Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS PRAKTIK KESIAPSIAGAAN PETUGAS KEAMANAN


TERHADAP PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DI MALL X
SEMARANG

Yohana Efelin, Daru Lestantyo, Ida Wahyuni


Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoto
Email: yohanaefelin@gmail.com

Abstract: Preparedness is effort to allow people to overcome disaster hazard


through the systematic emergency response and organization. Mall is a public
place that is located near the city buildings and have a place to shop, gather, or a
place for recreation. Mall have quite a variety of fire characteristics, it classified
into sixth level of fire, variation of occupant, and variation of hazards. The
purpose of this research was to analyze factors that related to preparedness
practices. The design of this study was analytic-quantitative research with cross-
sectional approach. Population of this research were 59 security officers of X Mall
Semarang. Sampling of this research were 59 security officers (total samping).
Questionnaire and observation checklist were used as the instruments of this
research. The observation sheet was used to check the suitability of existing fire
prevention facilities with the prevailing standards in Indonesia. Statistical analysis
used was chi-square test. The result of the research showed that there was a
relation between knowledge (p=0,027), attitude (p=0,025), fire protection facilities
(p=0,001), fire rescue training (p=0,000) with preparedness practices, while there
was no relation between supervision of HSE officer (p=0,731) with preparedness
practices. Researchers suggest company to provide socialization of fire and
safety about shopping center to security and complete the fire protection facility.

Keywords : Preparedness, Fire, Security Officer, Mall

PENDAHULUAN berat terjadi dan mengakibatkan


Keselamatan dan kesehatan kematian.2 Salah satu jenis
kerja (K3) saat ini telah menjadi isu kecelakaan kerja yang sering terjadi
penting bagi dunia industri. Setiap di dunia industri adalah kebakaran.
perusahaan menggunakan K3 untuk Kebakaran merupakan salah
mengimplementasikan bisnis satu bencana yang dapat
mereka agar lebih baik dan menimbulkan kerugian baik korban
menguntungkan.1 Namun, pada jiwa, harta benda (aset), dan
kenyataannya implementasi K3 yang produktivitas.3 Berdasarkan Laporan
dilakukan oleh perusahaan- Tahunan Badan Nasional
perusahaan tersebut belum berjalan Penanggulangan Bencana tercatat
dengan baik. Berdasarkan data jumlah kebakaran yang terjadi di
Badan Penyelenggara Jaminan Jawa Tengah pada tahun 2016
Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, sebanyak 468 kejadian kebakaran
pada akhir tahun 2016 telah tercatat dengan taksiran kerugian sebesar
sebanyak 101.367 kasus kecelakaan Rp 1.127.741.291,-.4 Hal ini
kerja terjadi di Indonesia. Selain itu menunjukkan kebakaran dapat
sebanyak 2.375 kasus kecelakaan terjadi setiap saat, dimana saja, dan

