Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Jurnal Teknik Sipil ISSN 2088-9321

Universitas Syiah Kuala ISSN e-2502-5295


pp. 581 - 592

PENILAIAN KONDISI JALAN PADA RUAS JALAN KM. 77


(BATAS PIDIE) - BATAS KOTA SIGLI

Evi Zulfan 1, Sofyan M. Saleh 2, Yuhanis Yunus 3


1)
Mahasiswa Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111
2)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
email : sofyan.saleh@unsyiah.ac.id
3)
Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Lhokseumawe
email : yunusyuhanis@gmail.com

Abstract : Road maintenance activities is one part of the road management and road
organizer shall prioritize road maintenance to maintain the level of services in accordance
with defined minimum service standards. Assessment of road conditions resulting from the
survey activities. Km.77 (Batas Pidie) - Batas Kota Sigli is a national road with a length of
29.34 Km. Rating national road refers Free Road Condition Survey, No. SMD-03 / RC
(relationship International Roughness Index, IRI-Surface Distress Index, SDI), which is only
capable of supporting votes to traffic lanes. This research is assessed road conditions and a
comparative analysis (IRI-SDI indicators and per-percentage area of damage) on the
carriageway. The method used in the study, refers to the Minister of Public Works No. 15 /
PRT / M / 2007 and No. 13 / PRT / M / 2013, which is able to support the assessment of traffic
lanes, shoulders, and complementary buildings (BPLK) with elements: median, ditches,
culverts, retaining walls, island roads and sidewalks. The condition of the road is done
through a detailed survey of road conditions with the visual method followed by processing
and analyzing data, producing road conditions, type of treatment and allocation of the
required budget requirements. The results show the value of the condition is above 60%
steady-state condition and needs maintenance budget of Rp. 113,645,850,000.00 for all
elements of the road. From the results of a comparative analysis of known value of a deviation
of 4.77% for the stability of the road and -Rp.98.825.850.000,00 for road maintenance budget
requirements.
Keywords : The percentage area of the damage, value criteria, IRI-SDI.

Abstrak: Kegiatan pemeliharaan jalan merupakan salah satu bagian dari penyelenggaraan
jalan dan penyelenggara jalan wajib memperioritaskan pemeliharaan jalan untuk
mempertahankan tingkat pelayanan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan.
Kegiatan penilaian kondisi jalan dihasilkan dari kegiatan survei jalan. Ruas jalan Km.77 (Batas
Pidie) - Batas Kota Sigli merupakan ruas jalan nasional dengan panjang 29,34 Km. Penilaian
ruas jalan nasional mengacu pada Panduan Survei Kondisi Jalan, No. SMD-03/RC (hubungan
International Roughness Index, IRI - Surface Distress Index, SDI), yang hanya mampu
mendukung penilaian untuk jalur lalu lintas. Penilitian ini dilakukan untuk menilai kondisi
jalan dan analisis perbandingan (Indikator IRI - SDI dan persentase luasan kerusakan) pada
jalur lalu lintas. Metode yang digunakan dalam penelitian, mengacu pada Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum (Permen PU) Nomor : 15/PRT/M/2007 dan Nomor : 13/PRT/M/2013, yang
mampu mendukung penilaian jalur lalu lintas, bahu jalan, dan bangunan pelengkap (BPLK)
dengan elemen : median, saluran samping, gorong-gorong, tembok penahan tanah, pulau jalan
dan trotoar. Penilaian kondisi jalan dilakukan melalui survei kondisi rinci jalan dengan metode
visual dilanjutkan dengan pengolahan dan analisis data, yang menghasilkan kondisi jalan, jenis
penanganan dan alokasi kebutuhan anggaran yang dibutuhkan. Dari hasil penelitian diketahui
nilai kondisi berada diatas 60 % kondisi mantap dan kebutuhan anggaran pemeliharaan Rp.
113.645.850.000,00 untuk seluruh elemen jalan. Dari hasil analisis perbandingan diketahui
nilai deviasi sebesar 4,77 % untuk kemantapan jalan dan -Rp. 98.825.850.000,00 untuk
kebutuhan anggaran pemeliharaan jalan.

Kata kunci : Persentase luasan kerusakan, nilai kreteria, IRI - SDI.

Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018


- 581
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

pelengkap lainnya.

