di UPTD Puskesmas Baron Kabupaten Nganjuk Tahun 2013
Evaluation of Drug Management in Baron Local Goverment
Clinic 2013 Mariyah , Sri Rahayu D.P1
Fakultas Farmasi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
INFO ARTIKEL ABSTRACT / ABSTRAK
The drug management on local goverment Histori Artikel : clinic is a part of activity containing by planning and demand, reception, storage and distribution, Diterima 12 registration and reporting, also supervision and Nopember 2014 evaluation of drug management. to measure successfully goal of drug management purpose Disetujui 15 reached, we can use a few of indication drug Nopember 2014 management in local goverment clinic is compability of avaiable drug item with DOEN, a avaiable of drug, precesion of demand, percentage and value of Keywords : expaid drug, avarage percentage quality variation stock, avarage percentage vacuity time of drug, Evaluation, Drug avarage percentage of drug not recipe, percentage Management, Local recipe of generic drug. observation in baron local goverment clinic begin june 2014 until october 2014. Goverment Clinic the result of observation show is compability drug item avaiable with DOEN is 82.47%, a avaiable of drug is 70.13%, precision demand of drug 51.30%, avarage variation of quality drug storage is 100%, a value of expaid drug is 1.3% with number IDR 91.262, avarage of vacuity time drug is 52.05%, drug not recipe during 6 (six) month is 3.25% and Kata kunci: recipe of generic drug is 98.85%. Pengelolaan obat di Puskesmas adalah Evaluasi, Pengelolaan serangkaian kegiatan yang meliputi perencanaan dan permintaan, penerimaan, penyimpanan dan Obat, puskesmas distribusi, pencatatan dan pelaporan, serta supervisi dan evaluasi pengelolaan obat. Untuk mengukur sampai berapa jauh tujuan dari pengelolaan obat yang telah berhasil dicapai maka dapat digunakan beberapa indikator pengelolaan obat di puskesmas antara lain : kesesuaian item obat yang tersedia dengan DOEN, tingkat ketersediaan obat, ketepatan permintaan obat, prosentase dan nilai obat rusak/kadaluarsa, prosentase rata-rata bobot dari variasi persediaan, prosentase rata-rata waktu kekosongan obat, prosentase obat yang tidak diresepkan, prosentase penulisan resep obat generik. Penelitian dilakukan di UPTD Puskesmas Baron mulai bulan Juni 2014 sampai Okober 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian item obat yang tersedia dengan DOEN adalah sebesar 82.47%, tingkat ketersediaan obat 70.13%, ketepatan permintaan obat mencapai 51.30%, rata- rata bobot variasi persediaan obat adalah 100%,nilai obat rusak/kadaluarsa adalah sebesar 1,3% dengan nilai Rp 91.265,-, rata - rata waktu kekosongan obat adalah 52.05%, obat yang tidak diresepkan selama 6 (enam) bulan adalah sebesar 3.25%, dan penulisan resep obat generik adalah 98.85%.
