Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Keperawatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit, 6 (1): 47-54, April 2017

Website: http://journal.umy.ac.id/index.php/mrs
DOI: 10.18196/jmmr.6126

Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Keperawatan di Rumah Sakit


Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul

Dini Desi Harmatiwi*, Sri Sumaryani, Elsye Maria Rosa


*Penulis Korespondensi: dini.dharmawati@gmail.com
Program Manajemen Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
INDEXING ABSTRACT
Keywords: The purpose of this study is to evaluate the implementation of the supervision of nursing in Panembahan
Nursing; Supervision; Senopati Bantul Hospital. This study is a descriptive qualitative research. All data derived from
Hospital interviews, observation, and search documents. Sample of respondents is representative of the nursing
supervisor scheduled in October 2015. The research variables: the implementation of nursing
supervision, seen from the description of the implementation, engineering, area, barriers of
implementation, supervision and evaluation program monitor. Of the 67 times the supervision
scheduled in October 2015 only 17 were implemented (25.4%). Figures noncompliance supervisor in
the execution of supervision is still quite high. The majority of supervisors do with indirect supervision.
Supervision has not been carried out throughout the area should be. Barriers to implementation of
supervision include external and internal obstacles. Program monitoring and evaluation of supervision
is still not implemented. Supervision of nursing has not gone up, judging from the absence rate of non-
compliance supervisor and implementation is quite high, and there are still incomprehension
supervisor of engineering and supervisory area should be.

Kata kunci: Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi pelaksanaan supervisi keperawatan di RSUD Panembahan
Keperawatan; Supervisi; Senopati Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Seluruh data berasal dari hasil
Rumah Sakit wawancara ,observasi, dan telusur dokumen. Sampel responden adalah perwakilan supervisor
keperawatan Variabel penelitian yakni pelaksanaan supervisi keperawatan, yang dilihat dari gambaran
pelaksanaan, teknik, area, hambatan pelaksanaan, serta program monitor evaluasi supervisi. Angka
ketidakpatuhan supervisor dalam pelaksanaan supervisi masih cukup tinggi. Supervisi belum dilakukan
keseluruh area yang seharusnya. Hambatan pelaksanaan supervisi meliputi hambatan eksternal dan
internal. Program monitor dan evaluasi supervisi masih belum dilaksanakan. Supervisi keperawatan
belum berjalan dengan maksimal, dilihat dari angka ketidakhadiran supervisor dan ketidakpatuhan
pelaksanaan yang cukup tinggi, serta masih terdapat Kebelumpahaman kebelumpahaman supervisor
tentang teknik dan area supervisi yang seharusnya.
© 2017 JMMR. All rights reserved
Article history: received 25 Agu 2016; revised 19 Nov 2016; accepted 15 Nov 2016

PENDAHULUAN tersendiri dibandingkan dengan pelayanan lainnya5.


Perawat juga merupakan kelompok pemberi jasa
Keperawatan seperti yang telah disebutkan di atas, pelayanan dengan jumlah terbesar di rumah sakit, yakni
adalah salah satu profesi yang memegang peranan pen- mencapai 40-60%.9
ting dalam upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan Banyak hal yang dapat dilakukan sebagai upaya
di rumah sakit karena merupakan penghasil aktivitas untuk menjaga mutu pelayanan kesehatan termasuk
terbesar yang mencerminkan mutu pelayanan1. Tenaga pelayanan keperawatan. salah satunya dengan supervisi.
perawat mempunyai kedudukan penting dalam Supervisi merupakan upaya untuk membantu
menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah pembinaan dan peningkatan kemampuan pihak yang
sakit karena pelayanan yang diberikannya merupakan disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas
pelayanan unik, yang mencakup aspek bio-psiko-sosial- kegiatan yang telah ditetapkan dengan efektif dan
spiritual yang diberikan selama 24 jam dan efisien17. Supervisi keperawatan adalah kegiatan
berkesinambungan dimana hal ini merupakan kelebihan
Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit, 6 (1), 47-54 | 48 |

pengawasan dan pembinaan yang dilakukan “Bagaimana pelaksanaan supervisi keperawatan di


