Professional Documents
Culture Documents
Asrfg
Asrfg
Diagonalized façade
Rigid frame
Shear wall
Perimeter , periphery
Sustainability
Triangulated configuration
Intristic attribute
Deflection
Structural integrity
Deformasi
Shear deformation
Bending deformation
Displacement
Daktilitas
Shear rigidity cores
Bending rigidity
Shear rigidity
Nodes diagrid
Module diagrid
Lateral displacement
Stiffness requirement
S value diagrid
Governed by strength
Governed by stiffness
Planar shape
Cristaline shape
Base module
Planes
Hinge
Pin connection
Topologi
NEW
Mode shape
Translational modes
Torsional modes
Plastic limit
Elastic limit
Massa
Mencari referensi Connor, J., ‘Diagrid Lecture.” 1.571 Lecture, Fall 2008
Defleksi lateral
Mencari
Interstory displacement
Floor acceleration
Pinned connection
Vortex shedding
Resonant vibration
Elasitic yeild
Inelastic yield
Sesimic response history terbagi 2 yakni liniear seismic response history dan nonlinear seismic
response history analysis terdapat di ASCE 7-10 halaman 57 – 233 tentang seismic provisions
Mode shape
Modal analysis
https://rezkymulia.wordpress.com/2016/07/01/periode-getar-struktur-mengapa-begitu-penting-
bagian-ii-angin/
redudancy
Soft story
Splice
Struktur open frame : struktur dengan sistem portal terbuka tanpa dinding
Eigenvalue
Load pattern
Moment curvature
Façade (bahasa indonesia : Fasad) adalah suatu sisi luar atau eksterior bangunan, umumnya yang
dimaksud façade adalah bagian depan tetapi juga bisa dianggap bagian samping atau belakang
bangunan. Façade berasal dari bahasa perancis yang bisa berarti depan atau muka.
Dalam arsitektur façade bangunan seringkali merupakan aspek penting dalam sudut pandang
desain karena façade memberikan gaya, pola atau suasana untuk bagian bangunan lainnya. dari
sudut pandang engineering façade juga sangat penting karena perannya pada efisiensi energi.
Untuk façade yang memiliki nilai sejarah banyak peraturan atau undang undang yang sangat
membatasi bahkan melarang perubahan bentuknya.
Monumental façade Carlo maderno dari Saint Peter Basilica yang terletak di Vatican City
Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Facade
Diagonalized façade
Rigid frame
Rigid frame systems (sistem rangka kaku) juga disebut dengan moment frame sistem merupakan
struktur yang terdiri dari elemen elemen linier, umumnya terdiri dari balok dan kolom yang
ujung ujungnya saling dihubungkan oleh joints yang mengikat satu sama lain. Rigid frame
mampu menahan gaya vertikal dan beban lateral lewat bending/pembengkokan dari balok dan
kolom. Kekakuan/rigidity pada rigid frame sebagian besar didapat dari kekakuan balok dan
kolom yang memiliki sambungan yang kaku.
Sumber : https://www.slideshare.net/MuftahAljoat/rigid-frame-systems ,
Beban hidup :
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung
dan kedalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat
berpindah, mesin serta peralatan yang dapat terpisahkan dari gedung sehingga mengakibatkan
perubahan dalam pembebanan
Beban hidup
Beban hidup merupakan berat dari semua bagian gedung yang bersifat tetap termasuk segala
unsur tambahan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung tersebut
Beban angin
Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang
disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara. Faktor yang mempengaruhi daya tekan dan hisap
angin terhadap gedung adalah kecepatan angin, kepadatan udara, permukaan bidang dan bentuk
dari gedung itu sendiri.
Beban gempa
Beban gempa adalah beban yang disebabkan oleh bergeraknya tanah akibat proses alami. Untuk
bangunan tinggi beban gempa harus diterapakan sedemikian rupa sehingga bagnuna tersebut
harus mampu menahan gempa ulang 50 tahun.
Beban khusus
Beban khusus adalah beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang terjadi akibat
selisih suhu, pengangkatan dan pemasangan, penurunan pondasi, susut dan gaya gaya tambahan
yang berasal dari beban hidup seperti gaya tambahan yang beralas dari crane, gaya sentrifugal,
dan gaya dinamis yang berasal dari mesin dan pengaruh- pengaruh khusus lainnya.
Sumber : https://ritalaksmitasari.wordpress.com/2013/04/21/beban-bangunan/
Menurut kamus besar bahasa indonesia perimeter memiliki arti sebagai batas luar lingkaran,
batas luar dari tempat tertutup atau tempat terlindungi. Sedangkan menurut terjemahan bahasa
inggris ke bahasa indonesia perimeter memiliki arti sebagai keliling, batas luar, lingkaran atau
batas terluar atau tepi dari suatu area atau objek. Sehingga dapat disimpulkan periphery dapat
diterjemahkan menjadi bahasa indonesia yaitu perimeter yang memiliki arti batas luar atau tepi
suatu area atau objek.
Moon menyajikan pembagian sistem struktur gedung tinggi baru yang mencakup sebagian besar
sistem struktur bangunan tinggi yang dibangun hingga saat ini. Menurut Moon sistem struktur
bangunan tinggi dapat dibagi menjadi 2 kategori berdasarkan distribusi komponen penahan
beban lateral utama pada bangunan yakni :
Suatu struktur dikategorikan sebagai sistem struktur interior apabila sebagian besar sistem
penahan beban lateralnya teletak di bagian dalam bangunan. Pada interior struktur terdapat 3
tipe sistem penahan beban lateral yakni momen resisting frames, shear trussed atau shear wall
dan core supported outrigger structures. Penjelasan setiap sistem struktur adalah sebagai berikut :
Moment resisting frames atau yang disebut juga sebagai rigid frames terdiri dari elemen
horizontal (girder/balok) dan elemen vetikal (kolom) yang disambung dengan kaku. Rangka jenis
ini menahan beban lewat kekakuan elemen vertikan dan horizontalnya. Besar kolom
dikendalikan oleh beban gravitasi yang terkumpul dibagian bawah bangunan sehingga semakin
kebawah maka dimensi kolom akan semakin besar. Untuk besar dimensi balok dikendalikan oleh
kekakuan rangka dimana rangka harus memenuhi kekakuan tertentu agar mampu menahan
goyangan lateral dalam batas yang diijinkan.
Braced frames
Braced frames merupakan sistem struktur yang didesain untuk menahan beban angin dan beban
gempa, bracing yang memberikan stabilitas dan menahan gaya lateral umumnya berupa baja
diagonal. Dalam konstruksi braced frames, balok dan kolom didesain hanya menerima beban
lateral dengan asumsi bahwa sistem bracing menahan semua beban lateral. Braced frames
bisanya teletak dibagian dalam bangunan yang juga berfungsi sebagai lubang elevator. Terdapat
2 jenis braced frame yakni concentric dan eccentric :
Concentric bracing terdiri dari diagonal braces (pengikat diagonal) yang terletak di bidang
rangka. Kedua bagian ujung dari brace tersambung dengan bagian ujung lain dari elemen rangka
untuk menciptakan rangka yang kaku. Ilustrasi dari cocentric bracing adalah sebagai berikut :
Ilustrasi dari cocentric bracing
Eccentric bracing terdiri dari diagonal braces yang terletak di bidang rangka dimana salah satu
atau kedua ujung dari brace tidak menyatu dengan bagian ujung dari elemen rangka lainnya.
ilustrasi dari eccentric bracing adalah sebagai berikut ;
Sumber : http://www.seismicresilience.org.nz/topics/superstructure/seismic-design-
concepts/braced-frames/
Shear Wall
Shear wall adalah jenis struktur dinding yang dibuat dari beton bertulang yang biasanya
dirancang untuk menahan gaya geser dan gaya lateral akibat beban gempa bumi. Berdasarkan
letak dan fungsinya shear wall dapat diklasifikasikan menjadi sebagai berikut :
Bearing wall :
Adalah dinding geser yang jug amendukung sebagian besar beban gravitasi. Tembok juga
menggunakan dinding pertisi antar apartemen yang berdekatan
Frame wall :
Dinding geser yang menahan beban lateral, dimana beban bravitasi berasal dari frame beton
bertulang. Frame wall biasanya dibangun antara baris kolom.