1. PENDAHULUAN kesehatan yang sangat penting di
Indonesia adalah Puskesmas. Masyarakat merupakan Puskesmas adalah Unit pelaku dan penggerak dari Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) pembangunan nasional. Masyarakat yang merupakan pusat yang sehat merupakan salah satu pengembangan kesehatan masyarakat kunci suksesnya pembangunan. Atas yang juga membina partisipasi dasar itu, maka dilaksanakanlah masyarakat di samping memberikan pembangunan kesehatan yang pelayanan kesehatan yang merupakan bagian dari pembangunan menyeluruh dan terpadu dalam nasional dengan tujuan meningkatkan bentuk kegiatan pokok kepada kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat di wilayah kerjanya. hidup sehat bagi setiap orang agar Pelayanan yang diberikan di terwujud derajat kesehatan Puskesmas meliputi Kuratif masyarakat yang setinggi – tingginya. (Pengobatan), Preventif (upaya Salah satu cara untuk pencegahan), Promotif (peningkatan melaksanakan pembangunan kesehatan), Rehabilitasi (pemulihan kesehatan adalah dengan dibentuknya kesehatan). suatu sarana pelayanan kesehatan Obat merupakan komponen yang hadir dengan tujuan dengan yang esensial dari suatu pelayanan member pelayanan kesehatan dan kesehatan. Pembangunan dibidang menghasilkan suatu pemecahan obat bertujuan untuk menjamin masalah kesehatan melalui aktivitas tersedianya obat dengan mutu yang organisasi. Sarana pelayanan terjamin dan tersebar secara merata dan teratur, sehingga mudah pertimbangan untuk peningkatan diperoleh pada tempat dan waktu pelayanan obat dan untuk Dinas yang tepat. Oleh karena itu Kesehatan Kabupaten Nganjuk dapat diperlukan sistem pengelolaan obat digunakan untuk pengembangan dan yang baik dan benar serta efektif dan pembinaan Puskesmas selanjutnya. efisien secara berkesinambungan. Pengelolaan obat di Puskesmas 2. METODE adalah serangkaian kegiatan yang meliputi perencanaan dan Penelitian ini termasuk dalam permintaan, penerimaan, jenis penelitian observasional dengan penyimpanan dan distribusi, pendekatan diskriptif. Observasional pencatatan dan pelaporan, serta adalah peneliti dimana peneliti hanya supervisi dan evaluasi pengelolaan melakukan observasi, tanpa obat. Obat hendaknya dikelola secara memberikan intervensi pada variable optimal untuk menjamin tercapainya yang diteliti. Penelitian deskriptif tepat jumlah, tepat jenis, tepat adalah suatu metode penelitian yang penyimpanan, tepat waktu dilakukan dengan tujuan utama untuk pendistribusian, tepat penggunaan membuat gambaran atau deskritif dan tepat mutunya di tiap unit tentang suatu keadaan secara pelayanan kesehatan. Untuk obyektif. mengukur sampai berapa jauh tujuan Pelaksanaan penelitian dari pengelolaan obat yang telah observasi evaluasi ini termasuk dalam berhasil dicapai maka dapat bentuk deskriptif. Penelitian ini digunakan beberapa indicator dilakukan untuk menilai suatu pengelolaan obat di puskesmas antara program yang sedang atau sudah lain : kesesuaian item obat yang dilakukan. Hasil dari penelitian ini tersedia dengan DOEN, kesesuaian digunakan untuk perbaikan dan atau ketersediaan obat dengan pola peningkatan program program atau penyakit, tingkat ketersediaan obat, system tersebut. Dalam pengelolaan ketepatan permintaan obat, hasil penelitian evaluasi ini biasanya prosentase dan nilai obat menggunakan analisa statistik rusak/kadaluarsa, ketepatan distribusi sederhana. Seperti pada penelitian ini obat, prosentase rata-rata bobot dari yaitu penilitian evaluasi variasi persediaan, prosentase rata- pengengolaan obat di UPTD rata waktu kekosongan obat, Puskesmas Baron Kabupaten prosentase obat yang tidak Nganjuk, peneliti mengevaluasi diresepkan, prosentase penulisan melalui data dan dokumen pencatatan resep obat generik. obat di UPTD