Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENIPUAN DENGAN

MODUS OPERANDI HIPNOTIS OLEH KEPOLISIAN


RESOR KOTA PEKANBARU

Oleh : Dyah Purwitosari


Pembimbing 1 : Dr. Erdianto,SH.,M.hum
Pembimbing 2 : Erdiansyah, SH.,MH
Alamat: Jl. Vilaa Alam Permai No.6 Cibubur, Jakarta Timur
Email : dyah.purwitosari@yahoo.com – Telepon: 082387226624

ABSTRACT

Hypnotize is derived from the Greek word, which means Hypnos "sleep". From
several sources, obtained little meaning and difference between hypnosis with hypnosis.
Hypnotist as a technique to master one's awareness so that people will unknowingly be
obedient if given a suggestion or command by actors hypnotic. Encountered in terms of
medicine and psychology. In medical terms, hypnosis interpreted as "like sleeping due to
suggestion, which is in the spearhead, the man was under the influence of people who give
suggestions to him, thus making completely unaware." Quite often the science of hypnosis can
be misunderstood and used in committing a crime such as fraud.
This type of research can be classified in this type of sociological juridical research,
because this research author directly conduct research on the location or point examined in
order to provide complete and clear picture of the problems that this diteliti.Penelitian do in
Pekanbaru City Police. While the sample population is a whole party with regard to the issues
examined in the study ini.Sumber data used, primary data and secondary and tertiary of data,
data collection techniques in this study with questionnaires, interviews and review of the
literature.
From this research, there are three main things that can be inferred. The first
investigation of criminal fraud with the modus operandi of hypnosis by Police resort city of
Pekanbaru by investigators, namely: receive any reports of someone who is experiencing,
seeing, or who are victims of a criminal incident happens, perform the first act upon on the
spot, make arrests , detentions, searches, seizure, inspection and seizure of letters,
fingerprinting and photographing a person suspected of committing a crime, calling the people
to be heard and examined as a suspect or a witness, bring in an expert is needed in relation to
the case investigation, Conducting investigations termination; Second, obstacles to criminal
investigations of fraud with the modus operandi of hypnosis by City Police Pekanbaru
happens, among other things, proof that conveyed by the rapporteur, making it difficult or
become obstacles in the investigation process. Difficult to trace the perpetrators of fraud with
the mode of hypnosis, improve cooperative relationships with related parties, the Third, efforts
are being made to overcome the obstacles in the investigation of fraud with the modus
operandi of hypnosis by City Police Pekanbaru obstacle would be the lack of evidence of the
complainant can tackle by socializing and giving advice to the public, especially the reporting.

Keywords: Investigation, Crime, Fraud, Hypnosis

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2 Oktober 2016 1


I. PENDAHULUAN melalui via email berhadiah, sms, atau
A. Latar Belakang telpon langsung melalui undian
Semakin majunya suatu negara berhadiah yang berujung dengan
maka semakin banyak kejahatan yang pembobolan ATM. Beberapa dari
timbul dalam kehidupan di masyarakat. mereka mengatakan pada saat beraksi
Banyak sekali modus-modus kejahatan mereka hanya berusaha untuk menipu,
yang timbul di dalam masyarakat membodohi dan merayu korbannya
seperti halnya penipuan. Penipuan agar korban mau menyerahkan barang-
yang dilakukan bukan hal sekedar barang yang dimintanya, dengan
menipu dengan hal biasa melainkan memanfaatkan kepolosan, ketidak
dengan tipu daya hipnotis. Penegakan tahuan, kebodohan, keserakahan dan
hukum terhadap kejahatan hipnotis empati korban.5
mengalami hambatan,berupa subtansi Berdasarkan data yang saya
hukum yaitu belum adanya peraturan peroleh dari pihak Kepolisian Resor
yang mengatur secara khusus Kota Pekanbaru yang menangani
kejahatan hipnotis.1 Arti hipnotis perkara tindak pidana penipuan dengan
berasal dari kata Yunani, yaitu hypnos modus operandi hipnotis terdapat
yang artinya “tidur”2. Dari beberapa peningkatan dan penurunan
sumber, diperoleh sedikit arti dan penanganan kasus tindak pidana
perbedaan antara hipnotis dengan penipuan dengan modus operandi
hipnosis. Hipnotis sebagai tehnik hipnotis tahun terakhir yang terjadi
untuk menguasai kesadaran seseorang pada tahun 2013-2015 yang mana
sehingga orang tersebut tanpa sadar rinciannya sebagai berikut:6
akan taat jika di beri sugesti atau
perintah oleh pelaku yang Tabel 1.1
menghipnotis.3 Jumlah Kasus Tindak Pidana Penipuan
Tak terbilang berapa banyak Hipnotisdi Wilayah Kepolisian Resor
jumlah korban penipuan dengan Kota Pekanbaru
hipnotis di jalan, warung, No Tahun Kasus Jumlah
pelabuhan,bahkan di kendaraan umum
bisa menjadi tempat kejahatan 1 2013 Penipuan 3
hipnotis. Hipnotis merupakan cara dengan
yang memang tergolong ampuh. hipnotis
Hanya dengan menepuk bahu korban, 2 2014 Penipuan 9
atau menatap tajam mata korbannya, dengan
si korban bisa memberikan apa yang di
hipnotis
mau oleh pelaku.4 Penjahat (hipnosis)
melalui “kata-kata” dan “konteks 3 2015 Penipuan 7
pembicaraan” merambahkan jalarnya dengan
ke dalam bentuk penipuan melalui hipnotis
media elektronik, seperti dengan cara Jumlah 19
jaringan telpon seluler,internet, televisi
dan radio. Selain itu, ada pula yang Sumber Data Primer: Kepolisian
Resor Pekanbaru Olahan 2015
1
Dianata Eka Putra, Rahasia Menangkal
5
Kejahatan Hipnotis, Titik Media, Jakarta, Willy Wong dan Andri Hakim, , Op.cit, hal.
2010,hlm. 67 45
2 6
Willy wong dan Andri Hakim, Dasyatnya Wawancara dengan Bapak Bripka, Raimon
Hipnotis, Visimedia, Jakarta, 2009, hlm. 15 Basir,SH, Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Hari
3
Ibid. Rabu 14 Oktober 2015, Bertempat di Polresta
4
Ibid.hlm. 5 Pekanbaru

