Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322095947

MEKANISME PENYELESAIAN PELANGGARAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA


DEWAN PERS DI KOTA SERANG

Article · December 2017


DOI: 10.30656/lontar.v5i2.491

CITATIONS READS

0 2,129

1 author:

Sigit Surahman
Universitas Serang Raya
16 PUBLICATIONS   5 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Cultural Studies View project

Difusi Inovasi View project

All content following this page was uploaded by Sigit Surahman on 28 December 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal LONTAR Vol 5 No 2 Juli-Desember 2017, 51-64

MEKANISME PENYELESAIAN PELANGGARAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA


DEWAN PERS DI KOTA SERANG

Sigit Surahman, Fuqoha


Prodi Ilmu Komunikasi dan Administrasi Negara Universitas Serang Raya
Email: saleseven@gmail.com, fuqoha23@gmail.com

Abstract

Journalism is an activity of gathering news and reporting events. Delivery of news or


information in general often also called the press. To protect journalistic activities and freedom of
the press, the press council established by law. Press Council as an independent agency to establish
guidelines which must be done by any reporter or journalist in writing or delivered the news.
Journalistic ethics is a guideline to behave in journalistic activity compiled by journalists, press
organizations to be ethical or moral grounding in journalistic activities. The purpose of this study,
to find a model settlement of violations of journalistic ethics in the press council. This research
method using descriptive analytical research model with normative juridical approach. Collecting
data using literature study by collecting data and legal regulations. Besides the interviews to the
parties concerned to complete the data. Press Council in resolving violations of journalistic ethics,
to maintain the freedom of the press with a mechanism that provides power to the press council to
decide a case arising from journalistic activities completed by the press council. Settlement due to
journalistic activities outside the press council will shut down and eliminate the freedom of the
press as mandated by law. The right model is the removal of press offenses perspective that may
affect national press by giving power and authority to the press council to resolve matters arising
from journalistic activities.

Keywords: Mechanism, Code of Ethics of Journalism, Press Council

PENDAHULUAN sehingga kegiatan tersebut sering disebut juga


Sesuai amanat Undang-Undang Dasar jurnalisme. Indonesia sebagai sebuah Negara
Negara Republik Indonesia dimana yang demokratis yang menjunjung hak setiap
terkandung cita demokrasi yang menjunjung individu, perlu memberikan jaminan
nilai-nilai bahwa setiap orang berhak untuk kebebasan pada kegiatan jurnalisme atau
menyatakan pendapat, mengeluarkan pikiran jurnalistik.
baik secara lisan maupun tulisan. Dalam Berdasarkan hal tersebut, untuk
bidang keilmuan, penyampaian pendapat menjamin kebebasan kegiatan jurnalistik atau
maupun pikiran sering disebut komunikasi. kebebasan pers, maka dikeluarkanlah undang-
Komunikasi sangatlah penting dalam undang yang mengatur terkait kebebasan
kehidupan manusia, karena dengan mengeluarkan pikiran baik lisan maupun
komunikasi setiap manusia dapat berinteraksi tulisan. Tujuannya bahwa menyatakan pikiran
satu sama lain. Selain itu, melalui komunikasi dan pendapat sesuai dengan hati nurani dan
juga manusia akan dapat menyampaikan atau hak memperoleh informasi merupakan hak
bertukar informasi dengan manusia yang lain. asasi manusia dalam rangka menegakkan
Pada akhirnya kegiatan komunikasi keadilan dan kebenaran serta mencerdaskan
menjadi suatu kegiatan yang tidak terpisahkan kehidupan berbangsa. Peraturan perundang-
dalam kehidupan sosial dimana informasi undangan tentang pers merupakan suatu
serta peristiwa disampaikan setiap hari, jaminan bagi kebebasan pers di Indonesia.

Mekanisme Penyelesaian Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik 51


pada Dewan Pers di Kota Serang
Jurnal LONTAR Vol 5 No 2 Juli-Desember 2017, 51-64

Sebagai negara hukum, maka segala Pelanggaran dalam kegiatan jurnalistik yang
sesuatu kegiatan maupun tindakan harus mengacu pada kode etik jurnalistik yang
berdasarkan aturan hukum. Undang-undang ditetapkan oleh dewan pers harus menjadi
mengatakan bahwa kemerdekaan pers sebagai landasan etika dan hukum. Dalam
salah satu wujud kedaulatan rakyat. Oleh penegakkan hukum (law enforcement),
karena itu, undang-undang tentang pers pelanggaran kegiatan jurnalistik, seharusnya
merupakan supremasi hukum bagi kegiatan selesai pada dewan pers. Pelanggaran
jurnalisme maupun pers di Indonesia. Aturan kegiatan jurnalistik tidak diarahkan pada
hukum sebagai suatu pijakan bagi kegiatan “delik pers”, Bagir Manan mengemukakan
pers mengenai apa yang harus dilakukan dan penegakkan hukum terhadap pelanggaran
diperbolehkan. pers, bukan untuk mematikan pers, tetapi
Dewan pers sebagai sebuah lembaga untuk memelihara dan membesarkan
yang dibentuk berdasarkan ketentuan undang- tanggungjawab dan disiplin pers (Manan,
undang tentang pers, yang memiliki tujuan 2014:5).
untuk menjaga dan melindungi kemerdekaan Dewan Pers sebagai lembaga
pers nasional diberikan kewenangan untuk independen yang didirikan berdasarkan
menyelesaikan permasalahan-permasalahan Undang-Undang No.40 Tahun 1999 Tentang
yang berkaitan atau ditimbulkan oleh pers. Pers dalam rangka untuk menghidupkan dan
Kewenangan dewan pers terkait permasalahan melindungi pers, terdapat beberapa
pers yakni memberikan surat mediasi dan permasalahan dalam penyelenggaraan
ajudikasi. Penyelesaian permasalahan yang organisasi dewan pers, antara lain :
timbul akibat kegiatan pers pada dewan pers 1. Dewan pers sebagai lembaga independen
meliputi surat-menyurat, pembuatan risalah, yang melindungi kemerdekaan pers
mengeluarkan pernyataan dan pernyataan, sesuai amanat undang-undang tidak
penilaian dan rekomendasi. memiliki kekuasaan untuk memutuskan
Kemerdekaan pers yang dijamin oleh pelanggaran dalam dunia pers.
Konstitusi dan undang-undang seharusnya 2. Dalam pelanggaran etika jurnalistik yang
dapat melindungi kegiatan jurnalistik di dilakukan oleh wartawan dan organisasi
Indonesia. Namun, pelanggaran kode etik wartawan atau perusahaan pers, dewan
oleh jurnalis/wartawan yang diatur dalam pers hanya memiliki kewenangan mediasi
kode etik jurnalistik sering tidak terselesaikan dan rekomendasi.
pada dewan pers selaku lembaga independen
yang menaungi pers. Kewenangan dewan pers TUJUAN dan MANFAAT PENELITIAN
yang tidak dapat menyelesaikan perkara yang Tujuan Penelitian
diakibatkan kegiatan jurnalistik, Penelitian ini bertujuan untuk :
mengakibatkan lemahnya peran dewan pers. 1. Mengetahui regulasi dan kewenangan
Pelanggaran dalam kode etik jurnalistik sering dewan pers dalam penyelesaian
menimbulkan pelanggaran pidana atau sering pelanggaran kode etik jurnalistik.
disebut “delik pers” yang berarti semua tindak 2. Menemukan mekanisme yang tepat
pidana atau pelanggaran yang dilakukan dalam penyelesaian pelanggaran kode
melalui media massa (Kusumaningrat, etik jurnalistik pada dewan pers.
2012:109).
Dalam rangka menjaga kemerdekaan Manfaat Penelitian
pers, dewan pers selaku lembaga yang Penelitian ini diharapkan dapat
dibentuk untuk melindungi kemerdekaan dan bermanfaat sebagai berikut :
menumbuhkembangkan pers nasional harus 1. Sebagai referensi untuk membangun
mampu mengatasi permasalahan yang regulasi yang dapat memperkuat peran
ditimbulkan akibat kegiatan jurnalistik.