Ruas jalan Km.77 (Batas Pidie) - Batas Kota


Sigli merupakan ruas jalan nasional deng-an
panjang 29,34 Km. Penilaian ruas jalan na-
sional mengacu pada Panduan Survei Kondisi
Jalan, No. SMD-03/RC (hubungan Internatio-
nal Roughness Index, IRI-Surface Distress In-
dex, SDI), yang hanya mampu mendukung
penilaian untuk jalur lalu lintas.
Ruas jalan ini sebagian berada pada
Gambar 1 Bagian-bagian Jalan (Anonim 2006)
daerah pegunungan, persawahan dan
perkebunan masyarakat. Kondisi lingkungan
Badan jalan meliputi jalur lalu lintas,
tersebut menempatkan banyaknya pengunaan
dengan atau tanpa jalur pemisah, dan bahu
BPLK terutama jenis tembok penahan tanah
jalan.
dan saluran samping diperkeras.
BPLK merupakan bangunan yang
Penelitian ini dilakukan untuk menilai
berfungsi sebagai jalur lalu lintas, pendukung
kondisi jalan (jalur lalu lintas, bahu jalan, dan
konstruksi jalan, dan fasilitas lalu lintas dan
BPLK dengan elemen : median, saluran
fasilitas pendukung pengguna jalan.
samping, gorong-gorong, tembok penahan
tanah, pulau jalan dan trotoar), dan melakukan Kondisi Jalan
analisis perbandingan terhadap nilai kondisi Kondisi pelayanan mantap, dan tidak
jalan pada jalur lalu lintas (luas kerusakan mantap didefinisikan sebagai berikut (Anonim
dengan IRI-SDI). 2005) :
• Kondisi Pelayanan Mantap, yang termasuk
KAJIAN PUSTAKA
dalam kondisi ini adalah jalan dengan
Jalan
kondisi Baik (B) dan Sedang (S).
Bagian-bagian jalan meliputi ruang
• Kondisi Pelayanan Tidak Mantap, yang
manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang
ter-masuk dalam kondisi ini adalah jalan
pengawasan jalan (bagian-bagian jalan diperli-
deng-an kondisi Rusak (R) dan Rusak
hatkan pada Gambar 1), (Anonim 2006).
Berat (RB)
Ruang manfaat jalan hanya
diperuntukkan bagi median, perkerasan jalan, Penilain Kondisi Jalan Bedasarkan
jalur pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan, Persentase Luasan Kerusakan Untuk
trotoar, lereng ambang pengaman, timbunan Badan Jalan Dan Nilai Kriteria Untuk
dan galian, perlengkapan jalan, dan bangunan
Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018
582 -
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

BPLK Dipengaruhi elemen lain 1


Pengaruh (P) Tdk dipengaruhi elemen 0
Survei kondisi jalan meliputi jalur lain
Nilai Kondisi NK = S + R + K + F + P 0-5
dan/atau lajur lalu lintas, bahu jalan, bangunan Sumber: Anonim, (2011a)
pelengkap, perlengkapan jalan, dan lahan pada
Tabel 4. Penentuan Program Penanganan
Rumaja dan Rumija. Survei kondisi jalan BPLK
Parameter Nilai Nilai Program Pe-
digunakan untuk menentukan jenis Kreteria Kondisi nanganan
Kondisi Baik Sekali -
penanganan yang ditentukan. Kegiatan 0-1
Baik
Pemeliharaan Rutin