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2 Oktober 2016 2


Dari jumlah kasus yang terdapat di Pasal penipuan merupakan delik
atas ada beberapa kasus penipuan material, penerapan harus didukung
dengan modus operandi hipnotis yang oleh fakta bahwa telah terjadi proses
dilakukan dengan mengajak si korban perbuatan tipu muslihat, nama palsu dan
masuk kedalam sebuah mobil lalu si keadaan keadaan palsu, perkataan
pelaku mengajak korban untuk bohong, melawan hak, supaya orang
membantu si pelaku menemukan alamat tersebut memberikan barang. R. Soesilo
yang dicari oleh si pelaku. Didalam menjelaskan bahwa :7
mobil pelaku memberikan beberapa a. perbuatan tipu muslihat/ akal cerdik
pertanyaan kepada korban setelah itu adalah suatu tipu yang sedemikian
pelaku menawarkan barang ke korban liciknya, sehingga seorang
dengan harga yang cukup mahal. berpikiran normal dapat tertipu.
Setelah sipelaku memberikan sugesti b. Nama palsu adalah nama yang bukan
kepada korban sehingga membuat namanya sendiri
korban menuruti apa yang diperintah c. Keadaan palsu adalah mengaku-
oleh si pelaku. Maka pelaku ngaku misalnya sebagai anggota TNI
menghantarkan korban ke bank dan tatapi yang bersangkutan bukan
mengambil uang yang disuruh oleh anggota TNI.
pelaku. Modus seperti inilah yang Pada kejahatan hipnotis unsur-unsur
sering terjadi di sekitar lingkungan tersebut tidak kita dapatkan pada saat
masyarakat. mempelajari modus operandi hipnotis
Penipuan dengan cara hipnotis tidak dalam melaksanakan kejahatannya,
begitu terlihat. Oleh karena itu untuk pelaku hipnotis biasanya langsung
mengantisipasi, pihak kepolisian disini mendatangi korban untuk suatu
merupakan penyidik Kepolisian Resor keperluan dengan tepukan bahu atau
Kota Pekanbaru yang bertugas tatapan mata pelaku kepada korban,
melindungi para korban kasus penipuan korban langsung mengikuti kemauan
dengan cara hipnotis. dari pelaku. Belum ada pembicaraan
Sebagaimana yang telah di jelaskan secara langsung antara korban dan
pada pembahasan ketentuan umum, pelaku. Dibawah pengaruh pelaku,
Pasal 1 butir 1 dan 2 Undang-undang korban melaksanakan apa yang
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab disuruhkan oleh pelaku.
Undang-undang Hukum Acara Pidana, Dalam mengungkap perkara tindak
merumuskan pengertian penyidikan pidana penipuan dengan cara hipnotis
yang menyatakan, penyidik adalah membutuhkan waktu yang lama dalam
pejabat polisi negara Republik penyidikannya, karena terhadap pasal 1
Indonesia atau pejabat pegawai negri Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
sipil “tertentu” yang di beri wewenang (KUHP), menjelaskan bahwa “Suatu
khusus oleh Undang-undang untuk perbuatan dapat dipidana kalau
melakukan penyidikan. Sedangkan termasuk ketentuan pidana menurut
penyidikan berarti serangkaian tindakan undang-undang”. Oleh karena itu
yang dilakukan pejabat penyidik sesuai pemidanaan berdasarkan hukum tidak
dengan cara yang di atur dalam undang- tertulis tidak dimungkinkan. Ketentuan
undang untuk mencari serta pidana itu harus lebih dahulu ada
mengumpulkan bukti, dan dengan bukti daripada perbuatan itu, dengan kata
itu membuat atau menjadi terangtindak
pidana yang terjadi serta sekaligus
menemukan tersangkanya atau pelaku
7
tindak pidananya. http://www.j4w4b4n.blogspot.com/2010/10/peneg
akan-hukum-kejahatan, diakses, tanggal, 20
Oktober 2015.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2 Oktober 2016 3


lain, ketentuan pidana itu harus sudah a. Untuk mengetahui penyidikan
berlaku ketika perbuatan itu dilakukan.8 tindak pidana penipuan dengan
Dengan semakin berkembangnya modus operandi hipnotis oleh
kasus penipuan dengan modus hipnotis Kepolisan Resor Kota Pekanbaru.
di Indonesia maka sudah seharusnya di b. Untuk mengetahui hambatan
buat upaya hukum untuk mengenai dalam penyidikan tindak pidana
kasus penipuan dengan hipnotis.Untuk penipuan dengan modus operandi
saat ini kejahatan penipuan dengan hipnotis oleh Kepolisian Resor
modus hipnotis masih termasuk dalam Kota Pekanbaru.
perbuatan curang yang terdapat dalam c. Untuk mengetahui upaya yang
KUHP Pasal 378 yang berbunyi : dilakukan untuk mengatasi
“Barangsiapa dengan maksud untuk hambatan dalam penyidikan
menguntungkan diri sendiri atau orang penipuan dengan modus operandi
lain secara melawan hukum, dengan hipnotis oleh Kepolisian Resor
memakai nama palsu atau martabat Kota Pekanbaru.
palsu, dengan tipu muslihat, ataupun
rangkaian kebohongan, menggerakan 2. Kegunaan Penelitian
orang lain untuk menyerahkan barang
sesuatu kepadanya, atau supaya a. Sebagai tambahan ilmu
memberi hutang maupun menghapus pengetahuan dan informasi bagi
piutang, diancam karena penipuan penulis, mahasiswa, pemerintah
dengan pidana penjara paling lama maupun masyarakat umum
empat tahun” mengenai kejahatan penipuan
Dari latar belakang diatas maka dengan modus hipnotis.
penulis tertarik melakukan penelitian b. Sebagai informasi bagi
dengan judul: “Penyidikan Tindak masyarakat terhadap upaya hukum
Pidana Penipuan Dengan Modus bagi kejahatan penipuan dengan
Operandi Hipnotis Oleh Kepolisan modus hipnotis dalam hukum
Resor Pekanbaru” Indonesia.
c. Sebagai bahan rujukan bagi
B. Rumusan Masalah peneliti selanjutnya yang hendak
1. Bagaimanakah penyidikan tindak melakukan penelitian yang sama.
pidana penipuan dengan modus
operandi hipnotis oleh Kepolisan 3. Kerangka Teori
Resor Kota Pekanbaru ? 1. Teori Tindak Pidana
2. Apa saja yang menjadi hambatan Istilah tindak pidana berasal
dalam penyidikan tindak pidana dari istilah yang dikenal dalam
penipuan dengan modus operandi hukum pidana Belanda yaitu
hipnotis oleh Kepolisian Resor Kota strafbaar feit.9 Moeljatno
Pekanbaru ? menggunakan istilah perbuatan
3. Bagaimanakah upaya yang dilakukan pidana, yang didefinisikan beliau
untuk mengatasi hambatan dalam sebagai perbuatan yang dilarang
penyidikan dengan modus operandi oleh suatu aturan hukum larangan
hipnotis oleh Kepolisian Resor mana disertai ancaman (sanksi)
Pekanbaru ? yang berupa pidana tertentu, bagi
barang siapa melanggar larangan
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian tersebut, istilah perbuatan pidana
1. Tujuan Penelitian
9
Adam Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana
8
Ibid.hlm80 Bagian I, Raja Grafindo, Jakarta, 2002, hlm. 67.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2 Oktober 2016 4