Core wall :
Adalah dinding geser yang terletak didalam wilayah pusat inti gedung, biasanya diisi oleh poros
tangga atau poros lift. Dinding yang terletak di kawasan inti pusat memiliki fungsi ganda dan
dianggap menjadi pilihan ekonomis.
Shear wall memiliki fungsi sebagai kekakuan dan kekuatan, hal ini dapat diartikan sebagai
berikut:
Kekuatan :
Dinding geser harus memberikan kekuatan lateral yang diperlukan untuk melawan gempa
horizontal. Ketika dinding geser cukup kuat maka ia akan mentransfer gaya horizontal ini
menuju elemen berikutnya dalam jalur beban mereka seperti misalnya dinding geser lainnya,
lantai, dan pondasi.
Kekakuan :
Dinding geser juga harus memberikan kekakuan lateral untuk dapat mencegah struktur menerima
goyangan yang belebihan, struktur yang cukup kaku biasanya menerima kerusakan struktural
yang lebih sedikit.
Sumber : https://projectmedias.blogspot.com/2013/11/shear-wall-pengertian-jenis-dan.html
Outrigger systems
Outrigger systems adalah salah satu sistem struktur yang berfungsi melalui penyatuan antara 2
sisem struktur yakni sistem core dan sistem perimeter. Outrigger sistem didesain untuk
meningkatkan kekakuan puntir (overturning stifness) dan kekuatan dengan menyambungkan
inti bangunan (bulding core) dengan kolom di bagian paling luar bangunan. Ilustrasi dari
outrigger structures adalah sebagai berikut :
Sumber :
https://store.ctbuh.org/PDF_Previews/Books/2012_CTBUHOutriggerGuide_Preview.pdf
Berbanding terbalik dengan sistem struktur interior, pada sistem struktur exterior sebagian besar
sisem penahan beban lateralnya terletak di bagian perimeter (batas luar atau tepi suatu objek).
Contoh dari exterior system adalah sebagai berikut :
Tube system :
Pada structural engineering tube adalah sistem dimana untuk menahan beban lateral (angin,
gempa, kejut) gedung didesain untuk bertindak sebagai hollow cylinder (silinder berongga),
kantilever tegak lurus terhadap tanah. Sistem tube dapat dibangun dengan menggunakan beton,
baja atau komposit (gabungan antara beton dan baja). Sistem struktur tube yang paling
sederhana terletak di bagian perimeter bangunan yang dibentuk dari kolom yang jaraknya
berdekatan lalu dikat dengan balok. Rangkaian ini menghasilkan tube structural yang padat dan
kuat dibagian batas luar bangunan. Karena beban lateral dapat ditahan oleh rangka luar yang
kaku. Kolom dibagian interior dapat ditempatkan di bagian inti dengan jumlah yang lebih
sedikit. Kolom dibagian interior dapat diasumsikan untuk hanya menahan gaya gravitasi.
Ilustrasi dari tube structure, terlihat kolom dibagian batas luar bangunan lebih rapat dibandingkan kolom dibagian
inti bangunan
Framed tube adalah bentuk paling sederhana dari tube sistem dan dapat digunakan dalam
berbagai bentuk floor plan termasuk persegi, persegi panjang, bulat dan bentuk bebas. Tipe tube
struktur ini paling efisien untuk digunakan pada ketinggian 38-300m. Sistem ini merupakan
sistem awal yang dikembangkan oleh khan.
Trussed tube atau yang dikenal juga dengan braced tube serupa dengan framed tube namun
memiliki jarak kolom yang lebih renggang dan jumlah kolom yang lebih sedikit. Untuk
mengimbangi jumlah kolom yang lebih sedikit steel bracing, atau concrete shear wall digunakan
untuk mengikat kolom tersebut.
Bundled tube sistem bekerja dengan melibatkan beberapa tube individula yang dihubugnkan
untuk membuat multi cell tube. Multi tube ini bekerja bersamaan untuk menahan beban lateral
dan momen puntir.
Sumber : https://www.designingbuildings.co.uk/wiki/Tube_structural_system
Diagrid system
Diagrid (gabungan dari kata diagonal dan grid) merupakan bentuk lain dari sistem rangka,
diagrid terbentuk dari rangka berbentuk diagonal yang saling berhubungan dengan material yang
dapaet berupa baja, beton atau kayu. sebagian besar gedung diagrid yang ada dibangun dengan
menggunakan material baja. Material baja lebih sering dipilih karena material ini menawarkan
kecepatan dalam konstruksi, berat yang ringan, lebih mudah dibangun serta memiliki sambungan
yang lebih sederhana. Perbedaan terbesar antara braced frame struktur konvensional dengan
diagrid adalah pada struktur diagrid hampir semua kolom vertikal dibagian batas luar bangunan
dihilangkan. Hal ini dimungkinkan karena sistem struktur diagrid dapat menopang beban
gravitasi dan beban lateral yang merata akibat konfigurasi triangulasi pada sistem struktur
diagrid.
Sustainability
Sumber : Paper : Sustainability concepts in the design of high rise building in case of diagrid
systems
Triangulated configuration
Secara harfiah triangulated configuration memiliki arti menjadikan rangka menjadi sistem
berbentuk segitiga, hal ini dapat diterapkan dengan memberi ikatan/bracing atau membuat
sistem rangka khusus seperti misalnya diagrid.
Jenis-jenis gaya
Pada sistem struktur bekerja 4 gaya dasar yakni gaya aksial (axial) , gaya geser (shear) , momen
lentur (bending) dan torsi
Gaya aksial (axial force) adalah gaya yang bekerja pada pusat axis dari elemen struktur, jika
beban menyebabkan penambahan panjang dari elemen maka gaya yang bekerja adalah gaya
tarik, namun apabila beban menyebabkan elemen memendek maka gaya yang bekerja adalah
gaya tekan. Pada rangka batang elemen yang tertarik disebut dengan batang tarik dan elemen
yang tertekan disebut dengan batang tekan. Ilustrasinya ditunjukka sebagai berikut :
Gaya geser (shear) adalah keadaan gaya yang berkaitan dengan gaya gaya yang berlawanan
arah yang menyebabkan suatu bagian struktur tergelincir terhadap bagian di dekatnya. Tegangan
yang timbul disebut dengan tegangan geser (shear stress). Tegangam geser umumnya terjadi
pada balok.
Momen lentur (bending) adalah gaya yang berkaitan dengan melenturnya elemen. Aksi lentur
menyebabkan serat pada satu muka elemen mengalami tarik sehingga memanjang dan pada
muka elemen lainya mengalami tekan sehingga memendek
Torsi atau puntir merupakan gaya yang menyebabkan suatu benda berotasi
Sumber : http://manorians.blogspot.com/2011/01/tarik-tekan-lentur-geser-torsi-dan.html ,
https://portalrekayasa.wordpress.com/2016/12/20/jenis-jenis-gaya/
Intrinsic atribute
Secara harfiah intrinsic atrribute memiliki arti sebagai ciri khas intrinsik, yang apabila dijelaskan
adalah ciri khas dasar sesuatu atau ciri khas dasar, ciri khas milik alami atau ciri khas dasar
sesuatu
Tegangan, Tekanan, Regangan, Geser
Tegangan (stress) adalah gaya yang bekerja pada permukaan seluas satu satuan. Tegangan
merupakan besaran skalar yang memiliki satuan N.m2 atau Pascal (Pa). Tegangan pada sebuah
benda akan menyebabkan benda itu mengalami perubahan bentuk. Tegangan juga dapat
didefiniskan sebagai gaya yang menyebabkan benda berubah bentuk Rumus tegangan adalah
sebagai berikut :
Ada tiga jenis tegangan, yaitu tegangan tarik yang menyebabkan pertambahan panjang, tegangan
tekan yang menyebabkan pengurangan atau penyusutan panjang dan tegangan geser yang
menyebabkan perubahan bentuk, ilustrasinya adalah sebagai berikut :
Regangan (strain) adalah pertambahan panjang suatu benda yang disebabkan oleh dua gaya
dengan arah yang berlawanan dan menjauhi ujung benda.
