Professional Documents
Culture Documents
Def in Is I Entrepreneurship
Def in Is I Entrepreneurship
net/publication/313433640
CITATIONS READS
0 2,366
1 author:
Margo Purnomo
Universitas Padjadjaran
28 PUBLICATIONS 6 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Margo Purnomo on 08 February 2017.
Oleh:
Margo Purnomo
Staf Pengajar Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis FISIP UNPAD
Pembina Yayasan Rumah Kewirausahaan dan Pengembangan Diri
ABSTRACT
Entrepreneurship becomes an interesting subject. This interest is driven by
several reasons. Among them is the pressure of the crisis, government programs, as well
as public demand for entrepreneurship either as interest or because the public uses to
support entrepreneurship education careers and their lives. However, whether the high
interest in entrepreneurship at the high rate of creation of new companies? And whether
they mean the same? In the sense that a person is self-employed when he founded the
company.
With regard to entrepreneurship and enterprising (business creation) in view of
the experts there are differences in perspective. Of the second term, there are experts
who think the same entrepreneurship and there is also a look at them differently. This
occurs because the field of entrepreneurship is growing. Attempts to define
entrepreneurship experts were much taken from different perspective. When steeped in
entrepreneurship, the authors found there were some problems and challenges in
defining entrepreneurship. The basic question is: "what are we talking about when we
talk about 'being' named entrepreneurship?" The answer to this question however, has
been and still is unclear, pending and overlap with other sub-fields.
In connection with the fact that entrepreneurship is currently studied in several
different disciplines and different opinions about its meaning was eventually emerge. In
this study the author discusses the definition of entrepreneurship is based on three views,
namely trait approach, behavioral approach and opportunity identification approach).
pandang feminist. Dalam peduli pada sumber daya yang saat ini
keanekaragaman persfektif tersebut sedang dikendalikan. Dalam pengertian
akhirnya kita bertanya, apakah ini, entrepreneurship seperti yang
entrepreneurship itu merupakan cabang dikatakan Kuratko dan Hodgetts (2004)
disiplin keilmuan tersebut di atas atau yaitu merupakan proses dinamis visi,
bukan? Jadi apa itu entrepreneurship? perubahan, dan penciptaan. Sedangkan
Sudah beberapa dekade upaya enterprising sendiri menurut keduanya
penelitian yang signifikan telah adalah kemampuan untuk menggunakan
dicurahkan untuk memahami usaha yang terorganisir guna
entrepreneurship. Yang dibuktikan oleh menciptakan nilai, dan penciptaan nilai
proliferasi jurnal kewirausahaan, asosiasi adalah entrepreneurship. Sehingga
profesional, bahkan konferensi dengan entrepreneurship dan enterprising
tingkat legitimasi akademik. Namun, dianggap sama serta istilahnya dapat
ulasan terakhir penelitian saling menggantikan.
entrepreneurship telah mengindikasikan Para ahli yang membedakan
kurangnya kesepakatan definisi entrepreneurship dengan enterprising
entrepreneurship sebagai bidang studi diantaranya adalah Mason (2000).
(Gartner, 1989). Kurangnya definisi Menurutnya, enterprising melibatkan
entrepreneurship yang diterima dengan langkah-langkah yang mendorong
baik sebagai bidang studi, dapat seseorang menjadi entrepreneur dan
menimbulkan masalah penelitian dalam melengkapi seseorang tersebut dengan
hal mengidentifikasi apa saja yang akan keterampilan-keterampilan yang
dipelajari dan mengapa dipelajari diperlukan guna kesuksesan bisnisnya.
(Venkataraman, 1997). Sebagai contoh, Inti enterprising adalah tentang
Markku (2002) menunjukkan bahwa penentuan peluang, menciptakan ide-ide
kurangnya kesepakatan dasar mengenai baru dan memiliki kepercayaan diri dan
siapa itu entrepreneur telah menyebabkan kemampuan untuk mengubah ide-ide
pemilihan sampel "entrepreneur" yang baru tersebut menjadi karya nyata
tidak homogen. Berikut adalah upaya (Nixon, 2004). Dengan kata lain, bagi
yang dapat kita lakukan untuk memahami sebagian orang, enterprisisng adalah
entrepreneurship. tentang „a culture of making things
ENTREPRENEURSHIP, better’ (Kobia & Sakalieh, 2010). Secara
ENTERPRISING dan OPPORTUNITY singkat Chitty (2009) menekankan bahwa
Coulter (2001) melihat istilah enterprising mendahului
entrepreneurship dan enterprising enterpreneurship. Selebihnya Chitty juga
sebagai istilah yang tidak ada bedanya. berpendapat bahwa seorang enterprising
Serupa dalam makna dan praktek. individuals akan memahami posisi
Coulter berpandangan bahwa mereka pada waktu dan tempat yang
entrepreneurship adalah proses dimana tepat serta memiliki ide yang baik atas
seorang individu atau sekelompok apa yang sebaiknya terlihat. Mereka juga
individu menggunakan upaya dan sarana memiliki keberanian, kepercayaan diri,
yang terorganisir untuk mengejar peluang keterampilan, organisasi dan dukungan
guna menciptakan nilai dan pertumbuhan untuk mengambil tindakan guna
dengan cara memenuhi keinginan- mempersempit kesenjangan antara posisi
keinginan dan kebutuhan-kebutuhan mereka dengan posisi di mana mereka
melalui inovasi dan keunikan, serta tidak sebaiknya menjadi. Dalam hal ini, setelah
69
Jurnal Bisnis Indonesia Vol. 1 No. 2 Agustus 2010
berkenaan dengan keinginan seseorang dan lokus kendali di atas, maka penulis
untuk mengukur sebelum ia terlibat melihat bahwa kesuksesan kinerja
dalam aktivitas yang memiliki resiko pengambilan resiko bagaimanapun juga
(Shane, 2007). Seseorang yang memiliki merupakan interaksi antara individu,
RTP tinggi cenderung akan peluang dan lingkungan.