lebih tepat dengan alasan sebagai Dalam peristiwa pidana terdapat
berikut:10 syarat-syarat sebeagai berikut:13
a. Perbuatan yang dilarang adalah 1) Harus ada suatu perbuatan
perbuatannya (perbuatan manusia
manusia, yaitu suatu kejadian 2) Perbuatan itu harus sesuai dengan
atau keadaan yang ditimbulkan apa yang dilukiskan di dalam
oleh kelakuan orang), artinya ketentuan hukum
larangan itu ditunjukan pada 3) Harus terbukti adanya “Dosa”
orangnya. pada orang yang berbuat, yaitu
b. Antara larangan (yang ditunjukan orangnya harus dapat
pada perbuatan) dengan ancaman dipertanggungjawabkan
pidana (yang ditunjukan pada 4) Perbuatan itu harus berlawanan
orangnya), ada hubungan yang hukum
erat. Oleh karena itu, perbuata 5) Terhadap perbuatan itu harus
(yang berupa keadaan atau tersedia ancaman hukumannya
kejadian yang ditimbulkan orang dalam Undang-undang.
tadi, melanggar larangan) dengan
orang yang menimbulkan 2. Teori Penyidikan
perbuatan tadi ada hubungan erat Penyidikan adalah suatu istilah yang
pula. di maksudkan sejajar dengan
c. Untuk menyatakan adanya pengertian opsporing (Belanda) dan
hubungan yang erat itulah, maka investigation (Inggris) atau
lebih tepat digunakan istilah penyiasatan atau siasat(Malaysia).
perbuatan pidana, suatu Kitab Undang-undang Acara Pidana
pengertian abstrak yang menunjuk memberi definisi penyidikan
pada dua keadaan konkret yaitu sebagai berikut “serangkaian
pertamanya, adanya kejadian tindakan penyidikan dalam hal
tertentu (perbuatan) dan kedua, menurut cara yang diatur dalam
adanya orang yang berbuat atau undang-undang ini untuk
yang menimbulkan kejadian itu. mencariserta
Menurut Simons,
mengumpulkan
tindak pidana
bukti adalah suatu tin
Menurut Vos, Strafbaar Feit yang dengan bukti itu membuat
ialah kelakuan atau tingkah laku terang tentang tindak pidana yang
manusia, yang oleh peraturan terjadi dan guna menemukan
perundang-undangan diberikan tersangkanya.” Dalam bahasa
12
pidana. belanda ini sama dengan opsporing.
Menurut Simons, tindak pidana Menurut Depinto, menyidik
adalah suatu tindakan atau perbuatan (opsporing) berarti pemeriksaan
yang diancam dengan pidana oleh permulaan oleh pejabat-pejabat
Undang-undang, bertentangan yang ditunjuk oleh undang-undang
dengan hukum dan dilakukan dengan segera setelah mereka dengan jalan
kesalahan oleh seseorang yang apapun mendengar kabar yang
mampu bertanggung jawab sekedar beralasan, bahwa ada
terjadisuatu pelanggaran.14
Pelaksanaan penyidikan tindak
pidana dilaksanakan setelah
diketahui bahwa suatu peristiwa
10
Ibid,hlm 72
11 13
Erdianto, Pokok-Pokok Hukum Pidana, Alaf Adami khazawi, Pelajaran Hukum Pidana,
Riau, Pekanbaru, 2010, hlm. 53 Rajawali Press, Jakarta: 2002,hlm. 19
12 14
Zainal Abidin Farid, Hukum Pidana I, Sinar Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana
Grafika, Jakarta, 2007, hlm. 225 Indonesia, Sinar Grafika,Jakarta, 2001,hlm,181

