingkan proses pembelajaran,
keempat dalam siklus II telah terlihat dan belum menguasai kelas dengan
beberapa peningkatan yang terjadi. baik. Hal ini terlihat berbeda di akhir
Adapun setelah secara keseluruhan siklus II dalam penelitian, setelah
mengamati pelaksanaan tindakan pada dilakukan refleksi pada siklus I
siklus II secara keseluruhan, penulis perlahan guru terlihat lebih menguasai
menilai bahwa hasil observasi dan langkah-langkah pendekatan
evaluasi sudah jauh lebih baik. kontekstual dan lebih mementingkan
Pembelajaran yang dilaksanakan proses pembelajaran. Selain itu, guru
hampir sesuai dengan langkah-langkah juga sudah lebih terbiasa dan dapat
pendekatan kontekstual yang telah menguasai metode pembelajaran. Pada
dibuat. Walaupun masih ada sedikit pembelajaran kontekstual sebaiknya
kekurangan. Guru harus lebih guru lebih mengutamakan proses
mengutamakan proses belajar dengan pembelajaran. Pembelajaran adalah
mengontrol kelas sebaik mungkin proses untuk membantu siswa agar
sehingga keadaan siswa dalam belajar dapat belajar dengan baik. Hasil belajar
dapat lebih tertib. tidak didapat dengan maksmimal dan
Dari hasil refleksi siklus II ini tidak akan bermakna tanpa adanya
penulis tidak lagi menyusun perbaikan- proses dalam pemerolehannya. Jadi,
perbaikan untuk siklus selanjutnya apabila proses pembelajaran lebih
karena penelitian ini direncana-kan diutamakan maka hal ini akan
97
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 2, Juni 2014

berdampak positif bagi perilaku belajar yang berarti belajar sebaiknya dialami
dan hasil belajar siswa. melalui perbuatan langsung. Belajar
harus dilakukan oleh siswa secara aktif,
2. Peningkatan Aktivitas Siswa dengan cara memecahkan masalah
pada Siklus I dan Siklus II (problem solving). Sementara itu, guru
Berdasarkan hasil pengamatan bertindak sebagai pembimbing dan
pada aktivitas siswa pada setiap fasilitator.
pertemuan di tiap siklus, maka penulis Penulis menyimpulkan bahwa
menyimpulkan telah terjadi pembelajaran menulis teks berita
peningkatan yang signifikan. Siswa menggunakan strategi pembelajaran
pada siklus I yang masih bermain-main kontekstual ini telah mengembangan
dalam kelompok, belum fokus, dan keterampilan melihat dan mendengar
belum terbiasa dengan pembelajaran siswa. Hal ini disebabkan karena dalam
kontekstual, di akhir siklus dalam proses belajar siswa diminta untuk
penelitian ini, sudah tampak terbiasa lebih peka melihat dan mendengar
dengan pelaksanaan pendekatan keadaan sekitar lalu diminta untuk
kontekstual dan sangat tertarik dengan mengumpulkan kata-kata berdasarkan
konsep yang ditampilkan guru aspek-aspek penilaian tersebut.
(peneliti). Siswa juga terlihat sangat Pembelajaran menulis teks
senang dengan materi pembelajaran berita ini terasa lebih menarik dan
yang sesuai dengan pengalaman nyata efisien dengan pengalaman learning by
yang pernah mereka alami. Hal ini doing. Kehadiran guru yang hanya
membuat siswa dapat merespon sebagai fasilitator memudahkan siswa
pembelajaran dengan baik. untuk menyimpulkan materi sehingga
Pendekatan kontekstual telah untuk menulis teks berita tentang
meningkatkan aktivitas belajar siswa keadaan sekitar dapat mudah dilakukan.
dan berdampak pula pada peningkatan Pembelajaran menulis teks berita
hasil belajar siswa. Temuan ini, sejalan dengan pendekatan kontekstual
dengan pendapat Dimyati (1994: 46), sehingga, apa yang siswa pelajari dan
Peningkatan yang terjadi dalam sebuah amati dari lingkungan sekitar sesuai
pembelajaran memang tidak terlepas dengan apa yang pernah siswa alami
dari faktor keterlibatan siswa secara sendiri.
langsung dalam perbuatan (direct 3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
performance) baik secara individu Perolehan hasil belajar menulis
maupun secara kelompok. Hal ini teks berita dari siklus I dan siklus II
sesuai dengan apa yang dikatakan John dapat penulis jelaskan dalam Tabel 5
Dewey dengan “learning by doing” berikut ini.
Tabel 5.
Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Persentase Rata-rata Peningkatan Hasil Belajar