Puskesmas Baron Pelayanan kesehatan di UPTD Kabupaten Nganjuk. Puskesmas baron secara keseluruhan Penelitian ini terdiri dari terlihat cukup baik, semua berjalan beberapa tahapan: tahap pertama lancer, cepat, tertib dan teratur. persiapan (perencanaan), tahap kedua Namun sebernarnya Puskesmas pelaksanaan meliputi pengumpulan masih sering mengalami kekosongan dan pengelolaan data, tahap ketiga beberapa jenis obat. Hal ini dapat analisa data dan evaluasi. digunakan sebagai bahan Populasi dalam penelitian ini UPTD Puskesmas Baron Kabupaten adalah data pengelolaan obat yang di Nganjuk pada tahun 2013. UPTD Puskesmas Baron Kabupaten Data diperoleh dari data Nganjuk dalam bentuk kartu stok, sekunder yaitu data yang diambil dari LPLPO, laporan tahun 2013. bentuk yang sudah jadi hasil Sampel dalam penelitian ini pengelolaan obat UPTD Puskesmas adalah data obat yang di UPTD Baron Kabupaten Nganjuk yang telah Puskesmas Baron Kabupaten berjalan. Data sekunder yang Nganjuk dalam bentuk kartu stok, digunakan yaitu dokumen laporan LPLPO, laporan tahun 2013. dan lembar permintaan obat Sampling adalah proses (LPLPO). Laporan tahunan penyeleksi porsi dari populasi untuk pengengolaan obat, kartu stok obat, dapat mewakili populasi. Teknik daftar harga obat catatan harian sampling merupakan cara – cara yang pemekaian obat yang terdapat di ditempuh dalam pengambilan sampel, UPTD Puskesmas Baron Kabupaten agar diperoleh sampel yang benar Nganjuk pada tahun 2013. benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian.Teknik Sampling Langkah - langkah pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : adalah total sampling yaitu dengan a. Pengumpulan terhadap sumber mengambil semua anggota populasi data secara menyeluruh. menjadi sampel (Nursalam 2013). Variabel adalah perilaku atau b. Mengukur dengan indikator karakteristik yang memberikan nilai kesesuaian item obat yang beda terhadap sesuatu. Variabel juga tersedia dengan DOEN. merupakan konsep dari berbagai level 1) Menghitung jumlah item obat abstrak yang didefinisikan sebagai yang tersedia dan jumlah item suatu fasilitas untuk pengukuran dan obat yang tidak termasuk atau amnipulasi suatu penelitian. dalam DOEN. Konsep yang dituju dalam suatu 2) Hitung jumlah prosentasi penelitian bersifat konkret dan secara kesesuaian dengan DOEN langsung bias diukur, sesuatu yang c. Mengukur dengan indikator konkret tersebut bias diartikan tingkat ketersediaan obat sebagai suatu variabel dalam 1) Mengamati data tentang obat penelitian (Nursalam 2013). – obat yang tersedia, Variabel pada penelitian ini pemasukan dan pemakaian adalah total yaitu dengan melihat obat pada arsip laporan semua kartu stok, LPLPO, laporan tahunan Puskesmas. tahunan Instrumen atau alat yang 2) Menghitung jumlah obat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tersedia dan pemakaian rata – dokumen laporan laporan dan lembar rata obat perbulan kemudian permintaan obat (LPLPO). Laporan dihitung prosentasi tahunan pengelolaan obat, kartu stok ketersediaanya. obat, daftar harga obat catatan harian d. Mengukur dengan indikator pemakaian obat yang terdapat di Ketepatan permintaan obat. 1) Menghitung jumlah 1) Menghitung prosentasi jumlah permintaan kebutuhan obat jenis obat yang tidak pernah dalam satu periode distribusi diresepkan selama 6 (enam) dan pemakaian rata-rata obat bulan dibagi jumlah jenis obat per bulan di Puskesmas yang tersedia. 2) Hitung jumlah prosentasi 2) Hitung jumlah prosentasi obat Ketepatan permintaan obat. yang diresepkan. e. Mengukur dengan indikator i. Mengukur dengan indikator prosentasi rata-rata bobot dari Prosentase penulisan resep obat variasi persediaan. generik. 