Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

P-ISSN : 2527-3310

Yulia Fitri, Nunung Sri Mulyani, Eva Fitrianingsih & Suryana E-ISSN : 2548-5741
doi: 10.30867/action.v3i1.98 Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal, Mei 2018; 3(1): 42-47

MODUL PENDAMPING KMS SEBAGAI SARANA IBU UNTUK


MEMANTAU PERTUMBUHAN BALITA
(Growth chart to support mothers to monitor the growth of children through a
companion module)
Agus Hendra Al Rahmad1*
1
Bagian Gizi Masyarakat, Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh.
E-mail: 4605.ah@gmail.com

Received: 10/2/2018 Accepted: 20/4/2018 Published online: 6/5/2018

ABSTRAK will affect visitation to Health Center, and allow child


not to be monitored nutritional status. The aim of this
Rendahnya pemahaman masyarakat terutama ibu-ibu research is to improve mother's knowledge about
balita dalam melihat KMS, termasuk dalam infant growth monitoring. Quasi-experimental design
pemantauan pertumbuhan balita mereka berdampak through an analytic approach in 50 mothers with
terhadap rendahnya kunjungan atau partisipasi toddlers was conducted in Lhoknga Sub-District from
masyarakat. Pemahaman yang kurang baik tentang August to September 2017. Data collection was
pemantauan pertumbuhan balita akan berpengaruh interviewed using questionnaires related to identity,
terhadap kunjungan ke posyandu, dan memungkinkan knowledge. The analysis used is Kolmogorov Smirnov,
balita tidak terpantau status gizi. Penelitian bertujuan F-test (Levene's Test for Equality of Variances) and to
untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang prove hypothesis, hence statistic dependent t-test and
pemantauan pertumbuhan balita. Desain kuasi- independent t-test. The results showed that the training
eksperimen melalui pendekatan analitik pada 50 ibu- of growth chart be assistant module for the mother was
ibu yang mempunyai balita dilakukan di Kecamatan significant in increasing the knowledge of 13,0% or
Lhoknga sejak Agustus – September 2017. had a difference of 2,6 (95% CI: 1,17 – 3,93) with p =
Pengumpulan data secara wawancara menggunakan 0,001 (p <0,05) . In conclusion, to improve mother's
kuesioner terkait identitas, pengetahuan. Analisis knowledge in monitoring the growth of toddler hence
yang digunakan yaitu Kolmogorov Smirnov, uji F very good used growth chart companion module.
(Levene’s Test for Equality of Variances) serta untuk Suggestion, need follow-up in the form of counseling
membuktikan hipotesis, maka digunakan statistik and training continuously in increasing growth
dependent t-test dan independent t-test. Hasil monitoring number to mother of toddler, which can be
penelitian menunjukan pelatihan modul pendamping done intensively by involving professional extension
KMS bagi ibu signifikan dalam meningkatkan workers.
pengetahuan sebesar 13,0% atau mempunyai selisih
rerata 2,6 (CI 95%: 1,17 – 3,93) dengan nilai p= 0,001 Keywords : Growth Chart, growth monitoring,
(p < 0,05). Kesimpulan, untuk meningkatkan knowledge, mother of toddler
pengetahuan ibu dalam memantau pertumbuhan balita
maka sangat baik digunakan modul pendamping KMS.
Saran, perlu tindak lanjut berupa penyuluhan maupun
pelatihan secara kontinu dalam meningkatkan angka PENDAHULUAN
pemantauan pertumbuhan kepada ibu-ibu balita, yang Indonesia dalam Rencana Pembangunan
dapat dilakukan secara intensif dengan melibatkan
tenaga penyuluh yang profesional.
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-
2019, dituangkan beberapa sasaran pokok
Kata kunci : KMS, pemantauan pertumbuhan, sebagai upaya peningkatan status gizi
pengetahuan, ibu balita masyarakat yaitu menurunnya prevalensi
kekurangan gizi pada anak balita dari 19,6%
ABSTRACT menjadi 17,0% dan prevalensi anak kurus
The low understanding of the community, especially menurun dari 12% menjadi 9,5% serta
mothers of under-five children in seeing Gowth Chart, prevalensi obesitas menjadi 28,9%. 1
including in monitoring the growth of their toddlers, Hasil Riskesdas 2010, menunjukkan
has an impact on low visits or public participation.
Inadequate understanding of infant growth monitoring bahwa prevalensi gizi buruk dan gizi kurang di