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2 Oktober 2016 5


yang terjadi adalah tindak pidana.
Setelah diketahui bahwa suatu 4. Metode Penelitian
peristiwa yang terjadi diduga atau 1. Jenis Penelitian
merupakan tindak pidana, segera Jenis penelitian hukumnya adalah
dilakukan penyidikan melalui penelitian sosiologis hukum, yaitu
kegiatan-kegiatan penyelidikan, yang di lakukan secara langsung di
penindakan, pemeriksaan serta lokasi atau objek penelitian yang
penyelesaian dan penyerahan berkas hendak melihat antara korelasi atau
perkara.15 objek penelitian yang hendak melihat
antara korelasi hukum dan masyarakat
Penyidik Polri karena kewajibannya sehingga mampu mengungkapkan
mempunyai wewenang:16 efektifitas berlakunya hukum dalam
a) Menerima laporan atau masyarakat dan mengidentifikasikan
pengaduan dari seseorang tentang hukum yang tidak tertulis yang berlaku
adanya tindak pidana pada masyarakat, jadi pada penelitian
b) Melakukan tindakan pertama sosiologis ini yang diteliti pada
pada saat di tempat kejadian awalnya ialah data sekunder yang
c) Menyuruh berhenti seseorang kemudian dilanjutkan dengan
yang dicurigai dan menanyakan penelitian terhadap data primer di
serta memeriksa tanda pengenal lapangan terhadap masyarakat.17 Jadi
tersangka. penelitian ini merupakan suatu bentuk
d) Melakukan penangkapan, penelitian yang berusaha
penahanan, penggeledahan, dan mendeskripsikan tentang tindak pidana
penyitaan. apa saja yang terjadi bagaimana modus
e) Melakukan pemeriksaan dan operandinya, serta memberikan uraian
penyitaan surat. yang jelas tentang kasus penipuan
f) Mengambil sidik jari dan dengan cara hipnotis.
memotret seseorang.
g) Memanggil orang untuk di 2. Lokasi Penelitian
dengarkan dan di periksa Penelitian mengambil lokasi
sebagaimana tersangka atau penelitian ini di Kantor Kepolisian
saksi. Resor Kota Pekanbaru. Penulis
h) Mendatangkan orang ahli yang di memilih Kantor Kepolisian Resor
perlukan dalam hubungannya Kota Pekanbaru karena adanya
dengan pemeriksaan perkara. laporan yang diterima Kepolisian
Penyidikan tindak pidana Resor Kota Pekanbaru terhadap
dilaksanakan berdasarkan laporan tindak pidana penipuan dengan
polisi dan surat perintah penyidikan. modus operandi hipnotis ini
Sebelum melakukan penyelidikan,
penyelidik wajib membuat rencana 3. Populasi dan Sampel
penyelidikan. a. Populasi
Populasi adalah sekumpulan
15
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia obyek yang hendak diteliti
Markas Besar Kepolisian Negara Republik berdasarkan lokasi penelitian
Indonesia, Himpunan Juklak Dan Juknis Tentang yang telah di tentukan
Proses Penyidikan Tindak Pidana, Jakarta,1978.
sebelumnya sehubungan dengan
Hlm. 5-6.
16
Mukhlis R, Pegeseran Kedudukan Dan Tugas penelitian ini. Adapun yang
Penyidik Polri Dengan Perkembangan Delik-Delik
17
Diluar KUHP, Jurnal Ilmu Hukum, Fakultas Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian
Hukum Universitas Riau, Vol III, No.1 Agustus Hukum, Universitas Indonesia Press, Jakarta,2011,
2012,hlm.57. hlm. 118.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2 Oktober 2016 6


menjadi populasi dalam penelitian buku literatur, jurnal-jurnal
ini adalah penegak hukum yaitu: hukum, komentar atas putusan
1) Kasat Reskrim Polresta kota pengadilan, dan artikel hukum.
Pekanbaru 3) Bahan Hukum Tersier
2) Penyidik Polresta Kota Bahan hukum tersier yakni
Pekanbaru bahan yang memberikan
3) Penyidik Pembantu petunjuk terhadap bahan
4) Korban penipuan dengan hukum primer dan sekunder,
modus operandi hipnotis misalnya kamus, ensiklopedia,
. indeks komulatif, dan
b. Sampel sebagainya.
Sampel merupakan bagian 5. Teknik Pengumpulan Data
dari keseluruhan populasi yaitu a) Wawancara (Interview)
generalisasi populasi untuk Wawancara atau interview, yaitu
mempermudah penulis dalam pola khusus dalam bentuk
melakukan penelitian maka penulis interaksi dimana penulis
menentukan sampel. mengajukan pertanyaan seputar
4. Sumber Data masalah yang diteliti oleh penulis
a) Data Primer kepada responden. Dalam
Data primer adalah data yang melakukan wawancara ini,
didapatkan penulis secara pewawancara menggunakan
langsung mengenai responden metode wawancara terstruktur.
yang berada di lapangan b) Studi Kepustakaan
penelitian mengenai hal-hal dan Penulis memperoleh data dengan
permasalahan-permasalahan yang mengunjungi perpustakaan baik
bersangkutan dengan masalah yang ada di Fakultas Hukum
yang akan diteliti. Universitas Riau maupun pustaka
b) Data Sekunder umum. Selain itu penulis
Data sekunder merupakan data memperoleh data dengan
yang diperoleh dari hasil menggunakan literatur terkait
penelitian kepustakaan yang masalah yang diiteliti.
terdiri dari: 6. Analisa Data
1) Bahan Hukum Primer Berdasarkan rumusan
Yaitu bahan yang bersumber permasalahan serta pembahasan atas
dari penelitian kepustakaan permasalahan yang diteliti, maka
yang diperoleh dari Kitab teknik analisis data penulis
Undang-Undang Hukum menggunakan dengan metode
Pidana Pasal 378 tentang kualitatif. Dalam penarikan
Tindak Pidana Penipuan. Dan kesimpulan penulis menggunakan
dokumen-dokumen yang metode berfikir deduktif.
berkaitan dengan msalah yang II. HASIL PENELITIAN DAN
diteliti. PEMBAHASAN
2) Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder berupa A. Penyidikan Tindak Pidana Penipuan
semua publikasi tentang Dengan Modus Operandi Hipnotis
hukum yang bukan merupakan Oleh Kepolisan Resor Kota
dokumen-dokumen resmi.18
Pekanbaru.
Dalam hal ini meliputi buku-
Mengenai bagaimana penyidikan dalam
menyelidiki tindak pidana penipuan
18
Ibid.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2 Oktober 2016 7