berkesinambungan oleh supervisor. RSUD Panembahan Senopati Bantul?
Supervisi dalam konteks keperawatan dipahami
sebagai suatu proses kegiatan pemberian dukungan
sumber-sumber yang dibutuhkan perawat dalam rangka METODE PENELITIAN
menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Pelaksanaan supervisi bukan hanya dituju- Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif
kan untuk mengawasi apakah seluruh staf keperawatan dengan desain deskriptif, dengan melakukan telusur
menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya, sesuai dokumen, observasi pelaksanaan supervisi dan
dengan instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, wawancara dengan perwakilan supervisor. Penelitian
tetapi juga bagaimana memperbaiki proses keperawatan ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan supervisi
yang sedang berlangsung. Kegiatan supervisi yang baik keperawatan di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
menjadikan seluruh staf keperawatan bukan sebagai Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
obyek tetapi juga sebagai subyek. Perawat diposisikan supervisor yang terjadwal dalam kegiatan supervisi di
sebagai mitra kerja yang memiliki ide-ide, pendapat, RSUD Panembahan Senopati Bantul pada bulan
dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan Oktober 2015. Sampel penelitian berdasarkan kriteria
diikutsertakan dalam melakukan asuhan keperawatan1. inklusi meliputi semua supervisor yang terjadwal dalam
Kegiatan supervisi yang tidak dilakukan dengan kegiatan supervisi bulan Oktober 2015, dengan kriteria
baik akan memberikan dampak bagi kinerja perawat eksklusi yakni supervisor yang tidak berangkat pada
pelaksana juga terjadinya pemberian layanan kesehatan tanggal pelaksanaan supervisi dari jadwal supervisi
yang menurun atau tidak optimal sehingga dapat dilakukan pula yakni kepada Kepala Seksi Keperawatan
muncul kecenderungan akan adanya kejadian yang dan Kebidanan.
tidak diharapkan atau nyaris cedera yang bertentangan Populasi dan sampel untuk wawancara perwakilan
dengan pasient safety. Sesuai dengan penelitian supervisor dilakukan dengan teknik purposive
Nainggolan (2010), penurunan kinerja perawat akan sampling. Penentuan jumlah sampel dilakukan
mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan.15 berdasarkan acuan sampel pada penelitian serupa
Pembentukan tim supervisor di RSUD Panem- sebelumnya serta dengan perhitungan rumus Slovin
bahan Senopati Bantul merupakan upaya penjaminan untuk jumlah populasi yang telah diketahui, yakni:
mutu pelayanan keperawatan kepada pasien. Akan
tetapi berdasarkan pengalaman dan pengamatan dari
peneliti selama pernah menjalani program pendidikan n= N/(1+Nd2 ) ,
dokter sebagai co-assistant selama 2 tahun di RSUD
Panembahan Senopati Bantul pada 2011-2012, dimana n = jumlah sampel yang dicari ; N = ukuran
pelaksanaan supervisi belum berjalan dengan baik populasi yang diketahui; d = presisi margin error (5%).
sebagaimana yang diharapkan. Jadwal supervisi yang
telah ditetapkan untuk setiap supervisor keperawatan
tiap bulannya pun belum terlaksana optimal. Hal ini Penelitian Ahaddyah (2012) menggunakan 3
dapat dilihat dari pelaksanaan supervisi keperawatan supervisor sebagai responden penelitian, dengan jumlah
pada 3 bulan yang diamati peneliti yakni pada bulan populasi supervisor sebanyak 31 di RSUD Kota Depok
Juni-Agustus 2015 dimana pelaksanaannya belum yang menjadi lokasi penelitian. Populasi supervisor
optimal. Pelaksanaan supervisi keperawatan pada bulan yang terjadwal pada Oktober 2015 di RSUD
Juni 2015, dari 69 kali terjadwal hanya 22 kali Panembahan Senopati Bantul adalah 39 orang, sehingga
terealisasi sementara pada Juli 2015, terdapat 24 kali bila dihitung dengan rumus Slovin di atas menghasilkan
pelaksanaan supervisi keperawatan dari 68 kali hasil akhir perhitungan 3,62 yang dibulatkan menjadi 3
terjadwal, dan pada Agustus 2015 terdapat 19 kali sampel yang akan menjadi responden untuk diwa-
pelaksanaan supervisi keperawatan dari 68 kali wancarai sebagai perwakilan supervisor.2 Hasil ini pun
terjadwal. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah serupa dengan jumlah sampel dari penelitian
sebelumnya.
| 49 | Harmatiwi dkk. – Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Keperawatan…

