Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

MOTIVASI KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA


(Studi Pada Bangsal Kelas III RSJD Dr.Amino Gondohutomo
Provinsi Jawa Tengah)

Intan Dwi Cahyani*), Ida Wahyuni **), Bina Kurniawan ***)


*)Mahasiswa Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM UNDIP
**)Dosen Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM UNDIP
***)Dosen Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM UNDIP
e-mail : intanfkmundip@gmail.com

ABSTRACT
Motivation is the things that cause, distribute, and support of human behavior in order to
work diligently and enthusiastically to achieve optimal results and high productivity. This
research aims to know the factors related with motivation to work in a psychiatric hospital’s
nurse. Type of this research is explanatory research using cross sectional approach. Total
population 91 people with a cross-sectional sample calculation formula so that the resulting
number of samples 47 and are determined using purposive random sampling technique. The
survey results revealed that as many as 57.4% of respondents have moderate motivation
and 23.4% had low motivation. Statistical analysis showed that there are correlation between
age (p = 0.007), employment period (p = 0.0001), work achievement (p = 0.0001),
recognition (0.0001), the potential development of the individual (p = 0.001), perception of
salary (0.0001), working conditions (p = 0.002), policy and administration (p = 0.045),
personal relationships (p = 0.006), supervision (p = 0.022) with the motivation to work. There
was no correlation between status of marriage (p = 0.526), work it self (p = 0.210),
responsibility (0.773) with work motivation. Advised the management of mental hospitals
always provide motivation for nurses. Suggestions for nurses should always increase the
motivation, improve cooperation both with colleagues and superiors so as to improve
working relationships and good working conditions.

Keywords : Motivation, Nurse, Psychiatric Hospital


Bibliography : 62 (1988 - 2016)

PENDAHULUAN menyediakan pelayanan rawat inap, rawat


Seiring dengan pertumbuhan jalan, dan gawat darurat.1
penduduk, kebutuhan akan pelayanan Sumber daya manusia (SDM)
kesehatan juga semakin meningkat, baik merupakan aset dari sebuah tempat kerja
kebutuhan pelayanan kesehatan dasar yang paling mahal dibanding dengan aset-
maupun khusus. Kebutuhan akan aset lain karena sumber daya manusia
pelayanan kesehatan dasar dapat merupakan penggerak utama organisasi
dipenuhi melalui poliklinik, puskesmas, tempat kerja tersebut. Sumber daya
dan rumah sakit umum. Sedangkan untuk manusia harus dikelola secara optimal,
kebutuhan akan pelayanan kesehatan continue dan diberi ekstra perhatian dan
khusus bisa dipenuhi melalui rumah sakit memenuhi hak-haknya. Selain itu sumber
khusus pula, seperti rumah sakit jiwa bagi daya manusia adalah patner dari sebuah
mereka yang mengalami masalah tempat kerja untuk mencapai tujuan
kesehatan jiwa. Rumah Sakit adalah organisasi. Tenaga keperawatan
institusi pelayanan kesehatan yang merupakan suatu komponen SDM rumah
menyelenggarakan pelayanan kesehatan sakit sekaligus merupakan anggota tim
perorangan secara paripurna serta kesehatan garda depan yang berperan
dalam menghadapi masalah kesehatan