*
Penulis untuk korespondensi: 4605.ah@gmail.com

42 Jurnal AcTion, Volume 3, Nomor 1, Mei 2018


Modul Pendamping KMS...

Indonesia adalah 17,9%, balita pendek 35,6% Masyarakat Universitas Indonesia (1998),
dan kurus 13,3%. Provinsi Aceh memiliki menyatakan bahwa pembinaan kader
prevalensi gizi buruk dan kurang yang masih merupakan sarana penting dalam peningkatan
berada diatas angka prevalensi nasional yaitu pengetahuan dan keterampilan kader. Kader
23,7 %.2 Berdasarkan hasil survei Pemantauan yang terampil akan sangat membantu dalam
Status Gizi (PSG) tahun 2012 di Kabupaten pelaksanaan kegiatan posyandu, sehingga
Aceh Besar diketahui prevalensi balita yang informasi dan pesan-pesan gizi akan dapat
mengalami gizi kurang sebesar 23,5% dan gizi dengan mudah disampaikan kepada
8
buruk sebesar 11,4%. Prevalensi gizi buruk dan masyarakat.
gizi kurang (KEP Total) dari tahun 2009 sampai Berdasarkan data hasil training needs
dengan 2012 relatifnya mengalami peningkatan assessment kelompok penggerak PKK di Aceh
yang signifikan.3 Besar, bahwa rendahnya pemahaman
Salah satu upaya pemerintah untuk masyarakat terutama ibu-ibu balita dalam
mengatasi masalah KEP adalah mengembalikan melihat KMS, termasuk dalam pemantauan
fungsi posyandu dan meningkatkan kembali pertumbuhan balita mereka berdampak
partisipasi masyarakat dan keluarga dalam terhadap rendahnya kunjungan atau partisipasi
memantau pertumbuhan balita, mengenali dan masyarakat. Kondisi ini didukung oleh data
menanggulangi secara dini balita yang yang menyebutkan bahwa cakupan partisipasi
mengalami gangguan pertumbuhan melalui masyarakat terhadap posyandu (D/S) hanya
kegiatan penimbangan di posyandu.4 70%. Hal ini menunjukkan bahwa apabila ibu-
Pemantauan pertumbuhan merupakan ibu balita mempunyai pemahaman yang kurang
salah satu kegiatan utama program perbaikan baik tentang pemantauan pertumbuhan balita
gizi, yang menitikberatkan pada upaya maka akan mempengaruhi kunjungan mereka
pencegahan dan peningkatan keadaan gizi ke posyandu, sehingga anak-anak tidak
balita.5 Pemantauan pertumbuhan merupakan terpantau status gizi mereka.3
rangkaian kegiatan yang terdiri; penilaian Pengetahuan merupakan kesan di dalam
pertumbuhan balita secara teratur melalui fikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca
penimbangan setiap bulan, pengisian dan indranya, yang berbeda sekali dengan
penilaian hasil penimbangan berdasarkan Kartu kepercayaannya dan penerangan-penerangan
Menuju Sehat, tindak lanjut setiap kasus yang keliru. Tujuan dari pengetahuan adalah
gangguan pertumbuhan berupa konseling dan untuk mendapatkan kepastian serta
rujukan, tindak lanjut berupa kebijakan dan menghilangkan prasangka akibat ketidakpastian
program di tingkat masyarakat, serta dan juga untuk mengetahui dan memahami
meningkatkan motivasiuntuk memberdayakan suatu hal lebih dalam.9 Kurangnya pengetahuan
keluarga.6 ibu-ibu tentang pentingnya pemantauan
Provinsi Aceh telah menyusun Rencana pertumbuhan balita berdampak terhadap
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) bidang kunjungan dan cakupan SKDN yang rendah.
kesehatan tahun 2010-2025 yang memberikan Padahal, pengetahuan dalam segi kesehatan
prioritas pada delapan fokus utama yaitu : (1) bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
investasi sumber daya manusia sejak dini, (2) kemauan, dan kemampuan bagi setiap orang
upaya kesehatan pada masalah kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan
10
masyarakat, (3) reformasi pelayanan kesehatan, masyarakat setinggi-tingginya.
(4) penyediaan sumber daya kesehatan baik
kualitas maupun kuantitas, (5) pembangunan
berwawasan kesehatan, (6) peningkatan DESAIN PENELITIAN
manajemen kesehatan, (7) penanggulangan
Penelitian kuantitatif menggunakan desain
bencana dan darurat kesehatan dan (8)
Quasi Experimental dengan rancangan pretest
keterlibatan masyarakat. 7
posttest non equivalent group. Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh Direktorat
dilaksanakan di Kecamatan Lhoknga Aceh
Bina Gizi Masyarakat dan Fakultas Kesehatan
Besar, pada Agustus – September 2017. Sampel