Tekanan adalah pengurangan penjang suatu benda yang disebabkan oleh dua gaya dengan arah
yang berlawanan dan keduanya menuju tengah benda
Geser adalah bergesernya permukaan suatu benda yang disebabkan oleh dua gaya dengan arah
berlawanan dan masing masing bekerja pada sisi benda
Sumber : http://fisikazone.com/tegangan-stress/
Metode analisa struktur : analisa statik dan dinamik
Metoda analisis pada struktur yang dapat digunakan untuk memperhitungkan pengaruh beban
gempa terhadap struktur adalah sebagai berikut :
Analisa perancangan struktur bangunan terhadap pengaruh beban gempa secara statis pada
prinsipnya adalah menggantikan gaya-gaya horizontal yang bekerja pada struktur akibat
pergerakan tanah dengan gaya-gaya statis yang ekivalen. Dengan tujuan penyederhaan dan
kemudahan dalam perhitungan. Metode ini disebut dengan metode gaya lateral ekivalen
(equivalent lateral force method). Pada metode ini diasumsikan bahwa gaya horizontal akibat
gempa yang bekerja pada suatu elemen struktur, besarnya ditentukan berdasarkan hasil perkalian
antara suatu konstanta berat atau massa dari elemen struktu tersebut.
Analisis dinamis untuk perancangan struktur tahan gempa dilakukan jika diperlukan evaluasi
yang lebih akurat dari gaya-gaya gempa yang bekerja pada struktur, serta untuk mengetahui
perilaku struktur akibat pengaruh gempa. Analisis dinamis dapat dilakukan dengan cata elastis
maupun inelastis. Penjelasannya sebagai berikut :
Untuk cara dinamis elastis dapat dibedakan menjadi analisis ragam riwayat waktu (time history
modal analysis) dimana pada cara ini diperlukan rekaman percepatan gempa dan analisis ragam
spektrum respons (response spectrum modal analysis) dimana pada cara ini respons maksimum
dari tiap ragam getar yang terjadi didapat dari spektrum respons rencana (design spektra).
Sedangkan untuk cara dinamis inelastisk digunakan untuk mendapatkan respons struktur
akibat pengaruh gempa yang sangat kuat dengan cara integrasi langsung (direct integration
method)
Sumber : https://www.gurusipil.com/metode-analisis-struktur-terhadap-beban-gempa/
Tambahan : https://www.quora.com/What-is-the-difference-between-static-and-
dynamic-analysis-of-structure
Cross sectional areas atau diartikan secara harfiah sebagai luas penampang melintang. Cross
section dari suatu objek adalah bentuk yang didapat ketika dipotong menembus benda tersebut,
dapat berupa persegi atau bahkan oval tergantung bagaimana benda tersebut dipotong.
Contoh gambar dibawah ketika tabung dipotong menembus secara horizontal didapat bentuk
oval sebagai cross sectional area tabung tersebut.
Ilustrasi tabung dipotong secara horizontal didapat oval sebagai bentuk luas penampang melintangnya
Contoh lain ketika tabung dipotong memebus secara vertikal tepat ditengahnya didapat bentuk
persegi sebagai cross sectional area tabung tersebut
Ilustrasi tabung dipotong secara vertikal tepat ditengah didapat persegi sebagai bentuk luas penampang
melintangnya
Sumber : https://www.quora.com/How-do-you-calculate-the-cross-section-area-of-cylinder
Defleksi/Deflection
Defleksi merupakan perubahan bentuk pada balok dalam arah y akibat adanya pembebanan
vertikal yang diberikan pada balok atau batang, defleksi juga dapat terjadi pada kolom ketika
kolom tersebut menerima pembebanan horizontal.
Defleksi maksimum merupakan jarak dari balok/kolom antara sebelum deformasi dan setelah
deformasi akibat adanya pembebanan. Ilustrasi sebagai berikut :
Ilustrasi defleksi maksimum dimana δB merupakan panjang defleksi dan θB merupakan sudut defleksi
Structural integrity
Apabila diterjemahkan structural integrity memiliki arti sebagai integritas struktural yang dapat
didefinisikan sebagai struktur sebagai sebuah keutuhan yang tidak terbagi.
Sumber : https://translate.google.com/?client=opera&oe=UTF-8&um=1&ie=UTF-
8&hl=en&client=tw-ob#en/id/integrity
Deformasi
Deformasi adalah perubahan bentuk atau ukuran dari sebuah objek karena adanya gaya akibat
tarik, tekan, geser, torsi atau karena adanya perubahan suhu. Ketika deformasi terjadi gaya
internal antar molekul melawan gaya yang diberikan, dika gaya yang diberikan tidak terlalu
besar memungkinkan objek untuk mencapai keadaan setimbang baru dan mencapai keadaan
semula ketika beban dihilangkan. Namun apabila gaya yang diberikan terlalu besar maka dapat
menyebabkan deformasi permanen atau bahkan kegagalan struktural.
Ilustrasi deformasi objek ketika diberikan gaya
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Deformasi_(teknik)
Shear deformation
Shear deformation merupakan perubahan bentuk suatu objek karena adanya gaya geser yang
diaplikasikan pada objek tersebut. Objek yang mengalami deformasi geser hanya mengalami
perubahan bentuk namun tidak menjadi semakin panjang atau semakin pendek. Ilustrasi dari
shear deformation adalah sebagai berikut
Sumber : https://astarmathsandphysics.com/a-level-physics-notes/materials/2832-shear-
deformation.html , https://www.mathalino.com/reviewer/mechanics-and-strength-of-
materials/shearing-deformation
Bending deformation
Bending deformation atau deformasi lentur merupakan perubahan bentuk suatu objek karena
adanya gaya yang mengakibatkan objek tersebut membengkok, ilustrasi bending deformation
adalah sebagai berikut :
Ilustrasi deformasi lentur
Sumber : https://slideplayer.com/slide/5030991/
Displacement
Secara sederhana displacement dapat diartikan sebagai perpindahan dari suatu objek dari tempat
asalnya menuju tempat yang baru. Pada bangunan tinggi displacement dapat diartikan juga
sebagai goyangan/sway Menurut wikipedia dsiplacement adalah vektor yang panjangnya
merupakan jarak terpendek dari posisi awal ke posisi akhir. Ilustrasinya dapat ditunjukkan
sebagai berikut :
Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Displacement_(vector)
Mode Shape
Pada struktur mode shape menggambarkan konfigurasi dimana struktur akan berpindah secara
alami. Biasanya yang menjadi perhatian utama adalah pola perpindahan lateral suatu objek.
Suatu struktur dengan N derajat kebebasan akan memiliki jumlah mode shapes yang sama.