Variabel dalam penelitian ini adalah pelaksanaan 17 kali (25,4%). Jadwal supervisi yang tidak
supervisi keperawatan di RSUD Panembahan Senopati dilaksanakan sebanyak 50 kali (74,6%).
Bantul, dengan lima subvariabel, yaitu gambaran
pelaksanaan, teknik, area, hambatan pelaksanaan, dan Tabel 1. Tabel Persentase Realisasi Jadwal Jaga
program monitoring evaluasi supervisi keperawatan. Supervisor Keperawatan Bulan Juni-Agustus 2015
Analisis data penelitian dilakukan melalui analisis data Bulan Jadwal Jaga Realisasi Persentase
kualitatif dan disajikan dalam bentuk naratif. Wawan- Juni 69 22 32,35%
cara dengan perwakilan pihak manajemen untuk Juli 68 24 35,29%
menunjang informasi. Agustus 68 19 27,94%
Sumber: Bidang Keperawatan RSUD Panembahan Senopati
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 2. Karakteristik Supervisior Bulan Oktober
Hasil Observasi 2015 Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, dan
Tingkat Pendidikan di RSUD Panembahan
Data-data hasil observasi disajikan pada tabel 1, 2 Sinopati Bantul (n=39)
dan 3. Observasi dilakukan sebanyak 17 kali kegiatan Karakteristik Jumlah Persentase
sesuai dengan hasil observasi supervisi dapat dilihat Usia
30-40 tahun 8 20,5%
pada tabel 3. Hasil observasi pelaksanaan supervisi
40-50 tahun 31 79,5%
keperawatan seperti pada tabel 3 di atas memberi Jenis Kelamin
gambaran bahwa telah diamati pelaksanaan supervisi Laki-laki 12 30,8%
pada Oktober 2015 sebanyak 17 kali observasi moment Perempuan 27 69,2%
dengan masing-masing observasi terdiri dari 15 poin Tingkat Pendidikan
checklist pengamatan. Sebanyak 6 poin dilakukan oleh D3 14 35,9%
semua supervisor (100%) dari 17 kali pelaksanaan S1 22 56,4%
supervisi pada Oktober 2015 tersebut, yakni pada poin S2 3 5,1%
pemeriksaan petugas jaga, list serah terima pasien pada Sumber: Bidang Keperawatan RSUD Panembahan Senopati
rekam medis, format pendidikan kesehatan, form
penilaian nyeri, dan kegiatan pengisian serta pelaporan Tabel 3. Pelaksanaan Supervisi Keperawatan bulan
hasil usai supervisi. Hal ini berarti tingkat kepatuhan Oktober 2015 di RSUD Panembahan Senopati
supervisor sebesar 100% ada pada 6 poin tersebut, Bantul
sedangkan sisanya yakni 9 poin penilaian lainnya Pelaksanaan Jumlah
Persentasi
kurang dari 100 persen yang diartikan sebagai Supervisi Pelaksanaan
ketidakpatuhan. Tingkat ketidakpatuhan yang paling Ya 17 25,4%
buruk ada pada poin serah terima jaga antar petugas Tidak 50 74,6%
Sumber: Bidang Keperawatan RSUD Panembahan Senopati
supervisi, dimana dari 17 kali pelaksanaan supervisi
yang dilakukan Oktober 2015 tidak pernah ada satupun
Penelitian yang telah dilakukan Supratman &
pelaksanaan serah terima jaga antar petugas (0%).
Sudaryanto (2008) menyimpulkan bahwa pelak-
sanaan supervisi di berbagai rumah sakit belum
Gambaran Pelaksanaan Supervisi Keperawatan di optimal . Hal ini juga sejalan dengan penelitian Mua
21