52 Mekanisme Penyelesaian Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik


pada Dewan Pers di Kota Serang
Jurnal LONTAR Vol 5 No 2 Juli-Desember 2017, 51-64

dewan pers dalam pelanggaran kode pribadi tanpa menciptakan kerugian terhadap
etik jurnalistik. kepentingan umum. Nilai-nilai etika tersebut
2. Sebagai kontribusi dalam membangun yang menjadi tolak ukur yang harus ditaati
mekanisme pada dewan pers dalam oleh mayarakat umum disebut code of
pelanggaran kode etik jurnalistik. conduct. Jimly Asshiddiqie berasumsi bahwa
jika etika ditegakkan dan berfungsi baik,
KAJIAN LITERATUR maka hukum dapat ditegakkan sebagaimana
Etika Dan Hukum mestinya. karena dalam negara hukum kita
Dalam kehidupan sosial, etika dan terikat dengan code of law yaitu hukum
hukum saling berkaitan satu sama lain. Di negara tetapi pada saat yang sama kita juga
Negara seperti Indonesia yang menganut terikat dengan code of conduct yaitu pedoman
prinsip Negara hukum, mengkonsepsikan yang harus ditaati setiap orang (Asshiddiqie,
bahwa setiap tindakan harus berlandaskan 2011:299)
aturan-aturan yang berlaku termasuk perilaku-
perilaku masyarakatnya. Perilaku yang 1. Etika Komunikasi
bersifat moralitas individu dalam tatanan Kedudukan dari etika bisa menjadi
sosial yang demokratis tidak boleh suatu penyelidikan yang menarik, tetapi tidak
bertentangan dengan nilai-nilai individu yang pernah menjadi suatu ilmu. Aliran positivisme
lainnya atau nilai etika sosial. memandang bahwa metode ilmiah (scientific
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos method) merupakan salah satu ukuran
yang berarti kebiasaan atau watak. Robert C. matematik, eksak, tetapi kebajikan (virtue)
Solomon mengartikan etika dalam dua hal, dan keburukan (ice) tidak pernah bisa diukur
pertama; nilai-nilai yang dianut oleh manusia secara matematis. Dengan demikian etika
beserta pembenarannya dan kedua; etika menjadi sesuatu yang relatif, karena etika
sebagai nilai-nilai hidup dan hukum-hukum bersifat kritis, metodologis dan sistematis.
yang mengatur tingkah laku manusia Etika memuat pemikiran ilmiah dalam
(Solomon, 2014:7) prosesnya dijiwai oleh suatu ide yang
Louis A. Day mengelompokkan teori menyeluruh dan menyatukan sehingga
etika menjadi meta-ethics, normative ethics pikiran-pikiran dan pendapat-pendapatnya
dan applied ethics. Seperti dikemukakan oleh tidak tanpa hubungan tetapi menjadi suatu
Louis A. Day dalam Nasution terdapat kesepakatan.
hubungan antara etika dan hukum bahwa Demikian halnya dengan etika ilmu
nilai-nilai moral (meta-ethics) harus menjadi komunikasi, menjadi domain pengetahuan
sebuah norma (normative ethics) yang yang digunakan umtuk melakukan kajian
menuntun dan mengatur kelakuan manusia terhadap perilaku dan hasil kerja pelaku
yang memberi tahu apa yang benar dan apa profesi bidang komunikasi. Jadi etika
yang salah. Konsep tersebut sama dengan komunikasi berbicara masalah kajian profesi
teori etik deontologis yang mengkonsepsi komunikasi dengan berlandaskan pada nilai
bahwa ada suatu kewajiban untuk melakukan sosial, teori normatif, nilai filsafat etika dan
tindakan yang benar yang berdasarkan pada standar moral profesi sebagai perangkat
“rules” (Nasution., 2015:29-33) analisis (Siregar,1993:10).
Jimly deontological ethics merupakan
pendekatan yang bersifat “rule-driven” yang 2. Dewan Pers
menilai moralitas dari suatu tindakan Dalam undang-undang pers
didasarkan tindakan yang ditentukan oleh disebutkan Pers adalah lembaga sosial dan
aturan yang menjadi rujukan. Nilai-nilai etika wahana komunikasi massa yang
dalam kehidupan sosial memungkinkan melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi
masyarakat dapat memenuhi kepentingan mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,

Mekanisme Penyelesaian Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik 53


pada Dewan Pers di Kota Serang
Jurnal LONTAR Vol 5 No 2 Juli-Desember 2017, 51-64