662
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

kapan saja karena pemicu terjadinya bersama keluarga dan relasi bisnis
kebakaran sangatlah beragam.1 di kota Semarang. Bangunan Mall X
Oleh sebab itu perlu dilakukan Semarang ini juga tidak dapat lepas
sistem manajemen kebakaran yang dari bahaya kebakaran gedung dan
baik dan terencana. tempat umum.
Penerapan sistem Saat survei pendahuluan
manajemen kebakaran sangat ditemukan pula bahwa Mall X
diperlukan di berbagai tempat, salah Semarang telah memiliki organisasi
satunya adalah tempat umum (public atau unit penanggulangan
building). Kebakaran di tempat kebakaran yang anggotanya
umum membutuhkan perhatian yang merupakan perwakilan dari
sangat besar karena beragamnya beberapa departemen yang ada di
penghuni yang berkunjung ke Mall X Semarang. Petugas
tempat tersebut, yaitu penghuni keamanan adalah salah satu
tetap maupun penghuni tidak tetap. kelompok anggota unit
Selain itu sifat bahaya yang berada penanggulangan kebakaran
di tempat umum bervariasi sesuai tersebut. Dalam keadaan darurat,
dengan jenis dan penggunaannya. petugas keamanan dituntut untuk
Salah satu contoh tempat umum memiliki kesiapsiagaan dalam
yang memerlukan penerapan menghadapi bahaya yang muncul
manajemen kebakaran adalah pusat dan dapat segera melakukan
perbelanjaan (mall).5 evakuasi pada korban.
Pusat perbelanjaan (mall) Menurut penelitian terdahulu
merupakan tempat terbuka maupun dijelaskan bahwa ketidaktercapaian
tertutup yang lokasinya berada dekat tujuan masing-masing program
dengan gedung-gedung kota dan penanggulangan kebakaran dapat
memiliki tempat untuk berbelanja dipengaruhi oleh belum optimalnya
serta berjalan.6 Setiap harinya mall pemanfaatan sumber daya manusia
akan dikunjungi oleh berbagai yang ada di tempat tersebut. Oleh
macam individu maupun kelompok, sebab itu perlu dilakukan
oleh karena itu pihak mall perlu optimalisasi pemanfaatan sumber
memberikan kenyamanan dan daya manusia yang dikoordinir
keamanan kepada pengunjungnya.7 secara sistematis.8
Kasus kejadian kebakaran Berdasarkan penjelasan
yang pernah terjadi pada pusat tersebut, maka peneliti tertarik
perbelanjaan adalah yang terjadi di melakukan penelitian tentang
pusat perbelanjaan Kamevero, analisis faktor-faktor yang
Rusia pada bulan Maret 2018 lalu. berhubungan dengan praktik
Sebanyak 37 orang dikabarkan kesiapsiagaan petugas keamanan
tewas akibat kebakaran tersebut. terhadap penanggulangan bahaya
Selain itu, Indonesia juga pernah kebakaran yang dapat terjadi di Mall
mengalami kejadian kebakaran pada X Semarang. Hal ini mengingat
pusat perbelanjaan yaitu Ciputra bahwa Mall X Semarang merupakan
Mall, Semarang pada bulan salah satu tempat umum yang
Desember 2017 lalu. Tidak ada terdapat di kota Semarang.
korban jiwa dalam kejadian ini.
Mall X Semarang merupakan
pusat perbelanjaan yang METODE PENELITIAN
menawarkan tempat belanja, makan, Jenis penelitian yang
rekreasi serta menikmati hiburan digunakan adalah penelitian analitik