rencana penanganan jalan disusun sesuai 2 Sedang Pemeliharaan Berkala


Rehabilitasi
dengan persyaratan/ prosedur teknis rencana 3 Rusak Ringan (Perbaikan dan/atau
Perkuatan)
penangananan pemeli-haraan jalan, sebagai Rehabilitasi
Rusak
4 (Perkuatan atau Peng-
berikut (Anonim 2011a) : Berat/kritis
gantian)
Penggantian a
Tabel 1. Penentuan Program Penanganan 5 Runtuh
Penanganan besar
Pemeliha-raan Jalan Berpenutup Penanganan besar adalah mengembalikan kondisi sesuai
Aspal/Beton Semen umur rencana terhadap setiap kerusakan berat atau
Kondisi Persentase Ba- parah, akibat
Sumber: Anonim, menurunnya
(2011a) kondisi pada suatu bagian
Jalan tasan Kerusa- Program Penanganan tertentu struktur bangunan pelengkap jalan.
Baik (B) <kan
6% Pemeliharaan Rutin 1. Penentuan Program Penanganan Pemeliha-
( Persen ter-
Sedang (S) 6 - < 11 % Pemeliharaan raan Jalan Berpenutup Aspal/Beton Semen,
hadap Luas
Rusak Rin- Lapis Perkera- Rutin/Berkala
11 - < 15 % Pemeliharaan Rehabilitasi
gan (RR) san Per- diperlihatkan pada Tabel 1.
Rusak Berat mukaan) Rekonstruksi/Peningkatan
> 15% 2. Penentuan Program Penanganan Pemeliha-
(RB) Struktur
Sumber: Anonim, (2011a)
raan Jalan Tidak Berpenutup Aspal/Beton
Tabel 2. Penentuan Program Penanganan Semen, diperlihatkan pada Tabel 2.
Pemeliha-raan Jalan Tidak Ber-
penutup Aspal/Beton Semen 3. Penentuan Nilai Kondisi Bangunan
Persentase Bata-
san Kerusakan
Pelengkap Jalan, diperlihatkan Tabel 3.
Kondisi ( Persen terhadap Program 4. Penentuan Program Penanganan BPLK,
Jalan Luas Lapis Penanganan
Perkerasan Per- diperlihatkan pada Tabel 4.
mukaan)
Baik (B) < 11 % Pemeliharaan Rutin
Penilaian kondisi jalan bedasarkan IRI-
Sedang (S) 11 - < 16 %
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Rusak Rin-
16 - < 23% Pemeliharaan Rehabilitasi SDI
gan (RR)
Rusak Berat Rekonstruksi/Peningkatan Penilaian kondisi permukaan jalan yang
> 23%
(RB) Struktur
Sumber: Anonim, (2011a) dilaksanakan dengan cara survei untuk
Tabel 3. Penentuan Nilai Kriteria BPLK menentukan nilai besaran SDI yang
Nilai Kriteria Nilai
Berbahaya 1
menggambarkan kondisi jalan secara
Struktur (S) Tidak Berbahaya 0 struktural dan sebagai salah satu dasar untuk
Dicapai sampai kerusakan 1
Kerusakan (R) parah penentuan jenis penanganan jalan (Anonim,
Dicapai sampai kerusakan 0
ringan 2011b). IRI digunakan sebagai standar
Meluas > 50 % 1
ketidakrataan permukaan jalan, menggunakan
Perkembangan (K) Tidak meluas (< 50 %) 0
Elemen tidak berfungsi 1 alat ukur NAASRA Roughnes-meter adalah
Fungsi (F) Elemen berfungsi 0
Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018
- 583
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

alat pengukur ketidakrataan permukaan jalan, SDI ini diperlihatkan pada Tabel 5 dan
sesuai dengan SK SNI T-24-1993. penentuan jenis penanganan diperoleh,
Penentuan nilai kondisi hubungan IRI- diperlihatkan pada Tabel 6.

Tabel 5. Penentuan Kondisi Ruas Jalan


IRI SDI
(m/km) < 50 50 – 100 100 – 150 > 150
<4 Baik Sedang Sedang Rusak Berat
4–8 Sedang Sedang Rusak Ringan Rusak Berat
Rusak Rin-
8 – 12 Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat
gan
> 12 Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat
Sumber: Anonim, (2011b)
Tabel 6. Penentuan Jenis Penanganan Jalan
IRI SDI
(m/km) < 50 50 – 100 100 – 150 > 150
Peningkatan
<4 Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Berkala
/Rekonstruksi
Peningkatan / Rekon-
4–8 Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Berkala
struksi
Peningkatan / Rekon-
8 – 12 Pemeliharaan Berkala Pemeliharaan Berkala Pemeliharaan Berkala
struksi
Peningkatan / Rekon- Peningkatan / Rekon- Peningkatan / Rekon- Peningkatan / Rekon-
> 12
struksi struksi struksi struksi
Sumber: Anonim, (2011b)
METODE PENELITIAN Provinsi Aceh, pada ruas jalan nasional di
Bagan alir penelitian dapat dilihat Kabupaten Pidie, tepatnya ruas jalan Km.77
pada Gambar 2. (Batas Pidie) - Batas Kota Sigli dengan
panjang 29,34 Km merupakan ruas jalan
dalam fungsi arteri primer dan merupakan
jalan antar kota.