RSUD Panembahan Senopati Bantul (2011) yang mengemukakan bahwa tidak optimalnya
supervisi klinik kepala ruangan harus mendapat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dida- perhatian yang serius dari bidang keperawatan,
patkan, diperoleh data bahwa supervisi keperawatan di mengingat resiko dan dampak yang dapat timbul
RSUD Panembahan Senopati Bantul pada bulan berkaitan dengan supervisi klinik kepala ruangan yang
Oktober 2015 dijadwalkan sebanyak 67 kali supervisi tidak optimal yaitu pelayanan keperawatan yang tidak
dan pada kenyataannya hanya dilaksanakan sebanyak berkualitas14. Ketidakoptimalan supervisi termasuk
Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit, 6 (1), 47-54 | 50 |

dalam hal ketidakhadiran supervisor dan ketidak- punishment, ketersediaan fasilitas, peraturan terkait,
efektifitasan supervisi. dan pengawasan dari atasan20.
Informasi lain mengenai tingginya angka Hasil penelitian memberikan gambaran tentang
ketidakhadiran supervisor diperoleh dari Kepala Seksi kepatuhan perawat dalam melaksanakan SOP masih
Keperawatan dan Kebidanan yang berpendapat bahwa kurang. Hal tersebut dibuktikan dengan masih tingginya
hal tersebut dikarenakan beban kerja ganda yang nilai ketidakpatuhan dalam checklist observasi. Faktor
diemban oleh supervisor. Belum terdapat supervisor yang mempengaruhi kinerja perawat terhadap
yang independent atau berdiri sendiri. Mayoritas kepatuhan pelaksanaan SOP yakni usia, lama kerja,
supervisor di RSUD Panembahan Senopati Bantul tingkat pendidikan, motivasi dan persepsi16. Penelitian
adalah kepala ruangan, atau perawat pelaksana senior, terkait yang dilakukan Badi’ah (2009) menyebutkan
dimana mereka tentu saja selain sebagai supervisor bahwa secara umum faktor motivasi memiliki
memiliki tugas lain sesuai dengan jabatannya. Hal ini hubungan yang kuat dengan kinerja, termasuk dalam
menyebabkan beban kerja ganda, yang berdampak pada hal ini adalah kepatuhan terhadap SOP rumah sakit3.
ketidakhadiran supervisor pada jadwal yang telah Hal yang dapat diprediksi adalah yakni bila motivasi
ditentukan. meningkat maka kinerja juga akan meningkat.
Gambaran pelaksanaan supervisi lain diperoleh Penelitian lainnya menyatakan bahwa motivasi kerja
dari hasil observasi menggunakan checklist observasi juga berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja dan
tabel 4.3. Pelaksanaan supervisi pada Oktober 2015 dengan pemberlakuan sistem reward-punishment
sebanyak 17 kali observasi momen dengan masing- terhadap karyawan akan mempengaruhi kinerja10.
masing observasi terdiri dari 15 poin checklist Kepala Bidang Keperawatan dan Kebidanan
pengamatan. Sebanyak 6 poin dilakukan oleh semua RSUD Panembahan Senopati Bantul menyatakan
supervisor (100%) dari 17 kali pelaksanaan supervisi bahwa angka ketidakpatuhan yang tinggi disebabkan
pada Oktober 2015 tersebut, yakni pada poin juga oleh supervisor yang tidak independen. Supervisor
pemeriksaan petugas jaga, list serah terima pasien pada yang tidak independen, dalam hal ini misalnya
rekam medis, format pendidikan kesehatan, form merangkap sebagai kepala ruang dari bangsal yang
penilaian nyeri, dan kegiatan pengisian serta pelaporan sedang disupervisi, tentu saja akan mengakibatkan
hasil usai supervisi. Hal ini berarti tingkat kepatuhan tingkat objektifitas yang menurun juga. Supervisor bisa
supervisor sebesar 100% ada pada 6 poin tersebut, jadi merasa tidak perlu melakukan penilaian lengkap
sedangkan sisanya yakni 9 poin penilaian lainnya seperti pada uraian tugas yang ditetapkan karena rasa
kurang dari 100 persen yang diartikan sebagai canggung kepada rekan-rekan dalam unit yang sama,
ketidakpatuhan. Tingkat ketidakpatuhan yang paling yang setiap hari juga tentu mengetahui kinerja dan
buruk ada pada poin serah terima jaga antar petugas keseharian dari supervisor yang sedang melakukan
supervisi, dimana dari 17 kali pelaksanaan supervisi supervisi.
yang dilakukan Oktober 2015 tidak pernah ada satupun Faktor non-independent tersebut juga dapat
pelaksanaan serah terima jaga antar petugas (0%). mengakibatkan ketidakpatuhan yang bersumber oleh
Kepatuhan (compliance) merupakan bentuk faktor ketidakefektifitasan proses supervisi. Supervisor
perilaku yang ditujukan terhadap suatu objek, dalam yang merangkap sebagai kepala ruang di unit yang
penelitian ini berupa tugas supervisor yang dinilai sedang disupervisi, tentu saja berpotensi lebih besar
menggunakan checklist yang dibuat berdasarkan pada untuk lebih banyak menghabiskan waktu selama proses
SOP peraturan rumah sakit terkait supervisi. Kepatuhan supervisi untuk melakukan hal-hal yang tidak efektif,
sendiri merupakan salah satu bentuk perilaku yang misalnya mengobrol dengan para perawat yang sehari-
dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun hari menjadi rekan kerja di unit atau bangsal tersebut.
eksternal, dimana menurut Siregar (2006) faktor Asumsi peneliti bahwa jika pihak manajemen rumah
internal tersebut meliputi pengetahuan, masa kerja, sakit mampu memperhatikan dan mengelola faktor
motivasi, pendidikan, usia, jenis kelamin, dan sikap, yang mempengaruhi kepatuhan dalam menjalankan
sedangkan faktor eksternal diantaranya berupa SOP seperti yang telah disebutkan di atas, maka potensi
penghargaan misalnya honorarium, sistem reward- supervisor untuk melakukan kegiatan supervisi dengan
lebih baik dan patuh juga akan lebih besar.
| 51 | Harmatiwi dkk. – Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Keperawatan…