dengan modus operandi hipnotis di Penyidikan merupakan salah
wilayah hukum Polresta Pekanbaru. satu tugas pokok Kepolisian Republik
Maka penulis menjelaskan sebagai Indonesia dalam rangka pelaksanaan
berikut: Kepolisian Negara Republik penegakan hukum yang di dasarkan
Indonesia pelindung pengayom serta pada ketentuan Pasal 13 huruf (b)
pembimbing masyarakat. Pihak Undang-Undang Nomor 2 Tahun
kepolisian adalah merupakan salah satu 2002 tentang Kepolisan Negara
pihak yang mempunyai peranan yang Republik Indonesia, sementara dalam
sangat penting dalam upaya untuk kaitannya dengan Polri sebagai
menanggulangi kejahatan yang terjadi penyidik didasarkan kepada ketentuan
di suatu daerah. Disamping itu adalah Pasal 14 ayat (1) huruf (g) Undang-
polisi meupakan aparat penegak hukum Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
di sebuah negara.19 Kepolisian Republik Indonesia yang
Pasal 1 butir 2 Undang-Undang mengatakan bahwa:
Hukum Acara Pidana (KUHAP) “Kepolisian Negara Republik
merumuskan: Indonesia bertugas melakukan
Pengertian penyidikan sebagai penyidikan dan penyidikan terhadap
serangkaian tindakan yang dilakukan semua tindak pidana sesuai dengan
pejabat Kepolisian sesuai dengan cara hukum acara pidana dan peraturan
yang diatur dalam undang-undang perundang-undangan lainnya”
untuk mencari serta mengumpulkan Menggunakan hipnotis untuk suatu
bukti, dan dengan bukti itu membuat kejahatan adalah modus yang jarang
atau menjadi terang tindak pidana yang sekali dapat terungkap karena
terjadi serta menemukan tersangkanya biasanya korban tidak sadar ketika
atau pelaku tindak pidananya”. dalam pengaruh hipnotis ini, baru
Berdasarkan rumusan Pasal 1 sadar ketika setelah agak lama dan
butir 2 Kitab Undang-Undang Hukum efeknya hilang dari korban dan tidak
Acara Pidana (KUHAP) unsur-unsur terlihat adanya unsur kekerasan
yang terkandung dalam pengertian sehingga sulit terditeksi oleh orang
penyidikan adalah: lain yang menyaksikannya.
1. Penyidikan meupakan serangkaian Melakukan kejahatan dengan metode
tindakan yang mengandung hipnotis sehingga tampak seolah-olah
tindakan-tindakan yang antara satu korban memberikan barang tersebut
dengan yang lain saling secara suka rela. Hingga saat ini Kitab
berhubungan. Undang-Undang Hukum Pidana yang
2. Penyidikan dilakukan oleh pejabat digunakan belum menjangkau
public yang disebut penyidik kedalam kejahatan ini sehingga belum
3. Penyidikan dilakukan dengan ada satupun pasal yang mengatur dan
berdasarkan peraturan perundang- menggabarkan tentang perbuatan
undangan. yang terjadi. Dalam Kitab Undang-
4. Tujuan penyelidikan ialah mencari Undang Hukum Pidana yang kita
dan mengumpulkan bukti, yang miliki saat ini tidak mengatur tentang
dengan bukti tersebut membuat hal tersebut tetapi melihat apa yang
terang tindak pidana yang terjadi dikemukakan oleh para ahli
dan menemukan tersangkanya. hukumbahwa apabila di dalam
undang-undang tidak ada unsur yang
cocok maka harusnya memperhatikan
norma-norma yang ada dalam
19
Djoko Prokoso, POLRI Sebagai Penyidik masyarakat.
Penegak Hukum, Bina Aksara, Jakarta, 1987,
hlm,70.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2 Oktober 2016 8


Sampai saat ini tindak pidana kecil yang berisi air berwarna
penipuan dengan modus operandi merah. Korban pikir mau di
hipnotis masih cukup tinggi tawarkan minuman. Ternyata
khususnya di wilayah Kepolisian hanya di perlihatkan saja pada
Resor Kota Pekanbaru dan kasus korban, setelah botol berada persis
tindak pidana penipuan dengan modus di hadapan korban, pelaku tadi
operandi hipnotis merupakan tindak menggoyang-goyangkan botol
pidana yang sering terjadi di kota-kota tersebut ke kiri dan kekanan.
besar. Setelah itu korban sudah tak
. Modus operandi penipuan dengan sadarkan diri.
hipnotis ini diantaranya dengan Pihak kepolisian yang menangani
mengajak korban keliling kasus-kasus tersebut menerima laporan
menggunakan kendaraan lalu dari para koban. Dan mengupayakan
mengantar ke bank atau pun dengan bahwa kasus-kasus tersebut dapat
menelpon korban dengan modus terselesaikan dengan baik. Namun dari
hadiah undian serta modus yang beberapa kasus tindak pidana penipuan
mengatas namakan sanak keluarga. dengan modus operandi hipnotis
1. Korban mengatakan bahwa pelaku penyidikan belum sempurna. Hal ini
menanyakan alamat seseorang dan seperti kurangnya penyidik melacak
minta di antar ke alamat tersebut keberadaan pelaku penipuan hal ini
setelah itu pelaku mengajak korban dapat terjadi karna bukti atau saksi
berbincang-bincang sehingga yang di dapatkan terlalu sedikit.
korban lupa kejadian selanjutnya Sehingga penyidik susah
dan disaat korban sadar ternyata menyelesaikan kasus tersebut. Dan ada
barang-barang yang berada di pun pihak kepolisian hanya menerima
tubuh korban seperti emas dan laporan terbut tapi proses dalam
dompet sudah tidak ada. penyidikannya tidak berjalan.
2. Ada pun korban kedua yaitu bapak Dari hasil wawancara dengan
kevin, beliau menjadi korban Bapak Brigadir Kristian Sirait S.E
kejahatan tindak pidana hipnotis. bahwasannya dalam proses penyidikan
Kejadian tersebut terjadi di bandara ada beberapa kasus penipuan dengan
Sultan Syarif Kasim II. Uang 4 juta modus operandi hipnotis masih belum
rupiah, dua tas ransel serta 3 unit dapat diungkap hingga P21. Maka
handphone raib di baw pelaku. penulis berpendapat bahwa terjadi
Sebelum kejadian, korban hambatan terhadap penyidikan tindak
berencana untuk pergi ke Jakarta pidan penipuan dengan modus
pada minggu siang. Namun, korban operandi hipnotis.
terlambat sampai bandara dan Proses penyidikan dimulai
pesawat yang mengangkutnya setelah dikeluarkannya surat perintah
sudah duluan berangkat. Karna penyidikan dimana penyidik
terlambat maka korban memesan diperintahkan untuk melakukan
tiket dengan kebenrangkatan sore penyidikan atas di duganya telah
harinya. Beberapa lama korban terjadi tindak pidana, namun apabila
menunggu di bandara, korban di tindak pidana tersebut tertangkap
hampiri oleh dua pelaku yang tangan, maka penyidik wajib segera
menurut penuturan korban pelaku melakukan tindakan penyidikan yang
ini menaawarkan jasanya untuk diperlukan atau seperlunya tanpa harus
membantu membawakan barang- menunggu perintah penyidikan.
barang milik si korban. Lalu pelaku Namun jika tidak tertangkap tangan,
yang satunya mengeluarkan botol maka penggeledahan atau