Sumber dan Metode Pengumpulan Data


Data primer diperoleh melalui
pengamatan langsung di lokasi penelitian
melalui survei kondisi rinci jalan, mengacu
pada Permen PU Nomor : 15/PRT/M/2007.
Proses pengambilan data diawali dengan
identefikasi elemen yang terdapat pada
Rumaja. survei dilaksanakan dengan
menggunakan formulir survei, yang
dipisahkan kiri dan kanan ruas jalan, dimana
Gambar 2. Bagan Alir Penelitian
terdapat 2 macam formulir survei yaitu :
Lokasi Peneltian 1. Formulir survei kondisi rinci jalan,
Lokasi penelitian ini berada di wilayah diperuntukkan bagi jalur lintas dan bahu
Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018
584 -
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

jalan baik berpenutup aspal / tidak (Anonim 2007)

berpenutup aspal.
Data sekunder yang digunakan berupa :
2. Formulir pendukung survei kondisi rinci
1. Data Leger, dari Satuan Kerja
jalan, diperuntukkan bagi BPLK.
Perencanaan dan Pengawasan Jalan
Survei dilaksanakan dengan mengukur
Nasional (P2JN) Aceh, dipergunakan
setiap luasan dari jenis kerusakan (Gambar 3
dalam identifikasi untuk pemilihan
dan 4) yang terdeteksi, untuk jalur lalu lintas
elemen pada Rumaja.
dan bahu jalan, sedangkan untuk BPLK
2. Data kondisi Jalan (IRI-SDI) tahun 2015
dilakukan dengan menginfentarisasi setiap
dari P2JN Aceh, dipergunakan dalam
kerusakan yang terdeksi bedasarkan nilai kre-
analisis perbandingan.
teria (Tabel 3). Pendataan dilakukan
persegmen pengamatan (100 m). Pengolahan dan Analisis Data
Data primer yang dihasilkan dan data
sekunder yang diperoleh, selanjutnya dilaku-
kan pengolahan dan analisis, sebagai berikut :
1. Penilaian kondisi jalan.
a. Hasil survei selanjutnya ditabulasikan
dan dihitung jumlah luasan kerusakan
(dihutung persetase luasan kerusakan)
Gambar 3 : Jenis Kerusakan Pada Perkerasan lentur
(Anonim 2007)
serta nilai kreteria, persegmennya.
b. Nilai persenatse luasan dan total nilai
kreteria, selanjutnya dianalisis dengan
mempertimbangkan hubungan pada
Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3 (sesuai
peruntukan). Untuk kemudian
ditentukan nilai kondisi jalan
persegmen pengamatan.
c. Hasil kondisi jalan kemudian
dijumlahkan panjang untuk setiap
kondisinya.
2. Analisis perbandingan nilai kondisi
jalan hanya dilakukan untuk nilai
kondisi pada jalur lalu lintas terhadap
indikator IRI-SDI (data sekunder) dan
persentase luasan kerusakan (data
Gambar 4. Jenis Kerusakan Pada Perkerasan
primer).
Lentur Tidak Berpenutup Aspal

Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018


- 585
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

HASIL DAN PEMBAHASAN 340, atau sepanjang 17,34. Km (59,81 % dari


Konstruksi Elemen-elemen Jalan panjang ruas jalan) didominasi kawasan
Pendefinisian elemen-elemen jalan yang persawahan dan perkebunan masyarakat.
ditinjau mengacu pada data leger, dengan Kondisi lingkungan tersebut menempat
rekapitulasi panjang elemen-elemen jalan banyaknya pengunakan BPLK terutama jenis

diperlihatkan pada Tabel 7. tembok penahan tanah dan saluran samping

Ruas jalan ini sebagian berada pada diperkeras.

daerah pegunungan (Gunung Seulawah) yaitu


Kerusakan elemen-eleman jalan
pada STA 0+000 - STA 12 + 000, atau sepan-
Pelaksanaan survei kondisi rinci jalan
jang 12 Km ( 40,89 % dari panjang ruas
menggunakan 4 jenis formulir survei, dengan
jalan), sedangkan STA 12+000 - STA 29 +
rincian kerusakan pada Tabel 8.