supervisi dilakukan dengan teknik supervisi langsung


Teknik Supervisi dan tidak langsung sekaligus.
Hasil pengamatan dengan checklist observasi
Hasil penelitian tentang teknik supervisi diperoleh menunjukkan hal yang berbeda dengan hasil
berdasarkan hasil wawancara dengan perwakilan wawancara. Penilaian teknik supervisi dengan
supervisor dan hasil checklist peneliti pada poin 4-14. observasi pada poin nomor 4 sampai dengan 14
Berikut ini adalah hasil coding wawancara yang Sebanyak 17 kali observasi momen supervisi pada
disajikan dalam Tabel 4. Oktober 2015 dengan tiap observasi menunjukkan hasil
bahwa dari 17 kali pelaksanaan supervisi yang
Tabel 4. Hasil Coding Wawancara Teknik Supervisi dilakukan Oktober 2015 masih ada yang tidak
Keterangan Axial Coding (Subtema) Tema dilakukan sebagaimana mestinya karena masih terdapat
Mengecek catatan asuhan poin checklist yang tidak dilaksanakan dalam supervisi.
keperawatan pada rekam Checklist nomor 5 sampai 8 misalnya, yang merupakan
medis. contoh item penilaian teknik supervisi tidak langsung,
Responden 1 Bertanya pada perawat masih terdapat nilai ketidakpatuhan. Checklist nomor 9
tentang kondisi bangsal misalnya, tentang pengawasan pemakaian APD sebagai
Mengamati pelaksanaan salah satu contoh item penilaian supervisi langsung juga
pelayanan keperawatan
belum dilakukan oleh seluruh supervisor (hanya 5 saja
Menerima laporan lisan
dari perawat tentag dari 17 kali pelaksanaan supervisi yang melakukan
kondisi bangsal pengawasan pemakaian APD).
Mengecek catatan askep Menurut hasil pengamatan, supervisi keperawatan
pada rekam medis tentang di RSUD Panembahan Senopati Bantul belum
kondisi pasien hari demi dilakukan secara langsung dan tidak langsung,
hari Supervise mayoritas masih melaksanakan supervisi secara tidak
Memeriksa kelengkapan dilakukan langsung saja. Padahal hasil wawancara menyimpulkan
Responden 2 dokumentasi pasien mulai sekaligus bahwa pelaksanaan supervisi dilakukan langsung dan
dari UGD/poli, serah dengan tidak langsung sekaligus. Hal ini menunjukkan
terima pasien, lembar teknik perbedaan antara kenyataan di lapangan dengan hasil
resiko jatuh, langsung
wawancara.
lembarpenilaian lainnya. dan tidak
Mendampingi perawat langsung
dalam mengisi Area Supervisi
dokumentasi asuhan
keperawatan Data penelitian tentang area supervisi diperoleh
Memeriksa kelengkapan melalui hasil wawancara dan observasi dengan checklist
rekam medis pasien dan pada poin ke 2. Hasil coding wawancara dapat dilihat
asuhan keperawatan pada Tabel 5. Tabel wawancara 5 menunjukkan belum
Mengawasi jalannya adanya kesamaan pemahaman antar supervisor tentang
pelayanan oleh perawat cakupan area yang harus disupervisi. Hasil observasi
Responden 3
kepada pasien tentang pelaksanaan supervisi pada checklist
Menanyakan pengamatan tabel 3 dimana dari 17 kali pelaksanaan
masalah/kesulitan yang supervisi ada 11 pelaksanaan yang tidak menjalankan
dihadapi perawat terkait
supervisi sesuai area yang ditetapkan dan hanya ada 6
pasien
pelaksanaan yang menjalankan supervisi sesuai area
yang ditetapkan. Hal ini berarti bahwa berdasarkan hasil
Berdasarkan data yang diperoleh dari ketiga wawancara dan hasil observasi didapatkan data bahwa
responden tentang teknik atau cara supervisi di RSUD supervisi keperawatan di RSUD Panembahan Senopati
Panembahan Senopati Bantul dapat diambil tema yakni Bantul belum dilakukan dengan baik sebab belum
terdapat kesamaan persepsi antar supervisor sehingga
Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit, 6 (1), 47-54 | 52 |

