Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 4
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA Jalan MH. Thamrin No. 8, Jakarta 10340 - INDONESIA Telp. +62 21 23951100, email : kemenkomaritim@maritim.go.id Jakarta,g November 2018 Nomor UND- /95 /Deputi 1/Maritiov/x1/2018, Lampiran : 4 (satu) Berkas Hal Rapat Koordinasi Penanganan Penangkapan Ikan dengan Cara Destruktif Kepada Yth. Daftar Undangan Terlampir die TEMPAT Praktek penangkapan ikan dengan cara destruktif oleh nelayan Indonesia sampai saat ini masih sering terjadi. Bahan yang sering digunakan biasanya (a) Bahan Peledak; (b) Racun Sianida; (c) Pukat Hela (Hela Dasar, Hela Pertengahan, Hela Kembar Berpapan, Hela Dorong); (d) Pukat Tarik (Tarik Pantai, Tark Berkapal) dan (e) Setrum, hal ini menyebabkan rusaknya terumbu karang dan ekosistem lainnya di laut. Khusus untuk bahan peledak biasanya dibuat dari Ammoniun Nitrate yang dimpor dari Malaysia dan Malaysia mengimpor dari Perancis dan informasi terbaru bahwa detonatomya bisa dibeli secara illegal yang disinyalir didatangkan dari india. Penyalahgunaan bahan peledak dalam praktek penangkapan ikan seperti ini tidak bisa dibiarkan terus terjadi, harus dicarikan alternatif solusi yang bisa diterima olen semua pihak terutama masyarakat nelayan karena sampai saat ini hampir di semua wilayah perairan Indonesia teridentifikasi praktek penangkapan ikan menggunakan bahan peledak sebagaimana tersebut di atas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Kemariiman, pada tanggal 11 Januari 2018 telah mengadakan rapat koordinasi dengan mengundang Kementerian/Lembaga terkait (POLAIRUD, KKP, BAKAMLA, Ditjen Bea dan Cukai, TNI-AL) guna membahas praktek-praktek penangkapan ikan secara destruktif sebageimana dimaksud, namun rakor tersebut belum membuahkan hasil karena belum melibatkan pemerintah daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota yang menjadi lokasi Kegiatan tersebut Berdasarkan informasi yang diperoleh dalam rakor tersebut, salah satu kendala yang dinadapi dalam penanganan praktek penangkapan ikan dengan cara destruktif adalah karena masih minimnya keterlibatan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota dalam penanganan pesisir karena kewenangannya ditarik ke Pemerintah Provinsi berdasarkan Undang-Undang No.23 tentang Pemerintahan Daerah, disisi lain pemerintah provinsi tidak mempunyai cukup kemampuan untuk menjaga semua wilayah pesisir yang begitu luas karena kurangnya sarana dan prasarana. Untuk mendapatkan data dan informasi terkait dengan keterlibatan Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam penanganan praktek penangkapan ikan dengan cara destruktif, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman telah mengadakan rapat koordinasi dengan jajaran Pemerintah Kabupaten/Kota dan instansi terkait dalam lingkup Pemerintah Provinsi Papua Barat pada tanggal 12 Agustus 2018 bertempat di Raja Ampat. Dalam rangka melengkapi data dan informasi yang telah diperoleh pada rakor tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Kemariiman akan menyelenggarakan Rapat Koordinasi dengan mengundang Kementerian/Lembaga terkait_ dan Pemeintah Kabupaten/Kota dan instansi terkait di lingkup Provinsi Nusa Tenggara Timur. Berkenaan dengan hal tersebut, kami mengundang Saudara untuk hadir pada rapat koordinasi yang akan diadakan pada: HariTanggal_: Kamis, 22 November 2018 Waktu Pukul 09,00 WITA — selesai (sesuai agenda terlampir) Tempat Aula Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mengingat pentingnya acara dimaksud, diharepkan partisipasi Saudara di acara dimaksud. Adapun biaya perjalan dinas dibebankan pada instansi_masing-masing Konfirmasi kehadiran dapat disampaikan paling lambat pada tanggal 19 November 2018 kepada Sdr. JA Maulidan di nomor hp: +6285340099399, atau alamat email asdepdua.d‘maritim@amail.com. Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasi ‘Tembusan, disampalkan kepada Yth: Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim (sebagai laporan). Nomor UND- /9@!Deputi 1/Maritim/X1/2018 Lampiran —: 1 (satu) Berkas Tanggal —: _g November 2018 Daftar Undangan: A. Pemerintah Pusat 4. Direktur Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan; Sekrearis Utama Badan Keamanan Laut; Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktur Jenderal Bea Cukai, Kementerian Keuangan; Kepala Staf TNI Angkatan Laut; Kakorpotairud Baharkam Potri OAaeN B. Pemerintah Daerah 4. Kepala Dinas Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Timur 2. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Timur, 3. Kepala Bappeda Provinsi Nusa Tenggara Timur; 4. Direktur Pol Air- Polda Nusa Tenggara Timur, 5. Kepala Beacukai Provinsi Nusa Tenggara Timur; 6. Kepala BKSDA Provinsi Nusa Tenggara Timur, 7. Kepala Badan Keamanan Laut Provinsi Nusa Tenggara Timur; 8 Daniantamal Vil Kupang: 9. Kepala Dinas Perikanan Kota Kupang; 10. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kupang 11. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Bolu; 12. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Alor, 13, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Flores Timur; 44. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Sikka; 15, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Ende ; 16. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Ngada; 417. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Manggaral, 18. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Sumba Timur, 49. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Sumba Barat; 20. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Lembata; 21. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Rote dao; 22. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Manggarai Barat; 23, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Nagekeo; 24, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Sumba Tengah; 25. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Sumba Barat Daya; 26. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Manggarai Timur, 27. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Sabu Rajua; 28. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Malaka; 29. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Timur Tengah Selatan; 30. Kasatpol Air Polres Manggerei; 31. Kasatpol Air Polres Ende; 32. Kasatpol Air Polres Rote; 33. Kasatpol Air Polres Alor; 34. Kasatpol Air Polres Belu; 38. Kasatpol Air Polres Lombok; 36. Kasatpol Air Polres Sumba Barat.

You might also like