663
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

menggunakan metode kuantitatif kebakaran tergolong dalam


dengan pendekatan cross sectional. kategori baik.
Populasi dalam penelitian ini yaitu e. Pengawasan Petugas K3
seluruh Petugas Keamanan Mall X Sebanyak 30 orang (50,8%)
Semarang yang berjumlah 59 orang responden berpendapat bahwa
dengan jumlah sampel sejumlah pengawasan petugas K3
populasi (total sampling). Analisis tergolong dalam kategori baik.
yang digunakan adalah analisis f. Kesiapsiagaan dalam
univariat yang digunakan untuk Menghadapi Bahaya Kebakaran
mendeskripsikan gambaran Responden dengan
distribusi frekuensi tiap variabel yang kesiapsiagaan dalam
diteliti dan analisis bivariat yang menghadapi bahaya kebakaran
digunakan untuk menunjukkan yang baik memiliki frekuensi
Praktik terbanyak yaitu sebanyak 50
Kesiapsiagaan orang (84,7%).
Kuran Total
Pengetahuan 2. Analisis Bivariat
g Baik
Baik a. Hubungan
f % f % f % pengetahuan dengan Praktik
Kurang Baik 8 25,8 23 74,2 31 100,0 Kesiapsiagaan
Baik 1 3,6 27 96,4 28 100,0 p-value = 0,027
hubungan antara satu variabel Berdasarkan hasil
bebas dengan satu variabel terikat. penelitian dapat disimpulkan bahwa
Metode analisis menggunakan uji ada hubungan yang signifikan antara
statistik Chi-Square. pengetahuan dengan praktik
kesiapsiagaaan petugas keamanan
HASIL DAN PEMBAHASAN terhadap penanggulangan bahaya
1. Analisis Univariat kebakaran di Mall X Semarang
a. Pengetahuan dengan nilai p-value 0,027 (≤ 0,05).
Responden dengan Pengetahuan individu akan
pengetahuan kurang baik bahaya, kerentanan, risiko, dan
memiliki frekunsi terbanyak yaitu kegiatan-kegiatan pengurangan
sebanyak 31 orang (52,5%). risiko yang cukup memadai akan
b. Sikap menciptakan aksi sekelompok
Responden dengan sikap baik masyarakat menjadi lebih efektif
memiliki frekuensi terbanyak dalam menghadapi bahaya
yaitu sebanyak 40 orang kebakaran.10 Perilaku seperti ini
(67,8%). akan bersifat langgeng. Sebaliknya
c. Sarana Penanggulangan perilaku yang tidak di dasari dengan
Kebakaran pengetahuan yang baik tidak akan
Sebanyak 42 orang (71,2%) berlangsung lama dan mudah untuk
responden berpendapat bahwa dilupakan (tidak bersifat langgeng).11
sarana penanggulangan Mall X Semarang telah
kebakaran tergolong dalam melaksanakan pelatihan
kategori tersedia baik. penanggulangan kebakaran untuk
d. Pelatihan Penanggulangan para petugas keamanan minimal 1
Kebakaran tahun sekali. Tujuan dari pelatihan
Sebanyak 48 orang (81,4%) ini adalah meningkatkan
responden berpendapat bahwa pengetahuan petugas keamanan
pelatihan penanggulangan terhadap bahaya dan

664
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

penanggulangan kebakaran. Namun penghayatan terhadap objek.9 Hal ini


dalam satu kali pelatihan hanya didasari oleh sikap yang positif
sebagian besar petugas keamanan sehingga perilaku tersebut akan
yang mengikutinya sehingga masih bersifat langgeng. Sebaliknya
ditemukan petugas keamanan yang perilaku yang tidak didasari dengan
belum mengetahui secara benar sikap yang positif tidak akan
bagaimana prinsip kebakaran dapat berlangsung lama dan mudah untuk
terjadi, pencegahan bahaya dilupakan.11
kebakaran, dan sarana Hasil penelitian ini sejalan
penanggulangan kebakaran. dengan teori yang telah
Hasil penelitian ini sejalan dikemukakan oleh Lawrence Green,
dengan teori yang telah yaitu faktor sikap turut
dikemukakan oleh Lawrence Green, mempengaruhi praktik
yaitu faktor pengetahuan turut kesiapsiagaan petugas keamanan
mempengaruhi praktik Mall X Semarang. Selain itu, hasil
kesiapsiagaan petugas keamanan penelitian ini juga sesuai dengan
Mall X Semarang. Selain itu, hasil penelitian terdahulu mengenai
penelitian ini juga sesuai dengan Faktor-faktor yang Berhubungan
penelitian terdahulu mengenai dengan Praktik Kesiapsiagaan
Perilaku Kesiapsiagaan Pedagang Security Terkait Kebakaran di
terhadap Resiko Kebakaran di Pasar Terminal Peti Kemas Semarang PT.
Tradisional Karangayu Kota Pelabuhan Indonesia III (Persero)
Semarang Tahun 2015 yang yang menunjukkan ada hubungan
menunjukkan ada hubungan antara antara sikap dengan praktik
tingkat pengetahuan dengan kesiapsiagaan. Sikap merupakan
perilaku kesiapsiagaan.12 faktor pribadi yang masuk dalam
penyebab dasar terjadinya praktik
b. Hubungan sikap dengan praktik kesiapsiagaan yang kurang.14
kesiapsiagaan
Praktik c. Hubungan sarana
Kesiapsiagaan penanggulangan kebakaran
Total
Sikap Kurang dengan praktik kesiapsiagaan.
Baik p-value: 0,001
Baik
f % f % f % Tanpa ketersediaan sarana
Kurang 31, 1 68, 100, penanggulangan kebakaran, tentu
6 19
Baik 6 3 4 0 upaya pencegahan dan
Baik 3 92, 100, penanggulangan kebakaran tidak
3 7,5 40
7 5 0 akan berhasil efektif. Pihak
p-value: 0,025 manajemen dapat memutuskan dan
Berdasarkan hasil penelitian menetapkan bagaimana strategi
dapat disimpulkan bahwa ada pencegahan dan penanggulangan
hubungan yang signifikan antara kebakaran yang diperlukan dana
sikap dengan praktik kesiapsiagaaan apa saja sarana penanggulangan
petugas keamanan terhadap kebakaran yang akan disediakan.5
penanggulangan bahaya kebakaran Sarana Praktik
di Mall X Semarang dengan nilai p- Penangg Kesiapsiagaan
value 0,025 (≤ 0,05). Total
ula-ngan Kurang
Sikap merupakan kesiapan Baik
Kebakara Baik
untuk bereaksi terhadap objek di n f % f % f %
lingkungan tertentu sebagai suatu Kurang 41, 58, 1 100,
7 10
Baik 2 8 7 0
Baik 95, 4 100,
2 4,8 40
665 2 2 0
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Berdasarkan hasil penelitian Kemudian APAR yang berada di