supervisi yang dilakukan belum mencakup keseluruhan Tabel 6. Hasil Coding Wawancara Hambatan
area yang telah ditentukan. Pelaksanaan Supervisi
Axial Coding
Keterangan Tema
(Subtema)
Tabel 5. Hasil Coding Wawancara Area Supervisi Responden 1 Motivasi kurang
Axial Coding Kurang Terdapat
Keterangan Tema bersemangat hambatan
(Subtema)
Perawat dan askep melakukan internal dan
yang bertugas, supervise eksternal
masalah yang Apresiasi dari pihak tentang
dihadapi, meliputi manajemen pelaksanaan
semua uni yang terhadap supervisor supervise.
Responden 1 memberikan dirasa masing Hambatan
Responden 2
pelayanan kesehatan kurang, khususnya nternal meliputi:
mulai poliklinik, dalam hal demotivasi.
hemodialisa, UGD, Belum ada honorarium Hambatan
ICU, dan bangsal kesamaan Beban kerja di eksternal
rawat inap pemahaman rumah sakit selain meliputi: beban
Perawat dan askep antar supervisor sebagai supervisor kerja ganda,
yang bertugas, tentang area yang dirasa cukup apresiasi dan
Responden 2 tempat supervise supervisi berat honorarium
yakni UGD, dan Tidak senang yang dirasa
bangsal rawat inap Responden 3 menjadi supervisor kurang.
Perawat dan askep Tidak ada motivasi
yang bertugas,
tempat supervise Tabel 7. Hasil Coding Wawancara Program Monitor
Responden 3
yakni UGD, ICU, Evaluasi Supervisi
dan bangsal rawat Axial Coding
Keterangan Tema
inap (Subtema)
Belum ada evaluasi
antara supervior
Responden 1 dan pihak Belum ada
manajemen RS program monitor
sampai saat ini dan evaluasi
Hambatan Pelaksanaan Supervisi
Tidak jelas dan pelaksanaan
Responden 2 belum pernah supervise oleh
Data penelitian mengenai hambatan pelaksanaan diadakan pihak
supervisi diperoleh dari hasil wawancara terhadap Belum ada kegiatan manajemen
supervisor. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada monitor evaluasi rumah sakit.
Responden 3
tabel 6. Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa pada atau follow up dari
pelaksanaan supervisi keperawatan di RSUD manajemen RS
Panembahan Senopati Bantul terdapat hambatan
pelaksanaan yang berupa hambatan internal dan Monitor dan Evaluasi Supervisi
eksternal. Hambatan internal meliputi faktor motivasi
yang kurang dan bahkan cenderung menurun Data mengenai program monitor evaluasi
(demotivasi), sedangkan hambatan eksternal berupa supervisi dapat dilihat pada tabel 7. Berdasarkan tabel 7
beban pekerjaan lain di rumah sakit selain sebagai diketahui bahwa ketiga responden penelitian sama-
supervisor (ada beban kerja ganda) serta apresiasi sama menyebutkan bahwa selama ini belum ada
rumah sakit khususnya yang berupa honorarium masih kegiatan monitor atau follow up supervisi keperawatan
dirasa kurang. di RSUD Panembahan Senopati Bantul sehingga hal ini