mengolah, dan menyampaikan informasi baik sebagai pedoman operasional dalam menjaga
dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara kepercayaan publik dan menegakkan
dan gambar, serat data dan grafik maupun integritas serta profesionalisme.
dalam bentuk lainnya dengan menggunakan Kode etik jurnalistik yang terdiri dari
media cetak, media elektronik, dan segala 11 Pasal merupakan sebuah peraturan yang
jenis saluran yang tersedia. disusun bersama oleh dewan pers bersama
Untuk melindungi kegiatan jurnalistik para wartawan dan organisasi wartawan/pers
nasional serta mengembangkan dan yang ditetapkan oleh dewan pers. Dewan pers
meningkatkan kehidupan pers nasional berdasarkan Undang-Undang No. 40 Tahun
diamanatkan oleh undang-undang untuk 1999 Tentang Pers merupakan lembaga
dibentuk suatu lembaga yang independen independen yang dibentuk untuk tujuan
yakni dewan pers. Peran dan fungsi dari terselenggaranya kemerdekaan pers dan
dewan pers tersebut antara lain : melindungi meningkatkan kehidupan pers nasional. Oleh
kemerdekaan pers dari campur tangan pihak karena itu, kode etik jurnalistik sebagai code
lain, melakukan pengkajian untuk of conduct dalam menjalankan tugas
pengembangan kehidupan pers; menetapkan jurnalistik.
dan mengawasi pelaksanaan kode etik Kode etik jurnalistik pada dewan pers
jurnalistik; memberikan pertimbangan dan bukan satu-satunya kode etik yang mengatur
mengupayakan penyelesaian pengaduan kegiatan jurnalistik di Indonesia. Namun kode
masyarakat atas kasus-kasus yang etik pada dewan pers berlaku untuk semua
berhubungan dengan pemberitaan pers; kegitan jurnalisme di Indonesia. Selain kode
mengembangkan komunikasi antara pers, etik jurnalistik pada dewan pers, terdapat pula
masyarakat dan pemerintah, memfasilitasi kode etik jurnalistik persatuan wartawan
organisasi-organisasi pers dalam menyusun Indonesia (PWI) serta kode etik di internal
peraturan-peraturan dibidang pers; dan organisasi pers masing-masing.
meningkatkan kualitas profesi wartawan; dan Dalam penilaian akhir pelanggaran
mendata perusahaan pers. kode etik jurnalistik dilakukan oleh dewan
pers sebagai lembaga independen pers
3. Kode Etik Jurnalistik nasional, berdasarkan pengaduan dan laporan
Journalisme atau Jurnalistik menurut masyarakat. Dalam penindakkan pengaduan
MacDougall adalah kegiatan menghimpun dewan pers memiliki kewenangan melalui
berita, mencari fakta dan melaporkan mekanisme surat-menyurat, mediasi dan
peristiwa. Dalam praktiknya, saat ini kegiatan ajudikasi. Namun, sanksi atas pelanggaran
menghimpun berita dari sebuah peristiwa kode etik jurnalistik dikembalikan atau
menjadi suatu pekerjaan, oleh karena itu dilakukan oleh organisasi wartawan dan/atau
orang yang melakukan kegiatan tersebut perusahaan pers.
sering disebut jurnalis atau orang yang Dalam teks etika media, sudah lazim
melakukan pekerjaan jurnalistik disebutkan atau rangkum konsep kebajikan
(Kusumaningrat, 2012:15) Aristoteles sebagai satu dari lima atau enam
Kode etik jurnalistik merupakan besar paradigma dalam sejarah spekulasi
panduan perilaku dalam kegiatan jurnalisme moral yang bisa digunakan oleh wartawan.
yang merupakan hasil kesepakatan bersama. Biasanya, referensi dibuat untuk Golden
Dalam rangka melaksanakan kemerdekaan Mean milik Aristoteles, dan deskripsi yang
mengeluarkan pikiran sesuai amanat menyertainya mengidentifikasi cara kebaikan
konstitusional. Untuk menjamin kemerdekaan seperti ini jalan tengah atau lingkungan yang
pers dan memenuhi hak publik untuk adil antara dua ekstrem kelebihan dan
memperoleh informasi yang benar, maka kekurangan. Media umumnya menolak
diperlukan landasan moral dan etika profesi sebuah simplis titik tengah linear. Meski

54 Mekanisme Penyelesaian Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik


pada Dewan Pers di Kota Serang
Jurnal LONTAR Vol 5 No 2 Juli-Desember 2017, 51-64

begitu, mereka memusatkan gagasan tentang morality is not only reinforced but
titik tengah atau titik di antara menangkap also defined and refined through
struktur penting. Jadi, menggunakan new and ever-changing
Aristoteles sendiri contoh utama, penulis conditions. (Glasser & Ettema,
umumnya dianggap keberanian sebagai nilai 1989, pp 2-3)
yang terbentang antara kelebihan rasa takut
(pengecut) dan ketidakcukupan rasa takut atau METODE PENELITIAN
kecemasan (foolhardiness). Metode Penelitian
Secara etis ini hal yang tepat untuk Penelitian ini merupakan model
dilakukan atau dirasakan, kemudian, penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif
digambarkan sebagai manuver antara Kedua analitis, dengan maksud mengumpulkan data
ekstrem ini. Model ini adalah kemudian selengkap mungkin untuk menggambarkan
dipanggil sebagai kontrol informatif panduan fakta-fakta secara sistematis dan terintegrasi
tematis untuk jurnalis berpikir. Sepintas, melalui data primer maupun data sekunder.
konsep ini nampaknya menawarkan kejelasan Penelitian ini menggunakan pendekatan
yang meyakinkan dan jenis kebijaksanaan yuridis normatif, suatu pendekatan yang
yang bisa dikendalikan tidak perlu waktu mengkonsepsikan hukum sebagai norma,
lama untuk mendapatkannya. Namun, kaidah atau asas untuk menganalisis data
ketidakpedulian dan kualifikasi secara sistematis dengan peraturan-peraturan
bagaimanapun juga berarti menempatkan yang ada, khususnya peraturan yang berkaitan
gerobak di depan kuda. Paling banter, itu dengan kode etik jurnalistik maupun dewan
sedikit lebih dari setengah kebenaran yang pers (Soekanto dan Sri Mahmuji, 2006:14-
cukup banyak pembenaran karena yang 15). Dalam penelitian ini, peneliti
banyak pesan yang lebih dalam tentang nilai memaparkan tentang peraturan dalam etika
moral dan agensi moral. Semua ini memiliki komunikasi bagi jurnalis salah satunya dalam
implikasi yang mendalam untuk bagaimana bentuk kode etik jurnalistik sebagai landasan
komunikator modern dan praktisi media hukum dalam menjalankan kegiatan
melihat diri mereka sebagai agen moral jurnalistik. selain itu, adanya peraturan
(Stanley B. Cunningham, 1999:6). perundang-undangan seperti undang-undang
Journalists themselves must dasar, undang-undang tentang pokok pers
articulate the moral order by serta peraturan-peraturan dewan pers.
showing that transgressions are,
infact, transgressions. While they Jenis Dan Sumber Data
stop short of making moral Adapun jenis data yang digunakan dalam
judgments, if such judgments are penelitian ini adalah:
understood to be unequivocal and a. Data Primer: Pengumpulan data
carefully justified pronouncements yang berkaitan langsung dengan
of right and wrong (in order to pelanggaran kode etik jurnalistik
help maintain the necessary fiction oleh media-media lokal, baik
of disengagement), they do locate, berupa pengaduan yang telah
select, and interpret the dilayangkan pada dewan pers
standards that can be used by maupun pelangaran yang tidak
the public to make such dilaporkan. Data primer juga
judgments. This objectification berupa undang-undang tentang
of moral standards, we conclude, pers dan peraturan perundang-
is the special contribution of undangan lain yang berkaitan
investigative journalists to the langsung maupun tidak langsung.
ongoing cultural process by which