Setiap mode shape merupakan pola perpindahan normalized (dinormalisasi) dan bersifat
independent(berdiri sendiri) yang mana dapat diperkuat untuk menghasilkan pola perpindahan
seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut :
Sumber : https://wiki.csiamerica.com/display/kb/Modal+analysis
Modal analysis
Modal analysis atau yang disebut juga metode superposisi modal merupakan linear dynamic
respose procedure yang mana memeriksa dan superimposes(menempatkan diatas) mode shapes
getaran bebas untuk menandai pola perpindahan suatu objek
Sumber : https://wiki.csiamerica.com/display/kb/Modal+analysis
Superposition
Superposition atau superposisi pada fisika merupakan kondisi dimana dua gelombang bertemu,
kemudian saling tumpang tindih dan berinteraksi. Terkadang uda gelombang ini dapat berubah
menjadi gelombang yang lebih besar, terkadang juga mereka saling menghapus satu sama lain
atau bahkan kombinasi dari kedua keadaan diatas. Noise-canceling headphones mendengarkan
suara yang ada disekitar pengguna dan memainkan suara yang berlawanan untuk menghapus
suara yang menjengkelkan misalnya suara mesin pesawat jet. Ilustrasi dari superposisi
ditunjukkan sebagai berikut :
Sumber : http://www.physics.org/article-questions.asp?id=124
Elastic limit
Secara sederhana elastic limit atau batas elastis merupakan kondisi maksimum suatu objek untuk
meregang dan mampu kembali ke kondisi semula tanpa perubahan permanen baik perubahan
bentuk atau ukuran. Untuk sebagian material elastic limit menandai akhir dari periaku elastis dan
awal dari perilaku plastis. Untuk sebagian besar material yang brittle, tegangan yang melebihi
elastic limit berakibat pada fracture (retak/patahan) tanpa adanya plastic deformation atau
perubahan bnetuk plastis
Sumber : https://www.britannica.com/science/elastic-limit
Plastic limit
Plastic limit dalam struktur (bukan dalam Geoteknik) disebut juga plasticity secara sederhana
merupakan kemampunan suatu material untuk mengalami deformasi (perubahan bentuk)
permanen terhadap tegangan tanpa terjadinya retak/patah
Sumber : https://www.sciencedirect.com/topics/chemistry/plastic-limit
Inelastic material
Inelastic material secara sederhana berarti material yang tidak elastis, material ini tidak
menunjukkan deformasi tertentu ketika diberikan gaya bahkan material ini tidak berubah bentuk
sama sekali ketika diberikan gaya (rigid material) atau apabila terjadi perubahan bentuk maka
material ini tidak bisa kembali seperti semula secara permanen ketika beban tersebut
dihilangkan. Material ini disebut juga plastic material
Sumber : https://www.quora.com/What-is-the-difference-between-plastic-elastic-and-inelastic-
materials-depending-upon-their-deformation
Elastic material
Elastic material secara sederhana merupakan material yang berubah bentuk secara konstan ketika
diberikan beban, semakin besar beban yang diterapkan maka semakin besar pula deformasi yang
terjadi. Deformasi yang terjadi pada material ini dapat kembali seperti semula. Ketika beban
yang diterapkan dihilangkan, material akan kembali ke bentuk asalnya
Sumber : https://www.quora.com/What-is-the-difference-between-plastic-elastic-and-inelastic-
materials-depending-upon-their-deformation
Ductility/daktilitas
Ducktility merupakan ukuran dari kemampuan material untuk mengalami deformasi plastis
sebelum terjadinya rusak/patah yang mana ditunjukkan sebagai persentase perpanjangan atau
persentase pengurangan area. Bisa juga disebut tingkat seberapa fleksibel material/struktur
tersebut.
Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Ductility,
https://www.thestructuralmadness.com/2014/02/ductility-and-elasticity.html
Elastic ketika material diberikan beban kemudian ketika beban dihilangkan material tersebut
mampu kembali ke kondisi asal tanpa terjadi deformasi permanen dan rusak/patah
Inelasti ketika material diberikan beban kemudian ketika beban dihilangkan material tersebut
tidak kembali ke kondisi asal atau mengalami deformasi permanen namun material tersebut
belum rusak/patah
Ductility merupakan ukuran dari kemampuan material untuk mengalami deformasi sebelum
material tersebut rusak/patah
Ultimate condition
Adalah kondisi beban maksimum yang dapat ditahan suatu material baik ketika ditarik atau
ditekan sebelum material tersebut rusak/hancur. Beberapa material dapat rusak/hancur secara
langsung tanpa mengalami deformasi plastis, kondisi ini dinamakan brittle failure (kegagalan
getas)
Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Ultimate_tensile_strength
Limit state behaviour
Fundamental period
Linear analysis
Arti paling sederhana dari liniear analisis adalah ketika kita mendesain sebuah komponen (balok,
kolom dan lainnya) atau suatu struktur kemudian suatu gaya desain maksimum diterapkan pada
struktur tersebut, perpindahan yang terjadi tidak melebihi batas elastisnya (batas komponen
tersebut rusak) sehingga struktur akan selalu kembali ke posisi semula tanpa kerusakan karena
perilakunya yang linear(lurus).
Masalah yang muncul pada analisa linear adalah ketika beban menjadi terlalu besar (seperti
misalnya gempa, dimensi dari komponen gedung tersebut (dimensi balok dan kolom) akan
menjadi semakin besar yang mana akan berpengaruh pada biaya yang semakin mahal pula
Sumber : https://www.quora.com/What-is-the-difference-between-linear-analysis-and-nonlinear-
analysis
Nonlinear analysis
Arti paling sederhana dari analisa nonlinear adalah ketika kita memperkenankan sebuah
komponen atau suatu struktur untuk bergoyang (displace/sway) lebih dari batas elastisnya
dengan memanfaatkan non liniearity-nya (baik dari segi material atau segi geometri). Pada kasus
ini kita mendesain struktur yang kekuatan/kekakuan dikurangi (dengan cara memodifikasi faktor
kekuatan gempa : nilai Rd dan Ro di kanada, nilai R di USA) sehingga defleksi yang terjadi pada
struktur tersebut lebih besar. Yang mana komponen struktur dengan dimensi yang lebih kecil
mampu menahan gaya yang sama namun goyangan yang terjadi lebih besar. Dengan non liniear
analysis kita mampu mendesain struktur yang lebih ekonomis dengan kerusakan yang terkendali.
Sumber : https://www.quora.com/What-is-the-difference-between-linear-analysis-and-nonlinear-
analysis
Analisa linear vs analisa nonlinear
Metode analisa nonlinear paling bagus diterapkan ketika nonlinearity dari material dan bentuk
geometrinya diperhitungkan pada saat pemodelan dan analisa struktur. Jika hanya perilaku elastis
material saja yang diperhitungkan maka cukup digunakan analisa linear. Metode liniear dan
nonlinear dapat berupa statis atau dinamis beberapa metode analisa dan hubungannya
ditunjukkan sebagai berikut :
Strengh based analysis merupakan prosedur static-linear dimana suatu komponen struktur
didesain sedemikian rupa hingga beban yang diterapkan tidak melebihi batas elastis komponen
tersebut. Karena hanya kekakuan elastis elemen saja yang diterapkan pada model analisa, strengt
based analysis merupakan analisa yang paling sederhana yang tidak memakan banyak waktu
apabila dibandinkan dengan analisa lainya
Static pushover analysis merupakan prosedur static non-linear dimana beban struktur diberikan
beban monoton yang bertambah secara iterative (berulang-ulang) hingga mencapai kondisi
ultimit untuk mengetahui jarak antara kinerja elastic dan inelastic. Sebagai fungsi dari strength
dan deformation, hubungan nonlinear antara gaya dan deformasi memberikan pengetahuan
mengenai ductility (daktilitas) dan perilaku limit state. Parameter deformasi dapat berupa
translational atau rotational.
Response spectrum merupakan metode dynamic linear dimana respon struktur maksimum
digambarkan sebagai fungsi periode struktural untuk rekaman time history dan tingkat redaman
tertentu. Ukuran response struktur dapat berupa peak acceleration (percepatan puncak) velocity
(kecepatan) atau displacement (perpindahan). Struktur harus tetap elastis karena analisa respon
spektrum tergantung pada superposisi gravitasi dan efek lateral. Hasil yang didapat kemudian
digabungkan untuk membentuk desain spektrum yang halus
Time history analysis merupakan teknik dynamic nonlinear yang melibatkan FNA atau direct
integration. FNA adalah aplikasi modal sedangkan pada direct integration persamaan gerak
dipadukan dengan serangkaian irama waktu untuk meggambarkan respon dinamik dan perilaku
inelastik. Beban yang diaplikasikan bergantung pada irama waktu sehigngga cocok diterapkan
untuk ground motion record (rekaman gerakan tanah).
Sumber : https://wiki.csiamerica.com/display/kb/Nonlinear
Redudansi/Redudancy
Secara sederhana redudansi daapt berarti proses menambahkan komponen ekstra pada suatu
komponen penting dalam suatu sistem sehingga apabila komponen tersebut rusak maka ada
komponen cadangan yang bisa mengambil alih perannya. Contohnya adalah kendali dan sistem
daya cadangan pada pesawat terbang, suplai daya dan hard drive cadangan yang digunakan pada
komputer dan pusat data. Penambahan redudansi pada suatu sistem tidak selalu bermanfaat hal
ini disebabkan predudansi hampur selalu menambah biaya pada sistem keseluruhan dan tingkat
kegagalan bervariasi pada sistem yang digunakan
Sumber : https://www.mymentalmodels.info/redundancy-in-engineering/
Efek P Delta
Ketika kolom diberikan beban, defleksi (perubahan bentuk akibat beban pada balok/kolom) yang
terjadi pada member model tersebut dapat menyebabkan momen sekunder akibat ujung dari
member tersebut tidak lagi vertikal pada posisi yang mengalami defleksi. Efek sekunder yang
terjadi pada member ini dapat dengan akurat diperkirakan lewat penggunaan P-Delta Effect.