1) Menghitung prosentasi bobot 1) Menghitung jumlah resep rata-rata perbedaan antara yang menuliskan obat generik catatan persediaan dengan dibandingkan dengan jumlah kenyataan fisik obat dari resep keseluruhan. indikator obat yang ditetapkan 2) Hitung jumlah prosentasi obat dan jumlah stok keseluruhan yang diresepkan obat. Dalam tahap ini data diolah 2) Hitung jumlah prosentasi rata- dan dianalisa univariate. Yang rata bobot dari variasi dilakukan terhadap tiap variable dari persediaan. hasil penelitian. Analisa data f. Mengukur dengan indikator dilakukan dengan mengelompokkan , prosentasi nilai obat rusak dan mengurutkan dan menyederhanakan kadaluarsa data untukmempermudah dalam membaca dan menganalisa. 1) Melihat dan mengamati data Kemudian data disajikan dalam jenis obat yang mengalami bentuk tabel dan selanjutnya kerusakan dan yang telah disimpulkan. kadaluarsa pada laporan tahunan. Langkah - langkah analisa data adalah sebagai berikut : 2) Melihat daftar harga obat dan hitung nilai prosentasinya a. Mengevaluasi tingkat kesesuaian item obat yang tersedia dengan g. Mengukur dengan indikator DOEN. prosentasi waktu kekosongan Σ item obat yang obat. termasuk dalam 1) Mengumpulkan data obat Kesesuaian obat DOEN yang pernah mengalami yang tersedia = -------------x100% kekosongan pada laporan Σ item obat yang tahunan. tersedia 2) Hitung jumlah hari b. Mengevaluasi tingkat kekosongan obat dan jumlah ketersediaan obat. jenis obat kosong kemudian Σ item obat dengan hitung prosentasinya. tingkat ketersediaan h. Mengukur dengan indikator prosentasi obat yang tidak diresepkan. Total item obat yang cukup Σ R/ obat yang harus tersedia = ---------- x100% % peresepan generik Σ item obat obat generik = ---------------- x 100 % dalam persediaan Σ R/ seluruhnya c. Mengevaluasi Ketepatan permintaan obat. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Σ obat yang Prosentase tepat Dalam penelitian ini lokasi kecukupan obat = ------------ x 100 % yang digunakan untuk obyek Σ item obat penelitian bertempat UPTD dalam persediaan Puskesmas Baron. UPTD Puskesmas d. Prosentase rata-rata bobot dari Baron secara administrasi masuk variasi persediaan. wilayah Kabupaten Nganjuk. Letak Σ stok keseluruhan lokasi pengoperasian UPTD obat indikator dalam Puskesmas Baron di Jalan Lengkong % rata2 bobot catatan No 17 Desa Baron kecamatan Baron. variasi persediaan = ------------x100% 1. Kesesuaian item obat yang Σ stok keseluruan obat tersedia dengan DOEN. Kesesuaian jenis obat dengan e. Prosentasi dan nilai obat DOEN merupakan upaya untuk rusak/kadaluarsa. meningkatkan efektivitas dan Σ jenis obat yang efisiensi pemanfaatan dana % obat rusak/kadaluwarsa pengadaan obat. Data dikumpulkan kadaluarsa = -------------------x 100 % dari dokumen yang ada di puskesmas Σ jenis obat yang tersedia berupa jumlah item obat yang f. Prosentase rata-rata waktu tersedia dan jumlah item obat yang kekosongan obat tidak termasuk dalam DOEN. Σ hari kekosongan Σ item obat yang semua obat termasuk dalam indikator dlm Kesesuaian obat DOEN % rata2 waktu satu tahun yang tersedia = -------------x100% kekosongan obat = ------------- x100% Σ item obat yang 365X Σ jenis tersedia obat indicator g. Prosentase obat yang tidak Kesesuaian obat 127 diresepkan. yang tersedia = --------- x100% Σ obat dengan stok 154 % obat yang tetap = 82.47 % tidak diresepkan =---------------x100% Kesesuaian item obat yang Σ jenis obat yang tersedia dengan DOEN adalah tersedia sebesar 82.47%. h. Prosentase penulisan resep obat generik. 