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2 Oktober 2016 9


penangkapan maupun penyitaan harus maka proses selanjutnya masuk
dikuatkan dengan surat perintah yang kedalam proses pemeriksaan tersangka
di tanda tangani oleh kepala direktorat dan saksi. Pada umumnya kita
dengan nomor, tanggal dan stempel. melakukan penagkapan kepada
Hasil wawancara dengan tersangka yang di duga telah
penyidik Kepolisian yaitu Bripka melakukan tindak pidana tersebut.
Raimon Basir, menyatakan kewajiban Dalam pelaksanaan penangkapan,
dari penyidik adalah menerima setiap petugas harus disertai dengan surat
laporan dari seseorang yang perintah penangkapan yang tembusan
mengalami, melihat, atau yang menjadi surat perintah diberikan kepada
korban dari peristiwa tindak pidana tersangka.
yang terjadi. Menurut Bripka Raimon Penyidik tindak pidana penipuan
Basir setiap proses penyidikan harus dengan modus operandi hipnotis ini,
berdasarkan ketentuan-ketentuan yang penyidik tidak pernah mendatangkan
diatur dalam Pasal 106 dan108 atau memanggil ahli hipnotis atau
KUHAP. Pelaksanaan penyidikan di pakar-pakar hipnotis untuk mengetahui
Polresta Pekanbaru dimulainya dengan apakah korban benar-benar telah
tahap laporan dari seorang maupun terhipnotis oleh tersangka. Penyidik
korban itu sendiri. Laporan tersebut di hanya menggali informasi dan
sampaikan melalui petugas Kepolisian menanyai dalam kepada korban dan
pada pos penjagaan atau pos tersangka untuk mengetahui apa benar
pelayanan, sehingga proses awal cara hipnotis yang digunakan untuk
penyidikan dimulai dengan adanya melakukan penipuan, tanpa harus
laporan. memanggil ahli hipnotis.keterangan
Apabila ada korban yang datang yang di dapatkan oleh penyidik pada
memberikan laporan, maka kepolisian saat melakukan pemerikasaan terhadap
yang bertugas di pos jaga meminta pelaku kejahatan hipnotis ini mereka
korban untuk menceritakan secara jelas memenuhi unsur-unsur materiil
apa permasalahannya dan bagaimana melakukan unsur pidana :
hal tersebut dapat terjadi, siapa yang a. Terdapat kerugian akibat perbuatan
melakukan dan dimana tindak pidana pelaku dengan cara menghipnotis
tersebut terjadi. Oleh pihak Kepolisian korban dan kerugian tersebut
laporan tersebut di catat dan di adalah harta benda korban yang
tandatangani oleh pihak pelapor serta diserahkan korban ketika korban
diberikan surat tanda penerima terpengaruh hipnotis.
laporan. Laporan tersebut merupakan b. Para pelaku sudah merencanakan
dasar dari pihak Kepolisian untuk perbuatannya sebelum
melakukan penyelidikan selanjutnya menjalankan aksinya dan dalam hal
dilakukan penyidikan. Setiap proses bekerja secara kelompok mereka
pemeriksaan harus dicantumkan dalam membagi tugas peran masing-
Bukti Acara Pemeriksaan (BAP). masing.
Dalam proses pemeriksaan c. Maksud dan tujuan pelaku adalah
korban penipuan dengan modus mengincar harta benda korban.
operandi hipnotis, langkah pertama d. Perbuatan pelaku menguasai harta
yang dilakukan adalah terlebih dahulu korban dengan cara yang salah dan
menanyakan apakah korban tidak di kehendaki oleh korban
mengetahui bagaimana pelaku e. Akibat dari metode hipnotis yang
melakukan perbuatan tersebut. Setelah digunakan oleh pelaku maka secara
dilakukan pemeriksaan terhadap tidak sadar korban memeberikan
korban dan di dapati bukti dari korban,

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2 Oktober 2016 10


harta benda kepada pelaku yang Dalam menghadapi kasus
mana merugikan korban.20 tindak kejahatan penipuan dengan
Dalam penyidikan tindak pidana modus operandi hipnotis tidak
penipuan dengan hipnotis ini sama semudah dibayangkan. Secara teori,
dengan penyidikan tindak pidana kasus tersebut bisa saja di ungkap
penipuan biasa, hanya saja modus dengan cepat. Namun, ada banyak
operandinya dengan hipnotis untuk hambatan yang di alami dalam
menipu korbannya. Aparat Kepolisian mengungkap kasus penipuan dengan
Polresta Pekanbaru sendiri kini lebih cara hipnotis. Berdasarkan hasil
banyak memasukan kasus-kasus wawancara dengan Penyidik
kejahatan hipnotis sebagai kejahatan Kepolisian Resor Kota Pekanbaru,
tindak pidana penipuan, karna mengatakan bahwa hambatan yang di
mempunyai unsur-unsur yang sama hadapi dalam menangani tindak
dengan tindak pidana penipuan pokok pidana penipuan dengan modus
yang diatur dalam Pasal 378 sampai operandi hipnotis adalah sebagai
dengan Pasal 395 KUHP yang berikut:
merupakan salah satu tindak pidana 1. Hambatan pertama yang dihadapi
atau kejahatan terhadap harta benda.21 oleh pihak Kepolisan dalam
Bagian yang terpenting dalam menyelesaikan kasus ini adalah,
perkara pidana adalah persoalan laporan harus memenuhi unsur-
pembuktian. Untuk kepentingan unsur. Berdasarkan hasil
tersebut maka benda-benda yang wawancara dengan Penyidik
menyakut tindak pidana diperlukan Kepolisian Resor Kota Pekanbaru
sebuah barang bukti. Begitu juga bahwa, jika laporan memenuhi
dengan tindak pidana melalui hipnotis, syarat, maka laporan akan di terima
dimana Kepolisian yang melakukan dan di proses serta ditindak lanjuti
penyidikan tindak pidana ini harus juga oleh pihak kepolisian. Sedangkan
memiliki sebuah bukti yang otentik jika tidak, maka tidak diterima
kuat untuk menjerat tersangka. Tindak laporan tersebut dan tidak akan
Pidana penipuan dengan cara hipnotis dilanjuti oleh pihak kepolisian.
diatur dalam Pasal 378 jo Pasal 89 Namun di dalam lapangan tidak
KUHP. Tindak pidana hipnotis semua laporan yang di laporkan
mempunyai unsur-unsur dengan tindak masyarakat membawa bukti yang
pidana penipuan yang diatur dalam cukup. Jika laporan tersebut
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana memenuhi syarat tetapi bukti tidak
terdapat dalam Pasal 378 jo Pasal 89 dibawa pelapor tidak cukup, maka
yang merupakan salah satu tindak penyidik berkewajiban mencari
pidana atau kejahatan terhadap harta bukti, dengan kata lain laporan
benda. tersebut diterima tetapi menjadi
kendala karena bukti yang dibawa
B. Hambatan Dalam Penyidikan pelapor tidak cukup sehingga dapat
Tindak Pidana Penipuan Dengan memperlambat proses penyidikan
Modus Operandi Hipnotis Oleh yang dilakukan oleh penyidik.
2.Hambatan kedua yang dihadapi oleh
Kepolisian Resor Kota Pekanbaru
pihak kepolisian dalam
menyelesaikan kasus ini adalah,
20
Bhakti Prasetyo,”Sanksi Hukum Terhadap tidak adanya bukti pasti yang
Pelaku Kejahatan Dengan Hipnosyis”, Jurnal Ilmu menyatakan bahwa korban pada
Hukum , Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus saat itu terhipnotis. Sesuai dengan
1945, Vol .7, No.1 Febuari 2011, Hlm 40. keterangan yang korban berikan
21
Ibid, hlm.19