Jurnal AcTion, Volume 3, Nomor 1, Mei 2018 43


Agus Hendra Al Rahmad

penelitian adalah ibu rumah tangga yang terpilih Karakteristik partisipan dalam kegiatan
secara acak dari hasil perhitungan besar sampel penelitian ini bisa dilihat pada Tabel 1 diatas.
menggunakan rumus ukuran sampel untuk Hasil evaluasi menunjukan bahwa, responden
menguji hipotesis dua sisi dua populasi rata-rata, dalam kegiatan ini menurut karakteristik usia
sehingga besar sampel diperoleh 50 orang (25 umumnya berusia 33 – 40 tahun yaitu sebesar
perlakuan dan 25 kontrol) yang telah memenuhi 40,0%. Sedangkan menurut pendidikan
asumsi homogenitas sampel, seperti kesamaan umumnya masih berpendidikan SMA yaitu
umur, pendidikan, dan masa perkawinan. sebesar 50,0%. Selanjutnya berdasar jenis
Pengumpulan data meliputi data primer pekerjaan, partisipan kegiatan riset tersebut
(identitas subjek, pengetahuan, ketepatan mayoritas diikuti oleh ibu yang tidak
mengukur ibu) yang diperoleh melalui bekerja/IRT (35,0%) dan bekerja sebagai tani
wawancara dan observasi. Data skunder meliputi atau berkebun (30,0%).
wilayah kerja kader, demografi lokasi serta data
dukung lainnya diperoleh melalui studi 2. Pengetahuan Ibu tentang Pertumbuhan
dokumen. Pengetahuan ibu dalam melakukan
Pengolahan data dilakukansecara pemantauan pertumbuhan dengan modul
komputerisasi dengan melewati tahapan editing, pendamping KMS sebagaimana disajikan pada
coding, entry, cleaning data entry. Analisis data Gambar 3 dapat dipaparkan bahwa sebelum
menggunakan software statistik R (R-Cmdr) dilakukan pelatihan mempunyai rerata sebesar
bersifat open source, dimulai secara deskriptif, 11,9 dengan deviasi 2,125. Hal ini berarti,
pengujian pra syarat analisis, pengujian sebelum diberikan pelatihan tentang pemantauan
normalitas (Kolmogorov Smirnov), dan pertumbuhan bahwa ibu-ibu tersebut hanya
pengujian homogenitas varians tes statistik yang mampu mengetahui tentang pertumbuhan
digunakan adalah uji F (Levene’s Test for balitanya sebesar 59,5% atau pengetahuan
Equality of Variances). Membuktikan hipotesis, mereka masih rendah. Sedangkan setelah
maka uji statistik yan digunkan yaitu dependent diberikan pelatihan tentang pemantauan
t-test dan independent t-test. pertumbuhan balita, ternyata pengetahuan ibu-
ibu meningkat reratanya sebesar 14,5 dan deviasi
2,724 atau dengan kata lain pengetahuan ibu-ibu
HASIL DAN PEMBAHASAN meningkat menjadi sebesar 72,5% atau
pengetahuan ibu menjadi lebih baik
1. Karakteristik Responden
dibandingkan sebelumnya.