menjadi tema yang dapat diambil dari hasil wawancara
| 53 | Harmatiwi dkk. – Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Keperawatan…

Bagan 1. Rekapitulasi Hasil Penelitian

tentang program monitor evaluasi bahwa belum ada keperawatan di RSUD Panembahan Senopati Bantul
program monitor dan evaluasi pelaksanaan supervisi berupa hambatan internal dan eksternal. Hambatan
keperawatan oleh pihak manajemen rumah sakit. Hasil internal berupa faktor demotivasi, sedangkan hambatan
penelitian disajikan satu dalam bagan 1. eksternal yakni beban pekerjaan ganda dan peng-
hargaan rumah sakit kepada supervisor dirasa masih
kurang, khususnya dalam hal honorarium. Belum
terdapat program rutin dan berkala tentang monitor dan
SIMPULAN evaluasi kegiatan supervisi keperawatan di RSUD
Panembahan Senopati Bantul karena belum terdapat
Berdasarkan hasil penelitian tentang evaluasi peraturan atau kebijakan yang mengaturnya.
pelaksanaan supervisi keperawatan di RSUD Panem-
bahan Senopati Bantul dapat diambil kesimpulan
supervisi dilaksanakan sebanyak 17 kali dari 67
supervisi yang terjadwal (25,46%). Berdasarkan hasil DAFTAR PUSTAKA
observasi pelaksanaan supervisi ditemukan tingkat
ketidakpatuhan supervisor dalam menjalankan super- 1. Aditama, Chandra Yoga. (2004). Manajemen
visi sesuai SOP yang tinggi, yakni terdapat 9 item AdministrasiRumah Sakit. Jakarta: Penerbit
penilaian yang tidak patuh dari 15 item yang dinilai Universitas Indonesia (UI-Press)
pada checklist observasi. Supervisi keperawatan di 2. Ahaddyah, Rachma Melati. (2012). Analisis
RSUD Panembahan Senopati Bantul belum dilaksa- Pelaksanaan Supervisi Keperawatan di RSUD Kota
Depok tahun 2012. Program Ilmu Kesehatan
nakan dengan seharusnya. Supervisi keperawatan di
Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat
RSUD Panembahan Senopati Bantul menurut hasil Universitas Indonesia.
wawancara dengan supervisor dilaksanakan dengan 3. Badi’ah, Atik. (2009). Hubungan Motivasi Perawat
teknik langsung dan tidak langsung sekaligus, dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD
sedangkan menurut hasil observasi, mayoritas Panembahan Senopati tahun 2008. Poltekes
dilaksanakan dengan teknik tidak langsung saja. Hal ini Kesehatan Yogyakarta.
menunjukkan kebelumpahaman supervisor tentang 4. Bara, M. (2014). Hubungan Motivasi Perawat dengan
kegiatan supervisi dan uraian tugas supervisor. Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Supervisi keperawatan di RSUD Panembahan di Ruang Rawat Inap RSUD Pasar Rebo. Jurnal Health
Senopati Bantul belum menjangkau seluruh area Quality Vol 5 No 1. Halaman 1-66
supervisi yang telah ditetapkan. Hambatan supervisi
Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit, 6 (1), 47-54 | 54 |

