Professional Documents
Culture Documents
Growth Chart To Support Mothers To Monitor The Growth of Children Through A Companion Module
Growth Chart To Support Mothers To Monitor The Growth of Children Through A Companion Module
Yulia Fitri, Nunung Sri Mulyani, Eva Fitrianingsih & Suryana E-ISSN : 2548-5741
doi: 10.30867/action.v3i1.98 Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal, Mei 2018; 3(1): 42-47
*
Penulis untuk korespondensi: 4605.ah@gmail.com
Indonesia adalah 17,9%, balita pendek 35,6% Masyarakat Universitas Indonesia (1998),
dan kurus 13,3%. Provinsi Aceh memiliki menyatakan bahwa pembinaan kader
prevalensi gizi buruk dan kurang yang masih merupakan sarana penting dalam peningkatan
berada diatas angka prevalensi nasional yaitu pengetahuan dan keterampilan kader. Kader
23,7 %.2 Berdasarkan hasil survei Pemantauan yang terampil akan sangat membantu dalam
Status Gizi (PSG) tahun 2012 di Kabupaten pelaksanaan kegiatan posyandu, sehingga
Aceh Besar diketahui prevalensi balita yang informasi dan pesan-pesan gizi akan dapat
mengalami gizi kurang sebesar 23,5% dan gizi dengan mudah disampaikan kepada
8
buruk sebesar 11,4%. Prevalensi gizi buruk dan masyarakat.
gizi kurang (KEP Total) dari tahun 2009 sampai Berdasarkan data hasil training needs
dengan 2012 relatifnya mengalami peningkatan assessment kelompok penggerak PKK di Aceh
yang signifikan.3 Besar, bahwa rendahnya pemahaman
Salah satu upaya pemerintah untuk masyarakat terutama ibu-ibu balita dalam
mengatasi masalah KEP adalah mengembalikan melihat KMS, termasuk dalam pemantauan
fungsi posyandu dan meningkatkan kembali pertumbuhan balita mereka berdampak
partisipasi masyarakat dan keluarga dalam terhadap rendahnya kunjungan atau partisipasi
memantau pertumbuhan balita, mengenali dan masyarakat. Kondisi ini didukung oleh data
menanggulangi secara dini balita yang yang menyebutkan bahwa cakupan partisipasi
mengalami gangguan pertumbuhan melalui masyarakat terhadap posyandu (D/S) hanya
kegiatan penimbangan di posyandu.4 70%. Hal ini menunjukkan bahwa apabila ibu-
Pemantauan pertumbuhan merupakan ibu balita mempunyai pemahaman yang kurang
salah satu kegiatan utama program perbaikan baik tentang pemantauan pertumbuhan balita
gizi, yang menitikberatkan pada upaya maka akan mempengaruhi kunjungan mereka
pencegahan dan peningkatan keadaan gizi ke posyandu, sehingga anak-anak tidak
balita.5 Pemantauan pertumbuhan merupakan terpantau status gizi mereka.3
rangkaian kegiatan yang terdiri; penilaian Pengetahuan merupakan kesan di dalam
pertumbuhan balita secara teratur melalui fikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca
penimbangan setiap bulan, pengisian dan indranya, yang berbeda sekali dengan
penilaian hasil penimbangan berdasarkan Kartu kepercayaannya dan penerangan-penerangan
Menuju Sehat, tindak lanjut setiap kasus yang keliru. Tujuan dari pengetahuan adalah
gangguan pertumbuhan berupa konseling dan untuk mendapatkan kepastian serta
rujukan, tindak lanjut berupa kebijakan dan menghilangkan prasangka akibat ketidakpastian
program di tingkat masyarakat, serta dan juga untuk mengetahui dan memahami
meningkatkan motivasiuntuk memberdayakan suatu hal lebih dalam.9 Kurangnya pengetahuan
keluarga.6 ibu-ibu tentang pentingnya pemantauan
Provinsi Aceh telah menyusun Rencana pertumbuhan balita berdampak terhadap
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) bidang kunjungan dan cakupan SKDN yang rendah.
kesehatan tahun 2010-2025 yang memberikan Padahal, pengetahuan dalam segi kesehatan
prioritas pada delapan fokus utama yaitu : (1) bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
investasi sumber daya manusia sejak dini, (2) kemauan, dan kemampuan bagi setiap orang
upaya kesehatan pada masalah kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan
10
masyarakat, (3) reformasi pelayanan kesehatan, masyarakat setinggi-tingginya.