2. Tingkat ketersediaan obat. Jumlah (kuantum) obat yang tersedia di Puskesmas untuk pelayanan kesehatan di wilayah Puskesmas dibagi dengan jumlah pertimbangan obat yang digunakan (kuantum) pemakaian rata-rata obat untuk penyakit terbanyak per bulan. Jumlah jenis obat dengan Prosentase Σ obat yang tepat jumlah (kuantum) minimal sama kecukupan obat = ------------ x 100 % dengan waktu tunggu kedatangan Σ item obat obat dibagi dengan jumlah semua dalam persediaan jenis obat yang tersedia di Prosentase 79 Puskesmas. kecukupan obat = ------- x 100 % Data dikumpulkan dari dokumen 154 yang ada di Puskesmas berupa jumlah = 51.30% (kuantum) persediaan obat yang Prosentase kecukupan obat tersedia, pemakaian rata - rata obat adalah 51.30% per bulan (dalam waktu tiga bulan 4. Prosentase rata – rata bobot dari terakhir) di Puskesmas, waktu variasi persediaan kedatangan obat, total jenis obat yang Sistem pencatatan stok yang tersedia tidak akurat akan menyebabkan Σ item obat dengan kerancuan untuk melihat obat kurang tingkat ketersediaan atau obat berlebih. Total item obat yang cukup Prosentase rata-rata bobot dari yang harus tersedia = ---------- x100% variasi persediaan menggambarkan Σ item obat dalam tingkat ketepatan sistem pencatatan persediaan stok yang mencerminkan keadaan Total item obat 108 nyata fisik obat. yang harus tersedia = -------- x100% Prosentase rata-rata bobot dari 154 variasi persediaan adalah prosentase = 70.13% bobot rata-rata perbedaan antara catatan persediaan dengan kenyataan Kisaran kecukupan obat di fisik obat dari indikator obat yang Puskesmas sesuai periode distribusi ditetapkan. yang ditentukan, total jenis obat Data dikumpulkan dari dengan tingkat kecakupan aman dokumen yang ada di Puskesmas sebesar 70.13%. berupa kartu distribusi dan kartu stok serta pengamatan terhadap fisik obat 3. Ketepatan permintaan obat untuk obat indikator yang ditetapkan. Permintaan kebutuhan obat untuk Σ stok keseluruhan Puskesmas ditambah dengan sisa stok obat indikator dibagi dengan pemakaian obat per % rata2 bobot dalam catatan bulan. variasi persediaan = ------------x100% Data dikumpulkan dari dokumen Σ stok keseluruan obat yang ada di Puskesmas berupa jumlah % rata2 bobot 154 permintaan kebutuhan obat dalam variasi persediaan = -------- x100% satu periode distribusi dan pemakaian 154 rata-rata obat per bulan di Puskesmas. = 100% Tetapkan obat indikator untuk Prosentase rata- rata bobot variasi Kabupaten/Kota yang dibuat dengan persediaan obat di Puskesmas adalah100 % Data dikumpulkan dari 5. Prosentase dan nilai obat dokumen yang ada di Puskesmas rusak/kadarluarsa berupa kartu stok. Jumlah jenis obat yang rusak Σ hari kekosongan atau kadaluwarsa dibagi dengan total semua obat jenis obat. Data dikumpulkan dari indikator dlm dokumen yang ada di Puskesmas % rata2 waktu satu tahun berupa jumlah jenis obat yang kekosongan obat = ------------- x100% tersedia untuk pelayanan selama satu 365X Σ jenis tahun dan jumlah jenis obat yang obat indicator rusak dan harga masing-masing obat. % rata2 waktu 570 Σ jenis obat yang kekosongan obat = ---------- x100% % obat rusak/kadaluwarsa 365 X 3 kadaluarsa = -------------------x 100 % = 52.05% Σ jenis obat yang tersedia Prosentase rata – rata waktu 2 kekosongan obat adalah 52.05% % obat kadaluarsa = ----- x 100 % 154 7. Prosentase obat yang tidak = 1,3% diresepkan Jumlah jenis obat yang tidak Nilai obat rusak Haloperidolum 5 mg pernah diresepkan selama 6 (enam) = Jumlah X harga bulan dibagi jumlah jenis obat yang = 500 X Rp 122,29,- tersedia. Data dikumpulkan dari = Rp 61.145,- Puskesmas dari kartu stok. Nilai obat rusak Haloperidolum0.5mg Σ obat dengan stok = Jumlah X harga % obat yang tetap = 500 X Rp 60,24,- tidak diresepkan =---------------x100% = Rp 30.120,- Σ jenis obat yang Total nilai harga tersedia = Rp 61.145,- + Rp 30.120,- %obat yang 5 = Rp 91.265,- tidak diresepkan = -------- x100 % 154 Prosentase obat rusak/ = 3.25 % kadaluarsa di Puskesmas adalah Prosentase jenis obat yang sebesar 1,3 % dengan nilai Rp tidak diresepkan selama 6 (enam) 91.265,- bulan adalah sebesar 3.25 %.