Berikut adalah ilustrasi member yang diberi beban, kemudian mengalami defleksi sehingga
bentuknya tidak lagi lurus
Gambar kiri : bentuk member yang masih lurus dan akan diberikan beban
Gambar tengah : member mulai berubah bentuknya dan terjadi defleksi akibat diberikan beban
sehingga bentuknya tidak lagi lurus, hal inilah yang menyebabkan adanya momen sekunder
Gambar kanan : bentuk batang yang telah berubah bentuk akibat diberikan beban
Sumber : https://risa.com/news/what-is-p-delta-analysis-risatech-risa3d/
Analisa P-Delta disebut juga nonlinearity geometrik, karena ketika defleksi bertambah harus
dilakukan kembali pengujian akibat beban tambahan yang dihasilkan oleh efek P-Delta. Analisa
P-delta merupakan bentruk tradisional dari force follower analysis, force follower analysis
merupakan analisa dimana ketika member kehilangan stabilitasnya, gaya yang ada mengikuti
member yang stabilitasnya hilang tersebut dan menciptakan ketidakstabilan yang terus berlanjut
dengan sangat cepat, analisa P-Delta akan sangat merugikan apabila diabaikan. Efek P-Delta
dampaknya akan lebih besar pada soft lateral force resisting systems (sistem penahan lateral
lunak) seperti misalnya momen frame apabila dibandingkan dengan sistem penahan lateral yang
lebih kaku misalnya sistem core wall dan braced frames.
Bicara mengnai P-Delta, P-Delta berasal dari istilah P adalah beban dan Delta adalah deformasi
lateral, deformasi lateral ini lebih fatal pada gempa dibanding angin
Ilustrasi kolom yang mengalami P-Delta adalah sebagai berikut
Apa yang terjadi pada gambar diatas adalah, karena bentuk kolom yang berubah mengakibatkan
shear forces dan bending momen tambahan, momen yang terbentuk akan setara dengan beban
yang bekerja dikalikan perpindahan horizzontal. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan
kapasitas kolom terutama dalam kolom berukuran ramping agar tidak gagal saat menerima
momen dan beban aksila. Hal ini dapat diperiksa menggunakan P-M interaction diagram dari
penampang melintang kolom
Sumber : https://www.quora.com/What-is-p-delta-analysis
Plastic hinge merupakan zona leleh pada elemen struktur yang biasanya terjadi pada tempat yang
memiliki maximum bending momen, support, dan sebagainya, sendi plastis biasanya terjadi pada
titik dibawah beban terpusat, pada supports dan pada titik momen lentur maksimum.
Seperti yang telah kita ketahui mengenai perilaku tegangan material daktail seperti baja, dimulai
dengan perilaku plastis yang kemudian berakhir pada batas elastis pada batang tersebut
kemudian terjadi stress and strain (tegangan dan regangan) yang bervariasi seperti yang bisa
dilihat pada diagram berikut
Setelah kondisi elastis tercapai tingkat strain (regangan) yang terjadi lebih besar dibandingkan
dengan tingkat stress (teganan). Pada titik tertentu akan didapat kondisi dimana stress (tegangan)
tidak bertambah namun strain (regangan) terus meningkat, nilai ini disebut dengan tegangan
leleh.
Apabila beban semakin ditambahkan pada batang tersebut maka akan mengakibatkan tidak
adanya penambahan pada stress (tegangan) namun penambahan pada strain (regangan). Kondisi
yang terjadi pada batang ini dinamakan kondisi plastis. Seperti yang bisa dilihat pada gambar
dibawah, menunjukkan stress strain behaviour pada suatu batang dalam kondisi elastis, semi
plastis dan plastis.
Pada elemen struktur seperti balok, pada titik defleksi maksimum (titik pembengkokan
maksimum) kondisi plastis (strain/regangan yang terus bertambah tanpa adanya penambahan
pada stress/tegangan) akan dicapai secara bertahap
Ketika batang mencapai kondisi plastis sepenuhnya pada titik beban maka titik bban tersebut
dikatakan memiliki nilai strain (regangan) yang tidak terbatas. Strain (regangan) ini hanya
ditahan oleh momen konstan yang berkembang pada sendi plastis tersebut. Momen konstan ini
disebut dengan momen plastis.
Sumber : https://www.quora.com/What-are-“plastic-hinges”-in-structural-engineering
Menurut Wikipedia
Pada teori beban structural engineering, sendi plastis digunakan untuk menggambarkan bagian
pada balok dimana plastic bending (pembengkokan plastis) terjadi. Pada earthquake engineering
sendi plastis merupakan tipe alat penyerap energi yang memperkenankan rotasi plastis pada
sambungan kolom yang kaku. Berikut ini adalah ilustrasi terjadinnya sendi plastis pada portal
sederhana dengan sendi plastis yang terjadi pada support, sambungan balok-kolom dan titik
beban terpusat
Perilaku plastis (lanjutan sendi plastis)
Dalam analisa batas plastis pada structural member yang mengalami bending (lentur)
diasumsikan bahwa perubahan mendadak dari perilaku elastis ke perilaku plastis terjadi pada
nilai momen tertentu yang dikenal dengan momen plastis/plastic moment (Mp). Perilaku
structural member antara Myp dan Mp dianggap sebagai elastis. Ketika Mp tercapai, sendi
plastis terbentuk pada structural member.