Mekanisme Penyelesaian Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik 55


pada Dewan Pers di Kota Serang
Jurnal LONTAR Vol 5 No 2 Juli-Desember 2017, 51-64

b. Data Sekunder: Penelitian pustaka serta berlaku untuk


(library research), dengan mencari, memperoleh,
mempelajari dan mengkaji memiliki, menyimpan,
literatur-literatur yang berkaitan mengolah dan
dengan permasalahan yang diteliti menyampaikan
untuk mendukung asumsi sebagai informasi dengan
landasan teori bagi permasalahan menggunakan segala
yang dibahas. jenis saluran yang
tersedia.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA Komunikasi oleh Berelson dan Steiner
Pengumpulan data dalam penelitian ini (1964) dijelaskan sebagai penyampaian
dilakukan melalui studi kepustakaan, sebagai informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan
cara untuk mengumpulkan data dan informasi sebagainya dengan menggunakan bahasa,
penelitian. Dengan mengumpulkan data dan gambar-gambar, bilangan, grafik, dan lain-
mempelajari tulisan-tulisan dari media cetak lain (Hikmat, 2011:69). Kegiatan
maupun elektronik. Selain studi kepustakaan, berkomunikasi secara luas dalam hal
untuk mendapatkan data primer lainnya, menyampaikan informasi baik dalam bentuk
dilakukan wawancara pada organisasi pers, tulisan atau lisan merupakan bagian dari pers.
wartawan, serta pada sekretariat dewan pers. Pers merupakan alat penghubung antara
pemerintah dengan masyarakat atau antara
HASIL DAN PEMBAHASAN anggota masyarakat itu sendiri (Hikmat,
Kemerdekaan Pers dan Dewan Pers di 2011:105). Hal tersebut dijelaskan dalam
Indonesia peraturan perundang-undangan No.40 Tahun
1999 Tentang Pers:
Kemerdekaan merupakan hak yang Pers adalah lembaga
bagi setiap orang, bahwa setiap orang sosial dan wahana
mendapatkan kebebasan untuk komunikasi massa yang
mengendalikan keinginan sendiri tanpa ada melaksanakan kegiatan
pengaruh dan tekanan dari pihak lain. jurnalistik meliputi
Kebebasan tersebut bagi bangsa Indonesia mencari, memperoleh,
dituangkan dalam Konstitusi Negara, bahwa memiliki, menyimpan
setiap orang dijamin kemerdekaannya dalam dan mengolah, dan
hal berkumpul, mengeluarkan pikiran baik menyampaikan informasi
lisan maupun tulisan. Mengeluarkan pendapat baik dalam bentuk
atau pemikiran baik lisan maupun tulisan tulisan, suara, gambar,
merupakan bagian dari komunikasi, dimana suara dan gambar, serta
komunikasi sangatlah penting dalam data dan grafik maupun
kehidupan manusia, karena dengan dalam bentuk lainnya
komunikasi setiap manusia dapat berinteraksi dengan menggunakan
satu sama lain. Dalam Undang-Undang Dasar media cetak, media
dikemukakan dalam Pasal 28F bahwa: elektronik dan segala
Setiap orang berhak jenis saluran yang
untuk berkomunikasi tersedia.
dan memperoleh Sebagai negara hukum, maka segala
informasi untuk sesuatu kegiatan maupun tindakan harus
mengembangkan berdasarkan aturan hukum. Undang-undang
pribadi dan mengatakan bahwa kemerdekaan pers sebagai
lingkungan sosialnya, salah satu wujud kedaulatan rakyat. Oleh

56 Mekanisme Penyelesaian Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik


pada Dewan Pers di Kota Serang
Jurnal LONTAR Vol 5 No 2 Juli-Desember 2017, 51-64

karena itu, undang-undang tentang pers tujuan adanya pers sesuai dengan ketentuan
merupakan supremasi hukum bagi kegiatan perundang-udangan pers Pasal 6 yakni untuk
jurnalisme maupun pers di Indonesia. memenuhi hak masyarakat dalam mengetahui
Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud dan mengembangkan pendapat dan
kedaulatan rakyat berdasarkan prinsip-prinsip menyampaikan informasi secara tepat, akurat
demokrasi, keadilan dan supremasi hukum dan benar. Dalam rangka menjaga
(Pasal 2, UU 40/1999). kemerdekaan pers nasional, sesuai amanat
Kemerdekaan pers di Indonesia undang-undang tentang pers maka
mendapatkan jaminan secara konstitusional dibentuklah dewan pers yang independen. Hal
serta telah dituangkan dalam peraturan tersebut dituangkan dalam Undang-Undang
perundang-undangan tentang pers. Pers Pasal 15, dewan pers memiliki fungsi; a)
Kemerdekaan pers perlu dijaga guna melakukan pengkajian untuk pengembangan
menjunjung semangat demokrasi yang dianut pers; b) menetapkan dan mengawasi
oleh bangsa Indonesia, sesuai dengan ukuran pelaksanaan kode etik jurnalistik; c)
atau kaidah konstitusional dalam prinsip memberikan pertimbangan dan
demokrasi konstitusional. Hal tersebut berarti, mengupayakan penyelesaian pengaduan
kegiatan jurnalistik dalam mencari, masyarakat atas kasus-kasus yang
memperoleh, memiliki, menyimpan, berhubungan dengan pemberitaan pers; d)
mengolah, dan menyampaikan informasi mengembangkan komunikasi antara pers,
tersebut tidak diperkenankan bertentangan masyarakat dan pemerintah; e) memfasilitasi
dengan Konstitusi yang juga menjamin hak- organisasi-organisasi pers dalam menyusun
hak orang lain, seperti dituangkan dalam peraturan-peraturan dibidang pers dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik meningkatkan kualitas profesi kewartawanan;
Indonesia Pasal 28J bahwa: dan f) mendata perusahaan pers.
Dalam menjalankan Dengan dibentuknya dewan pers,
hak dan kebebasan diharapkan keberadaan lembaga independen
setiap orang wajib yang menaungi kegiatan jurnalistik dapat
tunduk kepada melindungi kebebasan pers dan
pembatasan yang menghidupkan pers nasional. Dewan pers
ditetapkan undang- juga diharapkan dapat meciptakan
undang dengan profesionalisme dalam kegiatan jurnalistik
maksud semata-mata yang didasari dengan rasa
untuk menjamin pertanggungjawaban. Pers yang bertanggung
pengakuan serta jawab adalah pers yang bebas atau merdeka
penghormatan atas dalam menentukan hak dan kewajibannya
hak dan kebebasan tanpa adanya suatu tekanan, keterpaksaan dan
orang lain dan untuk ketidakberdayaan (Manan, 2014:32). Dengan
memenuhi tuntuan demikian, adanya dewan pers menjadi penting
yang adil sesuai untuk melindungi kebebasan dan
dengan pertimbangan kemerdekaan pers. Karena tujuan dibentuknya
moral dan ketertiban dewan pers adalah untuk mengembangkan
umum dalam suatu kemerdekaan pers dan meningkatkan kualitas
masyarakat yang serta kuantitas pers nasional. Peran dewan
demokratis. pers dalam melindungi kemerdekaan pers
Oleh karena itu, dalam menjalankan nasional seperti yang diungkapkan oleh
kebebasan pers yang diberikan oleh negara, Kepala Bagian Pengembangan Pers dan
kegiatan jurnalistik harus berlandaskan pada Hubungan Pers yang dikutip dalam
prinsip demokrasi konstitusional. Salah satu newsera.co.id (10/01/2017) bahwa Peran