(4) penyediaan sumber daya kesehatan baik
kualitas maupun kuantitas, (5) pembangunan
berwawasan kesehatan, (6) peningkatan DESAIN PENELITIAN
manajemen kesehatan, (7) penanggulangan
Penelitian kuantitatif menggunakan desain
bencana dan darurat kesehatan dan (8)
Quasi Experimental dengan rancangan pretest
keterlibatan masyarakat. 7
posttest non equivalent group. Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh Direktorat
dilaksanakan di Kecamatan Lhoknga Aceh
Bina Gizi Masyarakat dan Fakultas Kesehatan
Besar, pada Agustus – September 2017. Sampel
penelitian adalah ibu rumah tangga yang terpilih Karakteristik partisipan dalam kegiatan
secara acak dari hasil perhitungan besar sampel penelitian ini bisa dilihat pada Tabel 1 diatas.
menggunakan rumus ukuran sampel untuk Hasil evaluasi menunjukan bahwa, responden
menguji hipotesis dua sisi dua populasi rata-rata, dalam kegiatan ini menurut karakteristik usia
sehingga besar sampel diperoleh 50 orang (25 umumnya berusia 33 – 40 tahun yaitu sebesar
perlakuan dan 25 kontrol) yang telah memenuhi 40,0%. Sedangkan menurut pendidikan
asumsi homogenitas sampel, seperti kesamaan umumnya masih berpendidikan SMA yaitu
umur, pendidikan, dan masa perkawinan. sebesar 50,0%. Selanjutnya berdasar jenis
Pengumpulan data meliputi data primer pekerjaan, partisipan kegiatan riset tersebut
(identitas subjek, pengetahuan, ketepatan mayoritas diikuti oleh ibu yang tidak
mengukur ibu) yang diperoleh melalui bekerja/IRT (35,0%) dan bekerja sebagai tani
wawancara dan observasi. Data skunder meliputi atau berkebun (30,0%).
wilayah kerja kader, demografi lokasi serta data
dukung lainnya diperoleh melalui studi 2. Pengetahuan Ibu tentang Pertumbuhan
dokumen. Pengetahuan ibu dalam melakukan
Pengolahan data dilakukansecara pemantauan pertumbuhan dengan modul
komputerisasi dengan melewati tahapan editing, pendamping KMS sebagaimana disajikan pada
coding, entry, cleaning data entry. Analisis data Gambar 3 dapat dipaparkan bahwa sebelum
menggunakan software statistik R (R-Cmdr) dilakukan pelatihan mempunyai rerata sebesar
bersifat open source, dimulai secara deskriptif, 11,9 dengan deviasi 2,125. Hal ini berarti,
pengujian pra syarat analisis, pengujian sebelum diberikan pelatihan tentang pemantauan
normalitas (Kolmogorov Smirnov), dan pertumbuhan bahwa ibu-ibu tersebut hanya
pengujian homogenitas varians tes statistik yang mampu mengetahui tentang pertumbuhan
digunakan adalah uji F (Levene’s Test for balitanya sebesar 59,5% atau pengetahuan
Equality of Variances). Membuktikan hipotesis, mereka masih rendah. Sedangkan setelah
maka uji statistik yan digunkan yaitu dependent diberikan pelatihan tentang pemantauan
t-test dan independent t-test. pertumbuhan balita, ternyata pengetahuan ibu-
ibu meningkat reratanya sebesar 14,5 dan deviasi
2,724 atau dengan kata lain pengetahuan ibu-ibu
HASIL DAN PEMBAHASAN meningkat menjadi sebesar 72,5% atau
pengetahuan ibu menjadi lebih baik
1. Karakteristik Responden
dibandingkan sebelumnya.