dapat disimpulkan bahwa ada Mall X Semarang juga perlu
hubungan yang signifikan antara mendapatkan penambahan
sarana penanggulangan kebakaran kelengkapan tiap komponennya
dengan praktik kesiapsiagaaan seperti tanda pemasangan APAR
petugas keamanan terhadap berbentuk segitiga, tinggi APAR
penanggulangan bahaya kebakaran yang belum sesuai, ukuran
di Mall X Semarang dengan nilai p- penulisan APAR, instruksi
value 0,001 (≤ 0,05). Hasil penelitian penggunaan APAR, dan identitas
ini sejalan dengan teori yang telah petugas yang melakukan
dikemukakan oleh Lawrence Green, pengecekan APAR. Setiap sarana
yaitu sarana penanggulangan penanggulangan kebakaran yang
kebakaran turut mempengaruhi berada di Mall X Semarang
praktik kesiapsiagaan petugas memerlukan perawatan rutin dan
keamanan Mall X Semarang. pendataan hasil perawatan yang
Selain itu, hasil penelitian ini terorganisir.
sesuai dengan penelitian terdahulu
tentang Faktor-faktor yang d. Hubungan pelatihan
Mempengaruhi Kesiapsiagaan penanggulangan kebakaran
Tanggap Darurat Bencana dengan praktik kesiapsiagaan
Kebakaran pada Penghuni Mess PT. p-value: 0,000
Sango Ceramics Indonesia Berdasarkan hasil penelitian
Semarang Tahun 2015 yang dapat disimpulkan bahwa ada
menunjukkan ada hubungan antara hubungan yang signifikan antara
sarana prasarana dengan pelatihan penanggulangan
kesiapsiagaan tanggap darurat kebakaran dengan praktik
kebakaran. Hal ini terjadi kesiapsiagaaan petugas keamanan
dikarenakan adanya fasilitas yang terhadap penanggulangan bahaya
belum memadai.15 kebakaran di Mall X Semarang
Berdasarkan hasil observasi
yang telah dilakukan didapatkan Pelatihan Praktik
skor sebesar 91,18% terhadap Penangg Kesiapsiagaan
Total
kesesuaian komponen dari sarana u-langan Kurang
Baik
penanggulangan kebakaran. Hal ini Kebakara Baik
menunjukkan bahwa sarana n f % f % f %
penanggulangan kebakaran di Mall Kurang 63, 1 100,
7 4 36,4
X Semarang sudah cukup baik. Baik 6 1 0
Namun, dari hasil observasi Baik 4 4 100,
2 4,2 95,8
ditemukan beberapa sarana 6 8 0
penanggulangan kebakaran yang dengan nilai p-value 0,000 (≤ 0,05).
perlu dilakukan perbaikan dan Petugas keamanan sebagai
penambahan kelengkapannya anggota dalam tim tanggap darurat
sesuai dengan peraturan dan di Mall X Semarang perlu
standart yang berlaku di Indonesia. mendapatkan pelatihan
Salah satunya adalah masih penanggulangan kebakaran.
terdapat tangga darurat yang Sasarannya untuk meningkatkan
terhalangi oleh sesuatu contohnya pengetahuan dan kemampuan
tempat penyimpanan helm, tangga dalam melakukan penanggulangan
lipat, dan kendaraan karena kebakaran.5 Mall X Semarang telah
digunakan sebagai tempat parkir. melaksanakan pelatihan