1
pasien selama 24 jam secara terus- memuaskan berbagai kebutuhannya, baik
menerus. Selain itu data yang tercatat yang bersifat politik, ekonomi, sosial dan
dalam WHO (World Health Organization) berbagai kebutuhan lainnya yang semakin
melaporkan bahwa saat ini ada lebih dari kompleks.7
9 juta perawat dan bidan di 141 negara.2 Pada dasarnya faktor-faktor motivasi
Hal ini menjelaskan juga bahwa dari dikelompokan menjadi dua kelompok,
banyaknya jumlah perawat, profesi yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
perawat memegang peranan yang sangat Faktor internal (karakteristik pribadi)
besar dan penting dalam bidang dalam motivasi meliputi kebutuhan,
pelayanan kesehatan. Perawat dituntut keinginan dan harapan yang terdapat di
dapat menjadi figure yang dibutuhkan oleh dalam pribadi. Faktor eksternal
pasiennya, dapat bersimpati kepada (karakteristik tempat kerja) terdiri dari
pasien, selalu menjaga perhatiannya, lingkungan kerja, gaji, kondisi kerja, dan
fokus, dan hangat dengan pasien.3 kebijaksanaan tempat kerja, dan
Pelayanan keperawatan di rumah sakit hubungan kerja seperti penghargaan,
jiwa dilakukan oleh perawat kesehatan kenaikan pangkat, dan tanggung jawab.6
jiwa. Perawat kesehatan jiwa adalah Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD)
bagian dari perawat umum, tetapi khusus Dr.Amino Gondohutomo Provinsi Jawa
menangani pasien dengan gangguan jiwa Tengah merupakan salah satu sarana
dan umumnya bekerja di rumah sakit jiwa. upaya kesehatan yang menyelenggarakan
Rumah sakit sebagai sebuah tempat kegiatan pelayanan kesehatan dan tempat
kerja bukan saja mengharapkan tenaga bagi pasien psikotik akut
kerja yang mampu, terampil, tetapi yang (Doorgangshuizen) mendapatkan
terpenting adalah tenaga kerja tersebut pengobatan dan pemeliharaan kesehatan
mau bekerja dengan giat dan dengan berbagai fasilitas dan peralatan
berkeinginan untuk mencapai kesehatannya. Rumah Sakit Jiwa Daerah
produktivitas kerja yang tinggi serta Dr.Amino Gondohutomo Provinsi Jawa
mampu menghadapi berbagai masalah Tengah terletak pada ruas jalan utama
dan mampu memecahkan masalah rangkaian jalur tengah yang
tersebut secara cerdas, dengan baik dan meghubungkan kota Semarang dengan
benar. Keadaan hubungan kerja yang kota Purwodadi, atau tepatnya pada Jalan
harmonis juga sangat berpengaruh pada Brigjen Sudiarto No. 347 Semarang. Pada
kenyamanan dalam bekerja. Kondisi yang pusat kota Semarang dan Pusat
memungkinkan pemenuhan kebutuhan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah
penghargaan dan aktualisasi diri dapat sangat menguntungkan dan strategis
meningkatkan motivasi kerja dari tenaga karena peran RSJD Dr.Amino
kerja.4 Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah
Motivasi adalah sebuah dorongan sebagai rumah sakit khusus jiwa kelas A
yang muncul dari dalam diri seseorang yang merupakan pusat rujukan pelayanan
yang akan mengarahkan tindakan kesehatan jiwa bagi masyarakat Jawa
seseorang dengan tujuan mencapai suatu Tengah. Posisi tersebut memiliki
hasil yang diinginkannya. Variabel aksesibilitas yang sangat strategis dan
motivasi kerja ini secara operasional mudah dijangkau dari seluruh wilayah
diukur dengan menggunakan beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Tengah dengan
indikator meliputi kebutuhan, berbagai transportasi yang tersedia.
keinginan/harapan, dan lingkungan kerja.5 Pelayanan kesehatan jiwa mengambil
Motivasi penting karena motivasi peranan penting agar masyarakat bisa
adalah hal yang menyebabkan, menjalani kehidupannya secara produktif
menyalurkan, dan mendukung perilaku dalam rangka meningkatkan daya saing,
manusia supaya mau bekerja giat dan serta meningkatkan kesejahteraannya.
antusias mencapai hasil yang optimal.6 Karena kehidupan manusia sehari-hari
Jelaslah bahwa motivasi yang menjadi tidak luput dari gangguan yang dihadapi
dasar utama bagi seseorang memasuki oleh setiap orang, keluarga/masyarakat,
berbagai organisasi adalah dalam rangka salah satunya adalah gangguan
usaha orang yang bersangkutan kesehatan jiwa, RSJD Dr.Amino