6. Prosentase rata – rata waktu 8. Prosentase penulisan resep obat
kekosongan obat generik Waktu kekosongan obat Jumlah resep yang menuliskan didefisikan sebagai jumlah hari obat obat generik dibandingkan dengan kosong dalam satu tahun. Prosentase jumlah resep keseluruhan. Data rata-rata waktu kekosongan obat dikumpulkan di puskesmas berupa : adalah Prosentase jumlah hari peresepan Puskesmas, resep, buku kekosongan obat dalam satu tahun. register, kartu stok dan buku pedoman pengobatan yang Puskesmas Baron, tidak adanya obat digunakan. generik yang komposisinya sama dengan obat yang dibutuhkan. Σ R/ obat Tingkat ketersediaan obat di % peresepan generik UPTD Puskesmas Baron sesuai obat generik = ---------------- x 100 % periode distribusi yang ditentukan, Σ R/ seluruhnya total jenis obat dengan tingkat % peresepan 64503 kecakupan aman sebesar 70.13%. Hal obat generik = ---------- x 100 % ini terjadi karena stok di UPTD 65250 Instalasi Farmasi Kabupaten yang = 98,85 % tidak bisa memenuhi permintaan obat Prosentase peresepan obat generik yang diajukan Puskesmas, adalah 98,85 %. meningkatnya kunjungan pasien sehingga pemakaian obat meningkat. Penelitian terhadap pengelolaan Prosentase ketepatan obat di UPTD Puskesmas Baron permintaan obat di UPTD Pukesmas Kabupaten Nganjuk dengan indikator Baron mencapai 51.30%. Hal ini kesesuaian item obat yang tersedia disebabkan karena ketersediaan yang dengan DOEN, tingkat ketersediaan kurang sehingga menyebabkan obat, ketepatan permintaan obat, permintaan jadi kurang tepat. prosentase dan nilai obat Prosentase rata- rata bobot rusak/kadaluarsa, prosentase rata-rata variasi persediaan obat di Puskesmas bobot dari variasi persediaan, adalah 100%. Rata-rata bobot dari prosentase rata-rata waktu variasi persediaan menggambarkan kekosongan obat, prosentase obat tingkat ketepatan sistem pencatatan yang tidak diresepkan, prosentase stok yang mencerminkan keadaan penulisan resep obat generik. nyata fisik obat. Hasil penelitian terhadap Prosentase obat rusak atau pengelolaan obat selama tahun 2013 kadaluarsa di UPTD Puskesmas dengan menggunakan data sekunder Baron adalah sebesar 1,3% dengan yang ada pada arsip pengelolaan obat nilai Rp 91.265,-. Terjadinya obat di UPTD Puskesmas Baron kadaluarsa karena obat tersebut tidak Kabupaten Nganjuk ada beberapa diresepkan dan atau terjadi perubahan indikator yang kurang memenuhi pola penyakit. target. Prosentase rata-rata waktu Kesesuaian jenis obat dengan kekosongan obat dari obat indikator DOEN merupakan upaya untuk menggambarkan kapasitas sistem meningkatkan efektivitas dan pengadaan dan distribusi dalam efisiensi pemanfaatan dana menjamin kesinambungan suplai pengadaan obat. Kesesuaian obat obat. Prosentase rata – rata waktu yang tersedia di Puskesmas bila kekosongan obat adalah 52.05%. dibandingkan dengan DOEN adalah Yang menyebabkan terjadinya sebesar 82.47%. Hal ini disebabkan kekosongan ini adalah tidak karena ada obat – obatan yang di luar tersedianya obat Diazepam tab 2 mg, DOEN yang dibutuhkan sesuai gentian violet 1%, Klorpromasine dengan penyakit yang ada di UPTD 100 mg di UPTD Instalasi Farmasi Kabupaten. Diazepam tab 2 mg berperan pada pelayanan langsung ke selama 180 hari dari bulan Juni 2013 masyarakat, Instalasi Farmasi sampai dengan Nopember 2013, Kabupaten berperan dalam gentian violet 1% selama 210 hari pengadaan