Mekanisme Penyelesaian Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik 57


pada Dewan Pers di Kota Serang
Jurnal LONTAR Vol 5 No 2 Juli-Desember 2017, 51-64

penting yang dilakukan oleh Dewan Pers suatu kegiatan yang mencari informasi,
adalah untuk melindungi dan meningkatkan menyusun informasi atau berita serta
kemerdekaan Pers nasional berdasarkan menyampaikan informasi tersebut dalam
prinsip-prinsip demokrasi, supremasi hukum, bentuk tulisan, suara maupun gambar perlu
dan Hak Asasi Manusia. kiranya untuk mengedepankan nilai-nilai
Salah satu upaya yang dilakukan oleh etika. Sehingga, tindakan jurnalistik tidak
dewan pers dalam rangka menjaga dan merugikan atau merampas hak-hak orang lain.
memajukan pers nasional, sesuai fungsinya Dalam kajian etika komunikasi, etika
yaitu menetapkan kode etik jurnalistik. Kode dipandang sebagai suatu kritis, metodologis
etik yang oleh Jimly Asshidiqie (2011:299) dan sistematis. Etika komunikasi mengkaji
dikatakan sebagai code of conduct yang kegiatan atau profesi dalam komunikasi yang
merupakan aturan yang menjadi rujukan dilandaskan pada nilai sosial, teori normatif,
berdasarkan nilai moralitas. Sebagai code of filosofis serta standar bagi profesi dalam
conduct, kode etik jurnalistik berbeda dengan bidang komunikasi sebagai suatu perangkat
code of law yang merupakan aturan Negara analisis. (Siregar, 1993:10). Nilai sosial,
yang memiliki sanksi yang tegas dan nyata. filosofis dan normatif tersebut harus menjadi
Selain itu, etika media dalam Golden Mean suatu yang mengikat seperti pendapat Jimly
oleh Aristoteles menempatkan nilai moralitas Asshidiqie (2011:299) sebagai code of
sebagai suatu paradigma bagi seorang conduct yang merupakan aturan yang menjadi
wartawan. Sehingga adanya kode etik rujukan berdasarkan nilai moralitas.
jurnalistik sebagai salah satu benteng Semangat untuk menjaga nilai-nilai
moralitas dalam kegiatan jurnalistik. etika dalam pers nasional, harus diupayakan
Oleh karena itu, kode etik jurnalistik oleh seluruh elemen baik pemerintah maupun
sebagai pedoman kegiatan jurnalistik perlu para pelaku jurnalistik. Untuk menjaga dan
dilaksanakan oleh setiap insan pers nasional. meningkatkan kehidupan pers nasional,
Jika nilai-nilai etika dan moralitas yang pemerintah sesuai amanat Konstitusi untuk
dituangkan dalam kode etik jurnalistik pada memberikan kebebasan kepada setiap orang
dewan pers dilaksanakan sebagaimana sesuai ketentuan Undang-Undang Dasar Pasal
mestinya, maka kemerdekaan pers dan 28F bahwa setiap orang berhak untuk
kehidupan pers nasional akan menjadi baik. berkomunikasi dan memperoleh informasi
Kemerdekaan pers nasional merupakan hak untuk mengembangkan pribadi dan
asasi bagi para jurnalis dalam berkomunikasi, lingkungan sosialnya, serta berhak untuk
mengumpulkan informasi serta mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
menyampaikan informasi. Namun demikian mengolah dan menyampaikan informasi
kemerdekaan pers harus dibentengi dengan dengan menggunakan segala jenis saluran
moralitas dan etika jurnalisme. yang tersedia.
Prinsip demokrasi yang dianut Negara
Kode Etik Jurnalistik Sebagai Pedoman Indonesia yang berlandaskan pada demokrasi
Kegiatan Pers Nasional konstitusional, menciptakan kondisi bahwa
Etika merupakan nilai-nilai dan kegiatan jurnalistik harus sesuai dengan
prinsip yang dikonsepsikan sebagai landasan aturan perundang-undangan. Untuk menjaga
dalam melaksanakan tindakan secara baik dan kemerdekaan pers, maka lahirnya undang-
benar. Nilai-nilai etika memungkinkan setiap undnag pokok pers sebagai dasar legalitas
orang untuk dapat memenuhi kepentingan kebebasan yang telah ditentukan dalam
pribadi tanpa merugikan kepentingan orang Konstitusi. Berdasarkan ketentuan perundang-
lain. Dalam prinsip negara hukum, maka undangan tentang pokok pers adalah
segala tindakan harus berlandaskan aturan- dibentuknya Dewan Pers sebagai wadah
aturan yang berlaku. Dunia jurnalistik sebagai

58 Mekanisme Penyelesaian Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik


pada Dewan Pers di Kota Serang
Jurnal LONTAR Vol 5 No 2 Juli-Desember 2017, 51-64

untuk menjaga kemerdekaan pers dan pengakuan serta


menghidupkan pers nasional. penghormatan atas
Sebagai sebuah lembaga independen hak dan kebebasan
dalam bertujuan untuk melindungi pers dan orang lain dan untuk
menjamin kebebasan pers nasional, sudah memenuhi tuntutan
tentu perlu adanya kesamaan persepsi dan yang adil sesuai
tujuan dari para pelaku jurnalistik atau pers. dengan pertimbangan
Profesionalitas dan tanggung jawab dari para moral dan ketertiban
pelaku jurnalistik merupakan dasar utama umum dalam suatu
untuk menjaga kemerdekaan pers nasional. masyarakat yang
Hal tersebut dapat terlaksana, bilamana demokratis.
kegiatan jurnalistik mengedepankan nilai Untuk melindungi kemerdekaan pers
moral dan etika dalam melaksanakan kegiatan nasional, maka lahirlah kode etik yang
jurnalistik. Hal ini selaras dengan pemikiran dijadikan sebagai pedoman dalam
Aristoteles dalam golden mean, bahwa dalam menjalankan kegiatan jurnalistik. Kode etik
menyusun suatu referensi atau berita tidak tersebut yang kemudian disebut kode etik
diperkenankan berlebihan dan tidak juga jurnalistik merupakan pijakan dalam
kekurangan. Karena hal tersebut tentu dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan jurnalistik
berimplikasi adanya mis-komunikasi dalam secara nasional. Kode etik jurnalistik pada
mengemukakan informasi dalam dewan pers merupakan pengganti Kode Etik
implementasi kebebasan pers nasional. Wartawan Indonesia yang ditetapkan melalui
Kebebasan pers yang dinikmati oleh Surat Keputusan Dewan Pers Nomor: 03/SK-
dunia jurnalistik nasional saat ini, tidak boleh DP/III/2006 Tentang Kode Etik Jurnalistik.
dinikmati secara berlebihan. Prof. Bagir Kode Etik Jurnalistik tersebut yang
Manan mengungkapkan bahwa kemerdekaan selanjutnya disahkan melalui Peraturan
pers bukan sebagai nikmat atah rahmat, tetapi Dewan Pers Nomor: 6/Peraturan-DP/V/2008
dapat menjadi malapetaka kalau tidak menjadi landasan moral dan etika profesi
dipergunakan sebagaimana mestinya, tidak sebagai pedoman operasional dalam menjaga
dipergunakan secara bertanggungjawab dan kepercayaan publik dan menegakkan
disiplin (Manan, 2014:vii). Dalam prinsip integritas dan profesionalisme.
Negara demokrasi, demokrasi tidak
membenarkan kebebasan setiap orang Prosedur Penyelesaian Pelanggaran Kode
mengganggu kemerdekaan orang lain. Hal Etik Jurnalistik Pada Dewan Pers
tersebut berlaku pada kegiatan jurnalistik Dalam rangka menjaga kemerdekaan
yang perbuatan atau tindakannya berkenaan dan kehidupan pers nasional, bukan hanya
dengan hak asasi manusia yang diatur secara peran dari pelaku pers atau jurnalis, tetapi
konstitusional, seperti dituangkan dalam juga menjadi tanggung jawab setiap orang
Undang-Undang Dasar Negara Republik dan dewan pers. Dalam ketentuan perundang-
Indonesia Pasal 28J bahwa: undangan Nomor 40 Tahun 1999 Tentang
Dalam menjalankan Pers Pasal 17 disebutkan masyarakat dapat
hak dan kebebasan mengembangkan kemerdekaan pers dengan
setiap orang wajib cara memantau dan melaporkan analisis
tunduk kepada mengenai pelanggaran hukum dan kekeliruan
pembatasan yang teknis pemeberitaan yang dilakukan oleh pers.
ditetapkan undang- Penyelesaian pelanggaran yang berkenaan
undang dengan dengan kegiatan jurnalistik disampaikan pada
maksud semata-mata dewan pers selaku lembaga independen yang
untuk menjamin menaungi kegiatan pers. Hal tersebut sesuai