2
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah, motivasi dalam pekerjaannya. Keadaan
sebagai Rumah Sakit Jiwa Daerah milik tersebut akan mempengaruhi semangat
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, kerja, konsentrasi bekerja, kapasitas
berupaya untuk meningkatkan kualitas bekerja dan gangguan psikologis pada
pelayanannya diseluruh jajaran rumah perawat tersebut. Pemberian motivasi
sakit secara terus-menerus. Pelayanan kerja bagi perawat yang menurun juga
kesehatan jiwa yang diberikan RSJD harus disesuaikan dengan karakteristik
Dr.Amino Gondohutomo Provinsi Jawa perawat agar pemberiannya efektif dan
Tengah dirancang untuk memberikan efisien.
pelayanan kesehatan komprehensif yang
paripurna dan terpadu, meliputi upaya- Metode Penelitian
upaya preventif, promotif, kuratif, dan Jenis penelitian ini adalah penelitian
rehabilitatif. eksplanatori (Explanatory Research)
Bangsal kelas III RSJD Dr.Amino dengan pendekatan cross sectional.
Gondohutomo merupakan bangsal Populasi dalam penelitian ini adalah
terbesar yang ada di rumah sakit tersebut. seluruh perawat yang bekerja di Bangsal
Dari 14 ruang perawatan jiwa, 10 Kelas III Rumah Sakit Jiwa Daerah
diantaranya merupakan bangsal kelas III, Dr.Amino Gondohutomo Semarang yang
sementara sisanya merupakan bangsal berjumlah 91 orang. Penentuan besar
kelas I, II, dan VIP. Dengan demikian, sampel menggunakan rumus sampel
perawat yang bekerja di bangsal kelas III cross sectional dan diperoleh jumalh
lebih banyak daripada perawat yang sampel 47 orang dengan teknik
bekerja di bangsal lain. Begitu juga pengambilan sampel purposive random
dengan jumlah pasien yang dirawat di sampling dengan memperhatikan kriteria
bangsal kelas III, lebih banyak daripada inklusi dan eksklusi sebagai berikut :
pasien yang dirawat di bangsal lain. Kriteria Inklusi :
Berdasarkan hasil observasi awal 1) Perawat rumah sakit jiwa yang
diketahui bahwa perawat rumah sakit jiwa bersedia menjadi responden.
mulai mengalami penurunan energi dan 2) Perawat rumah sakit jiwa yang bekerja
semangat dalam bekerja. Penurunan di bangsal kelas III RSJD Dr.Amino
semangat kerja pada perawat rumah sakit Gondohutomo Semarang.
jiwa ini mengakibatkan kinerja perawat Kriteria Eksklusi :
yang kurang optimal sehingga 1) Perawat rumah sakit jiwa yang tidak
memungkinkan terabaikannya prosedur bersedia menjadi responden.
kerja yang seharusnya dilakukan oleh 2) Perawat rumah sakit jiwa yang
perawat rumah sakit jiwa. Hal ini pendidikan terakhirnya Sarjana (S1).
dibuktikan dengan adanya kasus pasien 3) Perawat rumah sakit jiwa yang
rumah sakit jiwa yang melarikan diri atau berjenis kelamin laki-laki.
menghilang akibat kelalaian perawat yang 4) Perawat rumah sakit jiwa yang
berjaga saat jam kerja berlangsung. berstatus sebagai pegawai kontrak.
Apabila terjadi kasus pasien yang Data primer dalam penelitian ini
melarikan diri atau menghilang, maka dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung
pihak manajemen akan memberikan dari sumber pertama atau tempat objek
sanksi kepada perawat yang berjaga penelitian dilakukan. Data ini diperoleh
pertama kali dengan harus dari hasil pengisian angket yang telah
mempresentasikan kronologis kejadian disusun sebelumnya. Dalam penelitian ini
didepan semua pihak yang meliputi yang menjadi sumber data sekunder
manajemen rumah sakit jiwa, kepala adalah data yang diperoleh dari literatur,
bidang, kepala seksi keperawatan, dan artikel, jurnal serta situs di internet yang
perawat lainnya. berkenaan dengan penelitian yang
Begitu banyaknya tanggung jawab dilakukan.
dan tuntutan yang harus dijalani oleh Uji normalitas data pada penelitian ini
perawat rumah sakit jiwa ini menggunakan uji Shapiro-wilk untuk
menunjukkan perawat rumah sakit jiwa mengetahui distribusi data normal atau
rentan sekali mengalami penurunan tidak. Data yang berdistribusi normal