mengeksploitasi peluang entrepreneurial, Pada mazhab ini terlihat bahwa
karena keberanian menanggung resiko ada hubungan antara pendekatan sifat
adalah aspek fundamental dalam dengan entrepreneurship. Para
entrepreneurship (Schere, 1982; Wu, entrepreneur adalah individu yang
1989; Amit, et al., 2003; Begley, 1995; memiliki sifat-sifat tertentu seperti telah
Van Praag dan Cramer, 2001; Stewart dan dijelaskan di atas. Namun pendekatan
Roth, 2001, Orser et al., 2011). Misalnya, sifat ini memperoleh pertanyaan,
mereka meninggalkan posisi sebagai top misalnya dari Miller (1998). Ia
eksekutif di sebuah perusahaan dan berargumen bahwa jika pendekatan sifat
memutuskan untuk menginvestasikan memunculkan karakteristik umum para
bahkan meminjam uang guna mendirikan entrepreneur maka mereka yang tidak
dan mengelola perusahaan sendiri dengan memiliki karakteristik umum itu tidak
masa depan yang tidak pasti. Stewart dan termasuk dalam entrepreneur. Padahal
Roth (2001) juga melaporkan bahwa RTP setiap individu memiliki potensi
pada entrepreneur lebih tinggi daripada karakteristik sebagai entrepreneur.
manajer. Sehingga Gartner (1989) lebih keras lagi
Meskipun demikian, Sexton dan berargumen bahwa pendekatan sifat
Bowman (1985) berpandangan bahwa berupaya mencari jawaban atas
entrepreneur dan manajer itu sama saja. pertanyaan penelitian yang salah “siapa
Mereka sama-sama pengambil resiko itu entrepreneur?”. Berdasarkan
moderat terhadap resiko yang sedang penelitian terbaru, Rauch dan Frese
mereka hadapi. Karena Markku (2002) (2007) menunjukkan bahwa factor-faktor
menunjukkan bahwa setiap individu kepribadian berperan dalam menjelaskan
memiliki gaya kognitif yang berbeda penciptaan sebuah bisnis.
dalam menyikapi pengambilan resiko. Sampai sekarang jelas terlihat
Pendapat lain juga menyatakan bahwa bahwa sifat-sifat psikologis masih
adalah berbeda antara tindakan menjadi perdebatan dan evaluasi.
mengambil resiko (act of risk taking) Sehingga kurang baik bagi kita untuk
dengan aktif mencari pekerjaan beresiko membedakan entrepreneur dengan
(actively seeking risk assignment) (Kobia manajer atau populasi lain. Para peneliti
& Sakalieh, 2010). Disini terlihat adanya pun masih belum mengetahui dengan
ketidakesepakatan dalam atribut pasti sifat kepribadian apa yang
pengambilan resiko entrepreneurial. membedakan antara entrepreneur dengan
Memang benar bahwa entrepreneur pemilik usaha mikro kecil dan menengah.
cenderung akan mengambil resiko yang Sifat apa saja yang dominan
lebih tinggi daripada yang lain. Tapi mengarahkan seseorang menciptakan
dengan seperti itu, jadi perlu ada yang bisnis. Pada tahap apa sifat-sifat itu
menetapkan siapa yang memiliki kinerja nampak dalam fase kehidupan seseorang.
pengambilan resiko yang lebih baik Dan terakhir ada juga peneliti yang
dalam aktivitas entrepreneurial. Jika menganggap bahwa suatu sifat tertentu
mengacu pada penjelasan atribut NFA
74
Jurnal Bisnis Indonesia Vol. 1 No. 2 Agustus 2010