5. Depkes R.I. (2008). Modul Manajemen dan Pemberian Pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.
Asuhan Keperawatan di Unit Ruang Rawat Rumah Medan : Universitas Sumatera Utara.
Sakit. Bandung: Depkes 16. Navsia, Natasia. (2014). Faktor yang Mempengaruhi
6. Gibson. (2000). Organisasi, Perilaku, Struktur dan Kepatuhan Pelaksanaan SOP Asuhan Keperawatan di
Proses. Alih bahasa: Maya Sari. Edisi ke-5. Cetakan ICU-ICCU RSUD Gambiran Kota Kediri. Program
ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga. Magister Manajemen Rumah Sakit. Fakultas
7. Gillies, D.A. (1996). Nursing manajement : system Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
approach. Chigago : Lippincott Company. 17. Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan: Aplikasi
8. Hasibuan, Malayu. (2003). Manajemen : Dasar, dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta:
Pengertian dan Masalah. Jakarta : PT Bumi Aksara. Salemba Mediaka
9. Huber, D. (2006). Leadership and Nursing Care 18. Purweni, Sri. (2015). Perbedaan Tingkat Kepuasan
Management. 3rd. Philadelphia: W.B. Saunders dan Kinerja Perawat terhadap Penerapan Supervisi
Company. Langsung dan Tidak Langsung di RS Islam Sultan
10. Idayu, Widyana. (2012). Hubungan Motivasi Kerja Agung Semarang. Tesis. Program Studi Ilmu
dengan Kinerja Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan. Universitas Diponegoro Semarang.
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit 19. Robbins, Stephen. (2006). Perilaku Organisasi. Edisi
Umum Daerah Langsa. Program Studi Keperawatan. Terjemahan. Jakarta : Erlangga
Universitas Sumatera Utara. 20. Siregar, Marni. (2008). Pengaruh Motivasi Terhadap
11. Ilyas, Y. (2002) Kinerja: Teori penilaian dan Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap.
penelitian. Jakarta: FKM UI. Diambil pada tanggal 10 Desember 2015 dari
12. Manullarang. (2001). Manajemen Personalia. http://library.usu.ac.id/index.php?option=com_journal
Yogyakarta. Gajah Mada University Press. _review&id=13824&task=view
13. Moerdiyanto. (2004). Teknik Monitoring dan Evaluasi 21. Sudaryanto, A &Supratman. (2008). Model-Model
dalam Rangka Memperoleh Informasi untuk Supervisi Keperawatan Klinik. Diambil pada tanggal
Pengambilan Keputusan Manajemen. Jakarta. 29 Mei 2016 dari
14. Mua EL. (2011). Peningkatan Kepuasan dan Kinerja http://eprints.ums.ac.id/1132/1/4h.pdf.
Perawat Melalui Supervisi Kepala Ruangan. Jurna 22. Wiyana, Muncul. (2008). Supervisi dalam
Keperawatan Indonesia,14(3), 171-178. Keperawatan. Diambil pada tanggal 10 Juni 2016. Dari
15. Nainggolan, Mei J (2010). Pengaruh Pelaksanaan http://www.akpermadiun.ac.id/index.php?link=artikel
Supervisi Kepala Ruangan terhadap Kinerja Perawat dtl.php&id=3

You might also like