3
memiliki nilai signifikansi (sig) > 0,05. pada perawat rumah sakit jiwa. Nilai
Dalam penelitian ini diketahui bahwa koefisien korelasi (r) pada uji statistik
seluruh variabel tidak berdistribusi normal. tersebut didapatkan r = 0,539 sehingga
Untuk menentukan skor skala pengukuran dapat diketahui bahwa kekuatan
dengan tiga kategori maka skala yang hubungan sedang dengan arah hubungan
digunakan berdasarkan nilai kuartil (K1 positif (+).
dan K3). Uji statistik untuk mengetahui
adanya hubungan antara dua variabel Tabel 2. Hubungan antara Masa Kerja
serta menguji seberapa kuat hubungan dengan Motivasi Kerja pada Perawat
antara dua variabel dan arah Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Amino
hubungannya maka digunakan Uji Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah
Korelasi Rank Spearman untuk variabel Tahun 2016
berskala ordinal. Motivasi Kerja
Masa r 0,539
Hubungan antara Umur dengan Kerja p 0,0001
Motivasi Kerja pada Perawat Rumah Semakin lama seseorang berada
Sakit Jiwa dalam pekerjaannya, maka akan semakin
Hasil uji statistik dengan kecil kemungkinan seseorang tersebut
menggunakan uji korelasi rank spearman untuk mengundurkan diri dari tempat
diperoleh p value = 0,007 (p < 0,05) kerjanya. Semakin lama seseorang
sehingga Ho ditolak. Dari hasil tersebut bekerja dalam suatu organisasi maka
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan semakin tinggi motivasi kerjanya.9 Hasil
antara umur dengan motivasi kerja pada penelitian yang mendukung penelitian ini
perawat rumah sakit jiwa. Nilai koefisien adalah penelitian yang dilakukan oleh
korelasi (r) pada uji statistik tersebut Vidya Arty Septiana yang menyatakan
didapatkan r = 0,391 sehingga dapat bahwa ada hubungan antara masa kerja
diketahui bahwa kekuatan hubungan dengan motivasi kerja pada pegawai dinas
lemah dengan arah hubungan positif (+). bina marga Provinsi Jawa Tengah.10

Tabel 1. Hubungan antara Umur Hubungan antara Status Perkawinan


dengan Motivasi Kerja pada Perawat dengan Motivasi Kerja pada Perawat
Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Amino Rumah Sakit Jiwa
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah Hasil uji statistik dengan
Tahun 2016 menggunakan uji korelasi rank spearman
Motivasi Kerja diperoleh p value = 0,526 (p > 0,05)
Umur r 0,391 sehingga Ho diterima. Dari hasil tersebut
p 0,007 dapat disimpulkan bahwa tidak ada
Hasil penelitian ini mendukung hubungan antara status perkawinan
penelitian yang dilakukan oleh Rizky Nur dengan motivasi kerja pada perawat
Vitasari yang menyatakan bahwa ada rumah sakit jiwa.
hubungan antara usia dengan motivasi Tabel 3. Hubungan antara Status
kerja pada Tim Pengeboran Eksplorasi Perkawinan dengan Motivasi Kerja
Emas di PT X. Dalam penelitian tersebut pada Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah
diketahui kekuatan hubungan antara usia Dr.Amino Gondohutomo Provinsi Jawa
dan motivasi kerja adalah lemah.8 Tengah Tahun 2016
Hubungan antara Masa Kerja dengan Motivasi Kerja
Motivasi Kerja pada Perawat Rumah Status r 0,095
Sakit Perkawinan p 0,526
Hasil uji statistik dengan Hasil penelitian yang mendukung
menggunakan uji korelasi rank spearman penelitian ini adalah penelitian yang
diperoleh p value = 0,0001 (p < 0,05) dilakukan oleh Yana Zahara bahwa tidak
sehingga Ho ditolak. Dari hasil tersebut ada hubungan yang signifikan antara
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan status perkawinan dengan motivasi kerja
antara masa kerja dengan motivasi kerja pada perawat pelaksana rumah sakit X.11