Tabel 7. Rekapitulasi Panjang Elemen-elemen Jalan


No Uraian Panjang Elemen-Elemen yang ditinjau
Jalur Kiri Jalur Kanan Jumlah
(m) (%) (m) (%) (m)
1 Jalur Lalu lintas 29.340 100,00 29.340 100,00 58.680
2 Bahu Jalan
Berpenutup Aspal 26.340 89,78 26.340 89,78 52.680
Tidak Berpenutup Aspal 3.000 10,22 3.000 10,22 6.000
3 Median 120 0,41 - - 120
4 Saluran Samping
Diperkeras 4.070 13,87 5.410 18,44 9.480
Tidak Diperkeras 9.925 33,83 10.080 34,36 20.005
5 Gorong-gorong 17 0,06 - 0,06 17
6 Tembok Penahan Tanah 7.327 24,97 5.987 20,41 13.314
7 Pulau Jalan 30 0,10 - - 30
8 Trotoar 55 0,19 55 0,19 110

Tabel 8. Rekapitulasi Data kerusakan pada jalur lalu lintas


No Uraian Kuantitas
Kiri Kanan Jumlah
2 2 2
(m ) (%) (m ) (%) (m ) (%)
1 Jalur Lalu lintas
Alur 498,25 0,485 78,00 0,076 576,25 0,281
Retak 611,50 0,595 384,44 0,374 995,94 0,485
Pelepasan Butir 540,00 0,526 103,00 0,100 643,00 0,313
Deformasi Plastis 0,00 0,000 00,00 0,00 0,00 0,000
Tambalan 1.122,70 1,093 122,40 0,119 1.245,10 0,606
Lubang 29,17 0,028 14,48 0,014 43,66 0,021
Amblas 633,50 0,617 205,00 0,200 838,50 0,408
Jumlah 3.435,12 3,345 907,32 0,884 4.342,45 2,114

Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018


586 -
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Tabel 9. Rekapitulasi Data kerusakan pada bahu jalan


No Uraian Kuantitas
Jalur Kiri Jalur Kanan Jumlah
(m2) (%) (m2) (%) (m2) (%)
2 Bahu Jalan
a. Berpenutup Aspal
Alur 60,00 0,114 19,50 0,037 79,50 0,075
Retak 1.747,36 3,317 1.241,00 2,356 2.988,36 2,836
Pelepasan Butir 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000
Deformasi Plastis 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000
Tambalan 0,48 0,001 10,00 0,019 10,48 0,010
Lubang 9,45 0,018 2,26 0,004 11,70 0,011
Amblas 80,00 0,152 150,50 0,286 230,50 0,219
Jumlah 1.897,29 3,602 1.423,26 2,702 3.320,54 3,152
b. Tidak Berpenutup Aspal
Amblas - - - - - -
Erosi Permukaan - - - - - -
Retak - - - - - -
Pelepasan Butir - - - - -
Lubang - - - - - -
Alur - - - - - -
Gelombang - - - - - -
Jumlah - - - - - -
Tabel 10. Rekapitulasi Data kerusakan pada BPLK
No Uraian Panjang
Jalur Kiri Jalur Kanan
(m) (%) (m) (%)
1 Median
Panjang konstruksi 120 0,41 120 0,41
Panjang konstruksi yang Rusak 0 0,00 0 0,00
2 Pulau Jalan
Panjang konstruksi 30 0,10 30 0,10
Panjang konstruksi yang Rusak 10 33,33 10 33,33
3 Gorong-gorong
Panjang konstruksi 17,2 0,06 17,2 0,06
Panjang konstruksi yang Rusak 3 18,60 3 18,60
4 Saluran Samping
a. Diperkeras
Panjang konstruksi 4.070 13,87 5.410 18,44
Panjang konstruksi yang Rusak 1.900 46,68 3.150 58,23
b. Tidak Diperkeras
Panjang konstruksi 9.925 33,83 10.080 34,36
Panjang konstruksi yang Rusak 4.565 45,99 4.740 47,02
5 Tembok Penahan Tanah
Panjang konstruksi 7.327 24,97 5.987 20,41
Panjang konstruksi yang Rusak 2.097 28,62 1.830 30,57
6 Trotoar
Panjang konstruksi 55 0,19 55 0,19
Panjang konstruksi yang Rusak 55 100,00 55 100,00

Kondisi Jalan persentase luasan kerusakan dibedakan


Penelitian ini menggunakan 2 indikator menjadi indikator untuk perkerasan
dalam penganalisisan data, yaitu indikator berpenutup aspal dan perkerasan tidak
persentase luasan kerusakan untuk perkerasan berpenutup aspal, yang dipergunakan sesuai
jalan dan nilai kreteria untuk BPLK. Indikator jenis permukaan perkerasaan yang ada.

Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018


- 587
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Tabel 11. Nilai Kondisi Jalan dari Seluruh Elemen yang ditinjau
No Uraian Total Total Panjang Panjang Kondisi
Panjang Segmen yang Baik Sedang Rusak Rusak Runtuh
Segmen Rusak (B) (S) Ringan Berat (R)
(RR) (RB)
1 Jalur Lalu lintas
Kiri (m) 29.340 8.240 25.940 700 500 2.200
(%) 100,00 28,08 88,41 2,39 1,70 7,50
Kanan (m) 29.340 8.240 28.140 500 100 600
(%) 100,00 28,08 95,91 1,70 0,38 2,04
2 Bahu Jalan
Berpenutup Aspal
Kiri (m) 26.340 5.100 23.740 400 100 2.100
(%) 89,78 19,36 90,13 1,52 0,38 7,97
Kanan (m) 26.340 4.800 23.640 1.000 200 1.500
(%) 89,78 18,22 89,75 3,80 0,76 5,69
Tidak Berpenutup Aspal
Kiri (m) 3.000 0 3.000 - - -
(%) 10,22 0,00 100,00 - - -
Kanan (m) 3.000 0 3.000 - - -
(%) 10,22 0,00 100,00 - - -
3 Median
Kiri (m) 120 0 120 - - - -
(%) 0,00 0,00 100,00 - - - -
Kanan (m) 120 0 120 - - - -
(%) 0,00 0,00 100,00 - - - -
4 Saluran Samping
Diperkeras
Kiri (m) 4.070 1.900 2.530 700 440 200 200
(%) 13,87 46,68 62,16 17,20 10,81 4,91 4,91
Kanan (m) 5.410 3.150 2.480 800 2.130 - -
(%) 18,44 58,23 45,84 14,79 39,37 - -
Tidak Diperkeras
Kiri (m) 9.925 4.565 5.440 995 1.140 1.350 1.000
(%) 33,83 45,99 54,81 10,03 11,49 13,60 10,08
Kanan (m) 10.080 4.740 5.470 650 1.140 1.250 1.570
(%) 34,36 47,02 54,27 6,45 11,31 12,40 15,58
5 Gorong-gorong
Kiri (m) 17 3 16 - - - 1
(%) 0,06 18,60 93,02 - - - 6.98
Kanan (m) 17 3 16 - - - 1
(%) 0,06 18,60 93,02 - - - 6.98
6 Tembok Penahan Tanah
Kiri (m) 7.327 2.097 5.530 - 1.597 200 -
(%) 24,97 28,62 75,47 - 21,80 2,73 -
Kanan (m) 5.987 1.830 4.457 - 1.530 - -
(%) 20,41 30,57 54,27 - 25,56 - -
7 Pulau Jalan
Kiri (m) 30 10 20 10 - - -
(%) 0,10 33,33 66,67 33,33 - - -
Kanan (m) 30 10 20 10 - - -
(%) 0,10 33,33 66,67 33,33 - - -
8 Trotoar
Kiri (m) 55 55 - - - - 55
(%) 0,19 100,00 - - - - 100
Kanan (m) 55 55 - - - - 55

Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018


588 -
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

(%) 0,19 100,00 - - - - 100

Penilaian kondisi jalan dilakukan secara setiap elemen jalan yaitu : jalur lalu lintas
terpisah untuk setiap komponen yang ditinjau, 94,21% dari panjang konstruksi 58,68 km,
dimana penilaian kondisi ini dilakukan kiri dan bahu jalan berpenutup aspal 92,60% dari
kanan juga dilakukan secara terpisah. Jalur kiri panjang konstruksi 52,68 km, bahu jalan tidak
ruas jalan merupakan arah lalu lintas Banda berpenutup aspal 100,0% dari panjang
Aceh – Medan, sedangkan jalur kanan konstruksi 6,0 km, median 100,0% dari
merupakan kebalikannya. panjang konstruksi 240 m, saluran samping
Hasil penilaian kondisi ini diperlihat-kan diperkeras 68,67% dari panjang konstruksi
pada Tabel 11. Terdapat elemen jalan dengan 9,48 km, saluran samping tidak diperkeras
panjang konstruksi yang berbeda antara kiri 62,76% dari panjang konstruksi 20,005 km,
dan kanan arah lalu lintas, yaitu saluran gorong-gorong 93,02% dari panjang
samping diperkeras dan saluran samping tidak konstruksi 34,4 m, tembok penahan tanah
diperkeras. Hasil penilaian juga memperlihat- 75,01% dari panjang konstruksi 13,31 km,
kan adanya perbedaan nilai kondisi antara arah pulau jalan 100,0% dari panjang konstruksi 60
kiri dan kanan jalur lalu lintas dan perbedaan m, dan trotoar 0,0% dengan panjang
panjang segmen yang rusak pada kedua arah. konstruksi 110 m. Hasil kondisi manatap dari
seluruh elemen yang ditinjau hampir berada
dibawah indikator layanan yang telah
ditetapkan (94% mantap), kecuali elemen jenis
jalur lalu lintas dan pulau jalan.
Hasil penilaian kondisi ini juga
divisualisasikan dalam bentuk grafik tali gitar
yang diperlihatkan pada Gambar 6. Pada
grafik tali gitar juga memuat data kondisi
(indikator IRI-SDI) yang diperoleh dari data
Gambar 5. Grafik Persentase Nilai Kondisi Jalan
untuk Seluruh Elemen sekunder, yang digunakan dalam analisis
perbandingan. Dari grafik tersebut diketahui
Gambar 5 menggambarkan secara
tidak seluruh penurunan kondisi pada badan
keseluruhan nilai kondisi dari seluruh elemen
jalan (jalur lalu lintas dan bahu jalan)
yang ditinjau, persentase nilai kondisi
dipengaruhi oleh penurunan kondisi BPLK
merupakan bobot dari panjang konstruksi
(tembok penahan tanah, saluran samping
untuk kedua arah, adapun nilai kondisi mantap
diperkeras dan tidak diperkeras), serta tidak
dan panjang konstruksi (untuk 2 arah) untuk
seluruh penurunan kondisi BPLK
Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018
- 589
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

mempengaruhi penurunan kondisi badan jalan.

Tabel 12. Perbandingan Nilai Kondisi, Badan Jalan - BPLK


Kiri Badan Jalan Kanan
BPLK (Jalur Lalu lintas dan Bahu BPLK
jalan)
(Tembok penahan tanah, Saluran yang mengalami penurunan (Tembok penahan tanah, Saluran sam-
samping diperkeras dan tidak kondisi ping diperkeras dan tidak diperkeras)
diperkeras)
Kondisi Kiri Kanan Kondisi
Baik Tidak Baik Baik Tidak Baik
(m) (%) (m) (%) (m) (%) (m) (%) (m) (%) (m) (%)

3.900 82,98 800 17,02 4.700 16,02 3.000 10,22 2.100 70,00 900 30,00

Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018


590 -
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Gambar 6. Grafik Tali Gitar Kondisi Jalan, Indikator persentase luasan kerusakan, nilai kreteria dan IRI-
SDI

Tabel 12 merupakan rangkuman data dari diikuti 17,02% penurunan kondisi BPLK.
badan jalan yang mengalami penurunan 2. Jalur kanan lalu lintas sepanjang 3 km
kondisi (hanya diperhitungkan untuk setiap penurunan kondisi pada badan jalan
segmen yang terdapat BPLK dan terjadi diikuti 30,00% penurunan kondisi BPLK.
penurunan kondisi pada badan jalan), dari Tabel 13.. Perbandingan Nilai Kondisi, BPLK -
Badan Jalan
hasil tersebut diketahui :
Kiri BPLK Kanan
1. Jalur kiri lalu lintas sepanjang 4,7 km Badan Jalan (Tembok penahan tanah, Badan Jal
Saluran samping di-
penurunan kondisi pada badan jalan perkeras dan tidak di-

Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018


- 591
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

perkeras)
(Jalur Lalu lintas dan yang mengalami (Jalur Lalu lintas dan
Bahu jalan) penurunan kondisi Bahu jalan)
Kondisi Kiri Kanan Kondisi
Baik Tidak Baik Tidak
Baik Baik
(m) (%) (m) (%) (m) (%) (m) (%) (m) (%) (m) (%)

7.100 88,75 900 11,25 8.000 27,27 9.300 31,70 8.400 90,32 900 9,68

Tabel 13 merupakan rangkuman data dari


BPLK yang mengalami penurunan kondisi
Gambar 8 : Grafik Perbandingan Nilai Kondisi
(hanya diperhitungkan untuk setiap segmen Jalan, Indikator Persentase Luasan
Kerusakan dengan Indikator IRI-
yang terdapat BPLK dan terjadi penurunan SDI

kondisi), dari hasil tersebut diketahui :