Mekanisme Penyelesaian Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik 59


pada Dewan Pers di Kota Serang
Jurnal LONTAR Vol 5 No 2 Juli-Desember 2017, 51-64

dengan ketentuan dalam Statuta Dewan Pers dewan pers. Dalam rangka menghidupkan
Pasal 20 Ayat 5 bahwa prosedur penyelesaian pers nasional dan kemerdekaan pers, maka
pengaduan kasus-kasus pers baik yang dewan pers menerima dan memproses
menyangkut etika maupun hukum diatur pengaduan serta informasi terkait pelanggaran
dalam peraturan dewan pers. kode etik jurnalistik yang diatur melalui
Penyelesaian pelanggaran kode etik Peraturan Dewan Pers Nomor: 3/Peraturan-
jurnalistik, sesuai dengan prosedur pengaduan DP/VII/2013.
pada dewan pers diatur dalam Peraturan Berkenaan dengan pelanggaran kode
Dewan Pers Nomor: 3/Peraturan- etik jurnalistik yang dilakukan oleh wartawan
DP/VII/2013. Dalam upaya mengembangkan maupun perusahaan pers dapat diadukan
kemerdekaan pers dan untuk meningkatkan kepada dewan pers. Dewan pers menerima
kehidupan pers nasional dibentuk dewan pers pengaduan terhadap karya jurnalistik, jika
yang independen, untuk melindungi karya jurnalistik yang diduga melanggar
kemerdekaan pers, menetapkan dan Undang-Undang nomor 40 tahun 1999
mengawasi pelaksanaan kode etik jurnalistik tentang Pers dan melanggar Kode Etik
serta memberikan pertimbangan dan Jurnalistik. Pengaduan ini dapat dilakukan
mengupayakan penyelesaian pengaduan dengan cara tertulis atau dengan mengisi
masyarakat atas kasus-kasus yang formulir pengaduan yang disediakan oleh
berhubungan dengan pemberitaan pers. Oleh Dewan Pers dan pengadu wajib
karena itu, dalam rangka mengawasi mencantumkan identitas diri. Proses
pelaksanaan kode etik jurnalistik, dewan pers penanganan pengaduan mulai dilakukan
menerima dan memproses pengaduan serta paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
menindaklanjuti informasi dari masyarakat sejak pengaduan diterima
menyangkut dugaan adanya pelanggaran kode (newsera.co.id/dewan-pers-tangani-
etik jurnalistik dan prinsip-prinsip pengaduan-jurnalistik-14-hari/).
kemerdekaan pers. Prosedur pengaduan pada dewan pers
Kode etik jurnalistik merupakan seperti tertuang dalam prosedur pengaduan ke
produk dewan pers yang disahkan melalui dewan pers diajukan secara tertulis atau
Peraturan Dewan Pers Nomor: 6/Peraturan- dengan mengisi formulir pengaduan yang
DP/V/2008. Kode etik jurnalistik berisi disediakan oleh dewan pers. Peraturan Dewan
himpunan etika profesi kewartawanan yang Pers Nomor: 3/Peraturan-DP/VII/2013 Pasal
disusun bersama dengan organisasi-organisasi 8 menentukan prosedur pengaduan sebagai
pers dibawah naungan dewan pers. berikut;
Berdasarkan pada kode etik jurnalistik 1) Pengaduan dapat diajukan secara
tersebut, masyarakat dapat menilai dan tertulis atau dengan mengisi
mengawasi pelaksanaan kegiatan dalam formulir pengaduan yang
jurnalistik dalam menghasilkan karya disediakan oleh dewan pers;
jurnalistik. Karya jurnalistik merupakan hasil 2) Pengadu wajib mencantumkan
kegiatan jurnalistik yang berupa tulisan, identitas diri;
suara, gambar yang disajikan dengan 3) Pengaduan ditujukan kepada dewan
menggunakan media cetak maupun pers, alamat gedung dewan pers
elektronik. lantai 7-8, jalan kebon sirih No. 32-
Kegiatan jurnalistik yang kemudian 34, Jakarta 10110. Telepon : 021-
disajikan sebagai sebuah hasil karya 3504875, 77, faksimili : 021-
jurnalistik oleh media dirasa oleh seseorang, 3452030, surel:
sekelompok orang atau lembaga/instansi pengaduan@dewanpers.or.id;
melanggar kode etik jurnalistik maupun 4) Berkas pengaduan yang diberikan
merugikan orang lain dapat diadukan pada kepada dewan pers pada prinsipnya