4
hubungan kuat dengan arah hubungan
Hubungan antara Prestasi Kerja positif (+).
dengan Motivasi Kerja pada Perawat
Rumah Sakit Jiwa Tabel 5. Hubungan antara Pengakuan
Hasil uji statistik dengan dengan Motivasi Kerja pada Perawat
menggunakan uji korelasi rank spearman Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Amino
diperoleh p value = 0,0001 (p < 0,05) Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah
sehingga Ho ditolak. Dari hasil tersebut Tahun 2016
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan Motivasi Kerja
antara prestasi kerja dengan motivasi Pengakuan r 0,794
kerja pada perawat rumah sakit jiwa. Nilai p 0,0001
koefisien korelasi (r) pada uji statistik Pemberian pengakuan dan
tersebut didapatkan r = 0,596 sehingga penghargaan yang tepat serta wajar
dapat diketahui bahwa kekuatan kepada bawahan atas prestasi kerja yang
hubungan sedang dengan arah hubungan dicapainya akan meningkatkan motivasi
positif (+). kerja pada bawahan / tenaga kerja.
Bawahan akan semakin rajin dan bekerja
Tabel 4. Hubungan antara Prestasi keras jika mereka terus menerus
Kerja dengan Motivasi Kerja pada mendapatkan pengakuan dan kepuasan
Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah dari usaha-usahanya.14 Hasil penelitian
Dr.Amino Gondohutomo Provinsi Jawa yang mendukung penelitian ini dilakukan
Tengah Tahun 2016 oleh Immawan bahwa ada hubungan
Motivasi Kerja antara pengakuan dengan motivasi kerja
Prestasi r 0,596 petugas rekam medis di Rumah Sakit
Kerja p 0,0001 Umum Daerah Kota Semarang.13
Sejumlah orang yang berorientasi
pada prestasi, mereka akan bekerja tekun Hubungan antara Pekerjaan itu Sendiri
karena pandangannya bahwa dengan Motivasi Kerja pada Perawat
kebanggaan pribadi dapat diperoleh Rumah Sakit Jiwa
dengan mengukir prestasi.12 Hasil Hasil uji statistik dengan
penelitian yang mendukung penelitian ini menggunakan uji korelasi rank spearman
dilakukan oleh Immawan bahwa ada diperoleh p value = 0,210 (p > 0,05)
hubungan antara prestasi kerja dengan sehingga Ho diterima. Dari hasil tersebut
motivasi kerja petugas rekam medis di dapat disimpulkan bahwa tidak ada
Rumah Sakit Umum Daerah Kota hubungan antara pekerjaan itu sendiri
Semarang.13 Hal ini serupa juga diperoleh dengan motivasi kerja pada perawat
Rizky Nur Vitasari, bahwa ada hubungan rumah sakit jiwa.
antara prestasi kerja dengan motivasi
kerja pada Tim Pengeboran Eksplorasi Tabel 6. Hubungan antara Pekerjaan itu
Emas di PT X.8 Sendiri dengan Motivasi Kerja pada
Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah
Hubungan antara Pengakuan dengan Dr.Amino Gondohutomo Provinsi Jawa
Motivasi Kerja pada Perawat Rumah Tengah Tahun 2016
Sakit Jiwa Motivasi Kerja
Hasil uji statistik dengan Pekerjaan r 0,186
menggunakan uji korelasi rank spearman itu Sendiri p 0,210
diperoleh p value = 0,0001 (p < 0,05) Hasil penelitian yang mendukung
sehingga Ho ditolak. Dari hasil tersebut penelitian ini dilakukan oleh Yana Zahara
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan bahwa tidak ada hubungan yang
antara masa kerja dengan motivasi kerja bermakna antara faktor pekerjaan dengan
pada perawat rumah sakit jiwa. Nilai motivasi kerja pada perawat pelaksana di
koefisien korelasi (r) pada uji statistik rumah sakit X.11
tersebut didapatkan r = 0,794 sehingga
dapat diketahui bahwa kekuatan