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2 Oktober 2016 11


kepada pihak kepolisian, korban Upaya yang dapat dilakukan
merasa dirinya di hipnotis sehingga untuk mengatasi hambatan dalam
dia dengan mudahnya mau penyidikan dengan modus operandi
memberikan harta benda yang ada hipnotis oleh Kepolisian Resor Kota
pada dirinya. Saat melakukan Pekanbaru adalah:
kejahatan hipnotis si pelaku Berdasarkan hasil wawancara
melakukan pembujukan kepada penulis dengan penyidik Kepolisian
korban (hipnotis) sehingga korban Resor Kota Pekanbaru, mengatakan
dengan mudah terpengaruh dengan bahawa kendala ini dapat di
kata-katanya. Pelaku melakukan tanggulangi dengan melakukan
trik hipnotis untuk mempercepat sosialisasi serta memberikan saran
aksinya. kepada masyarakat khususnya pelapor,
3. Kurangnya kerjasama antara saksi bahwa sebaiknya ketika melaporkan
korban dengan pihak kepolisian. suatu kejadian tindak pidana disertai
Ketika polisi menanyakan kepada dengan bukti yang cukup supaya
korban terhadap tindak pidana penyidik Kepolisian Resor Kota
penipuan dengan hipnotis. Korban Pekanbaru dapat memproses kasus
biasanya lupa dengan serangkaian tersebut dengan cepat.
hal yang sudah terjadi. Seperti 1. laporan harus memenuhi unsur-
kapan kejadian tindak kejahatan unsur. Berdasarkan hasil wawancara
tersebut terjadi. Bentuk pelaku dengan Penyidik Kepolisian Resor
seperti apa atau mempunyai ciri- Kota Pekanbaru bahwa, jika laporan
ciri yang dapat mempermudah memenuhi syarat, maka laporan akan
polisi untuk segera menemukan di terima dan di proses serta
pelaku. Lalu apakah pelaku ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian.
membawa kendaraan dan Sedangkan jika tidak, maka tidak
sebagainya. diterima laporan tersebut dan tidak
4. Kesulitan dalam Mencari Pelaku akan dilanjuti oleh pihak kepolisian.
yang Melarikan diri berdasarkan Unsur-unsur tersbut seperti adanya
hasil wawancara penulis dengan perbuatan tipu muslihat, nama palsu,
penyidik Kepolisian Resor Kota keadaan palsu, perkataan bohong,
Pekanbaru, mengatakan bahwa melawan hak, supaya orang tersebut
hampir semua kasus penipuan memberikan barang, korban, pelaku,
dengan modus hipnotis tersebut bukti dan saksi.
pelakunya sulit di tangkap karena 2. Kurangnya bukti dari pelapor
kurangnya keterangan dari saksi Kendala yang ada dalam kompone
dan korban. Dan adapun pelaku kebudayaan hukum (kultural) ini
yang memang bukan asli warga sebenernya bukan kendala cukup
pekanbaru. serius, sebab walaupun laporan
5. Lemahnya pengawasan keamanan kurang akan bukti, sudah menjadi
terhadap masyarakat di tempat tugas dari pihak kepolisian untuk
keramaian. Sehingga hal ini dapat mencari bukti yang ada. Namun jika
memudahkan pelaku untuk laporan cukup akan bukti dan dapat
melakukan aksinya di tempat mempermudah proses penyidikan
keramaian. kasus penipuan tersebut sehingga
dapat menguntungkan kedua belah
C. Upaya Mengatasi Hambatan Dalam pihak, baik itu dari pihak pelapor
Penyidikan Dengan Modus maupun pihak kepolisian.
Operandi Hipnotis Oleh Kepolisian Berdasarkan hasil wawancara dengan
Resor Pekanbaru Penyidik Kepolisan Resor Kota

