Professional Documents
Culture Documents
2 Permodelan Kolom Baja Profil Siku Tersusun1
2 Permodelan Kolom Baja Profil Siku Tersusun1
Abstract
At the design standard longitudinal section don’t demand rules as pressure axial, so some longitudinal section
can bunch become one by connection plate until shape built up column. It give large area, built up column
can restrain load and stiffness more great than column singular. Purpose research is know influence
configuration profile built up to capacity column built up, know behavior built up column to force pressure
axial ultimate, know influence increment variation space couple plate to stiffness column, know pattern stress
strain built up column to force pressure axial, pound coefficient factor length buckling (K ) result influence
increment variation space couple plate to capacity built up column.
Analysis built up column, use model built up column long 1000 mm (L) with couple plate result
experimental (Basuki,2007) and variation with Finite Element Analysis (FEA) used ANSYS Ed.9.0 by
element SOLID45 for spacing couple plate 1000 mm, spacing variation couple plate 500 mm, 500 mm;
spacing variation couple plate 333,33 mm, 333,33 mm, 333,333 mm; spacing variation couple plate 200 mm,
300 mm, 500 mm; spacing variation couple plate 308 mm, 308 mm, 384 mm and variation cross section
column. Steel stress yield f y = 322,02 MPa and Modulus Elastisitas E = 228404,9 MPa.
Find result from Finite Element Analysis: column model A shape box four profile angel with inersia moment
1.063.333,33 mm4 to column model B shape box four profile angel up side down with inersia moment
930.523,6 mm4, ratio inersia moment 1,143 will increase load critical 0,865%, load yield 0,219%, load
ultimate 0,701% and stiffness 1,962% model A than model B. Column with used four couple plate distance
uniform will load critical increase 13,636%, load yield increase 0,291%, load ultimate down 0,319% and
stiffness increase 5,686% from column with used four couple plate distance not uniform. Stress softening
column used two couple plate to strain more 0,200 and stress softening column used more two couple plate
distance not uniform to strain less 0,200. Coefficient factor length buckling for load yield 0,629. L model A
and 0,630. L model B, coefficient factor length buckling for load ultimite 0,521. L model A and 0,522. L
model B.
PENDAHULUAN
Fenomena tekuk berkaitan dengan kekakuan
elemen struktur. Suatu elemen yang mempunyai PERUMUSAN MASALAH
kekakuan kecil lebih mudah mengalami tekuk Bentuk dan ukuran profil standar (rolled
dibandingkan dengan elemen yang mempunyai section) adalah terbatas, dikarenakan adanya
kekakuan besar. Untuk menghindari kegagalan pertimbangan ekonomis dan faktor kesulitan
akibat tekuk pada kolom, maka luas tampang dalam proses manufakturnya. Saat tampang
tekan dan bentuk dari tampang harus dipilih standar sudah tidak mencukupi persyaratan
secara benar. Momen inersia menjadi salah satu sebagai batang tekan yang diinginkan, maka
pertimbangan yang penting dalam pemilihan beberapa tampang dapat dirangkai menjadi satu
tampang, maka nilai momen inersia dapat agar didapat suatu bentuk tampang yang
ditingkatkan dengan menyebarkan luas tampang diinginkan dengan dihubungkan oleh pelat
dalam batas-batas praktis sejauh mungkin dari sehingga membentuk kolom batang tersusun.
sumbunya. Salah satu alternatif untuk Berdasarkan uraian diatas maka perlu
meningkatkan momen inersia adalah dengan dibuat sebuah permodelan untuk dapat
membuat penampang bentukkan yang dikenal mengetahui perilaku dan kekuatan dari kolom
dengan kolom batang tersusun. Selain batang tersusun dengan menggunakan analisis
memberikan luasan yang lebih besar, kolom metode elemen hingga dengan bantuan software
tersusun juga dapat menahan beban dan kekakuan ANSYS ED Version 9.0.
lebih besar dibandingkan dengan kolom tunggal.
METODE PENELITIAN
1. Perancangan Model
Analisis model kolom baja profil siku tersusun
menggunakan analisis elemen hingga dengan Gambar 2. Konfigurasi Model Profil
bantuan komputasi ANSYS. Model baja Siku Tersusun (mm)
menggunakan material bricknode8 SOLID45. a. Kurva tegangan regangan baja untuk baja
Langkah pertama yang dilakukan adalah paduan rendah berkekuatan tinggi yang
memodelkan Kolom baja profil siku tersusun memiliki tegangan leleh antara 275 MPa
empat dengan data input yang sesuai dengan sampai dengan 480 MPa dapat dilihat pada
hasil uji eksperimental terdahulu. Gambar 3.
ModelingcreateKeypoint A
(sesuai dengan model eksperimental)
A
B
ModelingcreateAreas
ArbitraryThrough KPs
Time at end of loadstep
Automatic time stepping
ModelingoperateExtrude Number of substep
AreasBy XYZ Offset Max no. Of substep
Min no. Of substep
Modelingoperatebooleansglue
Define loads: apply
B
Volume: Pick all
Ya
Tidak Validasi
Beban Kritis Kesimpulan
B
dengan
eksperimental
Selesai
Ya
B
Hasil analisis model elemen hingga yang 1. Mendifinisikan persamaan L1 dengan
sudah diolah akan dilakukan validasi model. menggunakan Persamaan 6.
Validasi model dengan membandingkan hasil
analisis model menggunakan ANSYS dengan
2. Membuat persamaan kelangsingan arah
hasil eksperimental dengan tingkat kesalahan sumbu y-y dengan menggunakan Persamaan
validasi maksimal 10% dari analisis tersebut. Jika 7.
tingkat kesalahan validasi lebih dari 10%, maka 3. Membuat persamaan kelangsingan ideal
perlu dilakukan pengecekan kembali terhadap dengan menggunakan Persamaan 4.
input data ke program komputasi ANSYS. 4. Membuat persamaan faktor angka
Sedangkan validasi antara hasil analisis model kelangsingan kolom c dengan
menggunakan ANSYS dengan perhitungan menggunakan Persamaan 9.
manual adalah kurang dari 20%. Jika hasil
5. Menentukan nilai koefisien tekuk ( )
tersebut telah tervalidasi semua, maka dapat
digunakan mengambil kesimpulan dari model berdasarkan nilai beban hasil FEM
tersebut dan dilanjutkan dengan pembuatan model 6. Diperoleh matrik dari tiga persamaan untuk
dengan variasi yang telah ditetapkan dalam model LA3, model LA4 dan model LA5.
batasan penelitian. Tetapi apabila hasil tersebut 7. Didapat nilai koefisien panjang faktor tekuk
tidak tervalidasi, maka dibuatlah sebuah (K )
persamaan koefisien panjang faktor tekuk (K ) , 8. Validasi nilai beban hasil FEM dan hasil
sehingga hasil perhitungan manual tervalidasi perhitungan manual, jika tervalidasi maka
terhadap hasil FEM. Adapun langkah pembuatan nilai koefisien panjang faktor tekuk.
persamaan (curve fitting) adalah sebagai berikut:
Tabel 1.Validasi Nilai Beban Kritis dan Defleksi Kritis pada Model Hasil FEM Terhadap Hasil
Eksperimental dan Perhitungan Manual
Gambar 6. Validasi Nilai Beban Kritis dan Defleksi Kritis pada Model Hasil FEM Terhadap Hasil
Eksperimental dan Perhitungan Manual