5
Hubungan antara Tanggung Jawab menyatakan bahwa ada hubungan antara
dengan Motivasi Kerja pada Perawat pendidikan dan pelatihan dengan motivasi
Rumah Sakit Jiwa kerja pada pegawai dinas bina marga
Hasil uji statistik dengan Provinsi Jawa Tengah.10
menggunakan uji korelasi rank spearman
diperoleh p value = 0,773 (p > 0,05) Hubungan antara Persepsi Gaji dengan
sehingga Ho diterima. Dari hasil tersebut Motivasi Kerja pada Perawat Rumah
dapat disimpulkan bahwa tidak ada Sakit Jiwa
hubungan antara tanggung jawab dengan Hasil uji statistik dengan
motivasi kerja pada perawat rumah sakit menggunakan uji korelasi rank spearman
jiwa. diperoleh p value = 0,0001 (p < 0,05)
sehingga Ho ditolak. Dari hasil tersebut
Tabel 7. Hubungan antara Tanggung dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
Jawab dengan Motivasi Kerja pada antara persepsi gaji dengan motivasi kerja
Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah pada perawat rumah sakit jiwa. Nilai
Dr.Amino Gondohutomo Provinsi Jawa koefisien korelasi (r) pada uji statistik
Tengah Tahun 2016 tersebut didapatkan r = 0,657 sehingga
Motivasi Kerja dapat diketahui bahwa kekuatan
Tanggung r -0.043 hubungan kuat dengan arah hubungan
Jawab p 0,773 positif (+).
Hasil penelitian yang mendukung
penelitian ini dilakukan oleh Aslichah Tabel 9. Hubungan antara Persepsi Gaji
bahwa tidak ada hubungan yang dengan Motivasi Kerja pada Perawat
bermakna antara tanggung jawab dengan Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Amino
motivasi bidan PTT di Kabupaten Kudus.15 Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2016
Hubungan antara Pengembangan Motivasi Kerja
Potensial Individu dengan Motivasi Persepsi r 0,657
Kerja pada Perawat Rumah Sakit Jiwa Gaji p 0,0001
Hasil uji statistik dengan Gaji yang proporsional akan
menggunakan uji korelasi rank spearman memotivasi dan memuaskan karyawan
diperoleh p value = 0,001 (p < 0,05) serta sebaliknya, pendapatan yang tak
sehingga Ho ditolak. Dari hasil tersebut proporsional akan menimbulkan keluhan,
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan penurunan prestasi, ketidakpuasan kerja,
antara pengembangan potensial individu dan menurunnya moral kerja.15 Hasil
dengan motivasi kerja pada perawat penelitian ini didukung oleh penelitian
rumah sakit jiwa. Nilai koefisien korelasi (r) yang dilakukan Rachmat Lucmanulhakim
pada uji statistik tersebut didapatkan r = yang menyatakan bahwa ada hubungan
0,479 sehingga dapat diketahui bahwa antara insentif dengan motivasi kerja.16
kekuatan hubungan sedang dengan arah
hubungan positif (+). Hubungan antara kondisi kerja dengan
Motivasi Kerja pada Perawat Rumah
Tabel 8. Hubungan antara Sakit Jiwa
Pengembangan Potensial Individu Hasil uji statistik dengan
dengan Motivasi Kerja pada Perawat menggunakan uji korelasi rank spearman
Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Amino diperoleh p value = 0,002 (p < 0,05)
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah sehingga Ho ditolak. Dari hasil tersebut
Tahun 2016 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
Motivasi Kerja antara kondisi kerja dengan motivasi kerja
Pengembangan r 0,479 pada perawat rumah sakit jiwa. Nilai
Potensial p 0,001 koefisien korelasi (r) pada uji statistik
Individu tersebut didapatkan r = 0,439 sehingga
Hasil penelitian yang mendukung dapat diketahui bahwa kekuatan
penelitian ini adalah penelitian yang hubungan sedang dengan arah hubungan
dilakukan oleh Vidya Arty Septiana yang positif (+).

6
Tabel 10. Hubungan antara Kondisi Hubungan antara Hubungan antar
Kerja dengan Motivasi Kerja pada Pribadi dengan Motivasi Kerja pada
Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah Perawat Rumah Sakit Jiwa
Dr.Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Hasil uji statistik dengan
Tengah Tahun 2016 menggunakan uji korelasi rank spearman
Motivasi Kerja diperoleh p value = 0,006 (p < 0,05)
Kondisi r 0,439 sehingga Ho ditolak. Dari hasil tersebut
Kerja p 0,002 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
Hasil penelitian yang mendukung antara hubungan antar pribadi dengan
penelitian ini dilakukan oleh Rachmat motivasi kerja pada perawat rumah sakit
Lukmanulhakim yang menyatakan bahwa jiwa. Nilai koefisien korelasi (r) pada uji
ada hubungan antara kondisi kerja statistik tersebut didapatkan r = 0,397
dengan motivasi kerja.16 Hal serupa juga sehingga dapat diketahui bahwa kekuatan
didapatkan oleh Farida dalam hubungan lemah dengan arah hubungan
penelitiannya yang menunjukkan bahwa positif (+).
ada hubungan antara kondisi kerja
dengan motivasi kerja petugas pelaksana Tabel 12. Hubungan antara Hubungan
MTBS.14 antar Pribadi dengan Motivasi Kerja
pada Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah
Hubungan antara Kebijakan dan Dr.Amino Gondohutomo Provinsi Jawa
Administrasi dengan Motivasi Kerja Tengah Tahun 2016
pada Perawat Rumah Sakit Jiwa Motivasi Kerja
Hasil uji statistik dengan Hubungan r 0,397
menggunakan uji korelasi rank spearman antar p 0,006
diperoleh p value = 0,045 (p < 0,05) Pribadi
sehingga Ho ditolak. Dari hasil tersebut Hasil penelitian yang mendukung
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan penelitian ini dilakukan oleh Yana Zahara
antara kebijakan dan administrasi kerja yang menyatakan bahwa ada hubungan
dengan motivasi kerja pada perawat antara hubungan interpersonal dengan
rumah sakit jiwa. Nilai koefisien korelasi (r) motivasi kerja. Hubungan interpersonal
pada uji statistik tersebut didapatkan r = antara perawat dengan teman sekerja,
0,294 sehingga dapat diketahui bahwa atasan, bawahan, dan tim kesehatan lain
kekuatan hubungan lemah dengan arah perlu diciptakan, yaitu dengan cara
hubungan positif (+). pertemuan berkala, seperti pertemuan
ilmiah. Sehingga dapat terjalin
Tabel 11. Hubungan antara Kebijakan komunikasi efektif untuk menyelesaikan
dan Administrasi dengan Motivasi masalah kesehatan pasien.11
Kerja pada Perawat Rumah Sakit Jiwa
Daerah Dr.Amino Gondohutomo Hubungan antara Supervisi dengan
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Motivasi Kerja pada Perawat Rumah
Motivasi Kerja Sakit Jiwa
Kebijakan r 0,294 Hasil uji statistik dengan
dan p 0,045 menggunakan uji korelasi rank spearman
Administrasi diperoleh p value = 0,022 (p < 0,05)
Kebijakan dan administrasi yang sehingga Ho ditolak. Dari hasil tersebut
kurang baik akan dapat mempengaruhi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
perasaan dan semangat kerja pegawai. antara supervisi dengan motivasi kerja
Hasil penelitian yang mendukung pada perawat rumah sakit jiwa. Nilai
penelitian ini dilakukan oleh Nungki Yuni koefisien korelasi (r) pada uji statistik
astuti yang menyatakan bahwa ada tersebut didapatkan r = 0,333 sehingga
hubungan antara kebijakan dan dapat diketahui bahwa kekuatan
administrasi dengan motivasi kerja.17 hubungan lemah dengan arah hubungan
positif (+).