Sendi plastis memanjang sepanjang panjang balok, nilai sebenarnya panjang sendi plastis
bergantung pada penampang melintang balok dan pembagian/distribusi beban. Dengan
menyisipkan sendi plastis dengan batas beban plastis pada balok yang telah ditentukan,
mekanisme kinematis akan memperkenankan terbentuknya unbounded displacement
(perpindahan yang tidak terbatas) pada sistem tersebut. Hal ini disebut dengan collapse
mechanism (mekanisme keruntuhan)
(sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Plastic_hinge)
SRPMK atau Sistem Rangka Pemikul Momen merupakan desain struktur dengan pendetailan
yang menghasilkan struktur yang fleksibel (memiliki daktilitas yang tinggi). Dengan pendetailan
yang mengikuti ketentuan SRPMK, maka faktor reduksi gaya gempa R dapat diambil sebesar 8,
yang artinya gaya gempa rencana hanya 1/8 dari gaya gempa untuk elastis desain (pengambilan
nilai R >1 artinya mempertimbangkan post-elastic desain yaitu struktur mengalami kelelehan
tanpa kegagalan fungsi) ketentuan SRPMK dijelaskan dalam SNI 03-2847-2002 bab 23.3 dengan
merunut pada ACI 318-02
Desain SRPMK wajib digunakan untuk wilayah dengan kategori resiko gempa tinggi (kategori
desain sesimik D,E dan F menurut SNI 1726-2012) SRPMK dapat pula digunakan pada wilayah
dengan kategori desain seismik A,B dan C namun perlu diperhatikan bahwa hasilnya tidak
ekonomis,
Berdasarkan pengalaman para praktisi, untuk desain yang ekonomis dengan SRPMK bentang
balok yang proporsional adalah bentang dengan panjan 6m hingga 9m. untuk jarak antar lantai
disarankan tidak lebih dari 6m. untuk jarak antar lantai yang lebih dari itu perlu diperhatikan
kemungkinan soft story
Dalam SNI 1726-2012 faktor reduksi gaya gempa dapat diambil sebesar 8. Hal ini disebabkan
struktur SRPMK memiliki sifat yang fleksibel dengan daktilitas yang tinggi sehingga bisa
direncanakan dengan gaya gempa rencana yang minimum. Namun kekuatan dan kekakuan dari
struktur juga harus diperhatikan untuk mampu menahan beban rencana, baik beban gravitasi
maupun beban angin dan gempa. Struktur juga harus memenuhi story drift dalam batas yang
telah ditentukan
Drift dari struktur dihitung dengan beban terfaktor yang diamplifikasi (diperbesar,diperluas)
dengan faktor Cd. Analisa P-Delta juga perlu dilakukan karena dapat memberikan efek yang
signifikan
Struktur SRPMK diharapkan memiliki daktilitas yang tinggi, yakni mampu mengalami siklus
respon inelastis pada saat menerima beban gempa rendcan. Pendetailan dalam ketentuan SRPMK
adalah untuk memastikan bahwa respon inelastis dari struktur bersifat daktail. Prinsip ini terbagi
sebagai berikut :
Strong column weak beam yang bekerja menyebar di sebagian besar lantai
Tidak terjadi kegagalan geser pada balok, kolom dan joint
Menyediakan detail yang memungkinkan perilaku daktail
Pada saat struktru mengalami gaya lateral gempa, distribusi kerusakan sepanjang ketinggian
bangunan bergantung pada distribusi lateral story drift (simpangan antar lantai). Jika struktur
memiliki kolom yang lemah maka simpangan antar lantai cenderung akan terpusat pada satu
lantai (gambar a). Sebaliknya apabila kolom sangat kuat maka drift akan tersebar merata dan
keruntuhan lokal pada satu lantai dapat diminimalkan (gambar b dan c ). Secara singkat fungsi
strong column weak beam adalah untuk menghindari keruntuhan lokal (gambar a) pada struktur
Respon yang bersifat daktail diharapkan terjadi pada balok dan pada saat yang sama tidak boleh
terjadi keruntuhan geser. Keruntuhan geesr khususnya pada kolom sangat fatal bagi struktur
karena kolom pada satu lantai menunpu semua lantai diatasnya. Dalam ketentuan SRPMK,
keruntuhan geser dihindari dengan pendekatan desain kapasitas. Gaya geser yang
diperhitungkan bukan hanya berasal dari gaya geser akibat beban gravitasi (beban hidup dan
beban mati) namun juga mempertimbangkan beban geser yang berasal dari kapasitas momen
maksimum balok pada saat balok mengalami leleh
Pendetailan dalam SRPMK bertujuan untuk mendapatkan struktur yang bersifat datktail dengan
ketentuan sebagai berikut
- tulangan sengkang dipasang dengan rapat terutama pada bagian struktur yang mengalami
kelelehan seperti sambungan balok-kolom untuk mencegah keruntuhan geser
- pada analisa kekuatan geser pada balok dan kolom, kekuatan geser dari beton diabaikan
terutama pada balok yang mengalami gaya aksial kecil sehingga hanya tulangan saja
yang menahan gaya geser
- -lokasi dan pendetailan splice untuk mencegah keruntuhan akibat splice
Metode analisis
Untuk menganalisa pengaruh gempa ada 3 metode yang dapat digunakan yakni 1 : equivalent
lateral force (ELF), 2 : modal response spectrum (MRS), 3 : Seismic response spectrum (SRH).
Metode ELF atau yang lebih dikenal dengan metode statik ekivalen dapat digunakan untuk
bangunan yang sederhana dan beraturan. Untuk struktur bangunan tinggi dan kompleks metode
kedua dan ketiga harus dilakukan untuk mengevaluasi kekuatan dari struktur untuk menahan
gaya gempa
Dalam analisa struktur SRPMK, reduksi kekakuan akibat keretakan pada balok, kolom dan
sambungan harus diperhatikan, karena hal ini akan berpengaruh pada time period, base shear,
story drift dan distribusi gaya dalam. Reduksi kekuatan dimaksudkan untuk mempertimbangkan
keretakan pada elemen struktur, karena dalam analisa SRPMK adalah saat struktur mengalami
kelelehan namun tidak boleh terjadi keruntuhan. Dalam kondisi tersebut luasan penampang
efektif yang diperhitungkan
Referensi :
1. SNI 03-2847-2002. (2002).Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. BSN.
2. ACI 318-08. (2008). Building Code Requirement for Structural Concrete. ACI.
3. Moehle, Jack P., Hooper, John D., and Lubke, Chris D. (2008).Seismic Design of Reinforced
Concrete: Special Moment Frame. NEHRP Technical Brief no. 1. NIST GCR 8-917-1.
Sumber : https://hastomiaf.wordpress.com/2013/09/28/desain-struktur-beton-dengan-srpmk-12/
Dasar utama perencanaan bangunan dengan tetap mempertahankan prinsip ekonomis adalah
sebagai berikut :
Secara umum harapan dari struktur tahan gempa adalah mampu menahan gempa
Namun problematika yang muncul apabila dibuat struktur sekuat-kuatnya akan boros dan
melanggar prinsip ekonomi (tidak hemat) selain itu tidak ada jaminan struktur yang dibuat
sekuatnya tersebut tidak rubuh saat menahan gempa. Oleh karena itu melalui prinsip ekonomis
yang diharapkan dari struktur tahan gempa adalah struktur boleh rusak namun tidak boleh runtuh
sehingga diperlukan adanya reduksi beban gempa agar bangunan tersebut lebih hemat
Untuk itu muncullah konsep daktilitas yaktu kemampuan gempa untuk mendissipasi energi
gempa melalui sendi plastis untuk mengkompenssasi kerusakan akibat reduksi beban gempa
tersebut.
Secara sederhana struktur SRPMB merupakan struktur bersifat kaku/kuat dibandingkan struktur
SRPMK yang bersifat fleksibel namun pada saat gempa terjadi daktilitas lebih menjamin
bangunan tidak runtuh saat terjadinya gempa oleh karena itu struktur SRPMK kemungkinan
untuk tidak runtuhnya lebih terjamin apabila dibandingkan dengan struktur SRPMB dan
SRPMM. Namun detailing untuk struktur SRPMK lebih rumit apabila dibandingkan dengan
kedua sistem struktur lainnya.
Sumber : https://medium.com/@dwiheriyanto/perbedaan-antara-srpmb-srpmm-dan-srpmk-
9a6c4e3bf34c
Nilai R merupakan perbandingan antar gaya geser yang terjadi akibat gempa dan gaya geser
nominal bangunan. Faktor gaya reduksi gempa adalah faktor yang digunakan untuk mengurangi
gaya gempa agar bangunan tidak perlu dibangun dalam kondisi elastis. Reduksi tersebut perlu
dilakukan karena sangat tidak memungkinkan dari segi ekonomis bahwa struktur tahan gempa
dibangun dalam kondisi elastis
Nilai R = 8.5 berarti gaya gempa yang terjadi direduksi menjadi 8.5 kali lebih kecil. Besarnya
nilai R akan mempengaruhi nilai daktilitas yang perlu disediakan pada struktur bangunan. Nilai
R yang semakin besar juga berarti struktur semakin daktail
Sumber : https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20101230034528AAFkfo3
Jika nilai R semakin besar maka gaya gempa dasar rencana akan lebih kecil sehingga dianggap
sistem strukturnya lebih daktail. Perilaku daktail inilah yang dianggap akan menimbulkan
reduksi kekakuan bangunan sekaligus terjadinya energi dissipasi gempa. Untuk memastikan
bangunan tersebut daktail setiap pilihan nilai R akan menentukan detailing yang harus
diaplikasikan pada bangunan tersebut. Apabila nilai R-nya kecil maka detailingnya akan lebih
mudah sedangkan apabila nilai R-nya besar maka detailingnya akan lebih rumit
Semakin daktail struktur maka deformasinya akan semkin besar, hal ini perlu diperhatikan
apabila bangunan tersebut digunakan untuk mesin atau alat. Karena pada gedung tersebut bisa
terjadi situasi dimana pada saat gempa bangunan tersebut tidak runtuh namun berdeformasi
karena mesin terebut menggoyang bangunan
Apabila menggunakan nilai R yang kecil maka akan boros karena struktur meresponnya secara
elastis. Keuntungan menggunakan nilai R yang kecil adalah pendetailan sambungan yang mudah
Sumber : https://wiryanto.blog/2014/06/26/pemilihan-nilai-r-faktor-reduksi-gempa/
Summary :
Struktur didesain secara elastis : apabila terjadi gempa maka struktur tersebut diharapkan ketika
merespon gempa mampu kembali ke bentuk asalnya tanpa kerusakan permanen dengan dibuat
semakin kaku. Namun membernya akan meniliki dimensi yang besar dan tidak ekonomis selain
itu tidak ada jaminan struktur yang dibangun dengan sangat kuat mampu menahan gempa tanpa
terjadi keruntuhan (gempa yang kuat dilawan oleh struktur yang kuat) (dissipasi energi gempa
ditahan oleh structural member yang besar)
Struktur didesain secara plastis : apabila terjadi gempa struktur tersebut memiliki deformasi yang
tinggi karena bersifat daktail atau lebih fleksibel. Untuk menahan gaya gempa serta menjamin
struktur tersebut bersifat daktail maka detailing pada struktur tersebut lebih rumit. Stuktur
macam ini didesain daktail untuk menahan gaya gempa namun disaat yang sama harus kaku
untuk menahan gaya gravitasi (gempa kuat dilawan oleh struktur yang fleksibel) (dissipasi energi
gempa ditahan oleh sendi plastis dan konsep strong column weak beam)
Storey drift merupakan perbadaan dari displacement (perpindahan) antara 2 lantai berurutan
yang dipisahkan oleh tinggi dari kedua lantai tersebut. Storey displacement merupakan nilai
perpindahan yang terjadi pada lantai akibat gaya lateral.