60 Mekanisme Penyelesaian Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik


pada Dewan Pers di Kota Serang
Jurnal LONTAR Vol 5 No 2 Juli-Desember 2017, 51-64

bersifat terbuka, kecual dewan pers Dengan demikian, dewan pers selaku
menentukan lain; dan lembaga independen yang memiliki fungsi
5) Pengaduan kepada media cetak, dan tujuan untuk memberikan pertimbangan
lembaga penyiaran, dan media siber dan mengupayakan penyelesaian pengaduan
menyebutkan nama media, tanggal masyarakat atas kasus-kasus yang
edisi penerbitan/publikasi, judul berhubungan dengan pemberitaan pers hanya
tulisan/program siaran, alamat memiliki kewenangan untuk memfasilitasi
laman detail artikel untuk media penyelesaian pelanggaran, bukan sebagai
siber, atau deskripsi foto dan lembaga yang memutuskan dan memberikan
ilustrasi yang dipersoalkan dengan sanksi kepada pihak yang melanggar kode
melampirkan dokumen atau data etik. Dalam prosedur pengaduan pada dewan
pendukung serta, jika ada, bukti pers terkait pelanggaran kode etik jurnalistik,
komunikasi menyangkut berita mekanisme penyelesaian pelanggaran kode
yang dipersoalkan dengan media etik tidak memberikan kewenangan kepada
bersangkutan. dewan pers untuk memutuskan permasalahan
Dalam prosesnya, dewan pers tidak atau sengketa pers.
dapat menangani perkara yang sudah diajukan Oleh karena itu, mekanisme yang ada
ke kepolisian atau pengadilan, terkecuali seperti surat menyurat, mediasi dan ajudikasi
pihak pengadu bersedia mencabut dirasa kurang mampu memaksimalkan peran
pengaduannya tersebut. Sesuai ketentuan dewan pers sebagai institusi yang menjaga
Peraturan Tentang Pengaduan Pada Dewan kemerdekaan dan kehidupan pers nasional.
Pers pada Pasal 11 Ayat (2) disebutkan, Mekanisme surat-menyurat yang ada pada
dewan pers dapat menyelesaikan pengaduan dewan pers, lebih cenderung mengklarifikasi
dengan mekanisme surat-menyurat, mediasi terjadinya pelanggaran kode etik jurnalistik,
dan ajudikasi. dengan dikeluarkan surat maupun risalah oleh
dewan pers. Kemudian, mekanisme mediasi
Mekanisme Non-Litigasi Sebagai yang ada pada dewan pers, hanya
Penyelesaian Akhir Pelanggaran Kode Etik menghasilkan peran bagi dewan pers sebagai
Pada Dewan Pers fasilitator dengan hanya mengeluarkan
Penyelesaian pelanggaran kode etik Pernyataan Penilaian dan Rekomendasi
jurnalistik, seperti yang dibahas sebelumnya (PPR), dimana sanksi dan pelaksanaan dari
telah diatur dalam Undang-Undang Pers dan hal tersebut dikembalikan kepada organisasi
Peraturan Dewan Pers. Penyelesaian wartawan dan perusahaan pers yang
pelanggaran kode etik jurnalistik oleh bersangkutan.
wartawan atau perusahaan pers dapat Mekanisme terakhir yang ditawarkan
diadukan kepada dewan pers selaku lembaga adalah ajudikasi, dimana hal ini merupakan
yang menaungi dan menjaga kehidupan dan jalan terakhir dalam penyelesaian pelanggaran
kemerdekaan pers nasional. Sesuai ketentuan kode etik yang dilakukan oleh wartawan
perundang-undangan serta diatur dalam maupun perusahaan pers. Ajudikasi sangat
peraturan dewan pers, penyelesaian dan bertentangan dengan prinsip kebebasan pers,
penilaian terhadap pelanggaran kode etik karena penyelesaian pelanggaran melalui
dilakukan oleh dewan pers. Namun demikian, mekanisme ajudikasi harus diselesaikan
pemberian sanksi atas pelanggaran kode etik melalui jalur peradilan. Hal tersebut, tentu
jurnalistik sesuai Peraturan Dewan Pers No menunjukan bahwa dewan pers sebagai
6/Peraturan-DP/V/2008 akan dikembalikan lembaga independen tidak dapat menjaga
kepada organisasi wartawan dan/atau kehidupan pers nasional bahkan mekanisme
perusahaan pers masing-masing. ajudikasi dapat mematikan kemerdekaan dan
kehidupan pers nasional.

Mekanisme Penyelesaian Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik 61


pada Dewan Pers di Kota Serang
Jurnal LONTAR Vol 5 No 2 Juli-Desember 2017, 51-64

Oleh karena itu, dewan pers perlu Penyelesaian pelanggaran kode etik
memiliki kewenangan dalam penyelesaian jurnalistik yang dinilai oleh masyarakat
pelanggaran yang ditimbulkan oleh wartawan bahwa karya jurnalistik tersebut merugikan
dan/atau perusahaan pers yang melakukan perseorangan, masyarakat dan/atau institusi
pelanggaran etika jurnalistik. Selain itu, diarahkan pada lembaga arbitrase Negara. Hal
pelanggaran kode etik jurnalistik seharusnya tersebut guna meminimalisir terjadinya
diselesaikan oleh dewan pers selaku lembaga penyelesian pelanggaran kode etik jurnalistik
yang menciptakan dan menerapkan kode etik melalui ajudikasi yang dapat mematikan
jurnalistik. Kode etik jurnalistik merupakan kemerdekaan dan kehidupan pers nasional.
produk dari dewan pers, yang seharusnya Dewan pers perlu mengupayakan agar
dewan pers memiliki peranan yang lebih dihilangkannya pasal-pasal yang dapat
dalam hal implementasi dan penegakkan kode menjerat kegiatan jurnalistik maupun karya
etik jurnalistik. jurnalistik dalam ketentuan hukum pidana.
Kewenangan dewan pers saat ini, Dengan demikian, apabila dewan pers
tidak diberikan kekuasaan untuk mengadili memiliki kewenangan arbitrase dan
dan memberikan sanksi terkait pelanggaran dihadapkan pada suatu pelanggaran yang
kode etik jurnalistik. Sehingga penyelesaian berhubungan dengan kegiatan dan/atau karya
kasus-kasus terkait pelanggaran kode etik jurnalistik tidak dapat dikriminalisasi, karena
dikembalikan kepada organisasi wartawan sesuai peraturan perundang-undangan Nomor
dan perusahaan pers masing-masing dan/atau 30 Tahun 1999 tentang arbitrase dan alternatif
bila tidak dilaksanakan putusan hasil mediasi penyelesaian sengketa Pasal 3 bahwa
dapat diteruskan melalui ajudikasi. Untuk Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk
menghindari adanya kriminalisasi pers mengadili sengketa para pihak yang telah
melalui ajudikasi, maka perlu adanya terikat dalam perjanjian arbitrase. Sehingga,
pemberian kewenangan kepada dewan pers penyelesaian melalui lembaga arbiter
sebagai penyelesai akhir terhadap merupakan penyelesaian pelanggaran melalui
pelanggaran kode etik jurnalistik. mekanisme non-litigasi.
Penyelesaian akhir dilakukan oleh dewan pers Dewan pers sebagai lembaga
melalui non-litigasi atau non-ajudikasi, independen yang bertujuan melindungi
artinya dewan pers sebagai lembaga yang kehidupan pers dan kemerdekaan pers, sesuai
menanungi pers seluruh Indonesia menjadi prosedur penyelesaian pelanggaran karya
lembaga yang juga mengadili dan jurnalistik tidak harus memberikan
menyelesaikan perkara-perkara pers nasional. rekomendasi kearah ajudikasi yang diatur
Oleh karena itu, dewan pers harus diperkuat dalam Peraturan Dewan Pers Nomor
baik melalui putusan Mahkamah Agung 3/Peraturan-DP/VII/2013 Pasal 12 Ayat (4)
dan/atau merevisi Undang-Undang Pers agar jika perusahaan pers tidak mematuhi
dewan pers menjadi lembaga arbitrase. pernyataan penilaian dan rekomendasi, dewan
Arbitrase merupakan cara penyelesaian suatu pers akan mengeluarkan pernyataan terbuka
sengketa perdata diluar peradilan umum. khusus. Karena bila dewan pers memiliki
Sehingga, penyelesaian akhir dari kasus kewenangan arbitrase maka klausa yang
pelanggaran kode etik jurnalistik akan dicantumkan apabila kedua belah pihak yang
terselesaikan pada dewan pers melalui bersengketa tidak menjalankan hasil
mekanisme arbitrase. Pernyataan Penilaian dan Rekomendasi (PPR)
Selain itu, bilamana dewan pers tidak yang dikeluarkan dewan pers, maka
dapat menjadi lembaga arbitrase bagi penyelesaian akan diselesaikan melalui proses
pelanggaran-pelanggaran yang berhubungan arbritase.
dengan pemberitaan pers, maka penyelesaian
tidak harus diselesaikan melalui litigasi.