7
Tabel 13. Hubungan antara Supervisi Bagi perawat, diharapkan dapat
dengan Motivasi Kerja pada Perawat meningkatkan semangat kerja yang tinggi
Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Amino dalam melaksanakan tugas pokok dan
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah fungsinya, perlu peningkatan kemampuan
Tahun 2016 dan keterampilan dengan cara mengikuti
Motivasi Kerja pendidikan dan pelatihan agar selalu
Supervisi r 0,333 dapat mengikuti perkembangan ilmu
p 0,022 pengetahuan dan teknologi serta
Hasil penelitian yang mendukung peningkatan dalam pelaksanaan tugas,
penelitian ini dilakukan oleh Nungki Yuni serta perlu menjalin prinsip kerja sama
astuti yang menyatakan bahwa ada yang baik dengan rekan kerja sesama
hubungan antara supervisi dengan perawat maupun dengan atasan agar
motivasi kerja.17 Supervisi merupakan mampu menciptakan hubungan kerja yang
suatu upaya pembinaan dan pengarahan harmonis di lingkungan kerja.
yang dilakukan pimpinan terhadap Bagi peneliti, penelitian ini hendaknya
bawahan. Dalam melakukan kegiatan dapat digunakan sebagai referensi bagi
supervisi secara sistematis maka akan penelitian selanjutnya yang berhubungan
memotivasi pegawai dalam meningkatkan dengan motivasi kerja perawat rumah
prestasi kerja mereka dan pelaksanaan sakit jiwa. Perlu adanya penelitian lain
pekerjaan akan menjadi lebih baik.18 tentang gambaran motivasi kerja perawat
rumah sakit jiwa dengan metode yang
Kesimpulan lebih mendalam.
Dari hasil penelitian dapat diketahui
bahwa variabel yang berhubungan Daftar Pustaka
dengan motivasi kerja meliputi umur, 1. Leonando Agusta. Pengaruh
masa kerja, prestasi kerja, pengakuan, Pelatihan dan Motivasi Kerja
pengembangan potensial individu, terhadap Kinerja Karyawan CV
persepsi gaji, kondisi kerja, kebijakan dan Haragon Surabaya. 2013;01(03).
administrasi, hubungan antar pribadi, dan 2. H.Teman Koesmono. Pengaruh
supervisi. Sedangkan variabel yang tidak Budaya Organisasi Terhadap
berhubungan yaitu status perkawinan, Motivasi dan Kepuasan Kerja serta
pekerjaan itu sendiri, dan tanggung jawab. Kinerja Karyawan pada Sub Sektor
Apabila kekuatan hubungan diurutkan dari Industri Pengolahan Kayu Skala
yang paling kuat hingga yang paling Menengah di Jawa Timur.
lemah maka variabel yang memiliki 2005;07(02).
kekuatan hubungan paling kuat dimulai 3. Widayanti & Praswati, Cicilia Yetti.
dari pengakuan, persepsi gaji, prestasi Burnout Pada Perawat Rumah Sakit
kerja, masa kerja, pengembangan Swasta. 02 ed. Jakarta: Universitas
potensial individu, kondisi kerja, hubungan Indonesia; 2007. (JPS; vol. 13).
antar pribadi, umur, supervisi, serta 4. Gaffar,L.O.J. Pengantar
terakhir kebijakan dan administrasi. Keperawatan Profesional. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran; 1999.
Saran 5. Ashar Sunyoto Munandar. Psikologi
Bagi rumah sakit, dalam peningkatan Industri dan Organisasi. Jakarta:
semangat kerja para perawat rumah sakit Universitas Indonesia (UI-Press);
jiwa dan hasil kerja yang baik untuk 2008.
kemajuan rumah sakit,perlu perhatian dan 6. Prabu, Anwar. Pengaruh Motivasi
pemenuhan segala kekurangan yang ada terhadap kepusaan kerja tenaga
dalam mendukung setiap aktivitas kerja, kerja BKKBN MUARA ENIN.
beberapa faktor terkait khususnya 2005;03(06).
pengakuan, persepsi gaji, prestasi kerja, 7. Purnama Sejati. Hubungan Motivasi
masa kerja, pengembangan potensial Kerja dengan Prestasi Kerja Guru
individu, kondisi kerja, hubungan antar dan Karyawan di SMK
pribadi, umur, supervisi, serta terakhir Muhammadiyah Sleman. Univ Negeri
kebijakan dan administrasi. Yogyak.