Sebelum Siklus Siklus I Siklus II
69,1 71,4 82,6

98
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 2, Juni 2014

Berdasarkan tabel 5 di atas, dengan pengalaman nyata yang pernah


dapat diketahui bahwa hasil belajar mereka rasakan. Temuan ini
dengan menggunakan strategi membuktikan bahwa teori yang
pembelajaran dikemukakan oleh Kurniawan adalah
Kontekstual (CTL) lebih tinggi dari benar.
pada tidak menggunakan pendekatan Menurut Ermanto (2005:78),
CTL. Hasil belajar pada sebelum berita adalah cerita atau laporan
siklus (nilai pretest) dengan nilai rata- mengenai kejadian atau peristiwa yang
rata 69,1 dan ketuntasan 68,4% faktual, baru dan luar biasa. Sifat ini
meningkat menjadi nilai rata-rata 71,4 memperlihatkan jika kejadian yang
pada siklus I, namun persentase biasa, dan sudah lumrah bukanlah
ketuntasannya tetap 68,4%. Hal ini berita. Keluarbiasaan tersebut bisa
membuktikan bahwa telah terjadi dilihat dari kebaharuan informasi,
peningkatan nilai rata-rata kelas memenuhi hasrat keingintahuan orang
sebesar 2,1 banyak dan menyangkut kehidupan
tanpa peningkatan jumlah siswa yang orang banyak.
tuntas. Hasil belajar pada siklus I Hasil tes menunjukkan bahwa
sebesar 71,4 dengan ketuntasan belajar hal yang paling mudah untuk dicapai
siswa sebesar 68,4% meningkat siswa dalam menulis teks berita adalah
menjadi nilai rata-rata sebesar 82,6 menyesuaikan isi teks berita dengan
dengan nilai ketuntasan sebesar 100% tema yang telah ditentukan (aspek
pada siklus II. keruntutan pemaparan). Aspek kedua
Hal ini membuktikan bahwa adalah memilih judul yang menarik
terjadi peningkatan hasil belajar siswa karena siswa cenderung menyatakan,
sebesar 11,2 dan ketuntasan belajar berita adalah cerita atau laporan
siswa sebesar 32%. mengenai kejadian atau peristiwa yang
Setelah dilakukan tindakan, faktual, baru dan luar biasa. Sifat ini
siswa kelas VIII H SMP Negeri 4 memperlihatkan jika kejadian yang
Tambang Kabupaten Kampar lebih biasa, sudah lumrah bukanlah berita.
baik dan optimal dalam menulis teks Keluarbiasaan tersebut bisa dilihat dari
berita. Teks berita yang ditulis siswa kebaharuan informasi, memenuhi
menjadi lebih lengkapan isi beritanya, hasrat keingintahuan orang banyak dan
lebih runtut dalam memaparkan isi menyangkut kehidupan orang banyak.
berita, lebih kaya struktur kalimat, Peningkatan keterampilan
penggunaan kosa kata lebih variatif, menulis teks berita siswa kelas VIII H
menggunakan ejaan EYD lebih tetap, SMPN 4 Tambang kabupaten Kampar
dan memilih judul yang menarik ini mengindikasikan bahwa strategi
dalam menulis teks berita mereka. pembelajaran melalui pendekatan CTL
Mereka dengan mudah menulis teks dapat diterapkan dalam proses
berita apabila guru menentukan pembelajaran bahasa pada siswa
terlebih dahulu tema teks berita yang sekolah menengah pertama (SMP).
akan mereka tulis. Teks berita yang Strategi pembelajaran CTL dapat
mereka tulis lebih terarah dan fokus dilaksanakan juga dalam proses
dengan tema-tema yang telah pembelajaran pada mata pelajaran lain
ditetapkan. Bahasa dalam teks berita dengan penyesuaian kebutuhan mata
yang siswa tulis lebih padat, dan sesuai pelajaran tersebut.
99
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 2, Juni 2014

KESIMPULAN Catatan:
Berdasarkan hasil penelitian Jurnal ini disusun berdasarkan tesis
tindakan kelas yang telah Elvi Syahraini yang dibimbing oleh:
dilaksanakan, dapat disimpulkan 1. Prof. Dr. Atmazaki, M.Pd. selaku
bahwa: pembimbing I dan Prof. Dr. Hasnah
1. Pendekatan kontekstual dengan Faizah AR, M.Hum, selaku
komponen-komponen yang pembimbing II.
digunakan peneliti yaitu komponen 2. Prof. Dr. Ermanto, M.Hum., Dr
a) menemukan (inqury), b) Abdurrahman, M.Pd., dan Dr.
pemodelan (modeling), c) Taufina Taufik, M.Pd., selaku
masyarakat-belajar (learning dosen kontributor.
community), d) refleksi (reflection),
dan e) penilaian autentik (authentic
assessment) dalam pembelajaran DAFTAR RUJUKAN
dapat meningkatkan proses
pembelajaran menulis teks berita Arikunto. 2010. Penelitian Tindakan
siswa kelas VIII H SMPN 4 Kelas. Jakarta: Bumi
Tambang kabupaten Kampar. Aksara.
2. Beberapa faktor yang menyebabkan
peningkatan keterampilan menulis Dimyati dan Mudjiono. 2001. Belajar
berita adalah (1) penekanan pada dan Pembelajaran. Reneka
latihan menulis teks berita dengan Cipta: Jakarta.
fokus siswa menemukan
(kelengkapan unsur berita, Ermanto. 2005. Menjadi Wartawan
penggunaan kosa kata, keruntutan Handal & Profesional.
pemaparan, ketepatan penggunaan Yogyakarta: Cinta Pena.
ejaan, penggunaan kalimat, dan
kemenarikan judul), (2) model teks Komalasari, Kokom. 2010.
berita yang diberikan, (3) Pembelajaran Kontekstual.
pendekatan pembelajaran yang Bandung: Refika Aditama.
digunakan peneliti, sehingga minat
dan motivasi dapat tumbuh dalam Kusumah, Wijaya dan Dwitagama,
diri setiap siswa. Dedi. 2010. Mengenal
Penelitian Tindakan Kelas.
SARAN Jakarta: Indeks.
1. Peneliti mengembangkan
kontekstual dalam pembelajaran Moleong, Lexi. 2007. Metodologi
menulis teks berita pada semester Penelitian Kualitatif.
berikutnya. Bandung: Remaja
2. Untuk peneliti lain agar melakukan Rosdakarya.
penelitian yang relevan demi
memperdalam penerapan
pendekatan kontekstual dalam
pembelajaran keterampilan menulis
teks berita.
100

You might also like