666
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

penanggulangan kebakaran bagi dikemukakan oleh Lawrence Green,


petugas keamanan minimal 1 kali yaitu pengawasan turut
setahun. Namun, pelatihan mempengaruhi praktik
penanggulangan kebakaran ini kesiapsiagaan petugas keamanan
belum diikuti oleh seluruh petugas Mall X Semarang. Namun, hasil
keamanan dalam jangka waktu penelitian ini sejalan dengan
minimal 1 kali setahun. penelitian terdahulu tentang Faktor-
Hasil penelitian ini sejalan faktor yang Berhubungan dengan
dengan teori yang telah Kesiapsiagaan Tanggap Darurat
dikemukakan oleh Lawrence Green, Praktik
yaitu pelatihan turut mempengaruhi Kesiapsiagaan
praktik kesiapsiagaan petugas Pengawasan Total
Kurang Baik
keamanan Mall X Semarang. Selain Petugas K3
Baik
itu, hasil penelitian ini sesuai dengan f % f % f %
penelitian terdahulu tentang Faktor- Kurang Baik 5 17,2 24 82,2 29 100,0
faktor yang Berhubungan dengan Baik 4 13,3 26 86,7 30 100,0
Upaya Kesiapsiagaan Karyawan pada Aviation Security terhadap
Bagian Produksi dalam Menghadapi Bahaya Kebakaran di Terminal
Bahaya Kebakaran di PT Sandang Bandara X yang menunjukkan tidak
Asia Maju Abadi yang menunjukkan terdapat hubungan antara
ada hubungan antara pelatihan pengawasan petugas K3 dengan
pemadaman kebakaran dengan kesiapsiagaan tanggap darurat
upaya kesiapsiagaan kebakaran. 16 Aviation Security terhadap bahaya
kebakaran di terminal bandara X.17
e. Hubungan antara Pengawasan
Petugas K3 dengan Praktik KESIMPULAN
Kesiapsiagaan 1. Pengetahuan responden
p-value: 0,731 mengenai penanggulangan
Berdasarkan hasil penelitian bahaya kebakaran sebagian
dapat disimpulkan bahwa tidak ada besar tergolong dalam kategori
hubungan yang signifikan antara kurang baik (52,5%).
pengawasan petugas K3 dengan 2. Sikap responden mengenai
praktik kesiapsiagaaan petugas penanggulangan kebakaran
keamanan terhadap sebagian besar tergolong dalam
penanggulangan bahaya kebakaran kategori baik (67,8%).
di Mall X Semarang dengan nilai p- 3. Sarana Penanggulangan
value 0,731 (> 0,05). Kebakaran menurut responden
Pada Mall X Semarang sebagian besar tergolong dalam
belum terbentuk departemen khusus kategori tersedia baik (71,2%).
K3 sehingga kegiatan terkait K3 4. Pelatihan penanggulangan
belum berjalan dengan maksimal kebakaran menurut responden
pada gedung ini. Jobdesk yang sebagian besar tergolong dalam
dimiliki oleh petugas K3 diserahkan kategori baik (81,4%).
kepada petugas building yang telah 5. Pengawasan petugas K3
ditugaskan untuk menjaga kondisi mengenai penanggulangan
Mall X Semarang agar tetap berada bahaya kebakaran menurut
dalam keadaan yang aman dan responden sebagian besar
selamat. tergolong dalam kategori baik
Hasil penelitian ini tidak (50,8%).
sejalan dengan teori yang telah