Deviasi kemantapan yang terjadi untuk
1. Jalur kiri lalu lintas sepanjang 8 km penu-
kedua indikator sebesar 4,77%. Kondisi ini
runan kondisi BPLK hanya
dipengaruhi tingginya kerusakan jalan yang
mempengaruhi 11,25% penurunan kondisi
terdefinisikan dalam kondisi B dan S melalui
pada badan jalan.
indikator IRI-SDI. Indikator IRI-SDI tidak
2. Jalur kanan lalu lintas sepanjang 9,3 km
akan mendefinisikan segemen yang terdapat
pe-nurunan kondisi BPLK hanya
kerusaan (retak dan bekas roda) kedalam
mempengaru-hi 9,68% penurunan kondisi
kondisi RR dan atau RB, nilai kondisi akan
pada badan jalan.
menurun bila terdapat jenis kerusakan lubang,
Perbandingan Nilai Kondisi Jalan pada dan apabila lubang berjumlah diatas 10 untuk
Jalur Lalu Lintas setiap segmennya, akan sangat
Gambar 7 memperlihatkan hasil analisis memungkinkan terdefinisikan kedalam
perbandingan kondisi dari kedua indikator, kondisi RB. Nilai IRI yang dihasikan dari alat
khusus indikator persentase luasan kerusakan NAASRA akan berdampak pada penurunan
memiliki nilai kondisi untuk setiap jalur arah kondisi menjadi RR apabila bernilai lebih
lalu lintas, sedangkan indikator IRI-SDI tidak besar dari 8 m/km (akan mempengaruhi nilai
dipisahkan (dikarenakan data sekunder pada kondisi S, yang dihasilkan dari nilai SDI).
informasi yang diperoleh sudah dalam bentuk
KESIMPULAN DAN SARAN
2 arah tidak terpisah untuk data kondisi). Nilai
Kesimpulan
kondisi kemantapan indikator IRI-SDI adalah
Berdasarkan dari hasil analisis data dan
sebesar 98,98%, sedangkan Indikator
pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan
persentase luasan kerusakan sebesar 90,80%
:
(jalur kiri) dan 97,61% (jalur kanan) dengan
1. Nilai kondisi (jalur lalu lintas, bahu jalan,
angka rata-rata kemantapan sebesar 94,21%.
dan BPLK dengan elemen : median,
saluran samping, gorong-gorong, tembok
Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018
592 -
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

penahan tanah, pulau jalan dan trotoar) Pekerjaan Umum. Jakarta.


ruas jalan Km.77 (Batas Pidie) - Batas Anonim 2011a, Peraturan Menteri
Kota Sigli berada diatas 60% kondisi Pekerjaan Umum Nomor
mantap. 13/PRT/M/2011 Tahun 2011
2. Deviasi nilai perbandingan kondisi jalan Tentang Tata Cara Pemeliharaan dan
(jalur lalu lintas) indikator IRI-SDI dengan Penilikan Jalan. Kementrian
indikator penilaian luas kerusakan, sebesar Pekerjaan Umum. Jakarta.
4,77%. Anonim 2011b, Panduan Survei Kondisi
Jalan, No. SMD-03/RC, Indonesia Integrated
Saran
Road management Systems (IIRMS),
Penelitian selanjutnya disarankan,
Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian
dilakukan pada ruas jalan dengan fungsi jalan
Pekerjaan Umum, Jakarta.
kota, sehingga dapat dilakukan perbandingan
nilai kondisi jalan dan jumlah elemen-elemen
jalan yang ditinjau.
KEPUSTAKAAN

Anonim 2005, Teknik Pengelolaan Jalan,


Seri Panduan Pemeliharaan Jalan
Kabupaten, Pusat Litbang Prasarana
Transportasi, Bandung bekerjasama
dengan Pemerintah Jepang melalui
Japan International Coorporation
Agency (JICA).
Anonim 2006 , Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2006 Tentang Jalan.
Lembaraan Negara RI Tahun 2006
Nomor 86. Sekretariat Negara.
Jakarta.
Anonim 2007, Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor
15/PRT/M/2007 Tahun 2007
Tentang Pedoman Survei Kondisi
Jalan Tanah dan atau Kerikil dan
Kondisi Rinci jaLan Beraspal untuk
Jalan Antar Kota. Kementrian
Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018
- 593
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik

You might also like