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2 Oktober 2016 12


Pekanbaru, mengatakan bahwa pengamanan security di setiap tempat
kendala ini dapat di tanggulangi keramaian. Seperti adanya penjagaan
dengan melakukan sosialisasi serta atau patroli yang dilakukan oleh polisi
memberikan saran kepada masyarakat ataupun security yang berada di
khususnya pelapor, bahwa sebaiknya tempat keramaian setempat ataupun
ketika melaporkan suatu kejadian memasang alat CCTV yang dapat
tindak pidana disertai dengan bukti membantu pihak kepolisian dalam hal
yang cukup supaya penyidik penjagaan keamanan di tempat
Kepolisian Resor Kota Pekanbaru keramaian atau tempat umum.
dapat memproses dengan cepat. Sehingga dapat mengurangi kejahatan
3. Sesuai dengan hambatan di rumusan yang terjadi di tempat keramaian atau
masalah kedua maka seharusnya adanya tempat umum.
saksi yang bisa memberikan keterangan
yang jelas terhadap tindak pidana III. PENUTUP
hipnotis. sehingga menyatakan bahwa
A. Kesimpulan
korban pada saat itu terhipnotis. Sesuai
dengan keterangan yang korban berikan 1. Penyidikan tindak pidana penipuan
kepada pihak kepolisian. dengan modus operandi hipnotis
4. Kurang kerjasama antara saksi korban oleh Kepolisan Resor Kota
dengan pihak kepolisian. Pekanbaru oleh penyidik, yaitu:
Berdasarkan hasil wawancara dengan a. menerima setiap laporan dari
penyidik Kanit Reskrim Polisi Resor seseorang yang mengalami,
Kota Pekanbaru mengatakan bahwa, melihat, atau yang menjadi
cara penanggulangan dari hambatan korban dari peristiwa tindak
eksternal diatas adalah dengan pidana yang terjadi;
memberikan pengertian kepada b. Melakukan tindakan pertama
masyarakat bahwa sebenernya pada saat ditemoat kejadian;
penyidik Polri tidak akan c. Melakukan penangkapan,
mengintimidasi, tidak akan penahanan, penggeledahan
memeberikan tekanan, maupun penyitaan;
menakut-nakuti saat meminta d. Melakukan pemeriksaan dan
keterangan. Karena sebenarnya salah penyitaan surat;
satu tugas dari polisi itu sendiri adalah e. Mengambil sidik jari dan
mengayomi kepada masyarakat. memotret seseorang yang di
5. Upaya yang harus dilakukan adalah duga melakukan tindak pidana;
penyidik harus lebih sigap dan f. Memanggil orang untuk di
tanggap dalam mencari barang bukti dengar dan di periksa sebagai
untuk menemukan pelaku. Seperti tersangka atau saksi;
dengan cara mencari bukti yang g. Mendatangkan seorang ahli
berada di sekitar tempat kejadian yang diperlukan dalam
perkara seperti dari CCTV atau orang- hubungannya dengan
orang sekitar tempat yang melihat pemeriksaan perkara;
kejadian tersebut. h. Mengadakan penghentian
6. Lemahnya pengawasan keamanan penyidikan;
terhadap masyarakat di tempat 2. Hambatan dalam penyidikan
keramaian. Upaya dalam hal ini yaitu tindak pidana penipuan dengan
dengan adanya patroli yang dilakuan. modus operandi hipnotis oleh
Dari hasil wawancara dengan pihak Kepolisian Resor Kota Pekanbaru
penyidik Kepolisian Resor Kota yang terjadi, antara lain:
Pekanbaru. Hambatan seperti ini bisa
di tanggulangi dengan memberikan

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2 Oktober 2016 13


a. pembuktian yang di sampaikan melakukan trobosan-trobosan
oleh pelapor sehingga terbaru.
mempersulit atau menjadi 3. Lebih melengkapi sistem
hambatan dalam proses keamanan pada tempat-tempat
penyidikan. pusat keramaian seperti memasang
b. Sulitnya melacak pelaku CCTV dan adanya petugas-petugas
kejahatan penipuan dengan keamanan yang bejaga-jaga. Serta
modus hipnotis adanya. Serta melakukan
3. Upaya yang dilakukan untuk sosialisasi kepada masyarakat agar
mengatasi hambatan dalam untuk tidak mudah percaya kepada
penyidikan penipuan dengan orang yang tidak dikenal
modus operandi hipnotis oleh
Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, DAFTAR PUSTAKA
antara lain: i. Buku
a. Kendala akan kurangnya bukti Abidin Farid, Zainal, 2007, Hukum
dari pelapor dapat di Pidana I, Sinar Grafika,
tanggulangi dengan melakukan Jakarta.
sosialisasi serta memberikan Chazawi, Adam, 2002, Pelajaran
saran kepada masyarakat Hukum Pidana Bagian I,
khususnya pelapor. Raja Grafindo, Jakarta.
b.Kendala akan kurangnya saksi Eka Putra, Dianata, 2010, Rahasia
karna kurangnya kerjasama Menangkal Kejahatan
anatara saksi korban dan polisi Hipnotis, Titik Media,
adalah dengan memberikan Jakarta.
pengertian kepada masyarakat Mahmudah, Nunung, 2015, Illegal
bahwa sebenarnya penyidik Fishing:Pertanggungjawa
tidak mengintimidasi, tidak akan Erdianto, 2010, Pokok-Pokok Hukum
memberi tekanan, maupun Pidana, Alaf Riau,
menakut-nakuti saat meminta Pekanbaru.
keterangan. Karna sebenarnya Hamzah, Andi, 2001, Hukum Acara
fungsi dari polisi yaitu Pidana Indonesia, Sinar
mengayomi kepada masyarakat. Grafika, Jakarta.
.Khazawi, Adami, 2002, Pelajaran
B. Saran Hukum Pidana, Rajawali
Berdasarkan kesimpulan di atas, Press, Jakarta.
maka penulis menyarankan sebagai Prokoso, Djoko, 2013, POLRI Sebagai
berikut: Penyidik Penegak Hukum, Bina
1. Pihak penyidik Kepolisian Resor Aksara, Jakarta.
Kota Pekanbaru lebih efektif lagi Soekanto, Soerjono, 2011, Pengantar
dalam menangani kasus penipuan Penelitian Hukum, Universitas
dengan modus operandi hipnotis. Indonesia Press, Jakarta.
Karena tindak pidana penipuan ii. Jurnal /Makalah
dengan modus hipnotis ini sangat Angkatan Bersenjata Republik
menghawatirkan dan merugikan Indonesia Markas Besar
bagi masyarakat. Kepolisian Negara
2. Pihak Kepolisian Resor Kota Republik Indonesia, 1978,
Pekanbaru dapat melakukan Himpunan Juklak Dan
kerjasama yang baik antar saksi Juknis Tentang Proses
korban dengan penyidik serta Penyidikan Tindak Pidana,
Jakarta.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2 Oktober 2016 14


Mukhlis R, 2012, “Pegeseran
Kedudukan Dan Tugas
Penyidik Polri Dengan
Perkembangan Delik-Delik
Diluar KUHP” Jurnal Ilmu
Hukum, Fakultas Hukum
Universitas Riau, Vol III,
No.1 Agustus.
Prasetyo, Bhakti , 2011, ”Sanksi Hukum
Terhadap Pelaku Kejahatan
Dengan Hipnosyis”, Jurnal
Ilmu Hukum , Fakultas
Hukum Universitas 17
Agustus 1945, Vol .7, No.1
Febuari.

iii. Peraturan Perundang-Undangan


Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
Tentang Hukum Acara
Pidana, Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun
1981 Nomor 76, Tambahan
Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3250.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2 Oktober 2016 15

You might also like