62 Mekanisme Penyelesaian Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik


pada Dewan Pers di Kota Serang
Jurnal LONTAR Vol 5 No 2 Juli-Desember 2017, 51-64

KESIMPULAN para pihak yang telah terikat dalam


Berdasarkan hasil penelitian yang perjanjian arbitrase.
telah dilakukan, penyelesaian pelanggaran
kode etik jurnalistik pada dewan pers harus DAFTAR PUSTAKA
diarahkan pada dekriminalisasi pers. Kegiatan
Buku :
jurnalistik dan/atau karya jurnalistik Asshiddiqie, Jimly. Konstitusi dan
merupakan bagian dari kehidupan dan Konstitusionalisme Indonesia.
kemerdekaan pers nasional, harus dijaga oleh Cetakan ke-2. (Jakarta :Sinar Grafika.
semua pihak khususnya oleh dewan pers. 2011).
Salah satu fungsi dewan pers adalah
menetapkan dan mengawasi pelaksanaan Hikmat, Mahi M. Etika & Hukum Pers.
kode etik jurnalistik, sehingga karya Menghirup Kebebasan Berhindar
jurnalistik tidak bertentangan dengan etika Dari Penodaan Terhadap Martabat
dan moral serta tidak merugikan pihak lain. Agama. Cet. I (Bandung : Batic Press,
Untuk menjaga kehidupan dan kemerdekaan 2011).
pers serta menghindarkan upaya yang dapat
mematikan kehidupan pers dalam mekanisme Kumorotomo, Wahyudi. Etika Administrasi
ajudikasi, maka penyelesaian pelanggaran Negara. Edisi 1. (Jakarta : Rajawali
kode etik jurnalistik harus diselesaikan pada Pers. 2014)
dewan pers.
Mekanisme yang ada pada dewan pers Kusumaningrat, Hikmat & Purnama
dalam penyelesaian pengaduan pelanggaran Kusumaningrat. Jurnalistik Teori &
yang berhubungan dengan pers yakni melalui Praktik. Cet. Ke-5. (Bandung :
mekanisme surat-menyurat, mediasi dan Remaja Rosdakarya, 2012).
ajudikasi. Mekanisme ajudikasi
memungkinkan adanya kriminalisasi pers Manan, Bagir. Menjaga Kemerdekaan Pers
melalui ketentuan-ketentuan hukum pidana Di Pusaran Hukum. Cet. Ke-III.
tanpa mempertimbangkan undang-undang (Jakarta : Dewan Pers. 2014).
pokok pers. Dewan pers mempunyai tugas
dalam memberikan pertimbangan dan Nasution, Zulkarimein. Etika Jurnalisme
mengupayakan penyelesaian pengaduan Prinsip-Prinsip Dasar. Ed. 1 Cet. 1.
masyarakat atas kasus-kasus yang (Jakarta : Rajawali Press. 2015)
berhubungan dengan pemberitaan pers.
Seharusnya kewenangan tersebut untuk Siregar, Ashadi. Etika Komunikasi.
melindungi kemerdekaan dan kehidupan pers (Yogyakarta : Pustaka Book Publiser.
nasional diupayakan jauh dari kriminalisasi 1993)
pers.
Mekanisme yang dapat dilakukan oleh Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian
dewan pers yakni, dengan mengupayakan Hukum. Cetakan III (Jakarta : UI
kewenangan sebagai lembaga arbitrase, Press, 1986).
yang dapat menyelesaikan pelanggaran
terhadap kegiatan dan hasil karya Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji.
jurnalistik. Kewenangan arbitrase Penelitian Hukum Normatif. (Jakarta :
memungkinkan pelanggaran kode etik Rajawali Press, 2006).
jurnalistik tidak dapat dikriminalisasi
karena Pengadilan Negeri tidak
berwenang untuk mengadili sengketa

Mekanisme Penyelesaian Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik 63


pada Dewan Pers di Kota Serang
Jurnal LONTAR Vol 5 No 2 Juli-Desember 2017, 51-64

Undang-Undang & Dokumen Theory Deterioration. Journal of Mass


Media Ethics Volume, 14, Number 1,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
Indonesia 1945.
Glasser, T., & Ettema, J. 1989. Investigative
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 journalism and the moral order.
Tentang Arbitrase dan Alternative Critical Studies in Mass
Penyelesaian Sengketa Communication, 6 (1), 1–20

Undang-Undang No.40 Tahun 1999 Tentang Winahyo Soekanto. 2013. Gugatan


Pers. Pencemaran Nama Baik : Ancaman
Kemerdekaan Pers Dari Masa Ke
Statuta Dewan Pers 2013 Masa. Jurnal Dewan Pers, Jakarta,
Edisi No. 8, Desember 2013.
Peraturan Dewan Pers Nomor : 6/Peraturan-
DP/V/2008 Tentang Pengesahan Surat Naungan Harahap. 2013. Melindungi
Keputusan Dewan Pers Nomor 03/SK- Kemerdekaan Pers. Jurnal Dewan
DP/III/2006 Tentang Kode Etik Pers, Jakarta, Edisi No. 8, Desember
Jurnalistik Sebagai Peraturan Dewan 2013.
Pers.
Website :
Peraturan Dewan Pers Nomor : 3/Peraturan-
DP/VII/2013 Tentang Prosedur jimly.com/pemikiran/makalah/perkembangan-
Pengaduan Ke Dewan Pers. sistem-norma-menuju-terbentuknya-
sistem-peradilan-etika/
Jurnal :
newsera.co.id/dewan-pers-tangani-
Cunningham, Stanley B. 1999. Getting It pengaduan-jurnalistik-14-hari/
Right: Aristotle’s “Golden Mean” as

64 Mekanisme Penyelesaian Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik


pada Dewan Pers di Kota Serang

View publication stats

You might also like