Gambar 1. Rerata pengetahuan ibu tentang pertumbuhan balita antara sebelum


dengan setelah dilakukan pelatihan

44 Jurnal AcTion, Volume 3, Nomor 1, Mei 2018


Modul Pendamping KMS...

Tabel 1. Pengaruh pelatihan tanpa penggunaan modul pendamping KMS terhadap


peningkatan pengetahuan ibu balita

Rerata ± ∆ Rerata ±
CI: 95% Nilai p
SD SD
Pengetahuan Ibu Balita:
Sebelum pelatihan 11,9 + 0,475 2,6 + 2,95 1,17 – 3,93 0,001*
Setelah pelatihan 14,5 + 0,609
* Signifikan pada CI:95% (p-value < 0,05)

Hasil penelitian ini (Gambar 1) pelatihan dengan setelah pelatihan dengan nilai
memberikan makna, bahwa pengetahuan ibu p=0,001 (p-value < 0,05). Oleh karena itu,
dalam melakukan pemantauan pertumbuhan dapat disimpulkan bahwa pelatihan
balita sebelum dilakukan pelatihan mempunyai penggunaan modul pendamping KMS ternyata
tingkat pengetahuan kurang baik (59,5%). Hal secara statistik menujukan pengaruh yang
ini wajar mengingat ibu belum terpapar dengan bermakna untuk meningkatkan pengetahuan
informasi tentang pemantauan pertumbuhan. ibu balita dalam hal memantau pertumbuhan
Kemungkinan ini terjadi yaitu masih balita mereka di Desa Lambaro Kueh
banyaknya ibu yang berpendidikan rendah Kecamatan Lhoknga.
yaitu SMP dan SMA, selain itu faktor Hal ini sejalan dengan penelitian
pekerjaan juga diduga menjadi pemicu Khaidir8, bahwa pengetahuan kader dalam
terhadap rendahnya pengetahuan mereka. pengelolaan posyandu meningkat secara
Selanjutnya setelah diberikan pelatihan selama signifikan sesudan mendapat pelatihan
2 (dua) hari dan juga dibantu oleh kader maka berdasarkan kompetensi. Hasil penelitian lain
pengetahuan ibu bisa sedikit ditingkatkan juga menyatakan pendidikan kesehatan
menjadi lebih baik (72,5%). Pelatihan yang melalui modul telah terbukti memiliki
diberikan serta faktor dukungan kader dalam pengaruh yang bermakna dalam meningkatkan
membimbing ibu-ibu di Desa Lambaro Kueh pengetahuan ibu balita dalam pemberian
ternyata dapat merubah pola dan pemahaman makanan sumber vitamin A. 11 Lebih lanjut
mereka dalam pemantauan pertumbuhan juga didukung oleh penelitian Al Rahmad, 12
balita, dan modul tersebut juga bagus dalam bahwa terdapat perbedaan yang bermakna
mendukung perubahan pengetahuan. Mungkin pengetahuan dan perilaku Tenaga pelaksana
mereka menganggap penting dan lebih peduli Gizi (TPG) pada kelompok perlakuan, yang
kepada balita untuk melihat perkembangan menunjukan pelatihan dengan media modul
serta pertumbuhan anak-anak mereka. dapat meningkatkan pengetahuan begitu
Pengaruh pelatihan dengan modul signifikan.
pendamping KMS terhadap peningkatan Dalam penelitian ini, perubahan
kemampuan/pengetahuan ibu balita tentang pengetahuan ibu terlihat secara khusus dari
pemantauan pertumbuhan disajikan pada item pengetahuan seperti pentingnya
Tabel 1. Hasil evaluasi yang dilakukan setelah mengetahui pertumbuhan anak melalui
pemberian pelatihan pada kegiatan pengabdian penimbangan setiap bulan di Posyandu, fungsi
kepada masyarakat yaitu ibu-ibu di Desa KMS dalam membatu interpretasi hasil
Lambaro Kueh Kecamatan Lhoknga, pertumbuhan, anak BGM perlu untuk selalu
terdeskripsikan bahwa pengetahuan ibu antara mendapatkan perhatian khusus dalam
sebelum diberikan pelatihan dengan setelah tumbuh kembang dan anak kurus, anak yang
diberikan pelatihan dengan modul pendamping mengalami gangguan perlu untuk dirujuk.
KMS ternyata mempunyai selisih rerata Item-item tersebut merupakan sangat dominan
sebesar 2,6 dengan deviasinya 2,95. Hasil peningkatan pengetahuan ibu antara sebelum
statistik menunjukan terdapat perbedaan diberikan pelatihan dengan setelah diberikan
signifikan antara pengetahuan kader sebelum pelatihan.13 Selanjutnya penggunaan media