Rerata ± ∆ Rerata ±
CI: 95% Nilai p
SD SD
Pengetahuan Ibu Balita:
Sebelum pelatihan 11,9 + 0,475 2,6 + 2,95 1,17 – 3,93 0,001*
Setelah pelatihan 14,5 + 0,609
* Signifikan pada CI:95% (p-value < 0,05)
Hasil penelitian ini (Gambar 1) pelatihan dengan setelah pelatihan dengan nilai
memberikan makna, bahwa pengetahuan ibu p=0,001 (p-value < 0,05). Oleh karena itu,
dalam melakukan pemantauan pertumbuhan dapat disimpulkan bahwa pelatihan
balita sebelum dilakukan pelatihan mempunyai penggunaan modul pendamping KMS ternyata
tingkat pengetahuan kurang baik (59,5%). Hal secara statistik menujukan pengaruh yang
ini wajar mengingat ibu belum terpapar dengan bermakna untuk meningkatkan pengetahuan
informasi tentang pemantauan pertumbuhan. ibu balita dalam hal memantau pertumbuhan
Kemungkinan ini terjadi yaitu masih balita mereka di Desa Lambaro Kueh
banyaknya ibu yang berpendidikan rendah Kecamatan Lhoknga.
yaitu SMP dan SMA, selain itu faktor Hal ini sejalan dengan penelitian
pekerjaan juga diduga menjadi pemicu Khaidir8, bahwa pengetahuan kader dalam
terhadap rendahnya pengetahuan mereka. pengelolaan posyandu meningkat secara
Selanjutnya setelah diberikan pelatihan selama signifikan sesudan mendapat pelatihan
2 (dua) hari dan juga dibantu oleh kader maka berdasarkan kompetensi. Hasil penelitian lain
pengetahuan ibu bisa sedikit ditingkatkan juga menyatakan pendidikan kesehatan
menjadi lebih baik (72,5%). Pelatihan yang melalui modul telah terbukti memiliki
diberikan serta faktor dukungan kader dalam pengaruh yang bermakna dalam meningkatkan
membimbing ibu-ibu di Desa Lambaro Kueh pengetahuan ibu balita dalam pemberian
ternyata dapat merubah pola dan pemahaman makanan sumber vitamin A. 11 Lebih lanjut
mereka dalam pemantauan pertumbuhan juga didukung oleh penelitian Al Rahmad, 12
balita, dan modul tersebut juga bagus dalam bahwa terdapat perbedaan yang bermakna
mendukung perubahan pengetahuan. Mungkin pengetahuan dan perilaku Tenaga pelaksana
mereka menganggap penting dan lebih peduli Gizi (TPG) pada kelompok perlakuan, yang
kepada balita untuk melihat perkembangan menunjukan pelatihan dengan media modul
serta pertumbuhan anak-anak mereka. dapat meningkatkan pengetahuan begitu
Pengaruh pelatihan dengan modul signifikan.
pendamping KMS terhadap peningkatan Dalam penelitian ini, perubahan
kemampuan/pengetahuan ibu balita tentang pengetahuan ibu terlihat secara khusus dari
pemantauan pertumbuhan disajikan pada item pengetahuan seperti pentingnya
Tabel 1. Hasil evaluasi yang dilakukan setelah mengetahui pertumbuhan anak melalui
pemberian pelatihan pada kegiatan pengabdian penimbangan setiap bulan di Posyandu, fungsi
kepada masyarakat yaitu ibu-ibu di Desa KMS dalam membatu interpretasi hasil
Lambaro Kueh Kecamatan Lhoknga, pertumbuhan, anak BGM perlu untuk selalu
terdeskripsikan bahwa pengetahuan ibu antara mendapatkan perhatian khusus dalam
sebelum diberikan pelatihan dengan setelah tumbuh kembang dan anak kurus, anak yang
diberikan pelatihan dengan modul pendamping mengalami gangguan perlu untuk dirujuk.