667
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

6. Praktik kesiapsiagaan petugas 1) Menyediakan APAR


keamanan Mall X Semarang yang sesuai dengan
dalam menanggulangi bahaya Permenaker No.4 Tahun
kebakaran tergolong dalam 1980.
kategori baik (84,7%). 2) Rutin melakukan
7. Ada hubungan antara inspeksi, pemeliharaan ,
pengetahuan dengan praktik serta melakukan uji
kesiapsiagaan terhadap operasional. Rekaman
penanggulangan bahaya hasil inspeksi,
kebakaran (p=0,027). pemeliharaan, dan
8. Ada hubungan antara sikap pengujian sarana
dengan praktik kesiapsiagaan penanggulangan
terhadap penanggulangan kebakaran di Mall X
bahaya kebakaran (p=0,025). Semarang disimpan
9. Ada hubungan antara sarana dengan baik.
penanggulangan kebakaran 3) Menambahkan petunjuk
dengan praktik kesiapsiagaan arah EXIT dan tanda
terhadap penanggulangan kesalamatan yang lebih
bahaya kebakaran (p=0,001). banyak di dalam gedung
10. Ada hubungan antara pelatihan Mall X Semarang.
penanggulangan kebakaran c. Memberikan pelatihan
dengan praktik kesiapsiagaan penanggulangan kebakaran
terhadap penanggulangan bagi seluruh petugas
bahaya kebakaran (p=0,000). keamanan 6 bulan sekali
11. Tidak ada hubungan antara atau 1 tahun sekali.Bagi
pengawasan petugas K3 dengan Peneliti selanjutnya
praktik kesiapsiagaan terhadap 2. Peneliti selanjutnya dapat
penanggulangan bahaya meneliti tentang praktik
kebakaran (p=0,731). kesiapsiagaan pada petugas
keamanan bagian Bioskop dan
SARAN Toko Swalayan di Mall X
1. Bagi Mall X Semarang Semarang.
a. Pada saat kegiatan apel
diberikan pemahaman dan DAFTAR PUSTAKA
arahan kepada para 1. Tarwaka, PGDip.Sc. ME.
petugas keamanan tentang Dasar-dasar Keselamatan
bahaya kebakaran dan Kerja Serta Pencegahan
keamanan mall dan Kecelakaan di Tempat Kerja.
memasang tanda-tanda 1st ed. Surakarta: Harapan
peringatan seperti poster Press; 2012.
mengenai kebakaran pada
pos jaga petugas 2. BPJS Keternagakerjaan.
keamanan. Jumlah kecelakaan kerja di
b. Menyediakan dan Indonesia masih tinggi
melengkapi sarana [Internet]. 2016. Available
penanggulangan kebakaran from:
sesuai dengan peraturan https://www.bpjsketenagakerj
dan kebijakan yang berlaku aan.go.id/berita/5769/Jumlah-
di Indonesia, seperti : kecelakaan-kerja-di-
Indonesiamasih-tinggi.html