obat dengan melayani dari bulan Juli 2013 sampai dengan pendistribusian ke Puskesmas, Dinas Desember 2013 , Klorpromasine 100 Kesehatan berperan dalam pengadaan mg selama 180 hari dari bulan April obat yang mencukupi kebutuhan obat 2013 sampai dengan Oktober 2013. yang sesuai perencanaan Instalasi Prosentase obat yang tidak Farmasi Kabupaten, Dan Pemerintah diresepkan selama 6 (enam) bulan daerah berperan dalam adalah sebesar 3.25%. Hal ini terjadi mengalokasikan dana untuk bidang karena karena permintaan atau kesehatan sesuai usulan dari Dinas penulisan resep obat tersebut Kesehatan. Sistem pengelolaan obat digantikan dengan alternatif obat dapat berjalan dengan baik dan benar yang lain. apabila mata rantai diatas dapat Prosentase penulisan resep menjalankan fungsinya dengan obat generik adalah 98.85%. maksimal, sehingga pelayanan Penggunaan obat generik merupakan kepada masyarakat di bidang satu keharusan bagi sektor pelayanan kesehatan dapat terlaksana dengan kesehatan dasar milik pemerintah. baik. Standar pelayanan minimal bidang kesehatan mengharuskan penulisan 4. KESIMPULAN resep obat generik 100% di sarana Hasil dari penilitian Evaluasi pelayanan kesehatan milik Mutu Pengelolaan Obat di UPTD pemerintah. Hal ini terjadi karena Puskesmas Baron Kabupaten untuk memenuhi kebutuhan Nganjuk pada tahun 2013 diperoleh pelayanan yang sesuai dengan kesimpulan sebagai berikut : diagnosa atau penyakit. 1. Dari tingkat kesesuaian item Hal diatas terjadi karena obat yang tersedia di adanya berbagai masalah karena tidak Puskesmas dengan DOEN terpenuhinya obat - obatan yang adalah sebesar 82.47%. diminta Puskesmas. Untuk 2. Tingkat ketersediaan obat di mengetahuinya maka perlu dilakukan UPTD Puskesmas Baron sesuai evaluasi pengelolaan obat supaya periode distribusi yang permasalahan yang terjadi segera ditentukan, total jenis obat dapat teratasi. dengan tingkat kecakupan aman Pengelolaaan obat adalah sebasar 70.13%. suatu sistem bagaikan mata rantai, 3. Prosentase ketepatan bila salah satu rantai tidak berfungsi permintaan obat di UPTD baik, maka pengelolaan obat tidak Puskesmas Baron mencapai akan berjalan. Mata rantai pada 51.30%. pengeloalaan obat di tingkat 4. Prosentase rata- rata bobot kabupaten terdiri dari Puskesmas, variasi persediaan obat di Instalasi Farmasi Kabupaten, Dinas Puskesmas adalah 100%. Kesehatan, Dan Pemerintah daerah setempat. Puskesmas dalam halini 5. Prosentase obat rusak atau kadaluarsa adalah sebesar 1,3% dengan nilai Rp 91.265,-. 6. Prosentase rata – rata waktu kekosongan obat adalah 52.05%. 7. Prosentase obat yang tidak diresepkan selama 6 (enam) bulan adalah sebesar 3.25%. 8. Prosentase penulisan resep obat generik adalah 98.85 %.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2003.
Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. Jakarta Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Supervisi dan Evaluasi Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. Jakarta Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Teknis Pengadaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatann Untuk Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta. Departemen Kesehatan R.I, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina Kefarmasian dan Alkes. 2013. Materi Pelatihan Managemen Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Perawatan. Jakarta:Salemba