Storey drift merupakan hal penting dalam desain partisi/ curtain wall (dinding tirai). Partisi harus
didesain sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat drift yang ada, apabila syarat ini tidak
dipenuhi maka akan terjadi retak pada partisi. Apabila hal ini terjadi pada structural glazing/
brickwall yang dipasang lapisan terluar struktur maka hasilnya akan sangat buruk.
Displacement total gedung harus dikendalikan untuk mengurangi efek secondary Pdelta dan
stabilitas keseluruhan bangunan.
Sumber : https://www.quora.com/What-is-the-difference-between-storey-drift-and-storey-
displacement
Langkah penelitian disertasi Kyoung Sun Moon yang berjudul Diagrid Sructural Systems for
Tall Buildings : Characteristics and Methodology for Preliminary Designs
1. Moon melakukan peelitian dari berbagai gedung tinggi di dunia untuk mengetahui
berapakah tinggi gedung bertingkat yang ada. Berdasarkan penyelidikan yang
dilakukan diketahui bahwa dari 200 gedung paling tinggi di dunia, 76% diantaranya
memiliki ketinggian dengan bentang antara 50 – 70 lantai, menunjukkan bahwa jumlah
lantai ini merupakan pilihan yang paling ekonomis. Oleh karena itu penelitian Moon akan
menyelidiki gedung dengan ketinggia 60 lantai, 42 lantai dan 20 lantai
2. Moon melakukan penelitian pada sudut berapakah diagonal member memiliki kekakuan
geser maksimum. Berdasarkan pendekatan yang ia lakukan dari halaman 208 hingga 211
diketahui bahwa diagonal member memiliki kekakuan geser maksimum pada sudut 30o.
sedangkan untuk kolom vertikal maximum bending rigidity (kekakuan lentur maksimum)
berada pada sudut 90o sehingga diasumsikan sudut optimal diagonal member diagrid
untuk menahan shear (geser) dan bending (lentur) berada antara sudut 35o dan 90o.
3. Untuk memastikan asumsi pada no 2 gedung diagrid dengan ketinggian 60 lantai dengan
sudut diagrid yang berbeda didesain dan dianalisa menggunakan Sap 2000. Analisa ini
kemudian diulang untuk gedung dengan ketinggian 42 dan dan 20 lantai
4. Moon melakukan analisa untuk gedung dengan ketinggian 60 lantai terlebih dahulu
dengan langkah sebagai berikut :
Terdapat 2 jenis tipe gedung diagrid yang akan dianalisa yakni : (1) skema 1 yakni
gedung diagrid menggunakan core wall yang di-bracing dengan 4 kolom vertikal
di bagian perimeter sudut bangunan dan (2) skema 2 yakni gedung diagrid
menggunakan core wall yang di bracing tanpa kolom vertikal di bagian perimeter
bangunan
Setiap skema gedung memiliki 7 (tujuh) sudut diagonal member yang berbeda yakni
(1) 34o (2) 53o (3) 63o (4) 69o (5) 76o (6) 82o (7) 90o diperlihatkan pada figure 11,
sehingga menghasilkan total 14 model (2 skema x 7 sudut diagonal member)
Untuk skema 1, dimensi diagonal member size diagrid dicari dengan proses iterasi
untuk diagrid dengan sudut 63o hingga dicapai syarat : (1) defleksi maksimum
pada lantai puncak sebesar u(H)<H/500 dimana H adalah tinggi gedung yakni
240 m dan (2) LRFD code untuk pengecekan strength. Sudut 63o dipilih terlebih
dahulu karena pada preliminary study yang dilakukan menunjukkan bahwa 63o
merupakan sudut yang paling mendekati optimal. Dimensi diagonal member yang
didapat dari sudut 63o juga digunakan untuk memperkirakan dimensi diagonal
member untuk sudut diagonal member yang lainnya yakni 34o, 53o, 69o, 76o, 82o,
90o. Desain ini dicek menggunakan LRFD code dan diketahui telah memenuhi
syarat. Berikut adalah kurva yang menujukkan top floor displacement pada diagrid
untuk skema 1 dengan sudut yang berbeda :
Dari kurva diatas diketahui bahwa gedung diagrid dengan sudut diagonal member
antara 53o dan 76o merupakan sudut yang paling optimal
Hasil yang didapat dirangkum dalam tabel berikut untuk memperlihatkan secara
jelas berapa displacement yang terjadi di puncak bangunan untuk skema 1 dan
skema 2
Dari tabel diketahui bahwa untuk skema 1 gedung diagrid dengan sudut 63o
memiliki mode period paling kecil yakni 3.66 detik dan horizontal displacement
terkecil yakni 0.42 m. sedangkan untuk skema 2 gedung diagrid dengan sudut 69o
memiliki mode period paling kecil yakni 3.73 detik dan horizontal displacement
terkecil yakni 0.44 m. ini sesuai dengan asumsi Moon yang memperkirakan bahwa
sudut optimal diagonal member diagrid terletak antara 35o hingga 90o.
Secara garis besar titik berat dan pusat massa memiliki pengertian yang sama yakni tempat
berpusatnya suatu berat/massa dari benda tersebut namun perbedaan besar dari titik berat dan
pusat massa adalah pada pusat massa letaknya tidak dipengaruhi oleh gravitasi sehingga letak
pusat massa tidak selalu berhimpit/sama dengan letak titik beratnya.
(http://opensource.telkomspeedy.com/repo/abba/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Fisika/0272%20Fis-1-3a.htm )
Pusat massa (center of mass) adalah posisi rata-rata dari semua bagian dari sistem yang
ditimbang menurut massa mereka, posisi pusat massa ini relatif dan tergantung pada sistem atau
objek tersebut.
Untuk benda kaku sederhana dengan kepadatan yang seragam, pusat massa terletak di bagian
tengah benda. Sebagai contoh, pusat massa dari benda berbentuk piringan akan terletak di
tengahnya. Namun terkadang pusat massa tidak terletak pada benda tersebut, sebagai contoh
pusat massa dari cincin terletak di bagian tengahnya dimana pada bagian tengah cincin tidak
memiliki material alias kosong.
titik berat atau yang juga disebut sebagai pusat gravitasi (center of gravity) merupakan titik
dimana gaya gravitasi bekerja pada suatu objek atau sistem. Pada sebagian besar masalah
mekanika, medan gravitasi diasumsikan seragam. Seringkali pusat gravitasi berhimpitan dengan
pusat massa namun hal ini tidak selalu terjadi. Istilah pusat gravitasi dan pusat massa sering
digunakan secara bergantian karena kedua istilah ini seringkali ditemukan dalam posisi yang
sama
(https://www.khanacademy.org/science/physics/linear-momentum/center-of-mass/a/what-is-
center-of-mass)
Pusat kekakuan atau yang juga dikenal sebagai center of rigidity merupakan titik pada lantai
dimana ketika beban lateral diaplikasikan pada titik tersebut, tidak ada putaran/rotasi yang timbul
pada lantai.