668
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

10. Setyawati H. Hubungan


3. Ramli S. Pedoman Praktis Antara Pengetahuan Dengan
Manajemen Bencana Kesiapsiagaan Bencana
(Disaster Management). Gempa Bumi Pada Siswa
Pertama. Djajaningrat H, Kelas XI IPS SMA I Cawas
editor. Jakarta: Dian Rakyat; Kabupaten Klaten. Fak Kegur
2010. dan Pendidik Univ
Muhammadiyah Surakarta.
4. Direktur Jenderal Badan 2014;
Peradilan Umum. Laporan
Tahunan Pelaksanaan 11. Firmansyah I, Rasni H,
Program Kerja BPBD Provinsi Rondhianto. Hubungan
Jawa Tengah Tahun 2016. Pengetahuan dengan Perilaku
2016;(24) Kesiapsiagaan dalam
Menghadapi Bencana Banjir
5. Ramli S. Manajemen dan Longsor pada Remaja
Kebakaran. Pertama. Usia 15-18 tahun di SMA Al-
Djajaningrat H, editor. Jakarta: Hasan Kemiri Kecamatan
Dian Rakyat; 2010. Panti Kabupaten Jember (
The Correlation Between
6. Hasil Pencarian - KBBI Daring Knowledge and behavior
[Internet]. [cited 2018 Apr 22]. preparedness in Facing of.
Available from: 2014.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/e
ntri/pusat perbelanjaan 12. Valentina RS. Perilaku
Kesiapsiagaan Pedagang
7. Hernandez T. Pengertian / terhadap Resiko Kebakaran di
Definisi Mall Menurut Pasar Tradisional Karangayu
Beberapa Ahli - Arsitur.Com Kota Semarang Tahun 2015.
[Internet]. Arsitur. 2015 [cited Fak Kesehat Univ Dian
2018 Apr 22]. Available from: Nuswantoro. 2015;
https://www.arsitur.com/2015/
10/pengertian-definisi-mall- 13. Arief Setyawan, Endo Wijaya
menurut.html# Kartika. Study Eksploratif
Tingkat Kesadaran Penghuni
8. Muchtar HK, Ibrahim H, Gedung Bertingkat Terhadap
Raodhah S. Analisis Efisiensi Bahaya Kebakaran: Studi
Dan Efektivitas Penerapan Kasus di Universitas Kristen
Fire Safety Management Petra Surabaya. J Manaj
Dalam Upaya Pencegahan Perhotelan. 2008.
Kebakaran di PT .
Consolidaetd Electric Power 14. Tabita Kartikawati. Faktor-
Asia ( Cepa ) Kabupaten Faktor yang Berhubungan
Wajo. 2015; dengan Praktik Kesiapsiagaan
Security Terkait Kebakaran di
9. Notoatmodjo S. Promosi Terminal Peti Kemas PT.
Kesehatan dan Perilaku Pelabuhan Indonesia III
Kesehatan. Pertama. Jakarta: (Persero). J Kesehat Masy.
PT Rineka Cipta; 2012. 2017;

669
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

15. Linuwih RM. Faktor-faktor Kebakaran di PT. Sandang


yang Mempengaruhi Asia Maju Abadi. J Kesehat
Kesiapsiagaan Tanggap Masy. 2017;
Darurat Bencana Kebakaran
Pada Penghuni Mess PT. 17. Fitriyana I, Ekawati,
Sango Ceramics Indonesia Kurniawan B. Faktor-Faktor
Semarang. Fak Kesehat Univ yang Berhubungan dengan
Dian Nuswantoro. 2015; Kesiapsiagaan Tanggap
Darurat pada Aviation
16. Fitriana L, Suroto, Kurniawan Security Terhadap Bahaya
B. Faktor-Faktor yang Kebakaran di Terminal
Berhubungan Dengan Upaya Bandara X. J Kesehat Masy.
Kesiapsiagaan Karyawan 2016;Vol. 4(No. 3).
Bagian Produksi Dalam
Menghadapi Bahaya

670

You might also like