8
8. Vitasari Nur, Rizky. Faktor-Faktor Fakultas Kesehatan Masyarakat
yang Berhubungan dengan Motivasi Universitas Diponegoro; 2011.
Kerja Pada Tim Pengeboran 14. Farida. Analisis Faktor-Faktor yang
Eksplorasi Emas di PT X (Skripsi). Berpengaruh terhadap Motivasi Kerja
Semarang: Fakultas Kesehatan Petugas Pelaksana Manajemen
Masyarakat Universitas Diponegoro; Terpadu Balita Sakit di Puskesmas
2012. Kota Surabaya. Magister Ilmu
9. Siagian SP. Teori Motivasi dan Kesehatan Masyarakat Universitas
Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta; Diponegoro; 2009.
2004. 15. Aslichah. Analisis Faktor-Faktor yang
10. Septiana, Vidya A. Pengaruh Faktor Berhubungan dengan Motivasi Kerja
Masa Kerja, Kompensasi, dan Bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT) di
Pendidikan terhadap Motivasi Kerja Kabupaten Kudus. Semarang:
Pegawai Dinas Bina Marga Provinsi Program Pasca Sarjana Universitas
Jawa Tengah dengan Produktivitas Diponegoro; 2008.
Kerja sebagai variabel Interventing. 16. Lukmanulhakim R. Beberapa Faktor
Semarang: Universitas Pandanaran; yang Berhubungan dengan Motivasi
2012. Kerja Pegawai di Divisi
11. Zahara, Yana. Faktor-Faktor Motivasi Pemeliharaan Sarana dan Sanitasi
Kerja : Supervisi, Penghasilan, dan Rumah Sakit Dr.Kariadi Semarang.
Hubungan Interpersonal Semarang: Universitas Diponegoro;
Mempengaruhi Kinerja Perawat 2005.
Pelaksana. Jakarta: Universitas 17. Astuti, Nungki Y. Hubungan Faktor
Indonesia; 2011. Hygiene Menurut Herzberg dengan
12. Soul GW. Motivasi dan Produktivitas. Motivasi Kerja Perawat di Rumah
Jakarta: PT. Pustaka Binaman Sakit Umum Daerah Bendan Kota
Pressindo; 1984. Pekalongan. Semarang: Fakultas
13. Wahyudi,Immawan. Analisis Faktor- Kesehatan Masyarakat Universitas
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Diponegoro; 2011.
Motivasi Kerja Petugas Rekam 18. Samsudin, Sadili, Wijaya E.
Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Manajemen Sumber Daya Manusia.
Kota Semarang (Skripsi). Semarang: Bandung: CV Pustaka Setia; 2005.

You might also like