Jurnal AcTion, Volume 3, Nomor 1, Mei 2018 45


Agus Hendra Al Rahmad

sangat memungkinkan terjadinya peningkatan dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang
pengetahuan serta positifnya pemahaman ibu- dilahirkannya
ibu terkait informasi gizi yang mereka anggap Bagi tenaga kesehatan di Puskesmas
penting untuk kesehatan keluarga mereka. 14 Lhoknga juga diharapkan adanya tindak lanjut
Peningkatan pengetahuan tersebut berupa penyuluhan maupun pelatihan secara
melalui suatu informasi. Informasi dapat kontinu dalam meningkatkan angka
berasal dari berbagai bentuk termasuk pemantauan pertumbuhan kepada ibu-ibu
pendidikan formal maupun non formalyang balita, yang dapat dilakukan secara intensif
dikonversi menjadi pengetahuan. Pengetahuan dengan melibatkan tenaga penyuluh yang
merupakan domain yang sangat penting untuk profesional, baik yang berasal dari perguruan
terbentuknya tindakan seseorang. 15 tinggi maupun pihak dinas kesehatan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu obyek tertentu, yaitu indera DAFTAR PUSTAKA
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
1. Bappenas. Rencana Pembangunan Jangka
dan raba. Sebagian besar pengetahuan atau
Menengah Nasional 2015-2019. (1, ed.).
kognitif merupakan domain yang sangat
Jakarta: Kementerian Perencanaan
penting dalam membentuk tindakan
Pembangunan Nasional internal-
seseorang.16
pdf://153.121.176.142/Buku I RPJMN
Menurut Hamalik17, bahwa pelatihan
2015-2019.pdf.
sangat erat kaitannya dengan pendidikan, jika
2. Balitbangkes. Riset Kesehatan Dasar
dilihat dari berbagai kemampuan yang ingin
(RISKESDAS) 2010. Jakarta: Badan
dikembalikan, maka jelaslah pelatihan berarti
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
juga pendidikan. Pelatihan merupakan solusi
Kementerian Kesehatan RI; 2010.
yang tepat untuk memenuhi kebutuhan
www.riskesdas.litbang.go.iddownload
pengetahuan.17
TabelRiskesdas2010.pdf.
3. Dinkes Aceh Besar. Profil Kesehatan
Kabupaten Aceh Besar. Jantho; 2015.
KESIMPULAN
4. Depkes RI. Indikator Indonesia sehat 2010.
Kegiatan pelatihan menggunakan modul 2004.
pendamping KMS dapat merubah pengetahuan 5. Al Rahmad AH. Pemberian ASI dan MP-
ibu-ibu balita menjadi lebih baik yaitu terkait ASI terhadap Pertumbuhan Bayi Usia 6–24
dengan pemantauan pertumbuhan. Hasil secara Bulan. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala.
signifikan bahwa ibu-ibu balita mempunyai 2017;17(1):8-14.
informasi dan pengetahuan untuk menerapkan 6. Al-Rahmad AH, Fadillah I. Perkembangan
maupun mengaplikasikan modul pendamping Psikomotorik Bayi 6–9 Bulan berdasarkan
KMS guna melakukan pemantauan Pemberian ASI Eksklusif. Aceh Nutrition
pertumbuhan secara mandiri bagi balita mereka Journal. 2017;1(2):99-104.
masing-masing, sehingga ekspektasi kedepan 7. Dinkes Aceh. Profil Kesehatan Provinsi
dapat menurunkan prevalensi gizi seperti gizi Aceh Tahun 2013. Banda Aceh: Dinas
buruk, kependekan maupun kekurusan pada Kesehatan Provinsi Aceh; 2013.
balita diwilayah Kecamatan Lhoknga. 8. Khaidir. Pengaruh Pelatihan Berdasarkan
Tindakan bersifat lintas sektoral sangat Kompetensi terhadap Pengetahuan dan
diharapkan dalam upaya pengentasan masalah Keterampilan Kader Gizi dalam
gizi buruk baik dalam bentuk intervensi spesifik Pengelolaan Kegiatan Posyandu di
maupun intervensi sensitif, serta percepatan Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten
program 1000 HPK yaitu perbaikan gizi Bengkulu Utara. 2005.
diprioritaskan pada usia seribu hari pertama 9. Nurrohim H, Anatan L. Efektivitas
kehidupan yaitu 270 hari selama kehamilannya komunikasi dalam organisasi. Jurnal
Manajemen Maranatha. 2010;8(2):11-20.