KMS ternyata mempunyai selisih rerata Item-item tersebut merupakan sangat dominan
sebesar 2,6 dengan deviasinya 2,95. Hasil peningkatan pengetahuan ibu antara sebelum
statistik menunjukan terdapat perbedaan diberikan pelatihan dengan setelah diberikan
signifikan antara pengetahuan kader sebelum pelatihan.13 Selanjutnya penggunaan media
sangat memungkinkan terjadinya peningkatan dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang
pengetahuan serta positifnya pemahaman ibu- dilahirkannya
ibu terkait informasi gizi yang mereka anggap Bagi tenaga kesehatan di Puskesmas
penting untuk kesehatan keluarga mereka. 14 Lhoknga juga diharapkan adanya tindak lanjut
Peningkatan pengetahuan tersebut berupa penyuluhan maupun pelatihan secara
melalui suatu informasi. Informasi dapat kontinu dalam meningkatkan angka
berasal dari berbagai bentuk termasuk pemantauan pertumbuhan kepada ibu-ibu
pendidikan formal maupun non formalyang balita, yang dapat dilakukan secara intensif
dikonversi menjadi pengetahuan. Pengetahuan dengan melibatkan tenaga penyuluh yang
merupakan domain yang sangat penting untuk profesional, baik yang berasal dari perguruan
terbentuknya tindakan seseorang. 15 tinggi maupun pihak dinas kesehatan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu obyek tertentu, yaitu indera DAFTAR PUSTAKA
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
1. Bappenas. Rencana Pembangunan Jangka
dan raba. Sebagian besar pengetahuan atau
Menengah Nasional 2015-2019. (1, ed.).
kognitif merupakan domain yang sangat
Jakarta: Kementerian Perencanaan
penting dalam membentuk tindakan
Pembangunan Nasional internal-
seseorang.16
pdf://153.121.176.142/Buku I RPJMN
Menurut Hamalik17, bahwa pelatihan
2015-2019.pdf.
sangat erat kaitannya dengan pendidikan, jika
2. Balitbangkes. Riset Kesehatan Dasar
dilihat dari berbagai kemampuan yang ingin
(RISKESDAS) 2010. Jakarta: Badan
dikembalikan, maka jelaslah pelatihan berarti
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
juga pendidikan. Pelatihan merupakan solusi
Kementerian Kesehatan RI; 2010.
yang tepat untuk memenuhi kebutuhan
www.riskesdas.litbang.go.iddownload
pengetahuan.17
TabelRiskesdas2010.pdf.
3. Dinkes Aceh Besar. Profil Kesehatan
Kabupaten Aceh Besar. Jantho; 2015.
KESIMPULAN
4. Depkes RI. Indikator Indonesia sehat 2010.
Kegiatan pelatihan menggunakan modul 2004.
pendamping KMS dapat merubah pengetahuan 5. Al Rahmad AH. Pemberian ASI dan MP-
ibu-ibu balita menjadi lebih baik yaitu terkait ASI terhadap Pertumbuhan Bayi Usia 6–24
dengan pemantauan pertumbuhan. Hasil secara Bulan. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala.
signifikan bahwa ibu-ibu balita mempunyai 2017;17(1):8-14.
informasi dan pengetahuan untuk menerapkan 6. Al-Rahmad AH, Fadillah I. Perkembangan
maupun mengaplikasikan modul pendamping Psikomotorik Bayi 6–9 Bulan berdasarkan
KMS guna melakukan pemantauan Pemberian ASI Eksklusif. Aceh Nutrition
pertumbuhan secara mandiri bagi balita mereka Journal. 2017;1(2):99-104.
masing-masing, sehingga ekspektasi kedepan 7. Dinkes Aceh. Profil Kesehatan Provinsi
dapat menurunkan prevalensi gizi seperti gizi Aceh Tahun 2013. Banda Aceh: Dinas
buruk, kependekan maupun kekurusan pada Kesehatan Provinsi Aceh; 2013.
balita diwilayah Kecamatan Lhoknga. 8. Khaidir. Pengaruh Pelatihan Berdasarkan
Tindakan bersifat lintas sektoral sangat Kompetensi terhadap Pengetahuan dan
diharapkan dalam upaya pengentasan masalah Keterampilan Kader Gizi dalam
gizi buruk baik dalam bentuk intervensi spesifik Pengelolaan Kegiatan Posyandu di
maupun intervensi sensitif, serta percepatan Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten
program 1000 HPK yaitu perbaikan gizi Bengkulu Utara. 2005.
diprioritaskan pada usia seribu hari pertama 9. Nurrohim H, Anatan L. Efektivitas
kehidupan yaitu 270 hari selama kehamilannya komunikasi dalam organisasi. Jurnal
Manajemen Maranatha. 2010;8(2):11-20.