Definisi diatas akan valid ketika slab dimodelkan sebagai diafram yang kaku (rigid diaphram).
Batasan diaframa (diaphram constraint) menyebabkan semua sambungannya bergerak bersama
sebagai diapram planar yang kaku terhadap deformasi membram. Untuk diaphram yang semi-
rigid,deformasi pada lantai yang terjadi dapat berbeda karena adanya deformasi dalam bidang
(inplane deformation) pada slab.
(https://communities.bentley.com/products/ram-
staad/w/structural_analysis_and_design__wiki/29030/computation-of-center-of-rigidity-cr)
Arti lain dari center of rigidity atau pusat kekakuan, yakni merupakan titik pada objek dimana
ketika beban diaplikasikan maka ia tidak akan berputar namun hanya bergerak dalam bidang
(translate in space).
(https://www.quora.com/What-are-the-main-differences-between-center-of-mass-center-of-
rigidity-and-center-of-gravity)
Eksentrisitas
Secara garis besar pengertian eksentrisitas adalah kondisi dimana apabila suatu gaya P bekerja
pada garis gaya namun tidak melewati titik berat benda maka akan timbul efek akibat beban
teresebut yang sering disebut dengan beban eksentris dan kondisi yang dihasilkan dari kondisi ini
disebut sebagai geser eksentris (http://pemudasipil.blogspot.com/2013/03/beban-eksentris.html)
Secara harfiah eksentrisitas merupakan saat dimana dua keadaan gagal untuk berbagi pusat yang
sama / the degree to which two forms fail to share a common center
(https://www.engnetglobal.com/tips/glossary.aspx?word=Eccentricity)
Ketika beban yang bekerja pada kolom tidak berada tepat pada titik berat/center of gravity/ titik
pusat/titik tengah penampang kolom maka ia akan menciptakan lengkungan bersamaan degan
tegangan aksial. Beban ini dikenal dengan beban eksentrik
Beban eksentrik tidak akan berada pada bagian tengah/titik pusat kolom, ia akan berada pada
jarak tertentu entah jaraknya dari tengah menuju sudut kanan atau sudut kiri kolom. Jarak antara
titik tengah penampang kolom dengan beban eksentrik dikenal sebagai eksentrisitas dan
dilambangkan dengan e
Bertambahnya beban eksentrik meningkatkan beban aksial dan momen yang bekerja pada
kolom, hal ini menyebabkan adanya adanya penekukan tambahan yang mengakibatkan adanya
peningkatan penekukan kolom
Ilustrasi beban eksentrik serta penekukan pada kolom ditunjukkan pada gambar berikut :
Dari gambar diatas diketahui bahwa meningkatnya beban eksetnrik membuat kolom menekuk,
legenda dari gambar diatas yakni P = beban eksentrik, e = eksentrisitas, E adalah modulus
elastisitas, dan Inersia adalah I.
Load pattern
Secara sederhana load/beban mewakili tindakan yang diberikan pada struktrur seperti misal gaya,
tekanan, penurunan, efek thermal, percepatan tanah dan lain sebagainya. Sedangkan load
pattern/pola beban merupakan distribusi spasial dari serangkaian gaya, perpindahan, temperatur
dan efek lain yang bekerja pada struktur. Setiap kombinasi dari sambungan dan elemen dapat
mengalammi kondisi pembebanan dan kinematis. Setiap pola beban ditentukan tipe desainnya
(DEAD/beban mati, Wind/beban angin, Quake/beban gempa dan lain sebagainya) yang mana
penentuan ini bertujuan untuk mengklasifikasikan beban untuk memulai komputasi/perhitungan
yang terkait dengan pola beban tersebut. Pengguna dapat menentukan jumlah load pattern/pola
beban yang tidak terbats. Load pattern/pola beban kemudian diaplikasikan lewat load cases
untuk mendapatkan hasil analisa
(https://wiki.csiamerica.com/display/kb/Load+pattern)
Load cases
Load cases mendefiniskan bagaimana load pattern diterapkan (baik secara statis atau dinamis),
bagaimana struktur merespons (baik secara liniear atau nonlinear), dan bagaimana analisa
dilakukan (lewat modal analysis, direct integration dan lain sebagainya). Untuk setiap analisa
yang akan dilakukan, sebuah load case didefiniskan. Setiap load cases dapat menerapkan satu
load pattern atau kombinasi dari load pattern. Pengguna dapat mendefinisikan load cases yang
jumlahnya tidak terbatas kemudian rangkaian load cases dipilih untuk melakukan analisa.
Setelah analisa berjalan hasil dari load case tersebut dapat dipilih untuk dihapus atau
dikumpulkan untuk membuat hasil laporan.
Applied loading : pola beban yang diterapkan pada struktur, namun pada beberapa kasus pola
beban tidak digunakan
Analysis type : tipe analisa meliputi metode (statis, respon spektrum,tekuk, dan lain lain) dan
formulasi (linear, nonlinear dan lain sebagainya)
(https://wiki.csiamerica.com/display/kb/Load+case)
Secara sederhana moment curvature analysis merupakan analisa untuk mengetahui kapasitas
momen dari penampang baik penampang beton maupun penampang baja.
Frekuensi
Secara garis besar frekuensi merupakan jumlah kejadian berulang pada satu rangkaian waktu.
Dalam ilmu fisika pengertian frekuensi adalah jumlah getaran yang dihasilkan dalam setiap 1
detik. Frekuesi biasanya dilambangkan dengan huruf “f” dengan Hertz atau Hz sebagai
satuannya. Pada dasarnya 1 Hertz adalah sama dengan satu getaran atau satu gelombang dalam 1
detik (1 Hertz = 1 gelombang per detik). Berarti 60 Hertz adalah 60 getaran atau 60 gelombang
dalam 1 detik
Periode merupakan lamanya waktu yang diperlukan untuk menghasilakan 1 getaran atau
gelombang sempurna. Periode dilambangkan dengan “T”. Hubungan antara frekuensi dan
periode berbanding terbalik dimana semakin besar frekuensinya maka periode samakin kecil.
Sebagai contoh : suatu gelombang memiliki frekuensi sebesar 5 Hertz yang berarti dalam 1 detik
terdapat 5 siklus gelombang yang terjadi, periode gelombang tersebut adalah : 1 detik / 5 Hz =
0.20 detik
Sumber : http://elektronika-dasar.web.id/frekuensi-periode-dan-fasa-gelombang-listrik/
Periode getar (Fundamental period) dan Periode getar alami struktur (Natural
fundamental period)
Periode getar struktur merupakan waktu yang diperlukan struktur untuk menempuh satu putaran
lengkap (bolak balik) dari suatu getaran ketika terganggu dari posisi keseimbangan statis dan
kembali ke posisi aslinya. Periode getar juga sering disebut secara lengkap sebagai “periode
getar alami struktur” (natural fundamental period) dimana istila alami (natural) digunakan untuk
menggambarkan setiap getaran untuk menekankan fakta bahwa hal tersebut merupakan properti
alami dari struktr yang bergantung pada massa dan kekakua yang bergetar secara bebas tanpa
adanya gaya luar
Sumber : https://rezkymulia.wordpress.com/2013/03/27/periode-getar-struktur-mengapa-begitu-
penting-bagian-i-gempa/ - bab II paragraf 3
Secara sederhana mode shape merupakan perubahan bentuk / pola (mode) pada objek saat
frekuensi tertentu. Jika frekuensinya diubah maka bentuk objek tersebut akan berubah menjadi
pola (mode) yang berbeda
Pengertian lain menyatakan mode shape merupakan pola yang diakibatkan oleh getaran pada
frekuensi tertentu, mode shape yang yang berbeda berhubungan dengan frekuensi yang berbeda.
Pada struktur mode shapes merupakan konfigurasi struktur yang akan terjadi saat struktur
tersebut berpindah secara alami. Dalam mode shape biasanya perpindahan lateral merupakan
kontribusi. Struktur dengan (n) jumlah kebebasan akan memiliki (n) jumlah mode shapes.