46 Jurnal AcTion, Volume 3, Nomor 1, Mei 2018


Modul Pendamping KMS...

10. Kusyanti F. Hubungan Tingkat Pengetahuan


Ibu Tentang Posyandu dengan Kepatuhan
Ibu datang ke Posyandu di Desa Mayungsari
Bener Purworejo. Medika Respati.
2015;10(3).
11. Sundarmanta. Pengaruh pelatihan Dengan
Modul Pendamping KMS Terhadap
Pengetahuan dan Ketepatan Kader dalam
Interpretasi Hasil Penimbangan Posyandu di
Kabupaten Bantul. Minat Utama Gizi dan
Kesehatan. 2010.
12. AL Rahmad AH, Sudargo T, Lazuardi L.
The Effectiveness Of WHO Anthro Growth
Standard Training On The Data Quality Of
Underfive Children’s Nutritional Status.
Journal of Information Systems for Public
Health. 2013;Vol: 1(No: 1):21-26.
13. Supardi S, Sampurno OD, Notosiswoyo M.
Pengaruh metode ceramah dan media leaflet
terhadap perilaku pengobatan sendiri yang
sesuai dengan aturan. Buletin Penelitian
Kesehatan. 2002;30(3 Sep).
14. Al Rahmad AH, Almunadia A. Pemanfaatan
Media Flipchart dalam Meningkatkan
Pengetahuan Ibu Tentang Konsumsi Sayur
dan Buah. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala.
2017;17(3).
15. Simons-Morton BG, Greene WH, Gottlieb
NH. Introduction to Health Education and
Health Promotion. Waveland PressInc;
1995.
16. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan Dan
Ilmu Perilaku. Vol 20. Jakarta: Rineka
Cipta; 2007.
17. Hamalik O. Pengembangan Sumber Daya
Manusia Manajemen Pelatihan
Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu.
Kedua. Jakarta: Bumi Aksara; 2008.

Jurnal AcTion, Volume 3, Nomor 1, Mei 2018 47

You might also like